













DI KABARI MEDIA?
• Majalah Kabari Digital
• Majalah Hidup Sehat
• Majalah Tur Dunia
• Majalah Extra Uang
Disebarkan ke
Lebih dari 27,000 Emails
Hubungi:
Lebih dari 25 juta Kabari YouTube Video Viewers
San Francisco : (415) 213-7323
Los Angeles : (562) 383-2100
Jakarta : (021) 4288-6112
Email: sales@kabarinews.com
Sailor Woman Ika Permatasari-Olsen
Kartika Wang, Antara lagu Indonesia dan Mandarin
Casa Creativa Pro Tawarkan Solusi Bagi Pelaku UMKM Fashion
Nasionalisme Gilang di Merah Putih Catering
De Chantique Akan Tampilkan Koleksi Terbaiknya di NYIFW 2023
Cerita Mutiara Craft yang Peduli Lingkungan
Kriuknya Kerupuk Ikan Tengiri King Naya
De Chantique dan Gaun Muslimah yang Berkelas
Lapak Cindo Hadirkan Kuliner Khas Sumatera Selatan
Yessi Calissa, Lulusan UCLA Sukses Bisnis Rempeyek
Puji Syukur atas segala rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kepada kami waktu dan kesempatan untuk tetap terus berkarya memberikan beragam informasi yang dikemas sebagai Jembatan Informasi Indonesia – Amerika.
Majalah Kabari edisi kali ini menghadirkan beragam informasi serta artikel menarik buat para pembaca Kabari yang budiman.
Ika Permatasari-Olsen bukanlah Bartolomeus Dias, Suku Bajo atau pun Kevin Costner dalam film Water World. Dia hanya wanita Indonesia yang ada di zaman modern dimana mungkin sedikit saja yang memilih untuk melangsungkan hidup secara nomaden di atas sebuah Yacth. Simak kisah selengkapnya hanya di cover story.
Selain itu, Majalah Kabari edisi kali ini juga menghadirkan beragam informasi yang dikemas sebagai kisah menarik lainnya, seperti : De Chantique Akan Tampilkan Koleksi Terbaiknya di NYIFW 2023, Kartika Wang, Antara lagu Indonesia dan Mandarin, Nasionalisme Gilang di Merah Putih Catering.
Dan masih banyak lagi artikel lainnya yang tak kalah menarik diantaranya : Kriuknya Kerupuk Ikan Tengiri King Naya, Lapak Cindo Hadirkan Kuliner Khas Sumatera Selatan, Yessi Calissa, Lulusan UCLA Sukses Bisnis Rempeyek. Simak selengkapnya hanya di Majalah Kabari Edisi 135
Kabari merupakan majalah bulanan berbahasa Indonesia yang diterbitkan oleh PT. Cempaka International dan didistribusikan secara gratis di seluruh wilayah Amerika Serikat.
Kantor Cabang Jakarta Cempaka Putih Timur V No.15 Jakarta, Indonesia 10510 Tel: (021) 428-86112
Email redaksi: redaksi@kabarinews.com | Iklan : sales@kabarinews.com
PENERBIT
JOHN OEI
KOMISARIS INDONESIA
OLINA HIMAYANTI
DEWAN PENASIHAT
LISA TUNGKA
DIREKTUR UTAMA AMERIKA
INDRIATI (VONNY) OEI
DIREKTUR UTAMA INDONESIA
ANITA SETIAWARDI
PENULIS
ASBAN NATAWIJAYA
PENATA ARTISTIK Yanti bi
VIDEO
FANIE EKASYAH
KONTRIBUTOR
STANLEY CHANDRA
RIANA K LIPTAK
HARRY PRASETYO
ADMINISTRASI
DEWI LIEM
IKLAN DAN PEMASARAN
WEINA TANUWIJAYA
SIRKULASI
PETER ZHAN
Ika Permatasari-Olsen bukanlah Bartolomeus Dias, Suku Bajo atau pun Kevin Costner dalam film Water World. Dia hanya wanita Indonesia yang ada di zaman modern dimana mungkin sedikit saja yang memilih untuk melangsungkan hidup secara nomaden di atas sebuah Yacth.
Dari twitter hingga Instagram, Ika tak jarang membagikan momen cantiknya saat berada di laut. Rasanya kurang lengkap jika hanya melihat tanpa berbicara langsung dengan wanita asal Surabaya ini. Kami pun berbincang dengan Ika beberapa waktu lalu. Tidak bertatap muka langsung dan hanya melalui surel yang berisi deretan pertanyaan untuk menggali informasi soal dirinya sebagai sailor woman. Berikut petikannya.
Bisa diceritakan awalnya memilih untuk hidup di atas kapal Yatch?
Awalnya saya hanya ikutan sailing meskipun hari pertama sudah mau menyerah. Hari pertama sailing kami pergi ke Mallorca dari Barcelona, perjalanan memakan waktu sekitar 30 jam. 6 jam pertama masih cerah, menjelang sore hari cuaca semakin buruk sampai kami tiba di Mallorca.
Selama perjalanan saya kena seasick dan tidak bisa recover sampai kami tiba di Mallorca. Seketika itu saya minta balik ke Barcelona namun suami bilang tunggu 1-2 hari karena cuaca semakin membaik. Hari berikutnya cuaca sudah sangat baik, matahari cerah, angin pun tidak begitu kuat. Mulai saat itu saya mulai bisa menikmati sailing. Titik baliknya adalah ketika saya mulai bisa WFA, saya pikir toh semua bisa dikerjakan online, dan kalaupun ada
kerjaan yang mengharuskan saya pergi, saya bisa terbang dengan mudah.
Bagaimana dengan pekerjaan Anda sementara sendiri tinggal diatas kapal dan nomaden sifatnya?
Tahun 2019 perusahaan saya mengadakan trial test untuk WFA dengan konsekuensi mendapatkan gaji hanya 80%. Saya pun ikut trial test untuk WFA. Tahun 2020, pada waktu pandemi, kami diharuskan WFH. Sampai saat ini saya bekerja dari mana saja. Selain bekerja, kami memiliki beberapa bisnis yang sudah auto pilot. Meski begitu kami masih terbang untuk keperluan bisnis maupun pekerjaan.
Bagaimana pandangan Anda terhadap laut dalam hidup yang dijalani sekarang?
Sebenarnya saya tidak begitu memikirkan apa dan bagaimana diawal saya hidup di kapal. Saya hanya ingin menjalani hidup saya, live my life to the fullest. Semakin kesini saya semakin sadar bahwa sebenarnya laut dan alam bisa menghidupi kami.
Di kapal kami, tersedia solar panel dan wind generator yang terusterusan bisa mengisi batere kapal, ada pula diesel genset yang siap support jika kami membutuhkan tenaga lebih. Kemudian ada watermaker yang bisa produksi air tawar siap minum dari air laut (reverse osmosis sistem).
Kami sudah satu bulan lebih tidak masuk marina / pelabuhan meskipun cuaca buruk silih berganti, karena selalu ada teluk yang terlindungi dari cuaca buruk. Kami juga sering mancing untuk kebutuhan protein. Saat ini kami sedang explore kemungkinan untuk
bertanam di kapal yang sekiranya cukup untuk konsumsi sehari-hari.
Laut adalah alam yang tak menentu dan badai pasti terjadi. Bagaimana mempersiapkan diri menghadapi ini?
Ada perkataan yang sampai sekarang saya pegang, ada garis tipis antara berani dan bertindak bodoh. Laut mengajarkan kami untuk selalu humble dan tidak jumawa dengan kapal maupun equipment yang kami miliki. Ada saatnya memang tidak bisa berlayar, lebih baik berhenti, dan berlindung. Saat-saat seperti itu kami jadikan renungan bahwa kami bersyukur masih bisa berlindung meskipun terkadang kami harus standby sampai badai berlalu. Pada saat sailing dan bertemu badai, ya mau tidak mau harus dihadapi. Bukan sombong, tapi saya percaya dengan diri saya, partner hidup saya, dan kapal saya. Itulah yang mengatasi rasa takut saya. Dan bukankah calm ocean will not make a good sailor?
Adakah pengalaman yang berkesan terkait badai yang pernah dihadapi selama ini? Atau hal-hal aneh yang pernah terjadi selama di atas kapal? Sejauh ini badai yang paling berkesan ketika kami menuju Norwegia dari Spanyol. Komponen di kapal kami rusak di tengah Bay of Biscay, yang memang terkenal cuacanya tidak pernah baik. Pompa hidrolik setir kami rusak mengakibatkan kami harus setir kapar secara langsung ke rudder (kemudi).
Dengan ombak, arus, dan angin yang kuat, saya tidak bisa mengemudikan. Saya hampir terlempar ketika ada ombak menghantam bagian kemudi. Partner
saya kemudian mengambil alih dan saya melakukan navigasi juga bersiap jika dibutuhkan mayday. Perjalanan saat itu masih 150NM ke Perancis (total jarak 350 NM).
Pada saat kami kehilangan kendali pada kapal, kami terkena ombak yang mengakibatkan kapal terombangambing ke segala arah. Semua barang di dalam kapal jatuh dan pecah. Area dapur terkena dampak yang lumayan, kamipun tidak bisa makan dan minum selama 2 hari. Kondisi kami yang terjaga 48 jam nonstop, tidak bisa makan minum, tenaga terkuras membuat kami mulai berhalusinasi. Untungnya saat itu kami disadarkan dengan panggilan di VHF oleh coastguard Perancis. Besar kemungkinan mereka tidak expect kapal berlayar mengingat tingginya frekuensi badai.
Untuk konsumsi selama melaut seperti apa?
Karena kami berlayar di pesisir, tidak ada masalah untuk perihal makanan. Kami selalu stok makanan selama 10 hari termasuk sayuran, snack, dan lauk-pauk. Kami pernah hampir kehabisan bekal sewaktu mengejar waktu ke Amsterdam dari Brest, Perancis. Setelah kami
kena badai, banyak kerusakan di kapal kami. Kami memperbaiki komponen yang penting dulu yaitu pompa hidrolik untuk setir kapal. Setelah itu kami mencari shipyard yang bisa memperbaiki kapal kami. Namuk seluruh shipyard di Perancis tutup karena akan ada lockdown pandemi. Pada saat itu kami segera meninggalkan Perancis. Sewaktu kami meninggalkan Perancis, kami masih belum tahu antara berhenti di tempat lain atau lanjut sampai ke Norwegia.
Di tengah-tengah English Channel, tengah malam, coastguard melakukan pengumuman ke all ships bahwa Perancis tutup border (hari pertama Eropa lockdown covid) dan foreign yacht tidak diperbolehkan masuk. Semenjak meninggalkan Brest, kami tidak mengisi diesel mengingat kami harus cepat-cepat keluar. Satu tangki diesel habis ketika kami di luar Dieppe, Perancis. Stok makanan juga menipis karena kami tidak sempat belanja, kami juga tidak mengira bahwa Perancis akan ada total lockdown.
Lalu kami disarankan pergi ke Inggris, kami pun set course ke Dover namun coastguard Inggris tidak
mengijinkan karena saya tidak punya visa Inggris. Hari berikutnya ada pengumuman lagi dari coastguard hanya kapal yang declare emergency boleh masuk. Kamipun declare Pan Pan Pan, namun coastguard tidak melihat kami sedang ada emergency. Akhirnya saya declare Mayday dengan keadaan darurat diesel kami tidak cukup untuk lanjut ke home port kami dan makanan kami menipis. Kami diijinkan masuk di Dunkirk tapi hanya untuk isi diesel, tidak bisa ke supermarket. Kami berpikir bahwa kami bisa melewati badai tanpa makan dan minum, perjalanan ke Amsterdam hanya dua hari pasti bisa dilakukan dan kami bisa makan seadanya. Waktu itu kami tidak bisa mancing karena termasuk area yang dilarang untuk mancing juga kami fokus mengejar masuk Belanda sebelum tutup.
Sejauh ini apa yang diajarkan oleh laut terhadap Anda?
Bahwa laut bisa memberi penghidupan, pelajaran, dan merusak jika kita tidak menghargai laut. Bahwa kamipun harus menghargai alam sekitar kita dan segala isinya. Be wise and no need to challenge the nature.
Sudah berlayar ke wilayah mana saja selama ini?
Sepanjang 2018 sampai saat ini, kami sudah berlayar dari Yunani sampai bagian utara Norwegia (North Cape, 70°N) dengan total lebih dari 11.000NM.
Rencana ke depan atau yang ingin Anda lakukan dalam mengarungi lautan?
Kami masih ingin berlayar ke area utara (80°N) lalu melihat Greenland. Setelah itu kami ingin membantu mengembangkan dan melestarikan kembali budaya sailing di Indonesia (saat ini saya aktif di organisasi Ayo Berlayar Indonesia). Agar lagu nenek moyang kami seorang pelaut tidak berhenti di lagu.
Sepanjang karir profesionalnya sebagai penyanyi, Kartika Wang telah merilis dua album. Satu album “ Jatuh Cinta” di tahun 2019 dan mini album terbarunya bertajuk “Satu Sepuluh”. Lewat album terakhirnya ini Kartika menunjukkan totalitasnya sebagai penyanyi dan pencipta lagu berbakat dalam blantika musik tanah air.
Yup! publik biasa mengenal Kartika sebagai penyanyi bahasa mandarin. Namun Jika ditarik garis mundur, pertama kali memulai karir bernyanyi Kartika justru memulainya dengan lagu-lagu bahasa Indonesia.
Kartika bercerita saat berusia lima tahun, guru TKnya menemukan bakat menyanyi. Lantas Kartika pun diikutkan lomba menyanyi. Di umur 9 tahun, ia mulai berkarir menjadi penyanyi anak-anak. Seiring waktu, Kartika banyak pentas di banyak acara dari gathering sampai ke wedding. Singkat cerita, saat pentas di acara pernikahan ada permintaan untuk menyanyikan lagu mandarin, ia pun menyanggupinya.
Di tahun 2008, Kartika ikut ajang kompetisi menyanyi bertajuk Cheng Sing Mandarin Singing Competition 2008 di Indosiar. Di ajang ini, ia berhasil menang jadi juara 1 dan favorite. Namanya pun meroket ketika dia keluar sebagai pemenang di kompetisi menyanyi tersebut.
Kartika saat itu tidak bisa bicara bahasa mandarin dan hanya sebatas hafalan saja. Kemudian di tahun 2012, barulah mengambil kuliah jurusan bahasa mandarin dan bisa bahasa mandarin. Tahun 2016, Kartika dikontrak di Universal Music sebagai penyanyi mandarin. Label penyanyi mandarin pun tersematkan kepadanya.
Di bawah naungan label musik besar Tanah Air itu, Kartika Wang merilis album pertama berjudul “Jatuh Cinta”. Ada sembilan lagu yang terdapat di album “Jatuh Cinta” ini. Empat lagu Indonesia dan lima lagu Mandarin. Lagu-lagu yang berbahasa Indonesia di albumnya ini lagu popular dan pernah dibawakan oleh musisi ternama Tanah Air.
Dua buah lagu Indonesia di album “Jatuh Cinta”, yaitu lagu Aku Pasti Kembali ciptaan Maia Estianty yang populer dibawakan oleh grup vokal Pasto. Satu lagi adalah lagu berjudul Mencintaimu ciptaan Bebi Romeo. Lagu ini juga pernah menjadi hits di tahun 2000 kala dibawakan oleh salah satu diva Indonesia, Krisdayanti.
Di tahun 2021, Kartika secara independen merilis karya barunya. Karya musik persembahannya ini disebut berbeda dari karya-karya pada album sebelumnya. Lagu yang dinyanyikannya kali ini adalah sebuah karya yang ditulis dan diaransemen oleh musikus muda berbakat asal Taiwan bernama Hsieh Tung Liang. Proses rekamannya pun dilakukan di Indonesia dan di Taipei, Taiwan. Lagu bernuansa pop balada berjudul “Sepatu Putih” ini juga melibatkan Sage Audio di Nashville, Tennesse, Amerika Serikat untuk proses mastering.
Album Satu Sepuluh
Ada banyak perbedaan di album teranyar Kartika Wang, dibanding album lainnya. Di album yang dirilis tahun 2019, ada lagu berbahasa Mandarin. Di album terbarunya, semua lagu menggunakan bahasa Indonesia, diciptakan sendiri dan diproduksi secara independen olehnya. Kartika terlibat dalam seluruh proses kreatif. Album yang berisi lima lagu ini pun menjadi karya orisinasilitasnya yang berbeda.
“Saya lebih nyaman menulis lirik dalam bahasa Indonesia jadi terciptalah album bahasa Indonesia. Saya suka menulis dan dari lirik itu dijadikan lagu. Album ini berbeda dengan album sebelumnya yang dirilis bersama label,” tuturnya kepada KABARI.
Kartika bercerita lagu-lagu di mini album bertajuk “Satu Sepuluh” relate dengan kehidupannya. Kenapa diberi nama Satu Sepuluh? 1-10 dalam kuesioner, 1 menunjukkan angka ketidakpuasan sementara 10 menunjukkan angka paling puas
Satu difilosofikan memberi arti sebagai angka terendah yang mana dianalogikan sebagai titik terendah
Kabarinews.com
seseorang. Makna tersebut sangat relate, mengingat setiap orang tentu pernah mengalami titik terendah dalam hidupnya. Misalnya ketika kehilangan seseorang atau terpuruk dalam perjalanan karirnya. Saat berada di titik terendah, tidak jarang seseorang mengalami kesedihan yang berkepanjangan. Kerap kali juga ia menyalahkan dirinya sendiri atau keadaan yang dialaminya.
Proses tersebut diibaratkannya sebagai pergerakan dari angka satu (titik terendah) hingga angka sepuluh (titik tertinggi). Kartika percaya, setiap orang punya harapan. Meskipun dirinya terus-menerus dihantam oleh pahitnya keadaan, jika ia tidak berhenti berharap dan berjuang, maka kelak dia akan berada di titik tertinggi.
Proses pembuatan album ini terbilang cukup memakan waktu. “Dimulai dari sekitar 2020 akhir, dalam dua tahun ini tidak langsung rekaman semuanya. Di 2020 dan 2021 rekaman 1 lagu dan di 2022 langsung tiga lagu. Tadinya mau rilis single-single saja tetapi setelah dipikir ada baiknya dirilis semuanya saja,” tutur Kartika.
Diakuinya, merilis album sendiri itu berbeda saat bersama label. Rasa tidak percaya diri kerap menghantuinya, terlebih album ini adalah karya pertamanya sendiri.
“Tapi so far semuanya bisa dikerjakan dengan baik. Harapannya album ini dapat diterima dengan baik oleh semua kalangan masyarakat dan lagu-lagu di album ini bisa dinyanyikan oleh penyanyi Indonesia,” pungkasnya.
Desainer muslim kenamaan Fia
Prasetyahadi bersama
Amanda Sotya Rusli membangun Casa Creativa Pro. Casa Creativa Pro adalah rumah produksi khusus produk fashion.
“Casa Creativa Pro ini berdiri karena memang jarang ada wadah yang memang membantu pelaku kreatif secara siklus yang lengkap dalam arti kata fashion ekosistemnya itu masih belum lengkap, jadi kita harap Casa Creativa ini bisa jadi pionir wadah yang bisa menyediakan siklus lengkap fashion ekosistem di Indonesia,” terang Amanda Sotya Rusli, Fashionpreneur.
Senada dengan Amanda, Fia Prasetyahadi, CEO dan Founder Casa Creativa Pro, mengatakan “Kami membangun perusahaan ini, karena ingin membantu pelaku UMKM khusus fashion, yang selama ini telah memiliki produk yang bagus tapi tidak punya sarana untuk
mempromosikannya. Kami ingin membantu para pelaku UMKM agar usahanya berkembang.”
Fia melihat banyak pelaku UMKM mempunyai kreativitas yang istimewa, sayangnya kreativitas itu belum dilirik dan dilihat banyak orang sehingga produk mereka tidak dikenal.
“Saya ingin mengembangkan kreativitas yang belum tersentuh ini melalui wadah Casa Creativa Pro,” jelas Fia kepada KABARI.
Fia yang telah terjun sebagai desainer dalam 1 dekade terakhir menyadari bahwa produk fashion
yang bagus, tidak diiringi dengan pemasaran yang efektif maka produk tersebut tidak akan dikenal publik.
Dengan produk mereka yang laku, maka kreativitas para pelaku UMKM akan terus meningkat.
“Saya sadar tantangan terbesar dalam bisnis fashion adalah pemasaran. Karena saya pernah merasakan fase sulitnya pemasaran, maka wadah Casa Creativa Pro sebagai solusi bagi pelaku UMKM dalam pemasaran produk mereka,” kata Fia.
Fia menambahkan, “Jadi kita disini Casa Creativa Pro hadir
membantu dari A – Z istilahnya sampai pelaku UMKM butuh panggung, kita siapkan panggungnya dengan kita mengarahkan bukan berarti memberi semuanya terus tinggal berdiri, tetapi harus mengetahui prosesnya.”
Casa Creativa Pro memiliki program-program yang ditawarkan, lebih lanjut Fia menjelaskan program pertama Casa Creativa Pro ada pelatihan – pelatihan semacam kursus dulu untuk teman – teman yang ingin memulai bisnis di dunia fashion terus Casa Creativa Pro bantu mulai dari desain atau produkdi sampai akhirnya memasarkan.
“Iya di bidang fashion manajemen yang memang jarang, udah ada ya banyak macam kursus jahit tetapi di Casa Creativa Pro lebih fokus ke fashion manajemennya,” kata Fia.
Harapan ke depan semoga pelaku kreatif bisa survive membawa bangsa ini semakin maju ke depan khususnya di bidang fashion.
Selain sibuk dengan usaha Catering Proklamasi, Gilang Wicaksono kini menahkodai usaha yang tidak jauh berbeda, yaitu Merah Putih Catering.
Gilang bertutur Merah Putih Catering adalah caranya untuk meneruskan warisan dari Proklamasi Catering dengan cara yang baik berikut dengan konsep dan nuansa yang mirip dengan Proklamasi Catering.
“Yang mendasari lahirnya katering ini adalah bagaimana saya ingin memperbesar atau memperluas bisnis kuliner saya, salah satunya dengan membuka gerai makanan dengan basic catering karena latar belakang saya itu catering, jadi ini sangat mudah untuk bisa dipakai untuk banyak orang, mempunyai tema yang cukup unik yaitu nasionalisme dan patriotisme,” kata Gilang Wicaksono, Chef & Owner Merah Putih Catering kepada KABARI.
Menu-menu yang ditawarkan Merah Putih Catering terbilang banyak. Menu yang dihadirkan menuruti keinginan pasar dengan tetap mengandalkan makanan Indonesia. “Konsepnya otentik dan mudah untuk dipesan dan pastinya mengandung unsur nasionalisme yang cukup baik,” tuturnya
Adapun menu unggulan dari Merah Putih Catering adalah variasi nasi kotak. Nasi kotak Merah Putih Catering dikatakan Gilang mungkin salah satu pelopor yang menjual nasi dengan aneka rasa, seperti Nasi Ijo, Nasi Limau, Nasi Kuning, Nasi Kecombrang dan lain sebagainya.
Nah, yang membuat beda Merah Putih Catering dengan katering lainnya, Merah Putih Catering mempunyai variasi makanan berbagai macam dan dapat dipesan melalui platform seperti Gojeg, Grab, dan yang lainnya.
“Sejauh ini perkembangan Merah Putih Catering sangat baik, kita saat ini pesanannya penuh hampir tiap harinya, jadi memang resepnya ini sudah kita konsep dengan baik . Rencananya kita ingin menambahkan berbagai macam menu lagi dan juga kita ingin membuka cabang diberbagai tempat di Jakarta,” pungkasnya.
New York Indonesia
Fashion Week (NYIFW)
yang rencananya akan diselenggarakan di New York, AS, pada Februari 2023 akan menampilkan koleksi dari De Chantique oleh Nining Santoso.
De Canthique untuk pertama kali ikut NYIFW. Nining pun merasa bangga dan bahagia dapat mengikuti event ini. De Chantique sangat bersyukur karena berhasil mengikuti event yang bergengsi ini
Nining pun mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang.
“Persiapan tentunya sangat execited banget, kita bersemangat, saya dan tim bersemangat sekali mengikuti event ini jadi kita sangat execited sehingga kita ingin menampilkan secara sempurna sesuai dengan DNA-nya De Chantique,” tuturnya.
De Chantique akan menampilkan enam koleksi pilihan yang bertema. Dechantique akan membawakan salah satu kain wastra nusantara Indonesia yang berasal dari Ternate.
“Di NYIFW kita akan bawakan, kita akan pasarkan, dan bawakan kain wastra tersebut ke dalam fashion shownya De Chantique tentunya khas Ternate dengan burung Goheba,” kata Nining
Nining punya harapan De Chantique semakin dikenal di dunia internasional.
“Semakin banyak orang lagi yang mengenal tentang produk –produk De Canthique sehingga kami bisa membawakan koleksi –koleksi terbaru kami dan kami bisa go Internasional di Amerika dan sekitarnya,”pungkasnya.
New York Indonesia Fashion Week (NYIFW) diproduksi oleh diaspora Indonesia di Kota New York, Amerika Serikat, Vanny Tousignant. Vanny kali ini menggandeng Indonesia Fashion and Art Festival (IFAF) yang dipimpin oleh Lina Marlina, istri wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum.
New York Indonesia Fashion Week dan Indonesia Fashion and Art Festival bergandengan tangan untuk membawakan 20 brand hasil produksi UMKM Indonesia.
Acara kali ini berlangsung selama 3 hari, yaitu pada tanggal 10 February, acara mini exhibition, tanggal 11 February acara fashion show di Pier 36 , New York City, dan pada tanggal 13 Februari di Wilmington, Delaware. Acara yang terakhir ini sekaligus pembukaan gallery untuk fashion designer yang berpartisipasi di dalam acara New York Indonesia Fashion Week tahun ini.
Yup! Lilis mengatakan
Mutiara Craft berkonsentrasi kepada hal -hal yang tidak bernilai, seperti sampah. Sampah yang didaur ulang dan dibuat menjadi barang yang bernilai, seperti produk tas, aneka tas kaki, perca batik, perca cussion dan perca tenun, serta yang lainnya. Kemudian botol -botol bekas didaur ulang menjadi kalung, bros dan gelang atau dari perca – perca batik dibuatkan aneka pouch, kalung dan lainnya.
“Saya mungkin orang yang paling konsen dengan zero waste, saya senang sekali mengefisienkan semua bahan jangan sampai ada yang terbuang. Misalkan seperti botol bisa diubah menjadi gelang, kalung. Sampah dari kaleng kita ubah menjadi ornamen – ornamen yang lain, jadi lebih bagus,” katanya kepada KABARI.
Lilis bercerita Mutiara Craft dirikan pada tahun 2016 saat dirinya bergabung di salah satu organisasi yaitu IPEMI (Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia).
Lilis bergabung di tingkat kecamatan dan ia menjadi ketua UKMnya, yang diberi tugas untuk memberikan pelatihan keterampilan.
“Kita ajarkan skillnya baik itu kuliner, craft maupun fashion, kita bina sampai bisa sehingga dia sampai bisa menjadi mandiri dengan ketrampilannya,” tutur Lilis
Berhubung Lilis adalah Ketua UKM jadi ia bekerja lansung terjun ke masyarakat. Ibu – Ibu semua dikumpulkan karena ini menjadi tugasnya, jadi setiap minggu Lilis kumpulkan Ibu – Ibu datang ke workshopnya untuk belajar craft, fashion dan kuliner.
“Alhamdulillah dari beberapa Ibu – Ibu yang pada belajar semua menghasilkan, jadi saya sekarang ini bertugas membantu menjualkan.
Melalui Mutiara Craft, Lilis Suryani menyulap barangbarang yang tidak berguna menjadi sesuatu yang bernilai. Lilis peduli dengan zero waste dan senang mengefisienkan semua barang alih-alih jangan sampai ada yang terbuang.
Beberapa produk dari Ibu – Ibu, beberapa produk juga dari hasil karya saya sendiri,” imbuh Lilis.
Lilis tekankan dalam setiap pembuatan itu adalah kualitas. Kualitas itu nomor satu karena setiap kualitas itu akan menghasilkan kepercayaan, begitu sudah percaya InsyaAllah nanti rezekinya mengikuti.
“Jadi buatlah produk yang paling bagus dan buatlah produk yang inovatif dan unik yang berbeda dengan yang lain,” tuturnya.
Lilis ingin semua perempuan Indonesia bisa mandiri secara ekonomi dan dapat menopang ekonomi keluarga. Selain itu juga, ia berharap semua perempuan peduli dengan lingkungan, peduli dengan sampah dan semua perempuan Indonesia dapat sukses.
Makanan yang satu ini bisa dibilang makanan dimana mulut orang Indonesia sangat familiar dengannya. Yup! Kerupuk, kerupuk yang biasa kriuk dimakan sebagai pelengkap menu tambahan ini memiliki jenisnya yang beraneka rasa. Mulai dari Kerupuk bawang, Kerupuk kulit, Kerupuk gendar, sampai Kerupuk Ikan Tenggiri.
Bicara soal Kerupuk Ikan Tenggiri, ada satu wilayah di Indonesia yang identic dengannya yaitu Cilacap. Kabupaten ini merupakan daerah penghasil ikan terbesar di Provinsi Jawa Tengah. Banyak unit usaha di Cilacap yang mengolah ikan Tenggiri menjadi kerupuk. Salah satunya adalah Kerupuk Ikan Tenggiri King Naya.
Kerupuk Ikan Tengiri King Naya sudah berdiri sejak 2004 lalu. Andy Yoesrianto, Owner Kerupuk King Naya mengatakan usaha ini dirintis selepas dirinya bekerja sebagai sales marketing. Pun dengan didorong dari pihak keluarga untuk membuat usaha. Maka jadilah usahan Kerupuk ikan Tengiri King Naya dengan modal awal sekitar 6 juta rupiah di tahun 2004.
Dipilihnya usaha kerupuk ini, diakui Andy bahwa kerupuk ikan Tenggiri merupakan makanan dan oleh-oleh khas dari Cilacap. “Kalau yang banyak konsumsi dari oleh -oleh jadi yang terkenal dari daerah Cilacap kan kerupuk ikan tengiri, dan kita mencoba jalani usaha ini,” tuturnya kepada KABARI.
Sementara nama King Naya diambil dari nama cucu pertama dari anak pertama, namanya Nayaka. “Namanya dipakai untuk merk dan orang tuanya setuju, ya udah jadi
kita pakai nama cucu yang pertama. “ cerita Andy.
Tahun 2004 Nayaka baru lahir dan tinggal bersama kakek dan neneknya di Cilacap.
Ikan Tenggiri yang digunakan Andy merupakan ikan yang berkualitas. Andy menjelaskan kerupuk Ikan Tenggiri yang diproduksi melalui proses yang higienis.
“Dari ikan di kerok dan dipotong kemudian diambil dagingnya (filed) setelah itu digiling lalu dikasih bumbu dan didiamkan selama kurang lebih satu jam supaya mengembang, setelah ngembang dicampur sama tepung tapioca. Dan setelah itu diaduk lalu dibentuk memanjang lalu di potong – potong kecil bentuknya bulat lalu di goreng, jadi bahannya basah,” tuturnya.
Nah, Kerupuk Ikan Tengiri King Naya sejauh ini telah didistribusikan ke sejumlah kota besar di Indonesia. Mulai dari Cilacap, Bandung, Jakarta, Bekasi, dan sejumlah kota lainnya.
Berjalan dari 2004 hingga sekarang, bisnis kerupuk Andy tak dipungkiri kerap menghadapi kendala. Kendala itu terutama soal bahan baku, yaitu ikan Tenggiri. Ketersediaan Ikan Tenggiri sifatnya musiman.
“Kalau anginnya besar berarti kan nelayan tidak melaut jadi bahan bakunya kebanyakan kosong dan itu bisa sampai dua, tiga minggu mengalami kekosonga atau tidak ada persediaan ikan tengiri, dan kami terpaksa istirahat, itu kendala yang paling utama,” kata Andy.
1. Tur Guide berbahasa Indonesia/ Inggris.
2. Private Tur di Amerika dan Kanada: Supir berbahasa Indonesia dengan Mobil/Van/ Bis.
3. Sebelum Pulang ke Indonesia: Spesial Tur Program di Beberapa Negara di Asia Tenggara dengan Harga Grosir.
4. Sebelum Pulang ke Indonesia: Spesial Reuni Tur Program dengan Teman dan Famili Anda dari Indonesia.
5. Kantor di San Francisco, Los
Angeles (La Habra) dan Jakarta.
6. Karyawan berpengalaman lebih dari 20 tahun.
7. Endorsed oleh California Media International, Inc (Penerbit Majalah Kabari, Majalah Tur Dunia dan Majalah Joint Venture-Hidup Sehat).
8. Harga Grosir untuk Tur ke Asia Tenggara = Joint Venture dengan Perusahaan Tur Wholesale yang berdomisili di Jakarta, Worldlinks Indonesia, dimana Program Tur hanya dijual melalui agen-agen travel ritel di Indonesia.
Ingin mendapatkan Informasi Tur Terkini? Silakan daftar di TurDuniaGratis.com
Siapa yang suka kangen masakan rumah pas lagi diperantauan?
Pawon Om Wil solusinya. Karena diolah higienis dan modern, Pawon Om Wil bisa tahan hinga 1 tahun walau gak masuk kulkas. Jadi lebih mudah dibawa kemana-mana, lebih mudah disimpan dan lebih cepat disajikan. Cocok banget dinikmati kalau kamu lagi rindu masakan Nusantara.
Untuk Distributor silakan kontak Vonny di Kabari 4155332696
Nining Santoso dulunya adalah seorang bankers yang bekerja di sebuah bank asing selama puluhan tahun. Sampai akhirnya dia memutuskan untuk berhenti dan mengejar passionnya di dunia fashion. Nining terjun dalam dunia bisnis fashion dengan De Chantique yang lahir pada tahun 2014.
Awalnya hanya satu toko dan memproduksi busana casual dan busana lainnya. Seiring bertambahnya waktu, De Chantique kemudian memproduksi pakaian Muslimah yang premium dan berkelas. Dari satu toko lalu berkembang ke beberapa toko.
“Saat ini saya fokus ke premium dan etnik muslim dress, jadi fokusnya adalah gaun- gaun pesta Muslimah. De Chantique mempunyai ciri khas tersendiri yaitu
Kabaribanyak menggunakan handmade yaitu ada yang bordir, aplikasi payet maupun bahannya juga yang limited karena kita tidak memproduksi banyak, jadi sifatnya limited dan untuk orang yang suka fashion dan untuk busana pergi ke pesta,” tuturnya kepada KABARI.
Nining mengatakan target market untuk busana De Chantique adalah para wanita sosialita, artis, dokter atau wanita- wanita pengusaha. Secara distribusi De Chantique berada tempatnya yang prestisius seperti di Grand Indonesia, Sarinah, Pasific Place, Mall Ambassador dan tempat lainnya.
“Secara market kita memang mengambil menengah ke atas. Busana kita juga banyak digunakan artis – artis, selebgram, sosialita dan digunakan di acara-acara televisi seperti di Indosiar, Trans 7, serta yang lainnya. Jadi secara market De Chantique untuk wanita –wanita yang memang aktif,” tambah Founder De ChantiQue ini.
Kisaran harga dari busana De Chantique pun cukup beragam. “Dibawah Rp. 1 juta juga ada, De Chantique juga ada untuk bridal jadi kalau De Chantique bridal harganya lain sendiri, jadi kalau yang pesta mungkin sampai Rp. 5 juta tetapi kalau De Chantique yang bridal itu sampai ada yang Rp. 15 juta, tergantung dari modelnya dan seberapa kesulitan dari cara membuatnya serta desainnya,” kata Nining.
Mengingat harga busana De Chantique yang terbilang lumayan. Nining rajin ikut pameran atau ketika ada event – event dan fashion show di kota tertentu. Nining juga sering keliling Indonesia, ke Makasar, Banjarmasin, Kendari dan kota –kota lainnya untuk berpameran supaya masyarakat di daerah juga menjangkau dan mengetahui produk-produk busana dari De Chantique sembari melihat langsung produk De Chantique.
Berawal dari Dini Fuadillah Sofyan dan suaminya yang suka kuliner dan traveling. Dan kebetulan keduanya berasal Sumatera Selatan yang dikenal banyak kulinernya. Akhirnya Lapak Cindo didirikan.
Lapak Cindo sebutnya, berdiri di tahun 2017. Ia saat itu mempunyai visi dan misi bagaimana menyebar kebermanfaatan tidak hanya untuk diri sendiri tetapi bisa untuk orang lain, salah satunya melalui melalui kuliner.
Lapak Cindo diambil dari dua kata yaitu Lapak dan Cindo. Lapak itu artinya perkumpulan dan Cindo itu bukan singkatan tetapi Cindo itu yang berasal dari Sumatera Selatan yang artinya bagus, cantik. “Kita punya mimpi untuk memiliki produk yang baik dan berkualitas tidak hanya satu tapi beragam,” tuturnya.
Lapak Cindo memiliki produk dari hulu ke hilir, seperti ikan giling bahan bakunya yaitu untuk olahan empek – empek, siomay, tekwan, batagor dan lain – lain. Produk unggulan Lapak Cindo itu produk khas dari Sumatera Selatan. Produk yang paling disukai adalah empek –empek, karena olahan ikan itu tidak hanya orang Palembang saja yang suka, tetapi juga orang-orang Jawa, Sulawesi bahkan di negara lain pun menyukai olahan ikan seperti empek – empek.
Dini bercerita menjalankan bisnis Lapak Cindo bisa dikatakan tidak semulus yang diperkirakan. Ia mengatakan tantangannya segudang karena diawal 2017 saat branding Lapak Cindo memerlukan banyak effort. Hampir setiap hari Dini melakukan promosi bagaimana memperkenalkan diri dan produknya. Ia ingat pernah omset Lapak Cindo sehari cuma 100 ribu. Sedikit omzet, tetapi itu membuatnya bahagia.
Demi melebarkan bisnis, Dini belajar digital marketing. Lapak Cindo memanfaatkan media social, market place, website, dan bekerjasama dengan mikro
influencer. Dengan adanya Lapak Cindo secara online, Dini memberanikan diri untuk memiliki outlet secara fisik dan itu adalah proses dari Lapak Cindo.
“Tantangan terberatnya adalah bagaimana kita bisa mempertahankan branding Lapak Cindo itu untuk tetap otentik dan asli tetapi bisa mengikuti apa yang customer inginkan,”tuturnya.
Nah, di saat pandemi, saat banyak pelaku bisnis turun omzet, Lapak Cindo malah sebaliknya. Sempat meningkat di lebaran dan puasa meningkat drastis sekitar 100 sampai 200 persen penjualan.
Harapan di 2023 Lapak Cindo ingin merealisasikan target – target yang sudah dibuat dari tahun lalu, dua tahun lalu salah satunya mengoptimasikan seperti karyawan,
SDM, merapikan lagi salah satunya di keuangan karena semakin berproses semakin banyak sekali pekerjaan yang ternyata masih banyak sekali perlu di evaluasi
“Di tahun 2023 ini juga kita memiliki target salah satunya itu adalah pemberdayaan ataupun kita mau buka lebih masif lagi kelas memasak. Jadi selama ini Lapak Cindo itu yang beli bahan baku sama kita, ikan giling, kita maintenance dan ajarin ada yang nanya – nanya resep, ada yang nanya – nanya cara pembuatan kita bantu konsultasi secara online,” tutur Dini.
Dan di tahun ini, Dini ingin mereka bisa tatap muka langsung sama tim Lapak Cindo. “Saya atau tim promosi belajar cara membuat empek -empek yang nanti outputnya adalah mereka menjadi pengusaha atau wirausaha, mereka punya produk sendiri dari olahan ikan yang beli di Lapak Cindo”imbuhnya.
Sekarang hampir sudah mempunyai 50 Lapak Cindo yang tersebar diseluruh Indonesia dan syukur mereka sampai saat ini aktif berwirausaha dan di tahun 2003 targetnya harus lebih banyak lagi pengusaha –pengusaha baru untuk olahan ikan tidak hanya empek – empek tetapi ke tekwan, siomay, dan lainnya.
Digital Magazine
Digital Magazine with Video E-News Email
Written Articles in KabariNews.com
Copy & Paste from other Medias
Number of Videos (YouTube)
Number of Video Viewers (YouTube)
Number of Video Subscribers (YouTube)
Webinar
Livestream
Social Media
Facebook Subscribers: Ikut Kabari Amerika Kabari Magazine
Urban Kabari (English)
KabariNews.com in Ranking.com
KabariNews.com in Alexa.com
1/4
Berawal dari hanya satu karyawan di dapur rumah. Dijual dari mulut ke mulut. Kini Peyek Nyai tumbuh dan berkembang. Menghasilkan cuan yang lumayan sekaligus menciptakan lapangan kerja.
Suatu hari Yessi Calissa mengingat bisnis peyeknya ini didirikannya pada akhir tahun 2018. Asal muasalnya, karena di rumahnya sering membuat rempeyek. Yessi berpikir peyek atau rempeyek ini adalah makanan tradisional Indonesia. Makanan yang perlu dibanggakan karena enak rasanya dan bisa dimakan dengan apa saja.
“Jadinya saya membesarkan usaha Peyek Nyai ini dengan tujuan agar tradisi makan peyek itu tidak hilang di generasi-generasi
yang baru, bahkan saya ingin memperkenalkan makanan khas Indonesia ke mancanegara. Mengharumkan nama Indonesia dengan membesarkan tradisi makan rempeyek,” tuturnya kepada KABARI.
Yessi mengakui dirinya tidak memiliki latar belakang di bidang Food & Beverage. Namun kuliah di University of California, Los Angeles (UCLA) jurusan ekonomi dan akutansi sedikit banyak membantu dirinya untuk mengerti konsep bisnis secara umum.
Ia lalu memberanikan diri membuka usaha restoran, coffee shop, dan akhirnya belajar tentang dunia Food & Beverage.
Untuk Peyek Nyai, Yessi memulainya dari rumah dengan modal yang minim. Hal itu lantaran, Yessi menggunakan keperluan yang sudah ada di rumahnya, jadi hanya membeli bahan-bahannya saja. Mulai dari menerima pesanan, membuat peyek, mengemas hingga mengirim peyek ke lokasi pelanggan, Yessi dibantu asisten rumah tangganya.
Lambat laun Peyek Nyai berkembang dengan orderan semakin banyak, Peyek Nyai kemudian pindah ke tempat produksi yang lebih besar, berikut dengan timnya yang semakin bertambah jumlahnya.
“Sejauh ini respon pasar sangat bagus. Karena memang awalnya buka pre order ke teman-teman saja dari rumah. Ternyata pada ketagihan, bahkan merekomendasikan ke orang lain yang membuat orderannya semakin banyak. Peyek Nyai bahkan sudah
terdengar oleh orang yang diluar negeri yang kangen makanan Indonesia,” tutur Yessi.
Peyek Nyai dari yang berawal hanya menawarkan varian original, sekarang sudah tersedia beragam varian. Mulai dari Peyek Kacang Tanah, Peyek Teri Medan, Peyek Udang Rebon, Peyek Teri Cabai Rawit, Peyek Kedelai Hitam, Peyek Kacang Hijau. Peyek Nyai bukan hanya menjual peyek saja, tetapi juga menjual kacang-kacangan dan sambal.
Yessi Calissa mengatakan untuk harga Peyek Nyai memang terbilang lebih tinggi dibandingkan peyek pada umumnya. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab Yessi menggunakan bahan bermutu prima untuk memproduksi peyek yang berkualitas.
Nah, mengingat siapapun bisa membuat peyek, tak mudah baginya menjalani bisnis peyek. Ia pun melakukan beberapa strategi.
Pertama, gencar melakukan branding karena branding adalah yang membedakan Peyek Nyai dengan brand lain. Kedua adalah kualitas yang harus selalu dijaga dan selalu menepati janji ke customer, sesuai yang diiklankan yaitu sebagai peyek yang mempunyai rasa enak, proses pembuatan yang bersih, dan kualitas
terjamin. Ketiga selalu inovasi, dari segi produk maupun segi penyampaian ke pelanggan.
“Karena walaupun makanan tradisional, kita harus selalu up to date dengan perkembangan pasar. Maksudnya produk dari segi varian rasa, kemasan, dan harga. Kita harus tahu keinginan pasar kita, dan menciptakan produk yang cocok dengan targetnya,” kata Yessi.
Terlepas dari halang rintang, Yessi dengan bisnisnya berhasil menghidupi banyak karyawan. Artinya menciptakan lapangan kerja. Yang selalu menjadi motivasi dirinya adalah setiap tanggal gajian. Ketika tanggal tersebut, karyawannya bisa mendapatkan nafkah untuk biaya sekolah, biaya anak, atau bahkan biaya hidup mereka sehari-hari.
Perihal rencana ke depan, Peyek Nyai masih akan fokus jualan secara online dan supply ke toko oleh, supermarket, dan reseller. Peyek Nyai berencana akan merambah ke offline store agar pelanggan dapat mendapatkan pengalaman langsung dari tim Peyek Nyai.
“Saya ingin membesarkan nama Peyek Nyai sebagai rempeyek nomor 1 di Indonesia. Jadi kalau orang mau makan rempeyek, selalu ingatnya Peyek Nyai,”pungkas Yessi Calissa.
Interaktif Majalah Digital Kabari Edisi 184
klik https://joom.ag/8X9d Langganan daftar di KabariGratis.com
Edisi bulan ini:
• Ingin Membuka Banyak Cabang di Seluruh Indonesia
• Nikita Fima, Freediver Handal Pemecah Rekor
• Tren Fashion dan Kecantikan 2023 di Mata Priscilla Yong
• Cerita Modelo Dari Bisnis Online Beralih ke Custom
• Berbekal Resep Warisan, Ollyvia Berbisnis Kue Lapis Legit di AS
• Fashion Designer Bicara Zero Waste fashion
• Cara RS The label Usung Zero Waste Fashion
• Mengenal Lebih Dekat Hypnobirthing dan Cara Kerjanya
• Produk Olahan Kelapa dari Nusako Berhasil Ekspor ke AS
• Regina Buat Makanan Olahan Keju yang Disukai Segala Usia
Untuk menonton video klik KabariNews.com/67108