3 minute read

IPSI Bentuk Satgasus Kertonegoro Jogo Ngawi

Ngawi, Memorandum

Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Ngawi menggelar pembentukan dan pengukuhan

Advertisement

Satuan Tugas Khusus (Satgasus)

Kertonegoro Jogo Ngawi di aula SD

Muhammadiyah, Kecamatan Ngawi, Jumat (14/4).

Ketua IPSI Ngawi sekaligus Wakil

Bupati Ngawi Dwi Rianto Jatmiko menjelaskan, jika pembentukan dan pengukuhan Satgasus Kertonegoro

Jogo Ngawi merupakan salah satu wujud peran serta dan kepedulian serta handarbeni seluruh perguruan pencak silat yang ada di Kabupaten

Ngawi guna menjaga keamanan dan kondusifitas di Ngawi.

“Ada 32 orang dari 11 perguruan pencak silat di Ngawi yang sudah kita kukuhkan menjadi Satgasus,” katanya.

Pria akrab dengan sebutan DRJ ini menambahkan, Satgasus ini juga bersinergi dengan aparat keamanan yakni TNI dan Polri. Di samping itu, juga sekaligus sebagai duplikasi terhadap kegiatan yang sama pada tingkat kecamatan hingga tingkat desa.

“Satgasus Kertonegoro Jogo Ngawi memiliki makna Ngawi ini sebagai milik kita bersama yang harus kita jaga,” ujarnya. Dikatakan, hal ini semata-mata tidak hanya mencoba untuk membangun kondusifitas atas dasar konflik internal perguruan di Kabupaten Ngawi tetapi juga untuk mengantisipasi konflik dari luar daerah Ngawi yang ingin membuat ricuh atau lainnya. Diakuinya memang ada beberapa kejadian yang ada di Ngawi ini juga tidak ansih disebabkan oleh Ngawi sendiri. Untuk itu, pihaknya sepakat jika dari seluruh perguruan pencak silat membangun komitmen ini. Dia berharap, ke depannya Satgasus Kertonegoro Jogo Ngawi ini apabila ada permintaan pemerintah daerah, pemerintah desa ataupun perguruan lainnya bisa ikut menjaga dan mengamankan bersama-sama sehingga bisa terlihat guyub rukun dibawah IPSI ini. “Yang jelas ini untuk bagaimana melokalisir ketika ada konflik di wilayah Kabupaten Ngawi,” pungkasnya. (aa/lis)

Pendekar dari berbagai perguruan pencak silat tergabung di IPSI Ngawi yang dikukuhkan sebagai anggota Satgasus Kertonegoro Jogo Ngawi mendapat ucapan selamat dari Ketua IPSI yang juga Wakil Bupati Dwi Rianto Jatmiko saat pengukuhan.

Pemdes Bacem Dorong BUMDes Mandiri lewat Peningkatan Kapasitas Lumbung

Blitar, Memorandum

Tingkatkan kapasitas lumbung, Pemerintah Desa (Pemdes)

Bacem Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar membangun pagar

Lumbung Pangan Masyarakat (LPM).

“Pembangunan pagar ini bertujuan mendukung terwujudnya kedaulatan pangan, kemandirian dan ketahanan pangan yang bermuara pada swasembada pangan,” kata Slamet, Kepala Desa (Kades) Bacem, Rabu (12/4).

Untuk diketahui, Desa Bacem mendapatkan bantuan dari pemerintah kabupaten (pemkab) melalui program LPM, yakni pembangunan yang terdiri dari empat item yaitu mesin pengering, bangunan lumbung, lantai jemur dan pagar.

“Untuk meningkatkan kapasitas lumbung pangan dan ketahanan pangan maka kita bangunkan pagar sehingga nantinya bisa mencukupi stok gabah atau stok bahan pangan pokok untuk Desa Bacem,” ujar Kades Slamet.

Selain itu dengan adanya lumbung pangan Pemdes bisa membeli gabah dari masyarakat untuk di selep (giling) dan dikemas sendiri. Sedangkan untuk pemasarannya Slamet mengaku telah melakukan kerja sama dengan BUMDes.

Ke depan Gapoktan akan bekerja sama dengan BUMDes untuk menjalankan lumbung pangan tersebut dengan mencari gabah dari luar desa untuk meningkatkan bisnis BUMDes.

“Karena kita tidak bisa terus menerus mengharapkan bantuan dari pemerintah pusat, saya kira inilah momen untuk BUMDes agar bisa mandiri,” tuturnya.

Dengan berjalannya BUMDes maka PAD akan meningkat, sehingga bila suatu saat bantuan dari pusat dikurangi atau dicabut, BUMDes telah mandiri dari PAD.

Di tempat yang sama, Sekretaris Desa Bacem Sohifur Rokhim menambahkan, lumbung pangan ini membawa manfaat bagi masyarakat khususnya para petani.

“Karena selain untuk memenuhi penyediaan pangan dan memberikan kemudahan akses pemasaran masyarakat juga memperkuat cadangan pangan masyarakat,” ujarnya.

Untuk diketahui, Desa Bacem memiliki lahan pertanian seluas 300 hektare dengan mata pencaharian masyarakatnya adalah bertani dan berternak. Tapi bila musim tanam tiba di desa yang terkenal dengan desa padi raja tersebut, mayoritas masyarakat banyak yang memilih untuk menanam padi. (nus/zan/lis)

HUT Ke-38 RS Wijaya Kusuma

Peningkatan Pelayanan

Jadi Target Utama

Lumajang, Memorandum

Gebrakan manis ditorehkan Rumah Sakit Wijaya

Kusuma (RSWK) Lumajang. Di momen HUT ke-38 mengadakan beberapa kegiatan yang bertujuan peningkatan pelayanan.

Rumah Sakit Wijaya

Kusuma di Jalan Jendral Ahmad Yani 149

Kepuharjo Lumajang melakukan kegiatan sosial dengan berkunjung ke Panti Jompo

Griya Lansia (pagi) dan panti asuhan Lembaga

Kesejahteraan Sosial

Anak (LKSA) Fatayat

NU Lumajang dilanjutkan bagi bagi takjil, Kamis (14/4). Semua dilakukan bertepatan dengan ulang tahun yang ke38 RS Wijaya Kusuma melakukan beberapa kegiatan sosial. Di mana pagi hari menyambangi Panti Werdha dan Panti Asuhan dan sore hari dilanjutkan dengan berbagi takjil di depan RS Wijaya Kusuma.

Sejak berdiri pada 1985, RS Wijaya Kusuma selalu berinovasi dan selalu memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasiennya seperti yang dituturkan dr Koeswandono MKes.

Koeswandono, Direktur Utama RS Wijaya Kusuma menyampaikan, kegiatan diawali kunjungan ke Panti Werdha dan Panti Asuhan. Sore hari bagi-bagi takjil, kemudian secara intern melakukan penilaian penilaian atas kretivitas menghias di masing-masing ruangan namun secara spontan. “Saya baru terpikir sekarang karena saya melihat para karyawan sangat antusias menghias ruangan, katanya. Koeswandono menjelaskan, tema kali ini terus maju melayani, maju di sini berarti berkembang yang hebat pantang surut. Ini dibuktikan adanya layanan baru di sini CT Scan dan deteksi pendengaran pada bayi yang lahir secara prematur karena untuk bayi yang dilahirkan secara prematur biasanya terganggu pendengarannya.

Nantinya ada juga spesialis bedah syaraf ortopedi dan juga memiliki layanan yang spesifik yakni akupuntur yang disebutkan berkembang dan meningkatkan tadi. “Kita harus memberikan layanan yang terbaik pada masyarakat karena semua penilaian itu dari masyarakat,” pungkasnya. (gus/lis)

This article is from: