
2 minute read
Bupati Buka Pasar Murah Ramadan di Trawas
Mojokerto, Memorandum
Bupati Mojokerto Ikfina
Advertisement
Fahmawati kembali membuka pasar murah ramadan di Pasar


Gedengan, Desa Tamiajeng, Kecamatan Trawas, Jumat (14/4).
Program yang diinisiasi dinas perindustrian dan perdagangan (disperindag) itu untuk mengantisipasi lonjakan harga menjelang
Hari Raya Idulfitri 1444 Hijriah.
Agenda itu sukses menarik perhatian warga Trawas yang memadati pasar murah.
Selain untuk menstabilkan harga sembako, pasar murah bertujuan untuk mendongkrak daya beli masyarakat dan meningkatkan produksi industri kecil menengah (IKM) di Tamiajeng. Kegiatan ini juga untuk menyambut hari jadi ke-730 tahun

Kabupaten Mojokerto. Kian meriah dengan atraksi senam taichi dari lansia yang tergabung dalam perkumpulan Ling Tien Kung ketika menyambut kedatangan rombongan bupati. Bupati Ikfina Fahmawati dalam sambutannya menyampaikan, Pemkab Mojokerto memantau pergerakan harga sembako di pasar-pasar tradisional menjelang lebaran. Organisasi pemerintah daerah (OPD) bahkan diinstruksikan menggelar operasi pasar (OP) jika harga dinilai tak terkendali. “Pemdes Tamiajeng sudah menjadi tuan rumah pasar murah adalah luar biasa. Kami sangat mengapresiasi pelaksanaan pasar murah di Tamiajeng,” ucap bupati.
Menurut bupati, pemilihan pasar di Tamiajeng berdasarkan pemantauan. “Harga beras dan minyak yang paling tinggi itu yang kita jadikan tempat pasar murah. Karena harga yang paling tinggi adalah Trawas, maka pasar murah kami gelar di Tamiajeng,” paparnya.

Bupati berharap Pemdes Tamiajeng memikirkan upaya menarik orang berkunjung ke desa yang beriklim sejuk itu. “Yang kesini tidak hanya orang Tami- ajeng saja. Monggo dipikirkan seperti apa biar orang datang ke Trawas makannya ke Tamiajeng. Tamiajeng punya apa, yang tidak ada desa lain di Trawas. Kalau di daerah lainnya sate kelinci misalnya. Kita harus melihat peluang pasar. Tempatnya sudah bagus, tinggal spot keramaian dulu apa yang bisa menarik masyarakat,” tuturnya.
Ia juga mengajak warga memanfaatkan aplikasi Tumbas, aplikasi digital jual beli milik Pemkab Mojokerto. “Kita punya aplikasi Tumbas. Masyarakat kita 1,8 juta lebih, kalau kita beli dan meramaikan aplikasi ini maka pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Mojokerto akan melejit dibandingkan tempat lain. Di aplikasi ini, makanan jemblem, jagung bakar saja bisa. Makanya kita kembangkan aplikasi pasar digital kita. Maka siapa yang harus meramaikan ya orang Mojokerto,” sebutnya.

Ia berharap, pasar murah selama dua hari itu ramai pe- ngunjung. Sehingga membawa keberkahan bagi masyarakat Trawas. Pasar murah disperindag bekerja sama dengan pemdes dan melibatkan puluhan pelaku UMKM setempat. Acara ini mendapat support dari Bank Jatim yang menyediakan tenda-tenda bagi IKM. Kepala Disperindag Iwan Abdillah mengungkapkan, pihaknya sengaja menggelar pasar murah di Tamiajeng yang notabene jauh dari kota. Ia berkeyakinan harga sembako di perdesaan berpotensi terjadi inflasi atau lonjakan harga kebutuhan pokok selama ramadan. “Wilayah yang jauh dari kota biasanya kan rawan inflasi. Karena itu acara seperti ini kami gelar, sesuai kriteria dan tujuan dari acara ini,” katanya. Meski demikian, Iwan meyakinkan jika harga sembako Kabupaten Mojokerto masih dalam taraf kewajaran. Di bawah harga eceran tertinggi (HET) yang dite- arah kanan namun menabrak gapura desa,” terangnya. Korban mengalami luka di kepala belakang. Pihaknya menjelaskan, korban mengalami kecelakaan tunggal. Hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), tidak ditemukan bekas pengereman dan helm. “Barang bukti berupa motor dan tas korban kami amankan di Mapolsek Trowulan. Sementara jenazah dievakuasi ke RSU drWahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto menggunakan ambulans PMI Kabupaten Mojokerto,” tutupnya. (no/war/epe)