
2 minute read
PROFIL : SYAHRUN, S.AP. PANTANG MENUNDA PEKERJAAN, TAWARKAN BANK PERMASALAHAN
Syahrun, S.AP., nama lengkap salah satu pegawai Kantor Regional X BKN yang biasa dipanggil Bang Syahrun. Lelaki asli Betawi yang memasuki BUP pada Juni 2022 kaya akan berbagai pengalaman. Berawal dari ketertarikannya bergabung di BKN pusat, Syahrun muda mengaku sejak awal berkecimpung dengan tata naskah hingga pada Tahun 2007 menjadi salah satu pegawai “laskar babat alas” pendirian Kanreg X BKN yang saat itu beralamat di Jalan Letda Tantular Denpasar. Syahrun yang bersama Kakanreg Drs. Djudjun Djuarma waktu itu terbilang pegawai yang rajin dan akrab dengan CPNS angkatan 2008 yang merukan rekrutmen pertama dan kedua Kanreg X BKN Denpasar. Lelaki yang punya prinsip pantang menunda pekerjaan ini mengaku tips dirinya menikmati dan sukses dalam bekerja adalah tidak pernah menunda pekerjaan, karena Syahrun yakin bahwa saat pekerjaan ditunda maka saat datang pekerjaan lainnya akan menimbulkan tumpukan pekerjaan yang menunggu penyelesaian. “Saya pantang menunda pekerjaan, bahkan saat awal-awal bertugas di bidang mutasi, usul Karis/Karsu yang menumpuk waktu itu saya bereskan bahkan sampai Sabtu dan Minggu saya kerjakan” kenangnya. Tips lainnya yang ditawarkan sosok yang tertarik mempelajari berbagai aturan kepegawaian ini adalah urgensi adanya bank permasalahan di bidang layanan teknis kepegawaian seperti kenaikan pangkat dan pensiun. Bank permasalahan yang berisi inventarisasi permasalahan beserta solusi ini diharapkan dapat menjadi jawaban untuk menghindari terjadinya dualisme respon jawaban atau penjelasan ke penerima laayanan. Dengan adanya bank permasalahan ini maka dapat dijadikan referensi dengan bahasa dan interpretasi yang sama dalam menerima konsultasi dari penerima layanan. Lebih lanjut Syahrun menyarankan kalau ada aturan baru maka harus segera dimutakhirkan untuk dilakukan penyesuaian. Menyikapi situasi pasca pandemi COVID-19 yang memungkinkan adanya mekanisme Work From Home (WFH) dan Work From Office (WFO), Syahrun mengaku tidak tertarik untuk mengambil kesempatan dengan memanfaatkan kesempatan WFH sebanyak-banyaknya. Dia mengaku bahkan lebih sering memilih WFO karena adanya rasa empati saat tamu ada yang hadir minta produk layanan untuk segera diselesaikan. Untuk itu dalam rangka memudahkan pemantaun kinerja, Syahrun menyarankan ada mekanisme pelaporan kinerja yang lebih terukur dan akuntabel misalnya kewajiban membuat laporan harian progres kinerja, sehingga ada kejelasan walaupun WFH pegawai tetap berkinerja dan melaporkan kinerja mereka. Terakir Syahrun berpesan untuk lebih memperhatikan rekan-rekan sejawat yang berkecimpung dalam tugas-tugas teknis, karena sejatinya peran mereka tidak bisa dikesampingkan. Syahrun mengibaratkan merekalah ujung tombak penghasil layanan BKN terutama dalam aspek penyelenggaraan manajemen kepegawaian. Bentuk-bentuk apresiasi yang dapat ditawarkan masih menurut Syahrun misalnya kesempatan pengembangann kompetensi, mengenal lebih dekat wilayah kerja binaan, dan bentuk-bentuk perhatian lain yang dapat diberikan. “Setidaknya ada keseimbangan perhatian kepada teman yang bertugas di teknis penyelenggaraan dan pembinaan manajemen kepegawaian” ungkapnya. Lebih lanjut Syahrun merasa optimis dengan talentatalenta hebat yang dimiliki Kanreg X BKN, seraya berharap semakin banyak yang berani dan mau mengambil kesempatan berkiprah diluar Kanreg X BKN untuk memperkaya pengalaman. “Saya yakin dengan dukungan talenta yang dimilki Kanreg X BKN, Kanreg X BKN dapat bertumbuh semakin maju” ungkapnya menutup obrolan santai sore itu (Boent).
Advertisement