Humanity Insight

Page 1

Bulletin Edisi XLIV/ 1-15 September 2021

Memuliakan Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Menjadi Guru, Rezeki Tidak Hanya Dari Gaji


"Guru sejati adalah yang mampu menghidupkan cinta dalam sanubari murid-muridnya untuk mencintai sesama karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala."


DAFTAR ISI

1

8

Memuliakan Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Menjadi Guru, Rezeki Tidak Hanya Dari Gaji

9

Wakaf Kapal Nelayan Hadir di Gaza


HUMANITY INSIght

13 Dewan Redaksi

Ibnu Khajar Dwiko Hari Dastriadi Bambang Triyono Yusnirsyah Fadilah Ispandiari

Koordinator

Sunano

Penulis

Lia Esdwiyanisyam Arif

Editor

Sunano

Data

Ashari Utomo Putra

Tata Letak

Lia Esdwiyanisyam Arif

Banjir Kembali Melanda Kalimantan

16 Memenuhi Kebutuhan Pangan Pesantren

18 Kantor Redaksi Menara 165 office Tower lt.11 Jl. TB Simatupang Kav. 1 Cilandaak Timur Jakarta Selatan, 12560 Indonesia

Armada Baru Humanity Food Truck Palestina


Memuliakan Pahlawan Tanpa Tanda Jasa


Di pundak guru, terdapat amanah mencerdaskan generasi bangsa. Baik buruknya penerus bangsa, ditentukan sejauh mana guru mendidik, dan membentuk kepribadian murid. Selain sebagai pengajar, guru juga sekaligus menjadi pendidik yang memberikan pengetahuan dan mendisiplinkan murid.

G

uru merupakan sosok penting dalam perkembangan bangsa maupun dalam mendidik sumber daya manusia. Di pundak guru, terdapat amanah mencerdaskan generasi bangsa. Baik buruknya penerus bangsa, ditentukan sejauh mana guru mendidik, dan membentuk kepribadian murid. Selain sebagai pengajar, guru juga sekaligus menjadi pendidik yang memberikan pengetahuan dan mendisiplinkan murid. Seperti yang dikemukakan oleh Rektor Universitas Negeri Surabaya 2014-2018 Warsono, saat seseorang menjadi guru berarti ada dua status sekaligus yang disandang, yakni, profesional dan pendidik. Sepanjang sejarah kehidupan manusia, guru selalu ada di tengah masyarakatnya. Ia mengajarkan berbagai ilmu dan pengetahuan untuk mempermudah manusia dalam menjalankan kehidupannya. Atau terkadang, hanya mengajarkan kebenaran. Dalam lintasan sejarah Indonesia pekerjaan guru ternyata berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Mulai dari zaman kerajaan HinduBudha, kesultanan Islam, zaman Belanda, HUMANITY INSIGHT 2

Kemerdekaan Indonesia, hingga masa Reformasi Istimewanya, guru mendapat gelar sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Mengapa pahlawan? Pahlawan sejatinya adalah sosok yang menonjol atas keberanian dan pengorbanannya membela kebenaran. Pahlawan pada umumnya mendapatkan penghargaan dalam bentuk pengakuan, pemberian medali Presiden, atau bahkan dijadikan simbol dalam mata uang. Guru, disebut sebagai pahlawan karena tugasnya yang cukup berat dalam mendidik murid-murid. Memastikan mereka agar menjadi manusia yang berakhlak mulia dan memiliki kederdasan bukanlah hal yang mudah. Seorang guru harus mengerti potensi dan kepribadian murid siswa siswa yang semakin sekarang beragam. Pada saat yang sama, guru dituntut untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan dan kemanusiaan. Seorang guru pun dapat menjadi panutan utama siswanya dalam menjalani hidup. Sehingga, yang dia lakukan sehari-hari akan menjadi contoh bagi para siswanya.


Nasib Guru di Indonesia Sejak zaman Belanda, nasib sebagian guru sudah ada yang tidak baik. Biasanya mereka mendapatkan gaji rendah atau mengajar di lembaga pendidikan organisasi seperti Muhammadiyah dan Taman Siswa. Mereka yang sedikit lebih sejahtera kebanyakan guru lulusan Normalschool atau Neutralschool. Makanya, Wage Rudolf Supratman sang penggubah Indonesia Raya tak mau lama-lama jadi guru karena gajinya kala itu tergolong rendah. Sedangkan yang sangat dihormati dan masuk kalangan elite priyayi adalah guru yang lulusan Kweekschool. Pada zaman Belanda, posisi sebagai guru sebagian merupakan pekerjaan elite. Umar Khayam dalam novel Para Priyayi menjelaskan bagaimana profesi guru mampu menaikkan status seseorang dari kawula menjadi priyayi. Untuk bisa masuk sekolah guru, Kweekschool, harus membayar sangat mahal, dan biasanya hanya anak-anak pembesar atau yang punya hubungan dengan pembesar. Di zaman itu, menjadi guru berarti menjadi priyayi. Makanya, guru sejak dulu dihormati, selain berlatar belakang priyayi juga bertanggung jawab mencerdaskan generasi penerus. Selain dari kalangan priyayi, guru juga berkembang di institusi pendidikan swasta seperti Muhammadiyah, Tamansiswa, juga model kyai dan tenaga pendidik di pesantren-pesantren.

HUMANITY INSIGHT 3

Setelah kemerdekaan Indonesia, tatanan sosial masyarakat berubah, begitu pula posisi guru. Kebutuhan pendidikan yang semakin meningkat, sedangkan kondisi ekonomi tidak cukup baik membuat pengabdian guru menjadi semakin berarti. Mereka mendidik anak-anak dengan gaji sangat rendah, harus membiayai sendiri kebutuhan sekolah, terkendala masalah kurikulum, dan mengupdate perkembangan metode pengajaran serta kemampuan menguasai materi pelajaran yang harus disampaikan dengan baik. Untuk mendukung persoalan kesejahteraan guru di Indonesia, ditetapkan sebagai profesi secara resmi sejak dikeluarkannya UU Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 39 1 dan 2 dan UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru memiliki tambahan status sebagai profesi, bukan sekedar pendidik.


Dalam Pasal 1 ayat 1 UU Nomor 14 Tahun 2005 dijelaskan, guru adalah pendidik yang profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menengah. Berkaitan dengan itu, status kepegawaian guru di Indonesia saat ini bermacam-macam. Merujuk pada dashboard guru dan tenaga kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, status guru terbagi ke dalam beberapa kelompok yakni guru pegawai negeri sipil (PNS), guru tetap yayasan (GTY), guru tidak tetap (GTT) di provinsi dan kabupaten/kota, guru bantu pusat, dan guru honorer sekolah. Guru PNS adalah guru berstatus pegawai negeri, GTY adalah guru tetap yang diangkat oleh yayasan pendidikan, GTT adalah guru berstatus honorer di sekolah negeri yang digaji oleh pemerintah provinsi atau kabupaten/kota, guru bantu adalah tenaga honorer Kemendikbud yang diperbantukan sebagai tenaga pendidik di sekolah-sekolah swasta, dan guru honorer sekolah adalah guru yang mengajar di sekolah swasta dan digaji oleh pihak sekolah tempatnya mengajar. Setiap status kepegawaian guru tersebut berbeda-beda upah atau gaji bulanannya. Menurut UU 14 tahun 2005 pasal 16, guru yang berhak mendapatkan tunjangan profesi ialah guru yang memliki sertifikat pendidik dan tidak hanya diangkat oleh pemerintah tetapi juga oleh

HUMANITY INSIGHT 4

“penyelenggara pendidikan atau satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat”. Pengangkatan guru honorer menjadi guru PNS mengikuti PP No 48 tahun 2005 harus melalui seleksi administrasi, disiplin, integritas, kesehatan dan kompetensi. Ditambah dengan kewajiban mengisi daftar pertanyaan mengenai pengetahuan tata pemerintahan yang baik dengan pelaksanaannya yang terpisah dari pelamar umum bagi guru dengan masa kerja di bawah 20 tahun dan usia maksimal 46 tahun. Pengangkatan tersebut juga harus memprioritaskan tenaga honorer yang berusia paling tua dan/atau mempunyai masa kerja lebih banyak. Berdasarkan data dari Kemendikbud, sebanyak 1,65 juta guru dan tenaga kependidikan di Indonesia masih berstatus nonPNS. Sedangkan 1,71 juta guru dan tenaga kependidikan lainnya yang berstatus PNS paling banyak tersebar di Pulau Jawa. Daerah-daerah pelosok seperti


Kalimantan Utara dan Papua Barat memiliki jumlah guru yang paling sedikit di bawah. Guru di Kalimantan Utara hanya berjumlah 6,569 dan di Papua Barat 9,042. Angka tersebut tentu tidak sebanding dengan jumlah guru di Pulau Jawa yang kurang lebih mencapai 700 ribu guru. Kenapa ada guru honorer? Menurut Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI) Muhammad Ramli Rahim mengatakan, guru honorer merupakan solusi untuk mengatasi masalah kekurangan jumlah guru di Indonesia. Menurut Ramli, pendidikan Indonesia hampir saja lumpuh jika tidak melakukan perekrutan guru honorer. Ramli menekankan bahwa keberadaan guru honorer sangat dibutuhkan pemerintah daerah ketika

HUMANITY INSIGHT 5

pemerintah pusat tidak melakukan apa pun untuk mengatasi masalah kekurangan guru sehingga untuk memenuhi kebutuhan guru, pemda atau sekolah merekrut guru secara mandiri. Menurut data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), saat ini terdapat 1.516.072 guru honorer di seluruh Indonesia. Sebanyak 847.973 guru honorer berada di sekolah negeri dan 668.099 di sekolah swasta. Salah satu cara memperhatikan kesejahteraan guru adalah dengan mengangkat guru honorer menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Menurut Undang-Undang (UU) No. 48 Tahun 2005, berikut ini prosedur pengangkatan guru honerer menjadi PNS.


Dilema Nasib Guru Honorer Dari Data Pokok Pendidikan (Dapodik), jumlah guru PNS yang tersedia di sekolah negeri hanya 60 persen dari kebutuhan seharusnya. Mau tidak mau, kekurangan tersebut diisi oleh guru honorer. Bahkan, ada beberapa sekolah justru kekurangan guru dan tenaga pendidik lainnya. Diakui pemerintah, pemanfaatan guru honorer tanpa status yang jelas beberapa tahun ini, merugikan bagi para guru honorer. Selain tunjangan yang minim, akibat status honorer membuat mereka sulit untuk meningkatkan kapasitas keilmuan Berdasarkan data Kemendikbud, pada 2020 terdapat 72.976 guru pensiun. Jumlah tersebut menyumbang kekurangan guru yang angkanya mencapai 1.020.921 orang. Angka ini kemudian naik pada 2021, dengan kekurangan guru diprediksi mencapai 1.090.678 orang dan jumlah yang pensiun 69.757 orang. Tahun 2022 kekurangan guru menjadi 1.167.802 orang, dengan jumlah yang pensiun 77.124 orang. Hingga 2024 kekurangan guru diprediksi hingga 1.312.759 orang. Sampai 2020 jumlah guru non-PNS di Indonesia mencapai 937.228 orang. Dari jumlah tersebut, 728.461 di antaranya berstatus guru honorer sekolah. Di satu pihak, banyak guru honorer yang belum mendapat upah layak bahkan masih jauh di bawah upah minimum regional (UMR). Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud-Ristek) Nadiem Makarim mengatakan, masalah kesejahteraan guru honorer harus menjadi perhatian bersama. Sebab, kata dia, saat ini masih banyak guru honorer yang menerima gaji dalam HUMANITY INSIGHT 6

hitungan ratusan ribu saja. "Kesejahteraan mereka (guru honorer) merupakan salah satu PR kita. Tentun kita sering mendengar bahwa banyak honorer yang hanya menerima gaji sebesar Rp 100.000 sampai Rp 350.000 per-bulannya," kata Nadiem dalam Rakornas Badan Kepegawaian Nasional (BKN) yang disiarkan secara daring, Kamis, 1 Juli 2021. Menurut Nadiem, hal itu terjadi karena ada perbedaan kemampuan sekolah untuk menggaji para guru honorer. Padahal, dalam UU No. 14 tahun 2005 Pasal 14 ayat 1 dijelaskan dalam menjalankan tugas keprofesionalan, guru berhak memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial, mendapatkan promosi dan penghargaan, memperoleh perlindungan, dapat meningkatkan kompetensi, dan lain-lain. Pasal 40 ayat (1) huruf a UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dikatakan bahwa salah satu hak dari guru (pendidik) adalah memperoleh penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai. Namun pada kenyataanya, banyak guru honorer yang hidup dalam kondisi prasejahtera. Di Sukabumi, salah satu guru honorer yang sudah mengabdi selama 30 tahun hanya mendapatkan gaji Rp 500 Ribu per bulan. Di Bogor, seorang guru harus menjadi kuli pemecah batu untuk mendapat penghasilan tambahan. Sementara di Manggarai, NTT, guru harus menempuh jarak berkilometer untuk sampai di sekolah.


Dukungan untuk guru honorer

Melihat fakta tersebut, sebagai lembaga kemanusiaan profesional, Global Zakat-ACT ikut andil dalam mendukung dan mengapresiasi guru-guru honorer di tanah air melalui program Sahabat Guru Indonesia. Bantuan berupa biaya hidup dan paket pangan rutin diberikan sepanjang tahun kepada guru-guru honorer berdedikasi. Lia Roupal Ummah dan Sopiyandi, guru honorer di sekolah berbasis Islam di Desa Pondokkaso Tengah, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, mereka berdua menjadi penerima manfaat dari program Sahabat Guru Indonesia. Keduanya masing-masing mengajar dua kelas, Lia mengajar kelas tiga dan empat sedangkan Sopiyandi kelas lima dan enam. Meski beban mengajar banyak, gaji yang mereka terima jauh dari UMK Kabupaten Sukabumi tahun 2021 sebesar Rp3,1 juta. “Gaji guru honorer sebulan Rp200 ribu. Namun harus tetap bersyukur karena masih diberi kenikmatan sehat,” kata Sopiyandi, pada hari Jumat, 3 September 2021. Hal yang sama diutarakan Lia Roupal Ummah. Menurut Lia, dengan jumlah gaji HUMANITY INSIGHT 7

tersebut ia tidak bisa memenuhi kebutuhan hariannya. Sehingga ia harus pintar-pintar mencari penghasilan tambahan. “Di samping mengajar, membuka warung kecil-kecilan di rumah. Keuntungannya tidak seberapa tapi alhamdulillah cukup untuk makan seharihari,” ujar Lia saat ditemui tim ACT Kabupaten Sukabumi,pada hari Jumat, 3 September 2021. Global Zakat-ACT sebagai lembaga kemanusiaan profesional turut andil dalam mendukung dan mengapresiasi guru-guru honorer di Tanah Air. Melalui program Sahabat Guru Indonesia, bantuan berupa biaya hidup dan paket pangan rutin diberikan sepanjang tahun kepada guru-guru honorer berdedikasi. Dani Firdaus dari tim ACT Sukabumi mengatakan, meski gaji para guru honorer jauh dari layak, namun kecintaannya untuk menyampaikan ilmu tidak pernah berkurang. Sikap ini patut dicontoh untuk dilakukan dalam kegiatan yang lain. “Tidak memikirkan materi murni mengabdi,” pungkas Dani.


Menjadi Guru,,, Rezeki Tidak Hanya Dari Gaji Kesejahteraan guru honorer yang masih rendah di Indonesia memang benar adanya. Status yang tidak jelas menyebabkan kesejahteraan para guru honorer tidak terjamin.

I

su terkait kesejahteraan guru honorer yang masih rendah di Indonesia memang benar adanya. Status yang tidak jelas menyebabkan kesejahteraan para guru honorer tidak terjamin. Hal inilah yang dirasakan Prabowo Budi seorang guru honorer yang sudah mengabdi selama 23 tahun di Desa Pandes, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten. Gaji pertama yang ia terima dari menjadi guru honorer adalah Rp50 ribu. Meski kini gaji yang diterima Prabowo sudah tujuh kali lebih banyak, namun jumlah tersebut masih jauh dari UMK Klaten tahun 2021 sebesar Rp2 juta.

HUMANITY INSIGHT 8

Dalam memenuhi kehidupan sehari-hari, Prabowo masih harus berutang ke tetangga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, baik untuk makan atau pun untuk pendidikan ketiga anaknya. “Kendati berat, kami harus tetap profesional menjadi guru. Guru adalah profesi mulia, karena ilmu yang disampaikan dapat mencetak generasi yang berguna bagi bangsa dan agama,” kata Prabowo, pada hari Sabtu, 11 September 2021. Apabila Prabowo telah mengabdi selama 23 tahun, Sholihin seorang guru di sekolah menengah pertama berbasis Islam, Desa Cibatu, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi telah mengabdi selama 30 tahun. Di usia yang memasuki 65 tahun, Sholihin tetap bersemangat mengajar meski gaji yang diterima pas-pasan, Rp 500 ribu per bulan. Guru yang biasa dipanggil Apih Akung ini menjadi salah satu guru paling tua yang masih aktif. “Karena dengan ilmu, manusia bisa membedakan yang benar dan yang salah. Perbuatan yang dilakukan dan ucapan yang dilontarkan, bisa dipikirkan terlebih dahulu, itu perbuatan baik atau bukan, perkataan yang menyakitkan atau bukan,” kata Sholihin menceritakan alasannya semangat mengajar, Senin 6 September 2021.


Sebagai guru honorer, Sholihin konsisten mengajar. Meski gajinya jauh dari upah minimum kabupaten Sukabumi, dia tidak mempermasalahkannya. Baginya rezeki tidak hanya dari gaji. Di satu sisi, Sholihin juga menjadi petani. “Kesehatan juga rezeki. Bahkan anak saya, mendapat beasiswa kuliah di salah satu perguruan tinggi ternama di Indonesia Universitas Gadjah Mada,” cerita Solihin. Melihat realita di atas, melalui program Sahabat Guru Indonesia, Global HUMANITY INSIGHT 9

Zakat - ACT mencoba meringankan beban ekonomi keluarga para guru honorer. Tak hanya itu dengan adanya program ini menjadikan para guru merasa lebih dihargai dan menjadi penyemangat untuk terus mendidik anak bangsa. Sahabat Guru Indonesia merupakan program yang diprakarsai Global ZakatACT untuk membantu guru-guru honorer di Indonesia yang prasejahtera, terutama di tengah pandemi Covid-19 ini.


Wakaf Kapal Nelayan Hadir di Gaza HUMANITY INSIGHT 10

Blokade ketat yang dilakukan Israel menjadi faktor utama Penyebab kemiskinan di Gaza. Pasalnya, blokade mereka tak hanya untuk wilayah darat saja, tapi juga perairan. Titik penangkapan ikan dibatasi, begitu juga area jelajah yang hanya diperbolehkan maksimal 12 mil dari bibir pantai.


S

ecara geografis Gaza berdekatan dengan laut. Laut seperti tak terbatas untuk makhluk hidup. Luasnya di muka bumi diperkirakan 361,1 juta kilometer persegi. Adapun luas lautan di Palestina mencapai 605 kilometer Saking luasnya, laut kerap memenuhi kebutuhan manusia. Keanekaragaman makhluk hidup dan berbagai unsur alam lainnya, kerap dimanfaatkan manusia untuk pemenuhan kebutuhan pokok. Potensi laut ini jika dimanfaatkan dengan baik dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk Palestina. Selain itu, juga akan meningkatkan kebutuhan gizi warga dan tentunya membuka peluang pekerjaan baru. Pada hakikatnya, dengan kondisi seperti itu, warga di pesisir Gaza seharusnya bisa sejahtera, setidaknya menikmati makanan hasil laut setiap harinya. Akan tetapi, nyatanya nelayan di Gaza telah lama hidup dalam keadaan sulit dan prasejahtera. Blokade ketat yang dilakukan Israel menjadi faktor utama kondisi di pesisir Gaza. Pasalnya, blokade mereka tak hanya untuk wilayah darat saja, tapi juga perairan. Titik penangkapan ikan dibatasi, begitu juga area jelajah yang hanya diperbolehkan maksimal 12 mil dari bibir pantai. "Padahal, untuk bisa menjangkau hingga ke 12 mil itu butuh kapal yang cukup besar. Sementara mayoritas nelayan di sana memiliki kapal yang hanya bisa menjangkau empat hingga enam mil saja. HUMANITY INSIGHT 11

Sehingga area yang bisa mereka jadikan tempat mencari ikan juga sedikit. Alhasil, pendapatan nelayan pun juga sangat terbatas," ujar Said Mukaffiy dari Tim Global Humanity Response-ACT, pada hari Jumat, 11 Juni 2021 lalu. Di pesisir Gaza, tepatnya di Pantai yang berada di Kota Bayt Lahyah, para nelayan hanya diperbolehkan melaut maksimal 6 mil dari bibir pantai, atau sekitar 9,5 kilometer. Jika para nelayan melanggar, Israel bakal bertindak represif terhadap mereka. Misalnya saja menangkap dan bahkan menyerang kapal nelayan yang melaut tanpa mengindahkan aturan Israel. Keadaan tersebut menyulitkan para nelayan mencari nafkah. Permasalahan nelayan ini ternyata tak berhenti di pembatasan saja. Pada Mei lalu, saat agresi besar, semua aktivitas mencari ikan di laut dan perdagangan hasil tangkapan di pelabuhan dihentikan paksa Israel. Hal ini membuat nelayan di Gaza kehilangan pemasukannya. "Penutupan wilayah perikanan Gaza oleh Israel telah meningkatkan penderitaan para nelayan Palestina hingga 90 persen dari mereka hidup di bawah garis kemiskinan," tambah Said. Minim pemasukan, membuat nelayan tak hanya sulit menghidupi keluarganya, tapi juga melakukan perawatan kapal.


Di pelabuhan, kapal yang masih bisa digunakan dibiarkan menumpuk, membuat armada tersebut lama kelamaan mengalami kerusakan. Sedangkan yang sudah rusak dan tak tersentuh perbaikan membuat kondisinya semakin parah. Hal ini tentu berpengaruh besar pada masa depan nelayan Gaza. Apalagi, sektor kelautan menjadi gantungan hidup bagi 4 ribu nelayan dan 1.500 orang lain yang terlibat di industri perikanan di Gaza. Di perairan, Israel selalu menempatkan angkatan bersenjata lengkap, mereka juga tak jarang menyerang nelayan Gaza tanpa alasan jelas. April lalu misalnya, angkatan bersenjata Israel melepaskan tembakan dan melukai seorang nelayan Palestina di lepas pantai Kota Beit Lahia di utara Jalur Gaza. Padahal, nelayan tersebut berlayar di jarak yang telah ditentukan, yakni tiga mil laut dari bibir pantai.

Selain itu, tak jarang Israel juga menghancurkan dan menenggelamkan kapal para nelayan. Seperti yang terjadi Maret lalu di lepas pantai Gaza tengah, dekat Kota Deir al-Balah. Nelayan yang sedang berlayar dalam jarak enam mil, sebelumnya telah mendapat izin melaut dari otoritas Israel, tapi mereka dihujani tembakan. Kejadian ini membuat nelayan melompat ke luar kapal untuk menyelamatkan diri dan pasrah menyaksikan kapal mereka tenggelam. Serangan ke nelayan Gaza saat mencari nafkah oleh angkatan bersenjata Israel merupakan kejadian yang hampir setiap hari terjadi di Gaza. Israel pun tak pernah bertanggung jawab atas segala tindakan dan kerusakan yang menyebabkan kerugian besar nelayan tersebut.

Kapal Nelayan Gaza Mulai Dirakit Bantuan dermawan untuk Palestina telah diwujudkan ACT ke berbagai program bantuan kemanusiaan. Sekarang dermawan kembali memberikan bantuan untuk sejumlah nelayan di Gaza berupa Wakaf Kapal Ikan Palestina. Arsitek dari kapal ini, Mohammed Zoorob menyatakan, kapal ini akan menjadi salah satu kapal terbesar yang ada di Gaza. Secara keseluruhan, panjang kapal mencapai 21 meter dengan lebar 6 meter. “Lima belas nelayan berpengalaman kami targetkan mendapat manfaat dan bekerja di kapal penangkap ikan ini. Keluarga-keluarga para nelayan juga akan terbantu jika ada anggota keluarganya yang bekerja di sini," ujar Zoorob, pada hari Selasa, 21 September 2021. Sementara itu, Jommah Al Najjar, tim HUMANITY INSIGHT 12

ACT Palestina di Gaza mengatakan, para nelayan yang berkesempatan menggunakan kapal ini adalah mereka yang berasal dari keluarga prasejahtera. Di mana pekerjaan mereka terdampak blokade di Gaza dan mempengaruhi penghasilannya. Jommah menjelaskan, kapal ini sudah melalui proses pengecekan rangka kapal oleh Kementerian Kelautan Palestina, dan diizinkan untuk terus dilanjutkan pengerjaannya. Dalam beberapa waktu ke depan, karoseri material fiberglass dan pemasangan mesin akan segera dilakukan di pelabuhan Almoasy Khan younis di wilayah selatan Gaza. Diperkirakan, pembuatan kapal ini akan rampung di akhir tahun 2021.


Banjir Kembali Melanda Kalimantan Hujan lebat yang dipicu oleh pertemuan gelombang Kelvin dan Rossby di atmosfer serta pembentukan pusat konveksi akibat anomali sirkulasi angin menyebabkan banjir di wilayah Kalimantan Tengah dan Timur

H

ujan lebat dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Kalimantan Timur pada hari Jumat, 3 September 2021, dan menyebabkan banjir di sejumlah kelurahan di Kecamatan Samarinda, Utara, Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim). Hujan lebat yang dipicu oleh pertemuan gelombang Kelvin dan Rossby di atmosfer serta pembentukan pusat konveksi akibat anomali sirkulasi angin menyebabkan banjir di wilayah Kalimantan Tengah dan Timur menurut Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

HUMANITY INSIGHT 13

"Suplai kelembaban yang tinggi juga terkonsentrasi di Kalimantan karena adanya penjalaran gelombang Kelvin dari barat yang bertemu dengan Rossby dari timur sehingga berkontribusi terhadap peningkatan intensitas curah hujan di wilayah Kalimantan," kata peneliti klimatologi dalam Tim Reaksi dan Analisis Kebencanaan (TReAK) Pusat Sains dan Teknologi Lembaga Penerbangan dan Antariksa (PSTA LAPAN) Erma Yulihastin. Sebagaimana dikutip dalam siaran pers Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) di Jakarta, Jumat, Erma menjelaskan bahwa peningkatan intensitas hujan menyebabkan banjir di sejumlah wilayah Kalimantan Tengah dan Timur sejak akhir Agustus 2021 hingga 2 September 2021. Menurut dia, selama kurun itu 13 wilayah kecamatan di Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, kebanjiran akibat hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur bagian hulu Sungai Katingan.


Ia mengemukakan, sistem peringatan dini bencana berbasis satelit SADEWA (Satellite-based Disaster Early Warning System) telah mendeteksi potensi hujan deras di wilayah Kalimantan Timur dan Tengah berdasarkan pembentukan pusatpusat konveksi yang dipicu oleh anomali sirkulasi angin di Kalimantan. Erma menjelaskan, penguatan angin dari selatan mengalami pembelokan ke arah timur laut di sekitar bagian barat Sumatra dan bertemu dengan angin dari selatan di wilayah Kalimantan sehingga memicu terbentuknya pusat konveksi di Kalimantan. Di samping itu, ia melanjutkan, kelembaban tinggi yang terkonsentrasi di Kalimantan karena adanya penjalaran gelombang Kelvin dari barat yang bertemu dengan Rossby dari timur berkontribusi terhadap peningkatan intensitas curah hujan di wilayah Kalimantan.

HUMANITY INSIGHT 14

Berdasarkan data yang dihimpun tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) Kalimantan Timur, beberapa daerah yang terendam banjir antara lain 12 RT di Kelurahan Sempaja Timur, Kecamatan Samarinda Utara dan 5 RT di Kelurahan Gunung Lingai, Kecamatan Sungai Pinang. Ketinggian air pun beragam, mulai dari 40-90 sentimeter. Merespons banjir ini, ACT didukung Relawan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) bergegas mengirimkan tim tanggap darurat untuk membantu warga. Selain itu, posko darurat juga didirikan di Jalan Wahid Hasyim 1, Sempaja Selatan, Samarinda Utara. “Saat ini bantuan dari dermawan yang menyalurkan kepeduliannya melalui ACT sudah mulai didistribusikan. Makanan siap santap, kebutuhan pangan serta obat-obatan yang segera dihadirkan karena ini yang mendesak,” jelas Budi Cahyanto dari tim ACT Kalimantan Timur, pada hari Rabu, 8 September 2021.


Selain itu, satu hari sebelumnya ACT dan MRI Kalimantan Timur mendistribusikan 500 makanan siap santap kepada korban banjir di sejumlah wilayah di Samarinda. Tiga lokasi menjadi sasaran bantuan, yaitu Perumahan Griya Mukti Samarinda, Gelatik Samarinda, dan Bengkuring Samarinda. Ketiga lokasi itu menjadi wilayah banjir paling dalam. Banjir yang menggenang seluruh permukiman bahkan tak kunjung surut. Akses masuk juga tak bisa dilalui, sehingga belum ada bantuan terdistribusi selama empat hari. Melihat kondisi yang mengkhawatirkan, tim ACT-MRI melakukan pendistribusian makanan siap santap, membuka posko, dan membuka dapur umum. Selain di Kalimantan Timur, bencana banjir juga terjadi di Wilayah Tanah Laut, Kalimantan Selatan. dikutip dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanah Laut melaporkan sebanyak 2.021 jiwa yang tersebar di tiga Kecamatan di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, terdampak banjir. Bencana tersebut dipicu hujan intensitas

HUMANITY INSIGHT 15

tinggi sejak pada hari Jumat, 10 September 2021. Tiga kecamatan terdampak yaitu Kecamatan Batu Ampar, sebanyak 75 buah rumah terendam dan 232 jiwa terdampak; Kecamatan Kintap sebanyak 544 buah rumah warga terendam dan 1.789 jiwa terdampak; dan Kecamatan Panyipatan. Adapun ketinggian air juga masih menggenangi rumah warga dengan tinggi berkisar 30-50 sentimeter. "Untuk sementara belum ada warga yang diungsikan," kata Esty, Pusdalops BPBD Kab. Tanah Laut pada hari, Senin 13 September 2021. Banjir juga menyebabkan satu tanggul di Desa Benua Tengah, Kecamatan Takisung jebol. "Curah hujan tinggi yang terjadi semalaman sejak Jumat, sehingga tanggul tidak kuat menahan luapan air," jelas Esty. BNPB mencatat bencana Hidrometeorologi masih mendominasi sepanjang Agustus 2021. Hujan intensitas tinggi menjadi salah satu pemicu kejadian banjir dengan frekuensi cukup tinggi, khususnya di wilayah Kalimantan Selatan.


Memenuhi Kebutuhan Pangan Pesantren Di Indonesia, pandemi Covid-19 tak hanya berdampak pada sektor kesehatan saja. Banyak sektor-sektor terganggu, salah satunya adalah sektor ekonomi. Efeknya, tak sedikit kelompok masyarakat kesusahan dalam memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.

HUMANITY INSIGHT 16


S

ejak ditetapkan sebagai pandemi Covid-19 pada 11 Maret 2020 Badan Kesehatan Dunia (WHO), virus corona telah menyebar luas ke seluruh dunia. Menurut data dari Worldmeters, hingga 17 Agustus 2021, lebih dari 200 negara di dunia telah terjangkit virus Covid-19, dengan total kasus mencapai 200,09 juta kasus dan korban meninggal dunia sebanyak 4,39 juta jiwa. Di Indonesia, pandemi Covid-19 tak hanya berdampak pada sektor kesehatan saja. Banyak sektor-sektor terganggu, salah satunya adalah sektor ekonomi. Efeknya, tak sedikit kelompok masyarakat kesusahan dalam memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari. Kesulitan pemenuhan pangan antara lain dialami kalangan santri. Pesantren Hidayatul Ihsan di Cipertani, Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya. Pada tahun 2004 Tempat pendidikan Islam ini hadir dari swadaya masyarakat dan tekad dakwah yang tinggi menjadi modal. Didukung enam orang tenaga pengajar, pesantren ini menampung puluhan anak yang terus bertambah setiap tahunnya, dan kini jumlah santri mencapai 84 orang. Mendukung keberlangsungan pendidikan di Pesantren Hidayatul Ihsan, pertengahan September, ACT menghadirkan bantuan berupa ratusan kilogram Beras Wakaf untuk santri. Ustaz Kusnaedi, Pengasuh Pesantren Hidayatul Ihsan, menyambut baik hadirnya bantuan ini. “Insyaallah seluruh santri akan merasakan Beras Wakaf ini. Kami ucapkan terima kasih untuk seluruh dermawan,” katanya. Beras Wakaf produk terbaik dari petani binaan Global Wakaf-ACT juga hadir untuk

HUMANITY INSIGHT 17

pesantren lain di Tasikmalaya. Khususnya, pesantren dengan santri prasejahtera serta minim fasilitas. “Program ini merupakan ikhtiar ACT bersama Sahabat Dermawan mendampingi pesantren-pesantren. Ke depannya, aksi serupa akan terus meluas,” ungkap Fauzi Ridwan dari tim Program ACT Tasikmalaya. Kebaikan semakin menyebar, di lain tempat pada hari Sabtu, Seperti pada hari Sabtu, 18 September 2021, Sebanyak satu ton Beras Wakaf dihadirkan untuk santri Pesantren Isy Karima, Karangpandan, Karanganyar. Di samping itu, 100 karton Air Minum Wakaf juga diserahkan sebagai bentuk dukungan untuk santri yang bakal menjadi generasi penerus bangsa dan agama ini. Serah terima Beras Wakaf dan Air Minum Wakaf ini diterima langsung oleh KH. Syihabuddin AM, Al-Hafizh selaku pimpinan Pesantren Isy Karima. Sambutan baik pun datang. Sementara itu, Kepala Cabang ACT Solo, Muhammad Irfan menjelaskan, program ini merupakan bentuk kolaborasi ACT bersama pesantren. Harapan besar agar santri dapat lebih fokus belajar tanpa harus memikirkan urusan pangan mereka selama sekolah. “Beras Wakaf dan Air Minum Wakaf merupakan produk kebaikan yang mendukun program kebaikan pula. Semoga juga bakal terlahir aksi-aksi kebaikan baru,” harap Irfan. Beras Wakaf sendiri merupakan produk dari petani lokal binaan Global Wakaf-ACT. Sedangkan Air Minum Wakaf adalah produk dari Lumbung Air Wakaf yang telah tersebar di beberapa daerah.


Armada Baru Humanity Food Truck Palestina

Untuk memperluas manfaat, Aksi Cepat Tanggap menghadirkan kembali armada Humanity Food Truck pada pekan ke dua September. Truk yang memiliki dapur modern di dalamnya ini merupakan unit ke-2 yang dibuat khusus untuk memasak hingga menghidangkan makanan siap santap kepada warga prasejahtera Gaza.

HUMANITY INSIGHT 18


P

ekan terakhir Agustus lalu, armada kemanusiaan Humanity Food Truck beraksi di wilayah barat dan utara Gaza yang sedang melakukan karantina wilayah (lockdown). Said Mukaffiy dari Tim Global Humanity Response - Aksi Cepat Tanggap melaporkan, Humanity Food Truck menyediakan lebih dari 300 porsi untuk keluarga prasejahtera dan yatim di Mashrou Amer, Gaza Barat dan Ibad Al Rahmad, Gaza Utara. “Kondisi pandemi dan karantina semakin membuat masyarakat prasejahtera kesulitan memenuhi pangan. Padahal, pangan merupakan kebutuhan dasar,” kata Said. Setiap keluarga menerima 4-5 porsi untuk setiap anggota keluarga. Hidangan Humanity Food Truck tersaji dengan menu bergizi. Koki yang menghidangkan pun

menggunakan perlengkapan masak lengkap. Saat distribusi, tim dan relawan membagikan makanan menggunakan pakaian pelindung diri (APD). “Di kala kasus meningkat, relawan dan mitra tetap harus melakukan kerja kemanusiaan. Risiko memang, sebab itu mereka melakukan pencegahan dengan menggunakan pakaian hazmat,” jelas Said. Beberapa organisasi kemanusiaan khawatir Covid-19 dapat menghancurkan Gaza dengan penduduknya yang padat. Menurut Program Pangan Dunia (WFP), bahkan sebelum pandemi menyebar di Gaza, lebih dari dua pertiga warga Gaza berada dalam kategori rawan pangan akibat blokade dari Israel.

Wujud Nyata Kedermawanan Untuk memperluas manfaat, Aksi Cepat Tanggap menghadirkan kembali armada Humanity Food Truck pada pekan ke dua September. Truk yang memiliki dapur modern di dalamnya ini merupakan unit ke-2 yang dibuat khusus untuk memasak hingga menghidangkan makanan siap santap kepada warga prasejahtera Gaza. “Layanan Makan Gratis” tertulis di bodi truk yang memiliki dominasi warna hijau dan putih tersebut. Secara keseluruhan, truk ini memiliki panjang 8,4 meter. Sementara beratnya mencapai 10 ton. Di dalamnya juga dipenuhi oleh berbagai peralatan memasak yang memungkinkan juru masak ACT menyiapkan berbagai sajian untuk warga Gaza. Said Mukaffiy dari tim Global Humanity Response ACT menjelaskan, dalam sekali HUMANITY INSIGHT 19

aksi, Humanity Food Truck mampu menyiapkan hingga 2 ribu makanan siap saji. Armada ini, sebut Said, juga akan meluaskan manfaat kebaikan, karena total sudah ada dua unit truk berdapur. "Humanity Food Truck merupakan wujud nyata kedermawanan, karena hadirnya truk ini berasal dari sedekah masyarakat Indonesia,” ujar Said, pada hari Senin 20 September 2021. Lebih lanjut, Said menjelaskan, masih ada satu armada Humanity Food Truck lagi yang akan bertambah. Unit tersebut saat ini masih berada dalam tahap modifikasi di karoseri. Jika nantinya semua armada tersebut telah beroperasi, lokasi aksi akan tersebar ke beberapa kegubernuran di Gaza.


KABAR pEKAN INI

P

eran Guru di dunia pendidikan amatlah penting. Guru menjadi orang tua kedua para murid, adapun makna dari guru adalah, digugu dan ditiru atau kata lain sebagai orang yang memberi pengetahuan tentang ilmu-ilmu. Pada prinsipnya sepanjang sejarah kehidupan manusia, guru selalu ada di tengah masyarakatnya. Ia mengajarkan berbagai ilmu dan pengetahuan untuk mempermudah HUMANITY INSIGHT 20

manusia dalam menjalankan kehidupannya. Karena itu pula guru mendapatkan gelar sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Beratnya amanah yang dipikul oleh para guru tak setimpal dengan kesejahteraan yang mereka dapatkan. Apalagi para guru berstatus honorer belum mendapat upah layak bahkan masih jauh di bawah Upah Minimum Regional (UMR).


Rendahnya gaji guru honorer saat ini lantaran hanya dibiayai oleh pihak sekolah yang mempekerjakan. Sebab, guru honorer tidak terikat pada instansi manapun, melainkan diangkat oleh kepala sekolah. Padahal, dalam UU No. 14 tahun 2005 Pasal 14 ayat 1 dijelaskan dalam menjalankan tugas keprofesionalan, guru berhak memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial, mendapatkan promosi dan penghargaan, memperoleh perlindungan, dapat meningkatkan kompetensi, dan lain-lain. Pasal 40 ayat (1) huruf a UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dikatakan bahwa salah satu hak dari guru (pendidik) adalah memperoleh penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai. Namun pada kenyataanya, banyak guru honorer yang hidup dalam kondisi prasejahtera. Di Sukabumi, salah satu guru honorer yang sudah mengabdi selama 30 tahun hanya mendapatkan gaji Rp 500 Ribu per bulan. Di Bogor, seorang guru harus menjadi kuli pemecah batu untuk mendapat penghasilan tambahan. Sementara di Manggarai, NTT, guru harus menempuh jarak berkilometer untuk sampai di sekolah. Melihat fakta tersebut, sebagai lembaga kemanusiaan profesional, Global Zakat-ACT ikut andil dalam mendukung dan mengapresiasi guru-guru honorer di Tanah Air melalui program Sahabat Guru Indonesia. Bantuan berupa biaya hidup dan paket pangan rutin diberikan sepanjang tahun kepada guru-guru honorer berdedikasi. Lia Roupal Ummah dan Sopiyandi, guru honorer di sekolah berbasis Islam di Desa Pondokkaso Tengah, Kecamatan

HUMANITY INSIGHT 21

Cidahu, Kabupaten Sukabumi, mereka berdua menjadi penerima manfaat dari program Sahabat Guru Indonesia. Keduanya masing-masing mengajar dua kelas, Lia mengajar kelas tiga dan empat sedangkan Sopiyandi kelas lima dan enam. Meski beban mengajar banyak, gaji yang mereka terima dalam sebulan hanya Rp200 ribu. “Di samping mengajar, membuka warung kecil-kecilan di rumah. Keuntungannya tidak seberapa tapi alhamdulillah cukup untuk makan seharihari,” ujar Lia saat ditemui tim ACT Kabupaten Sukabumi,pada hari Jumat, 3 September 2021. Sementara itu, Prabowo Budi seorang guru honorer yang sudah mengabdi selama 23 tahun di Desa Pandes, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten. Gaji yang ia terima per bulannya sebesar 350 ribu. Karena itu dalam memenuhi kehidupan sehari-hari, Prabowo masih harus berutang ke tetangga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, baik untuk makan atau pun untuk pendidikan ketiga anaknya. Meski gajinya jauh dari upah minimum, Prabowo tidak mempermasalahkannya. Baginya rezeki tidak hanya dari gaji. “Kesehatan juga rezeki” Kabar Bahagia terdengar kembali dari Palestina, bantuan dermawan kembali diwujudkan ACT dalam bentuk Wakaf Kapal Ikan Palestina untuk sejumlah nelayan di Gaza. Arsitek dari kapal ini, Mohammed Zoorob menyatakan, kapal ini akan menjadi salah satu kapal terbesar yang ada di Gaza. Secara keseluruhan, panjang kapal mencapai 21 meter dengan lebar 6 meter.


Sementara itu, Jommah Al Najjar, tim ACT Palestina di Gaza mengatakan, para nelayan yang berkesempatan menggunakan kapal ini adalah mereka yang berasal dari keluarga prasejahtera. Di mana pekerjaan mereka terdampak blokade di Gaza dan mempengaruhi penghasilannya. Jommah menjelaskan, kapal ini sudah melalui proses pengecekan rangka kapal oleh Kementerian Kelautan Palestina, dan diizinkan untuk terus dilanjutkan pengerjaannya. Dalam beberapa waktu ke depan, karoseri material fiberglass dan pemasangan mesin akan segera dilakukan di pelabuhan Almoasy Khan younis di wilayah selatan Gaza. Diperkirakan, pembuatan kapal ini akan rampung di akhir tahun 2021. Tak hanya Wakaf Kapal Ikan , bantuan dermawan juga menghadirkan armada baru Humanity Food Truck pada pekan ke dua September. Truk yang memiliki dapur modern di dalamnya ini merupakan unit ke-2 yang dibuat khusus untuk memasak hingga menghidangkan makanan siap santap kepada warga prasejahtera Gaza. “Layanan Makan Gratis” tertulis di bodi truk yang memiliki dominasi warna hijau dan putih tersebut. Secara keseluruhan, truk ini memiliki panjang 8,4 meter. Sementara beratnya mencapai 10 ton. Di dalamnya juga dipenuhi oleh berbagai peralatan memasak yang memungkinkan juru masak ACT menyiapkan berbagai sajian untuk warga Gaza. Pada pekan ini juga, ACT kembali memberikan bantuan Beras Wakaf untuk para santri. Seperti pada hari Sabtu, 18

HUMANITY INSIGHT 22

September 2021. Sebanyak satu ton Beras Wakaf dihadirkan untuk santri Pesantren Isy Karima, Karangpandan, Karanganyar. Di samping itu, 100 karton Air Minum Wakaf juga diserahkan sebagai bentuk dukungan untuk santri yang bakal menjadi generasi penerus bangsa dan agama ini. Tak hanya di Pesantren Isy Karima, distribusi beras untuk santri juga dilakukan di Pesantren Hidayatul Ihsan di Cipertani, Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya. Pesantren yang telah berdiri semanjak tahun 2004 ini hadir dari swadaya masyarakat dan tekad dakwah yang tinggi menjadi modal. Didukung enam orang tenaga pengajar, pesantren ini menampung puluhan anak yang terus bertambah setiap tahunnya, dan kini jumlah santri mencapai 84 orang Mendukung keberlangsungan pendidikan di Pesantren Hidayatul Ihsan, pertengahan September, ACT menghadirkan bantuan berupa ratusan kilogram Beras Wakaf untuk santri. Ustaz Kusnaedi, Pengasuh Pesantren Hidayatul Ihsan, menyambut baik hadirnya bantuan ini. “Insyaallah seluruh santri akan merasakan Beras Wakaf ini. Kami ucapkan terima kasih untuk seluruh dermawan,” katanya. Adapun untuk rincian aksi di HCN pada Agustus sebanyak 2.776 aksi dengan jumlah penerima manfaat sebanyak 191.416 orang dan relawan yang terlibat 7.650 jiwa. Untuk jangkauan kegiatan tersebar di 3 negara, 32 Provinsi, 162 kota/kabupaten, dan 685 desa/kelurahan.



HUMANITY INSIGHT

Kantor Redaksi Menara 165 office Tower lt.11 Jl. TB Simatupang Kav. 1 Cilandak Timur Jakarta Selatan, 12560 Indonesia


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.