Daftar Isi Edisi 208
INGIN
• Majalah Kabari Digital
• Majalah Hidup Sehat
• Majalah Tur Dunia
• Majalah Extra Uang
Disebarkan ke
Lebih dari 27,000 Emails
Hubungi:
Lebih dari 25 juta Kabari YouTube Video Viewers
San Francisco : (415) 213-7323
Los Angeles : (562) 383-2100
Jakarta : (021) 4288-6112
Email: sales@kabarinews.com
Axel Setiawan, Penyanyi Cilik “Semoga Semakin Banyak Anak–anak Indonesia yang Menyanyikan dan Membawakan Laguku”
Lomba Menyanyi Bangkit Lagu Anak Indonesia Agar Lagu Anak Semakin Semarak di Indonesia
Montessori Haus Asia, Menginspirasi Pendidikan Anak Usia Dini Bersama Rosalynn Tamara
Siti Fatimah, Owner Citimocraft. Ingin Ekspansi Pasar ke Mancanegara
Spotlight Fashion Show 2024. Kolaborasi Ciamik Joemarnie x Laneisha Persembahkan Cosmic of Futus
ADGI Design Week 2024, Hadirkan Inovasi dalam Desain Grafis Indonesia
Pemenang AMI Awards 2024
Nani Oktaviani Mengangkat Kebaya Bordir Tasik ke Panggung Fashion dan Buat Seragam di 10 Hotel Berbintang di Jakarta
Kebaya Sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia: Pendapat Para Desainer, Pelaku Usaha, dan Pencinta Wastra
Mayawati Maimunah, Owner Maikiko Bread, Selalu Gunakan Bahan Berkualitas
Pemegang Rekor MURI Andi Istiabudi, Sang Kolektor Tanda Tangan Tokoh Dunia
Soto Sob H. Asmawi, Kisah Kuliner Legendaris dari Kaki Lima Tanah Abang yang Tetap Eksis Sampai Saat Ini
Judith Bramanti, Perjalanan Inspiratif Fashionpreneur Muda yang
Mengusung Wastra Nusantara
Puji Syukur atas segala rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kepada kami waktu dan kesempatan untuk tetap terus berkarya memberikan beragam informasi yang dikemas sebagai Jembatan Informasi Indonesia – Amerika.
Majalah Kabari edisi kali ini menghadirkan beragam informasi serta artikel menarik buat para pembaca Kabari yang budiman.
Saat ini semakin sulit kita menemukan penyanyi cilik. Namun, kini telah lahir penyanyi cilik yang akan menjadi idola anak-anak Indonesia. Namanya, Axel Setiawan. Dalam perbicangan dengan KABARI, Axel mengaku mulai serius menekuni dunia tarik suara sejak usia 10 tahun.
Selain itu, Majalah Kabari edisi kali ini juga menghadirkan kisah menarik lainnya, seperti: Video: Lomba Menyanyi Bangkit Lagu Anak Indonesia,Agar Lagu Anak Semakin Semarak di Indonesia. Video: Soto Sob H. Asmawi, Kisah Kuliner Legendaris dari Kaki Lima Tanah Abang yang Tetap Eksis Sampai Saat Ini. Video: Mayawati Maimunah, Owner Maikiko Bread, Selalu Gunakan Bahan Berkualitas.
Dan masih banyak lagi artikel lainnya yang tak kalah menarik diantaranya : Video: Siti Fatimah, Owner Citimocraft, Ingin Ekspansi Pasar ke Mancanegara. Video: Judith Bramanti, Perjalanan Inspiratif Fashionpreneur Muda yang Mengusung Wastra Nusantara. Kemudian ada juga Kebaya Sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia: Pendapat Para Desainer, Pelaku Usaha, dan Pencinta Wastra. Simak selengkapnya hanya di Majalah Kabari Edisi 208.
REDAKSI
Kabari merupakan majalah bulanan berbahasa Indonesia yang diterbitkan oleh PT. Cempaka International dan didistribusikan secara gratis di seluruh wilayah Amerika Serikat.
Kantor Cabang Jakarta Cempaka Putih Timur V No.15 Jakarta, Indonesia 10510 Tel: (021) 428-86112
Email redaksi: redaksi@kabarinews.com | Iklan : sales@kabarinews.com
PENERBIT
JOHN OEI
KOMISARIS INDONESIA
OLINA HIMAYANTI
DEWAN PENASIHAT
LISA TUNGKA
DIREKTUR UTAMA AMERIKA
INDRIATI (VONNY) OEI
DIREKTUR UTAMA INDONESIA
ANITA SETIAWARDI
PENULIS
ASBAN NATAWIJAYA
HARRY PRASETYO
PENATA ARTISTIK Yanti bi
VIDEO FANIESYAH
KONTRIBUTOR
STANLEY CHANDRA
RIANA K LIPTAK
ADMINISTRASI
DEWI LIEM
IKLAN DAN PEMASARAN
WEINA TANUWIJAYA
SIRKULASI
PETER ZHAN
Axel Setiawan, Penyanyi Cilik
“Semoga
Semakin Banyak Anak–anak Indonesia
yang Menyanyikan dan Membawakan Laguku”
Saat ini semakin sulit kita menemukan penyanyi cilik. Namun, kini telah lahir penyanyi cilik yang akan menjadi idola anak-anak Indonesia. Namanya, Axel Setiawan.
Dalam perbicangan dengan KABARI, Axel mengaku mulai serius menekuni dunia tarik suara sejak usia 10 tahun.
Meski telah memiliki bakat menyanyi, Axel mengasahnya juga dengan mengikuti kursus. “Dengan mengikuti belajar privat, saya jadi tahu benar salah atau salah benar. Jadi saya menekuni dunia menyanyi dengan belajar, dan belajarnya seperti dengan pemanasan, latihan lagu, benerin pitch dan tempo. Latihannya biasanya setiap dua minggu sekali, dan kalau hari – hari biasa itu latihan vocalizing aja,” ungkap Axel.
Saat ini, Axel telah merilis album dengan tajuk Ceritaku, karya pecipta lagu, Bemby Noor. “Di album ini ada 10 lagu, dan lagu andalannya yaitu Lets Go Main Lego sama Angin Sampaikan Salamku. Terkait lagu Lets Go Main Lego, lagu ini berasal dari ceritanya Axel dari lahir hingga sekarang. Mulai dari hobinya Axel, Sahabat Pena, juga peran Papa Mama. Yang pasti semua lagu di album ini berkesan,” kata Axel.
Axel dalam proses penggarapan album ini tidak ada kendala berarti. “Seru-seru aja, misalnya ada yang kurang bisa diperbaiki lagi,” ujar Axel.
Sebagai penyanyi yang juga masih bersekolah, Axel mengaku kariernya tidak mengganggu sekolahnya. “Kalau sekolah itu cuma sampai jam 12 siang dan latihan juga cuma 2 minggu sekali. Jadi biasanya latihan dilakukan setelah pulang sekolah,” ucapnya.
Axel bersyukur kegiatan ini sangat didukung kedua orangtuanya.
Lalu apa target Axel? “Targetnya semoga semakin banyak anak–anak Indonesia yang mau menyanyikan dan membawakan lagu saya,” tutupnya tersenyum.
Sementara itu, di tempat yang sama, Kabari juga berbincang dengan Bemby Noor selaku pencipta lagu yang dibawakan Axel Setiawan. “Sepanjang rekaman saya bisa menilai bagiamana passionnya Axel. Saat take vocal beberapa lagu langsung, bisa 2, 3 hingga 4 lagu, dan itu permintaan Axel sendiri. Saking semangatnya bahkan sampai waktu istirahat pun nanti dulu deh, kita selesaikan dulu, itu kira-kira kata Axel ke saya,” tukas Bemby. “Nah, hebatnya Axel itu, semangatnya tinggi sekali untuk menyelesaikan rekaman. Jadi proses pengerjaan bisa lebih cepat,” sambung Bemby.
Bemby mengaku Axel sangat cepat dalam beradaptasi. “Karena saya yang men-direct vokalnya Axel, beberapa challenge yang aku kasih itu, Axel bisa langsung mencerna perubahan notasi atau pun improvisasi notasinya. Itulah dinamika rekaman. Sangat senang karena Axel bisa mengeksekusi itu dengan baik,” tukas Bemby bangga.
Harapan bemby ke depan, agar semakin banyak lagu anak-anak yang sesuai dengan dunianya.
“Agar anak–anak Indonesia semakin banyak materi
lagu yang sesuai dengan dunianya. Karena selama ini, anak-anak terbiasa menikmati lagu pop dewasa. Karena itu, bagaimana kita menciptakan lagu pop anak dan remaja. Untuk notasinya kita bikin sederhana supaya tidak hanya di dengar oleh anak - anak, tapi juga bisa di dengar oleh semua kalangan,” pungkas Bemby.
Lomba Menyanyi Bangkit Lagu Anak Indonesia
Agar Lagu Anak Semakin
Semarak di Indonesia
Ditengah sepinya lagu anak-anak Indonesia, lahirlah gelaran lomba bernyanyi Bangkit Lagu Anak Indonesia atau Balaindo. Lomba menyanyi ini telah berlangsung di Bali belum lama ini.
Kabari berbincang dengan Bemby Noor selaku pencipta lagu terkait gelaran lomba menyanyi Balaindo ini. “Event lomba menyanyi Bangkit Lagu Anak Indonesia adalah gelaran lomba nyanyi yang lumayan besar dan kompetitif. Ada juga kategori usia, kategori usia 5 sampai 10 tahun, dan 11 sampai
14 tahun Gelaran lomba menyanyi ini membuka ruang bagi anak –anak Indonesia untuk berkompetisi menyanyi,” kata Bemby.
Audisi dalam ajang ini dilakukan secara online. Setelah dikurasi, akhirnya setiap grup itu pemenang 10 orang dari grup A dan 10 orang dari grup B. Lalu masuklah ke grand final yang digelar di Bali. Menariknya lagu wajib untuk lomba menyanyi Balaindo ini adalah lagulagu dari album Axel Setiawan, judul albumnya adalah Ceritaku,” kisah Bemby.
Diceritakan Bemby, alasan
lagu dari album Ceritaku dijadikan lagu wajib dalam lomba menyanyi Balaindo ini. Hal ini karena memang lomba menyanyi Balaindo ini diselenggarakan oleh AS Production. AS Production merupakan executive producer dari album Ceritaku Axel Setiawan. “Kebetulan bapaknya Axel sendiri yang mem-produce album tersebut dan mem-produce acara Balaindo,” tukas Bemby.
Diceritakan Bemby, lagu-lagu dalam album Ceritaku dari Axel Setiawan ini, terdapat ragam tema yang berkaitan dengan dunia anak. “Saya mengaransemen dan arranger 10 lagu anak ini agar bisa didengar oleh semua kalangan. Seperti Papa Mama, Lets Go Main Lego, dan Sahabat Pena. Ada juga Terima Aku Apa Adanya, Angin Sampaikan Salamku dan Pergilah Pergi,” tukas Bemby.
Dalam pandangan Bemby, meski lagu anak, tapi bisa dibuat karakteristik pop sehingga bisa dinikmati semua kalangan.
Bemby mengaku sudah cukup banyak lagu anak yang telah diciptakannya. “Dulu pertama-tama bikin buat Romaria judulnya Main Gadget,” katanya.
Bemby sangat mendukung kehadiran para penyanyi cilik, dalam rangka mendukung industri lagu anak di Indonesia. “Lagu anak adalah segmen tersendiri, yang hampir jarang di-explore oleh para produser rekaman. Karena itu, lagu anak-anak ini harus diciptakan, harus dibangkitkan karena kita tahu kekurangan materi-materi lagu anak, sehingga mereka dengar lagu kakak-kakaknya, lagu bapak-ibunya, yang tidak sesuai dengan usianya,” jelasnya.
Sementara Axel Setiawan mengaku bahagia bisa menyanyikan karya dari Bemby Noor. “Kak Bemby sudah banyak ciptain lagu buat orang-orang hebat. Terima kasih Kak Bemby sudah bikinin lagu yang bagus dan fun juga, terutama pas dengar lagu Lets Go Main Lego, waktu demo (lagu) itu seru sih, karena Axel suka main Lego, dan pas di tes nyanyi masuk ke suara Axel,” ungkapnya tersenyum.
Axel bersyukur dengan digelarnya lomba menyanyi Balaindo sehingga bisa memperkaya tema lagu anak-anak Indonesia. “Dan serunya ketika lagu Axel dibawakan oleh orang lain dengan versi dan kemampuan mereka masing-masing,” ujarnya.
Lady Vien selaku Influencer mengaku prihatin dengan perkembangan lagu anak-anak saat ini. Karena itu, saat dilibatkan dalam gelaran lomba menyanyi Balaindo, Lady sangat bahagia. “Saat dihubungi oleh AS Production, kebetulan ayahnya Axel Setiawan untuk mejadi host di acara Balaindo 2024. Di sini aku penasaran juga excitednya itu seperti apa lagu anak-anak. Dengan adanya lagulagu Axel, apalagi ada sang maestro Bemby Noor pas banget ciptain lagu anak- anak Indonesia ini. Jadi aku lihat mereka yang ikut lomba ternyata bagus banget dan mereka sangat berbakat. Saya men-support lagu-lagu anak Indonesia ini kembali bangkit, kembali populer, dan kembali hits, “ cetus Lady.
Lady pun berharap agar Axel tetap semangat dalam berkarya. “Karena Axel ini multi talenta, dia serba bisa, bisa main alat musik juga, nyanyinya keren banget. Jadi aku benar-benar mendukung Axel makin sukses ke depannya,” pungkas Lady.
Montessori Haus Asia, Menginspirasi Pendidikan Anak Usia Dini
Bersama Rosalynn Tamara
Rosalynn Tamara, atau yang akrab disapa Miss Rosa, adalah sosok inspiratif di balik berdirinya Montessori Haus Asia (MHA), sebuah institusi pendidikan anak usia dini berbasis Montessori yang telah memberikan dampak besar di Indonesia sejak didirikan pada tahun 2018.
Sebagai seorang ibu dari tiga anak sekaligus pendidik yang berdedikasi, Miss Rosa mengabdikan hidupnya untuk mengenalkan metode pendidikan Montessori kepada masyarakat Indonesia.
Dalam wawancara, Miss Rosa mengungkapkan bahwa motivasi mendirikan MHA berasal dari keprihatinannya terhadap praktik pendidikan yang sering kali tidak sesuai dengan kebutuhan anak.
“Saya melihat banyak praktik pendidikan yang merendahkan anak, sehingga tidak memberikan perubahan signifikan. Hal ini menyebabkan kemiskinan, kebodohan, dan ketertinggalan terus berlanjut,” ujar Miss Rosa.
Melalui MHA, ia bertekad menciptakan perubahan dengan fokus pada pendidikan berbasis anak. “MHA hadir sebagai solusi untuk membangun pendidik berkualitas dengan taraf internasional di Indonesia, sekaligus mendukung transformasi cara pandang orang dewasa terhadap anak sesuai dengan filosofi Montessori,” tambahnya. Metode Montessori yang diusung MHA menekankan pada pemahaman kebutuhan anak serta memberikan lingkungan yang mendukung tumbuh
kembang mereka. Prinsip utama Montessori adalah kebebasan yang terarah.
“Anak membangun dirinya melalui kebebasan yang berbatasan jelas. Mereka menyerap segala hal dari lingkungannya, sehingga penting bagi orang dewasa untuk menjadi contoh yang baik,” jelas Miss Rosa.
Dalam metode ini, guru berperan sebagai fasilitator, pemandu, dan pengamat, berbeda dengan pendekatan tradisional yang berpusat pada guru.
“Di Montessori, pendidikan berpusat pada anak. Lingkungan belajar disusun dengan material nyata, keteraturan, dan struktur yang jelas, sehingga anak dapat berkembang secara mandiri,” paparnya.
Menurut Miss Rosa, disiplin dalam Montessori bukanlah hukuman, melainkan kesadaran yang muncul dari dalam diri anak. “Kedisiplinan ini dibangun melalui lingkungan yang teratur dan perilaku
teladan dari orang dewasa,” kata Rosa. Dengan pendekatan ini, anak belajar untuk memahami apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan secara alami.
Selain mendirikan MHA, Miss Rosa juga aktif berbagi ilmu melalui buku. Pada tahun 2021, ia menerbitkan buku pertamanya, A-Z Tanya Jawab Montessori-Parenting, yang menjadi panduan bagi orang tua untuk mengenal metode Montessori.
Setahun kemudian, ia meluncurkan buku keduanya, 365 Days Montessori dan Exercise of Practical Life, yang berisi berbagai aktivitas praktis untuk anak.
Melihat perjalanan MHA yang kini memasuki tahun ketujuh, Miss Rosa optimis terhadap masa depan institusinya.
“Kami berencana memperluas jangkauan MHA ke seluruh negeri dan membawa metode Montessori ke tingkat internasional,” ujarnya penuh semangat.
Kabari
Siti Fatimah, Owner Citimocraft Ingin Ekspansi Pasar ke Mancanegara
Hobi menghasilkan cuan. Ini fase yang dialami Siti Fatimah, Owner Citimocraft.
Dalam perbincangan dengan Kabari, Siti menceritakan telah memulai usaha menjahit sejak tahun 1994. “Dimulai dengan usaha menjahit modiste, karena saya suka dan hobi banget menjahit, yang saya pelajari dari mulai SMP,” ungkapnya.
Tahun 2015, temannya memperkenalkan produk rajut sepatu, Siti tertarik dan mulai melakoninya hingga sekarang. “Saat ini berkembang, juga banyak yang tertarik dan suka dengan rajutan sepatu saya,” kata Siti.
Hadir dengan brand Citimocraft, banyak produk yang dibuatnya. “Ada banyak macam, dari jahitnya ada baju, rajut sepatu, tas, dan dompet. Saya produksi sesuai pesanan sama sesuai keinginan kunsumen, dari warna, bentuk, ukuran, dan modelnya,” ujar Siti.
Dari semua produk yang dibuat Siti, yang paling laku adalah sepatu rajut. “Terutama model boot, itu dari range harga Rp 500k, juga ada yang slip on, ini dari harga Rp 350k,” tukasnya.
Lalu apa keunggulan produk Citimocraft? “Keunggulannya karena dia tidak pakai lem, semua
dirajut dari alas dan itu kalau hujan tidak khawatir jebol karena langsung dari solnya,” imbuhnya.
Agar usaha ini semakin dikenal, Siti menggunakan media sosial, yakni Instagram dan Facebook. “Saya juga ikut bazaar tapi juga informasi dari mulut. Biasanya kalau ada yang pesan dan dipakainya nyaman, temannya lihat terus ikut pesen juga,” kisahnya.
Dalam pembuatan sepatu, Siti mengaku tidak membutuhkan waktu yang lama. “Dalam pembuatan biasanya saya menyiapkan dulu benangnya, lalu solnya sesuai permintaan, pesannya mau warna apa. Membuat sepatu rajut ini biasanya saya memerlukan waktu sekitar 2 hari mengerjakannya,” katanya.
Lalu apa harapan yang ingin dicapai ke depannya? “Harapannya saya ingin lebih maju dan berkembang lagi usaha ini. Bukan hanya dikenal di Jakarta tapi sampai ke mancanegara. Karena pembeli sepatu rajut, sudah datang dari Amerika, juga Perancis. Alhamdulillah sudah ada yang tertarik dan harapan ke depannya bisa berkembang lagi,” pungkasnya.
Joemarnie x Laneisha bersama para model saat tampil di Spotlight Fashion Show 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Minggu, 15 Desember 2024
Spotlight Fashion Show 2024
Kolaborasi Ciamik Joemarnie x Laneisha
Persembahkan Cosmic of Futus
La Fare Fashion Institute dengan bangga mempersembahkan koleksi terbaru, Cosmic of Futus, dalam fashion show eksklusif Spotlight Fashion Show 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Minggu, 15 Desember 2024.
Koleksi yang didesain oleh desainer dari La Fare Fashion Institute yakni Joemarnie x Laneisha ini mengandung sentuhan magiskosmos dari tenun ikat futus khas Timor yang unik, menciptakan karya yang tak hanya indah dipandang, tetapi juga penuh dengan kekuatan sejarah dan kedalaman budaya. Mengambil inspirasi dari misteri alam semesta serta keanggunan bintang-bintang yang berjuta warna, Cosmic of Futus mengajak penonton untuk menjelajahi keindahan lintas batas antara dunia fashion dan galaksi.
Koleksi ini menggunakan palet warna silver & ungu yang elegan, dengan aksen metalik dan kilau, menciptakan kesan ruang angkasa yang luas dan penuh teka-teki. Setiap potongan kain dalam koleksi ini dihiasi dengan motif elegan yang di reinterpretasi menjadi pola kosmik, memancarkan kilauan bintang dalam setiap desainnya menghadirkan nuansa futuristik yang tak tertandingi, seakan membawa kita melintasi waktu dari tradisi masa lalu menuju visi masa depan.
“Karena temanya adalah Cosmic of Futus, jadi warna dominan adalah ungu, dan silver. Selain menggunakan tenun, kami kombinasikan dengan kain-kain hologram,” ungkap Joemarni yang ditemui media di Jakarta Convention Center.
Dalam kolaborasi bersama sang anak, Laneisha, Joermarni mengaku lebih banyak mengurus hal yang
berkaitan dengan bahan yang dipakai, sedangkan Laneisha fokus pada desain. “Aku dapat inspirasi dari karakter dan warna-warna galaksi,” ujar Laneisha, remaja usia 14 tahun ini. “Saya suka menggambar sejak kecil dan mama selalu mendukung
aku. Saya suka bikin ilustrasi, komik, hingga animasi. Untuk mama, saya bantu untuk sketch fashion,” sambung Laneisha.
Joermarni mengaku sang anak memang berbakat sejak kecil. Bahkan saat usia 11 bulan, Laneisha sudah tertarik dengan warna dan garis. “Laneisha sebelum membuat desain, ia akan melalukan riset terlebih dahulu. Misalnya, apa itu warna galaksi?,” tutur Joemarni bangga.
Joemarni mengaku mempersiapkan 10 look untuk acara Spotlight Fashion Show 2024 dalam rentang waktu satu bulan.
“Mulai dari Laneisha menggambar desain hingga saya mencari bahan di garmen dan mengontak penenunpenenun kami di Nusa Tenggara Timur,” ucap Joemarni.
Menghidupkan Warisan Budaya dengan Sentuhan Futuristik
Di balik estetika yang modern dan futuristik, Cosmic of Futus adalah sebuah penghormatan kepada tradisi tenun ikat futus yang telah menjadi bagian dari warisan budaya Timor. La Fare Fashion Institute dengan teliti menyulam identitas tenun futus ke dalam setiap desainnya, menciptakan busana yang menghubungkan antara budaya lokal dan eksplorasi alam semesta. Setiap item dalam koleksi ini bukan sekadar pakaian; mereka adalah karya seni yang menyatukan masa lalu dan masa depan, membawa kita pada perjalanan yang penuh makna dan nostalgia budaya yang mendalam.
Tampil dalam Spotlight Fashion Show 2024 di JCC, Cosmic of Futus berhasil mencuri perhatian para pecinta mode dan kalangan profesional industri fashion. Menghadirkan desain-desain unik dalam suasana yang megah, koleksi ini sukses menampilkan perpaduan sempurna antara kain tradisional
Cosmic of Futus, karya Joemarnie x Laneisha ini mengandung sentuhan magis-kosmos dari tenun ikat futus khas Timor yang unik
dengan elemen modern. Tata panggung yang didesain khusus dengan pencahayaan bernuansa galaksi semakin menghidupkan konsep kosmos, menciptakan pengalaman visual yang memukau bagi para penonton.
Desain baju yang struktural, berlapis, dan tekstur berkilau menjadi sorotan utama, menunjukkan kreativitas La Fare Fashion Institute dalam menginterpretasi tenun ikat futus sebagai busana yang trendi dan elegan. Cosmic of Futus adalah simbol eksplorasi tanpa batas, sebuah jembatan antara tradisi yang kaya dengan semangat inovasi untuk masa depan. “Kami ingin para pemakainya merasa terhubung dengan sesuatu yang lebih besar – baik dari segi budaya maupun kosmik,” pungkas Joermarni.
1. Tur Guide berbahasa Indonesia/ Inggris.
2. Private Tur di Amerika dan Kanada: Supir berbahasa Indonesia dengan Mobil/Van/ Bis.
3. Sebelum Pulang ke Indonesia: Spesial Tur Program di Beberapa Negara di Asia Tenggara dengan Harga Grosir.
4. Sebelum Pulang ke Indonesia: Spesial Reuni Tur Program dengan Teman dan Famili Anda dari Indonesia.
5. Kantor di San Francisco, Los
Angeles (La Habra) dan Jakarta.
6. Karyawan berpengalaman lebih dari 20 tahun.
7. Endorsed oleh California Media International, Inc (Penerbit Majalah Kabari, Majalah Tur Dunia dan Majalah Joint Venture-Hidup Sehat).
8. Harga Grosir untuk Tur ke Asia Tenggara = Joint Venture dengan Perusahaan Tur Wholesale yang berdomisili di Jakarta, Worldlinks Indonesia, dimana Program Tur hanya dijual melalui agen-agen travel ritel di Indonesia.
Ingin mendapatkan Informasi Tur Terkini? Silakan daftar di TurDuniaGratis.com
ADGI Design Week 2024, Hadirkan Inovasi dalam
Desain Grafis
Indonesia
ADGI Design Week 2024 resmi dibuka, 11
Desember 2024 di Urban Forest Cipete, Jakarta.
Pembukaan ini menandai dimulainya perayaan lima hari kreativitas dan inovasi dalam desain grafis Indonesia. Dengan tema “Katalis”, acara ini mengangkat peran desain grafis sebagai pemicu perubahan yang mendorong inovasi, memperkuat koneksi sosial, dan memajukan berbagai industri.
Program unggulan ADGI Design Week 2024 mencakup pameran-pameran inspiratif seperti GRAFlS’24, Museum
Desain Grafis Indonesia, Peeling D&AD, dan COMPASS@ x ADGI, yang masing-masing menawarkan perspektif unik tentang kekuatan dan dampak desain grafis.
Pameran utama GRAFIS’24 menampilkan karya dari 66 studio desain grafis terbaik di Indonesia, menunjukkan bagaimana desain grafis menjadi lokomotif ekonomi kreatif. Kurator GRAFlS’24, Diaz Hensuk, menjelaskan pentingnya pameran ini. “GRAFlS’24 lebih dari sekadar
pameran, ini adalah narasi tentang bagaimana desain grafis Indonesia berkembang menjadi bagian integral dari kemajuan budaya dan industri. Setiap karya mencerminkan kreativitas dan ketangguhan para desainer kita, dan kami berharap ini dapat menginspirasi generasi berikutnya untuk terus melampaui batasan,” ungkap Diaz.
Melengkapi ADGI Design Week 2024, Museum Desain Grafis Indonesia mengangkat sejarah dan evolusi desain grafis di tanah air dengan menampilkan arsip
desain grafis dari masa ke masa. “Pameran ini menjadi jembatan antara masa lalu dan masa kini, dan mengajak bagaimana kita bertindak untuk masa depan. Koleksi-koleksi yang terkumpulkan menunjukkan bagaimana benih yang ditanam oleh para pionir desain grafis telah tumbuh menjadi industri yang berkembang seperti sekarang. Ini adalah penghormatan atas visi mereka dan pengingat akan peluang besar di masa depan,” jelas Ismiaji Cahyono, Kepala Kelompok Kerja Desain Grafis Indonesia, yang juga merupakan kurator pameran ini.
Pameran Peeling D&AD yang bekerjasama dengan organisasi desain internasional D&AD, membawa perspektif global ke ADGI Design Week dengan menampilkan karya-karya pemenang penghargaan
ADGI Design Week 2024 dengan tema “Katalis”, mengangkat peran desain grafis sebagai pemicu perubahan yang mendorong inovasi, memperkuat koneksi sosial, dan memajukan berbagai industri.
D&AD 2024 dari komunitas kreatif terkemuka dunia, termasuk karya desainer grafis Jordan Marzuki yang memenangkan penghargaan kategori Book Design. “D&AD adalah tentang perayaan keunggulan dalam desain dan kreativitas. Melalui pameran ini, kami berharap dapat menginspirasi desainer Indonesia untuk melihat dunia desain dari perspektif global, sekaligus menginspirasi semua desainer untuk melihat kembali kreativitas lokal serta memikirkan evolusinya,” ungkap Kotoko Koya, Manajer Regional Jepang & Singapura D&AD.
Kolaborasi inovatif lintas sektor turut hadir dalam pameran COMPASS@ x ADGI, yang menampilkan karya 25 studio desain grafis dalam kemitraan dengan jenama sepatu lokal ikonik, COMPASSO. “Kolaborasi Compass bersama ADGI diinisiasi untuk perayaan 25 tahun Compass pada 2023 lalu yang menghasilkan 25 desain sepatu hasil pemikiran 25 studio desain anggota ADGI. Gerakan ini adalah cerminan semangat kolektif COMPASSO dalam memajukan industri kreatif di Indonesia, gerakan yang didasari perasaan liar dan bebas,” ungkap Aji Handoko, Chief Experience Officer Compass@.
ADGI Design Week 2024 berlangsung dari 11—15 Desember 2024 di Urban Forest Cipete, Jakarta Selatan. Pengunjung dapat menjelajahi pameran, mengikuti
diskusi inspiratif dengan pembicara dalam dan luar negeri, dan berpartisipasi dalam workshop interaktif yang merayakan peran dinamis desain grafis dalam membentuk masyarakat dan industri.
Pemenang AMI Awards 2024
AMI Awards 2024 kembali hadir sebagai ajang penghargaan yang memberikan penghormatan kepada para pelaku industri musik Indonesia yang telah memberikan kontribusi luar biasa sepanjang tahun. Acara ini menjadi salah satu tolok ukur penting dalam dunia musik Tanah Air, diwarnai dengan momen-momen emosional di mana para musisi terbaik bersaing untuk merebut piala yang sangat diidamkan.
Tahun ini, beberapa musisi berhasil mencatatkan prestasi luar biasa dengan meraih lebih dari satu penghargaan. Salah satu yang mencolok adalah Salma Salsabil, yang berhasil mendominasi ajang ini dengan lagu Bunga Hati. Karya tersebut mengantarkannya meraih empat piala, termasuk penghargaan bergengsi untuk Karya Produksi Terbaik. Prestasi ini semakin menegaskan kualitas dan pengaruh Salma dalam industri musik Indonesia.
Dalam bidang umum, Nyoman Paul berhasil menjadi Pendatang Baru Terbaik Terbaik berkat lagu Mundur Perlahan. Kemudian, Sialnya, Hidup Harus Tetap Berjalan dari Bernadya juga memenangkan Album Terbaik Terbaik.
Melitha Sidabutar tahun ini juga memenangkan piala Karya Produksi Lagu Berlirik Spiritual Nasrani Terbaik. Melitha yang meninggal pada April 2024 mendapat anugerah itu lewat lagu Penolong Dalam Kesesakan.
Piala tahun ini menjadi yang kedua setelah tahun lalu Melitha Sidabutar memenangkan piala dalam kategori serupa pada AMI Awards 2023.
Sedangkan Lifetime Achievement Award tahun ini diberikan kepada Johannes Soerjoko dari Aquarius Musikindo, Addie MS, serta Ernie Djohan yang disebut Presiden Soekarno sebagai penyanyi cilik pertama Indonesia.
Daftar Lengkap Penerima Piala 27th AMI
Awards 2024
Bidang Pop
Artis Solo Wanita Pop Terbaik
Salma Salsabil – Bunga Hati
Artis Solo Pria Pop Terbaik
Sal Priadi – Gala Bunga Matahari
Duo/Grup Pop Terbaik
Maliq & D’Essentials – Kita Bikin Romantis
Pencipta Lagu Pop Terbaik
Bernadya Ribka, Petra Sihombing – Untungnya, Hidup Harus Tetap Berjalan (Bernadya)
Penata musik pop terbaik
S/EEK – Bunga Hati (Salma Salsabil)
Album Pop Terbaik
Sialnya, Hidup Harus Tetap Berjalan – Bernadya
Bidang Rock
Artis Solo Rock Terbaik
Isyana Sarasvati – Ada-Ada Aja
Duo/Grup/Kolaborasi rock terbaik
.Feast – Konsekuens
Album Rock Terbaik
Malam – Jangar
Bidang Jazz
Artis Jazz Terbaik
Sri Hanuraga – II. Deception
Artis Jazz Alternatif Terbaik
Barry Likumahuwa & The Rhythm Service –Sign of Love
Album Jazz / Jazz Alternatif Terbaik
Retro Funk – Tohpati
Bidang Soul/R&B
Artis Solo Soul/R&B Terbaik
Jordan Susanto – Senopati in the Rain
Duo/Grup/Kolaborasi Soul/R&B Terbaik
Coldiac – I Don’t Mind
Artis Solo Soul/R&B Alternatif Terbaik
Paul Partohap – CANDYRELLA
Duo/Grup/Kolaborasi Soul/R&B Alternatif Terbaik
Galdive – Stay
Bidang Dangdut
Artis Solo Dangdut Terbaik
Lesti – Terkesan
Artis Solo Dangdut Alternatif Terbaik
Sridevi – Pada Siapa
Duo/Grup/Kolaborasi Dangdut Terbaik
Faul Gayo, Selfi Yamma – Panggilan Cinta
Artis Solo/Grup/Kolaborasi Dangdut Elektro Terbaik
Fitri Carlina – Aku Kangen Kamu
Pencipta Lagu Dangdut Terbaik
Adibal, Yusup Tojiri – Terkesan (Lesti)
Penata Musik Dangdut Terbaik
Yusup Tojiri – Berkali Kali (Selfi Yamma)
Bidang Lagu Anak-anak
Artis Solo Anak-anak Terbaik
Mazaya Amania – Ayam Piyik
Duo/Grup/Kolaborasi Anak-anak Terbaik
Tasya Kamila, Arrasya, Natasha Chairani, Aput, Ria Enes & Susan – Apa KabarPENCIPTA
Lagu Anak-anak Terbaik
Seli Pontoh – Apa Kabar (Tasya Kamila, Arrasya, Natasha Chairani, Aput, Ria Enes & Susan)
Penata Musik Lagu Anak-anak Terbaik
Donny Prasetyo, Arsha Composer, Achi
Hardjakusumah – Air dan Teh (Pinky Awahita)
Bidang Alternatif
Artis Solo Alternatif Terbaik
Hindia – Cincin
Duo/Grup/Kolaborasi Alternatif Terbaik
Barasuara – Terbuang Dalam Waktu
Album Alternatif Terbaik
Lagipula Hidup Akan Berakhir – Hindia
Bidang Keroncong
Artis Keroncong/Stambul/Langgam/Asli Terbaik
Sruti Respati – Kr. Anak Dara
Artis Keroncong/Stambul/Langgam/Ekstra/ Alternatif Terbaik
Hetty Koes Endang – Buih Jadi Permadani
Bidang Dance
Artis Solo/Grup/Kolaborasi Dance Terbaik
Weird Genius, Pepita – Catalyst.
Bidang Elektronika
Artis Solo/Grup/Kolaborasi Elektronika Terbaik
Jevin Julian, Teza Sumendra – Hard To Leave
Bidang Metal
Artis Solo/Grup/Kolaborasi Metal Terbaik
LOGAMULIA – Hantam Amarah
Album Metal Terbaik
Distorsi Narasi – LOGAMULIA
Bidang Rap/Hiphop
Artis Solo Rap/Hiphop Terbaik
Tuan Tigabelas – King
Duo/Grup/Kolaborasi Rap/Hiphop Terbaik
ENVY* – Can’t Take Me Off
Bidang Koplo
Artis Solo/Grup/Kolaborasi Koplo Terbaik
Masdddho – Kisinan 2
Pencipta Lagu Koplo Terbaik
Denny Caknan – Cundamani (Denny Caknan)
Bidang Orkestra
Karya Orkestral Terbaik
Sherina Munaf, Alvin Witarsa, Belanegara Abe –
Hadiah Istimewa (Isyana Sarasvati, Chandra Satria)
Bidang Musik Untuk Media Visual
Album Film Scoring Terbaik
Original Score from Petualangan Sherina 2 –
Sherina Munaf
Bidang Musik Untuk Teater dan Film Musikal
Album Musikal Terbaik
Musikal Keluarga Cemara (Original Cast Recording) – Original Cast Musikal Keluarga
Cemara
Bidang Karya Produksi
Karya Produksi Progresif Terbaik
Achi Hardjakusumah, Ammir Gita, Vito Jr, Viandebas, Housman Pranoto, Kabul Oktavianus –Enter The Forest
Karya Produksi Reggae/Ska/Rocksteady Terbaik
Island Vibes, CTTZ, Kamga, Lawa – Takkan Abis
Karya Produksi Kolaborasi Terbaik
Arsy Widianto, Tiara Andini – Masih Hatiku
Karya Produksi Original Soundtrack Terbaik
Lyodra – Tak Selalu Memiliki (Ipar Adalah Maut
Original Soundtrack)
Karya Produksi Grup Vokal Terbaik
Jakarta Movin – Melompat Lebih Tinggi (Jakarta Movin’s Version)
Karya Produksi Lagu Berbahasa Daerah Terbaik
Angga Dermawan – DOLA
Karya Produksi Instrumentalia Terbaik
Dwiki Dharmawan World Peace Orchestra – The Spirit of Peace
Karya Produksi Global Music Terbaik
Madukina, Matoha Mino – Dawuh (From “Badarawuhi di Desa Penari”)
Karya Produksi Re-Aransemen Terbaik
Andi Rianto – Sepenuh Hati (Andi Rianto, Rony Parulian)
Karya Produksi Blues Terbaik
Gugun Blues Shelter – Bad Politician
Karya Produksi Folk/Country/Balada Terbaik
Nadin Amizah – Semua Aku Dirayakan
Karya Produksi Lagu Berlirik Spiritual Islami Terbaik
Nissa Sabyan – Allah Karim
Karya Produksi Lagu Berlirik Spiritual Nasrani Terbaik
Melitha Sidabutar – Penolong Dalam Kesesakan
Bidang Penunjang Produksi
Produser Rekaman Terbaik
S/EEK – Bunga Hati (Salma Salsabil)
Grafis Desain Album Terbaik
Jonathan Andy, Indira Diandra, Thomas Danes –Eva Celia (Eva Celia)
Tim Produksi Suara Terbaik
Dimas Pradipta – Bunga Hati (Salma Salsabil)
Video Musik Terbaik
Yogi Kusuma – One Bad Day (Pamungkas)
Bidang Umum
Pendatang Baru Terbaik Terbaik
Nyoman Paul – Mundur Perlahan
Album Terbaik Terbaik
Sialnya, Hidup Harus Tetap Berjalan – Bernadya
Karya Produksi Terbaik
Bunga Hati – Salma Salsabil
Penghargaan Khusus
Video Musik Terfavorit
Kisinan 2 – Masdddho
Video Musik Terfavorit Menggunakan AI
Bertemu Kembali – Melly Goeslaw, Nike Ardilla
Lifetime Achievement Awards
Johannes Soerjoko
Lifetime Achievement Awards
Addie MS
Lifetime Achievement Awards
Ernie Djohan
Nani Oktaviani Mengangkat Kebaya Bordir Tasik ke Panggung
Fashion dan Buat Seragam di 10
Hotel Berbintang di Jakarta
Bordir Tasikmalaya telah lama dikenal sebagai salah satu seni kerajinan khas Indonesia yang kaya akan detail dan keindahan.
Nani Oktaviani, seorang desainer busana yang kini fokus pada kebaya bordir, menggabungkan kecintaannya pada tradisi lokal dengan inovasi modern untuk menciptakan karya yang memikat pasar fashion. Dalam wawancara ini, Nani berbagi cerita tentang perjalanannya, inspirasi desain, hingga harapannya untuk masa depan kebaya bordir.
Awalnya, Nani Oktaviani tidak memulai kariernya di dunia kebaya. “Saya bermula di busana muslimah,” ungkapnya. Namun, karena domisilinya di Tasikmalaya—kota yang terkenal dengan bordirnya—permintaan untuk kebaya bordir mulai berdatangan.
“Delapan tahun terakhir, saya fokus pada kebaya bordir. Bordir Tasik itu unik, dan sekarang kebaya bordir, terutama kebaya panjang yang fancy, semakin diminati,” jelas Nani.
Selain keindahan bordirnya, ketersediaan tenaga kerja lokal di Tasikmalaya menjadi faktor penting yang mendorongnya untuk mengembangkan bisnis kebaya bordir ini.
Menurut Nani, kebaya memiliki daya tarik yang timeless. “Kebaya itu long-lasting, terutama di Indonesia. Ini menjadi modal utama untuk terus mengembangkan desain kebaya bordir di pasar modern,” katanya.
Sebagai warisan budaya tak benda yang telah diakui UNESCO, kebaya memiliki nilai budaya yang kuat.
“Kebaya sekarang sudah dinobatkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO dan itu sebetulnya yang membuat saya lebih bersemangat lagi untuk memajukan kebaya ini untuk Go internasional, “ katanya.
Nani mengakui bahwa tantangan terbesar dalam merancang kebaya bordir adalah menciptakan desain yang inovatif tanpa kehilangan akar tradisi.
“Kami harus terus menggali motif dan warna baru agar tidak monoton. Saya juga senang mengeksplorasi desain-desain lama untuk mengembangkan kebaya yang unik,” ujarnya.
Dalam proses produksinya, Nani bekerja sama dengan pengrajin lokal, sementara desainnya dibuat sendiri. Kolaborasi ini tidak hanya menjaga kualitas tetapi juga mendukung
keberlanjutan industri bordir lokal. Nani memanfaatkan media sosial seperti Instagram dan Facebook sebagai platform utama untuk memasarkan produknya. Selain itu, ia aktif mengikuti fashion show di dalam dan luar negeri untuk mempromosikan kebaya bordir.
“Tahun lalu, saya membawa kebaya bordir encim ke luar negeri. Itu menjadi salah satu sarana efektif untuk mengenalkan karya saya,” ceritanya.
Tidak hanya berhenti di kebaya, Nani juga melebarkan sayap bisnisnya dengan membuat seragam untuk hotel-hotel bintang lima.
“Alhamdulillah, saya sudah bekerja sama dengan lebih dari 10 hotel bintang lima di Jakarta,” tambahnya.
Harapan Nani untuk kebaya bordir sangat besar. Ia ingin karyakaryanya dapat dinikmati oleh berbagai kalangan, tidak hanya masyarakat menengah ke atas tetapi juga menengah ke bawah.
“Saya berencana membuat beberapa segmen desain kebaya bordir agar jangkauannya lebih luas,” katanya penuh optimisme.
Kebaya Sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia
Pendapat Para Desainer, Pelaku
Usaha, dan Pencinta Wastra
Jeny Tjahyawati: Kebaya adalah Identitas Fashion Indonesia
Jeny Tjahyawati, desainer modest Indonesia, menyambut gembira pengakuan kebaya oleh UNESCO.
“Bangga, kebaya kini menjadi warisan dunia. Saya yakin tradisi berkebaya akan semakin membudaya dan menghidupkan kembali rasa cinta terhadap kebaya sebagai identitas fashion Indonesia,” ujar Jeny.
Ia menekankan bahwa kebaya telah berkembang seiring modernisasi, dapat dipadukan dengan batik, tenun, atau songket, dan digunakan di berbagai acara.
UNESCO telah menetapkan kebaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia dalam sidang ke-19 Session of the Intergovernmental Committee on Intangible Cultural Heritage (ICH) di Asuncion, Paraguay. Keputusan ini menjadi momen bersejarah bagi kebaya sebagai simbol identitas budaya Indonesia. Berbagai kalangan, termasuk desainer, pelaku usaha, dan pencinta budaya Indonesia pun memberikan sambutan positifnya, seperti yang disusun oleh KABARI dibawah ini.
Roemah Kebaya Vielga: Peluang
Kerja Sama Budaya dan Bisnis
Sebagai salah satu pelaku usaha kebaya, Roemah
Kebaya Vielga menyampaikan rasa syukur atas pengakuan ini.
“Kami berharap semua negara yang ikut dalam nominasi bersama ini bisa menjaga kebaya sebagai warisan budaya secara berkelanjutan. Pengakuan ini juga membuka peluang kerja sama dalam aspek budaya dan bisnis,” ungkap perwakilan Roemah Kebaya Vielga.
Yanti Sri Rahayu: Kebaya Menambah Khazanah Fashion Dunia
Yanti Sri Rahayu dari Kebaya Livyla mengapresiasi penetapan kebaya sebagai warisan dunia.
“Ini terobosan luar biasa. Kebaya akan memperkaya wawasan fashion dunia dengan kehadiran outfit etnik yang hanya dimiliki Indonesia. Ini kebanggaan besar sekaligus dorongan bagi pengrajin kebaya untuk terus berinovasi,” katanya.
Ia juga menyoroti pentingnya dukungan pemerintah dalam melestarikan para pengrajin kebaya, bordir, dan wastra Nusantara agar tetap bertahan di tengah persaingan global.
Lia Kusumawardhani: Kebaya
Sebagai Nation Branding
Lia Kusumawardhani, pelaku UMKM dan pencinta kain Nusantara, menyatakan kebaya adalah simbol kebanggaan Indonesia.
“Kebaya merupakan identitas khas perempuan Indonesia. Jika dikenakan di acara internasional bersama kain Nusantara, ini akan menjadi ‘nation branding’ positif bagi bangsa,” ungkap Lia.
Digital Magazine
Digital Magazine with Video E-News Email
Written Articles in KabariNews.com
Copy & Paste from other Medias
Number of Videos (YouTube)
Number of Video Viewers (YouTube)
Number of Video Subscribers (YouTube) Webinar
Livestream Social Media
Facebook Subscribers: Ikut Kabari Amerika
KabariNews.com in Ranking.com KabariNews.com in Alexa.com
Mayawati Maimunah selaku Owner Maikiko Bread menceritakan usahanya ini dimulai sejak sejak tahun 2018. “Karena anak sama suami suka makan roti, jadi saya sering bikin roti, kalau beli lumayan boros. Akhirnya saya bikin untuk temanteman coba, di sekolah anakku pada cobain. Akhirnya mereka pesan buat acara tour dan juga saya taruh di kantin, dan akhirnya bisa berkembang sampai sekarang,” cerita Maya kepada Kabari.
Saat ini, Maikiko Bread memproduksi aneka varian roti, dengan harga mulai 5k sampai 80k. Dengan produk best seller adalah cinnamon roll, chesse butter, hingga polo choco melted. ”Ada 10 sampai 14 varian,” ungkapnya.
Yang membuat keunggulan aneka roti buatan Maya, tetap lembut meski sudah beberapa di suhu ruang. “Roti
itu paling enak saat baru matang setelah dipanggang, tapi kalau kita mau tau, roti itu enak atau tidak, lihat setelah 3 hari. Kalau udah 3 hari, roti itu biasanya keras, rasanya beda dan baunya juga beda. Tapi kalau roti saya, Insha Allah 3 hari itu rasanya masih sama, lembutnya masih sama, dan itu yang membedakan roti saya dengan yang lain,” tukas Maya yang sempat ikut kursus untuk mengembangkan kemampuannya.
Tak hanya itu, Maya menjelaskan bahwa roti buatannya selalu memakai bahan-bahan berkualitas.
Dalam sehari, biasanya Maya membuat hingga 200 pieces. Namun, jika ada pesanan, bisa meningkat antara 500-1000 pieces.
Saat ini, Maya menjual aneka roti buatannya melalui Instagram, Facebook, hingga TikTok.
Dari semua platform, harus diakui Maya, Instagram paling banyak mendatangkan pesanan untuk usahanya. Apalagi usahanya telah mendapatkan sertifikat halal juga HAKI.
Lalu apa tantangan dalam berbisnis? Dijelaskan Maya, dalam usaha, ada pasang surut. Kadang pesanan banyak, kadang sepi. Padahal harus tetap produksi dan membayar karyawan. Karena itu, inovasi menjadi hal yang penting. “Saya terus memikirkan, apa saja produk yang kekinian, untuk saya uji coba di usaha ini,” ucap Maya.
Menjelang tahun 2025, Maya pun ingin melakukan ekspansi usahanya. Semoga sukses, Maya!
Pemegang Rekor MURI Andi Istiabudi,
Sang Kolektor Tanda Tangan Tokoh Dunia
Bagi Andi Istiabudi, tanda tangan bukan sekadar coretan, melainkan jejak sejarah dan kenangan yang abadi.
Hobinya yang unik ini telah membawanya berburu tanda tangan dari tokoh-tokoh ternama dunia, mulai dari negarawan, selebritas, hingga atlet sepak bola internasional.
Kepada KABARI, Andi berbagi cerita bahwa kecintaannya terhadap hobi ini bermula dari kegemarannya menulis sejak kecil.
“Saat SD, saya suka berkirim surat melalui pos untuk meminta tanda tangan,” kenangnya. Meski awalnya dilakukan secara iseng, semangatnya tak pernah surut.
Di bangku SMA, tepatnya pada tahun 1998-1999, Andi masih gemar bersurat, meski tak terlalu intens. Namun, titik balik terjadi pada tahun 2007-2008, saat ia membaca buku “Autograph Collector” karya Debby Loekito. Buku yang membahas detail tentang dunia kolektor autograf ini menginspirasinya untuk lebih serius mengoleksi tanda tangan.
Bermodalkan semangat, Andi mulai rajin mengirim surat kepada tokoh nasional dan internasional, baik melalui pos maupun email. Respon yang diterima cukup menggembirakan.
Dalam sehari, ia pernah menerima 3-4 surat balasan. Meski begitu, perjuangan tidak selalu mulus. Proses pencarian alamat dan menunggu balasan kadang memakan waktu berbulan-bulan, bahkan ada yang tidak dibalas sama sekali.
“Mencari alamat itu dulu
sangat menantang. Harus rajin membaca pemberitaan dan menggali informasi,” ungkapnya.
Sejak 2013, Andi semakin intens berburu tanda tangan dari pemain bola dunia dan selebritas internasional.
Ia bahkan sering berburu langsung saat para atlet atau selebritas tersebut datang ke Indonesia. Salah satu pencapaiannya yang membanggakan adalah berhasil mendapatkan tanda tangan legenda sepak bola Eric Cantona.
“Saat dapat tanda tangan Eric Cantona, rasanya luar biasa. Itu momen yang sangat berkesan,” ujar Andi.
Hingga kini, koleksi Andi telah mencapai lebih dari seribu tanda tangan dengan berbagai media,
seperti foto, kartu pos, hingga sampul majalah.
Beberapa tokoh dunia dalam koleksinya antara lain mantan
Presiden AS Jimmy Carter, Dalai Lama, Nicolas Sarkozy, dan Gloria Arroyo. Dari dunia selebritas dan olahraga, ia memiliki tanda tangan Lionel Messi, Yoko Ono, hingga Bill Gates.
Yang tak kalah istimewa, Andi juga memiliki koleksi tanda tangan maestro keroncong Indonesia, Gesang, yang ia dapatkan tiga tahun sebelum sang maestro wafat.
Pada 2018, usaha dan dedikasi Andi mendapat apresiasi besar dengan dianugerahi rekor MURI sebagai Kolektor Tanda Tangan Para Tokoh Dunia Terbanyak.
Dari sekian banyak tanda tangan, momen paling berkesan bagi Andi adalah saat berburu tanda tangan Try Sutrisno, Wakil Presiden RI ke-6.
“Prosesnya panjang. Saya mengirim surat, mendatangi rumahnya, dan menunggunya di berbagai acara,” ceritanya. Baginya, pertemuan langsung dengan Try Sutrisno adalah mimpi yang menjadi kenyataan.
Tak hanya tanda tangan, Andi
juga mengoleksi 15 majalah dengan cover Try Sutrisno, yang menjadi tokoh idolanya sejak kecil.
Andi berharap koleksi tanda tangannya dapat dikenal luas oleh masyarakat. Ia ingin hobinya ini menjadi inspirasi dan membuka wawasan banyak orang tentang
pentingnya menghargai jejak sejarah melalui tanda tangan.
“Hobi ini bukan sekadar mengumpulkan tanda tangan, tetapi juga menyimpan cerita dan kenangan yang tak ternilai,” tutupnya.
Soto
Sob H. Asmawi
Kisah Kuliner Legendaris dari Kaki Lima Tanah Abang yang
Tetap Eksis Sampai Saat Ini
Soto Sob H. Asmawi telah menjadi salah satu ikon kuliner Jakarta sejak berdiri pada tahun 1970-an.
Berawal dari gerobak kaki lima di Pasar Tanah Abang, usaha ini kini tetap eksis sampai saat ini, membawa cita rasa khas yang terus dinikmati banyak orang.
Dalam wawancara bersama Ahmad Fauzi, generasi penerus dari pendiri H. Asmawi, terungkap kisah inspiratif di balik perjalanan usaha kuliner legendaris ini.
Ahmad Fauzi menjelaskan sang pendiri, H. Asmawi, terinspirasi oleh perjuangan ibunya yang mampu membesarkan anak-anak melalui usaha.
“Beliau memulai usaha ini untuk menafkahi istri dan menjalani tanggung jawab keluarga dengan berwirausaha,” ujar Fauzi.
Bermodalkan semangat dan keuletan, Soto Sob H. Asmawi pertama kali hadir dengan menu sederhana, yakni sop kaki sapi.
Pada awal berdirinya, menu utama yang ditawarkan hanyalah sop kaki sapi. Dalam sehari, usaha ini mampu menghabiskan hingga 100 batang kaki sapi, setara dengan 20 ekor sapi.
“Keunikan rasa sop ini ada pada kekayaan rempah-rempahnya serta tambahan asinan sayuran yang memberikan rasa segar, asam, manis, dan gurih,” jelas Fauzi.
Menurut Ahmad Fauzi, kunci sukses Soto Sob H. Asmawi adalah menjaga konsistensi rasa dan kebersihan.
“Kami memiliki SOP resep yang ketat, sehingga gramasi bahan selalu sesuai.
Selain itu, kami selalu memastikan kebersihan pengolahan makanan, karena ini menyangkut kesehatan pelanggan,” tuturnya.
Ketika ditanya tentang persaingan di dunia kuliner, Fauzi menekankan bahwa fokus utama adalah menjaga kualitas rasa dan pelayanan.
“Saya percaya rezeki itu tidak
pernah tertukar. Selama kita konsisten memberikan yang terbaik, pelanggan akan tetap setia,” katanya.
Dengan pengalaman lebih dari lima dekade, Fauzi memiliki impian besar untuk mengembangkan usaha ini.
“Harapan saya, Soto Sob H. Asmawi dapat membuka cabang lebih besar sehingga mampu menciptakan lapangan kerja yang lebih luas dan meningkatkan kesejahteraan karyawan,” ujarnya penuh semangat.
Judith Bramanti
Perjalanan Inspiratif Fashionpreneur Muda
yang Mengusung Wastra Nusantara
Photo: IG@hola.judeee
Judith Bramanti, seorang mahasiswa di Sekolah Tinggi Inter Studi, tengah meniti jalan sebagai fashionpreneur muda yang berbakat. Dengan tekad kuat dan kecintaannya terhadap dunia fashion, Judith tidak hanya ingin menciptakan karya, tetapi juga berkomitmen melestarikan wastra Nusantara.
Ketertarikan Judith pada dunia fashion bukanlah hal yang terjadi secara kebetulan.
Ia mengungkapkan bahwa keluarganya memiliki latar belakang di bidang ini, sehingga sejak kecil ia sudah akrab dengan keindahan dan nilai seni yang terkandung dalam fashion.
“Dari kecil, saya sudah melihat betapa indahnya dunia fashion. Itu yang membuat saya ingin terjun ke dalamnya,” ungkap Judith.
Selain itu, ia melihat potensi besar industri fashion di Indonesia, yang semakin berkembang dan menarik perhatian dunia.
Judith telah menciptakan berbagai koleksi fashion yang terinspirasi dari kekayaan budaya Indonesia. Salah satu koleksinya adalah koleksi yang terinspirasi dari motif batik banji. Dalam koleksi ini, ia menampilkan keindahan strata-strata batik di masa lalu dalam balutan busana muslim yang anggun.
Karyanya juga terlihat dalam acara IN2MF 2024, di mana ia mengusung tema hutan bakau Semarang dan bekerja sama dengan pembatik lokal.
Selain itu, Judith berhasil meraih juara kedua dalam kompetisi YOU C 1000 dengan koleksi bertema
Halmahera yang memadukan kain tenun khas Maluku Utara.
“Melalui setiap koleksi, saya ingin menyampaikan cerita dan filosofi dari wastra Indonesia,” ujarnya.
Selain fokus pada koleksi pribadinya, Judith juga menjadi desainer utama untuk Raditha, sebuah brand muslim wear yang mengusung konsep smart modest.
Produk-produk Raditha mencakup abaya, tunik, mukena, hijab instan, hingga sajadah. Tidak hanya itu, Raditha juga menawarkan produk handmade yang memadukan elemen bordir dan kreasi seni lainnya, dengan pilihan warna dari earth tone hingga warna cerah yang menarik.
Judith menjelaskan Raditha mengedepankan fleksibilitas desain.
“Baju-baju muslim kami bisa dipakai oleh temanteman non-hijab sekalipun karena mudah di-mix and match,” jelasnya. Menyambut bulan puasa, Raditha juga tengah mempersiapkan hampers menarik, termasuk mukena travel dengan desain eksklusif.
Raditha memanfaatkan pendekatan personal dan digital untuk memperkenalkan produknya. Mulai dari pemasaran mulut ke mulut hingga memanfaatkan
platform seperti Instagram, TikTok, Tokopedia, dan Shopee, Judith terus berusaha memperluas jangkauan pasar.
Sebagai mahasiswa yang juga aktif mengembangkan bisnis, Judith mengakui bahwa membagi waktu tidaklah mudah.
Namun, ia bersyukur karena ilmu yang didapat di bangku kuliah sering kali menginspirasi desainnya.
“Kuliah di bidang fashion membantu saya menciptakan desain yang sesuai dengan identitas dan seni yang ingin saya tampilkan,” ungkapnya.
Selain itu, Judith juga bekerja sebagai asisten desainer di Sita Soetanto, yang memberinya pengalaman berharga di industri fashion.
Judith memiliki visi besar untuk masa depannya. Ia berharap dapat memperkenalkan brand Judith Bramanti sebagai merek yang memahami filosofi wastra Nusantara dan menjadikannya inspirasi dalam desain modern.
Tidak hanya itu, ia ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi agar ilmunya dapat bermanfaat bagi masyarakat luas.
Sementara itu, untuk Raditha, Judith berharap brand ini dapat diterima lebih luas sebagai modest fashion yang inovatif namun tetap mengedepankan nilai tradisional.
“Kami ingin menciptakan sesuatu yang sesuai dengan pakem budaya, tetapi tetap modern dan relevan,” tuturnya.
Kabari Digital Magazine
Jembatan Info Indonesia & Amerika
Interaktif Majalah Digital Kabari Edisi 207 klik https://issuu.com/kabari8/ docs/majalah_digital_kabari_ edisi_207_2024
Langganan daftar di KabariGratis.com
Edisi bulan ini:
• Veny Lie, Owner Ven’s Club Music School Kelapa Gading. Cinta yang Besar untuk Anak-anak Berkebutuhan Khusus
• Devy, Orangtua dari Matthew Claudius : Kemampuan dan Kecakapan Matthew Semakin Berkembang di Ven’s Club Music School
• Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana : Desa Wisata Adalah Ujung Tombak Pariwisata Indonesia
• Cerita Lamerenan yang Melestarikan Tenun Tanimbar Sebagai Warisan Budaya
• Srie, Owner Paimama : Ingin Paimama Berkembang Semakin Besar dan Jadi Berkat Bagi Banyak Orang
• Kinanti Roospitasari, Owner Kinrose Craft : Motif Variatif dengan Bahan Berkualitas Jadi Keunggulan Kinrose Craft
• Kalya Mahiya Memenangkan Achieving 1st Place di The Mediterranean International Folk Fest Spanyol 2024
• Astri Kania, Founder Arcade Living : Desain Berdasarkan Kebutuhan dan Keinginan Klien
• Gabriella Vania Couture Akan Harumkan Indonesia di Fashion Show Tunggal “Golden Lotus” di Fuzhou, China
• Istimewanya Konser Lost in Harmony Isyana Sarasvati
• Display Produk Kreatif 50 Desa Wisata Terbaik
• Susur Sungai dengan Jip Wisata di Goa Pindul
• Sarong Movement : Global Islamic School x Yani Halim x Opie Ovie : Kenalkan Sarung Kepada Generasi Muda
• Kepala BPOM Taruna Ikrar Berikan Kuliah Era Baru Pengobatan Kanker Berbasis Farmakologi Sel dan Genetik di Harvard University
• Wiwin Nospitalia, Owner & Founder Westjava Mahakaya: Bantu Petani dengan Meningkatkan Nilai Produk
Combine & Save.
Untuk menonton video klik KabariNews.com/67108