













• Majalah Kabari Digital
• Majalah Hidup Sehat
• Majalah Tur Dunia
• Majalah Extra Uang
Disebarkan ke Lebih dari 27,000 Emails
Hubungi:
Lebih dari 25 juta Kabari YouTube Video Viewers
San Francisco : (415) 213-7323
Los Angeles : (562) 383-2100
Jakarta : (021) 4288-6112
Email: sales@kabarinews.com
Wignyo Rahadi Konsisten dengan Tenun Gaya
Mantan Kru Kapal Pesiar AS Mendirikan Lembaga Pendidikan
Rini Sari Handayani Ingin melestarikan Batik Semarangan
Indra Febrian Penyanyi Indonesia yang Berkarir di Belanda
Aplikasi Lokal Wadah Karya Sineas Tanah Air
Memberantas Rasa Lapar Ala KPK
Salon Artis Rukia Wael
Batik Tak lagi Old School di Tangan Michael
Impian Pulau Coffee Tembus Pasar Amerika
Puji Syukur atas segala rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kepada kami waktu dan kesempatan untuk tetap terus berkarya memberikan beragam informasi yang dikemas sebagai Jembatan Informasi Indonesia – Amerika.
Majalah Kabari edisi kali ini menghadirkan beragam informasi serta artikel menarik buat para pembaca Kabari yang budiman.
Wignyo Rahadi, perancang busana yang dikenal dengan Tenun Gaya-nya sudah banyak melahirkan kreasi tenun dengan teknik Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Simak kisah inspirasinya hanya di cover story.
Selain itu, Majalah Kabari edisi kali ini juga menyuguhkan beragam informasi ekonomi kreatif seperti Aplikasi Lokal Wadah Karya Sineas Tanah Air, Aplikasi streaming video yang merupakan 100 persen buatan anak bangsa ini pun mencoba memberikan ruang agar semua orang dapat mengapresiasi karya para sineas di Indonesia. Dan informasi lainnya yakni Batik Tak lagi Old School di Tangan Michael, kemudian ada Rini Sari Handayani Ingin melestarikan Batik Semarangan.
Dan masih banyak lagi artikel lainnya yang tak kalah menarik seperti Memberantas Rasa Lapar Ala KPK, Salon Artis Rukia Wael, Impian Pulau Coffee Tembus Pasar Amerika, Mantan Kru Kapal Pesiar AS Mendirikan Lembaga Pendidikan. Simak selengkapnya hanya di Majalah Kabari Edisi 170.
Kabari merupakan majalah bulanan berbahasa Indonesia yang diterbitkan oleh California Media International, Inc dan didistribusikan secara gratis di seluruh wilayah Amerika Serikat.
Kantor Pusat 1788 19th Avenue, San Francisco, CA 94122
Tel: (415) 213-7327
Fax: (415) 294-7030
Kantor Cabang LA 731 N Beach Blvd, Ste 210. La Habra, CA 90631 Tel: (562) 383-2100
Kantor Cabang Jakarta Cempaka Putih Timur V No.15 Jakarta, Indonesia 10510 Tel: (021) 428-86112
Email redaksi: redaksi@kabarinews.com | Iklan : sales@kabarinews.com
penerbit John oei
komisaris indonesia olina himayanti
dewan penasihat lisa tungka
direktur utama amerika indriati (vonny) oei
direktur utama indonesia anita setiawardi
penulis asban natawiJaya
penata artistik liemala helmi
video
Fanie ekasyah
kontributor
riana k liptak harry prasetyo administrasi dewi liem
iklan dan pemasaran weina tanuwiJaya
sirkulasi peter zhang
Bagi pecinta kain tenun, siapa yang tak kenal dengan perancang busana yang satu ini. Ya! Wignyo Rahadi, desainer ini dikenal dengan Tenun Gaya-nya dan sudah banyak melahirkan kreasi tenun dengan teknik Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM), Kain tenun dan Wignyo ibarat dua mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Mengenal tenun sedari dulu, tepatnya di tahun 1995 saat dirinya bekerja di industri benang sutera sebagai Manajer Pemasaran.
Pada saat itu karena Wignyo banyak tugas ke luar kota dan melihat kerajinan-kerajinan, baik anyaman maupun tenun dan batik tentunya, tetapi dari beberapa anyaman yang ditemui, dia lebih tertarik dengan kerajinan tenun.
“Sehingga dengan kecintaan saya atau hobi saya dengan kain tenun itu membuat saya kalau ada waktu saya menyempatkan kunjungan ke beberapa sentra tenun di NTT (Nusa
Tenggara Timur) jadi tahun 1995 saya sudah mengenal kain tenun ke beberapa daerah sentra tenun NTT yakni di daerah Sumba, Ende dan Alor,” kata Wignyo.
Setelah memperdalam pengetahuan dan teknik ATBM pada tahun 2000, Wignyo mulai membuka workshop di daerah Sukabumi, Jawa Barat. Seiring berjalannya waktu, Wignyo mengembangkan kain tenun dengan mendirikan Tenun Gaya di Jalan Cipete Raya No. 18 C, Jakarta Selatan.
“Sejak saya serius membangun kain Tenun dengan brand Tenun Gaya tentunya saya tidak berhenti pada saat membuat kain tenun, saya juga belajar bagaimana mewarnai sendiri karena prinsip saya pada saat itu adalah saya harus mempunyai produk tenun yang bisa ke endorser dan bisa saya jual ritel ke pemakai,” terang Wignyo.
Untuk memperdalam ilmu
desainernya, Wignyo memutuskan untuk mengikuti kursus merancang busana.
“Saya belajar berpola, saya belajar busana dan pada akhir tahun 2002 saya sudah mulai membuat busana dan sudah mulai diminta untuk tampil fashion show, tentunya kebanggaan buat saya, memang semua ini berangkat dari otodidak dan berangkat hobi dari kain tenun,” terang Wignyo, Founder & CEO Tenun Gaya.
Produk busana siap pakai yang diproduksi Tenun Gaya sangat beragam antara lain mulai dari blouse, kebaya kontemporer sampai dengan dress untuk wanita, kemeja pria, di samping menyediakan produk berupa kain atau sarung dan selendangnya. Selain itu, Tenun Gaya juga memberikan pelayanan istimewa berupa menerima pesanan khusus. (Kabari1008). Selengkapnya klik logo video.
Kenyang dengan pengalaman sebagai kru kapal pesiar Holland American Line, Chandra Wijaya, memberanikan diri untuk mendirikan lembaga pendidikan atau vokasi di Lampung, bernama Metro Hotel School (MHS). Tujuannya mulia, yaitu ingin memberikan informasi dan kesempatan berkarir kepada putra putri Lampung dan sekitarnya di dunia pariwisata, perhotelan dan kapal pesiar.
Ya! Pengalaman 12 tahun berkarir di kapal pesiar AS bukanlah waktu yang sebentar dan percuma. Selama periode itu, Chandra banyak menimba ilmu dan pengalaman. Salah satu hal yang didapatinya adalah fakta bahwa kru kapal pesiar ternyata didominasi dari Jawa, Bandung, Bali sementara dari Lampung sangat jarang.
Dari fakta itu, Chandra memiliki keinginan untuk mendirikan lembaga pendidikan. Di 2010 Chandra mulai mempersiapkan segala sesuatunya. Dan pada 2012, barulah ia mendirikan MHS di Bandar Lampung.
Awal berdiri MHS memiliki tiga jurusan; Food and Beverage, Housekeeping, Front Office. Anak didiknya di
gelombang pertama tidak terlalu banyak, yaitu hanya lima orang. Namun semuanya berhasil Chandra salurkan ke tempat kerja.
“Awalnya hanya beberapa orang, tapi saya tidak patah semangat karena tujuan MHS ingin memberikan edukasi mempersiapkan SDM unggul untuk bersaing, kita berjuang terus membesarkan lembaga ini,” tuturnya kepada KABARI.
Dalam perkembangannya, gelombang kedua anak didik bertambah menjadi 9 orang. Setelah itu meningkat kemudian turun lagi. Di 2014 semakin banyak anak muda yang tertarik. Empat tahun terakhir anak didik MHS mencapai 250 orang, yang sebelumnya di bawah 200 orang.
Semua butuh waktu, kata Chandra. Ia selalu roadshow dari kota sampai kabupaten di Sumatera, karena anakanak produktif di usia 17-20 di pelosok banyak yang kurang informasi tentang dunia pariwisata, perhotelan dan kapal pesiar.
“Mereka punya semangat tinggi dan memiliki karakter pekerja namun butuh informasi. Pikir mereka itu bagaimana caranya kerja dan bantu orang tua,” tuturnya.
MHS pun serius mendidik para siswanya selama 1 tahun dengan standar industri. Lembaga pendidikan ini merekrut tenaga pengajar dari industri yang 70 persennya dari Jakarta, tujuannya agar anak didiknya setelah lulus memiliki standar industri yang layak dan kompeten.
Pun selain pendidikan di kelas, MHS memiliki program Adventures Education Program/ Studi Tour di Jakarta. Di sini anak didik akan diajak untuk menginap di hotel bintang lima. Salah satu tujuannya agar mereka dapat berinteraksi dengan praktisi dan pelaku bisnis perhotelan/wisata. Selain juga sebagai sarana untuk menumbuhkan rasa percaya diri. Pasalnya, rasa percaya diri akan muncul di saat berbaur dengan orang-orang sukses dan pada saat itulah mereka akan bertambah semangat.
Selain mendidik dan membina, MHS juga menyalurkan kerja di industri perhotelan dan kapal pesiar. “Kita kerjasama dengan pihak hotel, untuk penempatan anak didik MHS yang tentunya kita melihat juga prestasi dan kemampuan anak didik itu tersendiri,” tambahnya.
Membuat MBS
Nah, di 2020 Chandra mendirikan Metro Business School (MBS). MBHS khusus sekolah bisnis dimana anak didik akan menempuh pendidikan bisnis selama 1 tahun. Selain memberikan pendidikan dengan ilmu, siswa juga diberikan pengalaman terjun langsung ke lapangan di industri perhotelan/pariwisata.
Tujuannya tak lain agar setelah lulus dari MBS anak didik bisa mandiri dengan harapan memiliki bisnisnya sendiri di bidang apapun itu. MBS memberikan semangat kepada mereka untuk melangkah menjadi seorang entrepreneur dan berani untuk melangkah.
“Saya pernah tanya ke anak didik, setelah lulus mau kemana? Mereka menjawab ingin punya keinginan mendirikan sebuah bisnis di daerahnya, karena banyak kawannya yang masih menganggur,” tambahnya.
Nah, harapannya MHS ingin berkembang semakin besar dan bermanfaat bagi orang, khususnya untuk anakanak usia produktif dan menjadi SDM unggul yang bisa mengangkat harkat derajat orang tua dan bermanfaat bagi masyarakat. (Harry Prasetyo). Selengkapnya klik logo Video.
Batik merupakan warisan budaya Indonesia yang adiluhung. Kita baru saja merayakan Hari Batik Nasional tanggal 2 Oktober kemarin. Hari Batik ini dirayakan sesuai saat UNESCO menetapkan Batik sebagai Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity, yaitu warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan nonbendawi. Betapa bangganya kita sebagai warga negara Indonesia yang memiliki batik dan diakui dunia.
Di Indonesia sendiri, batik sungguh beragam.
Meski kalau kita menyebut batik, orang langsung terpikir berasal dari kota Pekalongan atau Solo. Tetapi sesungguhnya di beberapa kota lain juga memiliki jenis batik sendiri yang memiliki ciri khas berbeda. Seperti batik Semarangan. Batik dari kota Semarang ini tak kalah indah.
Dan untuk membuat batik Semarang lebih dikenal luas, dibangunlah Kampung Batik Semarang yang berlokasi di kelurahan Rejomulyo, Semarang Timur. Jika ingin mengetahui sejarah dan aktivitas serta keindahan batik Semarangan, tempat ini menjadi tujuan yang tepat. Selain untuk berwisata sekaligus berbelanja.
Rini Sari Handayani, merupakan salah satu pengrajin batik yang mendalami batik
Semarangan. Wanita kelahiran Semarang ini memiliki usaha toko Handayani yang beralamat di Kampung Batik Krajan No. 611. Awalnya tertarik batik karena kakaknya. “Kakak saya yang mengawali belajar membatik. Lama-lama saya tertarik. Karena pada waktu itu saya juga nggak kerja,” tutur ibu dari seorang putri semata wayang ini.
Motif khas batik Semarangan menggambarkan ciri khas kota Semarang seperti Tugu Muda dan Lawang Sewu. Serta flora dan fauna, semacam kupukupu, burung blekok, hingga pohon asam. Batik Semarang ini dipengaruhi gaya pesisir pantai karena itu warna-warnanya pun berani dan ekspresif. Tidak ada gambaran yang disembunyikan atau dituangkan dalam bentuk
simbol-simbol. Berbeda dengan batik-batik kota lain yang memiliki makna tersembunyi di dalamnya, seperti batik truntum atau parang. Batik Semarangan sangat lugas. Apa yang menjadi ekspresi si pengrajin, langsung tertuang dalam karyanya.
“Saya tertarik membatik sejak tahun 2010, lalu serius mendalaminya setahun kemudian.” Rini belajar membatik dengan mengikuti kursus di Dinas Tenaga Kerja di tahun 2011. Sebelumnya, belajar secara otodidak dengan sang kakak. Menurutnya dengan mengikuti kursus akan memperoleh sertifikat yang dapat dipakai sebagai bekal untuk bergabung dengan Komunitas Klaster Batik. Saat ini ada 10 komunitas di bawah binaan Walikota Semarang.
Keinginannya adalah ingin melestarikan batik Semarangan dan mengenalkan pada dunia, “Ini lho, kota Semarang juga punya batik.” Sehingga Rini tidak hanya berpangku tangan menangani usahanya saja tapi juga memberi pelatihan pada anak-anak, remaja serta para ibu yang tertarik membatik. Selain rajin mengikuti berbagai pameran dan pelatihan di kota Semarang. Untuk pelatihan yang diadakan, biasanya merekalah yang mengundang Rini. atau mereka datang ke toko Handayani. Rini menyediakan bahan-bahan dan alat membatik dengan harga per paket yang sangat terjangkau. Menurut Rini, pengrajin batik Semarang itu bisa mengerjakan segalanya, mulai dari menggambar, mendisain, menjiplak, mencanting, mewarnai dan nglorot yaitu menghilangkan bahan malam. Rini sendiri di antara kesibukan lain masih membuat batik tulis. “Batik Semarangan itu terdiri dari batik cap dan tulis. Saya membuat batik tulis karena membuatnya secara pelan-pelan. Bedanya batik tulis itu tidak bisa sehari jadi, bisa berhari-hari, sedangkan batik cap bisa menghasilkan beberapa batik dalam sehari.” Ini menjadikan batik Semarangan istimewa, tapi di sisi lain menjadikan harganya lebih mahal. Apalagi belum banyak pengrajin yang benarbenar mau belajar mengerjakan
sendiri dari awal. “Semoga kendala ini bisa teratasi dan batik Semarang makin meluas penyebarannya.”
Sejak enam tahun lalu, Rini mendapat kepercayaan mendisain seragam batik untuk salah satu gereja di Kopeng, Salatiga. Mereka mengadakan konferensi dengan peserta dari seluruh Indonesia setiap dua tahun sekali. “Mereka tertarik batik Semarangan untuk dijadikan seragam, lalu bertemu saya. Sejak itulah saya mulai membuatnya. Setiap tahun berganti motif dan meningkat pesertanya.”
Apakah ada rencana ke depan yang ingin dicapai? “Menambah koleksi batik.” Rini bertutur bahwa batik Semarangan yang dibuat pengrajin di Kampung Batik itu berbeda satu sama lain. Karena itulah Rini ingin selalu berkreasi, berinovasi dengan motif, agar koleksinya terus bertambah. Misalnya saat ini yang digambar adalah motif warag ngendog, maka selanjutnya akan mencari kreasi menggambar warag ngendog dengan penambahan gambar lain atau permainan warna yang berbeda. “Begitu juga dengan motif yang lain,” tutur Rini yang kerap membeli batik dari pengrajin lain yang tidak memiliki usaha toko sepertinya. “Sesama pengrajin harus saling membantu dan mendukung,” tutupnya sambil tersenyum. (foto: dok. Rini Sari /Kabari1004)
Edisi bulan ini:
• Apakah Rasisme Sebagai Sebuah Penyakit?
• New Normal dan Urgensi Vaksin Covid-19
• Trump: AS Akan Punya Vaksin Covid-19 di Akhir Tahun
• 5 Bahan Alami Atasi Jerawat
• 5 Bahan Alami Untuk Gigi Putih Cemerlang
• Cuka Cairan Serba Guna
• Makanan Sehat Anti-Stress Dan Penghadang Flu Di Musim Dingin
• Pengusaha Memiliki Peran Penting Dalam Mendukung Keluarga yang Terkena Dampak COVID-19
• Tingkatkan Imunitas dengan Mengonsumsi Ubi Ungu
• Tips Wajah Cantik dan Kencang Pakai Masker Seledri
Interaktif Majalah Hidup Sehat Edisi 41 klik https://joom.ag/e5pI
Langganan daftar di KabariGratis.com
Siapa yang suka kangen masakan rumah pas lagi diperantauan?
Pawon Om Wil solusinya. Karena diolah higienis dan modern, Pawon Om Wil bisa tahan hinga 1 tahun walau gak masuk kulkas. Jadi lebih mudah dibawa kemana-mana, lebih mudah disimpan dan lebih cepat disajikan. Cocok banget dinikmati kalau kamu lagi rindu masakan Nusantara.
Untuk Distributor silakan kontak Vonny di Kabari 4155332696
Berkarir atau berkarya bisa dimana saja. Tidak harus mengenal tempat, contohnya saja Indra
Febrian atau dulu yang dikenal dengan nama
Kleine IF. Penyanyi solo asal Indonesia ini berkarir di negeri kincir angin, Belanda.
Belum lama, Indra merilis single pertamanya berjudul “Pergi”. Sebelumnya sewaktu masih menggunakan nama Kleine, Indra telah merilis beberapa single sebelumnya, di antara ,”Gone”, “IDGAF” dan “Let’s Move”.
Single pertama Indra bercerita tentang kepedihan pasangan yang ternyata sudah memiliki tunangan yang lainnya. “Ini merupakan kisah pilu yang dialami beberapa orang, banyak sekali orang memberi harapan padahal orang itu sudah memiliki tunangan,” kata kleine.
Nah, single “Pergi” direkam di studionya Indra di Belanda, sementara di Indonesia direkam di DSrecord. Proses pengerjaannya tidak butuh waktu lama, dari awal sampai rilis dikerjakan sekitar 1 setengah bulan saja.
Lagu ini ditulis oleh Memet GKL personil dari Sepijak
band asal Yogyakarta, dan direkam di dua negara, yaitu Indonesia dan Belanda, mengingat Indra berdomisili di Belanda, era digital ini membuat semua lebih mudah dalam berkarya dan berkolaborasi meski beda negara.
“Saya sangat antusias sekali ketika pertama didengerin demo lagu ini oleh Memet GKL, saya merasa lirik ini pas dan saya juga pernah mengalami hal yang sama, jadi saya langsung segera rekaman dan ingin cepat kembali ke industri musik dengan nama panggung baru, yaitu memakai nama asli Indra Febrian.”
“Dan Alhamdulilah banyak respons positif. Karena di Single “Pergi” saya berkolaborasi dengan penyanyi berbakat asal indonesia bernama Putri Ariani, dia merupakan jebolan dari Indonesian Got Talent 2014 dan mendapatkan juara pertama, jadi saya sangat bangga dan berharap lagi ini bisa diterima oleh masyarakat Indonesia,” tuturnya.
Oh iya, Indra mengatakan berkarir di Belanda sebenarnya bukanlah pilihan. Dirinya dari umur 17 tahun sudah menetap di Belanda dari tahun 2014 silam.
Selain bernyanyi, Indra juga merupakan seorang Disc Jockey (DJ) yang kerap tampil di beberapa cafe di seputaran kawasan Den Haag dan Amsterdam.
Kedepannya Indra ingin fokus berkarir di Indonesia.
“Rencana kedepan saya ingin mengeluarkan album dan kembali ke Indonesia untuk meneruskan karir di tanah air tercinta. Semoga semua karya saya nanti bisa diterima masyarakat Indonesia,” pungkasnya kepada KABARI. (Harry Prasetyo)
Digital Magazine
Digital Magazine with Video E-News Email
Written Articles in KabariNews.com
Copy & Paste from other Medias
Number of Videos (YouTube)
Number of Video Viewers (YouTube)
Number of Video Subscribers (YouTube)
Webinar
Livestream
Social Media
Facebook Subscribers:
Ikut Kabari Amerika Kabari Magazine
Urban Kabari (English)
KabariNews.com in Ranking.com
KabariNews.com in Alexa.com
1/4
1/2
Demi membantu karyakarya sineas di seluruh
Indonesia agar bisa dinikmati lebih banyak orang, Irfan Faiz dan Fahmi Adimara yang memiliki background seorang konten kreator dan juga traveller membuat aplikasi streaming video bernama Muvee.id.
Aplikasi streaming video yang merupakan 100 persen buatan anak bangsa ini pun mencoba memberikan ruang agar semua orang dapat mengapresiasi karya para sineas di Indonesia.
”Kita punya misi untuk membantu sineas-sineas lokal maupun nasional untuk bisa mendistribusikan karyanya lebih
luas lagi. Apalagi dua tahun terakhir kita mengalami pandemi, selama ini sineas banyak mendistribusikan filmnya melalui screening offline, kolaborasi film festival dan itu sangat terkendala. Dari situ kita melihat apa yang bisa kita lakukan untuk membantu para sineas atau movie maker,” kata Fahmi Adimara selaku Co Founder dari aplikasi Muvee.
Fahmi menambahkan, untuk mereka yang membuat atau punya film pendek skala perseorangan maupun komunitas bisa bergabung menjadi bagian dari movie creator. Aplikasi ini sangat user friendly. Tinggal buat akunnya untuk menonton film yang tersedia di Muvee.id . Sementara untuk pemilik atau pembuat film dikategorikan sebagai movie creator.
Sebagai penonton bisa menonton secara gratis film yang ada ataupun berlangganan. Sebagai movie creator, berhak untuk men-setting filmnya menjadi gratis ataupun disetting agar bisa menghasilkan revenue dari film yang ditonton.
“Sejauh ini perkembangannya sudah tayang 100 film. Untuk usernya kurang lebih 8400,” kata Fahmi kepada KABARI.
Fahmi mengatakan pihaknya terus mematangkan sistem untuk mendukung aplikasi yang layak untuk diedarkan. Platform selalu menjaga keorisinalitasan dari sebuah karya film. Muvee.id juga memfasilitasi konten yang tersedia untuk tidak dibajak oleh orang yang bertanggung jawab.
Dari segi akses, aplikasi Muvee. id dapat dijangkau dari mana saja, sedangkan dari movie creator sangat diuntungkan karena orisinalitas tetap dijaga. Creator juga berkesempatan untuk menjual kepada penonton.
“Kita menjangkau akses nasional maupun global. Orang yang mengunduh dari luar juga masih bisa melihat film dari platform ini,” tutur Fahmi.
Fahmi pun berharap publik dapat menerima dan mendukung para sineas di Indonesia. “Harapan kami para sineas muda Indonesia bisa lebih percaya diri terhadap karya filmnya dan di sisi lain akan terlihat siapa saja para sineas lokal yang berpotensi berprestasi di dunia perfilman,” ujarnya. (Harry Prasetyo). Selengkapnya klik Logo Video.
Seperti diketahui, nama KPK itu identik dengan lembaga negara yang kerjaannya memberantas korupsi di Indonesia. Namun ternyata ada KPK lain yang tugasnya bukan memberantas korupsi, melainkan rasa lapar! Ya! KPK yang dimaksud adalah KPK yang artinya itu Kantin Pak Karim. Tugas utamanya mengenyangkan perut siapa saja yang lapar.
KPK-pak Karim sudah duluan ada sebelum lembaga rasuah itu berdiri. Sudah eksis sejak tahun 1980-an di Gedung Arthaloka, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. Kata Pak Karim, manajemen gedung menamakan kantin ini sebagai kantin murah meriah Pak Karim. Murah, karena harga makanan yang dijajakan ramah di kantong. Dahulu tidak ada bayar sewa. Tahun 1996, setelah ada
bayar sewa kantin pindah lokasi ke tempat yang strategis. Pindah lokasi berujung cuan. Animo pembeli semakin tinggi. Satu hari bisa berkuintal beras habis, start mulai pukul 7 pagi hingga 16.00 WIB. KPK menyediakan beragam menu makanan, mulai dari Soto Daging, Soto Ayam, Sate, Gado-gado, Nasi Goreng dan lainnya. Dalam perkembangan, kantin lalu pindah ke belakang gedung. Sedikit berkurang pendapatan, tetapi tidak masalah. Pelanggan yang lapar masih mencari makanan di kantin KPK.
Sekarang, KPK dikelola juga oleh anak pak Karim, Asih Dewi Karim. Di tangan Asih KPK mulai merebranding. “Saya punya kebanggaan tersendiri atas usaha bapak. Ada panggilan hati untuk membesarkan
KPK. Sudah terbilang sukses versi bapak, dari kaki lima sampai punya kantin. Sebagai anak, ada dorongan untuk membuat lebih KPK,” tuturnya kepada KABARI.
Mulai 2016, Asih me-rebranding KPK. Kantin murah meriah diubah menjadi Kantin Pak Karim. Namanya memang mirip dengan instansi Komisi Pemberantas Korupsi (KPK), tapi KPK ini memberantas rasa lapar. KPK lalu going digital, merambah Instagram (IG), Facebook, dan masuk dalam jajaran makanan lainnya di GoFood dan GrabFood.
“Pelanggan bapak banyak yang kaget kok sekarang ada di Internet? Otomatis Bapak jadi semakin terkenal. Saya tidak mau brand ini hanya kantin saja tanpa mengikuti perkembangan zaman dan teknologi.”
Kini, makanan bisa pesan dari jauh dan KPK tidak mentok di gedung Arthaloka saja. Pelanggan dapat mengetahui update menu-menu jika lihat sosial media dan tidak harus datang ke kantinnya langsung.
Menu KPK tetap makanan Indonesia dengan rasa rumahan. Sejak 2017, KPK mulai menciptakan menu baru, rice bowl sego campur. Isiannya lengkap dan harganya tidak mahal. Sego campur KPK diklaim berbeda dengan nasi campur lainnya karena di dalamnya ada urap, telur, ikan cabe ijo, teri kentang dan lainnya.
Nah, berhubung masih pandemi, jualan di sosial media menjadi cara yang harus KPK tempuh. Menjaga kesehatan bapak dan ibu adalah yang utama, kata Asih.
Tidak masalah kantin terkadang buka – tutup dan kurang produktif.
“Jadi kita manfaatkan sosial media untuk tetap ada dan melayani pelanggan. Apalagi sekarang setiap Jumat kita ada sedekah bagi-bagi makanan di jalan. KPK tidak ambil keuntungan sepeser pun dari kegiatan ini. Karena bapak pikir memberi seseorang yang membutuhkan itu sangat luar biasa.” (Harry Prasetyo). Selengkapnya klik Logo Video.
Letak salon ini bisa dibilang tidak terlalu mencolok dilihat dari jalan raya alias menyempil di salah satu sudut tempat di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Namun siapa sangka, di tempat ini banyak selebritis tanah air memanjakan diri melakukan perawatan wajah sampai rambut. Sebut saja dari Fifi Buntaran, Barbie Kumalasari, Lucinta Luna, Aveline Nada Anjani, Anggia Chan, Ricky Cuaca sampai Galih Ginanjar.
Nah, nama artis yang terakhir ini seperti yang KABARI lihat beberapa waktu lalu sedang melakukan perawatan rambut bersama pasangannya. Berjam-jam di salon, Galih pun merasa puas dengan treatment yang dilakukannya oleh Rukia Wael, yang tak lain adalah pemilik KIA Salon.
“Selain perawatan rambut, saya juga memberikan tips-tips bagaimana cara merawat rambut dengan benar ke Galih,” kata Kia sapaan akrab Rukia.
Ya, Kia merupakan hairdresser kawakan. Berpengalaman di bidang hairdressing selama lebih 30 tahun. Tak heran, berbagai kalangan masyarakat termasuk para selebritas pernah mampir ke salonnya.
“Kia Salon ini sudah pindah lokasi beberapa kali. Sejak tahun 2018 saya menempati tempat baru, di kawasan Kemang, Jakarta. Dengan kepindahan ini, kami
ingin memperkuat image Kia Salon sebagai salon yang mampu membuat pelanggan lebih cantik. Ini sesuai dengan tagline Kia Salon, yakni Make You More Beautiful,” ucap Kia.
Sebelum pindah ke Kemang, salonnya memang sering didatangi artis. Namun semakin sering saat pindah lokasi ke Kemang. Sebelum pandemi Corona melanda, banyak selebritis yang melakukan perawatan. Pas pandemi ada sedikit penurunan, namun Kia tetap bersyukur sampai saat ini Salonnya tetap buka dan masih dikunjungi artis karena dirinya terus berkomitmen memberikan yang terbaik kepada pelanggan.
Kia mengatakan salon kecantikan di Jakarta tak terbilang banyak. Tapi kalau dibandingkan dengan produk yang dia miliki, misal soal pewarnaan rambut harus selalu komitmen dan sejalan dengan pengetahuan kita. Komitmen itu salah satu yang terpenting adalah jangan pernah merusak rambut pelanggan, karena pengerjaan pewarnaan rambut itu erat kaitannya dengan penggunaan bahan kimia.
Kia dalam melakukan pewarnaan rambut tidak pernah menggunakan oksidan besar dan jarang menyentuh oksidan itu lebih dari 6. Oksidan di angka 3 rata-ratanya bahkan zero dan
sulit untuk menemukan hairdresser seperti ini, katanya.
Sebagai seorang hairdresser, pengetahuan tentang pewarnaan adalah hal yang paling utama. Kita harus tahu cara membuka warna dalam kutikula rambut dan menutupnya dan bagaimana melakukan perawatannya yang baik untuk rambut yang tidak bisa didapatkan di salon manapun.
Selain itu, Kia juga menyukai tantangan. Jadi sesulit apapun rambut artis yang ditanganinya, dia selalu mengerjakannya. “Kesulitan itu justru saya suka karena itu merupakan tantangan,” katanya.
Nah, belum lama ini Kia meng-handle rambut penyanyi Indah sari yang akan melakukan syuting pembuatan video klipnya di Amerika Serikat. Sebelum berangkat Indah Sari bilang ke Kia ingin warna rambutnya seperti orang Amerika.
Kia pun bilang OK, alhasil dia mengerjakan rambut Indah Sari dengan warna rose gold dan warna itu trend sampai sekarang. “Thanks buat Kia yang sudah sabar banget tunggu aku dan treatment sampai 6 jam lamanya tetapi hasilnya memuaskan,” kata Indah. (Harry Prasetyo). Selengkapnya klik Logo Video.
Interaktif Majalah Digital Kabari
Edisi 169
klik https://joom.ag/eFDI
Langganan daftar di KabariGratis.com
Edisi bulan ini:
xx Jessica Indra Bangun Tiga Brand Kuliner
Ketjilkoe yang Berangkat Dari Hobi Sampai California Soft Launching Cafe Dangdut New York di Smorgasburg WTC Financial Cente
Terkenal Karena Rasa dan Pernah Viral
Berani Buka Usaha Usung Brand Roccafrans
Bertahan di Masa Pandemi dengan Menu Ini
Meningkatkan Imun dengan Produktivitas
Sambal yang Membakar Lidah Orang Amerika
Bisnis Tanaman Hias yang Ekspor ke AS
Pertemuan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) dengan
Berawal dari kegelisahan
Michael Wirawan yang melihat batik itu selalu identik dengan orang tua dan terlihat uzur. Dia memberanikan diri untuk mengembangkan bisnis batik modern yang fresh dengan nama Flike Store.
Saat itu usia Michael baru berusia 19 tahun dan masih kuliah. Batik banyak dijual dengan ukuranukuran besar, nampak old school dan tidak modern, terlebih jauh dari kesan muda.
Michael lalu mencoba membuat kemeja/baju batik dengan cuttingcutting-nya yang modern. Cutting seperti slim fit, melingkar yang cocok dengan anak muda seperti dirinya.
Dia kemudian testing dan mencoba pakai batiknya sendiri untuk acara kumpul-kumpul. Seraya trial and error dan tidak ada mention apa-apa. Cuma mau ngetes baju yang dipakainya bagus atau tidak dilihat oleh rekan-rekannya. Gayung bersambut, responsnya sangat positif. Michael lalu mengatakan bahwa batik itu adalah produknya sendiri.
Flike Store pun mulai berjalan.
Michael bercerita Batik Flike Store berbeda dari brand-brand batik lainnya. Berdiri enam tahun lalu, tetap setia di market online. Hal yang berbeda, kendati orang tuanya sendiri juga berkecimpung dalam industri yang sama.
“Orang tuanya berada di industri yang sama bedanya mereka bergerak di bidang konvensional yang traditional market. Saya melihat peluangnya untuk jualan online. Saat merintis Flike Store, marketplace masih tidak terlalu banyak,” katanya kepada KABARI.
Michael pun memanfaatkan media sosial, instagram (IG). Tes jualan dan berujung cuan, perkembangannya dari awal sudah 145 ribu followernya dan masih menjadi top leader market untuk kategori batik modern anak muda.
Oh iya, batik yang dijual di Flike Store bukanlah batik tulis. Salah satu alasannya batik tulis itu biasanya harga batik tulis mahal. “Kalau kita main di batik modern dengan target marketnya adalah anak muda, kita gak bisa effort ke batik tulis,” imbuhnya.
Makanya itu, Flike Store lebih ke batik cap dan printing. Ada anggapan kurang orisinal dan Indonesia? Tidak juga, karena Michael punya alasannya sendiri, dia mengatakan walaupun batik Flike Store adalah printing atau cap tetapi yang di-printing adalah batik asli dari Indonesia, jadi bisa speak up ke banyak orang dan anak muda bisa represent batik. (Harry Prasetyo). Selengkapnay klik logo Video.
Setiap pemilik usaha atau seorang entrepreneur kebanyakan memiliki mimpi untuk usahanya menjadi lebih maju dan berkembang dengan perhitungan yang matang, biasanya mulai dari modal awal hingga target market pun terkonsep dengan maksimal.
Terlebih sejak pandemi melanda tanah air bahkan dunia, banyak para pelaku usaha mengalami penurunan omzet akibat dampak dari wabah covid-19.
Verra Victoria, salah satu pelaku usaha yang juga mengalami dampak ekonomi dari Pandemi, meski demikian, Verra pun tak menyerah bahkan dirinya justru banyak melakukan kegiatan ekonomi demi survive mengembangkan usahanya.
Selaku Founder dari PT Bima Tikhe Berkat atau yang dikenal dengan brandnya yaitu “Pulau Coffee”, ia menceritakan perjalanan membangun usaha yang memiliki mimpi untuk tembus pasar dunia.
“PT Bima Tikhe Berkat adalah perusahaan yang bergerak di agriculture produk dan juga interior aksesories, perkembangannya sejauh ini cukup memberikan sesuatu yang signifikan terhadap value dari perusahaan kami sejak kami mendirikannya pada tahun 2017,“ ujar Verra.
Selain itu, target pasar Pulau Coffee sesuai impian Verra, yakni bisa mengembangkan usahanya selain pasar lokal Pulau Coffee berusaha menjangkau ke pasar luar negeri. Dan bisa membuka outlet di luar negeri dengan kerjasama dengan pengusaha lokal setempat untuk bisa lebih lagi mempromosikan produk agriculture asal nusantara.
Verra menambahkan, “Target market kami domestik hingga internasional, yaitu kami ingin menghadirkan produk-produk agriculture yang natural dan organik untuk masyarakat Indonesia dan juga di market internasional,“ imbuhnya.
Dikatakan Verra, untuk melangkah pasar luar negeri dirinya pun aktif mengikuti kegiatan pameran secara virtual dengan persiapannya mengumpulkan produk terbaik Indonesia seperti Kopi, Tea, Palm Sugar, Vanilla Pods, Tepung “Glutten Free” (yang bekerjasama dengan beberapa UKM Indonesia) dengan proses alami dan organik, serta bersertifikat.
Untuk mewujudkan mimpinya Verra terus mengembangkan usahanya, Pandemi baginya memberikan perubahan dan semangat dalam mewujudkan apa yang di cita-citakannya memasarkan produk Indonesia di mancanegara.
“Kami ingin mengembangkan pasar yang lebih besar lagi, ekspansi yang lebih besar khususnya di pasar Amerika, dan sejauh ini di tahun 2017 sampai tahun 2019 kami sudah melakukan ekspor meskipun dalam taraf kecil (LCL) beberapa negara seperti Asia Pacific dan juga Eropa. Dan harapan kami di tahun depan kami bisa mengembangkan ekspansi pasar di Amerika,“ ungkap Verra penuh semangat. (Kabari1008). Selngkapnya klik logo Video.
Untuk menonton video klik KabariNews.com/67108