6 minute read

Satreskrim Polres Bangkalan Bekuk 7 Terduga Pelaku

Kades Aktif Jadi Aktor

Utama Penganiayaan

Advertisement

Bangkalan, Memorandum

Hanya dalam waktu sepekan, Satreskrim Polres Bangkalan berhasil menangkap 7 terduga pelaku pembacokan terkait Pilkades serentak.

Para terduga pelaku beraksi di tengah keramaian Jalan Halim Perdana Kusuma, Kelurahan

Mlajah, Kecamatan Bangkalan, Rabu (5/4) sekitar pukul 13.30 silam.

Ketujuh terduga pelaku masing-masing berinisial G (47), TM (35), S (55), AR (45), S (41), MEH (32) dan J (52). Semuanya warga Desa Bulung, Kecamatan Klampis. Mereka dibekuk personel Satreskrim di tempat terpisah. ”Bisa jadi tersangkanya akan bertambah,” kata Kapolres Bangkalan AKBP Wiwit Ari Wibisono SH SIK MH, saat menggelar konferensi pers, Kamis (13/4) siang.

Adanya SE itu Pemkab pun melarang ASN mudik menggunakan mobil dinas,” kata Asisten Administrasi Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Sumenep, Muhammad Ramli Jumat (14//23).

Muhammad Ramli Asisten Administrasi Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Sumenep

Sumenep Larang ASN Pakai

Mobil Dinas untuk Mudik

Sumenep, Memorandum

Sesuai dengan surat edaran (SE) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (KemenPAN-RB) Aparatur Sipil Negara (ASN) dilarang mudik menggunakan mobil dinas.

Menjelang musim mudik lebaran Idulfitri 1444 Hijriah tinggal menghitung hari Pemerintah Daerah Kabupaten (Pemkab) Sumenep melarang ASN menggunakan kendaraan mobil dinas saat mudik.

Pelarangan pemakaian mobil dinas pada saat mudik lebaran dilakukan oleh Pemkab merujuk pada surat edaran dari Kemenpan RB yang tidak memperkenankan mobil dinas dibawa keperluan pribadi saat musim mudik lebaran.

“Adanya SE itu Pemkab pun melarang ASN mudik menggunakan mobil dinas,” kata Asisten Administrasi Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Sumenep, Muhammad Ramli Jumat (14//23).

Dengan adanya SE larangan dari Kemenpan RB kemudian dilanjutkan oleh Pemkab setempat seluruh ASN tidak diperbolehkan mudik menggunakan mobil dinas maka seluruh mobil dinas nantinya harus diparkir di OPD masing-masing.

Itu dilakukan untuk menghindari penggunaan yang non prosedural. Meski demikian, menurut Ramli, beberapa mobil dinas tetap diijinkan digunakan jika ada urusan kedinasan dan diperlukan saat cuti Idulfitri.

Sedangkan para tenaga medis, dokter baik di rumah sakit daerah dan puskesmas harus tetap operasional. Pelayanan harus tetap buka walaupun nanti libur lebaran. Oleh karena itu, pelayanan itu memerlukan keberadaan mobil dinas maka mereka diperbolehkan menggunakan.

Pemkab Sumenep juga mengingatkan jajarannya untuk tetap siaga selama musim libur Idulfitri ini. Terutama satker yang bersinggungan dengan layanan utama.(uri/ono)

Pada kesempatan kemarin, Kapolres didampingi Wakapolres Kompol Jimmy Heryanto Hasiholan Manurung, Kasat Reskrim AKP Bangkit Dananjaya dan Plh Kasi Humas Ipda Risna Wijayati. Secara singkat, Kapolres mengurai kronologis penangkapan tujuh terduga pelaku. Dua terduga pelaku ditangkap polisi beberapa saat pasca kejadian. Mereka ditangkap dengan barang bukti sebilah clurit di tempat kejadian perkara (TKP). ” Satu tersangka lainnya yakni G, Kades aktif Desa Bulung, Kecamatan Klampis, ditangkap keesokan harinya,” ungkap AKBP Wiwit.

Berikutnya, berurutan, terduga pelaku lainnya disergap

Tim Buser Satreskrim Polrees Bangkalan di rumahnya masing-masing. Tidak ada perlawanan ketika mereka dicokok dan digelandang ke Mapolres Bangkalan untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Mirisnya, berdasar hasil penyidikan, tersangka G yang berstatus Kepala Desa (Kades) aktif di Desa Bulung, ternyata menjadi aktor sekaligus eksekutor utama dalam peristiwa berdarah di siang bolong itu.

Motifnya, Kades G tak ingin adiknya yang tampil sebagai Cakades dalam Pilkades di Desa Bator, Kecamatan Klampis, punya pesaing berat. Alhasil, akibat ulah sadis Kades G dan tersangka lainnya, dua korban tewas dan satu lainnya kritis lantaran menderita luka berat.

Korban M (51) tewas di TKP dan korban A (60) meninggal setelah 3 hari dirawat di RSUD Syamrabu. Keduanya warga Desa Bulung. Sedangkan korban R (50), warga Desa Bator, hingga kini masih dirawat intensif di RSUD Syamrabu karena kondisinya masih kritis. Lebih detail, Kapolres kemudian membeberkan kronologis tragedi berdarah yang sempat viral di medsos itu. Dijelaskan, Rabu (5/4) sekitar pukul 11.00, salah satu Bacakades di Desa Bator yang gagal ditetapkan jadi Cakades pasca klarifikasi dan uji kompetensi, berkunjung ke DPMD untuk memenuhi panggilan Tim Fasilator Pemilihan Kepala Desa (TFPKD).

“Mereka datang ke DPMD dengan tiga mobil,” tutur AKBP

Wiwit. Namun satu mobil yang berisi korban M, A dan R tidak ikut masuk ke kantor DPMD. Mereka lebih memilih beristirahat sekitar 200 meter di sisi Timur Kantor DPMD. Saat itulah mereka dicegat oleh Kades Bulung G dan rombongan yang mengendarai Honda CRV. Ada kemungkinan mobil keduanya sempat senggolan sehingga plat Nopol mobil CRV terlepas. Saat itulah Kades G dan sejumlah rekannya turun dari mobil dan menggedor mobil yang dikendarai M, A dan R, serta memaksa ketiganya agar turun.

“ Nah saat itulah aksi pembacokan terjadi,” ungkap AKBP Wiwit.

Lantas, apa peran keenam terduga pelaku lainnya dalam tragedy berdarah itu? AKBP Wiwit menegaskan peyidik masih melakukan pendalaman.” Yang jelas, seusai kejadian, keenam tersangka lainnya terlihat memegang sajam terhunus di TKP. Bersabarlah, nanti pasti akan kami ungkap apa peran keenam tersangka lainnya itu,” pungkas AKBP Wiwit. Beberapa saat setelah kejadian, personel Satreskrim di bawah koordinasi Kasat Reskrim, berhasil meyita sejumlah barang bukti dari TKP. Antara lain, delapan unit mobil. Sebagian berisi sajam clurit, parang dan lainnya, serta tiga mobil lainnya dalam keadaan terkunci saat ditinggal kabur pemiliknya. Selain itu, polisi juga mengamankan sedikitnya 20 lebih saksi di TKP. (ras/ono)

Kapolres Sumenep Ancam Pecat Anggota

Sumenep, Memorandum Oknum anggota Polres Sumenep yang terbukti melakukan pengutan liar (Pungli) akan dipecat. Penegasan ini disampaikan oleh Kapolres Sumenep AKBP Edo Satya Kentriko.

Dinukil dari Antara, ia menegaskan akan memecat oknum anggota institusi itu yang terbukti melakukan pungutan liar (pungli) kepada pelaku tambang galian C ilegal di wilayah itu.

“Kalau ada anggota saya yang meminta uang atau minta setoran, tolong laporkan kepada saya, dan saya tegasnya oknum tersebut akan dipecat, karena perbuatan seperti ini menodai nama baik institusi Polri,” kata Kentriko menanggapi tuntutan para sopir truk tentang adanya oknum polisi yang meminta setoran uang kepada para pekerja dan sopir tambang galian C di Sumenep.

Sebanyak 184 sopir dum truck pengangkut galian C pada Kamis (13/4) lalu berunjuk rasa di kantor DPRD Sumenep.

Mereka menyampaikan aspirasi ke wakil rakyat di DPRD Sumenep, agar

Pemkab Sumenep mencabut larangan bagi pekerja tambang galian C tersebut. Sebab, menurut mereka, akibat la- rangan tersebut, kini para sopir tidak lagi memiliki pekerjaan, dan demikian juga para pekerja penggali tambang.

Kondisi para pekerja dan penggali tambang galian C itu semakin parah, karena adanya oknum polisi yang meminta setoran setiap bulan, sehingga penghasilan pekerja semakin menipis.

“Sekali lagi, tolong laporkan kepada saya, oknum yang selama ini meminta pungutan atau meminta upeti, dan saya pastikan yang bersangkutan akan saya tindak,” katanya menegaskan.

Anggota DPRD Sumenep M Muhri saat menemui massa aksi sopir dump truck itu berjanji akan menyampaikan aspirasi para sopir dan pekerja tambang galian C itu kepada Pemkab Sumenep.

“Kalau terkait pungutan oleh oknum polisi, ini adalah urusan pimpinan Polres Sumenep. Tugas kami adalah mengkoordinasikan aspirasi ini kepada eksekutif,” tuturnya menjelaskan.

Unjuk rasa para sopir dan pekerja galian C ke kantor DPRD Sumenep itu sempat diwarnai aksi penggeledahan dan sempat memanas, tapi berhasil diredam oleh Kapolres AKBP Edo Satya Kentriko yang memimpin langsung pengamanan aksi massa itu. (ant/ono)

MU Gagal Happy Ending

Pamekasan, Memorandum Madura United (MU) gagal happy ending di markas Rans Nusantara FC di laga pamungkas Liga 1 musim ini. Padahal, Laskar Sape Kerrab begitu yakin bakal mendapatkan poin penuh dan menutup kompetisi dengan akhir yang bahagia. Sayang, asa itu hilang setelah MU hanya mampu bermain imbang tanpa gol.

Dinukil dari Indosport, Beto Goncalves dkk pada akhirnya harus puas dengan finis di peringkat ke-6 pada klasemen Liga 1 dengan 51 poin, hasil 14 kali menang, 9 imbang dan 11 kalah.

“Sebelumnya saya sudah bilang, bahwa pertandingan melawan Rans Nusantara FC akan sulit,” ucap Rakhmat Basuki dalam post-match press conferrence.

“Karena Rans juga pasti ingin menutup kompetisi dengan 3 poin. Sama seperti kami yang telah gagal menang pada laga home terakhir,” imbuh pelatih caretaker MU itu.

Ada sejumlah faktor di balik kegagalan mengalahkan Rans Nusantara FC. Salah satunya adalah keputusan MU yang menurunkan pemain muda.

Sebagaimana diketahui, Madura United lebih memainkan para anak muda pada beberapa laga terakhir kompetisi. Situasi ini jelas cukup menyulitkan.

“Terbukti, permainan kami kurang bisa berkembang. Karena Rans juga bermain sangat baik juga,” beber pelatih yang akrab disapa coach RB tersebut.

“Tapi yang paling penting, kami tidak sampai kehilangan (tiga) poin. Kami minta maaf telah gagal berikan hasil maksimal kepada suporter,” tandas RB.

Rakhmat Basuki pun mengakui, bahwa dia sepakat jika ada yang menyebut Madura United telah gagal mencapai target pada musim ini.

Padahal, awal musim mereka sangat konsisten berada di papan atas. Namun, Tragedi Kanjuruhan lantas mengubah haluan Madura United.

“Dari awal, owner klub kami berkeinginan untuk bisa menembus posisi 3 besar. Lebih-lebih bisa juara kompetisi,” Coach RB mengatakan.

“Berpatokan pada itu, jadi kalau target memang tidak sesuai (keinginan manajemen),” pelatih asli Pamekasan, Madura itu menambahkan.

Kendati target prestasi pada musim ini bisa dibilang gagal, namun pencapaian Madura United masih lebih baik pada musim lalu.

Ketika Liga 1 berlangsung di masa pandemi covid-19 musim 2021/2022, MU mampu mencapai garis finis di urutan ke-9 dengan mengantongi 41 poin.

Sementara musim ini, Madura United menempati jajaran 6 besar klasemen dengan 51 angka. Jelas, hal ini merupakan peningkatan prestasi tim.

“Secara keseluruhan, performa dan prestasi tim pada musim ini masih lebih baik dari musim kemarin,” ungkap pelatih berlisensi AFC A tersebut.

Namun, peringkat 6 bukan- lah posisi akhir. Karena MU masih berpotensi turun lagi hingga urutan 8, jika Bhayangkara FC dan Persebaya mengemas kemenangan.

“Apapun hasil (pertandingan lain) nanti, kalaupun tim ini finis di peringkat 8, masih lebih baik dari musim lalu,” tuntas caretaker Madura United di Liga 1, Rakhmat Basuki. (ind/ono)

This article is from: