













DI KABARI MEDIA?
• Majalah Kabari Digital
• Majalah Hidup Sehat
• Majalah Tur Dunia
• Majalah Extra Uang
Disebarkan ke
Lebih dari 27,000 Emails
Hubungi:
Lebih dari 25 juta Kabari YouTube Video Viewers
San Francisco : (415) 213-7323
Los Angeles : (562) 383-2100
Jakarta : (021) 4288-6112
Email: sales@kabarinews.com
Kisah Melina Alaydroes Berbagi Kebaikan
Puluhan Tahun Setia Hadirkan Karpet Daur Ulang Berkualitas
Bahagia Belajar Kuliner di Perancis
Suarasama Merilis Ulang Album “Timeline” dengan Label Rekaman Asal AS
Cerita Jade Princessa yang Rajin Kolaborasi Bersama Jenama Asal Amerika
Kisah Ferry Setiawan, Belajar Fashion Otodidak sampai Jadi Langganan Kalangan Pejabat
Daun Diatas Lembar Kain ala Dewi Damayanthi
Gitar dari Luna Guitarworks Dipesan Sampai ke Amerika Serikat
Pasutri Asal Solo ini Buat Motif Batik dari Lagu Anak Tradisional
Dapur Mama Lina Hadirkan Makanan Khas Manado
Kisah Kalya Mahiya Ajari Ecoprint di SMP
Muhammadiyah 1 Jakarta
Puji Syukur atas segala rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kepada kami waktu dan kesempatan untuk tetap terus berkarya memberikan beragam informasi yang dikemas sebagai Jembatan Informasi Indonesia – Amerika.
Majalah Kabari edisi kali ini menghadirkan beragam informasi serta artikel menarik buat para pembaca Kabari yang budiman.
Bakti sosial dan Melina Alaydroes seperti mata uang yang tak dapat dipisahkan. Melalui Yayasan Ibnu Sina Peduli Hands For Help, Melina menebar kebaikan ke segala penjuru nusantara merupakan kebahagiaan yang hakiki yang Melina rasakan saat membantu mereka yang membutuhkan. Simak kisah selanjutnya hanya di cover story Selain itu, Majalah Kabari edisi kali ini juga menghadirkan kisah menarik lainnya, seperti : Cerita Jade Princessa yang Rajin Kolaborasi Bersama Jenama Asal Amerika, Suarasama Merilis Ulang Album “Timeline” dengan Label Rekaman Asal AS, Gitar dari Luna Guitarworks Dipesan Sampai ke Amerika Serikat.
Dan masih banyak lagi artikel lainnya yang tak kalah menarik diantaranya : Puluhan Tahun Setia Hadirkan Karpet Daur Ulang Berkualitas, Daun Diatas Lembar Kain ala Dewi Damayanthi, Dapur Mama Lina Hadirkan Makanan Khas Manado. Simak selengkapnya hanya di Majalah Kabari Edisi 189.
Kabari merupakan majalah bulanan berbahasa Indonesia yang diterbitkan oleh PT. Cempaka International dan didistribusikan secara gratis di seluruh wilayah Amerika Serikat.
Kantor Cabang Jakarta Cempaka Putih Timur V No.15 Jakarta, Indonesia 10510 Tel: (021) 428-86112
Email redaksi: redaksi@kabarinews.com | Iklan : sales@kabarinews.com
PENERBIT
JOHN OEI
KOMISARIS INDONESIA
OLINA HIMAYANTI
DEWAN PENASIHAT
LISA TUNGKA
DIREKTUR UTAMA AMERIKA
INDRIATI (VONNY) OEI
DIREKTUR UTAMA INDONESIA
ANITA SETIAWARDI
PENULIS
ASBAN NATAWIJAYA
PENATA ARTISTIK
Yanti bi
VIDEO
FANIE EKASYAH
KONTRIBUTOR
STANLEY CHANDRA
RIANA K LIPTAK
HARRY PRASETYO
ADMINISTRASI
DEWI LIEM
IKLAN DAN PEMASARAN
WEINA TANUWIJAYA
SIRKULASI
PETER ZHAN
Bakti sosial dan Melina Alaydroes seperti mata uang yang tak dapat dipisahkan, melalui Yayasan Ibnu Sina Peduli (Hands For Help). Melina yang dikenal dengan sebutan Bunda ini kerap melakukan kegiatan bakti sosial hingga ke penjuru nusantara. Bagi dirinya, menebar kebaikan merupakan kebahagiaan yang hakiki yang Melina rasakan saat membantu mereka yang membutuhkan.
Yayasan Ibnu Sina Peduli (Hands For Help) yang telah berdiri selama 6 tahun dengan membantu banyak orang tentu saja ada cerita yang bisa menjadi inspirasi bagi kita semua.
Saat itu, menjelang sore dan cuaca Jakarta sangat bersahabat. KABARI mendapat kesempatan istimewa berbincang bersama Melina di kediamannya di Jalan Bangka, Jakarta Selatan.
Memulai perbincangan kami, Melina berkisah awal mulanya mendirikan Yayasan Ibnu Sina Peduli (Hands For Help).
Melina mengatakan kegiatan bakti sosial sudah dilakukan sejak lama sebelum mendirikan Yayasan Ibnu Sina Peduli (Hands For Help). Sebelum terbentuknya Yayasan, dirinya sudah melakukan kegiatan bakti sosial (baksos) yang diberi nama Baksos Bangka.
“Sebenarnya Yayasan ini berdiri sejak agustus 2017, tapi jauh sebelum berbentuk Yayasan kita sudah melakukan kegiatan bakti sosial (baksos) dengan nama pada saat itu adalah Baksos Bangka, “ ungkap Melina.
Kerap melakukan kegiatan baksos membuat Melina merasakan suatu kebahagiaan kemudian ingin memiliki komunitas sosial. Apa alasannya?
Diceritakan Melina dahulu kerap melakukan baksos sendirian, namun saat melakukan kegiatan baksos tersebut, ia banyak menghadapi kesulitan karena tentunya melakukan kegiatan baksos tidak bisa sendirian, sehingga akhirnya Melina membentuk kelompok/tim baksos dengan alasan untuk bisa bahu membahu melakukan kegiatan yang mulia ini.
“Setelah kita menjalani satu tahun lebih, saya merasa donatur – donatur ini kan dananya perlu kita pertanggung jawabkan sehingga dibentuklah Yayasan sosial di tahun 2017 sampai saat ini, sehingga kita punya badah hukum yang jelas dan semua bantuan yang diberikan para donatur bisa dikelola secara profesional, transparan dan bisa dipertanggungjawabkan setiap tahunnya,” terangnya.
Tujuan utama dari pendirian Yayasan itu adalah bagaimana bisa membantu warga – warga yang kurang beruntung, warga- warga yang terkena bencana, anakanak di panti, anak-anak yang memiliki kekurangan secara fisik. Dimana fokus utamanya yaitu kepada anak-anak, maka kegiatan baksos yang dilakukan setelah berdirinya Yayasan saat itu adalah pergi ke panti-panti asuhan untuk mengunjungi anak – anak dan memberikan bantuan. Termasuk mengunjungi anak-anak sekolah dan memberikan bantuan berupa “Sarapan Sehat” untuk anak – anak di sekolah.
“Jadi saat itu kita melakukan kegiatan baksos Sarapan Sehat di sekolah seminggu dua tiga kali, dimana dalam kegiatan itu, kami memberikan makanan sehat kepada anak-anak seperti bubur kacang, telur, susu dan paket snack kepada anak-anak. Selain itu, di hari Jumat kami juga melakukan kegiatan yang diberi nama “Jumat Berkah”, dimana dalam kegiatan ini kita membagikan nasi kotak untuk pemulung, ojek online, tukang gerobak,
anak jalanan maupun para petugas kebersihan jalan. Untuk kegiatan ini biasanya yang kaami tuju adalah daerah pinggiran kota, kami mencari warga yang tinggal dipinggiran kota Jakarta,” tambah Melina.
Visi misi Melina melalui
Yayasan Ibnu Sina Peduli Hands For Help adalah untuk memberikan bantuan kepada anak-anak, namun dengan berjalannya waktu banyak permintaan – permintaan di luar anak - anak. Seperti misalnya ada orang yang terlantar, tidak punya rumah, tidak punya keluarga bahkan tidak punya KTP (Kartu Tanda Penduduk) dan KK (Kartu Keluarga) tetapi mereka membutuhkan bantuan sehingga kami menggandeng dinas sosial pada saat itu untuk membantu warga – warga yang terlantar.
“Fokusnya memang adalah anak - anak jadi kalau ada bencana yang pertama kali kita cari pasti anakanak, kalau kita ke perkampungan yang kita cari pasti anak – anak, kita ke kampung nelayan juga pasti yang kita cari anak – anak, kita juga pernah memberikan bantuan smartphone selama pandemi Covid- 19 kepada anak-anak untuk membantu anakanak tetap belajar,” tutur Melina.
Menurut Melina, setiap kali dirinya melakukan kegiatan baksos yang terasa oleh dirinya dan temanteman adalah suatu kebahagiaan.
“Apa yang diberikan itu kembali kepada kita sehingga pada saat membantu orang kebahagiaan mereka itu kita juga merasakannya, semua terbayar dengan melihat orang – orang yang dibantu itu hatinya senang dan bahagia, anak – anak menjadi ceria. Kita memberikan mainan, makanan, buku untuk mewarnai, dan lainnya, “ kata Melina.
Dan itulah yang Melina rasakan selama 6 tahun ini, bagaimana hidup menjadi lebih bersyukur
dengan semua kegiatan sosial yang dijalaninya saat ini.
Melina bercerita soal pengalamannya saat pergi ke daerah tidak jauh dari Jakarta, letaknya dibelakang bandara Soekarno Hatta, Cengkareng untuk memberikan Paket Sembako saat Pandemi Covid-19. Disana Melina melihat banyak rumah yang sangat sederhana dan bersebelahan dengan kandang kambing. Di dalam benak Melina bagaimana mereka bisa hidup dengan keadaan seperti itu dan mereka tidak punya kamar mandi, jadi mereka harus keluar untuk ke kamar mandi harus jalan lewati pematang sawah.
“Kita saat menuju daerah itu melewati medan yang cukup lumayan, naik turun, licin, kemudian harus melewati sawah, melewati rawa – rawa luar biasa perbedaannya yang kita lihat padahal itu masih terbilang masih wilayah Jakarta. Kehidupan mereka disana sangat memprihatinkan dengan pakaian yang istilahnya juga mungkin sederhana, rumahnya juga sangat sederhana. Anak – anak dan orang tuanya juga tidur di tempat dan makan juga disitu dan itu sangat menyentuh kami, sehingga kalau kesana kami membawa kasur, bantal, guling, kain, sprei dan segala macam yang lebih layak untuk anak – anak itu tidur. Selain itu, Melina juga membawakan makanan dan sembako karena sembako buat mereka sangat dibutuhkan”. Ujar Melina Pada masa pandemi Covid-19, kami juga membantu anak - anak yang waktu itu mereka belajar harus daring, karena tidak bisa sekolah tatap muka.
Melihat keadaan seperti itu tercetus di benak Melina untuk mengumpulkan donatur agar bisa membeli handphone untuk anak – anak yang sangat membutuhkan
serta orang tua dengan ekonomi yang terbatas. Dan kemudian Melina memberikan ratusan handphone untuk anak – anak yang tidak memiliki handphone supaya mereka bisa belajar dengan sistem daring pada saat masa pandemi.
Melina juga mengungkapkan, pihaknya sangat bersyukur karena saat ini pihaknya sedang melakukan pembangunan Rumah Tahfidz / Rumah Panti Asuhan di Tapos, Cimanggis Depok, sehingga pihaknya juga memohon dukungan dan doa agar semua proses pembangunan berjalan dengan baik.
“Saat ini kami sedang membangun Rumah Tahfidz / Rumah Panti Asuhan di Tapos, untuk namtinya dipergunakan sebagai sentra pembelajaran Alquran bagi anak-anak yatim, dhuafa dan lainlain. Tim kami di Makassar Sulawesi Selatan juga dalam waktu dekat akan melakukan hal yang sama, dengan demikian kami mohon dukungan dan doa agar semua program ini berjalan dengan baik dan sukses”. Tutur Melina.
Sebagai ketua umum Yayasan, Melina tentunya berharap, Yayasan Ibnu Sina Peduli (Hands For Help) ini bisa memiliki cabang di seluruh Indonesia.
“Saya juga ingin Hands For Help ini memiliki cabang di seluruh Indonesia. Saat ini kami sudah punya
cabang di Makassar, Sulawesi Selatan, semoga di kota-kota lain juga segera dibentuk. Saya selalu berharap Hands For Help ini semakin baik, semakin besar, semakin amanah dan akan semakin banyak para donatur yang terketuk hatinya yang percaya kepada Hands For Help sehingga kita akan lebih banyak lagi membantu saudara – saudara kita yang membutuhkan,” katanya.
Selain itu, Melina juga ingin mewujudkan impiannya membuat rumah Hands For Help untuk Lansia yang tidak punya keluarga dan jika lansia yang punya keluarga Melina akan membuat program –program sehingga rumah lansia itu bisa diberdayakan dan menjadikan rumah tinggal yang nyaman bagi para lansia yang kesepian.
“Itu adalah mimpi yang saya tidak tahu sampai kapan bisa terwujud cuma yang saya tahu bahwa niat baik, perbuatan baik, InsyaAllah akan dimudahkan oleh Allah SWT,” pungkas Melina.
[Apabila Bapak/Ibu ingin berpartisipasi sebagai donatur, dapat memberikan donasinya melalui rekening Yayasan Ibnu Sina Peduli, pada : Bank BRI No: 2114-01000265-306.]
INSPIRATIF
Ostrich Carpet berdiri di kota kembang sudah puluhan tahun. Konsisten dibuat secara lokal menggunakan bahan daur ulang untuk memproduksi karpet. Walaupun menggunakan material daur ulang, Ostrich Carpet didesain untuk bertahan dari generasi ke generasi. Kain nonwoven pun menjadi pilihan material untuk karpet Ostrich Carpet dan material yang dipilih merupakan material yang terbaik di kelasnya.
KABARI dalam suatu kesempatan mewawancari salah satu direktur dan juga penerus perusahaan, N.Halim. Generasi kedua dari PT. Terang Cahaya Abadi Sejati, yang juga pendiri brand Ostrich Carpet. Disini kita berbincang mengenai awal mula bisnis Ostrich Carpet, keunikan karpet ini sampai rencana kedepannya. Berikut kutipannya.
Bisnis Karpet Ostrich sudah ada puluhan tahun, bisa diceritakan awal mulanya berdiri?
Industri fashion merupakan industri yang paling banyak menghasilkan polusi di dunia. Agar dapat bersaing dari segi harga, kebanyakan pakaian dibuat dengan menggunakan material sintetis yang tidak mudah terurai dan dapat merusak bumi kita. Kota Bandung bisa disebut sebagai pusat textile/ garment di Indonesia. Maka dari itu, kota Bandung menjadi salah satu penghasil limbah fashion terbesar di Indonesia.
PT. Terang Cahaya Abadi Sejati didirikan pada tahun 1989 oleh P.Halim. Perusahaan ini bergerak di bidang textile recycle / nonwoven. Perusahaan ini mempunyai niatan untuk memberikan “nyawa tambahan” kepada limbah textile tersebut dan berusaha membantu mencegah kerusakan pada bumi. Karpet dari Ostrich Carpet adalah salah satu produk turunan dari nonwoven. Intinya kita proses limbah kain (berupa sampah kain atau majun) menjadi kapas yang kemudian diproses menjadi kain yang biasa disebut nonwoven. Salah satu produk turunan dari kain nonwoven ini adalah karpet. Pada tahun 1990, PT. Terang Cahaya Abadi Sejati mendirikan sebuah brand bernama Ostrich Carpet .Ostrich Carpet awalnya diciptakan karena kentalnya tradisi makan dan berpesta di Indonesia. Contohnya pesta perkawinan, agama dan raya syukur terhadap Tuhan.
Bangsa Indonesia menjadikan makan lesehan sebagai wujud kebersamaan dan kesederhanaan. Dengan demikian, Ostrich Carpet berharap bisa menjadi bagian dari tradisi tersebut. Tak hanya itu, Ostrich Carpet juga dapat digunakan untuk menjadi dekorasi rumah.
Lantas adakah alasan khusus kenapa namanya Ostrich?
Ostrich atau Burung Unta adalah jenis burung terbesar. Ini menjadi visi perusahaan untuk mempunyai mimpi dan cita-cita yang besar. Ostrich adalah burung yang tidak bisa terbang, namun hewan ini adalah burung pelari tercepat. Ini melambangkan bahwa tidak semua orang mempunyai keahlian yang sama. Jangan berkecil hati, belajarlah untuk menerima kenyataan itu karena setiap orang
punya keunikan masing-masing. Namun, jadilah yang terbaik di dalam keunikan itu.
Ciri khas dari Karpet Ostrich itu terletak dimana saja?
Yang membedakan Ostrich Carpet dari yang lain adalah bahan dan corak yang menarik. Ostrich Carpet dibuat dari bahan recycle/nonwoven, maka dari itu dari segi harga bisa dibilang termasuk sangat terjangkau namun kualitas tetap terbaik. Kita berharap masyarakat Indonesia dari berbagai macam kalangan bisa mendapatkan karpet yang ramah di dompet.
Jenis-jenis karpet dan corak yang dijual Karpet Ostrich?
Saat ini untuk ukuran ada dua macam, kita beri nama Shiva dan Varsa. Shiva berukuran 205 x 240 cm dengan kedua sisi berumbai. Varsa berukuran 190 x 240 cm tidak dengan rumbai (minimalis). Jenis, corak dan warna karpet bisa langsung cek ke website resmi di www. ostrichcarpet.com atau di instagram maupun tiktok @ ostrichcarpet.
Diantara jenis-jenis itu manakah yang paling banyak terserap oleh pasar alias diminati sejauh
ini?
Seri karpet Shiva lebih banyak diminati pasar offline. Seri karpet Varsa lebih banyak diminati pasar online. Untuk motif dan warna dari masing-masing seri bergantung pada selera pembeli.
Bagaimana Karpet Ostrich menyikapi persaingan di bisnis di karpet?
Di dalam dunia bisnis itu harus ada kompetitor untuk sebuah perusahaan bisa berkembang. Kita melihat competitor sebagai suatu sarana inovasi dan perbaikan diri. Yang namanya dagang, pasti ada waktu sepi dan ramai. Di waktu sepi, kita fokus untuk tingkatkan efisiensi dan terus berinovasi. Saat ramai, kita terapkan cara yang paling efisien dan inovasi terbaru dengan semaksimal mungkin.
Karpet Ostrich juga telah dipasarkan ke luar negeri, negara mana sajakah?
Ostrich Carpet bersyukur diberi peluang untuk memperkenalkan produk buatan Indonesia ke luar negri, kebanyakan ke negara di timur tengah.
Dan adakah masa gemilang atau masa jaya dari bisnis Karpet Ostrich?
Kalau kita perhatikan, penjualan karpet meningkat pada saat menjelang lebaran sampai lebaran haji.
Rencana kedepan dari bisnis Karpet Ostrich?
Harapan Ostrich Carpet bisa memperluas di pasar Internasional. Kita berharap bisa memperkenalkan budaya dan produk buatan Indonesia ke banyak negara.
Salah satu hal dari Prancis yang paling dicintai oleh semua orang mungkin adalah soal masakan Perancis. Yup! Gastronomi Perancis adalah salah satu harta terbesar dunia. Dari makanan recehan sampai restoran kelas atas, bintang empat, dan masakan berbasis lokal menggunakan bahan-bahan terbaik, makanan Prancis memanjakan bagi semua orang yang menyukai makanan. Sejak 2010 pun gastronomi Prancis sudah masuk dalam warisan budaya UNESCO.
Maka tak salah jika Happiness Beauty Heart, mojang priangan bernama unik ini memilih Perancis sebagai tempatnya untuk menimba ilmu Food and Beverage di sekolah kuliner di lycée Emilie du Chatelet, Serris. KABARI beberapa waktu lalu berbincang dengan Ines sapaan akrabnya mengenai aktivitas memasaknya di negara ini. Berikut kutipannya.
Bisa diceritakan awal mulanya ada di Perancis?
Awal mulanya saya bisa berada di prancis itu karena ada kakak
yang tinggal disini, jadi aku belajar bahasa prancis langsung disini dan karena gaada pilihan juga kalo ingin melanjutkan pendidikan disini harus bisa bahasa Prancis. Akhirnya saya memutuskan untuk mengambil culinary arts karena aku suka masak dan berkeinginan membuka restoran kedepannya
Lantas kenapa kuliner tidak bidang lainnya yang menjadi concern Anda?
Awalnya saya ragu untuk memilih bidang ini. Tetapi akhirnya sadar bahwa saya ada dinegara terbaik dimana kulinernya sangat dikenal dan dibanggakan, dan kemudian orang-orang disekitar saya juga mensupport untuk mengambil jurusan ini karena potensi yang saya miliki dan kesenanganku untuk memasak.
Apa yang membuat dunia kuliner menarik?
Menurut saya kuliner adalah seni, dan suatu cara untuk mengekspresikan diri dan membagikan rasa untuk semua
orang. Seperti yang orang indonesia lakukan, setiap ada acara pasti yang dilakukan adalah makan-maka” jadi menurut saya kuliner itu segalanya.
Perasaan Anda dapat bersekolah di negara yang dikenal dengan gastronominya di dunia?
Yang pastinya saya bangga banget ya, bisa sampai dipilih untuk
mengikuti lomba masak pula.
Materi yang seperti apa yang dipelajari di sekolah tersebut?
Ada manajemen, hukum, ekonomi, perhotelan, restorasi dan servis. Saya hampir belajar semua materi yang ada di perbisnisan dan perhotelan.
Anda juga pernah mengikuti kompetisi di Kroasia pada bulan
Maret 2023, bisa diceritakan?
Awalnya itu guru masakku datang ke kelas dan bertanya, “siapa yang ingin ikutan jalan-jalan ke kroasia?”
Saya yang pertama mengangkat
tangan dan berkata “Saya!” Lalu guru saya bilang, apakah kamu tertarik untuk mengikuti kompetisi masak? Lalu tanpa ragu saya menjawab “mau!!” Lalu guru mencatat nama yang ingin mengikuti kompetisi ini. Seminggu kemudian saya dipilih dan melakukan kompetisi individual dan team dengan senior. Selama persiapan 1 bulan, saya mencaricari bahan dipasar, ke perpustakaan untuk mencari-cari resep dan juga mempraktikannya di rumah sendiri. Akhirnya saya memutuskan untuk melakukan “fusion food” yaitu mix bahan-bahan asia dan eropa. Saat itu Saya sangat sibuk dengan sekolah dan kerja sampai tidak ada waktu untuk berlatih masak disekolah untuk pertandingan ini, saya hanya berlatih selama 3 kali karena setiap week end saya bekerja.
Jadi saya tidak berekspektasi sama sekali untuk juara dengan latihan yang kurang. Lanjut setelah kompetisi dimulai, chef internasional yang datang. Sangat tegang rasanya, dan saya memiliki insting bahwa bisa menang karena feedback” para juri sangat positif terhadap masakanku. Sampa-sampai mereka mendatangiku dan meminta foto denganku. Keesokan harinya adalah pembagian hadiah, Tidak disangka saya memenangkan 2 medali emas dan 1 piala penghargaan untuk yang terbaik. Rasanya tangis dan tawa terharu bercampuran. Saya
SERBA-SERBI
pun ditawarkan untuk mengikuti kompetisi masak lainnya disini, dan untuk menjadi pembawa acara untuk tahun depan
Adakah pengalamanpengalaman yang mengesankan yang dialami selama belajar di bidang kuliner disana?
Yang mengesankan disini itu menurut saya guru-gurunya sangat baik, mereka mensupport. Lalu ditempat saya bekerja, saya yang paling muda seperti yang kita tahu chef-chef disini itu umurnya 25 tahun ke atas. Jadi mereka membimbingku dan membuatku merasa dihargai sebagai orang asing. Mereka juga menghargai makanan
yang saya buat, makanan-makanan Asia tentunya Indonesia, karena tidak terlalu terkenal disini, membuat mereka “discover” bahwa Indonesia itu kaya akan rasa.
Rencana setelah lulus dari sekolah kuliner?
Setelah lulus saya akan mengambil master in management business administration.
Sebagai orang Indonesia, makanan apa yang menjadi favoritnya?
Saya itu asli 100% sunda ya, jadi suka banget sambel, makananmakanan pedas. Misalkan nasi padang, nasi timbel, lotek dan lainnya.
Diantara semua masakan bisa masakan barat atau timur, manakah yang paling susah dibuat?
Yang paling susah mungkin timur ya, membutuhkan lumayan banyak bahan-bahan untuk memasak karena ciri khas nya itu wangi, kaya akan rasa.
Anda punya nama unik. Adakah alasan kenapa orang tua menamai dengan nama itu?
Oh nama saya katanya ditemukan oleh kakak saya. Mungkin karena saat itu ia sangat gembira memiliki adik perempuan, sesederhana itu saja.
Tahun ini, Drag City, label rekaman indie yang berbasis di Chicago, Amerika Serikat akan merilis ulang album Suarasama, kali ini adalah album ke empat mereka “Timeline” pada Mei 2023.
Sebelum perilisan album tersebut, Suarasama menyuguhkan tiga single yaitu “Untukmu Yang Berperang (To The Wars)” pada tanggal 23 Februari 2023, “Sea Fish” pada tanggal 22 Maret 2023 dan “Timeline” pada tanggal 26 April 2023 yang dapat didengarkan di seluruh digital musik platform.
Album Timeline awalnya dirilis pada tahun 2013 oleh Spacerec dan Syaelendra dan dirilis ulang secara lengkap pada 12 Mei 2023 oleh Drag City Records dalam bentuk LP /Vynil dan di platform musik digital.
“Rencana perilisan ulang album Timeline ini oleh Drag City Records sudah muncul sejak akhir 2020 yang lalu namun baru akan terwujud
tahun ini,” kata salah satu pendiri dan vokalis Suarasama, Rithaony Hutajulu.
Dragcity tetap antusias dalam merilis ulang album ini, seperti yang dikutip dalam situs resmi “dragcity. com”, label asal Chicago, Amerika
serikat tersebut menggambarkan tribut yang diberikan tokoh utama Suarasama, Irwansyah Harahap yang berpulang pad awal November 2021.
“Irwansyah Harahaps’s untimely passing changes the future in ways we can’t imagine yet, but it will not detract at all from our intention to go forward and share the joy of Suarasama’s music with everyone we meet. May it live forever.”
Suarasama, merupakan kelompok musik beraliran world fusion yang dimotori oleh pasangan suami-istri Irwansyah Harahap dan Rithaony Hutajulu (yang merupakan pasangan Etnomusikolog dari Universitas Sumatera Utara).
Keduanya membentuk Suarasama sejak tahun 1995 sekembalinya mereka dari studi Etnomusikologi dari University of Washington. Suarasama banyak menggali berbagai budaya musik dunia dari studi mereka seperti musik tradisional Afrika, Timur
Tengah, India, Sufi Pakistan, Eropa Timur dan Asia Selatan. Untuk musik tradisi Nusantara mereka juga memasukkan unsur tradisional mereka sendiri, yaitu tradisi Batak dan Melayu Sumatera Utara.
Dalam perjalanan karir Suarasama, Irwansyah Harahap sendiri telah mendapat anugerah kebudayaan Kemendikbud RI sebagai pelopor world music di Indonesia tahun 2017. Rithaony Hutajulu, juga mendapat penghargaan Anugerah Kebudayaan Indonesia dari Kemdikbud RI sebagai pelestari musik Batak pada tahun 2021.
Suarasama telah memproduksi empat album musik: “Fajar Di Atas Awan” (1998), “Rites of Passage” (2002); “Lebah” (2008); dan “Timeline” (2013). Album “Fajar di Atas Awan” diproduksi dalam bentuk keping CD oleh Radio France Internationale (RFI), France 1998. Satu lagu berjudul “Fajar di Atas Awan” yang terdapat di dalam album tersebut juga dipublikasi sebagai lagu penutup dalam Music of Indonesia 20: Indonesian Guitars by the Smithsonian Folkways Recording, 1999 in Washington DC, USA.
Pada tahun 2008, label rekaman Amerika Serikat yaitu Drag City, Chicagotelah merilis ulang album pertama Suarasama, Fajar Di Atas Awan, dalam bentuk
Vinyl dan CD dan memasarkannya di sejumlah negara di dunia. Album musik Suarasama “Fajar di Atas Awan” dianggap sebagai “One of the 5 best World Music album of the year” oleh San Francisco Chronicle (SFGate.Com); “One of the 10 best World Music album Of the Year” oleh UnCut Magazine, London dan “One of the 10 Best Album of October, 2008” oleh Global Rhythm Magazine, USA.
Karya musik Suarasama juga dipakai sebagai bagian dari isi dan ilustrasi dari film “[un]COMMON SOUNDS : exploring the contribution of music and the arts in fostering sustainable peacebuilding among Muslims and Christians”, oleh Fuller Theological Seminary, USA (2013). Pada tahun 2021 Suarasama juga telah merilis sejumlah single mereka seperti Syair Cinta (2021) , Maliqul Quddus (2021), Selayang Pandang (2021) dan Rainforest Dream (2021). Telah dua kali masuk nominasi oleh AMI Awards dalam kategori Best World Music Group di Indonesia.
“Besar harapan saya agar album “Timeline”, menjadi playlist favorit masyarakat dan mendapat tempat terbaik dari penikmat musik Indonesia,” pungkas Rithaony.
Balerina berprestasi sekaligus content creator asal Indonesia Jade Princessa rajin berkolaborasi tidak hanya dengan beberapa jenama asal Amerika Serikat melainkan juga akan tampil di pementasan tahunan Ballet Academy sebagai guest dancer.
Yup! di Negeri Paman Sam, Jade sejauh ini telah berkolaborasi bersama Princess Polly, Prozis, American Eagle, Romwe, Halara, Good American, Sweet en Forme, Ivory Ella, Firmoo, Hollister Co., Casely, True & Co., Good Molecules dan masih banyak lagi.
Dan yang terbaru ballerina ini berkolaborasi dengan brand Twyla Couture. Jade menjadi model Twyla untuk peluncuran koleksi Spring and Summer yang bernama Love Thyself.
“Jadi saat itu saya menghubungi Twyla Couture, menawarkan apakah mereka mau untuk berkolaborasi atau endorsement. Dan waktu itu, langsung diundang untuk photoshoot sebagai model untuk brand tersebut. Saya belum tahu akan seperti apa atau koleksi apa yang akan dibawakan. Jadi saya hanya datang saja,” tutur Jade kepada KABARI.
Photoshoot yang pertama dengan Twyla Couture dilakukan di outdoor. Sedangkan yang kedua kalinya mereka sewa venue untuk photoshoot. Photoshoot yang kedua itu adalah juga merupakan satu rangkaian dari photoshoot yang kedua
“Waktu itu saya reach out ke Twyla Couture untuk brand collaboration/endorsement, tapi waktu itu ditawarkan untuk menjadi model photoshoot. Saya melakukan 2 kali photohoot dengan Twyla Couture. Yang pertama outdoor dan kedua indoor di Enchanted Dollhouse, sebagai rangkaian dari photoshoot yang pertama untuk koleksi Spring and Summer “Love Thyself”,” tambah Jade.
Jade mengakui sangat senang, excited dan grateful bisa mendapatkan opportunity untuk menjadi model untuk Twyla Couture
Jade mengatakan Founder Twyla Couture, Alejandra Mendez sangat baik dan orangnya asik sekali. Terlebih
produk-produknya sangat bagus, unik, sangat berkelas, jadi Jade merasa sangat bangga menjadi model Twyla Couture. Twyla Couture adalah termasuk brand yang berani tampil beda
Jade sama sekali tidak menyangka bahwa kolaborasi sebagai model di Twyla Couture akan membawa fotofoto dirinya masuk ke dalam media berita lokal di Miami, VoyageMIA.
“Tentunya ini adalah merupakan berkat yang sangat luar biasa buat saya, mengingat saya pun baru tinggal di Miami. Jadi siapa yang tahu atau menyangka semua ini bisa terjadi. Membayangkan saja tidak pernah. Jadi saya sangat mengucap syukur atas berkat dari Tuhan dan setiap doa untuk mendukung saya selama ini,” tutur Jade.
Selain suka kolaborasi bersama jenama, Jade juga berkolaborasi dengan para content creator lain, seperti @ jessieannadimond.
“Kami sering membuat content bareng. Saya juga ikut dengan beberapa event untuk bisa membantu networking. Beberapa kali mendapatkan undangan untuk ikut event seperti opening restaurant atau brand. Kami juga sudah lumayan dekat dan saya merasa cocok sekali untuk berkolaborasi dengan dia,” imbuhnya.
Adakah rencana ingin berkolaborasi lagi? Jade berujar sebagai content creator dirinya merasa harus terus berusaha untuk bisa lebih banyak lagi dan berkolaborasi dan menjalin relasi seluas-luasnya.
Kolaborasi di Indonesia
Nah, sebagai bentuk kolaborasi lainnya Jade akan tampil dalam pementasan tahunan Ballet Academy sebagai guest dancer, sebagai alumni Ballet Academy.
Show kali adalah merupakan kolaborasi pertama Jade
dengan Ballet Academy sebagai alumni. Karena sejak Jade berlatih di Ballet Academy, kebetulan dia selalu sedang berada di luar negeri.
“Hanya sempat waktu itu 1 kali bergabung untuk show secara online. Tema show Ballet Academy adalah Alice in Wonderland. Merupakan adaptasi dari kisah Alice in Wonderland karya Lewis Carroll. Saya yakin banyak sekali yang sudah mengetahui mengenai cerita ini, jadi bisa diketahui bahwa cerita ini sangat menarik juga bagi anak-anak,” kata Evi, Ibunda Jade Princessa. Dan untuk pementasan Alice in Wonderland ini akan ditarikan oleh murid-murid studio pusat The Ballet Academy of Indonesia dengan Jade sebagai guest dancer akan diadakan pada tanggal 13 Agustus di Gedung Kesenian Jakarta. Sedangkan pada hari pertama, yaitu tanggal 12 Agustus, akan berkolaborasi dengan koreografer Indonesia juga berlokasi di Gedung Kesenian Jakarta. Pada kedua hari pertunjukan, akan mempunyai konsep dan nuansa yang berbeda, jadi pastinya akan sangat menarik sekali.
Ferry tidak pernah membayangkan akan menjadi seorang fashion designer terlebih memiliki bisnis di bidang ini. Namun suratan takdir mengatakan sebaliknya, puluhan tahun berlalu, Ferry kini dikenal sebagai fashion designer yang namanya sudah tidak asing lagi di telinga para penikmat fashion tanah air, terutama di Semarang.
Kepada KABARI, Ferry menceritakan awal mula perjalanannya di dunia fashion. Dia mengatakan dirinya hanyalah lulusan SMA dengan latar belakang di dunia perhotelan, bukan fashion. Bahkan sempat bekerja di kapal pesiar selama beberapa tahun dengan gaji yang lumayan saat itu.
Meski tidak mempunyai latar belakang pendidikan fashion. Tetapi dunia fashion menarik perhatiannya. Ditambah Ferry memiliki segudang pengalaman hingga berani membuka usaha butik. Pun didukung oleh kecintaan terhadap fashion sudah tumbuh sejak dirinya menginjak bangku sekolah.
“Mungkin cinta sudah dari SMP. Setiap kali lebaran, setiap kali ada acara, saya selalu mendesain baju yang akan saya pakai ke penjahit langganan, mulai dari situ saya sudah mulai suka mendesain sendiri. Saya autodidak belajar fashion dari trial and error. Tidak seperti sekarang langsung lihat google, Pinterest atau sosmed lainnya. Dulu belajarnya dari buku, majalah
dan harganya mahal, ” jelasnya.
Mantap dengan pilihannya, sekitar tahun 2003 Ferry mencoba memulai bisnis fashion. Singkat cerita, mengenalkan, mengembagkan dan menjual tidak semudah membalikkan telapak tangan. Di awal kariernya Ferry pernah dijuluki “Moro Tailor”. Julukan tersebut diberikan oleh teman-temannya karena dirinya rela menjemput bola untuk mendatangi langsung klienkliennya.
Hal itu menjadi salah satu cerita Ferry di awal-awal mempromosikan produk fashionnya. Menurutnya, mengenalkan usaha pada waktu itu cenderung lebih sulit daripada sekarang. Tetapi semua itu dapat dilaluinya melalui proses yang pantang menyerah.
Saat itu Ferry memulai kariernya d dengan busana kebaya kontemporer dengan tajuk ‘Bajoekoe’. Hingga sampailah Ferry dikenal dan memiliki pelanggan, dari yang biasa saja sampai kalangan pejabat dan pesohor di dunia hiburan.
Melalui Bajoekoe’, Ferry ingin mempersatukan selera dan fashion antara generasi muda dan generasi tua, yaitu sebuah kebaya dengan gaya fashion terkini namun tetap menghayati tradisi melalui rancangannya.
Akan halnya dengan garis rancang Ferry yang menekankan pada detail, glamor, feminis, seksi dan elegan.
“Saya mendesain pakaian sesuai dengan karakter pelanggan, dengan melihat juga kesibukan mereka dan profesinya. Bisa menempatkan design sesuai dengan occasion dan itu menjadi tantangan tersendiri bagi saya,”
tuturnya.
Seiring berjalannya waktu, Ferry tidak hanya sekadar menghadirkan kebaya kontemporer dan menghadirkan cakupan busana fashion yang lebih luas.
“Saya memang dikenal dulu mendesain kebaya padahal sih tidak juga. Saya banyak menerima pesanan dari baju hijab, atau dress batik dan lainnya. Hanya orang sudah melekatkan kebaya di Ferry Bajoekoe atau Ferry Setiawan. Padahal mulai tahun 2012, saya sering mengeluarkan rancangan berupa dress di beberapa fasion show besar dan jarang menampilkan show kebaya,” katanya.
Beberapa tahun belakangan Butik Ferry Setiawan yang berada di Jalan Semeru Raya No.1C, Gajahmungkur, Semarang, ini mulai mengeluarkan koleksi busana ready to wear.
“Beberapa produk sudah kita pasarkan ke beberapa store di Semarang. Dan ini akan kita tingkatkan lagi. Jadi masyarakat dapat menikmati design / rancangan ready to wear yg terjangkau dari segi harga,” pungkasnya.
1. Tur Guide berbahasa Indonesia/ Inggris.
2. Private Tur di Amerika dan Kanada: Supir berbahasa Indonesia dengan Mobil/Van/ Bis.
3. Sebelum Pulang ke Indonesia: Spesial Tur Program di Beberapa Negara di Asia Tenggara dengan Harga Grosir.
4. Sebelum Pulang ke Indonesia: Spesial Reuni Tur Program dengan Teman dan Famili Anda dari Indonesia.
5. Kantor di San Francisco, Los
Angeles (La Habra) dan Jakarta.
6. Karyawan berpengalaman lebih dari 20 tahun.
7. Endorsed oleh California Media International, Inc (Penerbit Majalah Kabari, Majalah Tur Dunia dan Majalah Joint Venture-Hidup Sehat).
8. Harga Grosir untuk Tur ke Asia Tenggara = Joint Venture dengan Perusahaan Tur Wholesale yang berdomisili di Jakarta, Worldlinks Indonesia, dimana Program Tur hanya dijual melalui agen-agen travel ritel di Indonesia.
Ingin mendapatkan Informasi Tur Terkini? Silakan daftar di TurDuniaGratis.com
Dewi Damayanthi adalah seorang penggiat
Ecoprint. Ecoprint dapat diartikan sebagai teknik mencetak pada kain dengan menggunakan pewarna alami dan membuat motif dari daun secara manual yaitu dengan cara ditempel sampai timbul motif pada kain. Melalui ecoprint Dewi dapat berkreasi membuat produk yang ramah lingkungan.
Alasannya Dewi memilih cara ecoprint lantaran ditahun 2017, ia melihat ecoprint ini masih jarang sekali dan tertarik karena semua yang digunakan menggunakan bahan- bahan alami yang tidak berbahaya.
Sebelumnya, Dewi sudah mengenal pewarna alam itu melalui batik lasem karena tahun 2007 itu kebetulan dirinya berbisnis batik dari Pekalongan, Lasem, Solo, Jogja, batik – batik Nusantara.
“Tapi setelah saya melihat
ecoprint ini saya lebih tertarik dikarenakan menggunakan motif daun diatas kain, jadi bener – bener beda,” tutur Dewi kepada KABARI.
Ecoprint diambil dari kata Eco yang istilahnya ramah sedangkan print itu mencetak jadi pencetakan yang ramah lingkungan. Dari daun diambil taninnya kemudian dicetak diatas lembar kainnya dan itu yang dimaksud dengan ecoprint.
Dewi menjelaskan untuk proses pembuatannya itu ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Pertama ada securing setelah securing kita mordan baru bisa menata daun diatas lembar kain. Setelah itu kain digulung dan kukus selama 2 jam. Setelah kukusan diangkat daun –daun sudah dipisahkan, lalu kain ecoprint itu diangin – anginkan paling sedikit itu 7 hari. Setelah 7 hari baru diberikan penguncian warna atau fiksasi setelah itu baru bisa dipasarkan.
Produk yang sudah dibuat Dewi dari pengembangan dari ecoprint ini selain pashmina juga ada baju, tas, sepatu sampai ke home décor semuanya itu bisa diaplikasikan melalui kain ecoprint ini.
Untuk saat ini pemasaran produk ecoprint Dewi masih di dalam negeri. Dewi pun berharap untuk bisa mendapatkan peluang agar bisa menjangkau pasar luar negeri, karena produk ecoprint mempunyai keistimewaan yaitu menggunakan bahan pewarna alam dengan daun – daun ini sehingga tidak ada kesamaan, selain juga dibuat dengan handmade.
Untuk sistem pemasaran, Dewi rajin ikut pameran ke pameran alihalih berharap kedepannya dapat ikut pameran yang besar di luar negeri. Pasalnya, Dewi punya angan-angan produk ecoprint dapat dikenal luas sampai ke mancanegara.
“Untuk mereka yang sudah membuat ecoprint bisa menampilkan karya – karya mereka di luar negeri dengan membawa identitas daun –daun yang ditanam di Indonesia,” pungkasnya.
Gitar yang diproduksi
Luna Guitarworks bisa dibilang bukan gitar sembarangan. Pasalnya, gitar yang diproduksinya banyak diapresiasi dan digunakan oleh musisi Indonesia. Bahkan gitar hasil produksi Tatag Bintara Yudha, dari Sidoarjo, Jawa Timur, ini berhasil tembus pasar Amerika.
Ya! 70 persen produknya dibeli oleh buyer dari luar negeri termasuk Amerika. Tidak hanya sampai AS saja, melainkan juga London, Kanada, Turki, hingga Jepang. Musisi luar negeri termasuk Jon Bodan dan gitaris Beyonce pun turut menggunakan produk buatan Tatag.
Atas keberhasilannya, pemerintah melalui Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno pun mengapresiasi Tatag lantaran dianggap sebagai pelaku UMKM yang turut mempromosikan gitar buatan Indonesia ke dunia internasional.
Menurut Sandiaga, ini menjadi bukti bahwa produk-produk asli Indonesia memiliki kualitas yang dapat bersaing di dunia internasional.
“Saya memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada Luna Guitarworks yang sudah mempromosikan butik gitar asli Indonesia ke dunia internasional lewat keunikan desain gitar yang dibuat,” kata Sandiaga suatu waktu.
Kepada KABARI, Tatag mengatakan Luna Guitarworks didirikannya pada tahun 2016. Alasannya, karena didorong oleh keresahan Tatag tentang produk alat musik terutama gitar yang tidak diproduksi oleh perajin lokal. Berangkat dari keprihatinan, Tatag
memilih untuk mengawali bisnis membuat gitar.
Tatag ingin menyuarakan bahwa produk anak bangsa adalah yang terbaik dan sudah ada marketnya di luar negeri. “Indonesia tidak kekurangan sumber daya, kita punya bargaining sebagai produk anak bangsa,” tuturnya.
Belajar cara membuat gitar secara otodidak. Gitar dari Luna Luna Guitarworks diproduksi secara spesial. Diproduksi custom, Tatag dibantu oleh tim akan membuat gitar sesuai pesanan. Dibuat secara hand made, Luna Guitarworks mengedepankan kualitas yang mumpuni dan menggunakan kayu dengan kualitas tinggi.
“Kita mengedepankan nilai lebih dari sebuah produk. Gitar Luna dibuat dengan presisi dann akurasi yang tepat. Oleh karena itu, untuk proses pengerjaannya pun tidak mudah. Bahkan bisa membutuhkan waktu lama sekitar beberapa bulan,” kata Tatag.
Meskipun gitar ciptaan Tatag dibuat dengan handmade, namun kualitas nomor satu tetap diutamakan. Terutama dari segi desain hingga bunyi suara gitar tersebut. Akan halnya dengan range harga dari Luna Guitarworks bisa berbeda-beda tergantung dari beberapa hal, misalnya faktor kerumitan dan lainnya.
Tatag mengharapkan bagi sesama pelaku produsen gitar lokal
dapat bersinergi dan kolaborasi. Dan apa yang dilakoninya melalui Luna Guitarworks menjadi semacam trigger bagi pelaku UMKM lain dan anak muda untuk terus berkarya memajukan ekonomi kreatif di Indonesia. Tatag juga berharap usahanya dapat berkembang ke level fabrikasi yang dapat memberi lapangan kerja bagi banyak orang.
Siapa yang suka kangen masakan rumah pas lagi diperantauan?
Pawon Om Wil solusinya. Karena diolah higienis dan modern, Pawon Om Wil bisa tahan hinga 1 tahun walau gak masuk kulkas. Jadi lebih mudah dibawa kemana-mana, lebih mudah disimpan dan lebih cepat disajikan. Cocok banget dinikmati kalau kamu lagi rindu masakan Nusantara.
Untuk Distributor silakan kontak Vonny di Kabari 4155332696
Digital Magazine
Digital Magazine with Video E-News Email
Written Articles in KabariNews.com
Copy & Paste from other Medias
Number of Videos (YouTube)
Number of Video Viewers (YouTube)
Number of Video Subscribers (YouTube) Webinar
Livestream Social Media
Facebook Subscribers: Ikut Kabari Amerika
KabariNews.com in Ranking.com KabariNews.com in Alexa.com
Pasangan suami istri, Angger Trah Saloko dan Zul Farahmawati, membuat motif batik yang lain dari pada yang lain. Mereka berdua membuat batik cap dengan motif yang berasal dari lagu dolanan anak-anak khas Jawa tengah.
Bukan tanpa alasan mereka membuat motif batik ini. Zul kepada KABARI mengatakan alasan memilih lagu dolanan sebagai motif batiknya karena lagu dolanan anak tradisional semakin minim didengar dan diketahui oleh masyarakat umum. Selain juga mereka melihat peluang bisnis dari semakin ketatnya persaingan busana batik di Jawa Tengah.
“Visa cotton batik ini sudah mulai dari tahun 2015. Awalnya bukan jualan baju, justru bantal bayi, perlengkapan traveling bayi, dan lainnya yang menggunakan batik cap. Kemudian kita merasa di Solo ini semakin banyak usaha batik. Jika kita gunakan motif yang ada di pasaran, bisnis akan stuck. Solo sudah ramai. Kita ingin variasikan motif jatuhnya hampir mirip dengan yang ada di market. Jika tidak ada yang unik dan beda bakalan akan susah,” tuturnya.
Di tahun 2019 akhirnya mereka memutuskan akan membawa sesuatu yang lokal dalam kain batiknya. Sejurus dengan keputusannya itu, lagu-lagu anak sangat jarang. Lagu anak-anak
sudah minim terdengar apalagi lagu anak daerah. Maka dipilihlah lagu anak tradisional sebagai motif untuk batik Visa Cotton.
Zul bercerita motif pertama yang dibuatnya adalah motif dari lagu Bebek Adus Kali. Lagu sederhana hanya empat baris dengan lirik yang tidak sama jika mencarinya di google. Lagu sederhana namun memiliki makna dan nilai filosofi, sama dengan lagu anak-anak tradsional lainnya.
Dengan tetap menggunakan batik cap, mereka komitmen mengangkat lagu anak daerah sambil mengedukasi. “Kita tidak hanya
menjual barang saja, melainkan ikut mengedukasi lagu-lagu anak daerah. Sambil dagang ingin mengedukasi. Kita visualisasikan lirik dari dari lagu anak itu dalam busana batik,” tuturnya.
Lirik lagu dituangkan dalam gambar, contohnya lagu Bebek Adus Kali, disitu ada beberapa benda yang dapat divisulisika, bebek diaplikasikan dalam bentuk yang sederhana di batik, ada kali disitu divisualisasikan dengan air, dan lainnya.
Zul menjelaskan sebelum diaplikasikan, mereka mendesainnya dengan sketsa manual. Dari sketsa manual itu kemudian diberikan ke pengrajin, lalu dibuatkan cap-nya, seterusnya cap itu yang nantinya menjadi modal produksi ke kain batik.
Dengan motif lagu anak daerah, perkembangan bisnis Visa cotton batik lebih cepat dikenal orang. Bahkan Zul bercerita di awal-awal menggunakan motif itu orang lebih mengenal motifnya dibanding nama brandnya. Tapi bagi mereka berdua, hal itu bukanlah masalah.
Alhasil mereka dapat bersaing dengan perajin-perajin batik lama
yang memakai tema yang sudah ada. Karena tidak hanya lewat baju batik saja motif-motif dituangkan. Tapi juga dalam rok lilit, celana lilit, sarung, blouse, kemeja, otter, topi, tas lipat, ikat perut hingga blangkon. Visa cotton batik menjual produknya mulai dari harga Rp. 200- 400 ribu yang dipasarkan secara offline dan online.
Ke depannya Visa Cotton batik berencana ingin menambah motif-motif lagu-lagu anak di baju batik. “Lagu- lagu di Jawa ini sudah banyak banget tetapi tidak menutup kemungkinan juga kita ke depannya akan mengadopsi lagu-lagu dari daerah lainnya,” pungkasnya.
Berawal dari suka kumpul bersama keluarga tercinta dan makan-makan, tercetuslah ide mendirikan usaha restoran bernama Dapur Mama Lina (DML). Restoran yang menyediakan makanan khas Manado otentik bercita rasa tinggi sekaligus ramah di kantong.
“Idenya kurang lebih seperti itu, jadi selama ini di keluarga kita memang suka mengadakan makan bersama saat acara keluarga sehingga kami terinspirasi untuk mendirikan restoran dimana bisa berkumpul. Begitu juga dengan pengunjung disini bersama keluarganya dapat menikmati makanan enak dalam suasana yang menyenangkan yang bersih dan nyaman,” kata Alya, Manager Dapur Mama Lina
Dapur Mama Lina sendiri sudah beroperasi dari tahun 2021 di Jalan WR. Supratman, Tangerang Selatan. Restoran ini menyediakan makanan – makanan khas Manado beragam makanan seperti Ayam Woku, Rahang Tuna, maupun Kue – Kue Manado seperti Balapis,
Panada, dan masih banyak varian yang lainnya. Makanan di restoran Dapur Mama Lina semuanya halal dengan harga yang sangat terjangkau, jadi pelanggan dapat menikmati beragam makanan khas Manado dengan harga yang ramah di kantong dan juga dengan rasa yang enak karena masakan Dapur Mama Lina di olah oleh Chef yang biasa memasak masakan Manado. Adapun makanan yang paling laris di DML, kata Alya, adalah Ayam Woku dan Rahang Tuna, “Banyak sekali orang – orang yang berkunjung karena mereka menyukai makanan pedas, dan saya sangat menyarankan pengunjung untuk menyantap Ayam Woku karena bumbunya khas Manado dan susah ditemukan di tempat lainnya, juga Rahang Tuna dimana itu adalah menu yang sangat unik dan jarang ditemukan sehingga kami menyediakannya untuk pengunjung kami untuk bisa mencoba Rahang Tuna,”tambahnya.
Nah, perihal konsep dari Dapur Mama Lina, Alya menjelakan tidak ada konsep yang spesifik namun pihaknya ingin membuat rumah makan yang nyaman bagi pengunjung – pengunjung. Salah satunya dengan menggunakan banyak aksen – aksen kayu, warna –warna yang lembut untuk membuat suasana yang jadi nyaman bagi pengunjung bersama dengan keluarganya menikmati makanan dari Dapur Mama Lina.
Ke depannya, Dapur Mama Lina sudah mempertimbangkan akan membuka cabang di daerah Jakarta selatan, karena menurut Alya disana wilayah itu ada permintaan yang tinggi untuk masakan khas Manado terutama yang terjangaku.
Sementara di menunya, rencana Dapur Mama Lina akan ada penambahan menu khas Manado yang sering tidak ditemukan di restoran – restoran Manado lainnya, karena masih ada banyak kuliner khas Manado yang belum disediakan.
“Kami bisa menyediakan lebih banyak lagi variasi masakan Manado yang halal untuk pengunjung kami sehingga mereka bisa mencoba makanan – makanan yang bervariasi di Dapur Mama Lina,” pungkasnya.
Anda pernah menggunakan produk ecoprint?
Selendang, baju atau pun tas?
Nah, mari kita kenal lebih jauh, apa itu ecoprint?
Ecoprint dapat diartikan sebagai teknik mencetak pada kain dengan menggunakan pewarna alami dan membuat motif dari daun secara manual yaitu dengan cara ditempel sampai timbul motif pada kain. Teknik pewarnaan yang menggunakan bahan alam sebagai bahan bakunya. Oleh karena itu, manfaat dari teknik ini adalah menghasilkan produk yang ramah lingkungan. Tidak membuat lingkungan tercemar dengan limbah yang dikeluarkan dari pabrik tekstil. Sehingga lingkungan tetap bersih dan lestari. Selain itu, produk yang dihasilkan menghindarkan pengrajin dan konsumen dari gangguan kesehatan yang mungkin bisa didapat dari pewarna buatan.
Dengan semakin maraknya kampanye ‘back to nature’ atau kembali ke alam, produk-produk alami pun semakin mendapat tempat di publik. Salah satunya adalah produk dari ecoprint
Agar ecoprint semakin dikenal, pada 13 Mei 2023 berlangsung workshop ecoprint dengan tema Green Job
with Ecoprint yang merupakan hasil kerjasama SMP Muhammadiyah 1 Jakarta dengan Praveena Ecoprint. Workshop ini digelar dalam rangka Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Workshop ini diikuti oleh 93 siswa dari kelas 7 SMP Muhammadiyah 1 Jakarta.
Workshop ini dipandu oleh Kalya Mahiya Pravina, selaku Owner dari Praveena Ecoprint dan Dewi Damayanti, pembina Praveena Ecoprint sekaligus Ketua Asosiasi Eco-Printer Indonesia (AEPI) wilayah DKI Jakarta.
Kegiatan workshop berlangsung dari pukul 08.00 hingga 11.30 WIB. Siswa-siswi kelas 7 pun antusias mengikuti berbagai tahapan proses pembuatan sehingga menghasilkan kain ecoprint berbagai warna dengan motif yang bagus.
Pasca workshop, saya memiliki kesempatan berbincang dengan Kalya Mahiya Pravina. Menurut Kalya, ia sangat senang memiliki kesempatan berbagi ilmu dengan teman-teman di SMP Muhammadiyah 1 Jakarta.
Kalya yang merupakan siswa kelas 8 dari SMP Al Izhar Pondok Labu, Jakarta mengaku ada kendala yang dialami dalam berbagi ilmu tentang ecoprint. “Kendalanya menumbuhkan fokus dan minat audiens yang berbeda beda. Karena ini merupakan hal baru bagi teman teman di sini,” tukas gadis berusia 13 tahun ini.
Dengan digelarnya workshop ini, harapan Kalya agar ecoprint semakin dikenal terutama generasi muda sebagai wujud kreativitas seni dan cinta pada bumi.
Sementara Dewi Damayanti mengaku sangat senang bisa mengajarkan teknik pembuatan ecoprint kepada siswa-siswa kelas 7 SMP Muhammadiyah 1 Jakarta.
Dewi pun berharap melalui kegiatan worksop ini semakin banyak generasi muda Indonesia yang menyukai ecoprint. “Aku berharap gak hanya suka tapi mau mengembangkan produk ecoprint bersama-sama. Semakin banyak pelaku, maka ecoprint akan semakin dikenal,” tutur Dewi.
Tak hanya pihak Praveena
Ecoprint yang antusias dengan kegiatan ini. Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 1 Jakarta, Muamar Khadafi S.S menjelaskan workshop yang dilakukan ini merupakan bagian dari Kurikulum Sekolah Merdeka. “Jadi sejak tahun ini, sekolah-sekolah di DKI Jakarta sudah menerapkan Kurikulum Sekolah Merdeka. Dalam kurikulum ini mewajibkan siswa untuk menggelar project. Project yang kami pilih adalah workshop ecoprint,” jelas Muamar. Workshop tentang ecoprint dipilih SMP Muhammadiyah 1 Jakarta, karena produk ecoprint memiliki keunggulan ramah lingkungan, alat produksi mudah didapatkan dan memiliki limbah yang tidak merusakan lingkungan. Lalu apa alasan SMP Muhammadiyah 1 Jakarta memilih dengan Praveena Ecoprint dalam menggelar workshop ini?. “Ada beberapa alasan. Pertama, lokasi sekolah dengan tempat Praveena Ecoprint yang berdekatan. Namun, yang paling penting, karena kami melihat owner Praveena Ecoprint
yang masih muda tapi hidupnya sangat inspiratif. Jika inspirasi itu datang dari teman seumuran, kami berharap anak-anak yang belajar ecoprint ini akan lebih mudah menerimanya,” pungkas Muamar.
Sekadar informasi, Kalya dikenal sebagai siswa berprestasi. Kalya pernah menjadi Juara Olimpiade Matematika, Olimpiade Bahasa Inggris hingga belasan tarian tradisional Indonesia dikuasainya.
Kiprah Kalya memang istimewa dalam prestasi akademik juga tarian dan kini menjadi pengajar untuk workshop ecoprint, mengingatkan saya tentang kutipan menarik dari Bapak Pendidikan Indonesia. “Ing ngarsa sung tulada, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani” (Di depan, seorang Pendidik harus memberi teladan yang baik, di tengah atau di antara Murid guru harus menciptakan prakarsa dan ide, dari belakang seorang guru harus memberikan dorongan dan arahan).Ki Hajar Dewantara.
Terus menginspirasi Kalya!
Interaktif Majalah Digital Kabari Edisi 188
klik https://joom.ag/PK8d Langganan daftar di KabariGratis.com
Edisi bulan ini:
• Ingin Semakin Banyak Generasi Muda yang Melestarikan Tarian Indonesia
• Ensiklomusika Rose Mystica Dari Jakarta Sampai Pulau Dewata
• Cara Susan dan Nisa Percantik Mata Wanita
• PB Pondok Kopi Siap Ukir Prestasi
• Kisah Sukses Sabrina dan Sarah Soewatdy yang Lulusan AS di Industri Properti Teknologi
• Antara Muda, Mega Mendung dan Panggung Fashion Dunia
• Sustainable Fashion Allegra Jane
• Sentuhan Baru Batik Pesisiran ala Kara Tungga
• Priscilla Yong yang Selalu Stylist
• KAHLA Tempe Crispy, Sukses Dari Sukabumi ke Mancanegara
Untuk menonton video klik KabariNews.com/67108