













• Majalah Kabari Digital
• Majalah Hidup Sehat
• Majalah Tur Dunia
• Majalah Extra Uang
Disebarkan ke
Lebih dari 27,000 Emails
Hubungi:
Lebih dari 25 juta Kabari YouTube Video Viewers
San Francisco : (415) 213-7323
Los Angeles : (562) 383-2100
Jakarta : (021) 4288-6112
Email: sales@kabarinews.com
Nukila Evanty, Direktur Eksekutif Women Working Group
Ingin Membuat Dunia Lebih Baik Bagi Perempuan dan Kelompok Marjinal
Pertunjukkan Art Street Wayang Jogja Night Carnival 2024
Ayleen AZ Rilis Single Mata Genit
Sejarah Asal Nama Indonesia
Onde-onde dan Pukis dengan Rasa yang Otentik
Joemarnie Fare, Founder Lafare Fashion Institute. Ingin Ajarkan Generasi Muda Tentang Wastra Nusantara
Nikmati Santapan Mewah di High Table
Meisarah, Owner Noei Craft. Hadirkan Produk Inovatif dan Kreatif Agar Selalu Laris
Belajar Melukis Topeng Batik Kayu di Desa Wisata Bobung
Simonross Jewelry, Kreasi Perhiasan Premium dari Lulusan Amerika dengan Keunggulan Detail dan Teknologi 3D
GKR Bendara, Penghageng Nityabudaya Kraton Yogyakarta : Perempuan Bisa Menulis Narasinya Sendiri
Cyn Clinic Bekasi: 13 Tahun Konsisten Menjaga Kualitas, Inovasi, dan Hubungan dengan Pelanggan
Meriahnya Pesta Rakyat Pelantikan Prabowo-Gibran Sebagai Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029
Erna Juliana, Fashion Designer dan Owner Zamira Griya Cantik. Tonjolkan Keunggulan, Inovatif dan Variatif
Jet Set Sasar Kelas Menengah Atas dengan Hadirkan Koper Berkualitas Premium
Puji Syukur atas segala rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kepada kami waktu dan kesempatan untuk tetap terus berkarya memberikan beragam informasi yang dikemas sebagai Jembatan Informasi Indonesia – Amerika.
Majalah Kabari edisi kali ini menghadirkan beragam informasi serta artikel menarik buat para pembaca Kabari yang budiman.
Sebuah peristiwa bersejarah terjadi di Indonesia pada 28 Oktober 1928. Peristiwa itu diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda. Kini, 96 tahun kemudian, hari Sumpah Pemuda tetap kita rayakan, sebagai bentuk penghargaan terhadap perjuangan para pejuang kemerdekaan.
Dalam rangka itu, KABARI mendapat kesempatan Istimewa berbincang khusus dengan perempuan tangguh nan istimewa, namanya Nukila Evanty. Kiprahnya dalam membela kaum marginal diberbagai daerah pelosok tanah air, menjadikannya sebagai sosok perempuan inspiratif zaman ini.
Selain itu, Majalah Kabari edisi kali ini juga menghadirkan kisah menarik lainnya, seperti: Video: Perempuan Bisa Menulis Narasinya Sendiri, Video: Tonjolkan Keunggulan, Inovatif dan Variatif, Video: Hadirkan Produk Inovatif dan Kreatif Agar Selalu Laris.
Dan masih banyak lagi artikel lainnya yang tak kalah menarik diantaranya : Video: Nikmati Santapan Mewah di High Table, video: Sejarah Asal Usul Nama Indonesia, Belajar Melukis Topeng Batik Kayu di Desa Wisata Bobung, selengkapnya hanya di Majalah Kabari Edisi 206.
Kabari merupakan majalah bulanan berbahasa Indonesia yang diterbitkan oleh PT. Cempaka International dan didistribusikan secara gratis di seluruh wilayah Amerika Serikat.
Kantor Cabang Jakarta Cempaka Putih Timur V No.15 Jakarta, Indonesia 10510 Tel: (021) 428-86112
Email redaksi: redaksi@kabarinews.com | Iklan : sales@kabarinews.com
PENERBIT
JOHN OEI
KOMISARIS INDONESIA
OLINA HIMAYANTI
DEWAN PENASIHAT
LISA TUNGKA
DIREKTUR UTAMA AMERIKA
INDRIATI (VONNY) OEI
DIREKTUR UTAMA INDONESIA
ANITA SETIAWARDI
PENULIS
ASBAN NATAWIJAYA
HARRY PRASETYO
PENATA ARTISTIK Yanti bi
VIDEO FANIESYAH
KONTRIBUTOR
STANLEY CHANDRA
RIANA K LIPTAK
ADMINISTRASI
DEWI LIEM
IKLAN DAN PEMASARAN
WEINA TANUWIJAYA
SIRKULASI
PETER ZHAN
Nukila Evanty, Direktur Eksekutif
Sebuah peristiwa bersejarah terjadi di Indonesia pada 28 Oktober 1928. Peristiwa itu diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda. Peristiwa Sumpah Pemuda merupakan tonggak penting dalam sejarah Indonesia. Peristiwa itu menandai tekad dan semangat para pemuda, untuk memperjuangkan kemerdekaan dari penjajahan Belanda. Saat itu, Indonesia masih dikuasai Belanda. Namun perjuangan untuk merdeka sedang menguat. Pemuda-pemuda Indonesia merasa perlu untuk bersatu demi mencapai tujuan kemerdekaan. Itu seiring dengan semangat nasionalisme yang berkobar. Dan, akhirnya Indonesia Merdeka pada 17 Agustus 1945.
Kini, 96 tahun kemudian, hari Sumpah Pemuda tetap kita rayakan, sebagai bentuk penghargaan terhadap perjuangan para pejuang kemerdekaan.
Dalam rangka itu, KABARI mendapat kesempatan istimewa berbincang khusus dengan perempuan tangguh nan istimewa, namanya Nukila Evanty. Kiprahnya dalam membela kaum marginal diberbagai daerah pelosok tanah air, menjadikannya sebagai sosok perempuan inspiratif zaman ini.
Nukila Evanty dikenal sebagai Ketua Inisiasi Masyarakat Adat (IMA); Executive Director Women Working Group (WWG); dan Ketua Koalisi Lawan Kejahatan Terorganisir (the Coalition). Nukila tumbuh menjadi pribadi yang resah dengan ketidakadilan. “Saya besar di kota kecil, di Bagansiapiapi, Riau. Orangtua saya juga banyak berpindah-pindah. Jadi saya melihat beberapa hal yang mengugah, misalnya
mengapa ada orang punya istri lebih dari tiga orang, kok laki-laki satu aja. Kemudian saya melihat bahwa perempuan itu menjadi nomor dua di keluarga. Bahkan di kartu keluarga, saya bilang ke papa saya, bisa gak, mama jadi kepala keluarga,” kata Nukila tersenyum.
Keresahan-keresahan yang dialami mendapatkan momentum, ketika Nukila memutuskan kuliah di fakultas hukum. Saat kuliah ini, Nukila banyak belajar tentang gender, juga tentang HAM (hak asasi manusia). “Dari sinilah, saya melakukan advokasi. Jadi advokasi itu, learning by doing saja. Saat kuliah, saya banyak melakukan advokasi untuk kelompok-kelompok marginal, yang tidak punya akses ke kesehatan juga pendidikan,” tukas Nukila.
Saat melanjutkan studi hukum lanjutnya di Belanda dan Australia, Nukila banyak terlibat dengan lembaga internasional, salah satunya adalah Amnesti Internasional. Keterlibatannya dalam berbagai organisasi, mendorong Nukila membentuk organisasinya sendiri, sesuai dengan idealismenya. Maka, lahirlah Women Working Group (WWG) dan Inisiasi Masyarakat Adat (IMA).
Melalui Inisiasi Masyarakat Adat, Nukila menemukan banyak persoalan di lapangan. Misalnya kelompok marjinal seperti masyarakat adat yang tidak punya tanah lagi, bahkan terusir dari tanah kelahiran sendiri. Para kaum marjinal dan minoritas tersebut memiliki masalah yang sangat kompleks. “Saya belajar tentang HAM, dari situ saya melihat, kalau orang tidak memiliki pendidikan, maka ia tidak
bisa mencari pekerjaan, bahkan tidak mampu untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari,” kata Nukila.
Karena kepeduliannya yang tinggi pada sesama, saat ini Nukila juga fokus pada isu-isu terkait kejahatan terhadap kemanusiaan, yakni Tindak Pidana Perdagangan Orang. “Saya fokus dengan kaum
perempuan, karena perempuan selalu menjadi korban dalam mata rantai kejahatan. Apalagi di masyarakat yang patriarki, maka banyak diskriminasi yang dialaminya. Lalu ada juga kaum misoginis atau orangorang pembenci kaum perempuan. Termasuk perempuan yang menjadi pembenci perempuan lainnya,” ujar Nukila.
Nukila mempresentasikan hasil penelitian tentang situasi suku laut perempuan di forum FIMI di Tanzania, Agustus 2024.
Pengalamannya sebagai aktivis perempuan, tidak membuat Nukila nir-diskriminasi. Bahkan Nukila mengakui, saat melakukan advokasi, ia kerapkali menemukan diskriminasi bagi dirinya. “Misalnya saya dibuntuti orang saat kerja di lapangan. Atau ada juga pihak-pihak tertentu yang ingin mengorek kehidupan personal kita, itu juga diskriminatif. Lalu ada ancaman intimidasi. Atau ancaman mau dilaporkan kepada pihak berwenang, atau ancaman fisik kepada kita. Itu memang menjadi tantangan bagi saya,” terang Nukila.
Dalam kerja advokasi, Nukila mengakui bahwa peran support system sangat penting. Hal ini penting, supaya mampu melakukan advokasi tersebut.
Nukila mengaku sangat mengharapkan dukungan dari penegak hukum. “Karena isu-isu yang kita tangani berhubungan dengan kriminal, dengan sindikat, jadi diperlukan dukungan pemerintah dan penegak hukum,” jelas Nukila.
Agar kerja advokasi ini efektif, kolaborasi merupakan hal yang penting. “Sejauh ini saya rasa kolaborasi itu kurang, masih sendirian melakukan apa pun. Padahal kalau dilakukan bersama-sama, maka kerja-kerja advokasi ini lebih terarah lagi,” kata Nukila.
Lalu apa harapannya? “Saya ingin melakukan perubahan, melalukan transformasi terutama untuk kesetaraan gender. Beberapa daerah advokasi saya, seperti di Air Bangis, Sumatera Barat; Rempang di Kepulauan Riau; Pangkalan Susu, Sumatera Utara dan Desa Sumber
Nukila melakukan advokasi penguatan kelompok perempuan untuk berani bicara, di Pulau Rempang, September 2023
Jaya di Jambi. Nah, para perempuanperempuan ini dahulu punya ketakutan berbicara dan tidak bisa mengartikulasikan tuntutan mereka. Jadi menurut saya penting sekali, freedom expression, berani speak up. Saya ingin agar perempuan itu berani bicara, juga berani melakukan sesuatu. Saya hanya fasilitasi, tapi merekalah adalah agent of change. Para perempuan ini, harus tahu program yang terbaik untuk mereka. Misalnya, ingin membangun UMKM, ingin memperkuat ekonomi secara mandiri, juga ingin anak-anak mereka terdidik dan punya masa depan lebih baik,” ujar Nukila.
Berbagai pengalaman yang ditemui Nukila saat melakukan advokasi, membuatnya yakin bahwa transformasi menjadi kunci dari perubahan. Karena kita tahu penegakan hukum kita lemah, jadi kita perkuat resiliensi masyarakat, itulah harapan saya,” pungkas Nukila.
WJNC #9 kali ini mengusung tema
“Gatotkaca Wirajaya” sebuah tema yang mengangkat kisah tokoh Gatotkaca yang penuh dengan nilai-nilai kesetiaan, keberanian, dan semangat seorang kesatria yang mencintai dan mengabdi untuk negerinya.
Masyarakat memadati kawasan Tugu Yogyakarta sejak pukul 16.00 WIB untuk menyaksikan Gelaran Nuswantoro yang menghadirkan penampil tamu dari tujuh daerah di Indonesia, di antaranya Provinsi Kalimantan Timur, Kota Medan, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Barito Timur, Kota Semarang, hingga Kabupaten Ponorogo.
Dalam sambutannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X menyambut dengan hangat Wayang Jogja Night Carnival (WJNC) yang telah berhasil masuk dalam Top 10 Karisma Event Nusantara (KEN) 2024 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Sri Sultan menyatakan kebanggaannya atas pengakuan tersebut dan menekankan bahwa WJNC bukan hanya sebuah perhelatan budaya tahunan, tetapi juga bukti nyata bagaimana Yogyakarta terus berinovasi dalam memadukan tradisi dengan modernitas.
“Kolaborasi seni kreatif ini hendaknya juga dapat dijadikan media refleksi jati diri masyarakatnya. Substansinya bermuara pada harapan, akar proses menjadinya The Big Yogyakarta tetap berakar kuat pada filosofi kelahirannya,” jelasnya.
Beliau menambahkan bahwa masuknya WJNC dalam jajaran Top 10 Karisma Event
Ribuan warga tumpah ruah memadati kawasan Tugu Pal Putih, Yogyakarta, untuk menyaksikan parade Wayang Jogja Night Carnival (WJNC) #9 Senin (7/10/2024) malam.
Nusantara (KEN) menjadi bukti bahwa acara ini memiliki daya tarik pariwisata dan nilai budaya yang kuat, sehingga mampu bersaing di tingkat nasional.
Sri Sultan juga berharap bahwa pengakuan ini semakin memperkuat citra Yogyakarta sebagai kota budaya yang mendunia, serta mendorong pelestarian seni dan tradisi wayang yang merupakan bagian penting dari warisan budaya bangsa.
Lebih lanjut, Sri Sultan juga mengapresiasi dukungan Kemenparekraf dan berharap kolaborasi yang baik antara pemerintah daerah dan pusat dapat terus memajukan acara-acara budaya seperti WJNC, sehingga mampu meningkatkan kunjungan wisatawan sekaligus menjaga keberlangsungan nilai-nilai kearifan lokal.
“Acara ini merupakan salah satu upaya pelestarian budaya yang harus terus kita dukung bersama, Dengan gelaran WJNC ini, saya berharap masyarakat, terutama generasi muda, dapat semakin mengenal dan mencintai kekayaan budaya Nusantara,” ujar Sri Sultan.
Aldi Fadhlil Diyanto selaku Hubungan Masyarakat (Humas) WJNC #9 menyampaikan antusiasme masyarakat yang hadir di area Tugu Yogyakarta sangat meriah dan menikmati setiap penampilan dari setiap kemantren.
“Antusiasme masyarakat yang hadir sangat luar biasa, ini di luar ekspektasi kami melihat antusiasme masyarakat yang semangat menyaksikan WJNC pada malam
ini,” ujarnya di tengah-tengah penampilan wayang.
Tak hanya hiburan, WJNC #9 juga menjadi ajang untuk memberdayakan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kota Yogyakarta. Puluhan stand UMKM yang berjejer rapi di sekitar Pasar Kranggan dan eks Shabu Auce menawarkan berbagai
Sri Sultan Hamengkubuwono X menyampaikan pidato pada perhelatan Wayang Jogja Night Carnival 2024.
produk makanan dan minuman.
Selain itu, tari flashmob yang melibatkan ratusan penari menjadi sorotan tersendiri dalam gelaran Wayang Jogja Night Carnival yang menambah semarak acara penutupan.
Dalam penampilan yang penuh energi dan kegembiraan tersebut, seluruh penari dengan lincah menampilkan gerakan harmonis yang menggambarkan sinergitas, kreativitas, dan keragaman budaya Yogyakarta.
Dengan iringan musik dan pentata cahayaan yang menggugah
semangat, tari flashmob ini berhasil menarik perhatian ribuan penonton yang hadir di area Tugu Yogyakarta, menciptakan momen yang berkesan serta menunjukkan kekompakan serta kreativitas seni masyarakat Yogyakarta.
Penampilan ini tidak hanya menjadi penutup yang spektakuler, tetapi juga sebagai simbol semangat kebersamaan dan perayaan budaya yang hidup di dalam masyarakat Yogyakarta.
Usai pertunjukan tari flashmob, suasana semakin meriah dengan kemunculan kembang api yang
spektakuler sebagai penutup kemeriahan ulang tahun Kota Yogyakarta yang ke-268.
Sementara itu, tim kebersihan telah bersiap-siap untuk membersihkan lokasi pertunjukan demi menjaga kebersihan area setelah acara Wayang Jogja Night Carnival #9 selesai.
Langkah ini merupakan bagian dari komitmen panitia penyelenggara untuk senantiasa menjaga kebersihan dan keindahan kota Yogyakarta, terutama di kawasan Tugu Yogyakarta dan sekitarnya.
Sekedar informasi, WJNC merupakan karnaval jalanan yang tersaji dalam orkestrasi 14 kemantren (kecamatan) di Kota Yogyakarta. Penampilan ini memadukan seni koreografi, busana, musik kontemporer, dan permainan pencahayaan menjadikan gelaran WJNC sangat dinanti masyarakat setiap tahunnya, serta sebagai magnet untuk menarik minat kunjungan wisatawan dari berbagai penjuru daerah.
Hari Ulang Tahun Kota Yogyakarta merupakan latar belakang WJNC diselenggarakan, yang bertujuan untuk meningkatkan geliat pariwisata dan ekonomi kreatif di Kota Yogyakarta.
Pagelaran WJNC ini selaras dengan visi pengembangan ekonomi kreatif Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yaitu mendorong ekonomi kreatif berbasis budaya sebagai penggerak utama dalam transformasi ekonomi DIY melalui pengembangan ekosistem ekonomi kreatif pariwisata-pendidikan yang unggul, kompetitif, dan berdaya saing global.
Kini, WJNC merupakan salah satu event bertaraf internasional yang diselenggarakan di Kota Yogyakarta,
Wayang Jogja Night Carnival 2024 berhasil memikat antusiasme dan menjadi oase hiburan bagi masyarakat Yogyakarta.
Wayang Jogja Night Carnival menampilkan karnaval seni dari 14 kemantren yang ada di Yogyakarta.
di mana pada 2024 ini menjadi tahun ke-9 WJNC diselenggarakan secara konsisten setiap tahunnya sejak 2016 menjadikan WJNC masuk ke dalam jajaran Top 10 Karisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) tahun 2024, yakni program strategis
dalam mempromosikan destinasi pariwisata melalui kegiatan kesenian dan kebudayaan lokal yang bertujuan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara agar berwisata khususnya di Yogyakarta dan di Indonesia pada umumnya.
Dunia musik Indonesia kembali diramaikan dengan penyanyi pendatang baru, Ayleen AZ namanya. Pada akhir Oktober ini, Ayleen meluncurkan single yang berjudul Mata Genit. Ayleen mengaku berbahagia bisa meluncurkan single tersebut. “Perasaan hari ini, happy banget dong. Juga tentunya bersyukur karena biasa ada di titik ini. Terima kasih buat teman-teman yang sudah datang men-support aku,” terang Ayleen.
Ayleen menceritakan lagu Mata Genit berkisah tentang anak muda yang lagi jatuh cinta sama seseorang. Namun, belum berani mengaku perasaanya tersebut. “Masih malumalu tapi agak pengen, jadi agak
nakal sedikit, malas tapi genit,” kata Ayleen.
Diakui Ayleen bahagia saat mengerjakan video klip lagu Mata Genit ini. “Perasaannya happy bisa kerja bareng sama Kak Wishnu dan Kak Ricky. Semoga ke depannya
masih bisa terus berkarya lagi,” terang Ayleen.
Ayleen pun berharap agar lagunya bisa diterima dan dicintai oleh seluruh rakyat Indonesia. “Terima kasih juga buat Kak Wishnu dan Kak Ricky yang sudah kasih kesempatan ke aku, hingga bisa berada di titik ini. Terima kasih kepada Mama, semoga ke depan bisa lebih baik lagi,” ucap Ayleen tersenyum.
Sementara itu, Wishnu Aji sebagai pencipta lagu Mata Genit mengaku berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung sehingga lagu Mata Genit bisa dirilis ke publik.
Diceritakan Wishnu, lagu ini sudah ia ciptakan cukup lama. Namun, agar easy listening dan
mudah meraih pasar Gen Z dan milenial, maka Wishnu memberi judul Mata Genit. Dalam karya ini, Wishnu bekerjasama dengan Ricky Flo dari Team Song Entertainment. “Saya diskusi dengan Ricky Flo selaku publishing. Lalu kami bertemu dengan Jihan, sekarang namanya Ayleen AZ. Nah, Ayleen ini adalah salah satu jebolan dari kompetisi dangdut, Indosiar Liga Dangdut 2021. Ayleen sudah terjun ke dunia akting, tapi ingin kembali nyanyi, akhirnya saya ngasih lagu ini,” ungkap Wishnu.
Ada alasan Wishnu mengganti nama Jihan, menjadi Ayleen AZ. “Jihan ada keturunan Pakistan dari papanya, aku mikir nama Jihan sudah terlalu banyak di dunia industri musik. Jadi aku berinisiatif untuk mengganti menjadi Ayleen AZ. Dalam bahasa Turki, Ayleen AZ artinya remaja wanita yang sangat bersinar. Semoga dengan nama Ayleen AZ di single Mata Genit ini, Ayleen menjadi sosok yang baru,” tutur Wishnu.
Sementara itu, Ricky bersyukur dipercaya sebagai publishing dari lagu Mata Genit ini. “Kebetulan Wishnu menawarkan materi dari lagu Mata Genit ini sudah lama. Lalu beberapa waktu kemudian bertemu Ayleen, dan ternyata lagu ini cocok buat kita publish. Sekarang sudah ter-publish di Itunes, dan Spotify. Akhirnya kami memantapkan untuk lagu ini publish, karena lagunya bagus, penyanyi cocok membawakannya dan juga performanya juga bagus,” ucap Ricky. “Bangga, karena kita berkarya sama-sama. Yang pasti harapannya karya ini bisa diterima,” lanjut Ricky.
Agar Mata Genit ini disukai masyarakat, saat meramunya, Ricky tidak meninggalkan unsur lokalitas. “Misalnya ada gamelan, dan menampilkan sinden di video klipnya. Apalagi Ayleen juga membawakannya dengan pas banget, jadi cocok dengan semuanya,” kata
Ricky.
Lalu apa harapan ketiganya melalui single Mata Genit ini?. “Harapan aku untuk lagu ini, semoga rejekinya ada dan jembatan untuk nanti berkarya lagi. Semoga lagunya juga bisa diterima di masyarakat Indonesia,” tutur Ayleen.
Harapan yang sama juga diutarakan Wishnu. “Kalau harapan aku, semoga karya pertama ini bisa menjadi karya yang tak terlupakan,” tukas Wishnu.
Ricky pun berharap karya kolaborasi ini bisa diterima oleh masyarakat Indonesia. “Harapannya single ini bisa diterima di kalangan Gen Z, juga Ayleen ini bisa mengeluarkan karya-karya lagi di waktu mendatang,” pungkas Ricky.
Udaya Halim, Budayawan dan Pendiri Museum Benteng Heritage
Sebagai orang Indonesia, apakah Anda mengetahui asal-usul nama Indonesia?. Dalam perbincangan khusus KABARI dengan Udaya Halim, Budayawan dan Pendiri Museum Benteng Heritage, ia menjelaskan secara detail tentang lahirnya nama Indonesia.
Dijelaskan Udaya, ketika Indonesia masih dijajah Belanda, orang Belanda menyebut Indonesia dengan nama, Dutch Indies. Sedangkan orang Inggris menyebut
Indonesia saat itu dengan nama India Archipelago atau Kepulauan Hindia.
Pada perkembangan, menurut Udaya, ada dua orang yang punya peran memperkenalkan nama Indonesia, yakni George Samuel Windsor Earl dan James Richardson Logan. Earl adalah orang yang menulis sebuah artikel dalam jurnal “The Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia” Vol. IV pada tahun 1850. Di halaman 71 jurnal itu dia menulis “the Malayunesian branch of this race”. Di bawah halaman ditambahkan oleh dia catatan yang menjelaskan istilah itu. Dia mengusulkan nama baru bagi penduduk kepulauan Hindia dengan nama “Indunesians” atau “Malayu-nesians”. Earl sendiri lebih suka dengan istilah yang kedua karena menurutnya istilah itu lebih memberikan penghargaan pada orang-orang Melayu yang telah menjelajah seluruh kepulauan sebelum orang-orang Eropa. Sementara James Richardson Logan berpendapat sedikit berbeda. Logan lebih suka dengan istilah Indonesia yang lebih praktis dibandingkan istilah panjangnya Indian Archipelago. Dia lebih memilih “Indonesia” sebuah istilah geografi untuk membedakan dengan wilayah kepulauan ini dengan wilayah lain dan menyebut penduduknya menjadi orang-orang Indonesia.
Nama Indonesia lalu dipopulerkan oleh etnolog Jerman, Adolf Bastian melalui bukunya, Indonesien Oder Die Inseln Des Malayischen Archipels dan Die Volkev des Ostl Asien (1884). Pada 1924, pemakaian nama Indonesia dimulai dengan terbitnya koran Indonesia
“Indonesia awalnya bukan lahir dari suku, agama maupun etnik, tetapi lahir sebagai negara-bangsa. Ini penting dicamkan pada setiap orang. Nama Indonesia lahir sebagai konsensus bersama, yang diikrarkan melalui Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928,” ungkap Udaya. Jika menilik sejarah, dalam kongres Sumpah Pemuda, ada keterlibatan empat pemuda Tionghoa, yaitu Kwee Thiam Hong (anggota Jong Sumatranen Bond), Oey Kay Siang, Liauw Tjoan Hok, dan Tjio Djien Kwie. “Dari sini kita bisa lihat benang merah, bahwa orang Tionghoa juga berkontribusi pada berbagai hal, termasuk hal kebangsaan,” terang Udaya.
Partisipasi orang Tionghoa tidak berhenti di situ saja. Keturunan Tionghoa yang juga memiliki andil dalam peristiwa Sumpah Pemuda ialah Yo Kim Tjan. Ia adalah orang pertama yang merekam lagu Indonesia Raya yang pertama kali diperdengarkan WR Soepratman dalam Kongres Sumpah Pemuda. Yo Kim Tjan merupakan seorang pengusaha dan importir piringan hitam di Jakarta.
Peran orang Tionghoa tidak sebatas itu, SinPo, majalah Tionghoa yang mencetak dan menyebarluaskan lirik lagu serta partitur lagu kebangsaan Indonesia -judul awal Indonesia Raya-dalam satu halaman lengkap.
Wage Rudolf Supratman atau W.R Supratman, pencipta lagu kebangsaan Indonesia [Raya] pertama kali melantunkan lagu dengan iringan biola, saat Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
Agar dikenal luas, ia pun mengirimkan lirik dan partitur lagu Indonesia [Raya] ke beberapa surat kabar yang ada saat itu. Sayangnya, tawaran itu berbuah penolakan. Tak patah arang, ia lantas menawarkan lirik dan partitur lagu ke SinPo—media di mana ia menjadi koresponden aktif. Usai memperdengarkan lagu di hadapan Direktur SinPo, Ang Yan Goan, lirik dan partitur pun dijanjikan terbit di SinPo edisi mingguan. Surat
kabar ini menjadi satu-satunya media massa yang saat itu mencetak partitur lagu berjudul Indonesia [Raya].
SinPo sendiri disebut-sebut memiliki peran penting dalam sejarah pergerakan nasional. Surat kabar yang berdiri pada 1910. SinPo juga lantang menyuarakan gerakan bumi putera yang menyuarakan persatuan kebangsaan.
Udaya pun mempertegas ada 4 orang Tionghoa, bersama Founding Father bersama-sama membentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Perwakilan keturunan Tionghoa adalah Liem Koen Hian, Oey Tiang Tjoei, Oey Tjong Hauw, dan Tan Eng Hoa. “Mereka ini ikut membentuk konstitusi nasional bersama tokoh-tokoh nasional saat itu,” ucap Udaya.
Dengan fakta-fakta sejarah tersebut, Udaya menyitir pandangan Tokoh Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara pada Majalah Hindia Putra pada tahun 1919.
“Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa orang Indonesia adalah siapa saja yang menganggap Indonesia tanah airnya, tak peduli apakah dia Indonesia murni, atau dia punya darah China, Belanda dan bangsa Eropa lainnya,” tukas Udaya.
“Ini menunjukkan bahwa prinsip kebangsaan tidak diwarnai oleh agama, darah atau entisitas tapi tentang apa yang kau rasakan. Konsep ini yang harus dicamkan oleh setiap anak bangsa,” sambung Udaya.
Dalam pandangan Udaya, ada dua teori kebangsaan di Indonesia. Pertama, Integrasi. Integrasi adalah sistem bagi setiap anak bangsa memperhatikan dan memberikan kontribusi kepada bangsanya. Kedua, asimilasi harus secara natural, bukan by design. “Saya contohkan di tahun 1967, orang Tionghoa dipaksa untuk meninggalkan kebudayaan, kepercayaan, bahkan namanya harus diganti. Dipaksa untuk asimiliasi. Padahal asimilasi adalah proses alami,” jelas Udaya.
Karena itu, Udaya kembali menegaskan bahwa menjadi Indonesia, bukan karena suku atau pun agama, tetapi integrasi kebangsaan, integrasi pikiran, kesetiaan dan tanggungjawab demi kemajuan Indonesia.
“Karena negara adalah rumah bangsa, sesuai filsafat Bhineka Tunggal Ika. Kita harus bangga menjadi bagian dari bangsa Indonesia, sekaligus juga negara harus peduli pada setiap anak bangsa, memberikan fasilitas dan perlakuan yang setara, sederajat dan sama,” ucap Udaya.
Udaya melihat etnis Tionghoa masih dimarjinalkan di Indonesia sampai saat ini. “Ada hal-hal yang monumental,
bagian yang penting. Contohnya di buku sejarah, semula ada 4 orang Tionghoa yang ikut ambil bagian dalam pembentukan BPUPKI, yang meramu konstitusi. Lalu ketika pergantian ke rezim Orde Baru, kira-kira tahun 1975-1977 masih ada fakta sejarah tersebut. Mulai tahun 1980-an, hilang nama orang Tionghoa, yang ada hanya ada orang Arab, dan peranakan Belanda. Sejak zaman reformasi, masih hilang, tidak ada lagi peranakan Tionghoa. Padahal buku-buku sejarah ini penting karena diajarkan kepada generasi muda. Jadi masih ada manipulasi sejarah, yang digantikan dengan kebencian. Kami bersama 65 sejarawan dari berbagai negara membuat petisi, agar petisi buku sejarah Indonesia direvisi, sayangnya sampai saat ini belum ada kabar,” terang Udaya.
Indonesia Emas akan dirayakan pada tahun 2045, di mana usia Indonesia mencapai 100 tahun. “Kita berharap kejayaan Indonesia. Kita rayakan perbedaan, bukan mencari persamaan. Persamaan adalah visi, misi dan integrasi kebangsaan,” pungkas Udaya.
Meni Hapsari memulai usaha sejak tahun 2014. Semuanya berawal dari hobi. “Karena awalnya saya ingin membuat camilan yang higienis untuk keluarga, ditambah lagi saya memang hobi masak, baking, sehingga terlaksana juga menjadikan ini sebagai sebuah bisnis,” ungkap Meni kepada KABARI, 24 Oktober 2024.
Saat memulai usaha, Meni menerima pesanan makanan rumah. Namun, seiring berjalannya waktu, Meni lebih fokus ke berbagai jenis kue, mulai dari kue kering hingga kue basah. Sebut saja brownies, prol tape, onde – onde, hingga pukis. “Kalau kata yang pesan, onde – onde dan pukis rasanya otentik. Alhamdulillah peminat Onde- Onde sama Pukis ini sudah masuk ke kalangan selebritis,” kata Meni bangga.
Terkait onde – onde, Meni memiliki cerita khusus. “Sebenarnya produk onde-onde tanpa sengaja saya bikin. Saya itu pecinta banget kue jaman dulu tapi di Jakarta ini susah sekali menemukan makanan jaman dulu dengan cita rasa otentiknya. Asal muasal dari iseng, kini onde – onde jadi unggulan di Salma Cookies. Salah satu sebabnya, karena orang – orang itu sulit untuk mendapatkan rasa yang otentik dari onde- onde tersebut, apalagi ciri khas dari onde –onde kita itu kulitnya tipis, dan isiannya banyak jadi mereka merasa puas sekali dengan onde – onde kami. Alhamdulillah karena banyak peminatnya, onde – onde dari Salma Cookies ini sampai kalangan artis, banyak yang order onde – onde di kita,” tukas Meni.
Dijelaskan Meni, kue buatannya memiliki keunggulan, karena menggunakan bahan –bahan premium yang berkualitas, sehingga aman dikonsumsi anak – anak dan juga orang tua. “Karena dibuat berdasarkan pesanan, jadi kualitasnya masih fresh, contohnya brownies yang menggunakan coklat dan coco chipsnya yang premium, kita juga memakai butter yang bagus. Alhamdulillah produkproduk kita sudah halal MUI, jadi lebih ada jaminan, bahwa kualitas dari kue – kue kita ini aman dan juga halal untuk dikomsumsi,” jelas Meni.
Semua produk di Salma Cookies, biasanya dibuat saat ada pesanan masuk. “Alasannya karena waktu, saya masih mengurus anak – anak juga, jadi
saya pikir made by order lebih enak sekaligus saya bikin. Namun, kadang-kadang juga ada yang ready terutama kue kering,” tutur Meni.
Agar Salma Cookies makin dikenal, Meni menggunakan sistem pemasaran melalui media sosial yakni Instagram dan Facebook serta aplikasi pesan WhatsApp. “Biasanya kalau WhatsApp, teman-teman yang pesan untuk acara pengajian, atau pun acara rapat di sekolah. Sedangkan untuk sosial media seperti Facebook dan Instagram, jaman sekarang ini, mau gak mau kita harus aktif lewat digital marketing sesuai dengan perkembangan teknologi,” tukasnya.
Sejauh ini, market terbesar Salma Cookies ada di Jabodetabek. Namun, masih ada juga yang
pesan, dari Bandung hingga Kalimantan. “Ada juga konsumen yang order untuk dibawa ke Luar Negeri, sebagai oleh – oleh, biasanya itu saat Lebaran,” ucap Meni.
Bagi Meni, tantangan terbesar dalam menjalankan usaha ini adalah menemukan tenaga kerja yang sesuai harapan. “Susah sekali saya menemukan tenaga kerja yang sesuai dengan apa yang saya mau, biasanya kalau orang bikin makanan itu, kalau kita yang bikin itu rasanya sesuai dengan apa yang kita mau tapi ketika dibikin sama orang lain itu, biasanya rasanya beda, di situ saya merasa ada rasa ketakutan kalau nanti konsumen saya ada complain. Jadi faktor tenaga kerja itu yang benar – benar membuat saya ini susah sekali untuk bisa running. Hal lain adalah masalah waktu. Untuk saat ini, pembagian waktu susah karena saya masih mengurus anak – anak sekolah, jadi waktu untuk saya baking itu masih sangat – sangat terbatas, makanya saya memilih untuk membuat makanan ini dengan sistem PO jadi saya bisa mengatur waktunya dimana saya bisa dan saat saya nggak bisa,” ucapnya
Untuk rencana ke depannya, Meni ingin sekali memiliki gerai yang bisa menjual aneka kue andalan Salma Cookies. Dengan harapan jangkauan pemasarannya lebih luas lagi. “Jadi tidak hanya online saja tapi orang bisa datang langsung melihat produkproduk buatan saya. Saya juga ingin meningkatkan mutu produk dan menambah varian kuenya,” tutup Meni.
Joemarnie Fare, Founder Lafare Fashion Institute
Persisten, pintar dan pantang menyerah. Tiga kata ini pantas disematkan pada seorang wanita blasteran Bugis, Timor dan Flores ini. Namanya Joemarnie Fare, atau akrab disapa Jo.
Kecintaan Jo pada wastra Nusantara, tidak datang tiba-tiba. Sejak kecil, saat masih tinggal di Timor, Nusa Tenggara Timur, ia tumbuh dalam lingkungan yang lekat dengan dunia menenun. Sang nenek dan ibunya merupakan pribadi yang mengenalkan Jo akan tenun NTT. Saat itu, Jo melihat, para ibu-ibu yang pintar menenun tersebut, biasanya membuat kain tenun, lalu dijual sebagai biaya menyekolahkan anak-anak mereka.
Namun, kecintaan terhadap tenun NTT, tidak langsung membawanya terjun dalam bisnis fashion. Pandemi Covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia pada tahun 2020 lalu membuat bisnisnya yang digelutinya harus terhenti sementara. “Saya berbisnis di bidang security system, tapi karena pandemi, kita tidak boleh aktivitas, tidak boleh ke mana-mana. Saya lalu berpikir apa yang harus dilakukan ya, saat di rumah,” ucap Ibu dari 2 orang anak ini.
Saat itulah, agar memiliki aktivitas yang produktif di rumah, Jo mulai membuat celana dan baju dari kain perca. “Saat pandemi itu, saya baru menyadari bisa menjahit dan bahkan bisa membuat pola,” kata Jo tersenyum.
Melihat bakat yang dimiliki Jo, sang suami mendorong untuk mengembangkan kemampuan dengan mengikuti kursus di ESMOD Jakarta. “Awalnya di ESMOD hanya mau kursus menjahit tapi kemudian saya diarahkan masuk ke kelas fashion designer. Harusnya ikut kelas 1 tahun, tapi saya hanya ikuti 6 bulan, karena kesibukan,” terang Jo.
Meski hanya mengikuti kelas selama 6 bulan, banyak ilmu yang Jo peroleh. “Pandemi mulai landai, saya sudah mulai sibuk bekerja, tapi saya gemas dengan diri sendiri, karena sudah ada ilmunya, gak boleh simpan ilmu hanya untuk diri sendiri. Saya mulai buka bahan-bahan materi saat ikut kelas di ESMOD. Lalu saya terinspirasi untuk
membangun sekolah,” kisah Jo.
Dibawah payung PT Iternusa
Inti Semesta, lahirlah Lafare Fashion Institute yang berlokasi di Rawamangun, Jakarta Timur. Lembaga kursus ini membuka kelas untuk fashion desain, akting, dan public speaking. Sementara Lafare Talent Academy, lembaga kursus untuk melatih para model agar tampil percaya diri di catwalk.
“Kami buat lembaga kursus ini, karena kami tahu sekolah fashion itu sangat mahal. Di sini kami buat silabus kursus untuk 3 bulan saja dengan biaya Rp 7 juta,” cetus Jo.
“Saya tidak mengejar untuk diri sendiri di Lafare Fashion Institute, tapi saya ingin anak-anak ini punya skill yang mumpuni sehingga mereka bisa menggapai masa depan yang lebih baik,” lanjut Jo.
Lalu apa arti Lafare? “Lafare diambil dari nama almahrum bapak saya. Saya idolakan beliau. Didikan beliau menjadikan saya hari ini,” tukas Jo dengan mata berkaca-kaca.
Ke depannya, Jo memiliki target bahwa Lafare Fashion Institute tidak hanya menjadi lembaga kursus tapi akan menjadi universitas. “Doakan kami ya,” harapnya.
Tak hanya itu, Jo juga membuka 10 gerai yang menjual beragam item wastra Nusantara di Pasar Pagi Mangga Dua, Jakarta Utara. “Di gerai kami ini tersedia baju, celana, outer, hingga gaun berbahan wastra Nusantara juga karya seni,” kata Jo.
“Saya tidak membayar sewa di sini, karena konsep kami adalah bagi hasil. 80 persen untuk Lafare dan 20 persen untuk Pasar Pagi,“ sambung Jo.
Jo mengaku berbagai produk fashion di sini, sulit baginya menentukan harga. Karena itu, untuk memudahkannya, ia merekrut asisten desainer.
Wastra Nusantara yang disediakan di Lafare Pasar Pagi Mangga Dua ini, tidak hanya berasal dari NTT saja. “Ada batik dari Indramayu, juga batik dari Jawa secara keseluruhan, lalu ulos Batak, kain dari Baduy Dalam, kain dari Jambi, juga kain dari Tanimbar, Maluku,” jelas Jo.
Tak hanya lembaga kursus dan gerai fashion, Jo memiliki keinginan membuat buku tentang cara belajar membuat kain tenun. “Melalui buku ini orang bisa belajar menenun, dan itu ada rumusnya. Saya bangga sekali melihat Ibu-ibu di NTT yang belajar menenun secara otodidak dan berdasarkan imajinasi mereka. Mereka sangat pintar,” kata Jo.
Sebagai pecinta dan pelaku wastra Nusantara, menurut Jo, kain harus bercerita. “Ada cerita dalam setiap kain, biasanya generasi muda tertarik dengan cerita. Setelah ada cerita, lalu kita bikin narasi,” ungkap Jo.
Karena itu, Jo ingin agar anak muda lebih sering dilibatkan, dan dirangkul, agar mereka mengenal wastra Nusantara. “Mereka bukan cinta Korea, tapi karena tidak ada wadah untuk memberitahu mereka. Kita harus mengajak, dan mengajarkan generasi muda agar mereka mengenal kekayaan yang dimiliki ibu pertiwi,” pungkas wanita yang selalu murah senyum ini.
High Table, destinasi terbaru bagi penggemar kuliner dan musik, resmi dibuka di SCBD Jakarta. Menggabungkan pengalaman steakhouse premium dengan pertunjukan live jazz, High Table menawarkan santapan fine dining berpadu dengan melodi yang menggugah.
Terinspirasi oleh kabaret Paris di Montmartre dan irama soulful tahun 1920-an, High Table menciptakan pengalaman unik bagi para tamu.
Dengan suasana nyaman dan pencahayaan yang hangat, restoran ini menjadi tempat ideal untuk menikmati pertunjukan jazz dari musisi terkemuka, sambil menyantap hidangan lezat.
Menu utama High Table mencakup berbagai steak berkualitas tinggi, mulai dari New York Strip hingga Tomahawk Pecorino yang direndam selama 21 hari.
Setiap hidangan disiapkan dengan bahan-bahan lokal terbaik dan dipadukan dengan pilihan anggur dan koktail yang dirancang khusus untuk meningkatkan cita rasa.
Owner High Table, Januar Ramadhanu Kusuma, menyatakan bahwa pihaknya ingin menghadirkan
pengalaman yang lebih dari sekadar makan. “High Table adalah tempat di mana makanan dan musik bersatu, menciptakan momen yang menghidupkan,”kata Januar, dalam temu media, 11 Oktober 2024.
Bagi Januar, segmentasi High Table adalah kelas menengah atas. Karena itu, High Table akan terus berkreasi agar konsumen datang kembali. “High Table adalah gabungan dari steak house dan cocktail bar. Jadi setiap menu yang kita keluarkan di sini, ada interaksi antara tamu dan tim kami. Setiap bulan kita update menu, jadi konsumen yang datang ke sini tidak bosan dengan produk kita, dan terus kembali,” ucap Januar optimis.
Agar High Table memiliki pembeda dengan para kompetitor, maka setiap bulan akan diadakan event. “Event seperti ini biasanya digelar di kapal pesiar. Namun, kita bawa ke restoran. Jadi tiap bulan itu, kita akan bikin Omakase steak dan live music jazz juga dancing. Kenapa dancing, jadi nanti kita akan dance together. Kita ingin
orang dengerin musik itu gak harus party, bisa enjoy the food dan talk with friend and family,” jelas Januar.
Di High Table, menu utamanya adalah steak, sebut saja 21 Days Aged Pecorino Tomahawk hingga Bone-in Ribeye. Meski begitu, banyak menu lain yang tersedia yang disiapkan secara khusus. Untuk appetizer, ada Prawn Toast hingga Scallop Mac & Cheese. Untuk main course, ada Oxtail Fried Rice, Pan Seared Barramundi, hingga Roasted Chicken. Lalu untuk pasta, ada Aglio Olio, Arrabiata hingga Truffle. Sedangkan untuk dessert pun sangat variatif, mulai dari Coconut Mango Panna Cotta, Matcha Fondant, hingga Peach Cake. Rasanya? Enak pake banget! Anda harus mencobanya.
Dijelaskan Januar, meski menu best seller adalah steak, namun tidak mengabaikan menu lain. “Jadi bagi saya, untuk orang-orang yang tidak makan daging, dia bisa milih nasi goreng, atau pun pasta. Makanannya tetap enak, jadi pengunjung juga dapat pengalaman dari menumenu lain, bukan hanya steak saja,” terangnya.
High Table adalah gabungan dari makanan yang enak, musik dan seni. Kenapa seni? Karena keramik yang kita pakai di restoran ini dipesan khusus dan dikerjakan selama 4 bulan. “Tampilan restoran High Table dari luar dibuat seperti teater, gabungan dari kapal pesiar dengan kabaret. Interior di dalam restoran pun menggunakan warna putih, agar tidak mengintimidasi customer yang datang. Jadi kita berharap orang masuk ke sini itu, good food juga good ambience,” kata Januar.
Meski telah banyak restoran steak di Jakarta, High Table yakin mampu bisa bersaing. Hal ini karena High Table memiliki beberapa keunggulan. Mulai dari harga
yang kompetitif, cara memasak dan mengolah yang istimewa hingga kualitas daging yang tinggi.
Sementara itu, Chef Mukhlis Indra Bayu menjelaskan untuk menu 21 Days Aged Pecorino Tomahawk, biasanya di-aging selama 21 hari. Manfaat dari daging di-aging itu untuk membuat daging lebih empuk. “Untuk steak, ada yang pakai wiski dan ada yang tidak. Kalau pakai wiski biasanya membuat aromatic pada daging. Ada juga steak yang di-dry aged pake kopi untuk perkaya rasa. Jenis kopinya arabica,” kata Chef Mukhlis.
Tak hanya menu utama, dessert yang ada di High Table pun istimewa. “Kalau dessert lebih ke-entertain, kayak Peach Cake,” kata Chef Mukhlis.
Dengan konsep yang unik dan elegan, High Table menjadi destinasi kuliner yang wajib dikunjungi. Pengalaman bersantap yang memadukan steak berkualitas, musik jazz yang memukau, dan suasana mewah menjadikan restoran ini lebih dari sekadar tempat makan, melainkan panggung hiburan yang memberikan kenikmatan bagi semua indera, membawa nuansa baru dalam dunia kuliner Jakarta. Tertarik mencobanya?
1. Tur Guide berbahasa Indonesia/ Inggris.
2. Private Tur di Amerika dan Kanada: Supir berbahasa Indonesia dengan Mobil/Van/ Bis.
3. Sebelum Pulang ke Indonesia: Spesial Tur Program di Beberapa Negara di Asia Tenggara dengan Harga Grosir.
4. Sebelum Pulang ke Indonesia: Spesial Reuni Tur Program dengan Teman dan Famili Anda dari Indonesia.
5. Kantor di San Francisco, Los
Angeles (La Habra) dan Jakarta.
6. Karyawan berpengalaman lebih dari 20 tahun.
7. Endorsed oleh California Media International, Inc (Penerbit Majalah Kabari, Majalah Tur Dunia dan Majalah Joint Venture-Hidup Sehat).
8. Harga Grosir untuk Tur ke Asia Tenggara = Joint Venture dengan Perusahaan Tur Wholesale yang berdomisili di Jakarta, Worldlinks Indonesia, dimana Program Tur hanya dijual melalui agen-agen travel ritel di Indonesia.
Ingin mendapatkan Informasi Tur Terkini? Silakan daftar di TurDuniaGratis.com
Sejak tahun 2020, Meisarah memulai usaha handycraft dengan menggunakan limbah karung goni bekas. Brand yang diusung adalah Noei Craft. Diceritakan Meisarah, ide usahanya tidak datang secara tiba-tiba. “Sekitar bulan Oktober 2020, inspirasi usaha datang, saat saya sadar akan lingkungan yang semakin lama harus kita jaga. Nah, saya memiliki saudara yang punya banyak sisa karung goni karena mereka berjualan rempah-rempah, ada yang karung kacang hingga karung cabai. Dari situ, saya sempat googling cari-cari ide untuk bikin produk supaya bisa meminimal sampah terus juga ada kreatifitasnya,”kata Meisarah kepada KABARI. Setelah usahanya berjalan, Noei Craft menjadi sponsor acara Duta Genre yang diadakan Suku Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk. Dari acara ini, produk buatan Noei Craft banyak peminatnya. “Saya akhirnya mendapat bantuan dana dari kecamatan, sampai akhirnya bisa membeli mesin jahit,” ceritanya. Karena semua belajar secara otodidak, untuk membuat tas dari karung goni, Meisarah mencari tukang jahit juga konveksi. “Saya cari konveksi yang punya waktu luang untuk bisa ngerjain orderan kami. Alhamdulillah orderannya lumayan, jadi saya harus punya vendor yang bisa meng-handle orderan kami. Jadi saya benar-benar belajar otodidak dan cuma belajar dari YouTube,”kata Meisarah.
Saat ini Noei Craft membuat beragam tas, mulai dari tas parcel, hand bag hingga tote bag. Harganya dimulai dari 4k hingga 300k, tergantung dari ukurannya. Semua produk ini menggunakan bahan daur ulang.
Dari semua produk Noei Craft, yang menjadi best seller adalah tote bag. “Tote bag paling mudah dijual, kalau untuk hand bag, tas hampers biasanya kalau lagi ada event atau kerjasama dengan event Organizer ataupun wedding organizer,” terang Meisarah.
Dijelaskan Meisarah, keunggulan dari produk Noei Craft adalah menggunakan bahan daur ulang, juga memiliki desain yang unik. Hal ini karena Meisarah, padupadankan antara karung goni dengan kain perca. “Salah satu yang saya kombinasikan detail percanya, seperti dari bahan songket lepus dari Palembang. Orang Palembang tahu bahwa lepus itu sulaman dari emas. Jadi bagi yang menggunakan tas tersebut, selain warna natural goni juga ada unsur elegan dari songket,” terang
Meisarah.
Teknik marketing yang digunakan Meisarah, dengan menjual produknya di marketplace, mulai
Shopee, TikTok, dan TokoPedia. “Kalau mau order secara offline tetapi hanya produk pilihan, tersedia di di Dekranasda Jakarta Utara,” terang Meisarah.
Dalam berbisnis, tidak selamanya berjalan lancar. Ada banyak tantangan yang dialami Meisarah. Pertama, harus belajar menjahit juga mencari vendor yang pas saat pesanan lagi banyak. Kedua, harus inovatif dan kreatif dengan memikirkan strategi pemasaran yang tepat agar produk selalu laris dan banyak peminat.
Usaha yang telah berjalan 4 tahun ini, Meisarah berharap agar bisa membuka outlet khusus yang menjual berbagai produk daur ulang karya Noei Craft. “Saya berharap bisa buka konveksi, jadi bisa merekrut anakanak muda yang punya kemampuan,” pungkasnya.
Pada 2001, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul meresmikan Desa Wisata Bobung menjadi desa kerajinan topeng batik kayu. Desa Wisata Bobung merupakan dusun yang ada di Desa Putat, Kecamatan Patuk.
Sejarah masyarakat membuat topeng kayu bermula dari kebiasaan mereka menggelar pentas seni tari topeng bernama Tarian Topeng Pandji setiap panen sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Konon, Sunan Kalijaga memulai tradisi ini sebagai media untuk menyebar dakwah Islam. Hingga kini Tarian Topeng Pandji sering dipentaskan sebagai daya tarik wisata desa.
Dari situ, seorang penari bernama Sajiman memiliki ide untuk membuat topeng kayu batik. Awalnya, topeng kayu hanya diproduksi untuk keperluan pentas tari saja. Kemudian, topeng kayu mulai digunakan sebagai hiasan rumah.
Kini ada sekitar 800 pengrajin topeng kayu batik di desa tersebut.
Bentuk topeng yang diproduksi punya ciri khas sendiri. Topeng kayu batik lebih mirip tokoh wayang purwa dengan mata tertarik ke atas dan hidung lancip. Selain itu, topeng ini memiliki ukiran dan warna topeng kayu yang khas.
Bahan baku untuk membuat topeng adalah kayu sengon dan kayu pule. Keduanya dipilih tentu bukan karena tanpa alasan. Kayu sengon memiliki karakteristik berserat cukup kasar namun bisa awet dalam waktu yang lama. Sedangkan kayu pule cenderung lebih empuk, seratnya halus, warnanya putih bersih sehingga mudah untuk dibentuk. Namun kayu sengon membutuhkan waktu yang lama untuk bertumbuh. Dengan masing-masing karakteristik tersebut keduanya disatukan untuk menghasilkan hasil karya kerajinan batik kayu yang indah dan bernilai seni tinggi.
Saya beruntung mendapat kesempatan menyambangi Desa Wisata Bobung. Kali ini, saya bersama rekan-rekan media nasional diberi kesempatan untuk melukis topeng kayu. Karena rombongan kami terdiri dari puluhan orang, sehingga dibagi menjadi beberapa grup. Satu grup terdiri dari enam orang. Di setiap grup telah disediakan topeng kayu polos, canting, dan malam. Kami lalu diberi kesempatan untuk melukis topeng sesuai dengan kemampuan. Hasilnya? Sebagai pemula, tentu hasil yang diperoleh kurang memuaskan. Namun, saya bersyukur karena ada pelajaran yang dipetik dalam proses melukis, yaitu kesabaran dan punya kesempatan belajar hal baru. Sungguh mengasyikan.
Selain belajar melukis dan bisa
melihat proses pembuatan topeng batik kayu, di Desa Wisata Bobung ini wisatawan juga bisa melihat beragam pertunjukan seni tradisional. Ada reog, jathilan, kethoprak, dan tentunya tarian Topeng Pandji yang menjadi ikon dari Desa Wisata Bobung.
Desa wisata ini bisa diakses
dengan mudah baik dengan kendaraan umum ataupun kendaraan pribadi. Jalanan yang akan dilalui sudah beraspal halus. Tersedia fasilitas seperti toilet hingga homestay bagi Anda yang hendak berkunjung ke sini.
Simonross Jewelry, usaha perhiasan mewah yang berdiri sejak tahun 2015, didirikan oleh dua bersaudara Karen Prasetio dan Katherine Prasetio, yang merupakan lulusan perguruan tinggi di Amerika Serikat.
Karen Prasetio meraih gelar
Sarjana di bidang Ekonomi Bisnis dari University of California, Los Angeles (UCLA) dan gelar Magister Keuangan dari University of Southern California. Sementara Adiknya, Katherine, adalah lulusan Loyola Marymount University di Los Angeles.
Keduanya terinspirasi untuk mendirikan Simonross Jewelry berkat kecintaan mereka terhadap dunia perhiasan. Keluarga besar keduanya adalah wirausahawan. Mereka memiliki beberapa bisnis bersama. Salah satunya adalah produsen perhiasan, yang dijalankan oleh pasangan suami istri, Simon dan Rosa. Kakak beradik ini memiliki hasrat terhadap perhiasan dan berlian, dan pasangan ini mengajarkan banyak hal tentang keduanya
Simonross Jewelry membawa kesan modern dan berkelas ke dalam setiap koleksinya, dari berlian hingga perhiasan custom yang dirancang secara cermat dan dengan bahan berkualitas tinggi.
Sebagai sebuah bisnis yang mengutamakan personalisasi, Simonross Jewelry menawarkan layanan desain perhiasan khusus atau custom jewelry yang dirancang berdasarkan selera dan keinginan pelanggan.
Berbeda dari layanan custom pada umumnya, Simonross Jewelry menggunakan teknologi 3D desain, di mana pelanggan dapat merasakan bentuk dan ukuran perhiasan dalam bentuk nyata sebelum desain diproses menjadi perhiasan yang sempurna.
“Setiap proses diawali dengan pembuatan dummy selama seminggu dan dilanjutkan dengan pembuatan akhir yang membutuhkan waktu sekitar tiga minggu. Dengan
teknologi ini, pelanggan dapat memastikan kesesuaian ukuran dan detail desain perhiasan yang mereka inginkan sebelum produksi final,” kata mereka berdua.
Tidak hanya fokus pada desain dan pembuatan perhiasan, Simonross Jewelry juga menawarkan Diamond Selector, sebuah alat eksklusif yang memungkinkan pelanggan untuk memilih bentuk, ukuran, dan potongan berlian sesuai selera.
Alat ini memudahkan pelanggan untuk menjelajahi potonganpotongan populer, seperti bulat, oval, marquise, hati, pir, dan princess cut, dengan berbagai pilihan karat yang sesuai dengan keinginan mereka.
Fitur Diamond Selector memberikan visualisasi yang mendalam bagi pelanggan dalam memilih berlian yang cocok dengan gaya pribadi mereka dan memvisualisasikan bagaimana berlian tersebut akan tampil dalam
sebuah perhiasan.
Memulai perjalanan bisnisnya melalui penjualan online di marketplace, Simonross Jewelry kini hadir dengan showroom eksklusif di Kelapa Gading, Jakarta.
Berbeda dari toko perhiasan lainnya, Simonross Jewelry menerapkan sistem kunjungan terbatas melalui janji temu (appointment) untuk menjaga privasi dan memberikan pelayanan terbaik kepada setiap pelanggan. Di showroom ini, pelanggan dapat langsung berkonsultasi dengan tim Simonross Jewelry mengenai pilihan berlian, desain, dan detail perhiasan yang mereka inginkan.
Simonross Jewelry menawarkan harga berlian yang sesuai dengan standar pasar internasional. Faktor harga sangat bergantung pada desain, kualitas potongan, dan karat berlian yang dipilih, sehingga memberikan fleksibilitas bagi pelanggan untuk menyesuaikan pilihan mereka tanpa
mengurangi kualitas. Dengan komitmen pada kualitas dan personalisasi, Simonross Jewelry bisa menjadi pilihan utama bagi pecinta perhiasan yang mencari pengalaman eksklusif dalam berbelanja berlian.
Digital Magazine
Digital Magazine with Video E-News Email
Written Articles in KabariNews.com
Copy & Paste from other Medias
Number of Videos (YouTube)
Number of Video Viewers (YouTube)
Number of Video Subscribers (YouTube) Webinar
Livestream Social Media
Facebook Subscribers: Ikut Kabari Amerika
KabariNews.com in Ranking.com KabariNews.com in Alexa.com
raton Yogyakarta menggelar pameran akhir tahun dengan tajuk Parama Iswari, Mahasakti Keraton Yogyakarta, 6 Oktober 2024 – 26 Januari 2025. Pameran tersebut menjadi tawaran atas renaisans perempuan untuk mendefinisikan kembali keperempuanannya berdasarkan peran dan kapasitas.
Berlokasi di Kagungan Dalem Komplek Kedhaton Museum Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, pameran itu dibuka pada Sabtu (5/01/2024) sore oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X didampingi Penghageng Nityabudaya Kraton Yogyakarta GKR Bendara.
GKR Bendara menjelaskan, lewat pameran ini pihaknya ingin memberitahukan pesan kepada khalayak bahwa peranan wanita terutama permaisuri di lingkungan Kraton Yogyakarta. Mereka punya peran penting yakni negosiator, politik dan ahli strategi militer. Pameran ini juga membuka narasi perempuan yang sebenarnya sangat mampu untuk berdiri dengan dua kaki sendiri. “Kalau sekarang banyak yang beredar bahwa perempuan itu adalah konco wingking, tugasnya hanya di rumah dan sebagainya, saya harapkan dengan pameran ini bisa membuka mata semua, baik laki-laki dan wanita, bahwa peran perempuan yaitu permaisuri, tidak hanya luluran dan bikin jamu, tapi begitu banyak peran lainnya. Jadi harapannya dengan pameran ini, perempuan itu bisa menulis narasinya kita sendiri,” jelasnya. “Perempuan punya kesempatan yang dibuka luas untuk berpendidikan, mengelola keuangan sendiri, bebas berpendapat dan sebagainya walaupun banyak perempuan yang belum bisa lepas dari jeratan masa lalu,” lanjutnya.
GKR Bendara menambahkan, ada tujuh permaisuri yang ditonjolkan dalam pameran ini yakni sejak Hamengku Buwono 1-10. Kisah mereka tidak banyak tertuang dalam manuskrip, tapi pihaknya berupaya menggali dari arsip dan terbukti peran mereka sangat luar biasa. Dengan begitu pengunjung pameran bisa melihat bagaimana merefleksikan diri, saling dorong sesama wanita dan menguatkan satu sama lain.
“Kami ingin menceritakan ulang sejarah yang ada supaya masyarakat tahu kotak itu sebenarnya tidak ada, kotak itu terbentuk dari pemikiran pendapat
masyarakat pada masa kolonial sehingga harapannya menyadarkan masyarakat,” ujarnya.
Lalu apa pandangan GKR Bendara terkait wanita yang menganggap dirinya subordinat? “Saya melihat bahwa setiap perempuan harus didukung oleh perempuan lain. Contohnya adalah ibu saya yang mendidik saya, sama rata, berimbang dengan siapa pun. Sejak kecil kami sudah diposisikan dengan posisi seperti itu. Kita diberi tanggungjawab oleh Ngarso Dalem, memimpin departemen-departemen yang sebelumnya dipimpin oleh lakilaki,” terangnya bangga.
GKR Bendara pun mengingatkan agar sesama wanita saling mendukung, women support women, tagline yang ramai ditulis di media sosial. “Kalau di media sosial itu hanya satu sisi, tidak ada cerita dari kedua belah pihak. Karena itu, kita jangan terlalu terbawa perasaan dalam media sosial, karena kehidupan seseorang tidak lah seperti itu. Perempuan yang terkena kekerasan atau perempuan yang melakukan kekerasan, itu tidak hanya semudah persoalan hari itu saja, tapi ada masalah masa lalu, yang mungkin kita tidak tahu. Sehingga harapan saya, paling tidak kita netral berpikir, terutama dalam melihat media sosial. Paling tidak kita menelaah, kita bukan ahli psikologi, kita tidak mengetahui psikologi orang pada saat itu, jadi ada masa lalu yang kita tidak pernah tahu, sehingga utamakan mendukung wanita tanpa merendahkan orang lain. Kita tidak boleh menjadi perempuan yang merasa unggul dengan menginjak laki-laki. Karena kita juga tidak berharap bahwa lakilaki meninggikan dirinya dengan menginjak perempuan,” tegasnya.
Apa harapan GKR Bendara melalui pameran ini? “Di akhir
pameran kita menanyakan satu pertanyaan, bagaimana wanita dibenakmu?. Jadi bagaimana perempuan yang ada di pikiran kalian. Jadi harapannya dari pameran ini, kita bisa merefleksikan diri dan juga membantu perempuan satu sama lain. Jadi bukan saling julid, bukan saling gibah sesama perempuan tapi bagaimana kita sesama perempuan saling menguatkan satu sama lain,” ungkapnya.
Pimpinan Produksi Pameran Parama Iswari Nyi R. Ry. Noorsundari
mengatakan, pameran ini bercerita tentang peran perempuan di Kraton Yogyakarta dari masa Hamengku Buwono 1 sampai dengan saat ini. Adapun koleksi yang ditampilkan adalah yang berhubungan dengan perempuan, baik busana, perhiasan, manuskrip juga arsip catatan keuangan.
“Parama Iswari utamanya perempuan utama, bahwa sebenarnya perempuan juga berperan dalam kelangsungan hidup bangsa,” ujarnya. Mahasakti Kraton Yogyakarta,
Hamengku Buwono X didampingi Penghageng Nityabudaya Kraton Yogyakarta GKR Bendara.
Sejumlah koleksi yang ditampilkan dalam pameran dengan tajuk Parama Iswari, Mahasakti Keraton Yogyakarta.
melihat peran perempuan sebagai pendamping dan pendukung utama pria demi keseimbangan kehidupan, dan persepsi yang jujur tentang kekuatan perempuan.
Kurator Pameran Parama Iswari Fajar Wijanarko menyebut, Parameswari [parama-iswari]: dalam kamus bahasa Jawa berarti langkung luhuring pawestri atau lebih dari perempuan utama. “Parameswari sebuah term yang disematkan pada perempuan utama dalam tatanan kerajaan Jawa. Istilah tersebut telah digunakan sejak abad ke-9 dan dipelihara dalam memori kolektif budaya Nusantara sampai abad ke-21,” jelasnya.
Jenama yang mengikat pada raja sekaligus kuasa yang melampaui kadarnya. Berangkat dari pendekatan kronologi, narasi parameswari sebagai perempuan yang melintasi sejarah dirangkap dalam satu situasi budaya. Impresi dari kiprah prameswari yang dikumpulkan dan dipadu dalam satu ruang pamer membawa intensi agar perempuan mampu membangun definisi ulang tentang keberadaannya secara adaptif.
“Konteks perempuan sebagai bagian dari militer, pemrakarsa budaya, hingga aktivis sosial terus berubah dan menjelma sesuai relevansi hari ini,” katanya.
Kraton Yogyakarta mencatat gender parameswari sebagai perempuan utama bukan hanya pada dikotomi perempuan di ruang privat. Raden Ayu Kadipaten adalah parameswari dari Sri Sultan Hamengku Buwono I yang juga panglima perang prajurit Langenkusumo. Kiprahnya dalam dunia militer patut diperhitungkan. Dia dicatat sebagai guru sekaligus nenek dari Pangeran Diponegoro yang kemudian hari mengibarkan Perang Jawa (1825-1830).
Raden Ayu Andayaningrat, seorang diplomat ulung yang menjadi negosiator dari kembalinya Sultan Hamengku Buwono II dari pengasingan di Saparua. Periode yang paling kentara adalah kehadiran GKR Kencana, permaisuri dari Sultan Hamengku Buwono VII yang memiliki daya matematis yang ulung, Ia adalah perempuan yang mengatur keuangan di Keraton Yogyakarta.
“Dari data kronologis yang dikumpulkan, akhirnya, Keraton Yogyakarta tidak secara khusus mengonstruksi dialog perlawanan terhadap dogma feminis yang sebenarnya belum selesai dipahami. Ihwal yang ditangkap cenderung berpusat pada data sejarah sebagai jalan untuk menyelami aksi-reaksi seorang parameswari sebagai perempuan,” pungkasnya.
Cyn Clinic menjadi salah satu klinik kecantikan terkemuka di wilayah Bekasi dengan perjalanan panjang selama 13 tahun yang diisi oleh inovasi, komitmen terhadap kualitas, dan pendekatan holistik dalam bidang estetika dan anti-aging.
Didirikan dan dipimpin oleh dr. Cynthia Jayanto, M. Biomed (AAM), klinik ini telah berhasil menghadapi tantangan persaingan di industri kecantikan yang terus berkembang.
Menurut dr. Cynthia, kunci dari keberhasilan bisnis kecantikannya adalah ketekunan, inovasi, dan menjaga kualitas layanan yang ditawarkan.
“Ketika membangun bisnis, tekad untuk tidak bosan berinovasi sangat penting. Saya selalu berusaha menciptakan layanan berkualitas, bukan sekadar fokus pada kuantitas atau banyaknya pelanggan. Kualitas adalah hal utama yang harus dipertahankan,” ujar dr. Cynthia.
Di era yang penuh dengan kompetitor, Cyn Clinic mampu menjaga kualitas tidak hanya dari sisi layanan medis, tetapi juga dalam hal pemasaran dan sumber daya manusia yang profesional.
“Jika tidak tekun dan konsisten berinovasi, klinik ini mungkin tidak akan bertahan sampai sekarang. Kualitas bukan hanya soal pelayanan,
tetapi juga hubungan baik yang terjalin dengan pasien,” tambah dr. Cynthia.
Hal ini terbukti dari banyaknya pasien yang terus setia datang dan merasakan manfaat dari layanan Cyn Clinic, hingga mereka merasa bukan hanya sebagai pelanggan tetapi seperti keluarga.
Awal Mula Cyn Clinic dan Layanan Unggulan Cyn Clinic berdiri ketika dr. Cynthia melihat peluang besar di Bekasi pada 13 tahun yang lalu, di mana klinik kecantikan dengan dokter profesional masih terbatas jumlahnya.
Di saat yang sama, dr. Cynthia sering mengikuti berbagai pelatihan dan konferensi kecantikan di luar negeri, sehingga ia terinspirasi untuk membawa ilmu dan tren perawatan modern ke tanah air.
Saat ini, Cyn Clinic menawarkan berbagai macam treatment populer yang dikembangkan sesuai kebutuhan masyarakat. Salah satu layanan yang paling diminati adalah counter slimming, yang memungkinkan pasien untuk membakar lemak setara dengan tiga jam olahraga hanya dalam waktu 25 menit.
Treatment ini menjadi pilihan tepat bagi mereka yang sibuk namun ingin menjaga kebugaran dan bentuk tubuh. Dengan alat yang canggih, treatment ini menjadi solusi efektif bagi mereka yang memiliki waktu terbatas tetapi tetap ingin mendapatkan manfaat kesehatan dari olahraga.
Selain itu, Cyn Clinic juga menyediakan layanan kecantikan lainnya, termasuk perawatan kulit anti-aging, yang bertujuan untuk menjaga tampilan wajah yang awet muda. Beragam layanan ini dirancang agar dapat membantu pasien dalam meningkatkan kepercayaan diri dan mencapai tampilan yang sehat.
Perawatan Kecantikan dengan Ozon Therapy
Pada tahun 2025, Cyn Clinic akan menambahkan ozon therapy ke dalam daftar layanan mereka. Menurut dr. Cynthia, terapi ini dirancang untuk memberikan manfaat kesehatan yang holistik, yang tidak hanya menyasar kecantikan luar saja tetapi juga kesehatan dalam tubuh.
“Ozon therapy ini kami rancang sebagai wellness therapy yang lebih komprehensif, sehingga kecantikan
bisa diraih dari dalam dan luar tubuh. Kesehatan organ, mata, kualitas tidur, dan bahkan metabolisme tubuh bisa ditingkatkan melalui terapi ini,” jelas dr. Cynthia.
Perawatan ozon therapy juga dihadirkan sebagai solusi bagi masyarakat Bekasi yang menginginkan kecantikan dari dalam tubuh tanpa harus melakukan prosedur bedah.
Terapi ini pun memiliki beragam manfaat, mulai dari meningkatkan kualitas tidur, memperbaiki kesehatan mata, hingga menjaga vitalitas organ tubuh. Dengan memanfaatkan oksigen murni, ozon therapy dapat membantu proses penyembuhan dan regenerasi sel tubuh.
Keputusan dr. Cynthia untuk menambah layanan ozon therapy didasari oleh kurangnya pusat perawatan serupa di wilayah Bekasi, sementara permintaan dari masyarakat terus meningkat.
“Saat ini ozon therapy masih banyak tersedia di Jakarta. Melihat kesadaran masyarakat Bekasi yang semakin tinggi akan kesehatan dan kecantikan dari dalam, kami ingin menjawab kebutuhan ini,” tambah dr. Cynthia.
Selama 13 tahun berjalan, Cyn Clinic tidak hanya berfokus pada peningkatan layanan tetapi juga menjaga hubungan baik dengan pasien. Bagi dr. Cynthia, pasien di Cyn Clinic bukan sekadar pelanggan, tetapi juga bagian dari keluarga besar kliniknya.
“Bisa terus dipercaya selama 13 tahun adalah anugerah, bukan hanya soal materi tetapi juga tentang menjaga hubungan baik dengan pasien. Di Cyn Clinic, kami selalu ingin memberikan yang terbaik dan menjadikan pasien kami sebagai prioritas utama,” ungkap dr. Cynthia.
Prabowo-Gibran
dan Wakil Presiden 2024-2029
Pada Ahad, 20 Oktober 2024, Pesta Rakyat
digelar untuk merayakan pelantikan Prabowo
Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2024-2029.
Acara ini berlangsung dari pukul 07.00 WIB hingga 14.00 WIB, menyebar di berbagai lokasi di sepanjang Jl. Sudirman hingga Istana Merdeka, Jakarta.
Pesta ini dimeriahkan oleh penampilan musisi dan artis ternama Tanah Air serta atraksi seni budaya dari Sabang sampai Merauke.
Selain itu, terdapat bazar kuliner yang diikuti oleh UMKM, menawarkan ragam makanan nusantara, dan door prize menarik bagi pengunjung yang beruntung.
Antusiasme masyarakat pun sangat terasa. Alfian, salah satu warga yang hadir, menyampaikan harapannya terhadap pemerintahan baru ini, “Dengan kepemimpinan Pak Prabowo ke depan, saya berharap Indonesia akan semakin maju, lebih sejahtera. Anak-anak sekolah bisa mendapatkan pendidikan yang lebih baik dengan program makan siang gratis, dan saya berharap Pak Prabowo bisa membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang disegani di dunia.”
Senada dengan Alfian, Nova, seorang pelaku seni budaya, turut menyampaikan kegembiraannya, “Kami sangat bahagia dengan pelantikan ini. Pak Prabowo adalah idola kami. Kami, orang-orang budaya, mendukung beliau karena beliau adalah tokoh yang mencintai budaya Nusantara.”
Pesta Rakyat ini menjadi bukti kuatnya dukungan dan harapan masyarakat terhadap kepemimpinan PrabowoGibran dalam membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.
Erna Juliana memulai usaha Butik Zamira tahun 2008. Saat ini telah berubah nama menjadi Zamira Griya Cantik. “Waktu itu belum membuat baju desain sendiri. Saya masih kerjasama dengan teman desainer dari Bandung. Saya juga membeli dari Pasar Tanah Abang,” kata Erna kepada KABARI.
Seiring dengan berjalannya waktu, melihat animo masyarakat dan keinginan untuk belajar membuat Erna memutuskan belajar tentang fashion di PAPMI Yogyakarta
Fashion School. “Alhamdulillah saat lulus, saya mendapat predikat untuk murid teladan 3, untuk baju kerja. Bahkan waktu itu desainnya dilombakan di Jogja Fashion Week yang digelar di Jogja Expo Center,” terang Erna.
Dengan belajar khusus tentang fashion, membuat Erna yakin bahwa fashion adalah passionnya.
“Kain tradisional dari Cilacap maupun Jawa Tengah itu juga sangat oke dan keren, ini yang mendorong saya ingin memajukan fashion agar lebih berkembang lagi,” tukas Erna.
Produk Zamira Griya Cantik adalah baju ready to wear dengan menggunakan material kain tenun Jawa Tengah dan batik khas Cilacap. “Jadi produk kami, ada tunik, jaket juga outer yang saya combine antara tenun, batik dan lurik,” kata Erna. Harga produknya dimulai dari 500k. “Karena kita menggunakan batik cap dan batik tulis, jadi harganya cukup tinggi. Seiring waktu, saya berharap harga produk yang kami jual bisa terjangkau ke berbagai lapisan masyarakat,” lanjutnya
Erna mengakui bahwa persaingan dalam bisnis fashion sangat ketat. Namun, menurut Erna tidak perlu takut. Karena kompetitor selalu ada di mana-mana. Yang utama adalah tonjolkan keunggulannya. “Produk kami menggunakan material dari kearifan lokal, juga inovatif dan variatif dalam desain,” kata Erna bangga. Karena keunggulan tersebut, produk buatan Erna telah dipesan dari Jepang hingga Amerika. “Produk kami menggunakan wastra Nusantara. Jadi ada konsumen dari Jepang yang memesan baju. Ada juga dari Amerika. Alhamdulillah. Kemarin kami kirim ke Amerika untuk dikenakan satu keluarga. Kita bikin outer yang kekinian dan modis dengan menggunakan kain wastra Nusantara,” tuturnya.
Meski usaha yang ditekuni telah berjalan 16 tahun, namun Erna tetap rutin mempromosikan usahanya. “Teknik marketing yang sudah dijalani selama ini dengan menggunakan media sosial. Kami juga rutin mengikuti pameran baik di dalam maupun luar kota, seperti di Makassar dan Banjarmasin,” ungkap Erna.
Tak hanya itu, untuk memperkenalkan brand usahanya, Erna rutin mengikuti berbagai fashion show. Mulai dari Jogja Fashion Week, Jogja Fashion Festival, Semarang Fashion Trend, dan Banyumas Fashion Festival. “Saat fashion show, baju-baju kita tidak hanya dipakai oleh para model dari Indonesia saja tapi juga modelnya dari mancanegara. Jadi berharapnya, kain wastra Nusantara yang kami perkenalkan ini bisa digunakan oleh Gen Z dengan desain yang kekinian,” imbuh Erna.
“Saya rasa strategi marketing kami memang belum maksimal, ke depannya saya berharap bisa bekerjasama dengan para content creator, terutama dengan Gen Z. Sehingga marketingnya bisa lebih luas lagi jangkauannya,” sambung Erna.
Bagi Erna, tantangan terbesar dalam menjalankan Zamira Griya Cantik adalah kompetitor yang semakin banyak, yang berani menjual dengan harga murah. Selain itu, saat pandemi Covid-19, banyak usaha fashion yang gulur tikar. “Alhamdulillah kami sebagai UMKM di Kabupaten Cilacap bisa bertahan sampai sekarang,” ucapnya.
Sebagai pelaku UMKM, Erna berharap agar sesama pelaku usaha bersatu dan berkolaborasi. “Alhamdulillah
keinginan saya membuat Cilacap Fashion Festival terwujud,” kata Erna.
Erna memiliki mimpi besar bagi Cilacap. Erna berharap, Cilacap sebagai bagian dari kota di Jawa Tengah bisa memberi kontribusi nyata dalam memperkenalkan wastra khas Cilacap. “Kain– kain kita bagus, saya ingin menggerakan teman-teman bersatu dan berkolaborasi untuk mengembangkan potensi wastra yang ada di Cilacap. Jadi karya – karya kita lebih dikenal di masyarkat. Alhamdulillah saya ikut tergabung dengan Indonesian Fashion Chamber di Semarang. Kita diskusi dengan teman–teman satu komunitas dengan teman –teman fashion designer untuk pengembangan dari desain – desain fashion kita,” pungkas Erna.
IG@zamiragriyacantik
Mustofa Romdloni, Founder & CEO PT Zenith Material Solution
PT Zenith Material Solution adalah perusahaan yang bergerak di bidang plastik polimer. Biasanya memasok bahan baku berbahan baku plastik untuk kebutuhan industri otomotif dan elektronik. Nah, seiring waktu berjalan, PT Zenith Material Solution melihat potensi pasar baru,
Photo: IG@jetsetsindonesia
yakni tas koper dengan brand Jet Set. “Kita menemukan bahwa koper sekarang sudah menjadi tren baru, juga sudah memakai bahan fiber. Ini in line dengan bisnis kita. Karena kita biasa bermain bahan baku kemudian membuat produk koper. Kalau memakai istilah sekarang, hilirisasi,” ungkap Mustofa Romdloni, Founder & CEO PT Zenith Material Solution kepada KABARI.
Mustofa menjelaskan bahwa potensi bisnis tas koper cukup besar di Indonesia, hal ini mengingat brand koper yang ada di pasaran saat ini, masih dikuasai oleh brand dari luar negeri. “Kalau boleh kita jujur, produk kita diproduksi di dalam negeri dengan kualitas yang tinggi dan teknologi terbaru,” promo Mustofa.
Mustofa berani menggaransi bahwa tas koper Jet Set ini, kualitasnya setara dengan brandbrand asing. “Karena diproduksi di dalam negeri, maka menambah value
untuk tenaga kerja dan ekonomi di Indonesia. Dan, yang pasti harganya juga lebih ekonomis dibandingkan produk impor,” terang Mustofa.
Mustofa mengaku, tas koper yang di pasaran saat ini banyak yang harga murah. Biasanya itu diimpor dari China. Nah, masalahnya, karena harga murah, maka kualitasnya pun seadanya. “Misalnya baru dibeli belum lama, rodanya patah, kuncinya lepas, bahkan resletingnya gampang dibongkar,” kata Mustofa.
Namun, produk Jet Set berbeda, kualitasnya tinggi, desain menarik, warnanya keren dan juga aman dipakai. “Jadi orang itu bisa bepergian dengan koper Jet Set ini dengan percaya diri, kita menyebutnya travel confident,” cetus Mustofa.
Ada banyak keunggulan dari koper Jet Set ini. Mulai dari ukuran 18 inchi, kualitas roda tidak bersuara dan kaki koper yang kuat sehingga tidak mudah patah. “Resleting juga kuat serta kuncinya pakai kombinasi, jadi ini relatif aman, kuat dan tampil elegan,” tukas Mustofa.
Terkait material untuk pembuatan koper, Mustofa selalu memakai bahan baku berkualitas
tinggi. Meski berkualitas tinggi, Mustofa selalu berusaha menggunakan bahan yang ramah lingkungan. “Kita ikut membantu lingkungan dengan berusaha memasukan ada sebagian dari bahan daur ulang supaya plastik yang beredar di masyarakat itu berkurang. Kemudian kita juga kontrol kualitas sehingga sampai kita menyatakan ini bahwa koper ini kualitas bagus dan memenuhi syarat untuk dipakai,” kata Mustofa.
Mustofa mengakui bahwa setiap bisnis pasti ada persaingan. Karena itu, agar tetap bisa bersaing, beberapa kiat dilakukan oleh PT Zenith Material Solution. Pertama, sebagai produk lokal dengan kualitas tinggi, Jet Set bisa dijual lebih murah dibandingkan produk impor. Kedua, gunakan digital marketing secara maksimal, namun promosi secara luring tetap dilakukan. Misalnya bekerjasama dengan outlet-outlet yang sudah ada diberbagai kota di Indonesia. Tak hanya itu, Jet Set juga menjual produk berbasis komunitas. “Misalnya perusahaan yang memesan koper khusus sesuai identitas mereka, logonya kita desainkan lalu pemilihan warna menyesuaikan dengan corporate identity. Dan volumenya itu bisa lebih besar dibandingkan yang ritel. Itu merupakan strategi kita,” kata Mustofa.
Segmentasi pasar Jet Set adalah kalangan menengah ke atas untuk segala usia, wanita dan pria. Tak hanya itu, Jet Set juga menciptakan koper yang bisa dipakai di dalam dan luar negeri. Bahkan Jet Set menyiapkan divisi khusus untuk mengurus hal ini. “Jadi kami menyediakan koper khusus untuk umroh, haji dan grup travelling. Juga ada koper untuk anak sekolah dan kuliah yang mau pindahan ke kost-kostan,” tutur Mustofa.
Untuk harga, Mustofa jamin sangat kompetitif. Pada saat prelaunch, untuk koper 18 inchi harga 300k, dan 24 inchi harganya 400k. “Kita masih mengedukasi pasar, nanti bertahap harga akan menyesuaikan dengan target kami. Untuk harga koper besar ini masih dibawah 1000k, apalagi yang kecil ini yang pasti target kita di dibawah 700k,” jelas Mustofa.
Sebagai pemain baru dalam
bisnis tas koper, Mustofa optimis produk Jet Set akan diminati pasar. “Meskipun kita posisi masih prelaunching dan ini memang masih baru tapi Alhamdulillah demand di market itu cukup besar. Memang kapasitas produksi yang kita sediakan sekarang belum terlalu besar. Namun, Insyaallah di Desember nanti, kita antisipasi untuk menambah kapasitas dan memenuhi permintaan dari masyarakat yang terus meningkat,” tutur Mustofa.
Sebagai produk premium, Mustofa tetap ingin mengkategorikan produk tas koper ini. Sebut saja untuk segmentasi, ada yang premium entry level, dan high end level. Tak hanya itu, untuk modelnya akan dibuat beragam, untuk menyasar market Gen-Z.
Lalu seperti apa prospek bisnis ini? “Kami dari Jet Set sangat optimis karena kaum menengah ke atas akan terus meningkat, lalu tren travelling yang sudah menjadi gaya hidup saat ini,” pungkasnya.
Interaktif Majalah Digital Kabari Edisi 205 klik https://issuu.com/kabari8/ docs/majalah_digital_kabari_ edisi_205_2024
Langganan daftar di KabariGratis.com
Edisi bulan ini:
• Pembangunan Museum adalah Bagian dari Pendidikan Sejarah
• Mengenal Lebih Detail Tentang Museum Benteng Heritage Bersama Tiwan
• Belajar sejarah di Museum Benteng Heritage
• Yani Halim, Fashion Designer Lakukan inovasi dalam desain
• Seyvia Charis Antara Keanggunan Gaun Pengantin dan Debut di New York Fashion Week
• Gardencove, Makanan Enak dengan Vibes yang Cozy
• Menikmati Ketenangan dan Keindahan Telaga Ngebel
• Outstanding Kolaborasi Wou Batik x Wishnu Aji
• Dr.Yovita Setiadi, Spesialis Double Eyelid yang Membantu Meningkatkan Kepercayaan Diri Lewat Sentuhan Kecantikan Alami
• House of Inang Ciptakan Fashion Ramah Lingkungan dan Pemberdayaan Lansia
Untuk menonton video klik KabariNews.com/67108