Jalan Lingkar, Pentingkah?

Page 1

>> JALAN LINGKAR, PERLUKAH?

| EDISI 181/TAHUN IV  2 - 8 SEPTEMBER 2016


>> JALAN LINGKAR, PERLUKAH?

Pemimpin Redaksi Hary B Kori’un Wakil Pemimpin Redaksi Menrizal Nurdin, Furqon LW Redaksi Hary B Kori’un, Menrizal Nurdin, Furqon LW, Kunni Masrohanti, Gema Setara, Adrian Eko Layout Wan Sarudin Online Yendrizal Iklan/Pemasaran (62-761) 64633 Presiden Komisaris Rida K Liamsi Presiden Direktur: Makmur Kasim General Manager Zulmansyah Sekedang Wakil General Manager Asnida Syukur General Manager Online Raja Isyam Azwar Alamat Redaksi Graha Pena Riau Lantai 3, Jalan HR Subrantas KM 10,5 Pekanbaru, Telp (62-761) 64633, Fax (62-761) 64640, e-mail: majalah_riaupos@yahoo.com

FOTO: GEMA SETARA/RIAU POS

| EDISI 181/TAHUN IV  2 - 8 SEPTEMBER 2016


>> JALAN LINGKAR, PERLUKAH?

LIPUTAN UTAMA

Jalan Lingkar, Pentingkah? LAPORAN: ERWAN SANI (PEKANBARU)

UNTUK MEMBUKA ISOLASI KAMPUNGKAMPUNG DI PINGGIR PEKANBARU, PEMBANGUNAN JALAN LINGKAR SANGAT PENTING. DENGAN BEGITU, EKONOMI RAKYAT DIHARAPKAN IKUT TERDONGKRAK.

| EDISI 181/TAHUN IV  2 - 8 SEPTEMBER 2016


>> JALAN LINGKAR, PERLUKAH?

HALAMAN 2

DEBU beterbangan di panas

yang terik, Jumat (26/8/2016) siang pekan lalu. Lalu-lalang truk menjadi penyebab beterbangannya debu-debu itu. Memang jalan lingkar yang di bangun Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru itu belum siap 100 persen, namun badan jalan itu sudah bisa dilewati baik dengan mengguna kendaraan roda dua maupun roda empat. Bagi pengendara sepeda motor, terkadang mereka harus menutupi mulut dan hidung dengan menggunakan masker agar tidak terhirup debu-debu yang beterbangan itu. Walau sudah menjadi keseharian mereka melewati jalan itu, namun menjaga kesehatan tetap menjadi prioritas yang harus mereka lakukan. ‘’Tidak apa-apalah Pak, kami hanya berharap semoga Pemko Pekanbaru segera menuntaskan pekerjaan pembangunan jalan ini. Biasalah kalau pekerjaan belum selesai kondisinya seperti ini, berdebu dan sangat mengganggu kami pengguna sepeda motor,’’ ujar seorang pengendara sepeda motor, Roni Candra, di lingkar di Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru. Roni yang memiliki kebun di kawasan itu mengatakan, pembangunan jalan lingkar ini sangat mereka dukung, terlebih dahulu kawasan ini sangat terisolasi dan jauh dari kata pembangunan. Padahal jika kawasan ini dikelola dengan baik dan akses jalannya dibangun dengan baik pula akan memudahkan masyarakat untuk menjual hasil kebunnya di kota. ‘’Kami sangat bersyukur atas pembangunan jalan lingkar ini. Karena hasil perkebunan bisa kami bawa ke kota untuk dijual. Kalau dahulu sangat susah karena kondisi jalannya sangat tidak mendukung. Kami hanya berharap pembangunan jalan ini segera dituntaskan,’’ ujarnya. Pernyataan yang sama dilontarkan warga lainnya, Rahmat Kurniawan. Menurutnya, kawasan Tenayan Raya ini harus dikembangkan dengan baik, hendaknya pembangunan tidak hanya di lakukan di kawasan tertentu saja seperti di Panam, Bukit Raya, dan sebagainya. Di kawasan-kawasan itu sudah penuh, jangan di paksa lagi melakukan

pembangunan. ‘’Mungkin dengan terbangunnya jalan akses berupa jalan lingkar ini akan banyak investor yang berminat menanamkan investasinya dengan mengembangkan kawasan Tenayan Raya menjadi kawasan yang lebih maju lagi,’’ ujarnya. Dia yakin, jika pembangunan jalan lingkar dan pembangunan pusat perkantoran Pemko Pekanbaru selesai dibangun kawasan ini akan berkembang pesat, tidak terisolasi seperti dulu lagi. ‘’Kalau dulu kami sangat susah. Untuk membawa hasil perkebunan ke kota guna dijual sangat susah karena jalan akses itu sangat tidak memungkinkan,’’ ujarnya. Menurutnya, kebijakan-kebijakan seperti in, i dengan membuka isolasi kampung-kampung yang ada yang harus didukung oleh siapapun. Sebab jika suatu kampung isolasinya bisa diretas maka kampung itu akan berkembang dengan baik dan tentunya akan membawa efek domino berupa kesejahteraan masyarakatnya. ‘’Efek dari pembangunan jalan lingkar ini pasti ada. Masyarakat akan mudah membawa hasil perkebunannya ke kota guna dijual, karena hasil dagangannya laku terjual tentu akan meningkatkan kesejahteraan hidup rakyat. Karenanya kami sangat mendukung kebijakan yang dilakukan Pemko Pekanbaru yang berpihak kepada rakyat seperti pembangunan jalan ini,’’ ujarnya.

SANGAT MEMBANTU

Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru terus berupaya mengurai kemacetan di tengah kota, dengan mempercepat pembangunan jalan lingkar di pinggiran kota. Di antaranya untuk pembangunan jalan lingkar dari Jalan Lintas Timur menuju ke Jalan Badak, Kecamatan Tenayanraya dengan panjang 3,6 Km. Kemudian juga bakal dilanjutkan pembangunan jalan lingkar dari jembatan Siak V Tebingtinggi Okura menuju Jalan Tol Pekanbaru Dumai dengan panjangnya 12,5 Km. Berbagai pernyataan masyarakat terkait rencana pembangunan jalan lingkar yang dilakukan Pemko Pekan-

| EDISI 181/TAHUN IV  2 - 8 SEPTEMBER 2016

baru tersebut. Seperti disampaikan Dodi Susanti pemilik tanah yang teletak di tepi jalan dengan lebar 70 meter kepada Swarnadwipa. Bahwa upaya pemerintah tersebut sangat membantu masyarakat. ‘’Kami malah senang tak dilakukan ganti rugi sebab lahan atau tanah kami tak hilang. Kan semua tahu kalau tanah kita berada di tepi jalan koridor atau jalan protokol akan ada harga,’’ jelas Susanti. Selama ini dirinya tak menyangka kalau tanahnya tersebut bakal berada di pinggir jalan. ‘’Makanya saat ada pemberitahuan dari RT dan RW juga pihak kelurahan saya agak terkejut. Makanya sudah diberitahu langsung menuju ke lahan dan menyerahkan SKGR kepada pihak kelurahan agar dinaikan menjadi sertifikat,’’ jelas warga yang memilik tanah di Kecamatan Tenayanraya atau di daerah Kelurahan Saik tersebut. Hal serupa disampaikan Ujang (40), warga Kelurahan Sail, Kecamatan Tenayanraya. Menurut dia, dengan dibukanya jalan lingkar secara otomatis membuat daerah tersebut tak terpinggirkan lagi. Dengan adanya jalan lingkar tersebut secara otomatis membuka akses pembangunan. ‘’Yang selama ini fokus pembangunan di tengah kota, tapi sekarang sudah bisa dirasakan masyarakat pinggiran kota. Jadi kami tak terpinggirkan lagi,’’ jelasnya. Sejak dimulainya pembangunan jalan lingkar dan telah dimulainya pembangunan kantor walikota baru membuat warga yang ada di Kecamatan Tenayanraya berbesar hati sebab sudah lama merasa menjadi warga pinggiran kota. ‘’Kami berharap kantor wali kota baru segera difungsikan dan kami yakin Tenayanraya akan menggeliat pembangunannya. Sebab pusat pemerintahan kota ada di Tenayanraya,’’ harapnya.

TINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI

Lurah Kulim, Kecamatan Tenayanraya, M Zakir SSos, menjelaskan, dengan dimulainya pembangunan ruas jalan lingkar oleh Pemko secara


>> JALAN LINGKAR, PERLUKAH? otomatis meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerahnya. Dikatakannya lagi, sebelum adanya jalan lingkar sepanjang 3,5 meter yang ujungnya hingga ke Jalan Badak, masyarakat sulit mengeluarkan hasil pertaniannya. Perlu diketahui pada umumnya masyarakat atau warga yang ada di Kelurahan Kulim mayoritas bertani, terutama warga yang menanam ubi kayu atau singkong, semangka, dan jagung. Sejak adanya jalan tersebut, hasil pertanian mudah keluar dari lahan warga tersebut. ‘’Dulu hanya jalan setapak dan tanah, sekarang sudah aspal. Jadi kami sangat berterima kasih karena masyarakat sangat terbantu,’’ jelasnya. Dikatakan dia, berdekatan dengan jalan lingkar tersebut terdapat 343 persil lahan milik warga Kelurahan Kulim. Sebagian sudah ada rumah di daerah tersebut. Dulunya hanya ada satu RW 09 dan sekarang sudah menambah satu RW 24. ‘’Terus terang masyarakat sangat mendukung, walaupun lahannya tak diganti rugi,’’ jelasnya.

HALAMAN 3 Dalam kesempatan itu, Zakir juga menegaskan bahwa dirinya pernah bertanya-tanya kepada warga di Kelurahan Kulim. Ternyata harga tanahnya naik menjadi 10 kali lipat dari biasanya. ‘’Dulu harga tanah per meter Rp10 ribu namun sekarang tanahnya per meter Rp100 ribu. Jadi luar biasa kenaikannya dari sebelum dibangunnya jalan lingkar,’’ jelasnya.

DPRD DUKUNG PENUH

Anggota DPRD Kota Pekanbaru H Tarmizi Ahmad menegaskan bahwa dengan dibangunnya jalan lingkar di Kecamatan Tenayanraya, Tebingtinggi Okura hingga ke Rumbai, sangat membuka isolasi. Semakin mendekatkan jarak antara warga pinggiran dengan Kota Pekanbaru. ‘’Jadi ini bukti bahwa daerah pinggir tak lagi menjadi anak tiri. Pemko benarbenar memperhatikan daerah pinggir sekarang ini,’’ jelas Tarmizi Ahmad. Selain itu dirinya juga yakin dengan dipercepatnya pembangunan jalan

Jalan Lingkar Tenayan Raya KM 70. GEMA SETARA/RIAU POS

| EDISI 181/TAHUN IV  2 - 8 SEPTEMBER 2016

lingkar di daerah Tenayanraya tersebut secara otomatis mengurai kemacetan yang ada di tengah kota. Dengan adanya jalan lingkar tersebut masyarakat yang tinggal di Kulim tak perlu lagi melintas di Jalan Imam Munandar atau Parit Indah. Tapi bisa melalui jalan lingkar yang bisa diakses langsung ke pusat kota. ‘’Makanya pembangunan jalan lingkar itu sangat kita dukung,’’ jelas Wakil Ketua Komisi I DPRD Kota Pekanbaru ini lagi. Dengan adanya akses jalan tersebut secara otomatis eko­nomi masyarakat akan meningkat. ‘’Kita yakin dalam waktu dekat banyak dibangun perumahan maupun rumah toko di sepanjang jalan itu nantinya. Selain itu masyarakat juga mudah mengeluarkan hasil pertaniannya hingga ke pusat kota,’’ jelas Tarmizi Ahmad.

MENGGUNAKAN SISTEM KT

Sebelumnya, Wali Kota Pekanbaru H Firdaus ST MT mengatakan, untuk pembebasan lahan terase ruas jalan


HALAMAN 4

>> JALAN LINGKAR, PERLUKAH?

lingkar luar Pekanbaru, disebutkan menggunakan sistem konsolidasi tanah (KT), bukan sistem ganti rugi. Pembebasannya lebih kepada KT, karena untungnya KT ini ada keharmonisan ruang, dan juga ada keindahan. ‘’Semua diuntungkan, tanah tidak hilang, hanya luasnya berkurang, kemudian letak tanahnya jadi strategis semua, karena di tata ulang. Ini keuntungangnya dan harga tanah menjadi mahal,’’ ujarnya. Selanjutnya, jika sistem ganti rugi, Pemko hanya membayar yang dipakai, dan bentuk tanah itu tidak akan bagus, centang-perenang, ada yang menyiku, menyudut, ada yang kecil dan luas, dan tidak beraturan, dan masyarakat akan dirugikan. ‘’Maka kami pilih sistem KT yang menguntungkan semua pihak, dan teratur pembangunan kota ini,’’ kata mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Riau ini lagi.***

Semua diuntungkan, tanah tidak hilang, hanya luasnya berkurang, kemudian letak tanahnya jadi strategis semua, karena di tata ulang. Ini keuntungangnya dan harga tanah menjadi mahal H FIRDAUS ST MT Walikota Pekanbaru

Sebagian sudah proses rigid beton. GEMA SETARA/RIAU POS

| EDISI 181/TAHUN IV  2 - 8 SEPTEMBER 2016


>> JALAN LINGKAR, PERLUKAH?

HALAMAN 5

Keperluan Pembangunan Berkelanjutan JALAN LINGKAR MENJADI SATU SOLUSI PEMBANGUNAN KOTA. INI AKAN MENJADI SEBUAH KEPERLUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN HINGGA TARGET MASA DEPAN. SEBAGAI kota dengan tujuan

investasi yang cukup besar, Pekanbaru menjadi tujuan dan kunjungan masyarakat. Arus lalu lintas dari berbagai penjuru daerah baik dengan tonase rendah maupun berat selalu melintas dalam wilayah kota. Jika kendaraan dengan tonase ringan melewati wilayah kota tidak menjadi masalah, namun ketika kendaraan dengan tonase besar melewati jalur kota menjadi persoalan yang cukup mengkhawatirkan, karenanya pembangunan jalan lingkar menjadi keperluan mendesak yang harus dilakukan. Pembangunan dan realisasi jalan lingkar luar adalah salah satu program strategis Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru. Jalan ini merupakan kebutuhan yang harus ada untuk pembangunan berkelanjutan. Dengan jalan lingkar luar, akses kawasan Pekanbaru, Siak, Kampar, dan Pelalawan (Pekansikawan) akan menjadi lebih baik lag.i Kota Pekanbaru sebagai ibukota Provinsi Riau memiliki tekad untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Jalan lingkar luar akan menjadi fondasi dasar bagi kebutuhan jalur transportasi masyarakat dan pendukung denyut nadi ekonomi rakyat. ‘’Kita tidak bermimpi. Seluruh kawasan di Kota Pekanbaru akan

terbuka tidak ada lagi yang terisolasi, serta memberikan jangkauan transportasi yang cepat bagi masyarakat Kota pekanbaru maupun bagi masyarakat dikawasan perbatasan Pekanbaru,’’ ujar Walikota Pekanbaru Dr Firdaus ST MT. Mudah-mudahan dalam tahun 2016 nantinya jalan lingkar luar sudah rampung dan bisa digunakan. ‘’Tinggal lagi peningkatan pembangunan di bidang lainnya seperti transportasi, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan sektor lainnya,’’ katanya. Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Pekanbaru mencatat angka perkembangan pengerjaan rata-rata mencapai di atas 40 persen. ‘’Di Jalan Okura lintas tol Pekanbaru-Dumai yang ditargetkan akan dibangun sepanjang 14,5 km kini sudah terealisasi lebih dari 40 persen,’’ jelas Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Pekanbaru, Zulkifli Harun. Wako menambahkan, Pemko sudah menetapkan proses pembangunan empat ruas jalan lingkar luar dalam kurun dua tahun yakni tahun anggaran 2015 dan 2016. Untuk tahap pertama di tahun 2015 pengerjaannya dimulai dari proses Konsolidasi tanah (KT) hingga pembukaan badan jalan dengan lebar yang ditentukan.

| EDISI 181/TAHUN IV  2 - 8 SEPTEMBER 2016

Untuk membangun dengan sistem KT ini bukan tidak ada kendala ditemui, namun berkat kerjasama tim hingga kesadaran masyarakat khususnya pemilik lahan sejauh ini proses berjalan lancar. ‘’Dengan dibangunnya jalan lingkar luar pada empat titik ini maka daerah yang selama ini terisolasi bisa terbuka dan memiliki akses ke wilayah lain. Dengan demikian hasil pertanian bisa dipasarkan lebih dekat dan memiliki nilai jual,’’ tuturnya. Sementara itu untuk pemerintah, jalan lingkar akan memberikan akses baru mengurai kemacetan dan menghindarkan truk bertonase berat mema­ suki kota. Ini nantinya berdampak pa­da perawatan kapasitas jalan. ‘’Kami optimis semua program pembangunan lingkar luar ini terealisasi sesuai target,’’ tuturnya. Dirincikannya, empat titik lokasi pembangunan jalan lingkar luar tersebut adalah, Jalan Badak Lintas Timur yang panjangnya mencapai 3,6 km, lalu akses jalan Okura Lintas tol Pekanbaru-Dumai panjangnya 14,5 km, di sisi lain ada Lintas Timur arah Kampar panjangnya 4,2 km. ‘’Terakhir bagian empat jalan Teluk Lembu ke Kawasan Industri Tenayan (KIT) termasuk ke lokasi perkantoran baru Pemko panjangnya 5,8 km,’’ singkatnya.(M Ali Nurman)


HALAMAN 6

>> JALAN LINGKAR, PERLUKAH?

Dana Cekak, Dihentikan Sementara SAYANG, KARENA KURANG DANA, PEMBANGUNAN JALAN LINGKAR DIHENTIKAN SEMENTARA. PEMBANGUNAN jalan lingkar yang dilakukan Pemko Pekanbaru khususnya di Kecamatan Tenayanraya mendapat dukungan dari berbagai pihak. Pembangunan jalan ini mendesak dilakukan mengingat dengan pembangunan itu akan bisa membuka isolasi beberapa kampung yang ada di kecamatan itu. Begitu juga dalam pengaturan kendaraan dengan tonase lebih, sehinga truk-truk tidak lagi melintas ke dalam wilayah kota. Sayangnya, pembangunan jalan itu terpaksa dihentikan sementara. Pemko Pekanbaru berkemungkinan besar akan menghentikan sementara proyek pembangunan outer ringroad (jalan lingkar) yang ada di Kota Pekanbaru. Hal ini karena ketersediaan dana yang tak mencukupi dampak dari rasionalisasi anggaran. Di Pekanbaru sendiri saat ini ada empat titik lokasi pembangunan outer ringroad. Yakni Jalan Badak Lintas Timur yang panjangnya mencapai 3,6 km, lalu akses Jalan Okura Lintas Tol Pekanbaru-Dumai panjangnya 14,5 km. Di sisi lain ada Lintas Timur arah Kampar panjangnya 4,2 km dan terakhir jalan Teluk Lembu ke Kawasan Industri Tenayan (KIT) termasuk ke lokasi perkantoran baru Pemko panjangnya 5,8 km. Dikerjakan sebagai proyek multiyears, rata-rata jalan tersebut sudah dikerjakan sebanyak 40 persen.

Pembangunan dan realisasi jalan lingkar luar adalah salah satu program strategis Pemko Pekanbaru. Jalan ini merupakan kebutuhan yang harus ada untuk pembangunan berkelanjutan. Dengan jalan lingkar luar, akses kawasan Pekanbaru, Siak, Kampar, dan Pelalawan (Pekansikawan) akan menjadi lebih baik lagi. Namun, asa agar ringroad ini segera mewujud tertunda. Rasionalisasi yang mempengaruhi keuangan Pemko Pekanbaru juga memberi dampak pada proyek ini. ‘’Belum bisa dikerjakan lagi. Multiyears itu sekarang uang kita tidak ada untuk membayarnya,’’ kata Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (SDA) Kota Pekanbaru Zulkifli Harun. Pemko sudah menetapkan proses pembangunan empat ruas jalan lingkar luar dalam kurun dua tahun yakni tahun anggaran 2015 dan 2016. Untuk tahap pertama di tahun 2015 ‎pengerjaannya dimulai dari proses konsolidasi tanah (KT) hingga pembukaan badan jalan dengan lebar yang ditentukan. Dengan anggaran yang tidak mencukupi, dipastikan penyelesaian juga akan molor. ‘’Tunda bayar pasti, semua, iya. termasuk jalan perkantoran tunda bayar. padahal itu sudah hampir selsai, nanti bulan Agustus sudah diaspal, sudah ada median. Ya sekarang tunda dulu,’’ tuturnya. (M Ali Nurman)

| EDISI 181/TAHUN IV  2 - 8 SEPTEMBER 2016

Belum bisa dikerjakan lagi. Multiyears itu sekarang uang kita tidak ada untuk membayarnya. Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (SDA) Kota Pekanbaru ZULKIFLI HARUN


HALAMAN 7

5,6

3,6

R

ilia r

Rp29 miliar

€ Rp25 m

4,2

 �

Â? Â?

Â? Â Â

7 p3

liar mi

14

Rp36 miliar

­

27

Rp5 5.2 m

Data Jalan Lingkar Pekanbaru

Rp400

miliar lebih

 � � � �

| EDISI 181/TAHUN IV ď Ź 2 - 8 SEPTEMBER 2016

ar ili

>> JALAN LINGKAR, PERLUKAH?


HALAMAN 8

>> JALAN LINGKAR, PERLUKAH?

Rangsang Perekonomian Rakyat PEREKONOMIAN RAKYAT DIPASTIKAN MENINGKAT DENGAN PEMBUKAAN JALAN BARU. PEMBANGUNAN outer ringroad di Kecamatan Tenayan Raya dipastikan membawa efek domino, terutama berkembangnya daerah tersebut menjadi kawasan yang lebih maju. Selain itu, terbukanya infrastruktur di kawasan itu akan bisa menggerakkan ekonomi kerakyatan, karena hasil perkebunan yang dimiliki rakyat akan dengan mudah dibawa ke pasaran. Pemerintah Kota Pekanbaru sudah sejak lama merencanakan pembangunan jalan lingkar atau outer ringroad. Dalambeberapa kesempatan, Walikota Pekanbaru H Firdaus MT kerap melakukan pemaparan terkait pembangunan jalan yang direncanakan akan memiliki empat jalur tersebut. Mulai dari kawasan Tenayan Raya hingga kawasan Tampan. Saat ini, tahap

pengerjaan masih terus berlanjut untuk menjadikan jalan tersebut sebagai jantung perekonomian masyarakat pekanbaru. Hal tersebut juga mendapatkan dukungan dari legislatif dengan menyetujui kegiatan pembangunan secara multiyears. Menurut Wakil Ketua DPRD Pekanbaru, Sondia Warman, dukungan tersebut diberikan karena jalan tersebut dapat menunjang kegiatan perekonomian masyarakat dan membuka isolasi kawasan untuk bisa lebih berkembang. ‘’Keberadaan outer ringroad ini penting menurut kami. Karena dimanamana untuk menggerakkan perekonomian diperlukan akses transportasi. Makanya kita dari legislatif mendukung hal tersebut dan berharap ini benarbenar terwujud,’’ ujarnya. Dampaknya juga cukup luar biasa, dimana kawasan-kawasan yang dilalui tentu akan berkembang. ‘’Bayangkan saja, Kecamatan Tampan sebelum ada jalan besar hingga saat ini, bagaimana perkembangannya,’’ ujar. Menurut politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini, sebenarnya niat baik

Pengerjaan jalan lingkar Tenayan Raya.

dari rencana pembangunan tersebut sudah ada sejak lama. Hal tersebut dibuktikan dengan pembangunan jalan di kawasan AKAP, Air Hitam, SeokarnoHatta hingga Kubang. Namun, beberapa akses jalan tersebut berlum terkoneksi dengan baik hingga saat ini direalisasikan. Pemko dibawah Wako Firdaus mulai berupaya untuk mengkoneksikan antar jalan agar terhubung. Selain itu, dengan adanya lingkar luar ini, Sondi berharap dapat mengurai kemacetan jalan akibat kendaraan bertonase besar masuk ke jalan kota. Untuk itu, Sondi berharap, pemko sesegera mungkin dapat menyelesaikan pembangunan jalan itu. ‘’Harusnya tahun 2017 akan datang sudah bisa dilalui akses ringroad tersebut. Jadi tidak ada lagi kendaraan tonase besar masuk Kota dan dapat mengurai kemacetan. Selain itu, tentu akan tumpuh pusat ekonomi baru sepanjang jalan yang juga menyatu dengan komplek perkantoran baru. Saya minta ini benar-benar diseriuskan, karena pembangunan jalan tidak ada ruginya,’’ harapnya. (Adrian Eko)

FACERIAU.COM

| EDISI 181/TAHUN IV  2 - 8 SEPTEMBER 2016


>> JALAN LINGKAR, PERLUKAH?

Kota Wajib Punya Jalan Lingkar BAGI SEBUAH KOTA, JALAN LINGKAR WAJIB HUKUMNYA. MESKI TERLAMBAT, APA YANG DIBUAT PEKANBARU PERLU DIAPRESIASI. PERKEMBANGAN Kota Pekanbaru yang kian hari kian pesat membuat arus transportasi dari luar kota masuk ke kota cukup padat. Harusnya hal ini bisa dihindari sehingga kemacetan yang terjadi di ruas-ruas jalan utama dalam kota bisa dihindari. Alternatif yang bisa dilakukan dengan membangun jalan lingkar kota, dengan jalan lingkar itu pergerakan transportasi dari berbagai daerah di Riau menuju ke Kota Pekanbaru bisa diatur sedemikian rupa, sehingga kemacetan bisa terhindari. Pekanbaru sebagai kota metropolis menyimpan berbagai macam persoalan pelik yang harus dicarikan solusinya. Salah satu persoalan pelik yang dihadapi Pekanbaru hari ini adalah soal kemacetan jalan raya khususnya di jalan-jalan utama. Ironisnya, di beberapa jalan utama di kota ini dilewati dengan truk dengan muatan lebih yang cukup mengkhawatirkan. Katakanlah di jalan HR Soebrantas. Hampir setiap hari truk-truk dengan tonase cukup besar mengangkut kayu dengan mudahnya melewati jalan tersebut, padahal kondisi ini cukup membahayakan bagi masyarakat yang melewati jalur itu. Harusnya hal ini bisa dihindari, jika truk-truk dengan tonase besar itu diarahkan melewati jalan lingkar yang ada. ‘’Harusnya truk-truk dengan muatan besar bahkan melebihi tonase tidak dibenarkan melewati jalan dalam kota, tapi hari ini kenyataan yang ada bisa kita lihat bersama-sama bagaimana truk-truk dengan tonase berat melenggang seenaknya masuk ke dalam wilayah kota, misalnya di jalan HR Soebrantas, kondisi jalan itu kan cukup padat dengan lalu lintas masyarakat,’’ pengamat perkotaan, Dr Ikhsan. Dia memandang, pembangunan jalan lingkar khususnya untuk Kota Pekanbaru merupakan keperluan yang cukup mendesak, sehingga truk-truk atau kendaraan yang datang dari berbagai penjuru daerah di Riau ini bisa diatur sedemikian rupa, sehingga lalu lintas tidak macet parah pada jam-jam tertentu. Karenanya, tambah Ikhsan, Pemko Pekanbaru hendaknya segera membangun jalan lingkar kota, sehingga

Harusnya truk-truk dengan muatan besar bahkan melebihi tonase tidak dibenarkan melewati jalan dalam kota, tapi hari ini kenyataan yang ada bisa kita lihat bersama-sama bagaimana truk-truk dengan tonase berat melenggang seenaknya masuk ke dalam wilayah kota, misalnya di jalan HR Soebrantas, kondisi jalan itu kan cukup padat dengan lalu lintas masyarakat. Dr IKHSAN, Pengamat Perkotaan

| EDISI 181/TAHUN IV  2 - 8 SEPTEMBER 2016


>> JALAN LINGKAR, PERLUKAH? persoalan kemacetan lalu lintas bisa di atur sedemikian rupa sehingga kemacetan yang terjadi saat ini tidak semakin parah di masa yang akan datang. ‘’Yang pasti, pembangunan jalan lingkar di Kota Pekanbaru sudah keharusan ,’’ tuturnya. Ikhsan menambahkan, jika memang Kota Pekanbaru membangun jalan lingkar itu harus dilakukan kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Riau atau pemerintah pusat, bagaimana sistim kerjasamanya mungkin bisa dibahas lebih spesisik. Misalnya, Pemko Pekanbaru menyelesaikan apa, provinsi mengerjakan apa, dan pemerintah pusat bertugas menyelesaikan apa. Dengan pola demikian, anggaran pembangunan jalan itu lebih ringan dan tidak membebankan pada APBD Kota Pekanbaru, sehingga APBD yang ada tidak habis digunakan untuk pembangunan jalan lingkar itu dan bisa dimanfaatkan untuk keperluan lainnya. ‘’Sistim kerjasama itu harus dilakukan sehingga tidak membebani APBD daerah,’’ ujarnya. Menjawab minimal di Pekanbaru harus punya berapa jalan lingkar, Ikhsan mengatakan Pekanbaru ada empat penjuru atau pintu masuk dari berbagai daerah di Riau, pertama penjuru dari Kampar, kedua dari Pelalawan, ketiga dari Kuantan Singingi dan keempat penjuru DuriDumai.

‘’Yang ada saat ini kan baru Kubang dan Tenayan Raya dalam proses pembangunan,’’ ujarnya. Mestinya, lanjut dia, Pekanbaru ini harus dikelilingi jalan lingkar dari empat penjuru daerah tadi, sehingga arus lalu lintas atau transportasi dari masing-masing daerah tadi bisa di atur dengan baik, sehingga persoalan kemacetan dalam kota bisa diminimalkan. Ikhsan juga menyarankan, agar Pemko segera menuntaskan pembangunan jalan lingkar yang ada di Pekanbaru ini, karena pembangunan jalan lingkar itu sudah menjadi kewajiban yang harus ada. ‘’Pemko harus menuntaskan pembangunan yang ada dan membuat rancangan lain di titik-titik mana lagi jalan lingkar itu harus dibuat,’’ ujarnya. Soal anggaran semuanya bisa dikeroyok antara Pemko Pekanbaru, Pemprov Riau maupun pemerintah pusat. ‘’Pemko yang harus pertama sekali bergerak, terutama membuat perencanaannya dan melakukan pembebasan lahan, anggaran pembangunannya bisa dari provinsi maupun pemerintah pusat. Yang pasti jalan lingkar untuk Kota Pekanbaru sudah keperluan yang cukup mendesak,’’ tutupnya.(Gema Setara)

Pembangunan jalan lingkar, terpaksa dihentikan. FOTO: GEMA SETARA/RIAU POS

| EDISI 181/TAHUN IV  2 - 8 SEPTEMBER 2016


DAERAH

DERITA EMPAT SUNGAI RIAU

Tercemar & Pendangkalan Empat sungai di Riau kini tak lagi ramah. Pencemaran dan pendangkalan membuat masyarakat Bumi Melayu ini tak dapat manfaat, dan malah menambah derita.

| EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016


>> DAERAH

HALAMAN 12

SELAIN protes yang dilayangkan,

tentu pemerintah daerah harus mencari cara agar Tunjangan Profesi Guru (TPG) yang sudah dijanjikan itu bisa dicairkan tahun ini. Salah satu solusi jitu adalah dana yang mengendap di Pemda harus segera dicairkan. Pemda dituntut proaktif mencairkan dana yang mengendap itu supaya arus pencairan TPG tidak terhambat. Selama ini sudah bertahun-tahun uang TPG yang tidak terserap mengendap di Pemda. Seperti diketahui total anggaran TPG di APBN-P 2016 mencapai Rp71 triliun. Kemudian oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) anggaran itu dipotong sebesar Rp23,3 triliun. Sebagai konsekuensinya, untuk menutup selisih akibat pemotongan ini menggunakan anggaran TPG yang mengendap di pemda. Mantan Irjen Kemendikbud Haryono Umar menuturkan dana TPG yang mengendap di Pemda itu adalah masalah klasik. Waktu dia masih menjabat, dana TPG yang mengendap mencapai Rp7 triliun di seluruh Indonesia. “Masalah TPG kok nggak selesai-selesai,” jelasnya, 28 Agustus 2016 lalu. Mantan komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu menjelaskan, Kemenkeu maupun Kemendikbud harus mampu mendorong Pemda mencairkan dana TPG yang mengendap itu. Jika anggaran TPG ini masih mengendap, otomatis bakal terjadi masalah. Sebab anggaran gelondongannya di pemerintah pusat sudah terlanjur dikepras. Menurut Haryono, pencairan dana TPG yang mengendap ini harus cermat. Harus tepat sasaran untuk guru yang berhak namanya. Beda kasus jika ada guru yang sudah jadi pejabat struktural atau pensiun, namun dana TPG-nya masih mengalir, bisa dialihkan ke yang lain. “Intinya TPG itu hak guru. Tidak boleh ada pihak manapun yang menghalang-halangi pencairannya,” katanya. Dari sejumlah dokumen yang beredar, rekomendasi penghentian penyaluran TPG terjadi untuk triwulan III dan

IV. Contohnya di Surabaya alokasi TPG triwulan III dari APBN-P 2016 sebesar Rp99,5 miliar direkomendasikan penghentian penyaluran. Penghentian alokasi paling besar di Jawa Timur ada di Jember Rp119 miliar dan Banyuwangi Rp118 miliar. Keduanya sama-sama untuk pembayaran TPG triwulan III. Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud Sumarna Surapranata mengatakan guru tidak perlu resah dengan kebijakan ini. Dia mengatakan meskipun di APBN-P 2016 ada anggaran TPG yang di-stop sebesar Rp 23,3 triliun, tidak akan mengganggu pencairan. “Sebab itu tadi, diganti anggaran yang selama ini mengendap di Pemda,” jelasnya. Menurut Pranata, Kemenkeu tentu akan membuat regulasi untuk pencairan dana TPG yang mengendap itu. Dia berharap teknis pen cairannya tidak rumit. Selain itu Pranata juga meminta supaya Pemda ikut aktif dalam mencairkan dana TPG yang selama ini mengendap. Wakil Ketua Komisi X DPR Ferdiansyah mengatakan Kemendikbud harus segera mengklarifikasi kabar pencairan TPG ini ke publik. Sebab sudah terlanjur membuat gaduh. Politisi Golkar itu mengatakan sampai sekarang belum ada pembahasan alokasi TPG untuk periode 2017. Dia berharap penganggaran TPG 2017 tidak ada lagi istilah over budget atau sejenisnya. Nampaknya Menteri Keuangan Sri Mulyani sangat memahami kebijakannya ini akan dikeluhkan oleh para guru di Indonesia, termasuk di Riau. Makanya dia kembali menegaskan bahwa kebijakan itu bukan berarti pemerintah tak peduli dengan guru. “Kami melakukan penyesuaian untuk yang DAK non-fisik, terutama untuk tunjangan profesi guru. Ini saya mohon jangan seolah-olah (pemerintah) dibaca tidak punya komitmen ke pendidikan,” ujar Sri Mulyani saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Jakarta, Kamis 25 Agustus 2016. Ia menuturkan, penundaan pengu-

curan tunjangan profesi guru dilakukan setelah Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melakukan penelusuran anggaran atas dana transfer ke daerah tahun anggaran 2016. “Jadi gurunya memang enggak ada atau gurunya ada, tetapi belum bersertifikat, itu tidak bisa kami berikan tunjangan profesi. Kan tunjangan profesi secara persyaratan (berlaku) bagi mereka yang memiliki sertifikat. Coba bayangkan sebesar itu, Rp 23,3 triliun sendiri,” kata Sri Mulyani. Ia berharap, pemerintah bisa menjadikan kejadian over budget tunjangan profesi guru sebagai pembelajaran dalam perencanaan anggaran ke depan. “Ini barangkali pembelajaran untuk perencanaan (anggaran) yang lebih baik sehingga kita tidak membuat over budgeting yang membuat beban yang luar biasa besar,” kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu. Kehadiran Sri Mulyani dengan keperkasaannya itu, malah membuat Wakil Presiden Jusuf Kalla bersyukur, Menteri Keuangan Sri Mulyani menemukan kelebihan dana anggaran tunjangan profesi guru di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2017. “Kalau kelebihan ya dipotong. Yang penting belum dibelanjakan,” kata Kalla di Kantor Wakil Presiden. Wapres Kalla sendiri mengaku belum mengetahui penyebab adanya kelebihan dana Rp 23,3 triliun tersebut. Namun, ia mengakui ada kesalahan sehingga dana yang dianggarkan berlebih dari yang sebenarnya dibutuhkan. “Saya belum tahu masalahnya, tetapi ya tentu salah hitung,” ucap Kalla.(men)

| EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016


NASIONAL

HALAMAN 17

>> DAERAH

Meranti Menanti Tuah Kapolri Kepulauan Meranti menjadi sorotan. Hanya dipicu api cemburu dan asmara, ujung-ujungnya mengorbankan tiga nyawa. Selatpanjang pun membara.

| EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016

HALAMAN 13


>> NASIONAL

HALAMAN 14

Massa saat bentrok dengan anggota Polisi di Mapolres Kepulauan Meranti, Kamis (25/8/2016)

PERISTIWA itu terjadi bermula

dari urusan pribadi Apri Adi Pratama dan Brigadir Adil S Tambunan, yang terlibat duel berujung dengan lima liang tusukan di tubuh sang polisi, 25 Agustus 2016, sekitar pukul 01.22 WIB, di halaman Hotel Furama, Selat Panjang. Peristiwa ini berlanjut dengan diduga memicu polisi untuk main hakim sendiri usai honorer Dinas Pendapatan Daerah Kepulauan Meranti tersebut ditangkap selang beberapa jam kemudian. Akibatnya fatal, nyawa Apri Adi Pratama melayang dan kemudian menyulut emosi warga dengan melempar Mapolres setempat. Dalam bentrok massal itu, kembali makan korban seorang warga. Berbagai dugaan muncul dari fakta dilapangan bahwa warga yang ikut demo di Mapolres karena terkena peluru senjata api. Namun sebagian lagi menyatakan Isrusli (40) tewas karena lemparan batu. Dalam sekejap, peristiwa berdarah di Selatpanjang pun menjadi konsumsi nasional, yang manambah predikat Meranti sebagai daerah rawan.

FOTO RIAUPOS.CO

Bukti ini pun, ditunjukkan oleh sikap Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian untuk datang ke lokasi kejadian. Kapolri Jendral Pol Tito Karnavian memastikan tidak akan mentolerir pelanggaran anggotanya dalam kasus di Selatpanjang, Kepualauan Meranti. Dia sudah memerintahkan untuk memproses hukum anggota yang telah menyalahi prosedur dalam penanganan perkara pembunuhan yang kemudian menewaskan tersangka pembunuhan Apriyadi Pratama. “Saya tidak akan mentolerir tindakan tersebut. Kami tidak akan mengor-

bankan anggota Polri demi melindungi oknum yang telah berbuat di luar batas kewenanganya. Terbukti, sudah kami tetapkan tiga orang dan sudah ditahan,� tegasnya. Pada kesempatan tersebut, Kapolri juga menyesalkan kejadian berdarah itu. Dia memastikan bahwa semua anggota yang terlibat akan terus diproses secara hukum. Kapolres, kata Kapolri juga sudah diperintahkan untuk diganti. Menyusul jajaran di bawahnya akan segera dilakukan penyegaran. “Secara keseluruhan saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang

| EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016


HALAMAN 15

>> NASIONAL

Bupati. Sementara jumlah personel kepolisian terbatas, peran serta pemerintah dalam melakukan upaya pencegahan tindak kejahatan itu sendiri sangat diharapkan agar persentase kejahatan bisa dikurangi. “Salah satu upaya mungkin memaksimalkan SKPD terkait. Selain itu bisa juga dipasang kamera CCTV di sejumlah titik rawan di Kota Selatpanjang,” kata Asep. Pak Kapolri ke Riau. Ingin mengecek langsung hasilnya seperti apa,” kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen

telah membantu membuat Meranti kembali kondusif,” ucapnya. Kemudian ditambahkan Tito, permasalahan konflik-konflik juga jadi perhatian, karena berhubungan dengan Kamtibnas. Di mana jika dikaitkan dengan pembangunan maka akan terkendala ketika keamanan tidak stabil. Dicontohkannya seperti kasus di Meranti, mengakibatkan perekonomian terhenti sejenak dan yang dirugikan masyarakat. “Saya minta maaf secara prbadi atas kejadian di Meranti. Kadiv Propam sejak hari pertama sudah turun dan melakukan tindakan-tindakan,” ujarnya. Karena bagi Tito, anggota yang salah tak perlu ada di lingkungan kepolisian sekarang ini. Karena dengan tegas Ia menyebut ingin melakukan reformasi kultur di kepolisian. Mulai dari kultur budaya koruptif, arogansi pada kekuasaan kewenangan, dan penggunaan kekerasan yang berlebihan. “Ketika itu dilanggar, kami tak akan membela anggota kami. 430 ri­ bu anggota polisi lain yang akan tercoreng karena beberapa anggota saja. Peradilan umum juga akan diterapkan. Ini komitmen kami agar Polri lebih baik melayani masyarakat,” paparnya. Dalam menghindari konflik me­ mang salah satu hal yang jadi perhatian Kapolri adalah agar sumber daya harus benar-benar terdistribusi bagi berbagai lapisan masyarakat. Dengan demikian Provinsi Riau yang memiliki kekayaan di berbagai sektor dapat mensejahterakan rakyatnya dan mampu mengelola dengan baik dan tidak salah.

FOTO RIAUPOS.CO

Tito juga menyinggung soal akan ditingkatkannya tipe Mapolda Riau dari tipe B ke tipe A. Menurutnya hal tersebut dalam waktu dekat akan terlaksana sehingga Kapolda Riau nantinya akan berbintang dua. “Silakan tuntut Kapoldanya kalau sudah bintang dua dan kinerjanya tidak bagus,” tegasnya. Dalam catatan, Swarnadwipa, b­eberapa waktu lalu, Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Asep Iskandar SIK MM pernah mengakui bahwa Kota Selatpanjang selain rawan peredaran Narkoba juga rawan kejahatan. Alasannya, jelas bahwa Kota Selatpanjang sebagai daerah berpulau memiliki pintu masuk yang sangat banyak, yakni pelabuhan tikus. Hal itu menjadi peluang terbesar dalam melakukan tindak kejahatan. “Pelabuhan tikus di Meranti sangat banyak. Ini patut diwaspadai,” ungkap Kapolres, 18/7 Juli 2016 lalu di Kantor

Pol Boy Rafly Amar di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat 28 Agustus 2016 lalu. Sebelumnya, Tito mengirim dua perwira tinggi (pati) berpangkat bintang dua. Yakni Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Irjen M ‎ ochammad Iriawan dan Asisten Kapolri Bidang Operasi (Asops) Irjen Unggung Cahyono. Kedu a pati tersebut, ditugaskan menganalisis adanya pelanggaran etik yang diduga dilakukan anggota Polres Meranti, yang mengakibatkan Apriyadi meninggal dunia. “Tentu proses hukum dalam konteks untuk melihat adanya pelanggaran prosedur atau tidak, dari petugas. Itu dilakukan oleh divisi propam. Nanti akan dievaluasi. Apakah langkah-langkah yang diambil aparat itu sudah tepat atau belum. Kalau belum akan ada langkah investigasi. Kode etik, bahkan pidana,” kata Boy.

| EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016


>> NASIONAL

HALAMAN 16

Sepeda motor milik anggota polisi dibakar di Jalan Pembangunan II Selatpanjang, Kamis (25/8/2016). Sementara terkait pencopotan Kapolres Meranti AKBP Asep Iskandar dinilai karena dianggap tidak bisa menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah hukumnya. “Kondisinya tidak cakap dalam mengelola keamanan. Demikian juga hubungan dengan masyarakat. Sehingga terjadi peristiwa ini,” jelas Boy.‎ Sebelum Kapolri datang, Polda Riau sudah mengambil langkah awal, yaitu menetapkan tiga polisi Polres Meranti menjadi tersangka. “Benar, sementara ini kami sudah tetapkan tiga orang menjadi tersangka. Terkait pelanggaran SOP pada penangkapan Apriyadi Pratama,” tegas Supriyanto. Namun Supriyanto enggan membeberkan nama tiga tersangka itu. Karena penyidikan terhadap ketiganya belum final. Mantan Karo SDM Polda Riau ini juga memastikan penyelidikan dan penyidikan kasus ini masih akan terus berlanjut. Ketiganya telah mendekam di ruang tahanan Mapolda Riau. “Sebelumnyakan sudah saya tegaskan. Saya akan tindak anggota saya yang telah melampaui kewenangannya. Janji saya ini tidak hanya sebatas janji kepada keluarga korban. Siapapun yang terlibat akan kita tindak. Ini sesuai instruksi Kapolri,” tegasnya. Nantinya Propam Polda Riau akan

FOTO RIAUPOS.CO

merumuskan sanksi terhadap mereka yang telah terbukti bersalah. Bisa sanksi tindak pidana bahkan berujung dengan pemecatan. “Pokoknya percayakan kepada kami dalam menangani perkara ini. Kami akan lakukan dengan transparan,” tegasnya lagi. Sementara itu terkait penagamanan di Wilayah Meranti, Kapolda mengatakan sejauh ini masih ditempatkan pasukan di sana. Ini merupakan langkah antisipasi. Namun secara keseluruhan Selat Panjang sudah sangat kondusif. Beberapa jam sebelum itu, Kapolda Riau Brigjend Pol Supriyanto langsung mengganti Kapolres Meranti, AKBP Asep Iskandar dengan Pejabat Baru AKBP Barliansyah SIK yang sebelumnya menjabat Kasat PJR Ditlantas Polda Riau. “Hari ini Kapolres Meranti saya tarik ke Pekanbaru. Nantinya jabatan tersebut akan di pegang oleh AKBP Barliansyah dari Polda Riau,” Sebut Supiryanto, 27 Agustus 2016 lalu. Pergantian tersebut selain untuk mengamini permintaan Masyarakat Selat Panjang juga dikarenakan AKBP Asep harus menjalani pemeriksaan oleh Propam dari Mabes Polri. “Kita bawa ke Pekanbaru. Karena yang bersangkutan juga menjalani pemeriksaan. Dan pemeriksaanya dilakukan di Polda Riau,” lanjut Supriyanto.

Anggota polisi saat mengamankan kerusuhan Kamis (25/8/2016). Sebelum meninggalkan Selat Panjang pada Sabtu Siang, Kapolda Riau memberikan pengarahan terlebih kepada Ratusan personil di Polsek Meranti. Dalam arahanya, Kapolda meminta semua Personel Polrea Meranti agar tidak lagi melakukan perbuatan diluar kewenanganya. “Ini harap diperhatikan, jangan berbuat diluar kewenangan anda semua. Punya senjata jangan anda gunakan senenaknya. Itu ada aturanya, kapan dan dalam kondisi apa,” tegas Kapolda. Kemudian Kapolda juga berpesan, agar menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat. Karena polisi adalah milik masyarakat. Ia mengaku sudah menerima laporan bahwa ada beberapa oknum yang tidak bermasyarakat. “Saya dari kemarin disini sudah mendapatkan laporan. Katanya Polisi Meranti itu kuranh bersosialisasi dengan masyarakat. Ini tidak boleh lagi. Anda semua adalah milik masyarakat, tugasnya melayani, mengayomi dan melindungi masyarakat,” sebut Kapolda. Kapolda juga memotivasi anggotanya untuk tetap berbesar hati dalam melaksanakan tugas. Tidak boleh memiliki anggapan bahwa Polisi yang ditugaskan di Meranti adalah Polisi buangan. “Jangan ada lagi persepsi demikian.

| EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016


HALAMAN 17

>> NASIONAL

FOTO RIAUPOS.CO

Anda ini sedang wmnjalankan tugas mulia. Kalau disiani dianggap buangan, lalu bagaimana dengan yang di Papua, poso dan daerah lainya,” tegas Supriyanto menotivasi. Sementara itu Kadiv Propam Mabes Polri Irjen Muhammad Iriawan menegaskan bahwa proses penyelidikan dan penyidikan terhadap kerusuhan di Selat Panjang akan ditangani serius. 15 orang yang sudah diamankan akan menjalani pemeriksaan intensif untuk melihat kadar kesalahan dan pelanggaranya. “Tentu, kita akan periksa 15 orang itu. Kita mau lihat konstruksinya. Ada kejadi penusukan anggota kita, kemudian terjadi oenangkapan dan tersangkanya meninggal. Kemudian ada aksi unjuk rasa, kemudian ada masyarakat yang meninggal. Ini akan kita usut tuntas, nanti kelihatan dimana dan siapa yang salah. Kita tindak tegas, bisa saja berakhir dengan pemecatan dan pidana umum,” tegas Iriawan. Saat ini timnya sedang melakukan pemeriksaan secara intensif di Mapolda Riau. Pemeriksaan tidak hanya dilakukan oleh Propam, nantinya akan berkordinasi dengan Ditreskrimum jika ditemukan ada pelanggaran pidananya. “Saya kira kemungkinan kesana pasti selalu ada. Jadi kasih waktu kami. Kami akan tuntaskan. Yang bersalah akan kami hukum. Itu perintah Kapolri,” pungkas Iriawan.

FOTO RIAUPOS.CO

POLISI HARUS MENGENAL PISIKOLOGI MASYARAKAT

Salah satu anggota DPRD Riau yang berasal dari Selatpanjang, Tengku Nazlah. Didampingi stafnya. Politisi PPP tersebut meminta agar keluarga bisa tabah atas kehilangan orang tercinta. Usai mengunjungi keluarga korban, secara tegas Tengku Nazlah menginginkan agar polisi yang ditugaskan di Polres Kepulauan Meranti adalah polisi yang benar-benar memahami kondisi fisikologi dan karakter masyarakat di Kepulauan Meranti. Sehingga peran kepolisian dapat berjalan dengan baik sebagai pengayom masyarakat, bukan sebagai pembunuh masyarakat. “Selatpanjang ini adalah ‘’tanah jantan’’ yang tidak tahu takut. Karakter ini harus dipahami. Jadi tolong fisilokogi masyarakat kita ini dipahami oleh masyarakat Kepulauan Meranti. Sehingga nantinya fungsi khantibmas bisa berjalan dengan baik,” terangnya. Tengku Nazlah menjelaskan bahwa masyarakat di Kepulauan Meranti, khususnya Kota Selatpanjang mudah tersulut emosinya. Terutama menyangkut ketidak adilan yang diterima masyarakat. “Tersulut sedikit saja, maka kemarahan masyarakat akan semakin besar. Bahkan persoalan hari ini bukan mer-

upakan persoalan pribadi saja, tetapi sudah menyangkut persoalan masyarakat di Kepulauan Meranti,” terangnya. Disebutkannya bahwa masyarakat menilai terbunuhnya tersangka pembunuhan anggota Polisi yakni Apriyadi Pratama terjadi tidak wajar dan diduga ada unsur penganiayaan sehingga mengakibatkan meninggal dunia. “Katanya diperlakukan tidak manusiawi. Sehingga mengakibatkan meninggal dunia. Jadi pengungkapan fakta ini harus dilakukan seegra,” katanya. Terkait belum diumumkannya hasil Visum et Repertum, (VeR) yang dilakukan oleh pihak Kepolisian Tengku Nazlah akan membawa persoalan tersebut pimpinan DPRD Riau. Sehingga nantinya bisa dilakukan pemanggilan terhadap Kapolda Riau, dan meminta fakta dari hasil VeR yang telah dilakukan terhadap korban tewas dari masyarakat sipil. “Kita akan sampaikan ini ketingkat pimpinan. Lalu minta dilakukan pemanggilan kepada Kapolda Riau. Sehingga kita minta dibukakan fakta atas pemeriksaan terhadap dua jasad warga sipil,” sebutnya. Dia juga menghimbau kepada masyarakat Kepulauan Meranti agar tidak mudah terpancing atas isu dan propaganda yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Sehingga kejadian kerusuhan yang sudah beberapa kali terjadi di Selatpanjang tidak terjadi lagi. “Yang sudah terjadi, ya sudah. Kami

| EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016


>> NASIONAL

HALAMAN 18

FOTO RIAUPOS.CO

harapkan masyarakat dapat menahan diri dan tidak terpancing lagi untuk melakukan kerusuhan,” pintanya. Sementara itu anggota DPRD Riau yang juga berasal dari Kepulauan Meranti, H Adil mendesak agar Komisi Nasional Hak Azasi Manusia (Komnas HAM) bisa turun ke Kepulauan Meranti dan membantu mengungkap fakta atas berbagai dugaan yang mengakibatkan dua warga Meranti menjadi tewas. Hal ini perlu dilakukan, sehingga membuat masyarakat di Kepulauan Meranti menjadi Puas. “Kalau belum diungkap fakta penyebab kematia dua orang warga Meranti dari kejadian kerusuhan antara masyarakat dengan pihak kepolisian, maka masyarakat tidak akan puas. OLeh karena itu kita minta segera dilakukan pengungkapan,” tegasnya. Oleh sebab itu agar lebih objektif nantinya dan membuat masyarakat bisa menerima, maka pengungkapan Fakta melalui Komnas HAM perlu dilakukan. Karena ini menyangkut HAM. “Jadi kita minta Komnas HAM bisa turun ke Meranti dan membantu membuka fakta sehingga membuat dua warga Meranti tewas,” tegasnya. Selain itu dia menginginkan juga polisi yang bertugas di Kepulauan Meranti bisa ditarik dan diganti dengan polisi lain. Sehingga nantinya masyarakat bisa menerima keberadaan polisi

kembali. “Jadi Pimpinan kepolisian harus dapat mengambil langkah nyata dan tegas. Selain itu juga tetap menyesuaikan dengan situasi daerah. Tolong tugaskan polisi yang benar-benar paham akan karakteristrik di Kepulauan Meranti,” sebut politisi Hanura itu. Selain Komnas HAM, dia juga meminta agar Kapolri dapat turun ke Meranti dan melihat situasi di daerah. Sehingga tidak salah mengambil kebijakan nantinya. “Kami tidak mau ada lagi polisi yang arogan bertugas di Kepulauan Meranti. Jika masih ada kami tidak akan tinggal diam dan akan meminta atensi Kapolri,” jelasnya. Sementara Istri Isrusli yakni Juliana yang dikonfirmasi, enggan berkomentar. Melalui kerabatnya Rudianto menginginkan agar keadilan bisa ditegakkan. Dia menginginkan fakta atas kematian Isrusli bisa segera diungkap. Sehingga keluarga tidak bertanya-tanya tanpa kepastian. “Kami menginginkan faktanya. Karena sampai saat ini kami belum tahu penyebab kematian sebenarnya berdasarkan hasil visum,” terangnya. Senada dengan itu adik kandung Isrusli, yakni Safri (39) mengungkapka bahwa keluarga tidak yakin kematian abangnya dikarenakan lemparan batu. Pasalnya langsung rubuh dan bersim-

bah darah. “Katanya langsung meninggal. Mana mungkin kena batu langsung meninggal. Ini tak masuk akal. Makanya kita minta diusut dan jika terbukti ditembak, harus diberikan tindakan tegas kepada pelaku penembakan dari kepolisian,” pintanya, seperti ditulis RPG. Isrusli merupakan anak kedua dari sembilan bersaudara. Dia meninggalkan seorang istri dan tiga oprang anak yang masih kecil. Secara umum saat ini kondisi di Kepulauan Meranti sudah sangat aman. Bahkan anggota polisi sudah terlihat mulai berjaga di sejumlah simpang. Sementara masyarakat dari berbagai lapisan mulai melaksanakan berbagai kegiatan seperti biasa. Bahkan toko dan kedai sudah mulai buka.

TOLAK TAWARAN KAPOLDA

Di sisi lain, adik Apriyadi, Ryan Hidayat kembali menolak mentah-mentah tawaran Kapolda Riau Brigjen Pol Supriyanto untuk bergabung dengan korps Bhayangkara. Kapolda menawarkan itu saat ber­ kunjung ke rumah keluarga Apriyadi di Jalan Banglas, Selatpanjang sebelum bertolak ke Pekanbaru. “Bagaimana saya mau jadi polisi,

| EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016


HALAMAN 19

>> NASIONAL

FOTO RIAUPOS.CO

sedangkan abang saya dibunuh polisi. Saya tidak akan menerima tawaran Pak Kapolda itu,” sebut Ryan yang belum lama ini menamatkan bangu SMA. Hal senada disampaikan kakak almarhum, Nur Afny. Dia menegaskan keluarganya sudah menolak tawaran itu. Meski menghargai sikap baik Kapolda Riau itu. Namun sangat mustahil pihak keluarga bisa menerimanya. “Sudah kami tolak. Apapun tawaran dan yang diiming-imingi. Kami hanya ingin keadilan, proses seadil-adilnya. Tak ada damai sampai mereka dihukum,” katanya lantang. Dia juga menyampaikan maaf kepada seluruh masyarakat Kepulauan Meranti jika kasus yang melibatkan adik kandungnya itu menyebabkan kerusuhan di Selatpanjang sehingga merenggut korban baru lagi. “Kami atas nama keluarga meminta maaf. Dan terima kasih atas dukungan banyak pihak kepada kami dalam mengawal kasus ini,” tutur wanita yang bekerja di RSUD Selatpanjang itu.‎ Soal penanganan kasus yang diminta keluarga Apriyadi, Kapolda berjanji akan menyelesaikan secepatnya dan dengan seadil-adilnya. “Tolong ibu percayakan kepada saya. Demi Allah saya benar-benar akan menyelesaikan kasus ini tanpa pandang bulu,” sebutnya.

FOTO RIAUPOS.CO

KEJAHATAN NEGARA

Kordinator Komisi Untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) Jakarta, Hariz Azhar, menyatakan apa yang terjadi di Kepulauan Meranti adalah kasus pelanggaran HAM. “Ini bentuk tindakan brutalitas ang­ gota Polres Meranti. Kami melihat ada pengabaian hak-hak tersangka. Harusnya diproses sesuai aturan bukan malah melakukan tindakan pembunuhan di luar proses hukum (extra-judicial killing),” kata Hariz, 26 Agustus 2016 lalu. Saat ini Kontras sedang menyiapkan proses advokasi, mulai dari mengumpulkan bukti di lapangan hingga meminta keterangan pihak keluarga. Apa yang terjadi, tindakan main hakim sendiri dilakukan anggota Polres Kepulauan Meranti terhadap Apri Adi Pratama, pelaku penusukan hingga tewas Brigadir Adil S Tambunan, dikutuk oleh Anggota Komisi III DPR RI, Erma Suryani Ranik. Guna menyelidiki kesalahan dilakukan anggota Polisi, tutur Erma Ranik, Kapolri Jenderal Tito Karnavian tak hanya menurunkan tim internal untuk menginvestigasi kasus tersebut. “Kapolri Tito Karnavian harus ter­ junkan Tim Independen. Tak hanya unsurnya Kepolisian semata, melain-

kan juga Komnas HAM dan Kompolnas. Jika itu tak dilakukan, hasilnya akan diragukan dan ini bisa menurunkan kepercayaan Polri secara institusi di mata masyarakat,” kata Erma Suryani Ranik, 27 Agustus 2016 lalu. Politisi Partai Demkokrat ini juga mengatakan, alasan menurunkan Tim Independen ini untuk menghindari kecurigaan-kecurigaan berbagai pihak bahwa Mabes Polti sudah berpihak dengan membela korpsnya. Ia juga mewanti-wanti Kapolri, jangan proses penyelidikan dan investigasi kasus menewaskan tiga orang tersebut diserahkan ke Polda Riau. “Tak bisa diserahkan ke Polda. Aneh, penanganan tindak pidana, tapi orang diduga lakukan tindak pidana malah dimatikan,” kritik politisi dari Daerah Pemilihan Kalimantan Barat tersebut. Seharusnya, tutur mantan Anggota DPD RI tersebut, orang tak boleh menganggap bersalah, biarkanlah pengadilan memutuskan bersalah atau tidaknya bersangkutan. “Kalau polisi main hakim main sendiri, bagaimana masyarakat mempercayai kepolisian. Saran saya, Polri gandeng Komnas HAM, dan Kompolnas. Pemeriksaan Propam itu untuk internal, korps sendiri. Saya khawatir itu tak adil,’’ katanya.(men)

| EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016


EKONOMI

HALAMAN 14

Koreksi APBN ala Sri Dalam kondisi ekonomi yang merosot karena resesi ekonomi dunia, belanja pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, diharapkan mampu menjadi stimulus untuk membuat ekonomi rakyat berputar, terutama di tingkat desa.

| EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016


HALAMAN 21

>> EKONOMI

NAMUN, apa yang terjadi? Ke-

hadiran Menteri Keuangan yang baru Sri Mulyani Indrawati memberikan warna baru bagi perekonomi negeri ini. Pemerintah akan memangkas angaran belanja kementerian/lembaga sebesar Rp64,7 triliun tahun ini. “Pemotongan itu berasal dari sumber rupiah, murni dari penerimaan dalam negeri,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, 25 Agustus 2016 lalu. Nantinya penghematan itu tetap memperhitungkan program prioritas. Semisal, pembangunan infrastruktur, sampai dengan kebutuhan belanja pegawai seperti gaji dan tunjangan para hak abdi negara. Kemudian, belanja operasional dan pemeliharaan kantor, belanja bantuan sosial, sampai dengan outstanding kontrak yang sedang berjalan. ‘’Seluruh yang orientasinya mengarah ke kelompok miskin tidak akan dipotong. Gaji, maupun tunjangan juga akan tetap dibayarkan,’’ ucapnya. Dalam perhitungannya, belanja penyelenggara negara dapat dihemat Rp186,9 triliun. Dana itu sudah dikurangi dari realisasi penyerapan anggaran sampai saat ini, dengan sisa kebutuhan dana belanja pegawai dan belanja bantuan sosial, sampai outstanding kontrak. ‘’Dari jumlah rupiah murni, tersisa Rp186,9 triliun yang mungkin bisa dipotong. Kami ambil Rp64,7 triliun atau sebesar 34,6 persen dari sisa anggaran yang belum dibelanjakan,’’ tuturnya. Sri Mulyani menambahkan ada tiga kementerian yang akan mengalami pemangkasan terbesar. Yaitu, Kementerian Pertahanan sebesar Rp7,9 triliun dari total pagu anggaran sebesar Rp108,7 triliun. Lalu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang dipotong sebesar Rp6,9 triliun, dari total anggaran yang dialokasikan sebesar Rp97 triliun. Kemudian, Kementerian Pertanian, yang dipangkas sebesar Rp5,9 triliun, dari total anggaran yang dialokasikan sebesar Rp27,6 triliun. ‘’Penyisiran yang kami lakukan, tanpa merusak postur APBN, sehingga APBN bisa menjadi instrumen positif,’’ jelasnya.

INTERNET

Hingga 24 Agustus lalu, realisasi penyerapan anggaran kementerian atau lembaga sebesar Rp316,6 triliun atau 47,5 persen dari pagu dalam APBN Perubahan 2016. Jelas, kebijakan terbaru Menkeu ini berdampak signifikan. Sebanyak 169 kabupaten dan kota dan provinsi bakal kesulitan membayar gaji pegawai negeri sipil (PNS) khususnya karena membekukan penyaluran dana alokasi umum (DAU) tahun 2016. Di Provinsi Riau saja, ada dua kabupaten Indragiri Hilir dan Rakan Hulu yang akan mengalami pembekuan penyaluran DAU sehingga dimungkinkan ribuan PNS (Pegawai Negeri Sipil) dilingkungan ketiga pemerintahan tersebut terancam tidak menerima gaji. Pembekuan penyaluran DAU sebesar Rp19,4 triliun tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No 125/PMK.07/2016 tentang penundaan penyaluran sebagian DAU tahun anggaran 2016. Pembekuan dana DAU menjadi kabar buruk bagi para pegawai PNS di 169 kabupaten dan kota. Sebab, dengan dibekukannya dana DAU, maka gaji PNS terancam tak dibayarkan selama empat bulan ke depan, mulai September hingga Desember 2016. Apakah daerah diam saja atas kebijakan Menkeu itu? Tentu saja, misalnya, Wakil Wali Kota Bogor Usmar Hariman menjelaskan, penundaan atau pem-

bekuan DAU sangat tidak logis, karena anggaran dari pemerintah pusat itu sebagian besar untuk gaji pegawai negeri sipil (PNS). “Logikanya DAU itu enggak akan ditahan apalagi dipotong, karena peruntukan DAU itu kan sebesar-besarnya untuk kepentingan PNS. Nah, PNS kan yang menentukan keseluruhan urusan pusat,” ucap Usmar. Sementara itu, di Kota Surabaya, sebanyak 16 ribu PNS terancam tidak gajian selama empat bulan akibat kebijakan tersebut. Sementara di Kabupaten Bogor, sebanyak 20 ribu PNS bakal mengalami hal serupa. “Kalau DAU seratus persen kita pakai untuk gaji. Itu pun biasanya kurang. Saya tak bisa membayangkan kalau ditunda, masak gajinya kita kurang,” ungkap Walikota Surabaya Tri Rismaharini. Menki mendapat keluhan dari sejumlah pemerintah daerah, ternyata langkah Sri ini didukung oleh Parlemen, sebab, optimis APBN pemerintah yang diajukan menurut DPR Ri terlalu optimis dan para wakil rakyat mengaku sudah mengingatkan jauh hari ketika APBN diundangkan. ‘’Kebijakan ini dinilai sebagai koreksi atas kebijakan menteri terdahulu yang terlalu optimistis meski kalangan DPR telah mengingatkannya,’’ kata anggota Komisi XI DPR dari Fraksi PDIP. Menurut Hendrawan, pengelolaan

| EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016


>> EKONOMI

HALAMAN 22

KOMPAS.COM

JUSUF KALLA fiskal yang dilakukan oleh Bambang PS Brodjonegoro terlalu imajinatif. Padahal, ujarnya, pengelolaan ekonomi harus bersandarkan hal-hal yang kredibel mengingat risiko fiskal cukup tinggi saat ini. “Pemangkasan ini merupakan koreksi. Menteri terdahulu terlalu optimistis, kami sudah mengingatkan agar direm,” ujarnya. Dia mengingatkan ketika itu agar pemerintah tidak mempertaruhkan APBN di atas asumsi yang tidak masuk akal. Pada bagian lain, dia menyatakan di tengah pengurangan anggaran itu, BUMN seharusnya tidak lagi mengharapkan suntikan dana melalui skema Penyertaan Modal Negara (PMN). Menurut Hendrawan, akibat pemangkasan tersebut kekuatan APBN dalam memggerakkan sektor ekonomi akan melemah. Agar tidak terjadi perlambatan yang semakin parah, maka harus diimbangi peran swasta. Ketua DPP PDIP itu menambahkan bahwa swasta dapat berkontribusi melalui dana-dana repatriasi yang masuk ke sektor rill. Untuk itu, BUMN harus kreatif menampung dan memamfaatkan dana tersebut. Sebelumnya, Sri Mulyani memutuskan untuk memangkas Rp133 triliun anggaran pemerintah pusat dan trans-

fer daerah pada APBN-P 2016. Kendati demikian, dia yakin stimulus ekonomi masih tetap terjaga di tengah guncangan ekonomi global yang belum pulih. “Saya yakin bisa [tumbuh ekonomi] karena kita lihat ruang pemotongannya tidak memotong anggaran infrastruktur,” ujarnya. Menurutnya, pemangkasan anggaran juga atas pertimbangan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia menegaskan pemotongan anggaran dilakukan pada program-program yang tidak produktif. Misalnya, biaya perjalanan dinas dan dana operasional. “Ini tidak memotong hal-hal yang memang sudah merupakan prioritas pemerintah seperti infrastruktur,” ujarnya. Para ekonom menilai pemerintah masih terlalu optimistis dalam mengelola anggaran negara tahun ini. Hal itu tercermin dari penurunan target penerimaan yang tidak signifikan dalam draf revisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2016. Padahal, kondisi ekonomi masih lesu sehingga mengancam penerimaan negara, khususnya dari sektor pajak. Dalam draf Rancangan APBNP 2016 yang baru saja diajukan kepada Dewan

Perwakilan Rakyat (DPR), pemerintah menargetkan pendapatan negara sebesar Rp 1.734,5 triliun, atau cuma lebih rendah Rp 88 triliun (4,8 persen) dari target sebelumnya. Sedangkan target belanja negara sebesar Rp 2.047,8 triliun atau hanya dipangkas Rp47,9 triliun (2,3 persen) dari target semula di dalam APBN 2016. Alhasil, defisit anggaran membesar dari semula Rp 273,2 triliun atau 2,15 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) menjadi Rp31,3 triliun atau 2,48 persen terhadap PDB. Jika melongok lebih detail, kontribusi terbesar pendapatan negara bersumber dari penerimaan pajak –di luar bea dan cukai—yang ditargetkan sebesar Rp1.343,1 triliun dalam APBNP 2016. Jumlahnya hanya turun Rp17,1 triliun atau 1,3 persen dari target sebelumnya dalam APBN 2016. Cerita tentang optimism pemerintah dalam mengajukan APBN 2016 memang sudah diribut-ributkan oleh ekonomi, bahwa kalau mengacu kepada realisasi penerimaan pajak tahun lalu sebesar Rp1.060,8 triliun, berarti target tahun ini lebih tinggi 26,6 persen. Padahal, jika melongok ke belakang, realisasi penerimaan pajak tahun lalu hanya 82 persen dari target dalam APBNP 2015 yang sebesar Rp1.294,3 triliun. Artinya, selisih kekurangan target dengan realisasi penerimaan (shortfall)

| EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016


HALAMAN 23

>> EKONOMI pajak tahun 2015 sebesar 18 persen. Sedangkan bila dibandingkan tahun sebelumnya, realisasi penerimaan pajak 2015 hanya naik 8 persen. Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution pernah menilai target APBN 2016 cukup ambisius karena kondisi ekonomi tahun ini masih kurang mendukung peningkatan penerimaan pajak. Saat ekonomi melambat, keuntungan perusahaan menyusut yang berujung pada minimnya setoran pajak. Karena itulah, dia menganggap target pajak dan penerimaan dalam APBN 2016 perlu direvisi. Sedangkan Menteri Keuangan ketika itu, Bambang Brodjonegoro pernah mengatakan, hitungan target pajak tahunan harus memperhatikan kondisi alamiah ekonomi. Yaitu pertumbuhan ekonomi ditambah inflasi plus usaha lebih (extra effort) sekitar 3 persen. Jika mengacu kepada asumsi pertumbuhan ekonomi 5,3 persen dan inflasi 4 persen dalam draf APBNP 2016 maka semestinya target kenaikan penerimaan pajak tahun ini sebesar 12,3 persen atau mencapai Rp 1.191,3 triliun. Artinya, lebih rendah Rp151,8 triliun dari target penerimaan pajak yang dipatok dalam draf APBNP 2016. Meski tak dicantumkan secara jelas dalam draf APBNP 2016, bisa jadi pemerintah berharap kekurangan pajak bisa ditutup dari dana hasil kebijakan pengampunan pajak (tax amnesty). Seperti diketahui, pemerintah menginginkan pembahasan RUU Tax Amnesty segera rampung dan bisa dijalankan medio tahun ini. Dengan skema besaran tarif tebusan 1,2,3 persen dari aset yang dibawa masuk ke dalam negeri (repatriasi) dan tarif 2, 4, 6 dari aset yang dideklrasikan, Bambang berharap tambahan penerimaan negara dari kebijakan amnesti pajak sekitar Rp165 triliun. Namun, Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual melihat, secara umum target anggaran negara tahun ini masih optimistis. Ia khawatir dari sisi penerimaan, meski ditopang kebijakan tax amnesty, tidak mampu menambal shortfall pajak di tengah masih lesunya ekonomi dalam negeri. Menurut dia, sebagian dana yang

PIKIRAN-RAKYAT.COM

SRI MULYANI diincar pemerintah di luar negeri itu sebenarnya sudah kembali ke Tanah Air dalam bentuk back to back loan. Sebaliknya, David menganggap proyeksi tambahan penerimaan dari tax amnesty versi Bank Indonesia (BI) sebesar Rp 53,5 triliun, lebih mendekati kenyataan. “Kalau BI (perkiraannya) konservatif,” katanya kepada Katadata, Jumat (3/6). Ada dua akibat yang dapat terjadi kalau target penerimaan dan amnesti pajak itu tak tercapai. Pertama, defisit anggaran kian membengkak hingga melebihi 3 persen terhadap PDB, yang merupakan batasan dalam undang-undang. Kedua, persepsi masyarakat terhadap perekonomian justru akan berbalik menjadi negatif. Apalagi kalau beleid tax amnesty tak disetujui DPR atau pelaksanaannya tertunda hingga mengganggu penerimaan negara. Dampak lanjutannya, kekhawatiran pelaku industri kian meningkat lantaran pemerintah akan mengejar target pajak melalui intensifikasi atau wajib pajak lama. Apalagi, jika melihat realisasi penerimaan pajak per 8 Mei lalu yang baru sekitar Rp272 triliun atau 20 persen dari target. Sedangkan penerimaan negara sekitar Rp419,2 triliun atau 23 persen dari target tahun ini. Di sisi lain, David masih optimistis

pemerintah mampu mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun ini sekitar 5-5,3 persen. Meskipun kemungkinan pencapaiannya pada batas bawah. Syarat mencapai target tersebut adalah pemerintah harus memastikan implementasi paket kebijakan ekonomi berdampak terhadap industri. Begitu juga dengan penyerapan anggaran belanja di daerah, yang saat ini masih rendah. Hal itu terlihat dari dana menganggur di perbankan sekitar Rp200 triliun. Sementara itu, Ekonom Kenta Institute Eric Sugandi melihat revisi target anggaran yang tidak signifikan itu menunjukan pemerintah tetap ingin mengejar pertumbuhan ekonomi 5,3 persen. Senjata andalannya hanya kebijakan pengampunan pajak untuk menambah penerimaan negara. Alhasil, jika realisasinya tidak sesuai harapan maka pemerintah harus memperbesar defisit anggaran dan menutupnya dengan menambah utang. Kalau upaya itu pun sudah maksimal, pemerintah terpaksa memotong belanja lebih besar. Langkah ini tentu akan mengerem laju pertumbuhan ekonomi. “Bujet tahun ini akan sangat bergantung pada keberhasilan memperoleh tambahan revenue dari tax amnesty. “Itu agak seperti gambling (berjudi),” kata Eric.(men)

| EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016


LINGKUNGAN HALAMAN 17

>> EKONOMI

‘’Dipermainkan’’ El Nino-La & Nina Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah memprediksi bahwa wilayah Indonesia ‘’dipermainkan’’ La Nina dan El Nino, dimana musim kemarau tahun ini akan mundur dari siklus musim kemarau pada umumnya. | EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016


HALAMAN 25

>> LINGKUNGAN

PADAHAL, seharusnya bulan

ini sudah memasuki musim kemarau. Ada beberapa hal yang menyebabkan musim kemarau tahun ini mundur dari Juli hingga September. Fenomena ini sudah dibuktikan dengan terjadinya hujan di kawasan Pulau Jawa khusunya di DKI Jakarta. ‘’Dampak dari fenomena La Nina ini adalah bertambahnya curah hujan,’’ kata Kepala Sub-Bidang Informasi Meteorologi BMKG Hary Tirto Djatmiko. Sementara, untuk kawasan Indonesia yang lain, justru mengalami kekeringan. Akibatanya, bencana asap pun menghampiri. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menetapkan enam provinsi di Indonesia sebagai daerah siaga darurat kebakaran hutan. Provinsi yang dimaksud antara lain Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Dengan penetapan status siaga darurat kebakaran hutan ini diharapkan akan mempermudah pemadaman jika ada titik api. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksi puncak kemarau di sebagian wilayah Indonesia akan terjadi pada September 2016.

Riau, sesuai prediksi BMKG bakal terjadi kemarau kering berkepanjangan hingga awal Oktober mendatang. Hal ini mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di beberapa daerah. Bahkan mengakibatkan sebagian wilayah Riau mulai berasap di pengujung Agustus ini. Dampaknya Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) sudah menunjukkan kondisi berbahaya. Seperti di wilayah Dumai, yang menyentuh angka konsentrasi 475 atau setara ISPU 369 pada posisi berbahaya. Sementara daerah lain di pesisir Riau seperti Rokan Hilir (Rohil) dalam keadaan udara tidak sehat, pada angka ISPU 109. Demikian pula Kota Duri, ISPU pada pukul 07.00 WIB berada di angka 340 PSI. Angka itu meningkat menjadi 405 PSI pada pukul 12.00 WIB. Di Bengkalis tercatat angka 191 PSI. Sementara Pekanbaru, Kampar, Pelalawan, Siak, Rokan Hulu (Rohul) masih dalam posisi angka ISPU di bawah 100 atau dalam keadaan udara sedang. Diketahui berdasarkan data ISPU yang dikeluarkan P3E Sumatera Kementerian LHK RI dan BLH Provinsi Riau, tertanggal 28 Agustus pukul 07.00 WIB.

Hal ini langsung ditindaklanjuti Gubernur Riau (Gubri) H Arsyadjuliandi Rachman. Dia menginstruksikan jajarannya melakukan langkah awal antisipasi. Di mana 12 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dituntut langsung turun ke lapangan dengan berkoordinasi bersama tim Satgas Siaga Darurat Karhutla Provinsi Riau dan seluruh kabupaten/kota di Riau. “Prioritas kita adalah menyelamatkan masyarakat. Harus dilakukan langkah awal mengantisipasi penanganan dampak. Sehingga upaya menjaga rakyat dapat terlaksana,” tegas Gubri kepada Riau Pos disinggung kondisi udara yang mulai berbahaya. Instruksi Gubri tersebut ditindaklanjuti Sekdaprov Riau H Ahmad Hijazi. Kemarin dia langsung mengumpulkan 12 SKPD terkait di kediaman dinasnya di Jalan Gajah Mada, Pekanbaru. Di mana dalam upaya menjaga stabilitas keamanan dan kenyamanan masyarakat, Pemprov Riau melaksanakan secara prosedural. Sebab tim di Satgas sudah bergerak di pencegahan dan penanggulangan yang sudah maksimal. “Di ujung Agustus ini kita merasakan ada asap. Makanya antisipasi kita wajib. SKPD sudah punya fungsi mas-

| EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016


>> LINGKUNGAN

HALAMAN 26

membakar lahan. Karena mengingat kondisi Pekanbaru sudah mulai dirundung kabut asap. ’Dari display memang angkanya belum masuk kategori tidak sehat, tapi sudah mendekati. Makanya diimbau masyarakat jangan menambah asap dengan membakar lahan,’’ ucapnya. Sementara Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau mulai siap siaga untuk mengantisipasi dampak kabut asap. Seperti menyediakan masker, obat-obatan dan juga menyiagakan tenaga medis. Hal ini diungkapkan Sekretaris Dinkes Riau dr Yohanes. “Kami siap siaga mengantisipasi dampak akibat kabut asap. Baik itu menyediakan masker, obat-obatan serta tenaga medis. Namun untuk berapa ing-masing, ini perlu dikoordinasikan,” kata Sekda usai pertemuan.

36 HOT SPOT

Dari rilis BMKG Riau, hot spot di Riau ada 36 titik dari 50 hot spot di Sumatera. Jumlah ini lagi-lagi menjadikan Riau sebagai pemegang rekor terbanyak dalam sepekan ini. Disusul Sumsel 6, Bengkulu 3, Jambi 3, dan Sumbar 2. Di Riau, Rohil masih yang tertinggi dengan 25 titik, Bengkalis 1, Kampar 1, Meranti 1, Pelalawan 2, Rohul 1, Inhil 1 dan Inhu 4. “Jumlah ini mengalami peningkatan dari update pagi yang dari monitoring satelit Terra dan Aqua 4 titik, Rohil 3 dan Siak 1,” kata Kasi Data dan Informasi BMKG, Slamet Riyadi kepada Riau Pos, Ahad (28/8). Kondisi ini membuat jarak pandang di beberapa daerah mengalami penurunan alias pekat. Seperti di Dumai 1.000 meter, yang membuat aktivitas di Bandara Dumai mengalami gangguan. Secara keseluruhan untuk wilayah Riau pun mengalami gangguan kabut asap, meski untuk Pekanbaru belum begitu mengganggu. “Untuk Bandara SSK II masih aman, penerbangan sesuai dengan jadwal,” kata Airport Duty Manager SSK II, Murni. Data BMKG, untuk jarak pandang tig hari terakhi ini mengalami penurunan. Sehari sebelumnya di jarak 2.400 meter, dan untuk Ahad kemarin Pekanbaru 2.100 meter, dampak kabut

MHD AKHWAN/RIAUPOS

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian didampinggi Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman melakukan kunjungan ke lahan yang terbakar di Desa Rimbo Panjang Kabupaten Kampar, Riau, Senin (29/8/2016). asap karhutla. Slamet, pada umumnya cuaca di wilayah Riau cerah hingga berawan, yang sebagian wilayah Riau bagian utara hingga tengah diselimuti kabut asap tipis. “Potensi hujan ringan tidak merata yang dapat disertai petir dan, angin kencang diperkirakan berpotensi terjadi di wilayah Pesisir Timur pada sore atau malam hari,” sebutnya. Kepala BLH Pekanbaru, Zulfikri mengimbau masyarakat untuk tidak

jumlah masker yang tersedia kami perlu melakukan pengecekan kembali. Jika nanti dirasa kurang, kami bisa meminta bantuan dari pusat,” kata Yohanes.

PEMERINTAH TAK DIAM

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya tak mau terus disalahkan masyarakat, terkait karhutla 2016. Apalagi dikaitkan dengan keputusannya mencabut

| EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016


HALAMAN 27

>> LINGKUNGAN sanksi administrasi terhadap sejumlah perusahaan di Riau, pada 2015. Sebab jumlah hot spot sekarang turun signifikan dibanding tahun lalu. Melalui keterangan tertulisnya yang diterima Riau Pos di Jakarta, Ahad (28/8), Siti menyatakan Indonesia sedang memasuki musim krusial karhutla. Meski jumlah hot spot secara nasional berkurang hingga 70-90 persen, namun kewaspadaan terus ditingkatkan seiring dengan mulai masuknya musim kering. Dia menyebutkan jumlah hot spot 2016 dibanding 2015 (Periode 1 Januari-28 Agustus) dari pantauan satelit NOAA18/19 mengalami penurunan dari 8.247 titik tahun lalu, menjadi 2.356 titik pada tahun ini atau lebih dari 74,64 persen. Penurunan terbesar terjadi di Riau dan Kalimantan Tengah. Di Riau, pada periode yang sama tahun 2015 terdapat 1.292 titik api, sementara tahun ini turun jadi 317 titik. “Penurunan yang cukup signifikan itu tidak terlepas dari upaya tiada henti tim terpadu di lapangan,” kata Siti Nurbaya. Sejalan dengan itu dilakukan patroli terpadu sebagai upaya mensinergikan para pihak dalam pencegahan karlahut sampai ke masyarakat. Targetnya menurut Siti, jangan sampai rakyat kembali merasakan derita asap seperti tahun-tahun sebelumnya. Pihaknya mengaku tidak menutup mata terhadap berbagai keluhan masyarakat yang diterimanya langsung, maupun laporan tim terpadu di lapangan. Siti bahkan menyebut, asap cukup pekat saat ini menghampiri warga Duri, Dumai dan beberapa daerah di Riau. Kondisi sekarang diakuinya merupakan waktu kritis namun patut disyukuri sebaran titik api bisa ditekan. Termasuk penegakan hukum bagi pelaku yang sengaja membakar lahan. Karena dari pantauan satelit terlihat, ada lahan-lahan yang sengaja dibakar dan meluas hingga membawa dampak asap. “Saya dapat memahami, rakyat di daerah yang rawan karhutla, sudah jenuh dengan asap dan asap lagi. Namun saya pastikan dan tegaskan, bahwa negara tidak diam dan pemerintah

MHD AKHWAN/RIAUPOS

Kepala BRG Nazir Fuad melakukan peninjauan penanganan lahan gambut dengan cara pengeboran di lahan Gambut di Jalan Harapan Desa Rimbo Panjang Kabupaten Kampar, Pekanbaru, Riau, Ahad (28/8/2016). terus bekerja tanpa henti menangani karhutla,” tegasnya. Selain itu, KLHK telah melakukan moratorium sementara izin pengelolaan hutan, lahan sawit dan pengelolaan lahan gambut. Ini salah satu langkah untuk mengevaluasi sekaligus membenahi pengelolaan sumber daya alam dengan tetap memperhatikan faktor lingkungan. Dalam upaya penegakan hukum karhutla, KLHK melakukan pendekatan multidoors. Ada sanksi administratif dan gugatan perdata. Sekarang ada sekitar 30 perusahaan dikenakan sanksi administratif. Selain dalam bentuk teguran keras, izin-izin perusahaan yang terbukti bersalah, juga akan dicabut sementara sampai pada pencabutan izin secara permanen. Kemudian, hampir 10 perusahaan sedang berlangsung proses tuntutan perdata, yang dilakukan secara bertahap untuk memenuhi rasa keadilan di masyarakat. Sedangkan tuntutan pidana menyesuaikan dengan penanganan oleh Polri. Dia menambahkan, semua upaya membenahi apa yang telah rusak selama ini mungkin tidak akan seketika terlihat hasilnya. Namun upaya pemerintah jelas mengarah untuk berbuat

yang terbaik bagi rakyat. Terutama agar tidak terus menerus merasakan derita asap. “Titik apinya kami kejar. Asapnya kami tangani. Pembakarnya harus diberi hukuman. Masyarakat terus kami dampingi agar membuka lahan tidak dengan cara membakar,” tambahnya.

TINDAK TEGAS KORPORASI TERLIBAT

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menegaskan akan mem-backup penuh proses penegakan hukum terkait kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau. Terutama yang melibatkan korporasi besar. Kapolri meminta Kapolda Riau untuk tidak ragu dalam melakukan penegakan hukum. Sepanjang buktinya kuat dan terpenuhi unsur pidananya, Kapolri memerintahkan untuk menindak tegas. “Kalau ada korporasi yang terbukti terlibat pembakaran lahan dan hutan, saya perintahkan untuk ditindak tegas sesuai dengan proses hukum. Kami akan back up dari Mabes,” tegas Kapolri didampingi Kadiv Humas Irjen Boy Rafli Amar, Kapolda Riau Brigjen Pol

| EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016


>> KESEHATAN

HALAMAN 28 Supriyanto, Gubenur Riau H Arsyadjuliandi Rachman dan Bupati Kampar H Jefri Noer saat meninjau lokasi kebakaran di Desa Rimbo Panjang, Kampar, Senin (29/8). Disinggung terkait SP3, Kapolri menegaskan persoalan itu juga menjadi agenda yang akan dibahas dalam kunjunganya kali ini. “Saya sampai besok (hari ini, red) masih di Riau. Saya akan bahas ini bersama-sama. Intinya selagi itu bisa dibuktikan, saya sudah perintahkan kepada Pak Kapolda untuk dituntaskan,” katanya lagi. Pada kesempatan tersebut Tito juga mendapatkan paparan langsung dari anggotanya di lapangan. Di mana kendala dalam memadamkan api adalah minimnya peralatan pendukung. Terutama kendaraan yang bisa menjangkau ke dalam lokasi kebakaran. “Ini tadi saya dapat masukan. Bahwa kondisi medan yang berat memerlukan kendaraan khusus. Terutama mobil double kabin yang dimodifikasi memiliki tangki pengangkut air. Ini nanti akan saya sampaikan ke pusat,” katanya. Tito memastikan, penanggulangan kebakaran akan dilakukan secara bersama-sama. Polri akan berkordinasi dengan KLHK, BRG, BNPB, TNI dan pemerintah daerah. Karena persoalan kebakaran adalah persoalan bersama dan menyangkut kepentingan bangsa dan negara. “Kami koordinasi dengan berbagai pihak. Untuk mencari solusi yang tepat mengatasi persoalan ini. Persoalan kebakaran ini menjadi atensi Bapak Presiden,” tegas Kapolri. Di tempat tersebut Kapolri juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemerintah daerah karena telah membantu anggotanya dalam menyediakan konsumsi selama proses pemadaman. “Saya juga berterima kasih kepada Pak Gubernur dan bupati karena sudah membantu anggota saya di lapangan,” pungkasnya.(dik)

BRG BERIKAN DATA KE POLISI

Enam titik api kembali ditemukan di Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar. Dua titik

MHD AKHWAN/RIAUPOS

Warga yang tergabung ke dalam MPA (Masyarakat Peduli Api) melakukan penyiraman lahan gambut yang terbakar dengan cara sumur bor. terparah berada di Jalan Harapan Raya, Dusun II dan Jalan Swadaya. Kondisi ini membuat Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead dan Deputi IV BRG Dr Haris Gunawan turun meninjau titik tersebut. Nazir yang tiba di lokasi langsung meninjau secara langsung pembuatan sumur bor di wilayah tersebut. “Ini sedang kami upayakan untuk dipadamkan. Namun sumber air sangat minim, makanya kami lakukan pembangunan sumur bor,” kata Nazir, 28 Agustus 2016. Pada kunjungan itu, Nazir juga menjanjikan BRG akan kembali memberikan bantuan berupa pembangunan sumur bor lagi sebanyak 100 unit. Selain itu juga ada penambahan 10 unit pompa untuk melakukan pemadaman. “Ini rencananya kami tambah lagi. Karena 50 yang kami bangun di awal memang masih kurang. Mulai besok sudah bisa dibangun lagi 100. Kemudian kami tambah lagi 100. Sehingga idealnya 250 sumur bor untuk wilayah Rimbo Panjang terpenuhi,” tegas Nazir. Tidak hanya di Rimbo Panjang, pembangunan sumur bor sebagai ca­da­ ngan air juga akan dibangun di beberapa wilayah di Riau. Di antaranya Dumai, Rohil dan Bengkalis. Mengingat di tiga kabupaten tersebut saat ini titik api yang terpantau parah. “Kami sudah kordinasi dengan BNPM dan BPBD. Besok (hari ini, red) pelatihan pembuatanya akan kita lakukan di Tapung,” urai Nazir. Sementara itu disinggung soal hot spot yang tersebar dan ditemukan di areal perusahaan, Nazir tidak menampik hal itu. Dia bahkan menyebut sepertiga hot spot di Indonesia saat ini memang berada di areal perusahaan. “Memang benar, sepertiga hot spot ada di areal perusahaan. Meskipun

tidak semua hot spot titik api, tapi tingkat akurasinya adalah 80 persen,” tegas Nazir. Temuan temuan semacam ini kata Nazir akan segera ditindaklanjuti dengan berkordinasi dengan aparat penegak hukum dalam hal ini kepolisian dan KLHK. Data-data yang dimiliki BRG berkaitan dengan hot spot akan di-share kepada penegak hukum. Termasuk data hot spot di perusahaan-perusahaan yang sebelumnya di-SP3. “Iya termasuk itu. Nanti akan kami berikan ke penegak hukum,” ujarnya. Sementara itu ketika ditanya berkaitan dengan belum finalnya peta restorasi yang berada di areal konsesi perusahaan, Nazir berkilah bahwa pembahasanya memang belum final di antara instansi terkait. Ia juga menampik bahwa molornya penetapan peta restorasi di areal konsesi perusahaan dikarenakan masih terjadi tarik ulur kepentingan. “Enggak lah, belum ketemua aja jadwalnya untuk duduk bersama masing masing instansi. Metodenya sudah disepakti kok. Jadi gak mungkin ada tarik ulur kepentingan disitu,” kilahnya. Sementara itu Kades Rimbopanjang Zalka Putra menyebut 50 titik yang sebelumnya dibangun BRG tahun ini tidak lagi terbakar. Titik yang terbakar saat ini memang tidak terdapat sumur bor. Untuk itu Ia menyambut baik rencana penambahan sumur bor baru. “Yang terbakar saat ini di luar yang 50 kemarin. Makanya kami bersyukur jika ada penambahan. Sebab terbukti yang tidak ada sumurnya lama dipadamkan. Ini contohnya, bolak balik mobil damkar madamkan tapi tidak padam padam. Karena ada jeda waktu dan api terus merembet,” katanya.(men)

| EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016


>> KESEHATAN

KESEHATAN

HALAMAN 31

Buntilan Ganggu Penampilan Tahukah Anda skin tag atau bintil pada kulit? Bintil ini karena kulit terlalu berlebih yang umumnya ada di segi kulit yang riskan bisa gesekan seperti, kelopak mata, leher, celah pada ketiak, punggung dan lipatan kulit. | EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016


>> KESEHATAN

HALAMAN 30

WALAU kecil, namun kehadiran

bintil ini begitu mengganggu dan membawa efek seseorang tidak yakin diri dalam bergaul. Bintil kulit dapat menghalanngi dan menjadi memperburuk penampilanmu. Bintil kulitnya bisanya berwarna lebih gelap dari wana kulit, ukurannya juga mencapai 2-3 cm. Beberapa orang bisa miliki harapan alami bintil kulit lebih-lebih untuk yang sudah berumur 30 th. ke atas, orang obesitas, pasien diabetes, karena keturunan dan ibu hamil. Bintil kulit karena oleh terjebaknya tanda kolagen serta pembuluh darah di dalam kulit. Pemicunya karena aktivitas begitu keras saat menggosok-gosok kulit, mengucek mata, terjadinya gesekan kulit dengan kulit, karena sekresi pada ibu hamil dan karena hal yang lain. Bintil kulit atau skin tag termasuk juga dalam grup tumor jinak yang tak memiliki resiko. Hanya keberadaannya disangka sebagai pengganggu penampilan dan demikian tidak nyaman. Untuk melenyapkan bintil kulit isa dikerjakan dengan cara medis ataupun melalui langkah alami. Pada medis, umumnya bintil dihilangkan dengan cara pembedahan kecil, pembakaran atau pembekuan. Tetapi, sebelum akan cobalah cara medis alangkan baiknya gunakan langkah alami dulu untuk menyingkirkan bintil ini dengan cara permanen, dengan cara berikut.

INTERNET

1.BAWANG PUTIH

Dengan tempelkan bawang putih pada ruangan kulit yang berbintil dapat buang skin tag. Bawang putih ampuh buang bintil karena mempunya efek panas pada kulit, maka dari itu bintil dengan cara perlahan-lahan akan me-

lemas dan hilang dengan sendirinya. Caranya, ptonglah bawang putih, lalu tempelkan pada kulit memanfaatkan perban dan plaster. Lakukan hal itu dengan teratur sampail bintil kulit hilang.

INTERNET

| EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016


HALAMAN 31

>> KESEHATAN

2. MINYAK JARAK

Minyak jarak akan mendukung anda mengatasi bintil kulit dengan cepat, karena memiliki kemungkinan mengeringkan tanpa ada mengganggu jaringan kulit di sekitarnya. Langkahnya, ulaskan minyak jarak secara teratur sembari memijat buntil. Setelah beberapa kali Anda melakukannya, bintil akan kering dan selanjutnya menghilang dari kulit.

INTERNET

3. KULIT PISANG

Kulit pisang mempunyai efek menghaluskan dan mendinginkan kulit dan ini demikian bisa singkirkan bintil kulit. Langkahnya, potonglah kulit pisang sekedarnya, lantas tempelkan pada kulit yang bintilan dan tutup menggunakana plaster. Biarkanlah selama satu malam dan lakukan secara teratur.

INTERNET

4. CUKA APEL

Seperti minyak jarak, cuka apel juga mempunyai efek yang sama pada kulit. Sampai cukup ampuh dalam mengatasi bintil kulit. caranya juga mudah, berikanlah cuka apel pada kulit teratur setiap hari sampai bintil hilang.

5. LEMON

INTERNET

INTERNET

Kandungan asam sitrat dan antiseptic dalam lemon bisa me.mus.na.hkan bintil kulit melalui cara menguraikan sel-selnya. Langkahnya, gosokkan irisan lemon sambil memijat ruangan kulit yang bintilan. Rutinlah melakukannya. Penyembuhan dengan cara alami benar-benar perlu waktu yang cukup lama, tetapi pada akhirnya cukup memuaskan tanpa ada mengundang resikonya pada tubuh. (men)

| EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016


>> BARU TAHU HALAMAN 32

>> HALAMAN BARU TAHU 29

RAKSASA MASIH MENGEMBARA Paus biru atau bahasa ilmiahnya Balaenoptera musculus adalah makhluk laut yang berukuran sangat besar, dan diyakini adalah makhluk hidup terbesar yang pernah hidup di planet bumi, lebih besar dari dinosaurus terbesar.

PAUS biru terbesar yang pernah

tercatat mencapai berat 181 ton dan panjang 33 meter. Jika diletakkan di atas tanah, Paus Biru sama dengan panjang 9 mobil keluarga! Ukuran jantung paus biru adalah seukuran mobil, dan saluran pembuluh darahnya begitu besar hingga kita bisa berenang di dalamnya. Bayangkan jika kita berlayar di lautan untuk pertama kalinya, menje-

lajahi tempat-tempat yang belum pernah kita lihat, dan tiba-tiba disamping kapal kita melihat paus biru muncul ke permukaan laut, dan ukurannya ternyata lebih panjang dari kapal yang kita tumpangi. Mungkin kita akan menjadi takut, terutama mungkin karena kita belum pernah melihat makhluk hidup dengan ukuran begitu besar, kita juga tak tahu apa yang bisa dilakukan makhluk besar tersebut, apakah dia bisa

INTERNET

membalikkan kapal dan memakan manusia. Padahal, kita tak perlu takut akan makhluk laut raksasa ini. Selama ribuan tahun, para pelaut jarang sekali melihat mamalia raksasa ini dan kalaupun bertemu dengan paus biru, mereka langsung menghindar secepatnya karena merasa takut akan kemunculannya. Tentu bisa dipahami bagi orang awam seperti kita untuk merasa takut dan was was bertemu dengan makhluk berukuran raksasa ini. Kini, kita makin tahu bahwa paus biru sama sekali tidak berbahaya bagi manusia, dan kenyataannya, mereka punya persamaan dengan kita, manusia, yakni mereka adalah mamalia berdarah hangat yang harus menghirup udara.

|| EDISI EDISI 181/TAHUN 178/TAHUNIVIVl l 219--825SEPTEMBER AGUSTUS 2016 2016


HALAMAN 33

>> BARU TAHU

INTERNET

Mereka juga makhluk sosial dengan bahasa dan kecerdasan yang kompleks. Dan yang terpenting, paus biru sama sekali bukan monster, mereka adalah raksasa yang lembut yang harus kita hormati, kagumi, dan lindungi.

RAKSASA YANG LEMBUT

Di film-film Hollywood, seringkali digambarkan bahwa hewan-hewan laut berukuran raksasa adalah monster-monster jahat yang menyakiti manusia dan membawa kehancuran. Di alam bebas, makluk paling besar di planet bumi ternyata adalah makhluk yang lembut, dan tidak berbahaya. Dan yang terjadi adalah sebaliknya, paus biru, juga spesies paus paus lain, sangat menderita akibat ulah manusia, dan banyak yang menuju ambang kepunahan. Paus biru termasuk salah satu yang banyak diburu sejak berabad-abad lalu. Baru di tahun-tahun terakhir ini, kita mulai bisa menghargai nilai dari keberadaaan mereka. Pemerintah AS telah menempatkan paus biru sebagai spesies yang terancam punah. Dilansir dari Extreme Science, para pemburu paus di abad 19 dan 20 memburunya hingga mendekati kepunahan. Dimasa puncaknya, sebanyak 29.000 ekor paus biru dibantai di tahun 1931 saja. Makanan pokok paus biru adalah krill, meskipun mereka juga mema-

kan copepoda dalam jumlah kecil. Spesies zooplankton ini dimakan oleh berbagai paus biru dari satu samudra ke samudra lain. Di Atlantik Utara, Meganyctiphanes norvegica, Thysanoessa raschii, Thysanoessa inermis dan Thysanoessa longicaudata merupakan makanan yang umum. Di Pasifik Selatan, Euphausia pacifica, Thysanoessa inermis, Thysanoessa longipes, Thysanoessa spinifera, Nyctiphanes simplex dan Nematoscelis megalops; di Antartika Euphausia superba, Euphausia crystallorophias dan Euphausia vallentini. Paus biru dewasa dapat memakan krill sebanyak 40 juta per hari. Mereka selalu makan di wilayah dengan konsentrasi krill yang tinggi, sehingga kadang-kadang memakan kurang lebih 3,600 kilogram (7,900 lb) krill dalam satu hari. Paus biru mengisi perut mereka di perairan yang kaya akan krill di Antartika sebelum bermigrasi ke tempat

pembiakan di perairan yang lebih hangat dan kurang kaya akan krill di dekat khatulistiwa. Mungkin salah satu yang paling spektakuler tentang Paus Biru adalah suara-suara yang mereka buat. Para peneliti telah mengukur suara-suara frekuensi rendah yang dihasilkan oleh paus biru untuk saling berkomunikasi dengan menggunakan decible meter. Beberapa dari vokalisasi mereka teleh terekam sekeras 188 decibel and dapat didengar sejauh 848 km ! Sebagai perbandingan, suara jet pesawat udara yang sedang lepas landas mencapai 120 decibel. Dengan begitu, bisa disimpulkan bahwa paus biru adalah mahluk hidup yang mampu menghasilkan suara terkeras di dunia. Sejauh ini, para peneliti masih belum yakin sebabnya, tapi mereka meyakini secara pasti bahwa sebesar apapun dinosaurus di masa lalu, mereka tak pernah mencapai ukuran sebesar paus biru. Inilah makhluk paling besar yang pernah hidup di planet bumi, dan masih hidup hingga kini. Satu alasan penting mengapa paus bisa mencapai ukuran besar adalah mereka mempunyai ruang hidup yang besar, kawasan yang besar untuk bergerak dan menjelajah. Lebih dari 70% planet bumi terdiri dari lautan. (men)

| EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016


>> TEKNOLOGI

HALAMAN 34

TEKNOLOGI CETAK BERBIAYA RENDAH EPSON kembali memperkenalkan

tek­nologinya terbarunya di kawasan Asia Tenggara. Teknologi yang dibenamkan pada Epson WorkForce Pro FW-R8591 diyakini menghemat biaya cetak. “Teknologi ini merupakan pe­ ngembangan paling signifikan pada dunia bisnis mencetak dalam beberapa ta­hun ini, “ kata Director PT Epson Indonesia, Shimizu Tomoya pada acara peluncuran produk di Nusa Dua, Bali, 25 Agustus 2016 lalu. Penghematan biaya cetak terletak pada kantong tinta berkapasitas tinggi yang dapat menyimpan tinta dengan volume lebih banyak dibandingkan dengan katrid tinta tradisional. “Dengan satu set lengkap berisi 4 kantong tinta, WF-R8591 mampu mencetak tanpa berhenti hingga 75.000 halaman baik untuk hitam dan berwarna, tanpa mengganti tintanya,” katanya. Jumlah cetak yang sama dengan printer laser membutuhkan 52 buah

katrid tinta standar. “Konsep menggunakan kantong tinta mungkin terlihat simpel. Bagaimanapun, teknologi Precision Core yang mendorong mencetak dengan volume tinggi adalah sesuatu yang unik bagi Epson. Tentu saja dengan teknologi ini, kami berharap,” katanya seperti ditulis jpnn.com. Jumlah hasil cetak tinggi dengan biaya super rendah secara signifikan meminimalisir biaya produksi serta mengurangi downtime dengan siklus penggantian tinta frekuensi rendah. Tidak hanya itu, WorkForce Pro WF-R8951 hanya membutuhkan persediaan tinta dan kotak limbah tinta, tidak seperti printer laser yang menggunakan sebuah drum, unit transfer dan unit fuser, yang membantu biaya lebih rendah lagi yang menghasilkan limbah yang rendah bagi lingkungan. Epson WF-R8591 juga mengonsumsi energi lebih rendah dibanding-

kan dengan printer laser dimana printer inkjet tidak menggunakan pemanas pada proses mencetaknya. Penggunaan daya listrik dari WFR8591 adalah 0.6kwh, rata-rata 88 persen lebih rendah dalam konsumsi tenaga dibandingkan printer laser sejenisnya. Hal ini membantu mengurangi biaya produksi kantor, bersamaan dengan itu minimisasi limbah dari pengurangan penggunaan comsumable, hasil dari mengurangi emisi karbon dioksida hingga 95 persen lebih rendah dibanding dengan printer laser. Epson WF-R8591 digerakkan oleh teknologi printhead Epson PrecisionCoreTM, memungkinkan printer ini mencetak volume tinggi dan pada kecepatan tinggi (ISO) hingga 24ipm, pada resolusi tetap 600 x 600 dpi bagi hitam dan berwarna tanpa membutuhkan penggatian secara berkala, tidak sama seperti printhead inkjet thermal pada produk kompetitor.(men)

| EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016


OPINI

AGAR ASAP TAK KEMBALI LAGI BENCANA KABUT ASAP AKIBAT KEBAKARAN HUTAN MAKIN MEMBAYANGI MASYARAKAT KHUSUSNYA DAERAH SUMATERA DAN KALIMANTAN.

KARENA terjadinya peningkatan

Selain itu jauh-jauh hari satgas jumlah titik api di dua kawasan tersepemburu api pun sudah bergerak, but berdasarkan data satelit TERRA/ sehingga pemadaman api bisa lebih AQUA yang dipublikasikan oleh situs cepat sebelum menjalar luas. sipongi.menlhk.go.id. Namun, cukupkah kebijakan ter­ Siaran Pers BMKG tertanggal 27 sebut menghilangkan bencana kabut Agustus 2016 menyebutkan dari Citra asap dan menjawab kekhawatiran Satelit Himawari, terpantau adanya semasyarakat? Tampaknya masyarakat baran asap yang cukup pekat di bagian masih sulit mempercayai keseriusan barat provinsi Riau yang mengindikasilangkah pemerintah untuk mengankan adanya area kebakaran lahan yang tisipasi dan menangani kebakaran cukup luas. hutan dan lahan. BMKG juga menyampaikan perHal ini terlihat sepanjang tahun Oleh lunya kewaspadaan di wilayah Su2016 ini terjadi peningkatan sebaran matera bagian Barat yang terindikasi kebakaran hutan. Seandainya langkah Emilda, alumni IPB/Dosen Prodi memiliki potensi sangat mudah untuk antisipasi yang dilakukan pemerintah terjadi kebakaran hutan dan lahan. sudah tepat dan maksimal, tentu tingPendidikan Biologi Unindra, Jakarta Serta tingkat pengendalian kebakat kebakaran akan menurun. Belum karan hutan dan lahan pada tingkat lagi penegakan hukum yang tidak sulit hingga sangat sulit terutama dalam lima hari ke depan. tegas. Meskipun telah terbukti bahwa kebakaran banyak Wilayah yang termasuk dalam kategori tersebut antara lain: terjadi di kawasan konsesi milik perusahaan swasta, namun Riau, Sumatera Utara, Jambi, Aceh, Sumatera Barat, Bengkulu pemilik konsesi tak juga dijatuhi hukuman dan dimintai dan sebagian Sumatera Selatan. Selain itu propinsi Kalimanpertanggungjawaban. tan Barat dan Kalimantan Tengah juga cenderung mengalami Wajarlah jika pemerintah dinilai tersandera oleh para peningkatan potensi kebakaran dalam beberapa hari kedepan. pemilik modal alias pengusaha. Sangsi hukumpun ibarat Belumlah tuntas perbaikan lingkungan akibat kebakaran dua mata pisau, kebawah bermata tajam sedang keatas hutan dan lahan tahun-tahun sebelumya, ancaman baru sudah bermata tumpul. di depan mata. Apalagi bulan September-Oktober mendatang adalah puncak musim kemarau tahun ini. Meskipun banyak kalangan memprediksi dampak kabut asap tahun ini tidak akan separah tahun lalu. Hal ini disebabkan musim kemarau Bencana asap makin parah karena kawasan yang tertahun ini adalah musim kemarau basah ditambah curah hujan bakar sebagian besarnya adalah daerah gambut. Kawasan yang lebih sering. gambut yang harusnya dijadikan kawasan konservasi na-

EMILDA

TAK SEBATAS SOLUSI TEKNIS

| EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016


>> OPINI

HALAMAN 36

INFOUMMAT.COM

mun dirusak secara eksploitatif untuk kepentingan ekonomi. Realitas ini membenarkan pendapat akademisi dan peneliti bahwa kebakaran hutan dan lahan di Indonesia sebagian besar disebabkan aktifitas manusia. Jika ditilik, perbuatan merusak yang dilakukan manusia sebenarnya berasal dari tata kelola hutan yang keliru. Karena itu, disamping melakukan berbagai langkah restorasi atau rehabilitasi lingkungan yang telah rusak, harus diambil pula langkah untuk mengevaluasi pengelolaan hutan selama ini. Untuk menghasilkan model pemanfaatan hutan tanpa merusak lingkungannya. Terkait pengelolaan kawasan hutan dan lahan khususnya gambut, pemerintah sebagai otoritas tertinggi di negeri ini haruslah kembali pada perannya. Artinya pemerintah harus menjadi pihak yang bertanggungjawab terhadap pengelolaan dan pemanfaatan kawasan hutan beserta sumberdaya di dalamnya. Pihak swasta tidak bisa diserahi hak pemanfaatan yang luas sehingga lelua-

sa melakukan eksploitasi besar-besaran yang akhirnya menimbulkan kerusakan lingkungan.

Untuk itu pemerintah harus melakukan perubahan political will terkait pengelolaan kawasan hutan dan lahan. Diantaranya, pemerintah harus mengkaji ulang pemberian hak konsesi kepada perusahaan untuk memanfaatkan hutan dan lahan. Akibat pemberian konsesi ini menyebabkan adanya penguasaan perusahaan terhadap kawasan hutan dan memberi ruang terjadinya eksploitasi hutan secara berlebihan.*** Selain itu kebijakan tentang lahanpun harus jelas untuk menghilangkan adanya kawasan yang ‘abu-abu’ seh-

ingga tidak ada pihak yang bertanggungjawab jika terjadi kebakaran di lahan tersebut. Serta yang tak kalah pentingnya adalah konsistensi pemerintah untuk mengelola kawasan gambut sesuai karakternya. Supaya tidak terjadi eksploitasi di kawasan konservasi yang berakibat terjadinya bencana ekologi berkepanjangan. Disamping itu tentu saja diperlukan penegakan hukum secara tegas. Para penegak hukum harus benar-benar mengedepankan kemaslahatan masyarakat sehingga tidak ‘mempan’ dengan bujukan perusahaan-perusahaan nakal yang ingin untung sendiri namun mengorbankan rakyat dan lingkungan. Bersamaan dengan itu, program edukasi kepada masyarakat harus dilakukan secara kontinyu. Penjagaan dan pemanfaatan hutan sangat membutuhkan kesadaran yang diiringi dengan pengetahuan yang benar. Tata kelola hutan dan lahan gambut secara benar dan sesuai dengan karakternya serta didukung teknologi yang terbaik sangat mungkin mengembalikannya kepada kondisi yang baik dan menghilangkan nestapa kabut asap.***

| EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016


SENI BUDAYA PESTA SUNGAI BOKOR 2016

Duniakan Kampung Lewat Helat Budaya Semangat militant untuk menyelenggarakan iven di kampongkampung, terlihat dari Pesta Sungai Bokor 2016.

| EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016


>> SENI BUDAYA

HALAMAN 40

Para orangtua bermain gasing dalam Festival Sungai Bokor di Kecamatan Rangsang (20/8/2016).

KEMERIAHAN

Pesta Sungai Bokor 2016 menujukkan adanya semangat yang tak dapat dipatahkan oleh berbagai kendala, terutama menyangkut masalah dana. Helat tahunan yang ditaja Sanggar Bathin Galang itu, tahun ini juga tidak mendapat bantuan dari pemerintah atau tidak masuk dalam anggaran daerah tetapi acara berlangsung meriah dan mendapat sambutan yang tak kalah meriah pula dari masyarakat sekitarnya. Semangat yang ada tentu saja berangkat dari kehendak untuk mengangkat kekayaan seni budaya Melayu setempat untuk dapat dilirik dunia. Hal itu disampaikan oleh Pimpinan Sanggar Bathin Galang, Soepandi. Disebutkan adanya mimpi untuk tetap menjaga seni budaya yang ada di kampungnya. Dalam istilah pemuda Bokor itu, duniakan kampung lewat iven budaya. Semangat yang mulia dan kuat itu tentu saja tidak bisa ditopang dengan sendiri tetapi diharapkan pula bantuan

dan partisipasi dari pemerintah. Tetapi Soepandi dan rekan-rekan generasi muda, tidak pula kehilangan akal dan kehabisan ide untuk tetap menggelar acara yang telah dimulai sejak 2011 lalu itu. Tahun ini, mereka tetap bertekad menyelenggarakan acara serupa meski dengan keterbatasan daya. Acara yang ditaja seharian, Sabtu (20/8) lalu itu didukung oleh Pemerintah Desa Bokor Kecamatan Rangsang Barat. Kemeriahan helat yang ditaja tahun ini terbukti dengan kehadiran berbondong-bondong masyarakat meramaikan acara sejak pagi hingga ke malam hari. Masyarakat yang datang tidak hanya dari Desa Bokor tetapi juga dari pulau-pulau yang berdekatan, dan para apresiator dari luar daerah seperti dari Pekanbaru dan lain-lain. Salah seorang pengunjung yang tampak adalah mantan Rektor Unri Prof Ashaluddin Jalil. Disebutkannya, potensi Desa Bokor layak diangkat ke per-

JEFRY AL MALAY/RIAU POS

mukaan. Tetapi hal ini harus didukung oleh pemerintah daerah. Terutama dalam hal membangun infrastrukur yang diajukan pemerintah desa. “Saya tengok visi desa wisata yang terpampang di pelabuhan yaitu sebagai pintu gerbang wisata Kepulauan Meranti. Apa yang saya perhatikan sepanjang acara, semuanya layak kita ‘jual’ terutama parawisatanya seperti permainan rakyat, keindahan mangrove-nya, kebersihan kampungnya dan sosial budayanya, “ katanya. Helat Pesta Sungai Bokor tahun ini dimulai sejak pagi. Tepatnya, di tepian Sungai Bokor. Beramai-ramai masyarakat mulai dari anak-anak hingga orang tua menyaksikan lomba lari di atas tual sagu, sebuah iven yang telah mendapat pengakuan dari Museum Rekor Indonesia (MURI). Gelak tawa, cemas, tepuk tangan dan sorak-sorai tampak mewarnai perlombaan yang digelar di atas tual sagu itu. Lalu bersamaan dengan itu, di-

| EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016


HALAMAN 41

>> SENI BUDAYA gelar juga lomba memancing dari pagi sampai pukul 16.00 WIB. Sebagaimana biasanya, lomba yang satu ini juga tidak sepi dari peserta. Ratusan peserta larut di dalam lomba memancing ini. Untuk ibu-ibu, sebuah lomba yang tak kalah menariknya adalah lomba nyocuk (cucuk) atap. Puluhan peserta dengan mengenakan kostum perempuan Melayu, kemudian berlomba-lomba menyocuk (menyucuk) atap. Duduk berselimput di halaman yang disediakan panita, ibu-ibu yang sememang mahir melakukan lomba yang sebenarnya merupakan pekerjaan atau aktivitas sehari-hari masyarakat desa Bokor itu. Yang tak kalah menariknya, digelar juga lomba permainan tradisional di antaranya main senangkup yang diperuntukkan bagi ibu-ibu. Kegiatan ini diselenggarakan di dalam Gedung Sekretariat Sanggar Bathin Galang. Sementara itu, bagi anak-anak seumuran SD digelar pula lomba main seningkik. Pertandingan lainnya adalah per-

Ibu-ibu di Kecamatan Rangsang mengikuti lomba menyocuk (menyucuk) atap saat Festival Sungai Bokor 2016 digelar. mianan tradisional yang juga sangat populer di masyarakat Melayu, yaitu pertandingan gasing. Pertandingan

JEFRY ALMALAY/RIAU POS

ini dilakukan antara komunitas gasing se-Rangsang Barat dan Rangsang Pesisir. Kemeriahan berbagai agenda

Para pemuda mengikuti lomba lari di atas tual sagu dalam Festival Sungai Bokor 2016. | EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016

JEFRY AL MALAY/RIAU POS


>> SENI BUDAYA

HALAMAN 42

JEFRY AL MALAY/RIAU POS

Persembahan musik Sanggar Bathin Galang, foto bawah joget Lambak dalam Festival Sungai Bokor di Kecamatan Rangsang (20/8/2016).

yang digelar dirasakan oleh salah seorang pengujung dari Kecamatan Tebing Tinggi, Rudy Kodon. Katanya, di samping adanya upaya untuk mempertahankan nilai nilai tradisi. Helat yang ditaja menujukkan banyaknya potensi yang sangat layak dikembang untuk menjadi agenda dan program tidak hanya tingkat daerah tetapi juga Propinsi Riau. Tujuannya tak lain, agar event ini lebih besar lagi gaungnya. Tentu saja, peran pemerintah dan swasta sangat diharapkan agar kegiatan ini tidak jalan di tempat saja. Selain itu, peran Badan Promosi Daerah sangat penting agar kearifan lokal khas Meranti tetap terjaga. “Memang bagi kita, penduduk setempat menganggap khasanah yan gkit apunya hanya biasa saja tapi bagi wisatawan, ini adalah luar biasa, karena di tempat mereka tidak ada permainan masyarakat seperti ini,� ujar Rudi Kodon. Kemeriahan Pesta Sungai Bokor 2016, tidak hanya tampak di siang hari saja tetapi acara dilanjutkan pula pada malam hari. Masyarakat disuguhkan

pula dengan berbagai kreativitas kesenian. Pada mala harinya, helat dikemas dengan tajuk Melayu Tempoe Doeloe. Semua pengunjung dan pengisi acara malam itu, diwajibkan mengenakan baju Melayu tempo dulu. Sehingga tak heran, banyak di antara pengunjung yang datang berkemban kain dan mengneakan baju teluk belanga bagi lelaki dan perempuan mengenakan baju kebaya labuh. Adapun pertunjukan malam itu dimulai dari penampilan Sanggar Bathin Galang yang menggelar alunan lagu kampung halaman, grup band Second Seven, Kemas Rangsang Barat, Arable Band, hingga Sanggar Komunitas Kemas meranti Featuring Kumunitas Laser yang membawa lagulagu era 60-an. Hiburan yang memang disuguhkan untuk menghibur masyarakat itu, mendapat sambutan yang hangat pula yang dapat disaksikan dari tepukan gemuruh dari para penonton yang menyesaki tempat acara di tepian Sungai Bokor tersebut. Apalagi di penghujung acara, digelar tarian joged lambak. Tak ayal lagi, masyarakat pun lena berjoget dengan iringan lagu-lagu

joged Melayu. Di tempat terpisah, sekretaris Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kepulauan Meranti, Drs H Ismail Arsyad MSi, menyebutkan, helat yang ditaja dengan semangat oleh pemuda-pemuda di Desa Bokor perlu dikemas lagi terutama permainan rakyat sebagai muatan lokal yang sangat perlu dikembangkan sebagai potensi wisata Kabupaten Kepulauan Meranti. Bila perlu, katanya, tidak hanya satu hari tetapi bisa dilaksanakan sampai tiga hari. Masih banyak permainan tradisonal lainnya. Kalau semua itu bisa digelar, tentulah diperlukan waktu yang lama sehingga wisatawan yang berkunjung bisa menikmati lebih lama, dan bisa mengikuti lomba yang dilaksanakan. Di sisi lainnya, aktivitas ekonomi bisa pula berkembang selama tiga hari di Desa Wisata Budaya Bokor. “Kita merasa bangga kepada masyarakat desa Bokor terutama pemudanya yang telah melakasanakan event tahunan ini, walaupun Kabupaten Kepulauan Meranti mengalami krisis keuangan tetapi mereka tetap berbuat. Himbauan kepada desa-desa yang lain, yang pada tahun tahun sebelumnya pernah membuat iven perlu dijuga dicontoh seperti yang dilaksanakan oleh pemuda Bokor. Dan juga saya apresaisi kepada seniman-seniman muda Meranti yang turut memeriahkan dan menyuseskan pesta sungai bokor 2016,� ujarnya. (Jefrizal)

| EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016


>> SASTRA

HALAMAN 43

Sebuah Tawaran Lewat Bengkel Sastra Setiap tahun, Balai Bahasa Provinsi Riau menggelar Bengkel Sastra di daerah-daerah. Kali ini, antusiasme didapat di Pelalawan.

SEKITAR

80 siswa-siswi di Kabupaten Pelalawan mengikuti acara pelatihan peningkatan kreativitas sastra yang ditaja oleh Balai Bahasa Provinsi Riau. Kegiatan tahunan yang biasanya dinamakan Bengkel Sastra itu digelar selama empat hari (24-27) yang kegiatannya dipusatkan di Grand Hotel Pelalawan dan SMA N 1 Pangkalan Kerinci. Siswa-siswi yang berasal dari berbagai sekolah menengah atas di Kabupaten Pelalawan itu diberi pemahaman materi tentang musikalisasi puisi oleh empat orang narasumber, yakni Kepala Balai Bahasa Provinsi Riau Umar Solikhan, Marhalim Zaini, Zalfandri Zaenal alias Mat Rock dan Jefri al Malay. Siswi-siswi tersebut diberi pengetahuan mulai dari apa itu sastra, puisi, musikalisasi puisi, sampailah kepada proses penciptaan musikalisasi puisi. Oleh karenanya, selama beberapa hari para siswa-siswi yang tampak antusias mengikuti pelatihan itu, mempersiapkan karya mereka berupa musikalisasi puisi yang kemudian dipentaskan secara bergiliran pada acara penutupan yang dilaksanakan di aula SMA N 1 Pangkalan Kerinci pada Sabtu (27/8). Dari apa yang mereka peroleh terkait dengan pengetahuan dan langkah-langkah membuat musikalisasi puisi, kemudian langsung mereka praktikkan. Sebanyak 13 kelompok yang tampil pada penutupan tersebut. Mereka perwakilan dari masing-masing sekolah,

JEFRY AL MALAY/RIAU POS

menggelar karya mereka dengan penuh semangat. Karya-karya puisi yang dipilih menjadi lantunan nada dan senandung, menjadi pekikan isyarat, menjadi bunyi yang kemudian tentu menjadi karya baru berupa musikalisasi puisi. Antusias dan kegembiraan para siswa-siswi diwakili oleh salah seorang peserta dari SMA Bernas, Viola. Katanya pelatihan seperti ini seru. Banyak hal yang didapat terutama pengetahuan terkait dengan musikalisasi puisi. Pelatihan seperti ini juga merupakan pelajaran yang tidak didapat di bangku sekolah, ianya menjadi pengetahuan tambahan bagi siswa-siswi. “Ya seru aja. Kami diberi pemahaman, pengetahuan, bahkan diarahkan berkarya sendiri. Ini tentu bermanfaat bagi kami, karena dari pelatihan ini dapat pula kami kembangkan di sekolah kami masing-masing. Dan saya pribadi berharap, pelatihan seperti ini harus tetap dipertahankan,� ujar siswi yang juga sering mengikuti ajang lomba baca puisi ini. Kepala Balai Bahasa Provinsi Riau, Umar Solikhan, menjelaskan, pelatihan yang ditaja memang dalam rangka meningkatkan kreativitas sastra kepada siswa-siswi di sekolah. Bengkel Sastra adalah salah satu kegiatan yang

ditawarkan oleh Balai Bahasa Provinsi Riau untuk meningkatkan kreativitas dan apresiasi sastra kepada masyarakat dalam hal ini siswa dan guru di Riau. Kegiatan tersebut berfokus pada pemberian pelatihan dan pementasan seni kreatif yang berupa musikalisasi puisi. Kegiatan tahunan ini, sengaja dilakukan di beberapa daerah yang telah ditetapkan jauh hari sebelumnya. Dengan cara, Balai Bahasa mendatangai daerah-daerah tersebut, menggelar pelatihan, sampailah para peserta mengetahui seluk-beluk dalam membuat karya musikalisasi puisi. “Ada banyak kegiatan lainnya dari Balai Bahasa Provinsi Riau untuk meningkatkan kreativitas di bidang bahasa dan sastra. Dan bengkel sastra ini, juga dalam upaya untuk menghimpun para peserta dari daerah untuk mengikuti helat berikutnya yang diselenggarakan di Pekanbaru, yaitu pekan sastra yang didalamnya ada lomba musikalisasi puisi se-provinsi Riau. Semoga di tahun depan, peserta dari Kabupaten Pelalawan dapat pula ikut berpartisipasi di acara yang ditaja oleh Balai Bahasa tersebut. Karena apa yang telah ditampilkan dari hasil pelatihan ini, saya kira sangat memuaskan,� ujarnya. (Jefrizal)

| EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016


>> TEATER

HALAMAN 40

JEFRY AL MALAY/RIAU POS

Arisan Teater, Solusi Berteater di Inhil Mereka kumpul bersama, mengeluarkan uang dari saku sendiri, mengumpulkannya dan digunakan untuk keperluan yang kreatif, untuk pentas teater. Mereka para pelaku teater di Tembilahan, dan kegiatan mereka disebut dengan Arisan Teater.

ARISAN Teater adalah sebuah

upaya yang dilakukan para pekerja teater untuk menutupi segala persoalan terutama di bidang seni teater. Beberapa kelompok yang rata-rata adalah generasi muda dari Tembilahan, Indragiri Hilir (Inhil) ini mencoba mencari solusi dari berbagai persoalan yang menurut mereka menghambat perkembangan seni teater selama ini. Pertemuan antara para pelaku teater digelar. Sebuah ide pun muncul. Disambut baik pula oleh semua. Maka kemudian, mereka sepakat bersama-sama untuk tetap menggelar seni pertunjukan teater. Kesepakatan itu tentu dengan sebuah

konsekwensi, mengeluarkan uang dari saku sendiri, mengumpulkannya. Kemudian uang yang terkumpul dari beberapa sanggar yang ada, diserahkan kepada sanggar yang menang undian, lalu digunakan untuk biaya produksi. Salah seorang pembina, Alfian AMd mengatakan, kerisauanlah yang kemudian memunculkan ide Arisan Teater ini. Terlebih lagi melihat kondisi dunia seni di Inhil khususnya seni teater. Semakin hari terlihat semakin mengkhawatirkan. Lalu di tahun 2015, para seniman di Inhil diajak berkumpul dan berunding. Semua sanggar terutama sanggar teater di data. Bahkan sanggar

yang dulu, aktif turut didata dan diajak dalam pertemuan itu. Dalam dialog itu, kata Alfian, ditemukan beberapa persoalan. Persoalan itu pula yang menyebabkan seni teater di Tembilahan tergencet. Dikatakan ada, seperti tak ada, dikatakan tak ada, sesekali ada. Demikian juga dengan keberadaan sanggar teater, nama-nama sanggar terdata tetapi sebaliknya, aktivitas pertunjukan lengang. “Langkah awal, kita menghimpun sanggar-sanggar teater karena merekalah ujung tombaknya,� jelas Alfian. Lalu kemudian memakan waktu sekitar enam bulan . Mulai dari per-

| EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016


>> TEATER temuan dengan beberapa seniman, penggerak teater, dan Dewan Kesenian Indrahiri Hilir. Langkah berikutnya dibentuklah Aliansi Seniman Teater (AST) yang tujuannya untuk membangun jaringan komunikasi yang kokoh dan kontunitas. Bersamaan dengan itu juga digelar sebuah pertemuan, yakni Musyawarah Seniman Teater Inhil pada Oktober 2015. “Ketika itu kami difasilitasi oleh Dewan Kesenian Inhil,” kenangnya. Berdasarkan musyawarah itulah didapat kesimpulan bahwa, ada beberapa persoalan yang menjadi kendala para pekerja teater selama ini. Yang menyebabkan sanggar-sanggar tidak produktif. Pertama tidak tersedianya gedung pertunjukan. Kurangnya iven-iven teater yang dilaksanakan oleh pemerintah dan besarnya biaya produksi dalam setiap pementasan dalam setiap produksi teater. “Dengan segala keterbatasan ini, kami mengambil keputusan untuk mengadakan Arisan Teater. Sebagai sebuah laman dan wadah untuk menampung dan mengembangkan potensi secara bersama-sama dengan landasan Arisan Teater kekeluargaan dan keterbukaan. Arisan ini juga kami temukan sebagai formula dalam bentuk kegiatan pementasan teater rutin yang kami lakukan sebulan satu kali secara bergantian oleh sanggar teater yang menjadi anggota. Setidaknya, upaya ini berharap mampu menjadi pendorong tumbuh kembang dan memberikan konstribusi untuk pembangunan daerah,” jelas Alfian.

HALAMAN 41 Sejak terselenggaranya kegiatan Arisan Teater ini, ada tujuh sanggar yang menjadi anggota. Ketujuh sanggar tersebut dinilai memiliki konsekwensi yang kuat untuk mengembangkan seni pertunjukan teater di Tembilahan. Sanggar-sanggar ini juga kiranya dapat menjaga intesitas pertunjukan. “Dan semuanya berasal dari sanggar yang terdapat di Tembilahan. Tetapi untuk putaran berikutnya, kami tidak menutup kesempatan bagi sanggar-sanggar yang ada di kecamatan untuk bergabung. Karena inilah wadah kami untuk tetap menjaga dan mengembangkan teater secara bersama-sama atas landasan kekeluargaan,” jelas Ahmad Syukron selaku koordinator Arisan Teater Inhil. Apa yang dirancang dan dibentuk oleh para pekerja teater di Inhil terbukti bukan hanya wacana. Hal itu memang mereka buktikan dengan kerja nyata. Sejak ditetapkan undian, telah digelar sebanyak enam kali pertunjukan teater. Beragam naskah telah dipentaskan, mulai dari karya naskah teaterawan asal Riau sampai dengan daerah-daerah lainnya. Begitu juga dengan konsep pertunjukan yang digelar, mulai dari teater realis sampai dengan teater surialis. Sanggar Tuah Abdi (Unisi) mendapat undian pertama. Sanggar ini pentas 5 Desember 2015 lalu. Kemudian dilanjutkan dengan Sanggar Selasih Baiduri (SMK 1 Tembilahan) pada 16 Januari 2016. Giliran berikutnya adalah Sanggar Bujang Dara (SMA N 1 Tembilahan) pada 28 febuari 2016.

Dilanjutkan dengan Sanggar Qinabun (MAN 039) pada 02 April 2016. Sanggar Laksemana (SMA N Enok) adalah giliran berikutnya, mereka pentas pada 21 April 2016. Dan pada tanggal 19 Agustus lalu, dipentaskan sebuah naskah karya Ratna Sarumpaet berjudul Pelacur dan Presiden oleh sanggar Lebur (SMA PGRI Tembilahan). Dan tersisa satu sanggar lagi di putaran pertama ini yang akan digelar bulan depan yaitu Sanggar Indragiri Art Institute. Semua pertunjukan dipusatkan di gedung Puri Cendana Jalan Lingkar Tembilahan, Inhil. “Memang kebanyakan anggota sanggar adalah siswa-siswi. Bagi kami ini juga menjadi penting karena merekalah generasi penerus dari perkembangan teater ke depannya. Apalagi sejak digelar arisan teater ini, sejauh yang dapat dipantau, banyak peminat teater dari kalangan siswa-siswi. Bahkan di sekolah pun kegiatan ekstrakurikuler teater dilakukan oleh beberapa sekolah,” jelas Syukron.

APRESIASI MENINGKAT

Dari rentetan pertunjukan teater yang telah digelar, banyak hal yang menggembirakan diantara keterbatasan-keterbatasan para pelaku teater di Tembilahan. Di samping semangat kebersamaan yang dicontohkan, spirit mengembangkan teater bagi para pelakunya, juga apresiator yang semakin meningkat. Hal itu terlihat pula dari beberapa pertunjukan yang telah

JEFRY AL MALAY/RIAU POS

| EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016


>> TEATER

HALAMAN 44

digelar, terutama di pertunjukan yang terakhir pada 19 Agustus lalu. “Alhamdulillah, pentas naskah Pelacur dan Sang Presiden sukses, para apresiator baik dari kalangan siswa-siswi, seniman dan umum datang menyaksikan walaupun harus membeli tiket,� ujar sutradara, Alfian. Hal itu membuktikan bahwa sejauh yang dilakukan oleh Arisan Teater selama ini menujukkan adanya efek positif baik bagi para pelaku maupun masyarakat di Tembilahan. Naskah karya Ratna Sarumpaet itu sendiri dipentaskan bertepatan dengan bulan kemerdekaan Republik Indonesia. Pentas itu, menurut sutradara menjadi sebuah pertunjukan seni sekaligus kado perenungan untuk bangsa ini. Lakon Pelacur dan Sang Presiden itu sendiri tergolong teater tragedi, terutama karena banyaknya kematian yang terjadi, termasuk tokoh utamanya sendiri. Meskipun banyak hal yang diungkapkan secara simbolis, drama ini merupakan cermin realitas masyarakat

JEFRY AL MALAY/RIAU POS

Indonesia. Tidak sedikit perempuan yang bernasib seperti di dalam cerita seperti Jamila dan Dinda, yang berakhir menjadi bangkai di kolong jembatan. Kisah ini merupakan kisah seorang pelacur yang berusia 26 tahun kemudian menyerahkan diri pada kepolisian, mengaku telah membunuh

seorang pejabat negara yang menjadi langganannya. Untuk perbuatannya itu, dia kemudian dijatuhi hukuman mati. Sebelum dieksekusi, permintaan terakhir Jamila bukan bertemu ibu atau ayahnya. Dia meminta untuk dipertemukan dengan presiden dan seorang ulama tersohor. (Jefrizal)

| EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016


HALAMAN 45

>> SENGGANG

Penyair dan Rokok SAYA TIDAK TAHU PERSIS, KAPAN ROKOK DAN PENYAIR ITU SEOLAH MENJADI IDENTIK.

APAKAH sejak foto pose Chairil

gondrong, tidak banyak lagi. Pakaiannya, hampir Anwar tengah merokok itu beredar, lalu tidak ada yang belel. Rapi-rapi, bahkan wangi. demikian populer. Maka muncullah sebutan “sastra wangi”, “sastra Ditemukan di mana-mana, di buku, di salon”, “sastra kafe”, dan sejenisnya. Sebutan yang poster, di tembok, sampai pula foto itu di dulu amat dibenci Rendra; “Aku bertanya/ tapi kamar-kamar para penyair. Dan lalu, para pertanyaanku/ membentur jidat penyair-penpenyair lain, turut meniru gaya foto Chairil yair salon,/ yang bersajak tentang anggur dan sambil merokok itu, termasuk WS Rendra. rembulan...” (dalam “Sajak Sebatang Lisong”). Dulu, hemat saya, memang demikianlah Meski yang lain boleh be­rubah, tapi mersebagian penyair diidentikkan (entah oleh okok nampaknya tidak. Penyair dan rokok, sebuah konstruksi sosial tertentu): perokok, ditambah kopi, masih tetap bertahan sebagai gondrong, kumal, berjaket, celana robek, sebuah gaya hidup (tentu tidak semua pe­ suka begadang, nomaden, bahkan bertato, nyair). Apalagi kopi, teman si rokok itu, makin dan sejenisnya. Saya, sempat merasakan digemari orang, bahkan makin populer. zaman itu. Bedanya, kalau kopi kerap menjadi inMARHALIM ZAINI Rasanya, dengan “gaya hidup” semacam spirasi dan masuk dalam teks sastra, rokok itu, para penyair tengah membangun identitas dirinya di tidak selalu demikian. Rokok, masih dianggap (oleh sebagian lingkungan masyarakat yang “mapan.” Dengan cara itu, justru penulis) sebagai “teman baik” saat menulis. penyair merasa “dapat tempat.” Rokok, mungkin tidak menjadi inspirasi sebagaimana Sebab, dunia puisi, sama halnya dengan dunia seni kopi, tapi (konon) ia dapat menjemput inspirasi. yang lain, adalah dunia kreativitas—yang kata Albert Tentu, tidak semua penyair begitu. Taufiq Ismail, adaCamus—identik dengan pemberontakan. Penyair, seolah lah salah satu dari yang tidak banyak, yang dengan lantang tengah membawa ideologi “pemberontakan” itu, melalui menolak rokok, terutama dalam puisi “Tuhan Sembilan gaya hidupnya itu. Anti-kemapanan, demikian dulu kerap Senti.” Taufiq—yang memang tidak perokok itu—menulis, didengungkan. Atau, “kaum urakan” istilah Rendra. Dan “Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok, tapi rupanya, identitas itu cukup berhasil mempengaruhi cara tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok..” pandang masyarakat umum terhadap penyair. Dan dengan begitu, lanjut Taufiq, “Rokok telah menjadi Dan lalu, masyarakat permisif, penyair tambah enjoy. dewa, berhala, tuhan baru,/ diam-diam menguasai kita...” Meskipun kemudian, dalam perkembangannya, begitu Dan akan lain lagi puisi yang lahir dari seorang perokok zaman melahirkan generasi masyarakat baru, timbul pertan(setidaknya mantan perokok) seperti Rendra: “Menghisap yaan-pertanyaan pada penyair—yang juga kerap saya hadapi sebatang lisong/ melihat Indonesia Raya, mendengar 130 dalam sejumlah kesempatan—apakah penyair harus gonjuta rakyat,/ dan di langit/ dua tiga cukong mengangkang/ dong, harus merokok, harus pakai baju belel, harus urakan, berak di atas kepala mereka...” dll. Jawaban saya tergantung siapa yang bertanya; kadang Lalu, apakah para penyair kini akan menjadi perokok politis, kadang ideologis, kadang juga apologis. atau tidak? Tentu, akan tergantung pula pada harga rokok Dan pertanyaan semacam itu kemudian, rupanya memyang konon akan naik selangit. Jangan sampai, mulut bebuat perlahan-lahan turut merubah identitas penyair itu. Yang rasap tapi dapur tak berasap.***

| EDISI| EDISI 180/TAHUN 181/TAHUN IV lIV26lAGUSTUS 2 - 8 SEPTEMBER - 1 SEPTEMBER 2016 2016


>> RESENSI BUKU

HALAMAN 46

Tentang Cinta, Luka, dan Tanah Kelahiran Novel ini tidak hanya berkisah tentang sengkarut cinta para karakternya, tetapi bagaimana para tokoh itu hidup dalam realitas sosial yang menyedihkan di sekelilingnya.

LUKA Tanah adalah sebuah novel

tentang cinta terlarang dua anak manusia yang dikemas dalam balutan isu-isu sosial seperti kemelut tanah di daerah transmigrasi, isu komunisme, dan kondisi pascabencana gempa di Jambi dan tsunami di Aceh. Novel ini berkisah tentang karakter bernama Rama yang terobsesi untuk mencari tahu mengapa ayahnya diculik orang tak dikenal di sebuah desa pedalaman di Sumatera ketika ia masih berumur satu tahun. Setelah ayahnya diculik, ibunya membawanya ke Jakarta, di sana ia dibesarkan dan ekolah hingga lulus menjadi sarjana hukum. Setelah menyelesaikan studinya, Rama kembali ke Desa Sukadana, tanah kelahirannya, untuk mencari tahu mengapa ayahnya diculik. Di sana, ia menemukan rumah lamanya yang kosong dan tidak terawat. Ia pun memugarnya dan tinggal di sana. Di rumah itulah, lewat mimpi, dia bisa bertemu dengan ayahnya, dan lewat mimpinya ini pula ia menyaksikan bagaimana ayahnya lolos dari lubang maut karena dituduh sebagai komunis pascaperistiwa G/30S Malangnya, ketika tinggal di Suka-

| EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016


HALAMAN 47

>> RESENSI BUKU dana, terjadi kerusuhan berbau ertnis yang melibatkan penduduk setempat dengan para transmigrasi asal Jawa. Rama dianggap sebagai provokatornya selain karena ia aktif memberikan edukasi sosial kepada masyarakat setempat ia juga diketahui oleh aparat setempat sebagai anak seorang keturunan PKI. Rama ditangkap polisi dan kemudian dipenjara. Semenjak itu hidupnya terus dibayang-bayangi oleh aparat. Setelah keluar dari penjara, Rama menjadi aktivis kemanusiaan yang tergabung dalam sebuah LSM . Dia selalu ada di wilayah-wilayah bencana yang membutuhkan relawan seperti gempa, tsunami, dll. Saat gempa 1995 di Kabupaten Kerinci (Jambi) dia berkenalan dan kemudian jatuh cinta dengan Kartika, seorang dokter yang telah memiliki suami dan anak. Keduanya kemudian terlibat cinta terlarang, namun kemudian mereka tersadar dan berjanji saling melupakan. Untuk melupakan cintanya pada Kartika, Rama terus berkelana, ia menjadi relawan yang idealis dan berdedikasi. Sepuluh tahun kemudian ketika tsunami melanda Aceh, ia pun pergi ke sana. Di Aceh, Rama bertemu dengan Sasa --seorang gadis relawan yang usianya sepuluh tahun lebih muda darinya. Ada percik cinta di antara mereka, namun kali ini pun Rama harus meredam cintanya karena ternyata Sasa memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan cinta terlarangnya di masa lampau dengan Kartika. Yang menarik dari novel ini bukanlah hanya kisah cinta Rama dan Kartika melainkan nuansa dan isu-situ sosial yang membalutnya. Dalam isu komunisme ada kisah bagaimana pasca-G30S banyak orang dieksekusi aparat tanpa diadili, lalu bagaimana stigma komunis yang terus melekat hingga keturunan orang yang pernah dituduh komunis seperti halnya tokoh Rama. Sesuai judulnya, di novel ini juga mengungkap konflik tanah di daerah transmigrasi yang dipicu oleh kecemburuan sosial antara penduduk asli dengan para transmigran dari Jawa. Hal ini memicu terjadinya perang an-

tardusun. Hal yang sangat krusial dan berbahaya karena biasanya jika menyangkut soal tanah orang tidak segan saling bunuh untuk mempertahankan tanahnya. Derita dan perjuangan para transmigran juga terungkap di novel ini. Di sini pembaca diajak melihat realita bahwa kehidupan para transmigran tidaklah semudah atau semakmur apa yang digembar-gemborkan pemerintah. “Sampai empat musim tanam, hasil panen kami melimpah, namun di tahun kelima dan seterusnya, setelah humus tanah habis, semua menjadi lain. Sejak saat itulah, ketika tanah ini sudah tak subur lagi dan kami tak memiliki uang untuk membeli pupuk, kami mulai menemukan saat-saat yang buruk. Banyak dari transmigran yang akhirnya menjual tanah dan rumahnya dengan murah dan memilih pulang ke kampung asalnya di Jawa.” (hal. 93) Selain tentang tanah, masalah-masalah yang dihadapi para pengungsi dan relawan di daerah yang terkena bencana juga terungkap di novel ini “Di mana-mana warga resah. Bantuan tidak merata. Hanya daerah yang keluar di televisi dan ditulis di koran saja yang mendapat bantuan, sementara desa-desa yang tak terjangkau oleh wartawan, dibiarkan tanpa bantuan...” (hal. 16) Para pelancong yang kerap datang ke daerah bencana dan para pejabat atau artis yang memanfaatkan bencana sebagai ajang cari muka juga diungkapkan penulis dalam novel ini. “... saat ini banyak pihak yang memanfaatkan bencana ini sebagai ajang cari muka. Entah itu pejabat negara, pejabat daerah yang ingin naik pangkat dan orang-orang oportunitis lainnya. Tak ketinggalan, para istri mereka yang tak pernah memegang mayat dan lumpur, tiba-tiba datang dengan membawa organisasi yang entah apa namanya dan segudang bantuan untuk menjelaskan kepeduliannya. Hal yang sama juga dilakukan banyak artis, mulai dari model, penyanyi, sampai bintang sinetron, untuk mendongkrak popularitas mereka. ... sementara

banyak yang ingin membantu relawan dengan ikhlas, tidak bisa berangkat karena tiket pesawat sudah di-booking oleh orang-orang... pelancong itu...” (hal. 132) Masih banyak hal-hal menarik menyangkut isu-isu sosial yang terungkap dalam novel ini, untungnya penulis memasukkan isu-isu tersebut dengan baik dan dalam komposisi yang tidak berlebihan sehingga semua itu melarut dalam alur kisahnya. Yang mungkin membuat novel ini agak sukar dinikmati adalah alur kisah yang melompat-lompat maju-mundur dalam rentang 10 tahun ( 1996, 2003, 2004, 2006 ) dan tokoh “aku” / pencerita yang berganti-ganti, misalnya di satu bab tokoh Rama yang jadi pengisahnya namun di bab lain tokoh Kartika atau Sasa yang menjadi “aku” sebagai pengisahnya. Selain itu petunjuk yang akhirnya diperoleh Rama mengenai alasan ayahnya diculik beserta masa lalunya yang tragis melalui sebuah mimpi saya rasa terlalu dipaksakan. Alangkah baiknya kalau petunjuk itu diperoleh Rama melalui hal-hal yang alami seperti kisah tetangga, atau saksi-saksi hidup yang mengetahui dengan pasti tragedi yang pernah dialami ayahnya di masa lampau. Terlepas dari hal itu, novel ini memiliki kisah dan latar kisah yang menarik. Bukan hanya kisah cinta dan konflik antara tokoh utamanya saja melainkan isu-isu sosial yang diangkat dalam novel ini membuat novel ini menjadi istimewa dan menambah wawasan pembacanya. Novel ini juga menggugah kesadaran pembacanya akan konfilk yang terjadi karena tanah yang luka. Luka karena diperebutkan, luka karena menyimpan kepedihan sejarah manusia yang mendiaminya, dan tanah yang luka karena bencana.*** Hernadi Tanzil, pecinta buku dan blogger. Tinggal di Bandung.

| EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016

Judul Penulis Penerbit Cetakan Tebal

: Luka Tanah : Hary B Kori’un : Palagan Press : I, Mei 2014 : 174 hlm


>> ARTIS

HALAMAN 48

ELMA THEANA

“Gatot Bukan Urusan Saya Lagi, Itu Masa Lalu…” Sembilan tahun dekat dengan Gatot Brajamusti dan meninggalkan keluarga, Elma Theana kemudian tersadar kalau ada yang salah dengan kedekatan itu…

LAMA

tak ada kabarnya, aktris Elma Theana kini kembali muncul ke publik bersamaan dengan pemberitaan yang meluas tentang tertangkapnya Gatot Brajamusti karena menggunakan narkoba di Lombok. Elma diketahui lama dekat dengan Gatot. Dia juga yang memperkenalkan Reza Artamevia dengan Gatot. Elmamembeberkan soal kedekatannya dengan Gatot Brajamusti alias Aa Gatot. Dia membuat pengakuan lewat video blog yang ditemani aktor Teddy Syah. Dalam video berdurasi 29 menit itu, Elma mengaku pernah berhubungan sebagai guru dan murid dengan Aa Gatot. Bahkan dia meyebut pernah tinggal padepokan milik Gatot di Sukabumi selama sembilan tahun. Selama itu dia sempat lupa diri dan meninggalkan keluarga. Wanita 41 tahun itu banyak belajar agama dari Aa Gatot. “Tapi dari sisi keluarga ngelihatnya aku aneh menjauhkan diri jadi tidak mau berinteraksi, menjauhkan keluarga asyik belajar sendiri,” kata Elma Theana. Kejanggalan mulai dirasakan Elma ketika dia semakin lupa dengan keluarga. Akhirnya pada 2011 dia memutuskan keluar dan kembali ke keluarga. “Saat itu keputusannya karena ada hal yang menurut saya nggak sejalan lagi,” ceritanya. Namun Elma tidak menjelaskan lebih detail tentang “nggak sejalan lagi” tersebut. “Saya meninggalkannya juga nggak izin, saat itu saya pergi begitu saja,” sambung Elma. Elma pun tak peduli lagi apa yang

ada di Padepokan. Ia pun pergi tanpa bilang ke Reza Artamevia. “Saya meninggalkan (Padepokan Brajamusti, red) karena Aa (Gatot, red) sudah begitu keduniaan, sudah tidak sejalan lagi. Karena Aa sudah terlalu keduniaan, oh berarti aku sudah tak sejalan, jadi aku pergi,” sambung Elma. Selain itu suasana di Padepokan kala Elma tersadar harus pergi, memang dibikin semua masing-masing. Menurut Elma, banyak orang di Padepokan dibikin agar tidak tahu urusan masing-masing. “Saya sudah putus hubungan Aa Gatot sejak lima tahun lalu, tidak izin sama Aa, sama Reza Artamevia, sama Teh Dewi, pokoknya pergi begitu saja,” ujar Elma. Dalam video blog berjudul “Eksklusif P e n g a k u a n Ju j u r Elma Theana” itu, dia menyebut ikut prihatin atas penangkapan Gatot. “Saya sangat menyayangkan saja. Saya selalu berdoa untuk mereka,” kata Elma. Dalam video berdurasi 29 menit itu, Elma enggan bicara banyak tentang penangkapan Aa Gatot. Dia lebih memilih mendoakan Ketua

PARFI dan Reza Artamevia agar dikuatkan dalam menghadapi kasusnya. “Selalu ada kok dalam doa saya, untuk mereka supaya mereka bisa menjadi yang lebih baik, supaya mereka kembali ke fitrah sebagai manusia,” ujarnya. Menurut pemain sinetron Malu Malu Kucing ini, dia tidak ingin mengingat kembali masa lalunya dalam menjalani kedekatan dengan Gatot. “Cukup menjadi pengalaman. Saya tidak mau ke masalah lalu yang nanti jadinya keseret-seret lagi. Makanya, saya tidak bisa secara gamblang. Itu cukup menjadi hal-hal yang privasi saja. Gatot bukan urusan saya lagi. Itu masa lalu. Yang penting saya sekarang alhamdulillah sudah hijrah,” sambung E l m a . (d e d / jpg)

| EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016


HALAMAN 49

>> F I L M

INTERNET

TENTANG PERJUANGAN PEREMPUAN PENUH SENYUM Film ini memperlihat perjuangan wanita tiga anak yang pantang menyerah dalam hidupnya. Sebuah film yang segar dan bisa membuat bahagia.

DALAM kehidupan masyarakat

puritan, perempuan selalu dianggap hanya sebagai “bagian” dari kehidupan laki-laki. Dia tidak dianggap sebagai “sepenuhnya” ada. Apalagi dianggap sebagai sosok nomor satu dalam sebuah komunitas masyarakat atau keluarga. Namun, dalam film Joy ini, kita diberi sebuah pengertian sangat penting bahwa perempuan bisa melakukan segalanya, bahkan kalau perlu tak penting ada laki-laki di sana. Joy Mangano (yang diperankan oleh Jennifer Lawrence dengan ciamik), seorang single mom tiga anak yang punya hidup cukup unik. Ia tinggal di rumah bersama nenek kesayangannya, ibu yang setiap hari hanya duduk di atas ranjang demi nonton sinetron, suami yang belum angkat kaki meski mereka sudah lama berpisah.

INTERNET

Joy harus bekerja keras menghidupi mereka semua dengan bekerja sebagai frontliner di sebuah kantor maskapai penerbangan. Lalu, kabar buruk itu datang, Joy kena PHK dan harus memutar otak untuk menghasilkan uang sendiri. Joy yang sedari kecil sangat dekat dengan neneknya, adalah pribadi yang sangat kreatif. Ia pun berusaha menciptakan inovasi dengan menciptakan pel yang praktis, Miracle Mop, sehingga konsumen tak perlu lagi memegang bagian kain pel yang kotor dan penuh kuman. Film ini menceritakan jatuh bangun Joy dalam memasarkan produk handmade-nya. Mulai dari diusir polisi karena melakukan promosi tanpa izin

sampai susahnya masuk ke dalam sebuah industri retail dan ditipu oleh rekanan bisnis. Joy menunjukkan bahwa menyerah tak ada dalam kamusnya. Setelah nonton film ini, kesan pertama yang bakal muncul adalah energi positif yang diberikan oleh Joy Mangano. Senyum akan terkembang di wajah kita ketika selesai nonton film ini. Entah karena ikut terdorong untuk tetap semangat mengejar cita-cita dan mengembangkan usaha, atau hanya karena pikiran kembali refresh karena melihat akting kocak Jennifer. Namun, ada beberapa spot di mana kalian akan dibuat bosan oleh adegan telenovela favorit ibu Joy yang kurang nyambung bagi kultur kita. Tapi, hal itu masih bisa termaafkan karena plot menggigit yang bikin kalian “lelah”. As a holiday film, yang free adegan nudity, Joy cocok buat dinikmati di akhir pekan atau bahkan di-stripped-down di kelas analisis film. Jennifer Lawrence adalah salah satu aktris muda yang produktif. Sejak tahun 2008 hingga 2016 saja, ia sudah membintangi sekitar 20 film. Dalam film arahan David O Russell ini, ia beradu akting dengan Robert De Niro, Bradley Cooper dan juga Edgar Ramirez. (kpc/ hbk/berbagai sumber)

| EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016


>> W I S A T A

HALAMAN 52

EKSISTENSI WISATA BUDAYA PACU JALUR DI MASA DEPAN

KAYU HILANG, JALUR TERHALANG Pacu Jalur Kuansing, telah menyedot perhatian semua orang. Tepian Narosa pun tumpah ruah. Apalagi, jika jalur sudah berlaga. Sejengkal tanahpun sepertinya tak terlihat dari udara. Semua tertutup langkah dan deru dera suara.

NAMUN, pacu jalur kini penuh

dengan tantangan, terutama ber­ang­ sur-angsurnya alam menghukumnya, dengan menghilangnya pohon besar dari hutan, bahan baku pembuat jalur. Meski, asa sudah berkibar dengan slogan ‘’Pacu jalur takkan hilang ditelan za­man’’. Sampai kapanpun akan diikuti masyarakat Rantau Kuantan di Kabu-

paten Kuantan Singingi, Provinsi Riau, Indonesia. Seabad lebih tradisi ini tumbuh dan berkembang di masyarakat hingga dikenal di seantaro nusantara. Malahan, semangat kebersamaan di tradisi ini tak pernah hilang hingga menjadi helat budaya yang paling ditunggu-tunggu sepanjang tahun.

Pacu jalur boleh dikatakan telah mendunia. Tapi hanya sedikit yang tahu, apa itu pacu jalur? Hanya ada dua kata, tapi sarat akan makna. Pacu adalah adu kecepatan. Sementara, jalur itu maknanya hampir sama dengan sampan, hanya panjangnya yang membuat beda. Sampan atau perahu panjang ter-

| EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016


HALAMAN 51

>> W I S A T A buat dari pohon besar yang panjangnya mencapai 35 meter dengan diameter lebih dari 50 sentimeter. Sampan panjang itu bisa dinamakan jalur apabila terdapat panggar (penyanggah atau penahan tempat duduk) di sepanjang perahu. Biasanya satu jalur itu memiliki panggar sebanyak 31 dengan panjang yang berbeda pula dan sudah dihias, diukir dan diperindah dengan motif-motif khas melayu Rantau Kuantan. Di atas panggar, dibentangkan dua bilah papan yang panjangnya hampir menyamai panjang perahu. Dalam tradisi pacu jalur papan panjang itu disebut dengan ular-ular, yang berfungsi sebagai tempat duduk

DEFIZAL / RIAU POS

Sekretaris Daerah Provinsi Riau, H Ahmad Hijazi (dua dari kiri), didampingi Bupati Kabupaten Kuantan Singingi, H Mursini (kanan) dan Wakil Bupati H Halim (dua dari kanan), menerima piala bergilir Pacu Jalur dari pemenang tahun lalu, Tuah Kalajengking Indragiri Hulu, dan kemudian akan diserahkan kepada Panitia lomba pacu jalur. acara pembukaan Lomba Pacu Jalur 2016, di lapangan Limuno, kabupaten Kuantan Singingi, Riau. kamis (25/8/2016).

DEFIZAL / RIAU POS

para pemacu di kiri dan kanan. Ular-ular ini kadang dipaku ke panggar dan kadang ada juga yang diikat ke panggar sebagai landasan. Biasanya itu tergantung dengan kondisi kayu jalur dan keyakinan sang tukang jalur. Sehingga pacu jalur memiliki makna adalah adu kecepatan sebuah perahu panjang dengan muatannya mencapai 40 hingga 60 pemacu di Sungai Kuantan. Dalam sebuah nukilan sejarah yang lain, pembuatan jalur ini dijelaskan bahwa, pertama kali jalur diadakan di Rantau Kuantan sejak abad 20, jalur yang aslinya dulu mempunyai panjang

30-35 meter dengan lebar maksimal 1,5 meter, dengan muatan pemacunya sebanyak 40-60 orang. Dibuat dari pohon besar yang liat tapi ringan, berserat halus tapi tak lapuk, lurus tapi tidak tirus, tak berlubang tapi tak bertingkah. Dengan besaran lingkaran sepemelukan 4 orang dewasa, tumbuh di tanah yang berani, pohon yang berroh, bermambang akarnya, batangnya dan bermambang pula pada pucuk daunnya. Jikalau orang luar saja takjubnya dengan budaya jalur ini, bagaimana pula dengan masyarakat Kuansing? Maka dari itu pelaksanaan pacu

jalur ini dari tahun ke tahun, harus dilestarikan, seperti selalu memberikan hadiah berupa kabau atau jawi alias sapi, dan peres berupa bendera-bendera atau tonggol kebesaran hadiah yang agung, dan mariam masiu tetap digunakan sebagai pengirin pertanda pacu dimulai. Standarisasi jalur harus mengikuti speknya, misalnya model kayu sabatang, tidak boleh disambung dengan papan lembai-lembainya, semua ornamen harus dipenuhi, tukang onjai, timbo ruang, tukang kabiar, tukang tari, karena semua itu ada maknanya, untuk mengantisipasi kayu yang sudah punah ranah, ini juga perlu dipikirkan bersama, karena amat penting bagaimana mempertahankan budaya ini agar tetap alami dan tradisonal. Seiring perkembangan zaman, pacu jalur telah menjadi salah satu

| EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016


>> W I S A T A

HALAMAN 52

DEFIZAL / RIAU POS

Bupati Kuansing, H Mursini didampingi Wakil Bupati, H Halim, menyerahkan Piala Bergilir Kementerian Pariwisata RI Juara 1 Festival Pacu Jalur 2016 kepada Jalur Siposan Rimbo dari Desa Pauh Angit, Pangean di Taman Jalur-Taluk Kuantan, Riau, Minggu (28/8/2016). aset budaya nasional yang diharapkan Bupati Kuantan Singingi, Drs H Mursini MSi, tetap eksis sepanjang masa. Tentu, eksistensi budaya ini tergantung dengan ketersediaan bahan baku, seperti kayu, yang bisa didapatkan di hutan belantara yang masih perawan. Sekarang untuk mendapatkan kayu jalur masyarakat harus mencari ke daerah yang sangat jauh dengan medan yang cukup berat dan membutuhkan biaya yang sangat mahal, bahkan sudah di luar batas teritorial kabupaten ini, seperti di Pelalawan dan Sumbar. Ukuran kayu yang panjang dan besar dirasakan sulit didapatkan masyarakat Dusun 3, Desa Sukaping Pangean. Sehingga masyarakat harus mengambil

kayu jalur itu di greenbelt RAPP yang masih terpelihara dengan persyaratan administrasi yang ketat dan lengkap. “Payah cari kayu yang besar dan panjang sekarang,” kata Ketua Jalur Raja Kobra Gurun Pasir dari Dusun 3 Sukaping Pangean, Sulaiman, baru-baru ini. Ya, pacu jalur itu kini memang diambang kepunahan apabila hanya bahan bakunya hanya kayu. Pasalnya, jalur yang terbuat dari kayu besar dan panjang yang berusia puluhan bahkan ratusan tahun itu kian sulit ditemukan di hutan yang ada di Kuansing. Sejalan dengan punahnya hutan, hal itu merupakan sebuah tantangan pelik menghadang dalam upaya pe-

lestarian wisata budaya pacu jalur di masa-masa mendatang. Sekarang, memeriahkan HUT RI ke71 tahun 2016 ini adalah momen pelaksanaan helat wisata budaya pacu jalur. Momentum ini hendaknya menjadi pintu masuk untuk mengkaji ulang kembali pelestarian kayu sebagai sumber kayu jalur di masa-masa mendatang, baik oleh pemerintah, perusahaan swasta dan masyarakat sendiri, karena memang peran ketiganya sangat penting sekali dalam mengupayakan lestarinya pacu jalur dimasa-masa yang akan datang. Jika tidak, jalur itu bisa berganti plastik atau fiber yang bisa diimpor dari Jepang. “Iya, untuk buat jalur itu kita butuh kayu dengan panjangnya mencapai 35 meter dengan diameter minimal 50 sentimeter. Itupun usianya harus diatas 50 tahun. Kalau tidak, ya bisa jalur itu berganti dengan fiber,” kata Sekretaris Dinas Kehutanan (Dishut) Kuansing, Abriman Shut, baru-baru ini. Ke depan, pihaknya akan membatasi desa-desa yang ingin membuat jalur, sehingga desa itu tidak setiap tahun buat jalur. “Disamping itu, agar tradisi kita ini tetap eksis, kayu-kayu yang bisa buat jalur sudah mulai kita tanam, sehingga 50 tahun kedepan bisa dimanfaatkan untuk buat jalur,” katanya. Apalagi bahan kayu jalur hanya tersedia di area greenbelt RAPP. Tentunya, Wakil Bupati H Halim mengapresiasi perhatian dan kepeduliaan perusahaan ini untuk mendukung pelestarian pacu

| EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016 DEFIZAL / RIAU POS


HALAMAN 51

>> W I S A T A

jalur. Ke depan, perusahaan lain di negeri jalur ini dituntut kontribusinya. “Agar pacu jalur tetap lestari,� katanya. Setiap pertengahan tahun di Kabupaten Kuantan Singingi, tepatnya sekitar bulan Agustus, setiap tahunnya kota Teluk Kuantan selalu diramaikan dengan helat akbar yang menghadirkan banyak orang berkunjung ke Tepian Narosa Batang Kuantan yang terletak di jantung kota Teluk Kuantan. Bahkan Orang Kuantan sering mengatakan tahun barunya rakyat Kuantan, dengan menyebutnya dengan istilah tanbaru atau tahun baru. Semua masyarakat Kuantan Singingi berpesta pora dengan meriahnya, lebih meriah lagi dari hari raya besar umat Islam di dunia, bahkan sempat mantan Bupati Kuantan Singingi, H Sukarmis, mengungkapkan pada Wakil Presiden HM Jusuf Kalla, pada saat satu abadnya peringatan pacu jalur di Tepian Narosa Telukkuantan, 2006 silam, bahwa ramainya pengunjung pacu jalur ini adalah, merupakan pengunjung teramai nomor dua di dunia setelah Mekkah, pada saat menunaikan ibadah haji. Lantas bagaimana asal muasalnya, sehingga pacu jalur ini dapat menyedot penonton nomor dua teramai di dunia? Menurut Pemuka Masyarakat Kuansing, Ir Mardianto Manan MT, pada

DEFIZAL / RIAU POS

Ribuan Masyarakat ramaikan Final iven Pacu Jalur 2016, di Sungai Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi-Riau. Minggu (28/8/2016). Foto bawah, Tukang Onjai (pemberi semangat) yang berada di depan Jalur (sampan Panjang) melompat ke sungai untuk mengurangi beban dayungan.

awal abad ke-17, jalur merupakan alat transportasi utama di Rantau Kuantan, yakni daerah di sepanjang Sungai Kuantan, terutama digunakan sebagai alat angkut hasil bumi, seperti padi, pisang dan tebu, kelapa, serta berfungsi untuk mengangkut orang, bahkan sampai sekitar empatpuluhan orang. Perkembangan selanjutnya, mun-

cul jalur-jalur yang diberi ukiran indah, seperti kepala ular, buaya, harimau, siposan rimbo dan lainnya, baik di bagian lambung maupun selembayungnya, ditambah lagi dengan perlengkapan payung, tali-temali, selendang, tiang tengah (gulang-gulang) serta lambai-lambai (tempat juru mudi berdiri). Perubahan tersebut sekaligus

| EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016


Suasana iven Pacu Jalur 2016, di Sungai Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi-Riau, yang diikuti ratusan jalur. menandai perkembangan fungsi jalur menjadi tidak sekadar alat angkut, namun juga menunjukkan identitas sosial. Kenapa? Mardianto Manan menjelaskan, karena hanya penguasa wilayah, bangsawan, dan datuk-datuk saja yang mengendarai jalur berhias tersebut. Berangkat dari kemeriahan antar

kampung, maka mulai diadakan lomba, untuk para juara lomba tidak ada peres yang diperebutkan, yang ada hanyalah acara makan bersama warga sekampung, dengan menu makanan tradisional setempat, seperti konji barayak, godok timbual, lopek jantan, paniaram. Beberapa kampung ada juga yang

menyediakan hadiah berupa marewa (bendera kain berwarna-warni berbentuk segi tiga dengan rendah di bagian tepinya), yang diberikan untuk juara satu hingga empat, dengan perbedaan pada ukuran kainnya, biasanya lomba pacu jalur ini diadakan pada acara-acara kebesaran Islam.(men)

| EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016


DEFIZAL / RIAU POS

| EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016


>> OLAHRAGA

HALAMAN 54

Beda Nasib Lopetegui dan Ventura Julen Lopetegui dan Giampiero Ventura adalah nama baru di timnas dua raksasa, Spanyol dan Italia. Mereka bukan pelatih hebat di klub, tapi kini mengambil tanggung jawab di negara yang selalu menjadi sorotan dunia. | EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016


HALAMAN 55

>> OLAHRAGA

GIAMPIERO VENTURA INTERNET

lum digantikan Diego Costa karena cedera. Di lini belakang, komposisi masih lama: Sergio Ramos-Gerard Pique di jantung pertahanan, Dani Carvajal (kanan) dan Jordi Alba (kanan). Nolito yang menjadi andalan baru di Piala Eropa 2016, duduk manis di bangku cadangan hingga pertandingan berakhir. Begitu juga dengan Mata, Asensio, Paco Alcacer, Javi Martinez, Pepe Reina, dan Adrian. Ini adalah komoposisi agak berbeda tanpa Andreas Iniesta yang selama ini posisinya seolah tak tergantikan di timnas. Juga setelah Xabi Hernandez memutuskan pensiun dari timnas usai Spanyol babak belur di Piala Dunia 2014. Kemenangan di Stadion King

PASCAPIALA

Eropa2016, Spanyol dan Italia mengganti pelatih untuk timnas masing-masing. Julen Lopetegui mengganti Vicente Del Bosque di Spanyol. Sedang di Italia, Giampiero Ventura menggantikan Antonio Conte yang memilih melatih Chelsea di Inggris. Namun, dalam pertandingan ujicoba Jumat (2/9/2016) keduanya bernasib berbeda. Spanyol sukses menang 2-0 di Belgia, sementara Italia kalah 1-3 di kandang sendiri. Bagi Lopetegui, kemenangan itu membuatnya semakin yakin dengan skuat muda pilihannya. Lopetegui sangat girang setelah laga debutnya sebagai pelatih La Furia Roja berakhir dengan kemenangan. Dia pun puas terkait performa para pemain muda racikannya dan mengindikasikan bakal terus mempertahankan komposisi pemain seperti saat ini. Seperti diketahui, Lopetegui membuat keputusan mengejutkan dengan melupakan Iker Casillas dan Cesc Fabregas. Dia justru memberi kepercayaan kepada sejumlah pemain muda. Beberapa pemain yang belum pernah dipanggil seperti Vitolo, Saul, Sergi Roberto, Thiago Alcantara, Marco Acensio, dan beberapa lainnya termasuk Juan Mata, dipanggil. Vitolo malah menjadi starter. Di lini tengah Lopetegue memainkan Koke dan Thiago untuk menemani Sergio Busquets. Di lini depan, Alvaro Morata menjadi striker tunggal sebe-

JULEN LOPETEGUI INTERNET

| EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016


>> OLAHRAGA

HALAMAN 56

INTERNET

TIMNAS ITALIA Baudouin, Brussels, ditentukan lewat dua gol David Silva. Itu menjadi modal penting jelang laga pertama di Pra-Piala Dunia 2018 melawan Liechtenstein, Senin (5/9). “Kami telah mencoba bekerja sebagai tim dengan dan tanpa bola. Hari ini kami bermain dengan sangat baik. Skuat muda yang saya pilih telah menunjukkan permainan gemilang,” ucap Lopetegui seperti dilansir Soccerway. “Cepat atau lambat, para pemain muda bakal mengambil posisi penting di timnas dan menggantikan para pemain senior. Itulah sepakbola,” imbuhnya. Hal ini menjadi indikasi kuat bahwa eks pelatih Porto tersebut pelan-pelan akan menggusur para pemain senior. Casillas dan Fabregas sepertinya telah menjadi korban dari sistem baru yang dia terapkan. Bukan tidak mungkin akan ada pemain senior lagi yang bakal

kehilangan tempat.

KEJUTAN UNTUK VENTURA

Sementara itu, kekalahan 1-3 Italia dari Prancis di depan publiknya sendiri, menjadi ucapan selamat datang untuk Ventura. Ventura menyoroti kinerja lini belakang yang tampil buruk. Kekalahan di laga yang digelar di Stadion San Nicola, Bari, tersebut, tak pernah terlintas dalam benak Ventura sebagai pelatih Gli Azzurri meskipun dia tahu sejak 1962 Italia tak pernah menang saat menjamu Prancis. Dalam lima laga terakhir menjamu Les Bleus, Italia meraih hasil seri dua kali dan kalah tiga kali. Ventura menyebut buruknya performa pertahanan tak lepas dari kondisi fisik para defender yang memang tidak bagus. Secara umum, eks pelatih Torino tersebut menilai fisik para pemainnya memang

kurang ideal. “Untuk ukuran persiapan hanya tiga hari, saya puas dengan penampilan anak-anak. Sebenarnya tiga gol yang bersarang di gawang kami bisa dihindari andai koordinasi pemain belakang berjalan dengan baik. Fisik para pemain tak 100 persen dalam kondisi terbaik sehingga lawan mudah memberikan tekanan,” sebut ventura seperti dilansir Football Italia. “Secara hasil saya jelas kecewa. Tapi, saya yakin bisa menaikkan kondisi fisik pemain dan siap untuk tampil di laga Pra-Piala Dunia 2018,” imbuh Ventura. Italia akan bertandang ke Israel dalam laga pertama Pra-Piala Dunia 2018, Senin (5/9). “Selama empat hari ke depan saya yakin bisa mempersiapkan diri dan Italia bakal tampil berbeda melawan Israel,” pungkas Ventura. Dalam pertandingan tersebut,

| EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016


INTERNET

TIMNAS SPANYOL Ventura tak banyak mengubah komposisi pemain. Hanya saja di belakang, komposisi tiga bek minus Leonardo Bonucci yang belum fit, untuk menjaga Gianluigi Buffon. Posisinya digantikan oleh Davide Astori (Fiorentina) sebagai libero diapit Giorgio Chiellini dan Andrea Barzagli. Di tengah, Bonaventura, Marco Parollo mengapit Daniel De Rossi sebagai gelandang jangkar. Untuk posisi bek kanan-kiri, Matthia De Siglio (kiri) dan Antonio Candreva (kanan). Mereka berdua lebih dijadikan sebagai pemain sayap ketimbang bek, untuk menyuport kinerja duet Graziano Pelle dan Eder Martin. Komposisi starter ini kemudian berubah di babak kedua. Ventura berani menggantikan Buffon dengan kiper belia AC Milan, Gianluigi Donnarunma di awal babak kedua. Setelah itu pemain-pemain seperti Marco Veratti, Ricardo Montolivo, Andrea Florenzi, atau Daniel Rugani masuk. Ventura juga memberi menit bermain kepada Andrea Belotti, penyerang muda Torino

yang kini sedang onfire di klub. Komposisi inilah yang belum bisa mengatasi Prancis yang masih dengan nama-nama yang turun di Piala Eropa 2016 (hanya beberapa komposisi diubah untuk penyegaran, dari yang biasanya starter menjadi cadangan). Didier Deschamps masih membawa Paul Pogba atau Antoine Girezmann, dan pemain lainnya. Gol-gol Les Bleus dicetak oleh Anthony Martial, Olivier Giroud, dan Layvin Kurzawa. Alih-alih mengomentarai timnya, Deschamps malah memberikan komentar tentang Ventura. Dia yakin Ventura bisa meraih kesuksesan bersama Italia. “Pertandingan persahabatan berbeda dengan laga resmi. Mereka akan menampilkan permainan berbeda ketika berlaga di pertandingan resmi,” sebut Deschamps seperti dilansir L’Equipe. “Saya melihat permainan Italia di babak kedua sangat trengginas. Itu ciri khas Italia yang setiap saat bisa membahayakan pertahanan lawan. Saya yakin

Ventura bisa membawa Italia meraih hasil terbaik dengan permainan seperti di babak kedua,” imbuh Deschamps. Deschamps yang tetap dipertahankan sebagai arsitek Les Bleus meski gagal di final Euro 2016 menilai kualitas Italia tak pernah surut. Pergantian pelatih tak lantas membuat permainan Graziano Pelle dkk kehilangan naluri membunuh. Ventura disebutnya hanya butuh waktu untuk meneruskan kinerja dari Conte. Bahkan, eks pelatih Torino itu disebut Deschamps bisa memberikan sentuhan yang lebih ketimbang Conte dalam hal kolaborasi pemain muda dan senior. “Selama ini Ventura memang hanya menukangi tim-tim kecil di Serie A. Tapi, itu justru menjadi nilai plus tersendiri baginya. Dia bisa membuat Italia lebih kompak seperti saat dia melatih tim-tim kecil yang tak mengutamakan kebintangan satu atau dua pemain,” pungkas Deschamps.(jpg/ hbk/berbagai sumber)

| EDISI 181/TAHUN IV l 2 - 8 SEPTEMBER 2016


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.