


DI KABARI MEDIA?
• Majalah Kabari Digital
• Majalah Hidup Sehat
• Majalah Tur Dunia
• Majalah Extra Uang
Disebarkan ke
Lebih dari 27,000
Emails
Hubungi:
08
12
Lebih dari 25 juta Kabari YouTube Video Viewers
San Francisco : (415) 213-7323
Los Angeles : (562) 383-2100
Jakarta : (021) 4288-6112
Email: sales@kabarinews.com
Yoshi Sudarso - Malang Melintang di Antara
Hollywood dan Dunia Perfilman Indonesia
Film Buffalo Boys Jadi Utusan Singapura di Piala Oscar 2019
16 Sonia Fergina Citra, Wakil Indonesia di Ajang
24
26
30
34
Miss Universe 2018
Jesica Yap – Calon Komposer Asal Indonesia
Raih Penghargaan di HMMA
Bali: Beats of Paradise – TayangPerdana di Los Angeles
Partai Solidaritas Indonesia (PSI): Tawarkan
Profesionalisme dan Transparansi
Berkat Dukungan Julia dan Ken Gouw, Tiga
Mahasiswa UCLA Dalami Bahasa dan Budaya di Bali
38
Rupiah Mata Uang Ramah Difabel Sejak 2004
40 Berlibur di Musim Dingin Pilih Tempat Yang
Pas!
44
Nikmatnya Rujak Selingkuh Bu Yati dan Soto
Khas Sumenep
46 Ian’s Bistro Hadirkan Aneka Menu Nusantara
dan Western
48
Chicken Stuffing Ala Ian’s Bistro
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada kami sehingga pada bulan November 2018 ini kami masih mendapat kesempatan untuk terus berkarya menyampaikan informasi sebagai Jembatan Informasi Indonesia – Amerika.
Beragam artikel menarik akan kami suguhkan kepada para pembaca Kabari yang setia. Artikel menarik yang patut anda simak seperti Yoshi Sudarso, seorang bintang film yang sudah malang melintang di dunia perfilman Hollywood dan Indonesia, Simak kisahnya hanya di cover story.
Selain itu, Majalah Kabari edisi kali ini juga menyuguhkan informasi yang tak kalah menarik, ada Sonia Fergina Citra, Puteri Indonesia 2018 sebagai wakil Indonesia di ajang Miss Universe 2018. Dan juga ada artikel menarik lainnya dari rubrik hiburan yakni, film Bali Beats of Paradise karya anak bangsa Livi Zheng yang tayang perdana di Los Angeles.
Ragam artikel lainnya datang dari rubrik pendidikan, Julia Gouw diaspora Indonesia di AS memberikan dukungan kepada tiga mahasiswa UCLA dalami bahasa dan budaya di Bali. Kemudian ada tips untuk memilih tempat liburan yang pas di saat musim dingin.
Bagi para pecinta kuliner, kami juga menyuguhkan artikel saji yakni, nikmatnya rujak selingkuh dan soto khas Sumenep, Jawa Timur, lalu ada tempat kuliner di kawasan Kedoya yang menghadirkan aneka menu Nusantara dan Western beserta resep chicken stuffing ala Ian’s Bistro.
Dan masih banyak lagi artikel menarik lainnya yang layak anda simak hanya di Majalah Kabari Edisi 141.
Kabari merupakan majalah bulanan berbahasa Indonesia yang diterbitkan oleh California Media International, Inc dan didistribusikan secara gratis di seluruh wilayah Amerika Serikat.
Kantor Pusat
1788 19th Avenue, San Francisco, CA 94122
Tel: (415) 213-7327
Fax: (415) 294-7030
Kantor Cabang LA 731 N Beach Blvd, Ste 210. La Habra, CA 90631
Tel: (562) 383-2100
Kantor Cabang Jakarta
Cempaka Putih Timur V No.15 Jakarta, Indonesia 10510
Tel: (021) 428-86112
Email redaksi: redaksi@kabarinews.com | Iklan : sales@kabarinews.com
PENERBIT
JOHN OEI
KOMISARIS INDONESIA
OLINA HIMAYANTI
DEWAN PENASIHAT
LISA TUNGKA
DIREKTUR UTAMA AMERIKA
INDRIATI (VONNY) OEI
DIREKTUR UTAMA INDONESIA ANITA SETIAWARDI
PENULIS
ASBAN NATAWIJAYA
PENATA ARTISTIK
LIEMALA HELMI
VIDEO FANIE EKASYAH KONTRIBUTOR
RIANA K LIPTAK
STANLEY CHANDRA
YANUAR AZIS
LULUK FRIEDLAND
IKLAN DAN PEMASARAN
WEINA TANUWIJAYA
ADMINISTRASI
DEWI LIEM
SIRKULASI
PETER ZHANG
Nama seorang Yoshi Sudarso mulai dikenal di seantero perfilman sejak ia mendapat kepercayaan untuk memerankan sosok Ranger Biru di serial televisi Power Rangers Dino Charge. Menurutnya, ia merupakan penggemar berat Power Ranger sejak kecil. Meski hijrah ke Amerika Serikat pada usia 9 tahun, ia terus mengikuti perkembangan serial TV yang diproduksi oleh Saban Entertainment tersebut bahkan sampai duduk di bangku SMA. Menurut Yoshi, peran perdananya di Hollywood tersebut diraihnya dengan susah payah dan penuh perjuangan. Ia pun harus mengikuti banyak sekali audisi dan serangkaian proses yang memakan waktu selama kira-kira 4 bulan sebelum akhirnya ditunjuk untuk berperan sebagai Ranger Biru. Selama proses syuting Power Rangers di Selandia Baru, Yoshi juga dituntut untuk tangkas dan cepat beradaptasi. Dalam wawancara bersama Kabari News di Los Angeles, aktor asal Indonesia itu mengutarakan bahwa dirinya pernah mengikuti audisi untuk serial
TV Power Rangers Megaforce dua tahun sebelumnya akan tetapi belum berhasil lolos seleksi.
“Sebelum jadi Power Ranger, aku lebih banyak melakukan stunt (pemeran pengganti),” ujarnya ketika ditanya mengenai pengalamannya yang terdahulu di dunia seni peran. Yoshi pun sempat mengenyam pendidikan universitas di bidang Matematika karena tak pernah terbesit di pikirannya bahwa suatu hari ia bisa menjadi seorang aktor. Saat kuliah, ia kerap menjadi pemain ekstra (pemeran tambahan) di beberapa film produksi Hollywood. Terinspirasi dari serial Power Rangers dan film-film aksi Jackie Chan, Yoshi mengaku jatuh cinta pada dunia
stunt. Meski demikian, ia tidak pernah secara khusus mengikuti pelatihan bela diri. Dalam kiprahnya di dunia stunt, pria kelahiran Jakarta 29 tahun silam ini telah terlibat di banyak produksi besar Hollywood. Salah satunya, sebagai pemeran pengganti aktor Ki Hong Lee untuk beberapa adegan berbahaya di film The Maze Runner. Yoshi menilai pengalamannya sebagai stuntman sangat berguna terutama saat dirinya menjadi aktor dalam film laga, terutama dari segi keamanan dan keterampilan koreografinya.
Yoshi memiliki banyak idola di dunia seni peran naik di Hollywood maupun di Indonesia. Kepada Kabari News, ia menuturkan bahwa ia melihat sosok Jackie Chan sebagai pribadi yang sangat lengkap karena kreativitas dan kepiawaiannya baik sebagai produser, sutradara, aktor, bahkan stuntman sekalipun. Di Hollywood, Yoshi juga mengagumi aktor Zachary Levi yang memiliki karisma dan kemampuan untuk menghadapi situasi tertentu. Sementara itu, di perfilman Tanah Air, ia mengaku kagum pada sosok Joe Taslim, Iko Uwais, dan Ario Bayu yang dianggapnya sebagai pembuka jalan bagi aktor-aktor Indonesia yang ingin berkarya di luar negeri.
Kesuksesan film Crazy Rich Asians dan Black Panther membuat posisi dan peran kaum minoritas kembali diperhitungkan di kancah perfilman Hollywood. Menanggapi hal ini, Yoshi menilai perubahan tersebut positif dan ia berharap warga keturunan Asia di Hollywood mampu menggunakan momentum tersebut dengan sebaik-baiknya karena talenta warga keturunan Asia kini telah ada di berbagai lini, baik sebagai produser, sutradara, penulis naskah, maupun aktor.
Pada pertengahan tahun lalu (2017), Yoshi dihubungi oleh salah seorang sutradara Indonesia yang bernama Mike Wiluan. Dalam percakapan melalui jejaring Skype tersebut, Mike menawarkan sebuah peran dalam karya layar lebarnya yang berjudul Buffalo Boys. Yoshi awalnya sempat ragu karena terkendala pemakaian bahasa Indonesia yang sangat baku dalam skenario film tersebut sementara dirinya telah terbiasa berbahasa Inggris selama 2 dekade terakhir. Demi film tersebut, ia rela mengikuti pelatihan bahasa secara khusus selama satu bulan sebelum proses syuting berlangsung. Tak lama berselang, Yoshi kembali mendapat tawaran untuk berperan di sebuah film Indonesia yang berjudul Milly dan Mamet. Untuk mencapai hasil yang prima, ia kembali harus berlatih berbahasa Indonesia secara intensif selama 2 minggu sebelum syuting.
Disinggung mengenai projeknya ke depan, Yoshi mengaku tengah memproduksi beberapa film pendek di Amerika Serikat, antara lain sebuah karya singkat yang berhubungan dengan Avatar dan film pendek yang berjudul The Monkey Prince and The Flower Maiden. Sebelum kembali ke Los Angeles, Yoshi juga sempat syuting di Filipina untuk film yang berjudul Empty By Design yang kini tengah memasuki fase pasca-produksi. Ia juga kembali mendapatkan beberapa tawaran di Indonesia. Namun demikian, ia belum dapat mengungkapkannya ke publik.
Perjalanan seorang Yoshi Sudarso sebagai aktor cukup panjang dan tidaklah mudah. Disinggung mengenai respons kedua orangtuanya terhadap karirnya di dunia akting, Yoshi menjelaskan bahwa mereka tidak terlalu senang pada awalnya. Keduanya khawatir profesi tersebut tidak mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari putranya. Namun, setelah mengetahui keberhasilan buah hatinya, keduanya kini mendukung penuh perjuangan Yoshi di dunia akting. (Kabari1007)
Film Buffalo Boys telah secara resmi ditunjuk sebagai perwakilan Singapura di ajang Piala Oscar 2019 dalam kategori Film Berbahasa Asing. Meskipun syutingnya bertempat di Indonesia dengan aktor dan aktris asal Indonesia, film tersebut merupakan hasil produksi beberapa studio asal Singapura. Belum lama ini, film tersebut juga turut meramaikan Asian World Film Festival di Los Angeles. Selama 4 tahun terakhir, festival film ini dikenal sebagai wadah berkumpulnya sekaligus kompetisi karya-karya layar lebar asal Asia. Film Buffalo Boys berhasil memboyong Snow Leopard Audience Award yang diterima oleh Yoshi sebagai perwakilan tim film yang disutradarai oleh Mike Wiluan tersebut.
Buffalo Boys mengisahkan tentang dua orang anak Sultan Hamzah (diperankan oleh Mike Lucock), yakni Jamar (diperankan oleh Ario Bayu) dan Suwo (diperankan oleh Yoshi Sudarso), yang memiliki keinginan untuk membalas dendam atas pembunuhan ayah mereka setelah bertahun-tahun diasingkan ke Amerika Serikat. Sultan memberontak kepada Belanda yang proyek kolonialismenya menyengsarakan rakyat. Saat berupaya kabur dari kejaran Belanda bersama adik dan kedua putranya, Sultan Hamzah terbunuh. Jamar dan Suwo tumbuh menjadi lelaki yang tangguh, piawai bela diri dan bermain senjata api. Meski bukan penggembala sapi sebagaimana makna cowboy itu sendiri, mereka
mengenakan topi, pakaian, dan sepatu yang khas. Bersama paman mereka yang bernama Arana (diperankan oleh Tio Pakusadewo), Jamar dan Suwo pun memutuskan untuk kembali ke kampung halaman demi menegakkan keadilan di Tanah Jawa. Mereka bermaksud untuk membalas dendam pada Kepala VOC yang bernama Van Trach (diperankan oleh Reinout Bussemaker) yang bertindak kejam dan semena-mena di daerah tersebut. Misi mereka sama dengan misi putri sang kepala desa, Kiona (diperankan oleh Pevita Pearce).
KISAH YOSHI SUDARSOYoshi mengaku mendapat tawaran untuk berperan di film Bufallo Boys langsung dari sang sutradara, Mike Wiluan, yang menghubungi dirinya melalui agen perwakilannya di Hollywood. Setelah membaca naskah film yang dikirimkan, Yoshi mengambil tawaran tersebut secara instan karena terpikat oleh konsep cerita, penokohan dalam skenario, dan desain produksi film tersebut. Seperti penilaian banyak pihak, ia menilai film tersebut menawarkan konsep baru yang unik dengan menggabungkan sejarah kolonialisasi Asia dengan genre Barat klasik (Western). Di samping itu, ia tertantang oleh tawaran untuk membintangi film Buffalo Boys. Hal ini menjadi tonggak sejarah baru dalam perjalanan karir Yoshi lantaran ini merupakan pertama kalinya ia menjadi bintang utama sebuah film layar lebar. Kepada Kabari News, Yoshi mengaku karakter Suwo memiliki banyak kemiripan dengan dirinya sebagai
seorang diaspora yang hijrah dan kemudian kembali untuk berjuang di tanah kelahirannya. Projek tersebut menandakan kerjasama Yoshi yang pertama kalinya dengan Mike Wiluan. Berdasarkan pengalamannya tersebut, ia menilai Mike merupakan seorang sutradara yang sangat akomodatif, terutama dalam faktor penyesuaian bahasa yang mejadi kendala utamanya. Sebelum syuting dimulai, Yoshi mengikuti pelatihan bahasa dan aksi koreografi selama sebulan di Jakarta. Ia juga harus belajar menunggang kuda dengan cepat dan bermain pistol di kedua tangan. Proses syuting film Buffalo Boys memakan waktu sekitar 2 bulan, yakni selama satu bulan di Jogjakarta dan satu bulan di Batam. Khusus di Batam, syuting dilaksanakan di studio milik Mike Wiluan yang memiliki beberapa struktur bangunan era kolonial. (Kabari1007/ Foto: dok. IMDb)
Wakil Indonesia di Ajang
Miss Universe 2018
Ajang kecantikan Miss Universe memiliki tujuan untuk memberdayakan wanita dalam mengembangkan kepercayaan diri yang mereka butuhkan untuk mencapai hal terbaik pada pribadi mereka. Seorang wanita yang percaya diri memiliki kekuatan untuk melakukan perubahan nyata di masyarakat, dimulai dari komunitas lokalnya dengan potensi untuk menjangkau khalayak global.
Misi organisasi ini adalah menyediakan wadah yang membantu wanita untuk menjadi sosok pribadi terbaik mereka, serta mendorong setiap wanita untuk keluar dari zona nyamannya, menjadi diri sendiri, dan dapat mendefinisikan apa artinya menjadi cantik yang seutuhnya. Keyakinan diri adalah kuncinya. Setiap wanita harus percaya diri untuk berdiri dalam situasi apapun.
Yayasan Puteri Indonesia (YPI) kembali mengirimkan perwakilan Indonesia di ajang Miss Universe, Puteri Indonesia 2018, Sonia Febrina Citra akan mewakili Indonesia di ajang kontes kecantikan bergengsi Miss Universe 2018. Puteri Indonesia yang juga berprofesi sebagai Model dan Digital Eksekutif ini akan bersaing dengan finalis dari berbagai negara lainnya dalam karantina Miss Universe 2018 yang akan berlangsung dari tanggal 29 November hingga pada malam puncak Grand Final yang akan digelar pada tanggal 16 Desember 2018 di Bangkok, Thailand.
Dara cantik kelahiran tahun 1992 ini telah melakukan banyak persiapan seperti merias wajah, menjaga fisik, latihan public speaking hingga membawa beragam busana karya desainer berbakat tanah air,
dari mulai gaun malam hingga kebaya.
“Persiapannya yang pasti yang paling saya siapkan adalah mental karena saya nanti akan melawan 95 negara, selain itu saya juga membekali diri dengan banyak latihan seperti public speaking, dan itu salah satu yang paling penting juga kemudian olah raga karena fisik tetep harus dijaga,” ungkap Sonia kepada Kabari di Menteng, Jakarta Pusat.
Selain itu, lanjut Sonia, “Karena kita akan menjadi salah satu contoh untuk generasi muda dan saya ingin generasi muda mulai menjaga pola hidup yang baik dan juga memberikan contoh yang baik untuk orang lain, salah satunya adalah banyak melakukan kegiatan sosial,” imbuhnya.
Indonesia sangat kaya akan
Budaya dan pariwisatanya, Sonia juga akan mengenalkan keanekaragaman budaya dan tempat wisata yang ada di seluruh nusantara.
“Yang pasti kita orang Indonesia terkenal sangat ramah, dan saya yakin, saya dari keluarga bertoleransi tinggi sudah diajarkan dari kecil untuk selalu ramah pada siapapun tidak memandang Ras, Agama apapun itu, selain itu saya pasti akan menceritakan mengenai pariwisata yang luar biasa yang ada di tanah air dari Sabang sampai Papua itu berbeda dan saya bangga bisa menjadi perwakilan Indonesia dan membawa nama budaya nusantara dan semua tentang Indonesia,” ungkap Sonia bangga.
Adapun tujuan keikutsertaan Puteri Indonesia dalam acara ini antara lain adalah untuk memberdayakan setiap perempuan untuk memiliki kepercayaan diri, serta sarana membina remaja puteri untuk mengembangkan diri mereka.
“Yayasan Puteri Indonesia punya kriteria pemilihan yaitu 3B (beauty, brand, behavior) tentu ini semuanya cantik-cantik tapi bagaimana kita bisa memilih keseimbangan 3 unsur itu secara komprehensif dan menyeluruh, selain cantik, bagaimana cara mengembangkan wawasan serta tingkah lakunya,” ujar Putri Kus Wisnu Wardani selaku Dewan Pembina Yayasan Puteri Indonesia.
Lebih lanjut, ia mengatakan, “Saya berharap Sonia bisa meraih
hasil terbaik di ajang Miss Universe 2018. Tahun ini target kita adalah Corwn Miss Universe for Indonesia,” kata Putri Kus penuh semangat.
Semua persiapan yang dilakukan Sonia ini tak lepas dari dukungan penuh Yayasan Puteri Indonesia dan Mustika Ratu, yang sangat peduli terhadap prestasi perempuan Indonesia untuk mengharumkan nama bangsa di kontes kecantikan Internasional. Sonia akan membawa beberapa busana karya desainer berbakat Indonesia, diantaranya, Anaz, Ghea Panggabean, Tommy Pancamurti, Anne Avantie dan Dynand Fariz –Jember Fashion Carnaval (JFC).
Anaz merupakan official designer evening gown untuk Sonia di ajang Miss Universe 2018 nanti. Adapun gaun malam yang dibawa antara lain gaun etnik kreasi yang menampilkan perpaduan antara kain songket khas Palembang dengan bordiran indah bermotif bulu Burung Merak yang melambangkan kecantikan serta keanggunan. Tidak lupa taburan mutiara yang menjadi ciri khas gaun rancangannya.
Tak hanya itu, Anaz juga mempersiapkan gaun malam bertajuk Anaphalis Javanica gaun malam dengan nuansa keemasan, dengan tema ini terinspirasi dari keindahan bunga Edelweiss yang tumbuh terhampar di padang savanna pegunungan Jawa. Bunga Edelweiss sebagai simbol keabadian dan kecantikan dilambangkan dengan taburan Kristal dan mutiara yang menambah keanggunan gaun malam ini.
Selain gaun malam, Sonia juga akan membawa National Costume ke ajang kecantikan tersebut, seperti tahun kemarin YPI mempercayakan kepada desainer Indonesia bertalenta yang karyanya sudah diakui dunia yaitu Dynand Fariz dari Jember Fashion Carnaval. tema National Costume yang dibawakan adalah Bird of Paradise (Burung Surga) keelokan burung Cendrawasih yang merupakan endemik khas tanah Papua telah menginspirasi untuk menciptakan karya National Costume kali ini.
“Tema bird of paradise atau burung surga saya jadikan tema National costume Puteri Indonesia ke ajang Miss Universe, karena burung surga ini ada di Papua, Indonesia, dan saya ingin mengangkat ke dunia bahwa kunjungi Indonesia karena burung-burung Cedrawasih ini banyak banget di Papua,” ungkap Dynand Fariz Dynan pun sangat optimis dengan karyanya, menurut dia kostum yang akan dibawakan Sonia di ajang
kecantikan bergengsi ini akan dikenal di dunia. Bird of Paradise merupakan keindahan warna serta geraknya yang anggun mampu menghipnotis siapapun yang melihatnya. Bulunya memanjang elegan dari sayap hingga ekornya. Teksturnya yang halus serta berwarna merah maroon, kuning, dan putih menjadi sebuah kesatuan yang indah dan mencolok dalam balutan kostum ini.
“Karena saya membuat kostum ini ada filosofi yang diangkat, di dalamnya ada pesan yang ingin disuarakan di dalamnya, mau ga mau ya harus bisa menjadi perhatian banyak publik, banyak media, banyak audiens,” ujar Dynand.
Kostum yang dibuat selama tiga bulan ini memberikan makna tersendiri bagi Dynand. Kecantikannya yang seolah tak membumi, langkahnya yang tak pernah mendarat menapaki tanah, membuat semua berkeyakinan bahwa burung surga ini benar adanya. Serpihan surga yang jatuh ke bumi itu ada di tanah Papua, Indonesia.
Hal itulah yang menjadi inspirasi dari National Costume yanag akan dibawa Sonia di ajang Miss Universe 2018 karya Dynand Fariz by Jember Fashion Carnaval. (Kabari1008)
Written Articles in KabariNews.com
Copy & Paste from other Medias
Number of Videos (YouTube)
Number of Video Viewers (YouTube)
Number of Video Subscribers (YouTube) Webinar
Facebook Subscribers:
Ikut Kabari Amerika
Kabari Magazine
Urban Kabari (English)
KabariNews.com in Ranking.com
KabariNews.com in Alexa.com
Interaktif Majalah Digital Kabari Edisi 139 klik http://bit.ly/Kabari139
Langganan daftar di KabariGratis.com
Edisi bulan ini:
• Ibu Negara Sinta Nuriyah Wahid – Perspektif Seorang Humanis Dalam Berbangsa
• Indonesia Semangat Dunia - Sebuah Koleksi Seni Istana Kepresidenan RI
• R.M. Marty Natalegawa – Kritisi Peran ASEAN di Percaturan Global
• Napak Tilas: Museum Nasional Jenderal Besar A.H. Nasution
• Napak Tilas: Museum Sasmita Loka Ahmad Yani
• 2018 – Tahun Pencak Silat??
• Tampilkan Tari Betawi di NYFW, Diapresiasi orang AS
• Festival Egrang IX Ledokombo, Ajang Kreativitas Anak Bangsa
• Bergaya di Musim Gugur
• Bisnis Kosmetik, Fifi Young: Gunakan Bahan Alami
• Film Aruna dan Lidahnya, Sajian Cerita Tentang Kuliner dan Persahabatan
• Anda Penngemar Kopi? Mari Kenali Sejarahnya!
• Soulfood, Hadirkan Menu Nusantara Ala Rumahan
Setiap tahunnya, ajang Hollywood Music in Media Awards (HMMA) memberi penghargaan untuk dua kategori utama, yakni Music in Media Awards dan Music Genre Awards. HMMA merupakan satu-satunya penghargaan yang secara khusus mengakui musik di semua media visual. Nominasi HMMA diajukan oleh dewan penasehat dan komite seleksi yang mencakup kalangan wartawan, eksekutif musik, profesional industri musik yang terdiri dari anggota terpilih dari Society of Composers and Lyricists (SCL), Television Academy, AMPAS, NARAS, dan beberapa organisasi lainnya. Beberapa musisi terkemuka juga pernah meraih penghargaan tersebut, antara lain Diane Warren, Smokey, Robinson, Glen Campbell, Dave Mason, Christopher Young dan John Debney.
Dari lebih 500 partisipan yang terpilih, nominasi penghargaan HMMA untuk kategori musik genre tertentu kembali dibagi ke dalam beberapa kelompok, seperti film, televisi, video games, film pendek, scifi / fantasi, dokumenter dan juga animasi. Salah satu peraih penghargaan HMMA tahun ini adalah Jesica Yap, orang Indonesia pertama yang pernah masuk nominasi sekaligus memenangkan penghargaan musik di Hollywood tersebut. Adapun musisi asal Pematang Siantara tersebut mendapatkan nominasi dalam kategori Original Score – Short Film (Foreign Language) untuk karya komposisinya dalam film Sigek Cokelat (Indonesia) dan dalam kategori Original Song/ Score - Commercial Advertisement untuk iklan jam
tangan bermerek Alexandre Christie. Jesica berhasil menyingkirkan kontestan dari Belgia, Spanyol, dan Tiongkok untuk memenangkan penghargaan HHMA dalam kategori Original Score – Short Film (Foreign Film).
Film Sigek Cokelat yang diproduksi dan disutradarai
oleh Ashram Shahrivar menceritakan tentang kisah manusia dan alamnya akibat penebangan hutan untuk minyak sawit. Proses produksi dilakukan di Kalimantan Barat, Indonesia. Melalui film pendek tersebut, Jesica mendapatkan kesempatan untuk mengeksplorasi
kreativitasnya melalui kerjasama dengan seniman lokal yang menyanyikan dan memainkan Sape dan Suling (alat musik tradisional dari Kalimantan)
Sementara itu, karya komposisi Jesica dalam iklan jam tangan bermerek Alexandre Christie sebelumnya pernah masuk dalam nominasi Jerry Goldsmith Awards yang diselenggarakan Spanyol pada bulan Oktober yang lalu. Iklan yang diproduksi dan disutradarai oleh ROlan Wiryawan ini menceritakan tentang pasangan yang jatuh cinta, dan menjelajahi berbagai lokasi eksotik di Los Angeles.
Jesica mengaku bangga dengan tiga nominasi yang diraihnya tahun ini. Ia juga merasa terhormat dan bersyukur karena dapat keluar sebagai pemenang dalam Best Score for Original Score – Short Film (Foreign Language) tahun ini. (Kabari1007/ Foto dok. Jesica Yap)
Sebelum tayang di bioskop, film Bali: Beats of Paradise tampil perdana di Samuel Goldwyn Theater (gedung Academy of Motion Picture Arts and Sciences atau AMPAS) yang bertempat di bilangan Beverly Hills, Amerika Serikat. Pemutaran perdana film layar lebar karya Livi Zheng tersebut dihadiri tokoh-tokoh industri perfilman, pendidikan dan juga diplomat asing. Selain Konjen RI Simon Soekarno yang didampingi sang istri Evi Soekarno, tampak hadir pula beberapa Konsul Jenderal (Konjen) negara sahabat, antara lain Marco Cuba Marino dari Bolivia, Stephen Lorete dari Kenya, Devrin Jack dari Malaysia, Aung-Soe Win dari Myanmar, dan Tanee Sangrat dari Thailand. Salah satu tokoh pendidikan yang adalah Rektor UCLA, Gene Block, beserta istri.
Perhelatan petang itu dibuka dengan alunan musik gamelan Bali dan gitar double-neck yang dimainkan oleh I Wayan Balawan, gitaris kenamaan asal Pulau Dewata.
Ditemui usai acara, Balawan mengungkapkan bahwa ia sebenarnya memiliki visi yang sama dengan I Nyoman Wenten, yakni mengembangkan gamelan di kalangan anak muda. “Bedanya, komposisi gamelan saya itu dibuatnya lewat gitar,” tambahnya.
Acara dilanjutkan dengan Tari Barong dan Tari Kecak, beberapa seni tari tradisional andalan Pulau Bali. Suguhan musik dan tari-tarian asal Bali tersebut diikuti dengan pidato pembukaan oleh Julia Gouw, salah seorang Produser Eksekutif film bertema gamelan ini. “Film Crazy Rich Asians membuat Singapura disorot dunia, kami berharap, film Bali: Beats of Paradise juga akan membuat Indonesia menjadi sorotan dunia,” ujar tokoh diaspora Indonesia yang dikenal sebagai bankir di Los Angeles tersebut.
Selain Julia Gouw, Dubes RI untuk Korsel, Umar Hadi yang juga merupakan salah satu Executive Producer film tersebut juga hadir. Umar Hadi yang pernah menjabat sebagai Konjen RI di LA secara khusus terbang dari ibukota Korea Selatan untuk menghadiri acara itu. Bersama Livi dan Julia, Umar juga diundang untuk bersama-sama menjadi dosen tamu di California Institute of the Arts (CalArts), sebuah institute seni yang didirikan oleh Walt Disney. “Luar biasa, saya sangat senang dan sangat bangga atas film ini dari sebuah pemikiran yang ingin lebih memperkenalkan budaya Indonesia di Amerika Serikat, khususnya gamelan Bali,” ungkap sang
Dubes RI untuk Korsel kepada Kabari News saat ditemui seusai penayangan perdana Bali: Beats of Paradise di LA.
Bagi sebagian publik Amerika, seni budaya gamelan bukan hal yang baru. Pasalnya, sejumlah film produksi Hollywood, seperti film “Avatar” karya James Cameron, TV serian “Star Trek” dan animasi berjudul “Akira” semuanya menggunakan musik gamelan sebagai latar film. “Sebenarnya, seni gamelan sudah banyak dipakai dalam karya sineas di dunia internasional. Namun, sayang banyak yang belum tahu bahwa alunan pentatonis yang khas tersebut berasal dari suara gamelan asal Indonesia,” ungkap Livi Zheng yang selalu memperkenalkan kebudayaan Indonesia di mana pun ia berada.
MEREKAM KOLABORASI I NYOMAN
WENTEN DAN JUDITH HILL
Dalam wawancara dengan Kabari News pada acara premiere Bali: Beats of Paradise, Livi mengaku inspirasi film tersebut datang dari sebuah konser gamelan yang digelar setahun yang lalu di Los Angeles. “Pada saat hari konser itu dan melihat bagaimana reaksi penonton terhadap gamelan Bali, saya jadi terinspirasi untuk membuat sebuah film layar lebar,” ujar sineas kelahiran Blitar itu. Proses pembuatan karya dokumenter tersebut memakan waktu sekitar satu tahun.
Selain memperkenalkan budaya Bali, film Bali: Beats of Paradise mengisahkan perjalanan hidup I Nyoman Wenten, seorang seniman dan ahli Gamelan Bali yang tinggal di Los Angeles. Musisi yang akrab disapa Pak Wenten ini juga dikenal sebagai seorang dosen di UCLA Herb Alpert School of Music dan CalArts School of
Music. Film tersebut juga mengupas kedekatanya dengan gamelan sejak kecil hingga melanglang buana. Guru besar ilmu Etnomusikologi ini mengaku kompleksnya proses pembuatan film tersebut membuatnya lebih menghargai karya sineas baik dari dalam maupun luar negeri.
Film ini juga menyoroti kerjasama antara I Nyoman Wenten dengan seorang musisi asal Negeri Paman Sam yang bernama Judith Hill. Sebelumnya, Judith pernah menjadi kontestan ajang pencarian bakat The Voice versi Amerika. Ia juga pernah meraih penghargaan Grammy Award untuk penampilannya di film dokumenter yang berjudul 20 Feet From Stardom. Bersama Judith Hill, seniman asal Bali tersebut menggabungkan gamelan dan tari Bali dengan musik funk dalam musik video yang berjudul Queen of the Hill.
Bali: Beats of Paradise direncanakan untuk tayang secara terbatas di bioskop Amerika Serikat pada16 November 2018. (Kabari1007/ Foto: dok. Livi Zheng)
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) merupakan partai baru yang didirikan pada tahun 2014 dan dipimpin oleh seorang Ketua Umum perempuan yang sudah cukup dikenal publik. Sang Ketua Umum adalah Grace Natalie (36), sejak lulus kuliah di IBII (Institut Bisnis dan Informatika Indonesia) ia mengawali karirnya di bidang jurnalistik. Memulai karir sebagai reporter di SCTV, Grace menjadi salah satu penyiar program berita Liputan 6. Dalam waktu tiga tahun kariernya makin menanjak dan ia sempat
berpindah-pindah stasiun televisi, dari SCTV lalu ke ANTV dan tak lama kemudian pindah lagi ke TVOne. Selain itu, Grace menjelaskan tujuannya didirikan PSI, “Pendirinya sebenernya adalah orang-orang yang tidak tertarik dengan background politik, tapi kami punya harapan agar Indonesia menjadi lebih baik, ketika partai politik di reformasi, manajemennya harus bagus agar fungsi rekrutmen itu berjalan dengan baik,” jelas Grace saat wawancara bersama Kabari di kantor PSI, Tanah Abang, Jakarta.
Lebih lanjut Grace menambahkan, ”Kalau rekrutmennya jalan, kita bisa menaruh orang-orang yang terbaik menjadi calon legislatif untuk di parlemen wakil rakyat, kita bisa memberikan untuk menjadi Bupati, Wali Kota, Gubernur karena merekalah yang menjalankan negeri ini,” imbuhnya.
“Nah kalau partai ini diperlakukan seperti properti pribadi ga ada transparansi, ga ada profesionalisme, ga pernah jelas, sebenernya perekrutan ini dilakukan seperti apa, maka kita akan selalu dalam lingkaran setan, lingkaran yang negatif,” terang Grace
Dengan demikian, menurut Grace, PSI hadir diharapkan bisa merubah politik Indonesia, “Kami cinta Indonesia dan punya harapan Indonesia bisa lebih jadi baik dari hari ini, tapi untuk itu kita harus ubah proses politik yang ada. Agar semua orang apapun suku agama dan rasnya, selama mereka punya kompetensi punya kapasitas dan bersedia bekerja dengan sistem yang baik agar ada profesionalisme dan transparansi semua orang-orang ini,” katanya.
Partai yang dipimpin dirinya ditargetkan bisa memperoleh suara di atas rata-rata, “Target kami sebagai partai baru, kami menargetkan bisa memperoleh suara tentunya di atas pembatas, kalau kita bisa menempatkan 30, 40, 50 orang, saya pikir itu sudah modal yang cukup untuk kita membuat description, gangguan dari kenyamanan yang ada saat ini di DPR,” terang Grace. Grace berharap perjuangannya mendapat dukungan dari masyarakat, karena menurut dia hanya PSI yang memiliki perekrutan terbuka.
“Karena hanya PSI yang punya rekrutmen terbuka, dan pelaporan ke publik, intinya yang kami tawarkan adalah profesionalisme dan transparansi,” pungkas Grace. (Kabari1008)
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebagai partai baru yang hadir untuk melahirkan calon legislatif terbaik dan menjadi pilihan.
Dalam sistem perekrutan, PSI memiliki konsep terbuka dan mekanisme pelaporan untuk publik, “ Hanya PSI satu-satunya partai yang punya mekanisme pelaporan ke publik untuk semua anggota legislatifnya dari DPR RI sampai DPRD tingakt 1 dan 2, kita harus lapor ke publik produktivitas kita perhari pertanggung jawaban ke publik dan publik bisa menilai balik PSI, kalau nilainya buruk maka anggota legislatif dari dapil tersebut bisa dipecat atau diganti, karena memang produktivitasnya buruk,” terang Grace.
Karena kecintaannya terhadap tanah air, Grace percaya dan masih punya harapan untuk Indonesia lebih maju kedepannya.
Simak Selengkapnya klik pada logo video.
Pada musim panas 2018, tiga mahasiswa S1 dari kampus UCLA berkunjung ke Bali. Kunjungan yang berlangsung selama 2 minggu tersebut merupakan bagian dari program pendalaman bahasa dan budaya yang didanai oleh Julia and Ken Gouw Centennial Scholarship for Study Abroad in Indonesia. Adapun mahasiswa UCLA yang dimaksud adalah Jason Hibono, Amanda Norman, dan D’neice Mason.
Berkat kedermawanan Julia dan Ken Gouw serta dukungan dana dari UCLA Chancellor’s Centennial Scholars Fund, ketiga mahasiswa UCLA tersebut dapat berpartisipasi dalam program studi di luar negeri dan memperoleh pengalaman langsung untuk mempelajari bahasa dan budaya Indonesia di Bali. Program tersebut tidak hanya terpaku pada konsep instruksi di dalam kelas. Selama dua minggu, mereka juga berkesempatan untuk melakukan kunjungan lapangan, kerja sukarela di
sekolah-sekolah, universitas, LSM, kelompok masyarakat, dan juga tinggal bersama warga lokal. Pada kesempatan ini, Jason mendapat kesempatan untuk menjadi pengajar di sebuah SMA, di mana ia membantu siswa-siswi untuk berbicara dan menulis dalam Bahasa Inggris. Sementara, Amanda dan D’neice berkesempatan untuk magang sebagai penerjemah di sebuah stasiun televisi lokal Bali TV.
Sekembalinya dari Pulau Dewata, masing-masing dari mereka merefleksikan pengalamannya dan berbagi kisah dengan komunitas UCLA. Jason Hibono, misalnya, menilai pengalaman yang didapatnya selama berada di Bali mampu menjembatani dirinya sebagai seorang warga Amerika keturunan Indonesia dengan Bumi Nusantara. Sementara itu, D’neice mengaku mendapat kesempatan untuk benar-benar mendalami budaya Pulau Dewata, mulai dari aspek geografis, agama, hingga peran
gender. Lain halnya dengan Amanda yang menilai bahwa Bali sangat unik dalam hal budaya dan ritual keagamaan dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia.
Pasca memasuki masa pensiun, Julia dan Ken Gouw mendedikasikan waktu dan tenaga mereka untuk mendukung program dan kegiatan sosial yang berhubungan dengan komunitas dan budaya Indonesia, salah satunya melalui Julia and Ken Gouw Centennial Scholarship for Study Abroad in Indonesia. Selama berkarir, Julia Gouw merupakan salah satu bankir wanita yang paling berpengaruh di Amerika Serikat. Ia bahkan sempat masuk dalam daftar 25 Most Powerful Women in Banking versi majalah American Banker pada tahun 2003, 2005, 2006, 2007, dan 2011. Julia merupakan Presiden dan CEO East West Bank (2009-2016). Meski telah puluhan tahun tinggal di Negeri Paman Sam, ia tidak lupa akan Indonesia yang merupakan tanah kelahirannya. Belum lama ini, Julia juga menjadi Produser Eksekutif film Bali: Beats of Paradise yang bertujuan untuk mempromosikan Gamelan Bali di Amerika Serikat. (Kabari1007)
Edisi bulan ini:
• Phuket Pulau Surga dan Destinasi Tingkat Dunia
• Mitos Berwisata di Thailand
• 50 Alasan Mengapa Bangkok No. 01
• Istana Kanazawa
• Sensoji
• Tempat suci bagi Indian Amerika - Monumen Nasional Devils Tower
• Kota Pegunungan Terbaik di Amerika
• Gunung Rushmore
Interaktif Majalah Tur Dunia Edisi 04 klik http://bit.ly/TurDu04\ Langganan daftar di TurDuniaGratis.com
1. Tur Guide berbahasa Indonesia/ Inggris.
2. Private Tur di Amerika dan Kanada: Supir berbahasa Indonesia dengan Mobil/Van/ Bis.
3. Sebelum Pulang ke Indonesia: Spesial Tur Program di Beberapa Negara di Asia Tenggara dengan Harga Grosir.
4. Sebelum Pulang ke Indonesia: Spesial Reuni Tur Program dengan Teman dan Famili Anda dari Indonesia.
5. Kantor di San Francisco, Los
Angeles (La Habra) dan Jakarta.
6. Karyawan berpengalaman lebih dari 20 tahun.
7. Endorsed oleh California Media International, Inc (Penerbit Majalah Kabari, Majalah Tur Dunia dan Majalah Joint VentureHidup Sehat).
8. Harga Grosir untuk Tur ke Asia Tenggara = Joint Venture dengan Perusahaan Tur Wholesale yang berdomisili di Jakarta, Worldlinks Indonesia, dimana Program Tur hanya dijual melalui agen-agen travel ritel di Indonesia.
Kelompok oposisi yang duduk di tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo –Sandiaga belakangan mewacanakan ide tentang pembuatan mata uang Rupiah yang ramah difabel, terutama bagi kaum tunanetra. Namun demikian, ide tersebut agaknya sudah usang dan tidak sejalan dengan kenyataan sebab Rupiah sejatinya telah menjadi valuta ramah difabel sejak 14 tahun silam. Berdasarkan keterangan di laman resminya, BI menyatakan bahwa pihaknya mulai menghadirkan kode tunanetra atau blind code demi kemudahan bagi kaum tunanetra untuk mendeteksi nominal uang sejak penerbitan uang kertas pecahan emisi tahun 2004. Kode tersebut sebenarnya merupakan amanat dari UU No. 19 tahun 2011 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas.
Dari keterangan yang dilansir dari siaran pers Direktorat Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat BI tertanggal 28 Oktober 2011, pihak bank sentral bahkan melakukan revisi terhadap tiga pecahan uang tahun remisi 2004 dalam rangka memperbaiki kualitas dan tingkat kekasaran kode tersebut agar lebih mudah dideteksi oleh penyandang tunanetra. Adapun detil perbaikannya dapat dijabarkan sebagai berikut:
• Rupiah nominal 20.000 - dengan blind code berupa dua buah empat persegi panjang yang semula tidak kasat mata (invisible) menjadi kasat mata dan terasa kasar bila diraba (metode cetak intaglio), terletak di samping kiri gambar utama pada bagian depan uang.
• Rupiah nominal 50.000 - dengan blind code berupa dua buah segi tiga yang semula tidak tampak menjadi kasat mata dan terasa kasar,
terletak di samping kiri gambar utama pada bagian depan uang.
• Rupiah nominal 100.000 - dengan blind code berupa dua buah lingkaran yang semula invisible menjadi kasat mata dan terasa kasar, terletak di samping kiri gambar utama pada bagian depan uang.
Dua tahun lalu, pihak BI yang dipimpin oleh Gubernur Agus Martowardojo merilis tujuh pecahan uang kertas dengan desain gambar dan blind code yang baru. Lebih lanjut, pihak BI mengungkapkan bahwa blind code ditentukan setelah berkonsultasi dengan Persatuan Tuna Netra Indonesia (PERTUNI). Adapun wujud blind code yang baru dapat dijabarkan sebagai berikut:
• Rupiah nominal 1.000 – tujuh pasang garis arsir yang berada di bagian tepi bawah.
• Rupiah nominal 2.000 – enam pasang garis arsir yang berada di bagian tepi bawah.
• Rupiah nominal 5.000 – lima pasang garis arsir yang berada di bagian tepi bawah.
• Rupiah nominal 10.000 – empat pasang garis arsir yang berada di bagian tepi bawah.
• Rupiah nominal 20.000 – tiga pasang garis arsir yang berada di bagian tepi bawah.
• Rupiah nominal 50.000 – dua pasang garis arsir yang berada di bagian tepi bawah.
• Rupiah nominal 100.000 – sepasang garis arsir yang berada di bagian tepi bawah. (Kabari1007)
Musim semi dan musim panas menjadi favorit untuk menghabiskan liburan bersama keluarga atau bersama pasangan. Tapi sebenanrnya musim dingin pun mengasyikan untuk liburan. Bukan hanya untuk mereka yang tinggal di negara bagian dengan dua musim yang ingin berlibur sambil menikmati keindahan salju. Untuk penduduk negara bagian empat musim pun dapat berlibur menikmati pemandangan musim dingin yang berbeda. Ada beberapa tempat yang
menarik dan dapat dicoba berlibur ke sana. Seperti di Colorado, Oregon dan Maine.
PARK DAN
STEAMBOAT SPRINGS, COLORADO
Estes Park terletak di tepi bagian timur Rocky Mountain National Park di Colorado. Sangat menawan dengan alamnya yang indah dan satwa liar yang dibiarkan berkeliaran di antara kabin-kabin penginapan. Saat musim dingin, setelah kita selesai
berkeliling melihat pemandangan alam atau berolahraga seperti ice skating, snowshoeing dan naik kereta luncur, kita dapat beristirahat dalam kehangatan kabin yang dilengkapi dengan perapian dan jacuzzi. Bagi yang kurang menyukai snowshoeing atau ice skating, ditawarkan juga snow hiking, yaitu jalan-jalan melewati Lily Lake, Sprague Lake atau Bear Lake Nature Trail. Agar hiking tetap menyenangkan, jarak yang ditempuh tidak terlalu jauh dan dilengkapi dengan pakaian dan peralatan
musim dingin yang memadai. Pemandangannya sungguh menakjubkan. Danau yang berkilau ditutup hamparan es dengan naungan langit yang biru. Kita juga dapat melihat rusa-rusa atau domba bighorn berkeliaran di sekitarnya.
Salah satu kota di Colorado yang kaya sejarah dan indah di kelilingi oleh pegunungan adalah Steamboat Springs. Dan menurut kabar, salah satu gunungnya merupakan gunung terbesar dan terbaik untuk ski di Amerika. Kota ini berada di lembah Yampa di Colorado utara. Di kota ini selain terkenal sebagai tempat ski yang menyenangkan juga memiliki sumber-sumber pemandian air panas geothermal yang banyak diminati pengunjung. Salah satunya, Strawberry Park Hot Springs. Kota ini memiliki dua area ski, Steamboat Ski Resort dan Howelsen Hill, area ski tertua yang selalu menjadi pilihan para penggemar ski di Colorado. Saat musim dingin, kita dapat melihat pemandangan yang indah di sungai Yampa sambil bertubing, yaitu meluncur menuruni lereng gunung dengan menaiki ban pelampung. Di sekitaran juga terdapat tiga taman yang menarik untuk dikunjungi, yaitu Stagecoach State Park, Pearl Lake State Park dan Steamboat Lake State Park.
Cannon Beach adalah kota pantai kecil di barat laut Oregon. Ia dikenal karena pantai pasirnya yang panjang. Dikelilingi oleh tempat-tempat yang indah seperti Ecola State Park di bagian utara yang menawarkan pemandangan teluk dan mercusuar,
Pantai Arcadia di bagian selatan dengan kolam air pasang, serta Hug Point yang memiliki gua-gua laut. Di Hug Point juga banyak terdapat butik-butik dan galeri. Di tengah laut berdiri Haystack Rock yang merupakan surga musiman bagi jenis burung laut, Tufted Puffin. Selain burung laut, penampakan satwa liar jauh lebih banyak di musim dingin seperti kawanan rusa Roosevelt, burung elang Bald Eagles, dan kawanan ikan paus abu-abu yang muncul antara pertengahan Desember dan pertengahan Januari.
Saat musim dingin, Cannon Beach merupakan tempat liburan yang tenang. Jika menginap dengan pemandangan pantai, maka akan melihat gelombang pantai yang tinggi yang menabrak dan memecah bebatuan di sekitarnya. Air yang tertutup es di beberapa tempat dan salju yang tak terlalu tebal akan terlihat gemerlap ditimpa sinar matahari ketika siang hari. Di sini sering diadakan acara musik dan teater sepanjang tahun. Termasuk festival seni dan wine tasting. Sisters atau disebut juga Sister Country merupakan kota yang terletak di pegunungan Cascade yang indah di Central Oregon. Dengan dikelilingi danau, sungai, gunung, yang merupakan surga bagi para pejalan kaki, pengendara sepeda, pemancing ikan, pendayung, penunggang kuda, pengamat burung bahkan untuk pengemar olahraga musim dingin. Karena itulah tiap
tahun kota ini tak pernah sepi dari wisatawan. Di sini terdapat area ski Hoodoo yang merupakan pusat olahraga musim dingin di Oregon. Areanya seluas lebih dari 800 hektar dan menjadi area bermain tubing terbesar di belahan barat Amerika. Surga bagi mereka yang gemar ski, dog teams, snowmobile, snowshoeing serta tubing. Bagi yang menyenangi hiking, terdapat dua jalur North dan South Loop yang mengarah keluar dari Benson Sno Park. Pemandangan yang indah dan jarak jalan yang tidak terlalu jauh ini pantas dicoba.
Kennebunkport adalah kota pantai di Maine selatan. Selain terkenal akan pantainya-pantainya termasuk Pantai Goose Rocks, kota ini juga memiliki tempattempat bersejarah yang menarik untuk dikunjungi. The Seashore Trolley Museum yang merupakan museum yang menampilkan koleksi trem (kereta untuk transportasi dalam kota) yang tertua dan terbesar koleksinya.
Kemudian Gereja Episkopal St. Ann yang merupakan gereja batu dengan pemandangan laut, serta Goat Island Lighthouse yang dibangun tahun 1833 yang berlokasi di Cape Porpoise.
Yang menarik adalah jika kita mengunjungi akhir Januari sampai akhir Februari maka kita akan melihat bentuk hati dari berbagai ukuran berwarna merah menyala menempel di penjuru kota ini. Mereka menyebutnya Paint the Town Red. Kegiatan ini dimulai belum lama, yaitu tahun 2015 dalam rangka merayakan bulan kasih sayang. Sangat indah dan kontras menyatu dengan salju. Dan akan banyak penawaran harga khusus di penginapan, restoran serta toko-toko.
The Nubble Light atau Nubble Lighthouse merupakan mercusuar di pesisir kota York, Maine. Dari lokasi Mercusuar ini kita dapat melihat pemadangan yang
indah. Saat cuaca bagus, banyak yang menghabiskan waktu untuk melukis, memancing, menyelam atau sekedar bersantai. Pada mulanya mercusuar ini dibangun untuk para pelaut dan nelayan. Karena di sekitarnya merupakan pantai berbatu yang cukup berbahaya bagi mereka, maka dibangunlah mercusuar untuk menerangi mereka mencari nafkah yang konstruksinya selesai di tahun 1979.
The Nubble Lighthouse, berdiri gagah di atas batu besar di pantai York. Tingginya 41 kaki dan 88 kaki di atas permukaan laut. Waktu yang paling mengesankan liburan di kota York adalah sekitar Desember ketika kota ini menyalakan mercusuar Nubble untuk perayaan Natal sehari setelah Thanksgiving. Lampu akan menyala setiap senja hari sejak saat itu sampai minggu pertama bulan Januari. (1004/foto:istimewa)
Ada beragam cara penjual kuliner untuk menarik perhatian pembeli, salah satunya adalah pemberian nama kuliner yang di jual. Semua itu dilakukan semata-mata itu tidak hanya sebagai upaya untuk menarik perhatian tapi juga agar laku terjual.
Seperti yang dilakukan Yati warga Jl. Dr. Wahidin, Penjagalan Sumenep, Jawa Timur yang memberikan nama dagangan kulinernya dengan nama yang unik. Namun Yati, tidak hanya sekedar memberikan nama begitu saja. Soal rasa jangan ditanya. Rujak selingkuhnya dan soto daging sapi yang ia jual di warungnya yang juga sebagai tempat tinggalnya menjadi terkenal berkat nama dan rasa yang ia sajikan. Setiap harinya ratusan orang datang ke warungnya untuk membeli dan merasakan kenikmatan selingkuh dari rujak dan soto daging sapinya.
“Saya berjualan sejak sebelas tahun yang lalu. Mulai dari awal buka hingga sekarang, saya tetap berjualan di rumah”, tutur Yati saat ditemui Kabari di warungnya. Selasa (27/11). Yati menceritakan, awalnya dirinya berkerja sebagai juru masak saat ada hajatan. Berkat keahliannya, setiap masakannya mempunyai cita rasa yang membuat lidah orang ingin terus menikmatinya. Tak pelak Yati, selalu menuai pujian dari orang-orang yang pernah menikmati masakannya.
Dari situlah, Yati mencoba membuka warung kuliner rujak dan Soto daging sapi. Bumbu-bumbunya pun sangat sederhana seperti bawang putih, cabe, garam, petis, jahe, dan kunyit. Tak disangka-sangka, dagangannya laris manis terjual. “Warung saya buka mulai pagi hingga sore hari. Malam saya tidak jualan”, kata Yati dengan dialek khas orang Madura pada umumnya.
Dalam satu hari, Yati memasak daging sapi sebanyak 35 kilogram untuk membuat soto, sop kikil, dan soto babat yang bisa disajikan dengan nasi maupun lontong. Saat ditanya, mengapa ia memberi nama rujak selingkuh?
Yati menjawab, selain untuk menarik perhatian dan gampang diingat, pemberian nama itu juga ada alasannya, karena rujaknya berselingkuh dengan soto daging sapi. Maksudnya, rujak yang ia buat sebetulnya sama dengan rujak khas Jawa Timur-an pada umumnya yang kemudian ia campur dengan soto daging sapi. Jadilah kuliner rujak selingkuh.
Berkat berjualan rujak dan soto, Ibu dari tiga orang anak ini, dalam sehari mendapat keuntungan bersih Rp. 600 ribu hingga Rp, 1 juta. Selain suaminya sendiri kini, Yati memiliki 3 orang karyawan yang membantu
usahanya. “Ada keinginan saya untuk membuka cabang di tempat lain. Namun, masih terkendala dengan tenaga kerja. Karena harus tau cara yang pas menyajikannya”, ungkap Yati.
Sementara itu, Jodhi Yudono salah seorang pembeli dari Jakarta mengatakan, tiga tahun yang lalu dirinya sudah pernah ke Warung Soto Sumenep dan ini yang kedua kalinya. “Tidak bisa terlupakan dan menjadi wajib jika saya ke Sumenep harus mampir ke warung ini”, kata Jodhi. Nah, jika pembaca Kabari berjalan-jalan ke Jawa Timur, sempatkan mampir ke Warung Soto Sumenep untuk mencoba nikmatnya selingkuh rujak dan soto daging sapi milik Yati. Harganya pun terjangkau, dari mulai Rp. 15 ribu hingga Rp. 45 ribu.(Kabari1003)
Dunia bisnis kuliner di era digital ini semakin banyak diminati oleh para pemuda, salah satunya adalah Erick, pemilik rumah makan Ian’s Bistro yang mencoba peruntungannya dengan berbisnis kuliner. Meski pernah gagal sebelumnya dengan dunia usaha yang sama, ia tak patah semangat bahkan mencoba bangkit dan membuat konsep tempat kuliner yang lebih kekinian.
“Sebelumnya saya juga sudah membuka beberapa restoran, namun kurang berhasil, sejak itu saya mulai mencoba lagi mulai dari awal lagi dengan konsep dan menu yang berbeda. Untuk kali ini, konsepnya yang penting lebih kekinian, jadi semua serba kekinian dari tempatnya, makanannya dan bisa diterima banyak orang,” ungkap Erick saat wawancara bersama Kabari di jalan Surya Wijaya, Kedoya Utara, Jakarta Barat.
Sajian menu yang ditawarkan di rumah makan ini pun cukup menggoyang lidah bagi para pencinta kuliner yang ingin mampir ke Ian’s Bistro, dengan suguhan menu Western dan Nusantara, seperti Nasi Goreng, Nasi Ayam Sambal Matah, Chicken Black Pepper Rice, Katsu Chicken Rice, Mixed Vegetable Salad, Fruit’s Salad, dan masih banyak lagi menu lainnya. Menu istimewa yang ada di tempat kuliner ini adalah menu Chicken Stuffing, yaitu ayam yang di dalamnya berisi sayuran.
“Menu yang kami tawarkan ini memang lebih ke Western, namun ada beberapa kita padukan menu Nusantara dan Western, sehingga bagi yang datang misalnya satu keluarga atau orang tua tetap bisa memilih menu kesukaannya,” imbuh Erick.
Tempat makan ini memberikan daya tarik tersendiri kepada pengunjungnya yakni, selain memberikan kualitas makanannya juga menyediakan berbagai fasilitas seperti, colokan listrik buat isi baterai dan wi-fi serta tempat parkir yang cukup luas.
Menurut Erick, memilih buka bisnis kuliner ini karena melihat peluang yang cukup menjanjikan dibanding usaha lain, “Karena saya lihat peluangnya masih cukup bagus dibanding bidang lain, saya hanya coba berusaha ambil peluang,” katanya.
Ian’s Bistro yang baru dirintis satu bulan ini memiliki optimis yang cukup tinggi untuk bisa lebih berkembang, “Saya melihat banyak orang menjalankan bisnis ini banyak yang berhasil. Jadi saya yakin bisa berhasil juga,” ungkap Erick penuh semangat.
Banyak perjuangan yang sudah dilaluinya, Erick berharap usahanya semakin maju dengan membuka cabang dan diminati orang banyak. (Kabari1008)
Bahan:
• Chicken Breast 150 gram
• Spinach 50 gram
• Green Peas 15 gram
• Parmesan 5 gram
• Milk 20 gram
• Carrot 10 gram
• Bean 10 gram
• Tomato Cherry 15 gram
• Oil 100 ml
• Msg Chicken 1 gram
• Salt 1 gram
• Pepper 1 gram
• Italian Seasoning 1 gram
• Cream Cheese sc 50 cc
• Rosemary Fresh 5 gram
• Champignon 10 gram
• Shimeji Mushroom 5 gram
• Red Radish 5 gram
• Beef Slice 15 gram
• Butter Plain 10 gram
• Garlic 5 gram
• Onion 5 gram
Cara Membuat:
1. Buat lubang dengan lebar 5 x 10 cm
2. Tumis Spinach, peanut, parmesan dan milk.
3. Stuff di bagian yang telah dilubangi, lakukan confeet selama 3 hari dengan suhu 80 Celcius.
4. Finishing dengan dengan Methode Basting: serve dengan sauce quattro formaggi.
5. Tumis all vegetables dan heirloom, lakukan plat dengan metode blooding.
6. Taburi Italian seasoning dan rosemary fresh. Letakan tuille di samping protein, Chicken stuffing siap dihidangkan. (Kabari1008)
Edisi bulan ini:
• Obat Penghilang Nyeri 1000 Kali Lebih Kuat Dari Morfin
• Saat Tidur Nyenyak Menjadi Barang Mahal
• Kantuk Hilang Pekerjaan Lancar
• Mendengkur Bisa Mengakibatkan Stroke?
• Cara Mudah Meredam Stres
• Sarapan=Langsing
• Katering Diet Sebagai Solusi Hidup Sehat
• Terapi Hypnobirthing
• Tips Tampil Cantik Untuk Selamanya
• Perawatan Untuk Tangan Anda
Interaktif Majalah Hidup Sehat
Edisi November 2018 klik http://bit.ly/HSNov2018
Langganan daftar di KabariGratis.com
Untuk menonton video klik KabariNews.com/67108