
Follow Us On:













Follow Us On:
• Majalah Kabari Digital
• Majalah Hidup Sehat
• Majalah Tur Dunia
• Majalah Extra Uang
Disebarkan ke
Lebih dari 27,000
Emails
Hubungi:
Lebih dari 25 juta Kabari YouTube Video Viewers
San Francisco : (415) 213-7323
Los Angeles : (562) 383-2100
Jakarta : (021) 4288-6112
Email: sales@kabarinews.com
Jessica Indra Bangun Tiga Brand Kuliner
Ketjilkoe yang Berangkat Dari Hobi Sampai
California
Soft Launching Cafe Dangdut New York di Smorgasburg WTC Financial Cente
Terkenal Karena Rasa dan Pernah Viral
Berani Buka Usaha Usung Brand Roccafrans
Bertahan di Masa Pandemi dengan Menu Ini
Meningkatkan Imun dengan Produktivitas
Sambal yang Membakar Lidah Orang Amerika
Bisnis Tanaman Hias yang Ekspor ke AS
Pertemuan Badan Pelindungan Pekerja Migran
Indonesia (BP2MI) dengan Diaspora Indonesia
Puji Syukur atas segala rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kepada kami waktu dan kesempatan untuk tetap terus berkarya memberikan beragam informasi yang dikemas sebagai Jembatan Informasi Indonesia – Amerika.
Majalah Kabari edisi kali ini menghadirkan beragam informasi serta artikel inspirasi buat para pembaca Kabari yang budiman.
Jessica Indra bangun tiga brand kuliner, Life must go on! Pandemi bukanlah halangan, melainkan tantangan. Dan tak jarang melahirkan peluang asalkan jeli melihat dan mau berusaha mati-matian. Simak kisahnya hanya di cover story. Selain itu, kami juga menyuguhkan informasi lainnya seperti Sambal yang Membakar Lidah Orang Amerika, Shifa, anak pemilik sambal DD1 ini, mengatakan pandemi membuat anakanak muda di AS doyan makan sambal. Bisa dikatakan pandemi memberikan berkahnya tersendiri terlepas dari duka yang dialami unit UMKM kuliner ini. Dimana pandemi membuat usahanya turun-naik omsetnya.
Masih banyak lagi informasi lainnya yang tak kalah menarik yang kami rangkum di antaranya : Soft Launching Cafe Dangdut New York di Smorgasburg WTC Financial Center, Bertahan di Masa Pandemi dengan Menu ini, Meningkatkan Imun dengan Produktivitas, Berani Buka Usaha Usung Brand Roccafrans dan masih banyak lagi artikel menarik lainnya yang layak anda simak hanya di Majalah Kabari Edisi 169.
Kabari merupakan majalah bulanan berbahasa Indonesia yang diterbitkan oleh California Media International, Inc dan didistribusikan secara gratis di seluruh wilayah Amerika Serikat.
Kantor Pusat 1788 19th Avenue, San Francisco, CA 94122
Tel: (415) 213-7327
Fax: (415) 294-7030
Kantor Cabang LA 731 N Beach Blvd, Ste 210. La Habra, CA 90631 Tel: (562) 383-2100
Kantor Cabang Jakarta Cempaka Putih Timur V No.15 Jakarta, Indonesia 10510 Tel: (021) 428-86112
Email redaksi: redaksi@kabarinews.com | Iklan : sales@kabarinews.com
penerbit
John oei
komisaris indonesia olina himayanti
dewan penasihat lisa tungka
direktur utama amerika indriati (vonny) oei
direktur utama indonesia anita setiawardi
penulis asban natawiJaya
penata artistik liemala helmi
video
Fanie ekasyah
kontributor
riana k liptak harry prasetyo administrasi dewi liem
iklan dan pemasaran weina tanuwiJaya
sirkulasi peter zhang
Pekerjaan yang berhubungan dengan atau mengundang keramaian harus ditangguhkan di masa-masa pandemi. Jessica Indra atau biasa disapa Chika yang terbiasa bekerja mengelola eventevent, yang tentunya banyak orang, harus putar otak lantaran tak banyak kegiatan.
Life must go on! Pandemi bukanlah halangan, melainkan tantangan. Dan tak jarang melahirkan peluang asalkan jeli melihat dan mau berusaha mati-matian.
Chika pun banting setir menjadi seorang entrepreneur. Tak tanggung-tanggung, tiga brand didirikannya di masa pandemi. Semuanya di bidang kuliner, sebut saja kafe makanan bernama Dyaca Kitchen dan minuman, bernama Splashy sampai usaha katering, Thousand Tables.
Usaha kuliner bagi dirinya tak pernah mati. Ditambah lagi Chika akrab dengan dunia ini sudah lama. “Saya sering Ikut kursus atau les singkat untuk membuat makanan. Saya pikir saya suka banget dengan kuliner. Kuliner tidak ada matinya,” kata Chika kepada KABARI.
Chika lalu mencoba dan kebetulan ada salah satu brand makanan dan dia bersama teman-temannya mencoba peruntungannya mencoba berbisnis. Mereka mulai belajar di bulan-bulan awal. Sayangnya harus di freeze, karena kesibukan masing-masing.
Nah, selepas dari sana dewi fortuna berpihaknya. Suatu kesempatan, dirinya diberikan tempat dan bisa menggunakannya. Dibuatlah Dyaca Kitchen yang khusus untuk menjual makanan dan Splashy untuk minumannya. Chika juga diajak untuk berkerja sama
bersama temannya untuk membuat usaha katering yang diberi nama, Thousandtables.
Orang banyak yang bertanya kepada dirinya kenapa dipisah antara yang makanan dan minuman? Menurut Chika, untuk minuman perkembangannya agak berbeda dengan makanan. Spot dia bedakan, splashy seperti kedai-kedai gerai minuman lainnya.
“Kemungkinan nanti kita bisa pop up store yang beda-beda. Misal buka di Depok, Bintaro. Itu pop upnya. Splashy dan kitchen bisa dipisah,” katanya.
Harga dari makanan dan minuman dari brandnya ini tergolong ramah di kantong. Minuman dari harga Rp15.000 keatas. Dan makanan dari Dyaca Kitchen yang sifatnya fusion. Namun untuk Thousandtables lebih ke premium. Untuk catering box mulai dari Rp40.000 sampai hampers yang harganya Rp100.000 ke atas.
Untuk menu di Dyaca Kitchen lebih ke makanan Asia. Harganya tidak mahal. Paling mahal Rp32.000. Best seller dari Dyaca Kitchen adalah Nasi Oseng Daging Maranggi. Kenapa digemari? Karena Maranggi itu jarang, biasanya di sate sementara Dyaca Kitchen dioseng. “Menu ini menjadi andalan pelanggan dan sering habis juga,” katanya.
Minumannya sendiri standar yang ditawarkan, mulai Kopi Susu Gula Aren, Cafelatte, dan jenis minuman lainnya. Untuk best seller dari Spalshy adalah Kopi Susu Gula Aren. “Sebenarnya kita cari pangsa pasar orang yang banyak suka dan Kopi Susu Gula Aren banyak yang suka,” tutur Chika. (Harry Prasetyo) Selengkapnya Klik Logo Video.
Modal terkadang menjadi momok bagi siapapun yang ingin buka usaha. Tak sedikit yang urung niat buka usaha karena modal yang dimilikinya minim. Belum lagi banyak yang mengira butuh modal besar untuk membuka usaha.
Namun bagi Netty buka usaha itu tak melulu soal modal besar. Contohnya saat dirinya mendirikan usaha dengan nama brand, Ketjilkoe. Netty mengatakan hanya membutuhkan modal awal sekitar Rp. 200-400 ribu untuk mendirikan bisnisnya. Modal yang “sedikit” itu digunakannya untuk membeli bahan kain, dan bahan lainnya.
“Ya, beberapa tahun yang lalu saya mendirikan Ketjilkoe. Awalnya itu hanya hobi saja karena kesukaan saya pada kerajinan tangan,” kata Netty kepada KABARI.
Netty mengatakan inspirasi khusus yang membuat dirinya membangun usaha ini tidak ada. Tetapi Netty sangat salut kepada ibuibu yang berani berhenti bekerja dan menggeluti usaha sambil mengurus keluarga. Dan tentunya bisa bermanfaat bagi orang lain juga.
“Mereka mengajarkan kaum perempuan terutama yang sudah berkeluarga untuk dapat memiliki keahlian yang dapat menghasilkan uang.”
Produk Ketjilkoe sederhana yaitu berupa kalung-kalung atau aksesoris lainnya yang berbahan dasar kain atau batik. Teknik pembuatannya beragam mulai dari “kanzashi” yaitu teknik lipat kain dari Jepang dan lainnya. Harganya cukup murah mulai dari Rp. 35.000 sampai ratusan ribu.
Untuk proses pembuatannya dan pemasaran masih dikerjakan oleh Netty sendiri. Dalam sehari bisa produksi sekitar dua kalung/hari. Ketjilkoe juga menerima pesanan kalung “custom” yang sesuai dengan keinginan customer. Bahan baku paling utama yaitu batik didapatkan dari Jakarta dan Pekalongan.
Lantas bagaimana dengan distribusinya? Netty mengatakan masih seputaran Jakarta dan beberapa pulau di Indonesia. Namun pernah juga ada yang pesan dari luar negeri tepatnya dari California, Amerika Serikat. Sungguh tidak menyangka, Ketjilkoe bisa melalang buana ke negeri paman Sam.
Nah, penjualan produk dari Ketjilkoe memadukan antara online dan offline. Secara online, Netty banyak menggunakan media sosial semisal instagram. Selain online, Ketjilkoe juga menjual produknya lewat offline melalui pameranpameran seperti Inacraft. Netty mengatakan respons masyarakat sejauh ini positif dan mendapatkan banyak masukan dari konsumen.
Masukan dari konsumen itu penting, baginya. Dan demi menjaga kualitas, Netty menggunakan bahan-bahan yang bermutu. Namun mencari bahan baku yang berkualitas susah gampang. Dan inilah yang menjadi kendala dalam bisnis Ketjilkoe. “Bahan baku terkadang terlalu mahal. Kalau mahal maka harga jual juga semakin mahal,” katanya.
Tetapi semua itu bisa ditangani Netty dengan baik. “Usaha saya banyak yang harus diperbaiki dan masih jauh dari kata sukses. Tapi menurut saya dalam berbisnis
adalah terus mencoba, belajar terus dan tidak pernah menyerah,” katanya.
Pandemi Datang
Pandemi corona yang masih berlangsung di Indonesia memberikan dampak bagi usahanya. Netty mengatakan di awal pandemi sempat beberapa bulan tidak ada pemasukan karena reseller dan customer sudah tidak berbelanja lagi.
Netty pun putar otak. Ketjilkoe pun beralih berjualan masker kain dan bersyukur dari pandemi dirinya bisa belajar skill baru, belajar menjahit dengan mesin jahit.
“Sekarang customer sudah mulai ada tetapi sedikit perubahan di perilaku konsumen. kalau dulu pembelian kalung/aksesoris untuk pemakaian pribadi atau dijual kembali. Kalau sekarang lebih untuk gift/hadiah/souvenir,” tutur seraya menambahkan harapan Ketjilkoe dapat berkembang dengan baik secara skill maupun produk dan menjaring customer baru. (Harry Prasetyo)
Sebuah mimpi
jika ditekuni
secara serius dan bersungguh-sungguh, pasti akan menjadi kenyataan. Demikian pula mimpi mewujudkan Cafe Dangdut New York. Pada tanggal 3 September 2021, akhirnya Cafe Dangdut New York dapat terwujud. Bertempat di Smorgasburg WTC Financial Center, Cafe Dangdut New York hadir untuk masyarakat New York dan sekitarnya dengan soft launching berupa tenda Cafe Dangdut New York tepat di samping The Oculus New York, sebuah kawasan paling bergengsi di kota Manhattan, New York, Amerika Serikat.
Café Dangdut New York mengusung konsep coffee shop yang bersifat
permanen dan coffee truck yang bersifat ‘mobile’ dengan sajian menu kopi Indonesia dari berbagai daerah penghasil kopi di tanah air, mulai dari kopi Aceh sampai dengan kopi Papua. Selain menu utama kopi, Café Dangdut New York juga hadir dengan makanan (aneka kudapan khas Indonesia) beserta merchandise Café Dangdut New York yang merupakan produk industri kreatif (UMKM) Indonesia seperti kaos, mug, dan sejenisnya.
Acara soft launching Cafe Dangdut ini didukung oleh KJRI New York, Kemenparekraf, ITPC Chicago dan Anomali Coffee serta dihadiri oleh perwakilan dari PTRI New York, perwakilan Perbankan
(BI New York dan BRI New York) dan Indonesian Investment Promotion Center (IIPC) New York.
Dalam sambutannya, Konjen RI New York, Dr. Arifi Saiman, MA menyampaikan rasa syukurnya bahwa Cafe Dangdut New York dapat terwujud. Ia menjelaskan bahwa Kota New York dipilih sebagai tempat pendirian Café Dangdut karena dengan dukungan brand New York yang sangat populer di dunia, diharapkan akan memudahkan penetrasi Café Dangdut ke kota-kota lain baik di AS maupun kota-kota lain di dunia. Konjen Arifi juga menyampaikan selain berdagang kopi dan kudapan khas Indonesia, Cafe Dangdut nantinya juga akan menjadi outlet penjualan/pemasaran produkproduk merchandise (UMKM) Indonesia sehingga dapat meningkatkan nilai dari produk ekonomi kreatif Indonesia yang pada akhirnya meningkatkan taraf kehidupan para pengrajin Indonesia.
Selain itu, tambahnya, Cafe Dangdut juga memiliki jaringan kuat dengan We People of Culture (Wepoc), sebuah label ternama di Amerika Serikat yang dapat membantu memfasilitasi artis Indonesia untuk berkiprah meniti karir di Amerika Serikat. Konjen Arifi juga menambahkan bahwa acara Grand Opening Cafe Dangdut akan diselenggarakan di Times Square pada
tanggal 9 September 2021 pada pukul 17.00-19.30 waktu setempat. Acara Grand Opening akan dimeriahkan dengan penampilan budaya berupa gamelan Bali yang mengiringi Tari Penyambutan, Tarian Cinta, Orkes Dangdut “Sinar Muda” KJRI New York, Fesyen Show Hengki Kawilarang dan baju adat pernikahan Jawa dan Bali, Dangdut in America, Fitri Carlina dan Eskoh, Asap Ty, dan Sara Fajira.
Sementara itu Dina Fatimah (Eski) yang dalam hal ini mewakili Wepoc, mengucapkan terima kasih kepada KJRI New York, Kemenparekraf, ITPC Chicago, Anomali Coffee dan Wepoc atas dukungannya terhadap pendirian Cafe Dangdut New York.
Setelah sambutan, acara dilanjutkan dengan pengerukan tumpeng oleh Konjen Arifi Saiman dan Kompol Endang Wahyu Kinasih, Ketua DWP KJRI New York. Nasi tumpeng tersebut kemudian diserahkan kepada Fitri Carlina, pedangdut Indonesia yang namanya tak asing namanya di Amerika Serikat berkat duetnya dengan penyanyi Amerika Serikat Eskoh berjudul “Only Option” dan tampil secara virtual pada Super Bowl Week pada acara Ladies Heart Football pada awal Februari 2021. Kegiatan lalu dilanjutkan dengan acara pecah kendi yang menandai secara simbolis soft launching Cafe Dangdut New York dan Indopop Movement di Amerika Serikat.
Setelah acara seremonial selesai, kegiatan dilanjutkan dengan membagikan kopi secara cuma-cuma kepada seluruh undangan yang hadir dan juga masyarakat lokal yang berada di WTC Financial Center. Selain kopi, panitia dan kru Cafe Dangdut New York juga membagikan nasi tumpeng dan aneka kudapan khas Indonesia yaitu bakwan sayur, combro, kue sarang semut, dan lain sebagainya. Publik setempat tampak sangat menikmati suguhan kopi, nasi tumpeng dan aneka kudapan khas Indonesia. Suasana cukup ramai mengingat Smorgasburg WTC Financial Center terletak di Fulton Street yang merupakan lokasi pasar makanan yang diminati oleh masyarakat setempat. Acara soft launching Cafe Dangdut New York juga disiarkan secara streaming melalui Facebook Live KJRI New York dan IG Live KJRI New York. (Kabari)
Bisa dibilang pemilik Bakmi Siantar Lina merupakan seorang wanita cantik yang peduli eksis. Simak saja lini sosial media Instagramnya atau Tik Toknya, Lina Kartika, getol sekali membagikan beragam postingan. Mulai dari kegiatan usaha bakminya sampai tentu saja, endorse-an.
Ya! Sosial media bukan sesuatu yang disepelekan olehnya. Bagi Ci Lina sapaan akrabnya peranan sosial media media sangat vital membangun viral dan branding. Dari sosial media juga pelanggan yang lapar mie datang tidak hanya di Jakarta dan Tangerang saja, namun juga di luar Jabodetabek dan luar Pulau Jawa, seperti Bogor, Bandung, Karawang, Makassar, Kalimantan, Bengkulu, Padang, Lampung, Surabaya, dan kota lainnya.
Puji Tuhan, sebutnya. Kendati pandemi sempat “merobek-robek” tatanan perekonomian banyak orang, Bakmi Siantar Lina masih terus bertahan bahkan berkembang. Rencana Bakmi Siantar Lina akan membuka cabang ke-4 di wilayah Kelapa Gading, Jakarta Utara. Bakmi Lina sendiri sudah memiliki tiga cabang di Jakarta, di daerah Pluit, Gading Serpong, dan Pesanggrahan Puri. Usaha mie dirintisnya beberapa tahun lalu. Kenapa
mie? Alasannya sederhana karena mie banyak disukai oleh orang. Kuliner sejuta umat ini memang “bejibun” peminatnya di Jakarta.
Dengan keistimewaan bakmi khas Siantar, Ci Lina mencoba mencari cuan di ranah ini. “Awal memulai usaha ini perlu perjuangan karena tidak langsung ramai. Namun berkat Tuhan bisa viral. Saya gak diam di zona nyaman tapi punya untuk mandiri dan berkembang,” tutur Lina kepada KABARI. “Bukan hanya bisa masak di resto tapi harus bisa mengolah semua bahan baku sendiri, dan mendengar semua input dari pelanggan.”
Ada Menu Halal dan Non-Halal
Nah, menu jagoan Bakmi Siantar tentu saja bakmi. Mienya berbentuk keriting dan kenyal. Bakmi dibuat khusus dengan tangan alias homemade. Ci Lina menjamin mienya sehat dan tanpa bahan pengawet. Selain itu, istimewa menu bakmi Siantar-nya, untuk penyajiannya memiliki beragam topping sesuai selera pelanggan.
Dari unit menunya Bakmi Siantar menyuguhkan menu non-halal dan halal. Yang non-halal biasanya menggunakan daging babi cincang atau babi merah
(casio). Yang halal sudah pasti menggunakan daging ayam dan daging sapi.
Ci Lina mengatakan bagi yang ingin mencicipi Bakmi
Siantar Lina halal tak perlu khawatir. Di restorannya ini terdapat dua dapur masak yang terpisah untuk menu halal dan non halal, berikut peralatan makannya juga terpisah agar para penikmat bakmi ini lebih aman dan nyaman dalam menikmatinya.
“Untuk menu halal tidak usah khawatir. Karena untuk dapur memasaknya dan peralatan masaknya juga terpisah. Untuk non halal dapurnya di depan, dan untuk yang halal dapur belakang. Jadi benar-benar dipisah,” ungkapnya.
“Masyarakat muslim jangan khawatir untuk makan di restoran karena dapur masak kami terpisah. Untuk dapur masak non halal di depan dan dapur masak halal di belakang. Karyawan kami pasti akan memberitahu
kepada konsumen mengenai mana menu makanan yang halal dan non halal. Sehingga konsumen nyaman menikmati menu makanan kami,” jelasnya lagi.
Lebih lanjut Lina mengatakan, untuk menu halal, di restorannya menghadirkan tiga menu, yakni Bakmi Ayam Kampung, Bakmi Ayam Jamur, dan Dimsum. Untuk minumannya, ada susu kacang kedelai, kietna, es lidah buaya dan untuk dessert bisa mencoba guiling kao madu, kacang hitam dan kacang hijau.
Maknyus! Usaha bakmi ini seperti dikatakan di atas tidak langsung menuai sukses. Butuh proses dan Ci Lina selalu terus berusaha, mandiri, dan memberikan yang terbaik. Apapun itu asal niat berusaha dan berdoa pasti bisa dan tidak ada yang mustahil. Semoga kedepannya Bakmi Siantar Lina bisa terus meningkatkan pelayanan dan kualitasnya. (Harry Prasetyo)
Siapa yang suka kangen masakan rumah pas lagi diperantauan?
Pawon Om Wil solusinya. Karena diolah higienis dan modern, Pawon Om Wil bisa tahan hinga 1 tahun walau gak masuk kulkas. Jadi lebih mudah dibawa kemana-mana, lebih mudah disimpan dan lebih cepat disajikan. Cocok banget dinikmati kalau kamu lagi rindu masakan Nusantara.
Untuk Distributor silakan kontak Vonny di Kabari 4155332696
Sudah hampir 3 tahun Ocka Sakri mulai menggeluti usaha kerajinan Tas dan sepatu berbahan kulit. Sebelumnya, Ochan yang biasa disapa pernah bekerja di bidang media serta di perusahaan Event Organizer (EO) sebagai consulting marketing berkisah awal mula merintis usaha sepatu.
“Awalnya aku bekerja di media sempat beberapa tahun, terus habis dari situ aku kerja di consulting marketing akhirnya memutuskan untuk keluar. Awalnya brand itu bukan sepatu tetapi lebih ke dompet dan clutch, dan seiring berjalannya waktu coba beberapa produk sepatu, dan ternyata lebih menguntungkan,” kata Ochan.
Terinspirasi dari kebanyakan kaum hawa yang konsumtif dalam berbelanja terutama untuk menunjang penampilannya seperti misalnya pada produk sepatu, tas dan dompet. Ochan akhirnya memberanikan diri merintis usaha sepatu secara daring yang dikenal dengan Roccafrans.
“Kita perempuan itu konsumtif banget, kalau misalnya kita punya satu produk pengen nambah lagi dan tambah lagi meski ada beberapa sepatu dengan jenis yang sama namun beda warna, karena perempuan itu lebih konsumtif, dan mungkin karena cuannya di sini aku ambil usaha sepatu dan sandal, tetap masih produksi clutch sama dompet juga tapi hanya beberapa, “kata Ochan.
Kini Ochan lebih fokus pada usaha sepatu dan berkembang terlebih di masa pandemi, banyak produk yang sudah dihasilkan seperti Chicko Bots, Osaka, Ginza, Rocca, dan jenis produk wedding shoes (Sekar) dan masih banyak produk sepatu lainnya yang terbuat dari bahan kulit asli.
Di masa pandemi sepatu Ochan justru banyak pemesanan dengan menggunakan teknik marketing secara online melalui sosial media Instagram. (Kabari1008)
Selengkapnya Klik Logo Video.
Jika pandemi masuk dalam kategori musibah. Berarti musibah ini membawa berkah tersendiri bagi rumah makan yang satu ini. Berkat pandemi, Bakmi Palu, harus mengeluarkan menu baru sekaligus penyelamat, Bakmi Frozen. Tanpa dinyana, menu ini mendulang sukses sampai tahun kedua pandemi.
“Satu-satunya strategi kita supaya bertahan di awal pandemi tahun 2020 ya bakmi frozen ini dan syukurnya dapat berjalan dengan baik sampai saat ini,” kata Irawan, Owner Bakmi Palu, beberapa waktu lalu kepada KABARI.
Di Awal pandemi, dimana orang-orang takut untuk keluar rumah. Restoran juga banyak yang tutup. Makanan Frozen menjadi pilihan utama. Tidak perlu keluar rumah dan praktis untuk disajikan. Tinggal pesan di marketplace atau service makanan online, makanan dapat ke rumah.
Bakmi Palu Frozen melayani pelanggannya di wilayah
Jakarta. Tidak hanya di ibukota saja, melainkan sampai ke luar kota seperti Bandung, Surabaya, Bali, Palembang, dan kota lainnya. Bahkan Bakmi Palu memiliki reseller di Singapura khusus Bakmi frozen. Bakmi frozen Bakmi Palu bisa tahan satu bulan di freezer, satu minggu di chiller dan 24 jam di suhu ruangan.
Nah, Bakmi frozen hanya salah satu menu jagoan dari resto ini. Selain frozen, resto ini pastinya menghadirkan menu Bakmi Babi Tore sebagai andalannya dengan pork belly yang maknyus! Dari semua pork belly yang ada di Jakarta, Pork Belly Bakmi Palu mempunyai rasa yang berbeda, asin gurih dan juicy tetapi kulitnya garing. Pork belly yang lainnya juicy tidak garing atau sebaliknya. Babi Bakmi Palu dipanggang tidak terkontaminasi dengan minyak goreng.
Bakmi yang digunakan di-request khusus dari rekanan yang levelnya pabrik dan bukan home industry Bakmi Palu memilih yang mie pabrikasi karena mempertimbangkan dari sisi kestabilan. Maksudnya mie pabrikasi, mie yang diproduksi stabil, baik itu ukurannya, diameter, dan teksturnya stabil.
Bakmi Palu, kata Irawan, aslinya besar di Palu, tetapi ketika mie itu sampai Jakarta kita harus menyesuaikan dengan lidahnya orang Jakarta, dimana mereka tidak suka mie yang terlalu besar. Bakmi Palu pun membuat mie dengan ukuran medium dan kecil seperti indomie.
Untuk jenis-jenis bakminya, Bakmi Palu membagi dalam dua kategori besar pertama yaitu menu Dine In dan frozen. Untuk yang Dine In, menu andalannya adalah Bakmi Palu, Bakmi Rica, dan menu modern untuk kalangan anak muda bernama Nasi Babi Tore Truffle Sambal Matah.
Nasi Babi Tore Truffle Sambal Matah merupakan perpaduan daging babi yang empuk dan juicy ditambah sambal matah yang fresh dan disajikan bersama nasi putih dan telur mata sapi. ”Menu ini sangat simple dan dagingnya banyak, jadi pelanggan bisa puas,” kata Irawan.
Harga Bakmi Palu dibanderol Rp.55.000 untuk porsi satu orang. Kalau ada pelanggan yang doyan makan bakmi, resto ini juga menyediakan porsi medium. Selain menu unggulan, ada pula menu Bakso goreng yang diisi dengan daging babi dan udang.
Oh iya, untuk pelanggan yang muslim tersedia juga menu seperti Bakmi Ayam Kampung dan Bakmi Ayam Cincang. Semuanya terpisah mulai dari mangkoknya yang terpisah minyak, dan adukannya pun dibedakan dari menu untuk yang non-muslim.
Bakmi Palu merupakan bisnis keluarga. Banyak anggota keluarga Irawan yang suka dan mahir dalam membuat makanan khas Palu, Sulawesi. “Waktu di Palu, kita sudah biasa makan mie Palu, tetapi belum kepikiran untuk membuat restoran seperti sekarang ini,” katanya.
Setelah di Jakarta, barulah terpikir untuk menjual bakmi khas palu. Di Jakarta sendiri banyak jenis mie dan di tahun 2018, Bakmi Palu pun pertama kali hadir di Ruko Elang Laut Boulevard. Selang beberapa tahun, pindah lokasi ke wilayah Pantai Indah Kapuk 2 (PIK 2) tepatnya di Golf Island di depan masuk Pantjoran.
Alasan pindah PIK 2 karena wilayah ini menjadi tempat wisata baru di Jakarta. Apalagi di PIK 2 nantinya akan banyak perumahan dan akan menjadi sentra wisata dan bisnis. “Kita pikir Bakmi Palu harus pindah segera ke posisi yang strategis di Pantjoran,” kata Irawan. “Mudahmudah Bakmi Palu dapat terus sukses di masa depan dan semakin dikenal banyak orang.” (Harry Prasetyo)
Selengkapnya Klik Logo Video.
Hampir dua tahun
Pandemi melanda tanah air bahkan dunia dan dampak yang dirasakan oleh sebagian banyak orang cukup besar. Pemerintah menerbitkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang mengakibatkan produktivitas dilakukan secara online.
Hal demikian menyebabkan banyak orang yang menghabiskan waktu dan kegiatannya di rumah. Namun apabila dilakukan dalam kurun waktu yang cukup lama timbul kondisi mental tertentu seperti stres.
Nancy Naomi Aritonang, seorang psikolog klinis dewasa yang berpraktek di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan dan juga bekerja sebagai Dosen di fakultas Psikologi Universitas HKBP Nommensen Medan memaparkan perubahan psikologi di saat pandemi.
“Memang akibat dari pandemi ini salah satu yang paling menonjol pengaruhnya adalah stres, sudah hampir dua tahun bahkan bukan hanya di Indonesia, secara global stres ini adalah menjadi hal yang wajar dialami banyak orang saat pandemi,” terang Naomi.
Lebih jauh ia menambahkan, “Anak-anak juga bosan mungkin karena stres, akhirnya cenderung lebih mudah marah, susah berkomunikasi, bahkan prestasinya secara akademik juga menurun. Kalau untuk orang dewasa ditambah lagi mungkin karena financial, yang mana itu menjadi kewajiban dan tanggung jawab, sehingga dengan adanya tekanan financial, kesulitan
dalam memenuhi kebutuhan hidup itu menjadi sumber stres yang paling besar saat pandemi ini,” imbuhnya.
Menurut Naomi, berdamai dengan keadaan adalah cara survive bertahan di tengah pandemi, dengan menjaga diri seperti menerapkan protokol kesehatan (prokes) dengan memakai masker, menjaga jarak, meningkatkan imun, menjaga kesehatan seperti minum vitamin dan makan makanan bergizi dan olahraga.
“Caranya adalah menerima apa yang harus diterima dan melakukan apa yang bisa dilakukan, maksudnya dalam posisi ini kita harus menerima kenyataan bahwa seluruh umat manusia di dunia ini sedang mengalami pandemi berarti kita tidak sendiri, jadi pandemi ini nyata dan kita harus siap untuk menerimanya berarti harus jaga diri seperti menerapkan proses, ningkatin imun,” ungkap Naomi. (Kabari1008). Selengkapnya Klik Logo Video.
Digital Magazine
Digital Magazine with Video E-News Email
Written Articles in KabariNews.com
Copy & Paste from other Medias
Number of Videos (YouTube)
Number of Video Viewers (YouTube)
Number of Video Subscribers (YouTube) Webinar
Livestream Social Media
Facebook Subscribers:
Ikut Kabari Amerika Kabari Magazine
Urban Kabari (English)
KabariNews.com in Ranking.com
KabariNews.com in Alexa.com
1/4
Siapa yang tak mengenal sambal. Atau bahkan tidak pernah mencicipinya? Sepertinya semua orang tahu apa itu sambal. Sambal dikenal karena rasanya, pedas! Dan Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki beragam jenis sambal. Hebatnya lagi sambal Indonesia tidak hanya juara di negeri sendiri. Melainkan jalan-jalan ke luar negeri, membakar lidah siapapun yang memakannya.
Nah, Sambal Dede Satoe (DD1) adalah salah satu contohnya. Sambal yang diproduksi di Surabaya ini telah diekspor ke Amerika Serikat. Banyak diaspora Indonesia ketagihan dengan rasa sambal DD1. Tak hanya diaspora saja, warga negeri Paman Sam pun ikut-ikutan suka dan memesan sambal ini.
Shifa, anak pemilik sambal DD1 ini, mengatakan pandemi membuat anak-anak muda di AS doyan makan sambal. Bisa dikatakan pandemi memberikan berkahnya
tersendiri terlepas dari duka yang dialami unit UMKM kuliner ini. Dimana pandemi membuat usahanya turunnaik omzetnya. “Angka pembelian turun, produksi pun tidak bisa setiap hari. Kasihan para pelaku usaha cabai atau petani cabainya.”
Sedih melihatnya, kata Shifa. Namun DD1 tetap optimis dan positif thinking, toh sambalnya telah banyak dikenal. Tetap jalani apa yang ada. Turun naik dalam usaha itu sudah biasa tinggal bagaimana kita menyikapinya. Intinya, tetap bersyukur!
Usaha dari Modal 50 Ribu!
Usaha Dede Satoe dirintis oleh sang bunda, Susilaningsih. Dan nama Dede satu diambil dari nama alamat. Alasannya agar namanya menjadi pembeda dari nama-nama merek sambal lainnya. “Kalau alamat tidak
mungkin ada yang sama karena yang tinggal hanya kita saja,” kata Shifa kepada KABARI.
Modal awal kata Shifa hanya Rp50.000 saja di tahun 2011 lalu. Dari dana segitu, diperoleh beberapa kilo cabai, lantas diulek sendiri, dan akhirnya menjadi sambal yang dibungkus dalam beberapa botol. Bundanya Shifa memiliki passion suka memasak. Dan Sambal DD1 adalah hasil hobinya memasak.
Dari hasil produksi yang masih sedikit itu, DD1 mulai memasarkan produknya ke toko-toko. Sayangnya, saat memasarkan produk itu sempat mendapatkan penolakan karena sambal belum memiliki izin edar.
Karena penolakan tersebut, bundanya Shifa berusaha mengurus segala sesuatu perizinan agar produknya dapat dipasarkan ke toko-toko. Pada 2012, DD1 dapat perizinan dan sudah lengkap dari izin edar, merek, hingga stempel Halal. Hingga pada 2013 DD1 mulai dikenal mendapatkan penghargaan sebagai industri kecil terbaik oleh Pemkot Surabaya.
Sekarang DD1 mulai merambah generasi milenial melalui tangan Shifa. Sambal yang kesannya tradisional menjadi lebih modern. Sambal DD1 pun mengembangkan sambal sachet, tidak lagi dikemas dalam botol.
Sejauh ini terdapat 16 varian sambal, mulai dari
sambal roa, sambal bawang, sambal cakalang, sambal ikan teri, ikan klotok, ikan peda, ikan jambal roti, sambel sereh, sambal rujak manis dan masih banyak lainnya. Tak hanya sambal, DD1 juga memproduksi beragam bumbu yang kini mencapai 5 varian bumbu serta aneka camilan. Harga yang dibandrol antara Rp. 25.000-35.000 ribu untuk sambal dan bumbunya. Sementara itu untuk kapasitas produksinya yang dihasilkan berjumlah 700 botol sehari.
Oh iya, Sambal DD1 ini rajin memperoleh penghargaan. DD1 pernah mendapatkan penghargaan ISO tahun 2016 dan HACCP di tahun berikutnya 2017. 7 tahun kemudian tak terhitung lagi penghargaan yang didapatkan oleh Sambal DD1. Pada 2018 lalu mengoleksi SMESCO Award kategori Export Oriented dan Siddhakarya peringkat pertama tingkat Jawa Timur. Nah, harapan kedepannya DD1 dapat lebih berkembang dan memberikan dampaknya untuk lingkungan sekitar karena respons masyarakat terhadap sambal DD1 sudah cukup baik. Terlebih DD1 yang tidak menggunakan MSG atau pewarna makanan ini sudah diekspor ke luar negeri. (Harry Prasetyo). Selengkapnya Klik Logo Video.
Masa Pandemi Corona membawa membawa berkah tersendiri bagi bisnis tanaman hias, Titik Hijau. Permintaan tanaman hias untuk ekspor yang menjadi fokus pasar Titik Hijau meningkat berlipat-lipat saat pandemi.
Rico Rusdiansyah, pendiri sekaligus pemilik Titik Hijau, tidak pernah menyangka sebelumnya. Tanaman hiasnya berlimpah cuan dari luar negeri. Diekspor ke berbagai negara mulai dari Korea, Eropa sampai Amerika Serikat. AS sendiri menjadi salah satu negara penghasil “devisa” bagi Titik Hijau.
Ya! Semuanya itu berawal dari sosial media, Instagram. Rico memulai bisnis tanaman hias, Titik Hijau, dari tahun 2017. Awalnya berskala lokal atau rumahan market-nya. Seperti pelapak tanaman di pinggir jalan, Rico awalnya menjual jenis tanaman umum.
Setahun kemudian Titik Hijau mulai mencoba ekspor ke luar negeri. Awalnya dari orang Indonesia tinggal Korea yang meminta support tanaman dari Indonesia untuk temannya. “Dari sana mereka support dari segi packing-nya, tanaman jenis apa saja, harganya, mereka sangat membantu di awal,” kata Rico.
Ditambah lagi, tidak banyak aturan ekspor untuk tanaman hias. Tidak menggunakan dokumen jadi mudah saja, namun maksimal pengiriman itu 10 pieces. Memang untuk pengiriman pertama gagal, kemudian Rico mencoba mengevaluasi. Ternyata tidak boleh ada akar, kemudian dicoba dibersihkan akarnya dan sukses berlanjut ke pengiriman berikutnya.
90 Persen diekspor ke Luar Negeri
Dari Korea, Titik Hijau kemudian mendapat klien baru dari Kanada. Bagi Rico ini merupakan kesempatan yang oke karena nilai transaksinya sangat besar. Namun ada satu kendala, beda dengan Korea, Kanada harus menggunakan dokumen.
Untung saja Kementerian Pertanian, kata Rico, memberikan saran untuk dirinya buka perusahaan atau PT untuk mendapatkan lisensi dari badan hukum. Pada 2018 mendirikan PT Alchemie Berkah bersama sebagai perusahaan legal pengekspor tanaman dan menggunakan Titik Hijau sebagai merek dagang.
Dari sana ekspor berlanjut, Titik Hijau fokus terus ke ekspor. “90 persen penjualan Titik Hijau itu dari ekspor, kata tutur Rico kepada KABARI.
Oh iya, alasan dirinya tertarik dari tanaman hias karena ada cuan yang dapat dihasilkan. Bisnis tanaman hias cukup menjanjikan, baik untuk pasar lokal maupun internasional.
“Bisnis yang berangkat dari hobi terkadang orang tidak banyak mikir untuk spending money untuk hobinya. Kita bermain di bisnis ini dan kebetulan sudah terlanjur tercebur dalam bisnis ini. Titik Hijau tinggal meramu bisnisnya, menjual tanaman hias sebagai bisnis,” tutur Rico yang menambahkan jenis tanaman Araceae dan turunannya sebagai yang paling laris sejauh ini.
Mengingat fokusnya di ekspor, pembelinya tentu dari seluruh dunia. Instagram menjadi wadah utamanya. Titik Hijau membangun market-nya di IG. Followernya harus sesuai dengan market. Internet marketing wajib digunakan, kata Rico, dimana follower yang ribuan yang dimiliki itu punya potensi sebagai pembeli atau pecinta tanaman. Selain IG, Titik Hijau juga memanfaatkan marketplace seperti Shopee Internasional, eBay, dan lainnya untuk menjual tanaman hias. (Harry Prasetyo)
Selengkapnya Klik Logo Video.
Pada tanggal 20 September 2021 KJRI New York bekerja sama dengan Badan Pelindungan
Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) telah mengadakan acara diskusi BP2MI dengan warga/diaspora Indonesia tentang sosialisasi kebijakan penempatan dan perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di luar negeri. Dengan memperhatikan jumlah undangan berdasarkan ketentuan protokol kesehatan kota New York, acara temu diaspora dihadiri oleh perwakilan organisasi masyarakat Indonesia antara lain adalah Maesa (Minahasa), Parsadaan Bangso Batak (PBB), Pasundan, Cakra, Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS), Komunitas Ambon, DWP KJRI New York, Permias NYC dan lain sebagainya. Acara dilaksanakan dengan mengikuti protokol kesehatan Covid-19 yang ketat.
Selain warga/diaspora Indonesia yang hadir secara langsung (in person), acara juga diikuti oleh mereka yang hadir dari luar kota New York melalui media Zoom Meeting (online).
Konjen RI New York, Dr. Arifi Saiman MA, dalam sambutannya menyampaikan bahwa BP2MI bersama KJRI New York mencoba melakukan pendekatan dengan berbagai stakeholders di AS khususnya dengan potential users dan lembaga sertifikasi untuk dapat melakukan kerja sama baik dengan dukungan pemerintah, universitas maupun B to B dalam hal pengembangan akses penempatan pekerja migran Indonesia di pasar Amerika Serikat khususnya di wilayah kerja KJRI New York.
Kepala BP2MI, Bapak Benny Rhamdani, dalam sambutan videonya menyampaikan Pekerja Migran Indonesia (PMI) telah banyak berjasa bagi negara sebagai pahlawan devisa. Karena itu, pemerintah bekerja sama dengan para pemangku kepentingan terkait harus dapat memberikan perlakuan layak kepada PMI sebagai warga negara utama. Selain itu, BP2MI juga giat melakukan terobosan untuk terus memperoleh pasar tenaga kerja baru, utamanya di Amerika Serikat sehingga diharapkan memperoleh akses global.
Deputi Penempatan dan Perlindungan Kawasan Amerika dan Pasifik, Lasro Simbolon, mewakili Kepala BP2MI memaparkan arti penting sinergitas untuk memberikan pelayanan yang terbaik dengan seluruh unsur, tidak terkecuali dengan asosiasi dan masyarakat sipil serta diaspora Indonesia di Amerika Serikat.
Setelah sambutan, acara dilanjutkan dengan paparan Deputi Lasro tentang kebijakan penempatan dan perlindungan PMI di luar negeri dan diskusi, yang intinya: Deputi Lasro mengucapkan terima kasih kepada tokoh dan perwakilan diaspora Indonesia atas masukan kebijakan dan praktek lokal, diharapkan dapat menjadi masukan dalam memformulasikan kebijakan dan memetakan peluang bagi PMI.
Acara diakhiri dengan konferensi pers dengan media lokal dan ramah tamah. (Kabari)
Untuk menonton video klik KabariNews.com/67108