













DI KABARI MEDIA?
• Majalah Kabari Digital
• Majalah Hidup Sehat
• Majalah Tur Dunia
• Majalah Extra Uang
Disebarkan ke Lebih dari 27,000
Emails
Hubungi:
Lebih dari 25 juta Kabari YouTube Video Viewers
San Francisco : (415) 213-7323
Los Angeles : (562) 383-2100
Jakarta : (021) 4288-6112
Email: sales@kabarinews.com
Susi Siti Wati: Karyawan Adalah Aset
Kartini di Mata Wanita Indonesia
BOStempeh, Pasarkan Tempe di AS
Leny Rafael dan Komunitas Pelangi Wastra
Indonesia
Restoran Legendaris Indonesia di Paris
Teknik Sulam Sashiko by Srengenge Handmade
Imelda Achsan Dorong UMKM Bangkit dengan Publicist
Rynde Craft Sulap Kertas Koran Bekas Menjadi
Produk Bermanfaat
Julia Kusumawardani yang Peduli Bahasa Isyarat
Inspiration Craft Ingin Dunia Craft Kembali
Bergairah
Puji Syukur atas segala rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kepada kami waktu dan kesempatan untuk tetap terus berkarya memberikan beragam informasi yang dikemas sebagai Jembatan Informasi Indonesia – Amerika.
Majalah Kabari edisi kali ini menghadirkan beragam informasi serta artikel inspirasi buat para pembaca Kabari yang budiman.
Hobi makan, hobi masak dan pintar melihat peluang adalah gambaran seorang Susi Siti Wati. Wanita asal Sunda yang sejak tahun 2017 terjun di usaha makanan yang diberi nama Ayam Penyet Bandung 99, Simak selengkapnya hanya di halaman Cover Story.
Selain itu, Majalah Kabari edisi kali ini juga menyuguhkan beragam artikel lainnya seperti Kartini di Mata Wanita Indonesia, BOStempeh Pasarkan Tempe di AS, Restoran Legendaris Indonesia di Paris.
Dan masih banyak lagi informasi lainnya yang tak kalah menarik yang kami rangkum di antaranya: Teknik Sulam Sashiko by Srengenge Handmade, Imelda Achsan Dorong UMKM Bangkit dengan Publicist, Julia Kusumawardani yang Peduli Bahasa Isyarat dan masih banyak lagi artikel lainnya yang layak anda simak hanya di Majalah Kabari Edisi 176.
Kabari merupakan majalah bulanan berbahasa Indonesia yang diterbitkan oleh California Media International, Inc dan didistribusikan secara gratis di seluruh wilayah Amerika Serikat.
Kantor Pusat 1788 19th Avenue, San Francisco, CA 94122
Tel: (415) 213-7327
Fax: (415) 294-7030
Kantor Cabang LA 731 N Beach Blvd, Ste 210. La Habra, CA 90631 Tel: (562) 383-2100
Kantor Cabang Jakarta Cempaka Putih Timur V No.15 Jakarta, Indonesia 10510 Tel: (021) 428-86112
Email redaksi: redaksi@kabarinews.com | Iklan : sales@kabarinews.com
PENERBIT
JOHN OEI
KOMISARIS INDONESIA
OLINA HIMAYANTI
DEWAN PENASIHAT LISA TUNGKA
DIREKTUR UTAMA AMERIKA
INDRIATI (VONNY) OEI
DIREKTUR UTAMA INDONESIA
ANITA SETIAWARDI
PENULIS
ASBAN NATAWIJAYA
PENATA ARTISTIK
LIEMALA HELMI
VIDEO
FANIE EKASYAH
KONTRIBUTOR
STANLEY CHANDRA
RIANA K LIPTAK
HARRY PRASETYO
ADMINISTRASI
DEWI LIEM
IKLAN DAN PEMASARAN
WEINA TANUWIJAYA
SIRKULASI
PETER ZHANG
Hobi makan, hobi masak dan pintar melihat peluang adalah gambaran seorang Susi Siti
Wati. Wanita asal Sunda yang sejak tahun 2017 terjun di usaha makanan yang diberi nama Ayam Penyet Bandung 99. “Sebagai istri ingin produktif walaupun di rumah, jadi masih bisa membantu perekonomian keluarga, apalagi di zaman sekarang kebutuhan ekonomi sudah tinggi sekali. Akhirnya mutusin mulai usaha makanan,” kisah Susi saat ditemui majalah digital Kabari di rumahnya di daerah Kembangan, Jakarta Barat.
Usaha yang telah berjalan lima tahun ini diakui Susi mengalami perkembangan yang baik. “Alhamdulillah sampai di titik ini, bagus ya perkembangannya, tinggal bagaimana kita mengolahnya. Ketika sudah terjun, kita harus fokus dan Insya Allah ada hasilnya. Saya merasakan usaha di dunia kuliner ini dampaknya sangat baik sekali untuk perekonomian kita,” ucapnya tersenyum.
Saat memulai usaha, modal awal memang cukup besar, sekitar Rp 50 juta. Modal tersebut digunakan untuk sewa tempat, barang-barang dan bahan baku. “Dalam satu tahun sudah kembali modal dan Alhamdulillah semuanya sudah bisa ngerasain hasil dari usaha ini,” tukasnya.
Ayam Penyet Bandung 99 menyediakan menu olahan rumahan yang memang disukai semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Menu best seller di Ayam Penyet Bandung 99 antara lain ayam penyet, ayam bakar pedes nampol, dan ayam penyet sambel ngesang. “Kalau ayam itu semuanya diolah sama, nah di sini kami tonjolkan sambalnya, terutama sambal kemangi yang menjadi favorit konsumen,” ungkap ibu dari dua orang anak ini.
Diakui Susi, dalam menjalani usaha tidak selamanya berjalan lancar. Tantangan terbesar adalah bagaimana mengelola SDM. “Membentuk karyawan agar loyal dengan usaha kita itu sangat sulit. Karena ini bermacammacam kepala, jadi kadang kita suruh ini, dia begini. Bagi saya maju mundurnya usaha itu ada dari karyawan, memang kita sebagai owner adalah pemodal, tapi yang
menggerakkan itu para karyawan. Karena saya tidak mungkin meng-handle semuanya. Tanpa dibantu karyawan, kita memang tidak bisa berjalan. Jadi karyawan merupakan aset.
Karena itu saya merangkul karyawan. Saya membangun hubungan dengan mereka seperti keluarga. Tidak nge-bossy, supaya antara saya dan karyawan bisa satu frekuensi. Jadi saya dengan karyawan adalah mitra yang baik untuk memberikan pelayanan bagi konsumen. Seorang bos tidak bisa seperti ini, “Lu karyawan gue, gue bayar jadi lu harus patuh”. Nah, tidak bisa hubungan seperti ini, karena karyawan itu tidak bisa kita samakan dengan robot, jadi memang harus ada pendekatan khusus,” terang Susi.
Dalam memperkenalkan usaha ini, Susi mengandalkan promosi dari mulut ke mulut. “Kalau orang sudah pernah makan menu kami dan promosikan ke teman atau keluarga pasti dipercaya. Ini yang bikin usaha kami cepat dikenal. Apalagi karakter yang kuat dari menu yang kami jual adalah sambalnya. Kalau masakan yang lain seperti oseng-oseng atau ayam ungkep itu sama. Cuma yang membedakan di sini adalah sambel kemanginya yang memang bagi customer katanya juara, bagi saya pribadi juga memang suka sama sambalnya,” cetusnya.
Persaingan usaha kuliner sangat ketat. Apalagi dengan adanya pandemi, semakin banyak orang yang terjun di usaha kuliner. Karena itu, kita harus tahu keinginan customer yang menyukai Ayam Penyet Bandung 99. “Semua itu tergantung ke diri kita, bagaimana cara mengolah makanan. Karena selera orang bermacam-
macam. Ada yang suka pedas, ada yang suka manis. Nah dari situ kita melakukan riset terhadap customer, customer ini sukanya apa nih?. Bagi saya customer itu harus kita riset, kita jual untuk siapa, dan kalangan mana. Alhamdulillah sampai di titik ini, menu-menu olahan rumahan yang kami jual disukai banyak orang,” ucapnya.
Susi bersyukur usahanya tidak terdampak pandemi. Bahkan di saat pandemi, peningkatan omzet terjadi signifikan. “Alhamdulillah yang tadinya nyewa tempat, sekarang saya bisa punya tempat usaha sendiri,” imbuhnya.
Memang saat pandemi, omzet offline berkurang, namun ini diganti dengan omzet dari penjualan online yang meningkat drastis. “Saya benar-benar fokus di online, ibaratnya temperatur naiknya drastis. Karena di online itu sangat baik sekali di saat pandemi ya,” ucap Susi yang kini memiliki 3 gerai yang berlokasi di Pondok Bambu, Kembangan Selatan, dan pusatnya di Jl. Raya Basmol No. 99 A, Kembangan Utara, Jakarta Barat.
Harapan Susi ke depan semoga Ayam Penyet Bandung 99 lebih maju lagi dan memiliki banyak cabang sehingga bisa merekrut lebih banyak lagi karyawan. “Jadi saya ingin usaha ini bermanfaat bagi orang banyak,” katanya. Lalu apa tips suksesnya? Optimis, fokus, ikhtiar, dan doa. “Jangan munafik ya usaha tanpa doa itu tidak mungkin, jadi tetap harus libatkan Tuhan dalam urusan kita. Saya belajar melakukan apapun melibatkan Tuhan, melibatkan keluarga agar usaha kita lebih berkah dan lebih maju nantinya,” pungkasnya. (Kabari1009). Selengkapnya klik logo video.
Pada bulan April ada satu hari yang spesial. Hari yang diperingati sebagai momen istimewa bagi kaum perempuan di Indonesia. Lantaran di tanggal itu diperingati sebagai Hari Kartini. Kartini sebagaimana yang kita ketahui dan kenal adalah pelopor kebangkitan perempuan pribumi. Melalui pemikiran yang tertuang dalam karyanya, Kartini membawa semangat perubahan dan menjadikannya sebagai sosok penting emansipasi bagi perempuan Indonesia.
Semangat Kartini lekang abadi, tetap menyala tak pudar oleh waktu. Sosoknya hingga sekarang tetap dieluelukan dan dikagumi. KABARIpun merangkum pendapat dari berbagai kalangan, mulai dari desainer sampai tokoh organisasi, mengenai Kartini di mata mereka.
Bagi Sylviana Murni yang merupakan mantan Walikota Jakarta Pusat, sosok Kartini adalah pejuang emansipasi perempuan tetapi emansipasi perempuan yang bernuansa Indonesia.
“Emansipasi perempuan ala Indonesia artinya perempuan yang tidak boleh melupakan kodratnya. Seorang perempuan utama dan pendidik pertama bagi generasi penerus. Boleh setinggi prestasi atau apapun yang dicapai oleh perempuan tetapi harus sadar bahwa dia adalah seorang perempuan dan ibu yang harus melayani suami dan anak-anaknya,” katanya.
Jika pun, lanjut Sylviana, perempuan harus berada di ruang publik untuk bekerja hal ini sah-sah saja tetapi tidak boleh melupakan tugas utamanya. Hal ini yang diperjuangkan oleh Kartini, bukan emansipasi perempuan yang artinya harus sama betul dengan laki-laki dalam segala hal yang mana hal itu dapat mengabaikan kodratnya. Perempuan tidak boleh melupakan dia adalah tetap perempuan yang sesuai dengan kodratnya.
Susan Ramadhani, pemilik Beautycare Nabila seorang melihat sosok Kartini sebagai simbol perjuangan hak-hak perempuan untuk melawan ketidakadilan dan diskriminasi. Kartini adalah sosok modern dari masa lalu, yang mandiri dan mampu berjuang dari balik kungkungan adat dan tradisi yang mengekang perempuan pada zamannya.
Menurutnya, semua wanita Indonesia bisa menjadi role model atau panutan. Terlepas apakah dia wanita yang mempunyai karir yang bagus, atau ibu rumah tangga biasa. Semua wanita hebat, semua wanita tangguh dan kuat, yang selalu menyebarkan positive vibes, selalu berjuang menaikkan derajat keluarga, berjuang menggapai cita-cita untuk diri sendiri, keluarga dan orang sekitarnya.
“Sosok wanita yang ideal adalah wanita yang mandiri, tidak tergantung pada laki-laki namun tidak melampaui batas, tetap ingat kodratnya sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya,” tuturnya.
Rosaline Irene Rumaseuw yang berprofesi sebagai dokter dan perancang busana mengatakan berkat semangat dan nilai-nilai Kartini yang membuat dirinya bisa seperti sekarang.
“Kita harus menjadi Kartini yang hebat. Tidak hanya selalu vokal dalam mengoreksi pemerintah tetapi juga menjadi pelaku pembangunan dan penikmat pembangunan. Jangan banyak bicara tetapi tidak ada action karena itu sama saja. Bicaralah dan berbuat. Kita harus mengisi kemerdekaan dengan pola yang baik dan benar dan menjadi kartini yang diharapkan oleh pahlawan Kartini.”
Sementara itu Michelle Hadip, desainer muda berbakat, mengatakan Kartini bagi dirinya adalah salah satu tokoh perempuan Indonesia yang pintar dan inspiratif, yang berani membawa perubahan.
“Kartini adalah seorang wanita yang punya visi dan keinginan untuk maju, dia percaya kaum perempuan setara dengan kaum laki-laki and that women can also have roles in building the nation with their own abilities,” katanya.
Peran Kartini masa kini yaitu menjadi versi terbaik dari dirinya, bekerja sama dengan laki-laki, menggunakan pikiran, kata-kata dan tindakan mereka untuk ikut membangun dan memajukan bangsa. Memberikan waktu, tenaga, karya terbaik sesuai talenta dan perannya masing-masing. Juga tidak lupa untuk terus mengingat, memperjuangkan dan membuktikan adanya kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. (Harry Prasetyo)
Berawal dari kerinduan akan makanan khas Indonesia, yaitu Tempe, membuat Meylia Tio bersama Daniel Kurnianto yang tinggal di AS mendirikan usaha makanan bernama BOStempeh.
“BOStempeh awalnya dari kangennya saya dengan tempe Indonesia yang segar seperti di pasarpasar. Karena kami tinggal merantau di negeri orang kalau mau makanan asli Indonesia ya harus berusaha atau buat sendiri,” kata Meylia.
BOStempeh didirikan keduanya pada tahun 2017 di dapur rumahnya. Meylia dan Daniel mencoba memformulasikan resep tempe yang enak dengan berbekal latar belakang akademik Daniel yang merupakan
lulusan Teknik Elektro Universitas Kristen Satya Wacana dan bekerja di dunia manufacture robotic.
Meylia menjelaskan, adanya empat musim yang berbeda tiap tahun di pantai timur Amerika Serikat membuat proses pembuatan tempe jika mengandalkan suhu alami akan mengalami kendala besar. Itulah sebabnya Daniel mulai mencetuskan proses pembuatan tempe melalui IoT (Internet of Things) dimana pertumbuhan jamur melalui proses fermentasi diatur sedemikian rupa sehingga setiap produksi tempe hasilnya konsisten baik kemarin, hari ini, maupun kedepan meskipun suhu udara berubah.
Tempe hasil produksi BOStempeh lambat laun mendapatkan respons yang baik di pasar. Setelah mendapat respons yang sangat positif, Daniel dan Meylia mulai mencari peluang untuk memperbesar usaha BOStempeh dan menggaet pasangan muda asli Jawa Tengah juga untuk bergabung menyatukan visi bersama membawa BOStempeh ke tingkat kesuksesan. Mereka adalah Octavianus Asoka (lahir di Jepara) dan Aristiya Dwiyanti (lahir di Kudus). Untuk mengesahkan kerjasama ini, BOStempeh, LLC. dilahirkan di Somersworth, New Hampshire, kota dimana pabrik tempeh BOStempeh, LLC. berdiri sejak 2020.
Nah, perihal nama BOStempeh, Meylia menjelaskan nama itu memiliki dua arti. BOS diambil dari kata Boston. Boston adalah ibu kota negara bagian Massachusetts dimana Meylia dan suaminya memulai usaha ini. Arti kedua adalah BOS yang artinya pemimpin. “Kami punya mimpi menjadi bos-nya tempe. Jadi kalau orang bertanyatanya tempe apa yang enak? Ya mereka langsung jawab “BOStempeh”!”
Kedelai Bermutu Tinggi
Bahan dasar kedelai BOStempeh diambil dari kebun kedelai di negara bagian lain yang sudah bersertifikasi Non-GMO. Proses pembuatan tentunya sesuai dengan standar kesehatan dan produk makanan di Amerika Serikat.
Untuk bisa produksi dan menjual makanan di Amerika Serikat, pabrik tempe BOStempeh, LLC. harus lolos inspeksi dari kota. Setiap dua tahun sekali, kami harus memperbaharui izin kami. Bapak Octavianus selaku Manager Operational dan Produksi BOStempeh punya andil yang sangat penting dalam hal perizinan ini.
“Kami bangga citarasa tempe BOStempeh tetap kita jaga se-otentik mungkin seperti tempe-tempe yang dipasar melalui proses pembuatan tempe sangat higienis. Untuk monitor perkembangan fermentasi kedelai jadi tempe, kami pakai system computer lewat internet (Internet of Things) supaya kami bisa pantau dengan seksama,” kata Meylia.
BOStempeh dalam sebulan dapat memproduksi rata-rata 2000 tempe. Saat ini BOStempeh sedang dalam proses “ramping up” produksi, jadi harapannya kedepan bisa menghasilkan tempe lebih banyak lagi supaya bisa memenuhi permintaan pasar.
Soal harganya, BOStempeh membandrol satu papan
tempe seharga $3.50 dan tempe dijual dalam bentuk tempe segar seperti yang ditemukan di pasar-pasar di Indonesia. BOStempeh memiliki beberapa distributor atau “reseller” selain “online store” dimana “end-customers” bisa langsung pesan tempe untuk dikirim ke alamat rumah mereka.
“Hal ini penting karena customer kami tidak hanya rekan-rekan diaspora dari Indonesia yang hijrah ke Amerika Serikat atau mengadu nasib di sini, tapi juga orang-orang berkebangsaan lain. Dengan adanya “online store”, kami membuka peluang untuk memperkenalkan tempe Indonesia ke masyarakat lebih luas,” tambah Meylia.
Respons Positif
Namun, dalam menjalankan bisnis Tempe di AS bukan tanpa tantangan. Meylia mengatakan saat ini tantangan BOStempeh adalah masih sekitar pengiriman karena masih mengandalkan jasa pihak ketiga (maskapai pos) karena belum memiliki fasilitas transportasi sendiri.
“Karena produk kami kirim dalam kondisi segar, kalau ada keterlambatan pengiriman dan produk tempe jadi “semangit” atau “tempe bosok”, kami mengalami kerugian karena kami harus mengirim paket tempe yang baru (berarti kan harus bikin lagi) atau mengembalikan uang pembeli,” tutur Meylia.
Terlepas dari tantangan, popularitas BOStempeh mulai naik dan semakin dikenal. Di tahun 2021, BOStempeh diliput di majalah Bon Appetit dan di awal tahun 2022 oleh majalah TASTE. Baik Bon Appetit dan TASTE, keduanya majalah yang memiliki reputasi terpercaya di Amerika Serikat.
“Saat ini pasar kami sangat positif. Banyak pelanggan memberikan 5 bintang di Google dan menjadi pelanggan setia kami. Sejak kenal BOStempeh, mereka sudah tidak lagi beli tempe di tempat lain. Sudah cocok dan tidak bisa kelain hati,” pungkasnya. (Harry Prasetyo)
Leny Rafael selain dikenal sebagai fashion desainer juga aktif dalam Komunitas Pelangi Wastra Indonesia. Komunitas Pelangi Wastra Indonesia adalah komunitas desainer dan pelaku kreatif yang berkecimpung dalam industri fashion, tas, sepatu. Namun Komunitas ini membuka pintu untuk para desainer-desainer lainnya seperti seperti aksesoris dan lainnya untuk bergabung jika berminat.
Komunitas Pelangi Wastra Indonesia memiliki visi misinya untuk mengenalkan kreativitas fashion berupa wastra yang ada di seluruh Indonesia termasuk tenun dan batik.
Awal mula adanya komunitas ini berawal dari tahun 2018, dimana Leny bertemu dengan salah satu Konjen di Den Haag, Belanda, bernama Renata Siagian yang kebetulan datang ke Indonesia dan membuat acara sosial budaya. Renata mengajak Leny untuk membuat event dengan bekerjasama bersama KJRI Den Haag.
“Kita bentuk ide dan konsep, semuanya dilakukan dalam waktu jarak dua bulan, dari sebelum keberangkatan akhirnya kita membuat suatu event bernama Heritage of Indonesia untuk fashion show di Den Haag,” tutur Leny kepada KABARI.
Leny berangkat dengan delapan desainer, dari mulai desainer tas, sepatu dan sebagiannya adalah desainer fashion ready to wear hingga culture.
Komunitas ini membawa spirit Indonesia melalui wastra Indonesia berupa fashion, dari fashion show, dan lainnya dengan konsep yang stylish, cantik, dan modern. Dari fashion show di Den Haag, Leny bersama temantemannya lalu membuat dan mengikuti eksibisi di Saudi Arabia dan New York.
Lebih lanjut melalui Komunitas Pelangi Wastra Indonesia, Leny berharap Wastra Indonesia semakin dikenal di seluruh Indonesia dan dunia. Tidak hanya memperkenalkan dan lebih kepada adanya feedback dari pihak-pihak yang tertarik untuk memperkenalkan wastra Indonesia.
“Berkolaborasi dengan brand ataupun komunitaskomunitas semoga kedepannya banyak kolaborasi –kolaborasi lain dengan asosiasi yang lain. Kita mempunyai target dalam satu tahun itu kita akan memperkenalkan wastra Indonesia ke seluruh dunia minimal satu tahun tiga kali diberangkatkan atau minimal 2 kali,” kata Leny. (Kabari1008) Selengkapnya klik logo video.
Edisi bulan ini:
• Apakah Rasisme Sebagai Sebuah Penyakit?
• New Normal dan Urgensi Vaksin Covid-19
• Trump: AS Akan Punya Vaksin Covid-19 di Akhir Tahun
• 5 Bahan Alami Atasi Jerawat
• 5 Bahan Alami Untuk Gigi Putih Cemerlang
• Cuka Cairan Serba Guna
• Makanan Sehat Anti-Stress Dan Penghadang Flu Di Musim Dingin
• Pengusaha Memiliki Peran Penting Dalam Mendukung Keluarga yang Terkena Dampak COVID-19
• Tingkatkan Imunitas dengan Mengonsumsi Ubi Ungu
• Tips Wajah Cantik dan Kencang Pakai Masker Seledri
Interaktif Majalah Hidup Sehat Edisi 41 klik https://joom.ag/e5pI
Langganan daftar di KabariGratis.com
Tak dipungkiri Paris adalah kota dengan sejuta pesona. Lanskap kota yang bersejarah, jantungnya fashion dunia sampai sajian kulinernya yang penuh rasa. Nah berbicara soal kuliner di Paris, jika sedang bepergian ke Paris tak ada salahnya jika melangkahkan kaki ke salah satu restoran Indonesia yang cukup melegenda ini. Kenapa? Karena rumah makan yang bernama Restoran Indonesia ini sudah berdiri sejak tahun 1980-an dan masih bertahan hingga sekarang.
Bisa dikatakan restoran yang berada di 12 Rue Vaugirard 75006, Paris, ini salah satu restoran bernuansa Indonesia pertama yang berdiri di Paris. Anita Sobron, pengurus Restoran Indonesia, mengatakan Restoran Indonesia didirikan oleh empat orang Prancis dan empat orang Indonesia pada tahun 1982. Waktu itu mereka adalah pelarian politik dari Indonesia yang tidak bisa kembali ke Indonesia sesudah kudeta tahun 1965.
“Di saat itu untuk mendapatkan kerja di Prancis sangat susah, karena tidak bisa bahasa dan juga umurnya
juga sudah tidak muda jadinya dengan teman-teman mereka ada ide bikin restoran Indonesia di Paris,” kata Anita kepada KABARI.
Lebih lanjut Anita menceritakan, dalam mendirikan restoran ini, mereka dibantu oleh teman-teman Prancis mendirikan restoran Indonesia di Paris. Tujuannya memang untuk menghidupkan teman-teman pelarian politik (refugees politic) Indonesia di Prancis.
Di Awal restoran ini berdiri, para pengurus terdahulu mulai membuat menu dengan banyak belajar dari restoran-restoran Belanda, jadinya restoran ini mengambil menu apa yang paling populer seperti Nasi Goreng, Rendang, Sate Ayam Opor, Gulai, Rawon dan lainnya.
“Banyak bumbu yang kami bisa dapat dari ke tokotoko Asia di Paris, tapi sebagian bumbu itu dari Belanda, misalnya kemiri kecap manis. Waktu kami buka hari yang pertama itu banyak wartawan datang ke restoran kami,” kata Anita.
Restoran Indonesia ini pun masuk koran yang terkenal di Prancis, Figaro. Tamu-tamu Prancis sangat suka makanan restoran ini. Dan karena restoran ini menyajikan masakan Indonesia dan yang pertama ada jadi mereka juga sangat ingin tahu apa itu makanan Indonesia.
“Waktu mulainya kami sajikan menu Rijsttafel dengan belasan makanan kecil, sekarang Rijsttafel disajikan enam macam makanan kecil,” tambahnya.
Sejak pembukaan sampai sekarang bisa dikatakan 90% tamu datang ke Restoran Indonesia adalah orang Prancis, Dan sampai sekarang mereka sangat suka makanan Restoran Indonesia.
“Selama 40 tahun kami banyak membarui menu
kami, tetapi yang selalu ada itu Sate Ayam, Rendang Padang, Nasi Goreng, Mie goreng, Gulai Kambing dan Opor Ayam, Kolak Pisang, Dadar Gulung,” tutur Anita.
Selain menyajikan makanan, Restoran Indonesia setiap Sabtu juga menampilkan kesenian Indonesia seperti tarian, atau nyanyi dan terkadang eksposisi tentang kebudayaan Indonesia.
Nah, harapan Anita Restoran Indonesia dapat terus jalan dan lebih bagus lagi kedepannya. “Inilah misi visi kita untuk supaya orang Prancis melalui makanan mengenal kebudayaan Indonesia,” pungkasnya. (Harry Prasetyo).
Siapa yang suka kangen masakan rumah pas lagi diperantauan?
Pawon Om Wil solusinya. Karena diolah higienis dan modern, Pawon Om Wil bisa tahan hinga 1 tahun walau gak masuk kulkas. Jadi lebih mudah dibawa kemana-mana, lebih mudah disimpan dan lebih cepat disajikan. Cocok banget dinikmati kalau kamu lagi rindu masakan Nusantara.
Untuk Distributor silakan kontak Vonny di Kabari
4155332696
Sashiko merupakan seni kerajinan teknik sulam ala Jepang, teknik menjahit ini bisa dibilang cukup unik. Bagi orang yang memiliki keterampilan teknik sulam Sashiko ini juga bisa dijadikan peluang usaha.
Nah, salah satu yang menangkap peluang usaha ini adalah Retno Suminaringtyas. Retno telah menggeluti usaha teknik sulam ini sejak tahun 2004.
“Sashiko itu sebenarnya adalah teknik sulaman dari Jepang konsepnya adalah recycle. Jepang dulu adalah pada
saat Sashiko berkembang kain tidak banyak didapatkan di negara tersebut sehingga fungsi dari sashiko itu sebetulnya untuk menisik, jadi banyak kebetulan sebagai menisik kain yang rusak, Sashiko ini termasuk sulaman yang berhitung, kenapa berhitung karena pada saat membuat sulamannya perlu membuat pola. Sashiko itu seperti buku matematika dan kemudian berhitung, Sashiko itu terbagi dalam dua kelompok besar yaitu moyozashi dan hitomezashi,” terang Retno (Kabari1008). Selengkapnya klik logo video.
Digital Magazine
Digital Magazine with Video E-News Email
Written Articles in KabariNews.com
Copy & Paste from other Medias
Number of Videos (YouTube)
Number of Video Viewers (YouTube)
Number of Video Subscribers (YouTube) Webinar
Livestream Social Media
Facebook Subscribers: Ikut Kabari Amerika
KabariNews.com in Ranking.com KabariNews.com in Alexa.com
UMKM merupakan jenis usaha yang juga berdampak akibat pandemi sehingga banyak para pelaku ekonomi mengalami penurunan omset penjualan. Untuk mensiasati hal tersebut banyak cara yang dilakukan UMKM, dari mulai bertahan, bangkit hingga promosi demi jalannya roda ekonomi.
Imelda Achsan, yang berprofesi sebagai publicist film adalah salah satu yang peduli dengan pertumbuhan UMKM di masa pandemi. Dirinya mendedikasikan sebagai penggiat UMKM dengan memberi pelatihan
promosi kepada para pelaku UMKM dalam bentuk tulisan untuk menjadi seorang publicist terhadap produk yang dipasarkan.
Menurutnya, kemampuan menulis untuk mempromosikan produk yang dimiliki pelaku UMKM sangat dibutuhkan dalam hal pemasaran khususnya bagi yang promosi di jalur online.
“Awalnya memang tidak sengaja karena profesi awal saya kan memang jadi publicist, karena kebetulan ada teman yang memang mempunyai komunitas besar untuk
terkait perempuan –perempuan UMKM dan kita banyak ngobrol, kita banyak diskusi pada sampai akhirnya kita menemukan satu ide bahwa perempuan UMKM ini memang harus belajar suatu hal yang di luar kebiasaan mereka, artinya tidak hanya mereka berdagang, mereka membuka usaha tetapi tidak ada salahnya mereka juga belajar sesuatu yang baru mengetahui knowledge untuk mempublikasikan mereka sendiri seperti personal branding semacam itu dan juga memiliki skill untuk menulis, copywriting itu sangat dibutuhkan pelaku UMKM.” ungkap Imelda.
Selain itu, ia menambahkan alasan terjun membantu para pelaku UMKM untuk mempromosikan produknya.
“Keinginan untuk berbagi pengalaman, berbagi ilmu awalnya karena saya melihat bahwa yang saya dengar dari teman-teman pelaku UMKM mereka memang merasa memiliki keterbatasan untuk mempromosikan produk mereka karena minimnya budget, promosi kemampuan mereka untuk menulis juga mereka selalu bingung mau menulis dari mana bagaimana caranya menulis produk
mereka supaya menarik untuk dibaca supaya orang mau membeli produk mereka,” katanya. Selengkapnya klik logo video. (Kabari1008)
Membuat kerajinan tangan dari kertas Koran bekas merupakan kreasi yang bermanfaat.
Koran bekas yang sudah tidak terpakai dan masa terbitnya sudah berlalu menjadi barang yang banyak terbuang di lingkungan sekitar kita.
Menggunakan keterampilan tangan dengan menggulung dan menganyam, Ir. Lynde Sitepu seorang crafter mengubah kertas Koran bekas menjadi produk unik yang bernilai jual.
Usaha kerajinan yang diberi nama Rynde Craft merupakan kerajinan daur ulang dari Koran bekas.
“Kertas koran bekas yang melimpah terus dijadikan sesuatu yang berguna menjadi indah dan bermanfaat, berguna dan bisa juga menghasilkan uang,” ungkap Lynde.
“Saya memulai kerajinan ini sejak tahun 2012 karena saya resign dari kantor, sesudah itu saya merasa tidak ada kerjaan dan saya berusaha mencari kegiatan jadi saya mendapatkan Koran yang berlimpah di rumah dan kertas – kertas lalu saya belajar dari Youtube, saya coba, akhirnya menghasilkan sesuatu karya dan menambah penghasilan keluarga,” katanya penuh semangat.
Selain itu, ia juga mengungkapkan keistimewaan dari produk yang dibuat adalah dari bahan limbah yang memang sudah tidak terpakai dan menjadi barang yang terbuang kemudian diolah menjadi produk kerajinan yang bernilai seni indah dan memiliki nilai jual.
Barang yang sudah dihasilkan menjadi produk bermanfaat dari lintingan dan anyaman kerta Koran bekas di antaranya aksesoris kalung, topi, pernak – pernik serbaguna dan masih banyak lagi produk unik lainnya. (Kabari1008). Selengkapnya Klik logo Video.
Julia Kusumawardani bisa dikatakan wanita dinamis dan kreatif yang menyukai hal-hal baru. Terbukti selain dirinya yang sibuk sebagai seorang pengusaha dan anggota dari Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI), masih menyempatkan waktu untuk belajar bahasa isyarat disela-sela rutinitas kerjanya.
Dirinya belajar bahasa isyarat karena peduli terhadap kaum difabel yang mengunakan bahasa ini untuk berkomunikasi sehari-hari. Bahasa isyarat adalah bahasa yang alami yang menggunakan gerakan tangan dan ekspresi atau mimik yang umumnya digunakan
bagi teman-teman penyandang tunarungu (tuli) dan tunawicara (bisu).
“Bahasa isyarat sangat penting apalagi untuk mereka karena itu menunjukan kesetaraan, kedua, mereka akan mengerti apa sebetulnya isi kalimat atau bahkan lagu karena dengan gerakan mimik mereka akan mengerti,” katanya kepada KABARI.
Lebih lanjut, dia menjelaskan perkembangan dan penggunaan bahasa isyarat di Indonesia sudah sangat baik. Hal ini bisa dilihat, contohnya di layar televisi dimana semua channel yang ada sudah menggunakan bahasa isyarat sebagai background-nya, jadi bagi pemirsa penyandang tunarungu dan tunawicara dapat mengerti.
Tentu bagi Julia yang tertarik dengan bahasa isyarat ini butuh proses waktu untuk mempelajarinya. Julia mengakui masih banyak kosa kata yang harus dipelajari dari guru pembimbingnya.
Untuk belajarnya, dia menjelaskan harus menguasai kalimat- kalimat biasa terlebih dahulu kemudian tambah vocabulary kosa kata, ketiga lalu dipraktekkan.
“Soal waktunya kapan kita mahir bahasa isyarat itu
tergantung bagaimana orangnya dapat mempelajarinya atau tidak, kedua sering praktek atau tidak, sebabnya saya juga praktek dengan bahasa isyarat yaitu melalui lagulagu,” kata Julia.
Dan dengan adanya kemajuan teknologi dan masifnya sosial media sesungguhnya sangat terbantukan untuk lebih memajukan kaum difabel.
“Kaum difabel harus bisa dipekerjakan di tempattempat yang memang bisa dan berkarya, semua yang normal pun bisa belajar untuk kita menyetarakan mereka sama seperti kita,” pungkasnya. (Kabari1008) Selengkapnya klik logo video.
Interaktif Majalah Digital Kabari Edisi 175
klik https://joom.ag/FjQd Langganan daftar di KabariGratis.com
Edisi bulan ini:
• Mimpi Cindy May Mc Guire Membantu Sesama
• Malea Emma Berbagi Pengalaman Bermain di Film Hollywood
• Waroeng Padang Lapek di Belanda
• Kebaya Jadi Ciri Khas Leny Rafael
• Leny Rafael Corp Gelar Internship Cetak Pelaku Usaha
• Antara Lagu, Wastra Nusantara dan Buku
• Aldea Thara Zafirah, Pemilik Steaky Steak Bali Berani Bikin Terobosan Tawarkan Steak Murah dengan Kualitas Jempolan
• Nurhayati, Pemilik Bakulan Mak Nur Permintaan Rempeyek dan Nastar Meningkat 100 Persen di Bulan Puasa
• Tommy Wong, Pemilik Sate Maranggi Abah Uwong 5 Tahun Usaha Mampu Raih Cuan Ratusan Juta
• Almira Marcelani Bicara Soal Kopi
Hendraidjat Tjandra
adalah seorang crafter yang sudah sejak tahun 2000 menekuni dunia kerajinan. Berawal dari hobi kemudian melanjutkan kursus di bidang kerajinan, akhirnya Hendra memutuskan untuk membuka usaha kerajinan craft yang diberi nama Inspiration Craft.
“Saya menekuni dunia craft ini dimulai awal tahun 2000, dan saat itu saya mulai kursus berbagai craft karena saya hobi kerajinan tangan, dari situ saya merambah macammacam,” terang Hendra.
Lebih lanjut ia menambahkan, “Ada sertifikat untuk ngajar juga itu
ada lesson-nya dari Belanda, nah dari situ merambah lagi ke yang lain. Di Indonesia selama tahun 2000 dunia craft tidak mengalami kemajuan,dan baru aktif lagi tahun 2014, saat itu saya memperkenalkan decoupage yaitu seni menempel kertas atau tisu di atas media seperti kayu, kaca bahkan ada juga di kain-kain,” imbuhnya.
Kerajinan yang sudah dibuat Inspiration Craft antara lain: hiasan dinding, jam dinding kemudian souvenir lainnya hingga membuat lilin.
“Untuk pemasaran kita suka ikut bazar di JCC, kebetulan saya
juga warga binaan dari BUMN kita ikutan, atau kita diajak dari Pemprov DKI untuk ikutan Bazar atau kurasi kita ada pameran di daerah-daerah. Kalau misalnya online saya juga ada biasanya melalui IG atau FB,” terang Hendra.
Selama masa pandemi, hendra mengungkapkan dirinya masih melakukan kegiatan kreatif dan tetap memproduksi barang kerajinannya untuk persiapan apabila pameran mulai dibuka kembali.
Ia berharap, pandemi segera berlalu sehingga dunia kerajinan tangan bisa berkembang lagi seperti waktu sebelum pandemi. (Kabari1008) Selengkapnya Klik logo Video.
Untuk menonton video klik KabariNews.com/67108