HUMANITY INSIGHT Majalah Internal Dua Pekanan Program Kemanusiaan ACT Bulletin Edisi LIII/ Tahun ke-4 1- 15 Maret 2022
Kabar Palestina Jelang Ramadan
1
Membantu Pendidikan Yang Tertinggal
5
ACT Kirimkan Bantuan Musim Dingin Pengungsi Suriah
7
DAFTAR ISI hUMANITY insight
11
1 Kabar Palestina Jelang Ramadan Dewan Redaksi
Membantu Pendidikan Yang Tertinggal
Dwiko Hari Dastriadi Bambang Triyono Yusnirsyah Fadilah Ispandiari
Koordinator
Sunano
Penulis
Lia Esdwiyanisyam Arif
Editor
Sunano
Data
Ashari Utomo Putra
Tata Letak
Lia Esdwiyanisyam Arif
Ikhtiar Sudahi Permasalahan Pengungsi Rohingya
13 Meringankan Beban Korban Gempa Pasaman Barat
5 7
ACT Kirimkan Bantuan Musim Dingin Pengungsi Suriah
15 Mendukung Santri Belajar Al-Qur’an
T
Kabar Palestina Jelang Ramadan Bantuan dan dukungan untuk warga Gaza terus dilakukan. Salah satunya melalui gerakan Palestination yang digaungkan ACT, Dermawan Indonesia memberikan bantuan makanan siap saji untuk warga prasejahtera di Gaza
Humanity Insight
1
ahun lalu, pada 2021, tepatnya akhir Ramadan 1442 Hijriah, Israel menyerang Palestina secara bertubi-tubi. Serangan Israel ini menyebabkan puluhan warga sipil Palestina tewas. Banyaknya jumlah korban membawa duka mendalam untuk masyarakat Palestina. Tak hanya korban jiwa, serangan Israel juga menghancurkan rumah-rumah warga dan fasilitas publik. Israel secara masif melakukan penyerangan besar-besaran kepada jemaah Masjid Al-Aqsa mulai tanggal 7 April 2021. Mereka menembakkan peluru baja berlapis karet, granat kejut, dan gas air mata ke arah jemaah Palestina di dalam masjid yang sedang beribadah pada hari-hari terakhir bulan suci Ramadan. Ratusan warga Palestina di Al-Aqsa terluka akibat serangan ini.
Humanity Insight
2
Lantas, menjelang Ramadan kali ini Parlemen Israel, pada Jumat 11 Maret 2022, memberlakukan kembali undang-undang kontroversial yang menghalangi keluarga Palestina di Gaza dan Tepi Barat untuk bersatu kembali dan hidup bersama. Aturan yang dinamai Undang-Undang Kewarganegaraan tersebut, diketahui pertama kali digunakan pada tahun 2003 untuk mencegah penduduk Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza untuk mendapatkan tempat tinggal di wilayah Israel melalui jalur pernikahan dengan warga Palestina Yerusalem Timur. Namun, karena mendapat banyak pertentangan, akhirnya aturan tersebut sempat dihentikan. Khaled Zabarqa, seorang pengacara sekaligus warga Palestina mengatakan, penerapan undang-undang ini membuktikan bahwa pemerintah Israel telah melakukan sejenis rezim apartheid.
Orang-orang Palestina di dalam Israel diketahui juga tetap menjalin hubungan dekat dengan orang-orang Palestina di Tepi Barat, Yerusalem Timur dan Gaza. Mereka seringkali mempertahankan ikatan keluarga melalui pernikahan. Sementara itu, sejumlah kelompok pejuang Hak Asasi Manusia juga mengatakan
mereka merencanakan untuk untuk menantang undang-undang tersebut di pengadilan tertinggi Israel. Aturan ini tidak hanya memberikan hak dan keistimewaan ekstra kepada orang-orang Israel, tetapi juga mencegah pemenuhan hak-hak dasar untuk penduduk Palestina
Noor Faradiba, dari tim Global Humanity Network ACT menjelaskan Meski ACT telah hadir menyampaikan bantuan untuk Palestina, khususnya Gaza, sejak lama. Dukungan tersebut belum sebanding dengan kebutuhan Masyarakat Palestina yang sangat besar. Usaha demi usaha terus dilakukan. Salah satunya melalui gerakan Palestination yang digaungkan ACT, Dermawan Indonesia memberikan bantuan makanan siap saji untuk warga prasejahtera di Gaza, Palestina. Makanan diterima oleh sekitar 1.113 warga di Beit Lahia di Gaza Utara, Khan Younis di Gaza Selatan, dan Deir al-Balah di tengah jalur Gaza.
Gerakan Palestination Organisasi Hak Asasi Manusia Internasional, Euro-Mediterranean Human Rights Monitor pada 2022 ini menerbitkan laporan terbaru bertajuk “Kepahitan 16 Tahun: Generasi yang Dibesarkan dalam Kurungan”. Laporan tersebut menjelaskan efek mengerikan blokade Gaza di tingkat sosial, ekonomi, dan kemanusiaan yang diperburuk serangan militer yang terjadi berulang kali ke Palestina. Dalam laporan tersebut, dijabarkan sekitar Humanity Insight
3
1,5 juta dari total 2,3 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza telah jatuh miskin akibat blokade Israel dan pembatasan akses perjalanan yang diberlakukan sejak 2006. Tingkat pengangguran telah meningkat dari 23,6 persen sebelum blokade pada 2005 menjadi 50,2 persen pada akhir 2021. Persentase tersebut merupakan salah satu angka yang tertinggi di dunia. Kondisi Gaza ini pun terus menjadi perhatian Aksi Cepat Tanggap (ACT). Andi
Humanity Insight
4
Said Mukaffiy dari tim Global Humanity Network ACT menjelaskan, distribusi dilakukan menggunakan armada Humanity Food Truck. Makanan dimasak oleh juru masak profesional di dapur modern dalam kabin Food Truck. "Pangan jadi salah satu masalah besar di Gaza. Ada dua juta warga Palestina yang mengalami kerawanan pangan. Sementara 1,4 juta di antaranya adalah warga yang bermukim di Gaza," kata Said. Kerawanan dipicu angka kemiskinan dan pengangguran yang tinggi. Banyak warga Gaza yang tidak mampu membeli makanan. Pola makan yang kurang terdiversifikasi menyebabkan masalah gizi yang tumpang tindih. Menurut survei nasional di Gaza, hampir 50 persen warga di sana memiliki tingkat mineral dan vitamin esensial yang sangat rendah. "Bantuan makanan amat disyukuri para penerima manfaat. Di samping itu banyak anak-anak Palestina yang sedang berada pada fase pertumbuhan. Kebutuhan makanan yang sehat dan bergizi sangat diperlukan agar mereka dapat tumbuh dengan sehat dan ceria," kata Said. ACT mengupayakan bantuan pangan untuk Palestina terus berjalan selama bulan suci Ramadan. Seperti tahun lalu, bantuan sahabat dermawan menjadi menjadi pelipur lara masyarakat Palestina di Gaza. Beragam kebaikan menjangkau puluhan ribu penerima manfaat. Bantuan paket pangan dan makanan siap saji menjadi salah satu aksi yang rutin dilakukan. Ratusan ton paket pangan dibagikan melalui Indonesia Humanitarian Center di Gaza selama Ramadan. Makanan siap santap ACT dibagikan melalui dapur umum dan Humanity Food Truck. Saat Ramadan, makanan siap santap biasanya dibagikan di sore hari menjelang berbuka puasa dan dini hari saat hendak sahur.[]
Membantu Pendidikan Yang Tertinggal
Sebagai bentuk dukungan penuh terhadap pendidikan Palestina, ACT menghadirkan Bus sekolah kedermawanan masyarakat Indonesia sejak 2021 silam.
P
endidikan menjadi yang terdampak paling parah akibat blokade Israel. Akses jalan yang banyak ditutup militer Israel, berimbas pada aktivitas kendaraan umum tidak beroperasi. Karenanya penduduk Gaza memilih berjalan kaki, atau naik taksi sejenisnya untuk bepergian. Ironi ini semakin dirasakan oleh pelajar karena harus berjalan kaki cukup jauh demi bisa sekolah. Dalam situasi yang tidak aman, anakanak sekolah di Gaza harus berjalan kaki lebih jauh dari rumah menuju sekolah. Apa lagi mayoritas keluarga Gaza merupakan masyarakat miskin, mereka tidak memiliki kendaraan pribadi untuk mengantar anakanaknya ke sekolah.
Humanity Insight
5
Beruntung, jalanan datar dan bukan bebatuan. Tapak kaki langkah anak-anak cukup aman. Yang sering dikeluhkan, jarak sekolah ada yang sampai 1 jam jalan kaki. Anak-anak harus menempuh jalan berdebu di bawah terik matahari. Tak tinggal diam, sebagai bentuk dukungan penuh terhadap pendidikan Palestina, Aksi Cepat Tanggap (ACT) menghadirkan Bus sekolah. Bus buah kedermawanan masyarakat Indonesia ini hadir sejak tahun ajaran baru 2021 silam. Bus yang didominasi warna oranye ini mampu mengangkut 50 siswa sekali jalan. Mayoritas siswa adalah anak-anak yang masih duduk sekolah dasar. Bus Sekolah Dermawan juga diproyeksikan akan
menjadi transportasi antar jemput untuk siswa difabel penyandang tuli di Gaza. Said Mukaffiy dari tim Global Humanity Network ACT mengatakan, alat transportasi untuk antar jemput siswa di Gaza sangat diperlukan. Selama ini, jarang sekali ada transportasi khusus untuk siswa. Para siswa pun terpaksa harus berjalan cukup jauh untuk sampai ke sekolah. Bus memiliki dua rute jalan. Rute pertama dimulai dari wilayah Al-Shaikh Redwan, Kota Gaza, yang meliputi Jalan AlAwal, Jalan Al-Thani, dan Jalan Al-Thaleth, lalu mengarah ke wilayah Al-Toffah dan berakhir di wilayah Alshujaiah. Rute yang kedua, bus sekolah berfokus di wilayah Gaza
Humanity Insight
6
Utara. Said juga menjelaskan, saat beroperasi bus ini akan bolak balik dari rumah siswa ke sekolah selama 6-7 jam perhari. Sekali jalan, sekitar 50 siswa dapat diantar oleh bus sekolah. Bantuan bus sekolah menjadi salah satu ikhtiar mendukung pendidikan di negara dengan dengan tingkat literasi mencapai 97 persen ini. Pendidikan di Gaza merupakan prioritas utama bagi setiap keluarga. Oleh karena itu, anak-anak di sana sangat bersemangat untuk sekolah. Jarak sekolah yang jauh bukan menjadi penghambat bagi mereka.[]
ACT Kirimkan Bantuan Musim Dingin Pengungsi Suriah Jumlah pengungsi di Suriah merupakan yang tertinggi dibanding negara mana pun di dunia. Sejumlah pengungsi Suriah yang telah pergi ke negara lain juga terpaksa kembali lagi ke Suriah karena berbagai faktor.
Humanity Insight
7
P
erang di Suriah belum berakhir padahal sudah berlangsung hampir 10 tahun. Negara para nabi ini sudah porak poranda dan krisis kemanusiaan masih terus berlanjut. Dari hari ke hari jumlah pengungsi di Suriah terus bertambah. Jumlah pengungsi di Suriah merupakan yang tertinggi dibanding negara mana pun di dunia. Sejumlah pengungsi Suriah yang telah pergi ke negara lain juga terpaksa kembali lagi ke Suriah karena berbagai faktor. Dua tahun terakhir ini misalnya, 155 ribu ribu pengungsi Suriah tercatat dideportasi dari Turki selama periode 2019 hingga akhir 2021. Deportasi dilakukan Turki secara terpaksa karena berbagai permasalahan internal.
Humanity Insight
8
Dalam sebuah laporan diterangkan 100.872 pengungsi dikirim ke Suriah melalui perbatasan Al-Hawa yang juga digunakan sebagai pintu masuk bantuan internasional. Sebanyak 47.310 melewati perbatasan Al-Salamah pada periode 2019-2021. Sementara 9.344 pengungsi dideportasi ke Suriah antara pertengahan 2020 dan 2021 melalui perbatasan Abyad. Jumlah pengungsi yang bertambah juga berarti kebutuhan bahan pokok makanan semakin meningkat. Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memotong dana bantuan kemanusiaan untuk pengungsi Suriah. Jumlah pengungsi yang mendapat bantuan pangan, menjadi semakin sedikit. Ketahanan pangan di Suriah pun semakin memburuk. Jutaan warganya mengalami kelaparan. Berdasarkan data World Food Programme (WFP), sebanyak 12,4 juta orang di Suriah berjuang untuk mendapatkan cukup makanan sehari-hari. Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) menyatakan, 6,7 juta penduduk dalam kondisi krisis makanan. OCHA memperingatkan peningkatan konflik dan kekerasan yang mengakibatkan bencana kemanusiaan dalam beberapa waktu ke depan. Kondisi tersebut menjadi kabar buruk bagi pengungsi. Apalagi pada bulan Ramadan, pengungsi membutuhkan asupan gizi yang cukup untuk bertahan selama puasa. Dalam situasi yang serba kekurangan akan menyulitkan mereka beribadah dengan tenang. Situasi perang juga menyebabkan inflasi yang sudah mendekati 140 persen pada awal tahun 2022. Kemampuan ekonomi pengungsi yang terbatas membuat daya beli sangat rendah. Apalagi harga barang dan kebutuhan pangan terus melonjak di luar kendali dan menyebabkan masyarakat hanya cukup makan seadanya. Situasi pengungsi Suriah semakin diperparah dengan pecahnya konflik antara Rusia dan Ukraina. Hal itu berkontribusi pada tekanan kenaikan harga yang lebih besar, dan mendorong semakin banyak warga Suriah ke dalam kemiskinan.
Badai Memporak Porandakan Tenda Pengungsian Selama bertahun-tahun para pengungsi bertahan di tenda pengungsian. Keadaan semakin memburuk, ketika badai memporak porandakan puluhan tenda pengungsi Suriah sampai roboh pada Jumat 4 Maret 2022. Akibatnya para penghuni dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Bencana ini merupakan yang kesekian kali menimpa Humanity Insight
9
pengungsi Suriah. Berdasarkan data dari Badan Pengungsi PBB (UNHCR), sekitar 10 ribu tenda pengungsi Suriah hancur akibat badai sejak 18 Januari lalu. Angka ini berpotensi bertambah karena musim dingin masih akan berlangsung dalam beberapa waktu ke depan.
Selepas badai berlalu, para pekerja bantuan kemanusiaan mengaku amat sulit menjangkau ratusan ribu keluarga yang terdampak badai. Suhu yang membekukan dan jalan yang tertutup es, menyulitkan tim bantuan untuk mencapai tempat-tempat itu. Keadaan ini juga memaksa orang-orang pergi ke toko roti untuk mengumpulkan roti dan barang-barang penting lainnya. Mereka memilih stok makanan lebih selama musim Humanity Insight
10
dingin. Selama sebulan terakhir, harga air minum, bahan bakar untuk pemanas, dan kayu bakar meroket. Banyak pengungsi yang terlihat mencairkan salju untuk diminum. Tak absen, Aksi Cepat Tanggap (ACT) kembali memberikan bantuan musim dingin untuk para pengungsi Suriah di Bekaa, salah satu lembah pengungsian di Lebanon. Bantuan diharapkan meminimalisir penderitaan pengungsi menghadapi bekunya suhu yang menggigit tulang. Paket pangan, pakaian hangat, dan selimut bantuan masyarakat Indonesia disampaikan ACT pada Februari lalu. Said Mukaffiy dari tim Global Humanity Network-ACT menjelaskan, lembah Bekaa merupakan salah satu wilayah terdingin di Lebanon. Saat turun salju, tenda tipis milik pengungsi tidak mampu mencegah suhu minus. Angin musim dingin yang membuat para pengungsi menggigil dapat dengan mudah masuk. "Alhamdulillah bantuan untuk sekitar 650 pengungsi sudah diberikan. Insyaallah bantuan ini bisa menopang kebutuhan mereka selama sebulan," terang Said. Bantuan pangan menjadi bantuan yang sangat dibutuhkan pengungsi Suriah. Krisis ekonomi yang terjadi di Lebanon turut berdampak ke para pengungsi. Harga bahan-bahan pokok yang naik, pengungsi semakin kesulitan memenuhi kebutuhan hidup.[]
Ikhtiar Sudahi Permasalahan Pengungsi Rohingya Tercatat hingga saat ini ada sekitar 1,2 juta pengungsi menatap di pengungsian di Cox’s Bazar, Bangladesh. Kondisi kehidupan di dalam kamp dilaporkan sejumlah organisasi kemanusiaan sangatlah buruk. Para pengungsi hidup dengan penuh sesak.
K
ehidupan pengungsi Rohingya yang menempati sejumlah kamp pengungsian di Cox’s Bazar, Bangladesh, makin dilanda krisis. Penyelesaian masalah kewarganegaraan belum ada kepastian, ditambah bantuan pangan dan kondisi kesehatan pengungsi semakin memburuk. Humanity Insight
11
Tercatat hingga saat ini ada sekitar 1,2 juta pengungsi menatap di pengungsian tersebut. Terdiri dari anak-anak, balita, perempuan, orang tua dan lansia. Hal itu menjadikannya sebagai kelompok kamp pengungsi terbesar di dunia. Kondisi kehidupan di dalam kamp dilaporkan sejumlah organisasi kemanusiaan
sangatlah buruk. Para pengungsi hidup dengan penuh sesak, penerangan di kamp yang sangat terbatas karena sumber energi tidak ada. Sementara kondisi sanitasi kurang memadai. Penghuni kamp, terutama perempuan dan anak-anak, juga rentan terhadap kekerasan seksual dan eksploitasi. Selain itu, ketersediaan pangan para pengungsi Rohingya di Bangladesh juga mengalami krisis. Global Humanity Network dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) menyatakan, ada ratusan ribu kasus kerawanan pangan darurat yang menimpa para pengungsi di kamp-kamp yang ada di Bangladesh. Banyak anak yang mengalami malnutrisi dan mereka makan tanpa gizi yang mencukupi. Permasalahan pangan di antara
Humanity Insight
12
pengungsi disebabkan banyak faktor, Bukan saja kemiskinan dan ekonomi, namun juga faktor geografis. Area-area pengungsian di Bangladesh, dikenal sebagai wilayah dengan kondisi geografis buruk yang sulit ditumbuhi tanaman. Misalnya, di Cox’s Bazaar, area itu sangat tandus dan lahannya sulit dikembangkan untuk sektor pertanian. Hal ini lah yang menjadi alasan para dermawan ACT terus mengirimkan bantuan pangan ke para pengungsi Rohingya di Bangladesh. Seperti pada awal Maret lalu, ratusan paket pangan kembali dibagikan. Distribusi dilakukan di wilayah Court Bazaar, Cox's Bazaar, dan Ukhia. Firdaus Guritno dari tim Global Humanity Network ACT menjelaskan, sekitar 1.500 jiwa pengungsi menerima bantuan ini. “Semoga bantuan yang telah kita berikan dapat membantu meringankan beban mereka," kata Firdaus. Ia pun mengajak agar Sahabat Dermawan terus mendukung kehidupan Rohingya secara berkelanjutan. Menurut Firdaus, bantuan yang diberikan saat ini jauh dari kata cukup untuk pengungsi. Masih banyak pengungsi internal Rohingya yang belum tersentuh bantuan sama sekali.[]
Kembali Diberangkatkan
Meringankan Beban Korban Gempa Pasaman Barat Untuk meringankan beban para korban gempa Pasaman Barat ACT memberangkatkan truk bantuan untuk korban gempa Pasaman Barat, Jumat 11 Maret 2022. Sebanyak 36 ton bantuan dengan konversi Rp1,5 milyar itu dimuat dalam enam truk.
G
empa magnitudo 6,1 yang mengguncang Pasaman Barat pada akhir Februari lalu merusak ribuan rumah warga, puluhan fasilitas umum dan infrastruktur. Berdasarkan data per Jumat 5 Maret 2022 sebanyak 4.831 rumah, 55 fasilitas pendidikan, 13 fasilitas kesehatan, 40 rumah ibadah rusak. Selain itu gempa juga merusak 17 gedung perkantoran dan infrastruktur masyarakat.
Humanity Insight
13
Lukman Sholehudin dari tim Tanggap Darurat Aksi Cepat Tanggap (ACT) menjelaskan wilayah yang paling parah terdampak adalah Kecamatan Talamau, Pasaman, dan Kinali. Di kecamatan Kinali sebanyak 3.698 rumah, 22 fasilitas pendidikan, 6 faskes, 26 rumah ibadah, 2 perkantoran, dan 15 infrastruktur publik rusak.
Untuk meringankan beban para korban gempa Pasaman Barat ACT memberangkatkan truk bantuan untuk korban gempa Pasaman Barat, Jumat 11 Maret 2022. Sebanyak 36 ton bantuan dengan konversi Rp1,5 milyar itu dimuat dalam enam truk. Bantuan yang dikirim terdiri dari beras, peralatan kebersihan dan sanitasi, pakaian baru, kebutuhan bayi, susu, perlengkapan ibadah, serta obat-obatan dan vitamin. Leader Regional ACT Jakarta-Banten Muhamad Basair menjelaskan, bantuan ini merupakan derma masyarakat Indonesia melalui cabang-cabang ACT Regional Jakarta-Banten, yaitu Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Barat, Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang dan Tangerang Selatan Selain itu, bantuan ini juga merupakan mitra kolaborasi bersama Asar Humanity, Frisian Flag Indonesia, PT Tira Satria Niaga, Yoko Fashion Shop, BALLA BOO, PT Berdikari Enggal Sukses Honda, JNE, Duopharma, dan 212 Mart. “Dari kantor ACT di Jalan Simatupang, Jakarta Selatan ada lima truk yang kami berangkatkan. Insyaallah, satu truk dari salah satu perusahaan donatur langsung berangkat ke Pasaman Barat. Bantuan-
Humanity Insight
14
bantuan ini kami kirimkan untuk membantu pemenuhan kebutuhan”. Presiden ACT Ibnu Khajar menjelaskan, pengiriman bantuan untuk korban gempa diharapkan menjadi penguat para korban. “Kami sampaikan kepada saudara kami di Pasaman Barat, mereka tidak sendirian menghadapi bencana ini. Duka mereka, duka kita. Tangis mereka, tangis kita. Sakitnya mereka adalah sakitnya kita. Maka hari ini, kita segera berangkatkan bantuan. Tim medis sudah kami berangkat, relawan juga sudah kami berangkatkan. Layanan terus berjalan, dapur-dapur umum juga terus diaktifkan. Insyaallah, bismillah, bantuan akan kita lanjutkan sampai recovery,” kata Ibnu. Selain itu, dalam pelepasan bantuan ini hadir juga. Dicky Irawan dari ASAR Humanity sebagai perwakilan donatur. Ia menyampaikan, ASAR Humanity juga turut bangga bisa berkolaborasi dengan Aksi Cepat Tanggap. “ACT lembaga yang cepat dan luas jangkauannya. Kami yakin tidak salah menitipkan bantuan. Semoga seiring kecepatan bantuan diberangkatkan, manfaatnya juga akan diterima dengan cepat oleh penerima manfaat. Semoga para dermawan juga mendapat pahala berlimpah dari Allah SWT,” kata Dicky. []
Mendukung Santri Belajar Al-Qur’an ACT, mendukung pelajar dan santri dari berbagai penjuru negeri dalam mempelajari Al-Qur’an sejak usia dini dengan mendistribusikan mushaf Al-Qur’an melalui program Wakaf Qur’an
Humanity Insight
15
T
ak ada hentinya Global Wakaf - Aksi Cepat Tanggap (ACT), mendukung pelajar dan santri dari berbagai penjuru negeri dalam mempelajari Al-Qur’an sejak usia dini. Seperti aksi pada awal Maret lalu, Global Wakaf-ACT kembali mendistribusikan mushaf Al-Qur’an melalui program Wakaf Qur’an yang didukung dermawan. Mushaf ini diharapkan mampu memberikan semangat belajar santri untuk mendalami Islam. Distribusi mushaf Al-Qur’an kali ini menyapa pelajar di Pesantren Al-Irsyad dan Madrasah DDI Amparita, Kecamatan Tellu Limpoe, Kabupaten Sidrap. Distribusi ini dilakukan dengan dukungan relawan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI). Firman dari tim Program Global WakafACT Sulawesi Selatan, mengatakan, tujuan hadirnya distribusi mushaf Al-Qur’an ini agar menumbuhkan semangat pelajar dan santri dalam mendalami Islam. “Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh dermawan yang terlibat dalam aksi kebaikan ini,” ungkap Firman. Asdar dari tim MRI yang turut dalam distribusi ini menyampaikan, rata-rata mushaf Al-Qur’an yang dimiliki murid di sana sudah
Humanity Insight
16
lusuh. Walau begitu, mushaf tersebut terus digunakan. Selain itu, pada pertengahan Maret lalu Global Wakaf-ACT mendampingi kelompok tunanetra, dan mendistribusikan Al-Qur’an braille. Mushaf wakaf ini diserahkan melalui Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Kota Mojokerto di Jalan Kawi, Kelurahan Wates, Magersari. Hal ini menjadi sebuah ikhtiar bahwasannya menjadi tunanetra bukan berarti pupus harapan untuk segalanya. Mereka mempunyai potensi dan kesempatan yang sama dengan orang lain. Tak terkecuali dalam hal membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. “Alhamdulillah Al-Qur’an dan alat tulis Al-Qur’an braille ini sangat berarti untuk kami. Jadi semakin mudah belajar Al-Qur’an,” terang Nurul, Ketua Pertuni Kota Mojokerto. Secara rutin, tutur Nurul, anggota Pertuni mengadakan belajar membaca dan menghafal Al-Qur’an. Pembelajaran ini pun diikuti dengan penuh antusias. “Dengan keterbatasan yang ada, kami di sini tetap semangat mempelajari Al-Qur’an,” tambah Nurul. []
Hidupkan Dunia Pendidikan Hingga Usia Senja
Baik buruknya penerus bangsa ditentukan sejauh mana guru mendidik, dan membentuk kepribadian murid. Selain menjadi pengajar, guru juga sekaligus menjadi pendidik yang memberikan pengetahuan dan mendisiplinkan murid.
G
uru merupakan sosok penting dalam perkembangan bangsa maupun dalam mendidik sumber daya manusia. Di tangan guru, amanah mencerdaskan generasi bangsa. Baik buruknya penerus bangsa ditentukan sejauh mana guru mendidik, dan membentuk kepribadian murid. Selain menjadi pengajar, guru juga sekaligus menjadi pendidik yang memberikan pengetahuan dan mendisiplinkan murid. Hal di atas menjadi salah satu alasan Ohi Matsohi Suhanda yang telah terjun di dunia pendidikan. Selama 59 tahun mendidik anak-anak di pelosok Bogor.
Humanity Insight
17
Baginya pekerjaan ini tak sebatas tempatnya mendapatkan rezeki, tetapi juga mengabdi. Banyak cerita dan pengalaman yang ia dapatkan sejak menjadi pendidik. Ohi sapaan akrab nya, memulai menjadi pendidik saat mengajar di sebuah madrasah. Hingga saat ini, ia masih aktif menjadi pengajar pelajaran agama dan Bahasa Sunda di Yayasan Masyarakat Peduli Insani, Kabupaten Bogor. Ohi pun tak pernah mempermasalahkan penghasilan yang ia terima. Hanyalah syukur yang selalu dipanjatkan Ohi dan hal itu juga menjadi penguatnya. Selain rasa syukur yang menjadi
penguat Ohi untuk tetap bertahan di dunia pendidikan, kepercayaanya bahwa rezeki datang dari mana pun bahkan dari hal-hal yang tak terduga, menjadi penyemangat tersendiri bagi Ohi. “Pernah bapak kehabisan beras, tapi alhamdulillah ada rezeki datang dari hal yang tak terduga,” tutur Ohi. Profesi serupa juga dilakoni Sri Untoro.
Humanity Insight
18
Ia berhasil menyelesaikan studi sarjananya pada tahun lalu. Saat itu sebenarnya usia Sri tidak lagi terhitung muda, 64 tahun. Tetapi guru Pendidikan Kewarganegaraan di salah satu SMK di Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang ini, tetap menyalakan semangat untuk dunia pendidikan. Perjalanan Sri dalam dunia pendidikan tidak langsung mulus. Saat mengajar sebuah SD di pertengahan tahun 90-an, ia sempat berhenti selama lima tahun dan bekerja di pabrik demi mencukupi kebutuhan hidup. “Tetapi karena panggilan hati, saya kembali mengajar setelah berhenti kerja pabrik,” kata Sri. Walaupun sudah mengajar selama puluhan tahun, status Sri sebagai guru masih dalam status honorer. Gaji yang ia dapatkan sebagai guru sebesar Rp400 ribu per bulan, dan terkadang dibayarkan secara rapel selama tiga bulan sekali. Listrik di rumah Sri pun masih berasal dari listrik tetangga, sebab di rumahnya tidak terdapat meteran untuk listrik. Tetapi di tengah kesulitan tersebut, Sri tetap mengabdi untuk dunia pendidikan. “Prinsip saya, menjadi guru merupakan ladang amal untuk pulang ke alam sana nanti,” ungkap Sri. Mengapresiasi peran Ohi dan Sri dalam dunia pendidikan, Aksi Cepat Tanggap (ACT) menyerahkan bantuan biaya hidup dan bantuan berupa bantuan paket pangan. Bantuan ini berasal dari masyarakat yang disalurkan melalui ACT untuk mendukung program Sahabat Guru Indonesia. Diharapkan lewat bantuan ini, dapat turut mendorong semangat Sri dalam perjuangannya di dunia pendidikan. []
ACT Merespons Banjir Sangatta Curah hujan tinggi memicu banjir di Kecamatan Sangatta Utara dan Sangatta Selatan, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, Sabtu, 19 Maret 2022
S
emenjak pertengahan Maret Kecamatan Sangatta Utara dan Sangatta Selatan Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur diguyur hujan deras Humanity Insight
19
dan memicu banjir. Budi Cahyanto dari tim Tanggap Darurat Aksi Cepat Tanggap (ACT) Kaltim menjelaskan pada Senin 21 Maret 2022.
Curah hujan tinggi memicu banjir di Kecamatan Sangatta Utara dan Sangatta Selatan, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, Sabtu, 19 Maret 2022. Hingga Senin 21 Maret 2022 banjir belum sepenuhnya surut. Hari ini, di Kilometer 1 menuju Sangatta ketinggian banjir sekitar 20-30 sentimeter dan di jalan dekat Sangatta masih 1 meter. Budi menuturkan, wilayah Sangatta bukan daerah yang sering dilanda banjir. Pada musibah kali ini, warga mengira banjir hanya air lewat sehingga tidak ada yang mengungsi. Namun perkiraan itu salah, air semakin tinggi. “Akhirnya warga banyak yang terjebak di rumah dan segera dievakuasi ke dataran tinggi Sangatta. Keterbatasan perahu karet membuat evakuasi berjalan lambat, karena harus bergantian,” katanya. Menurut Budi jumlah warga terdampak banjir di Sangatta mencapai 5.245 KK atau 16.896 jiwa. Selain itu banjir menyebabkan 1 orang meninggal dunia dan sebanyak 366 unit rumah terendam. Budi melanjutkan banjir yang tak kunjung surut membuat aktivitas warga terhenti. Saat ini warga mengandalkan dapur umum dan bantuan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. “Para korban butuh makanan siap saji, peralatan tidur, air bersih, air mineral, makanan bayi, dan peralatan tidur,” kata Budi. Selain itu, air banjir yang belum surut juga menyebabkan warga mulai mengeluhkan gatal-gatal kulit, diare, flu, dan ispa. Budi menegaskan bantuan obat-obatan juga amat diperlukan. ACT membuka posko kemanusiaan di Jalan Poros Bontang KM 3, Desa Pinang Raya, Kecamatan Sangatta Selatan, Kabupaten Kutai Timur. “Untuk tahap awal, ACT telah mendistribusikan logistik ke dapur umum yang didirikan warga dan Rabu ini mendistribusikan bantuan makanan siap santap kepada warga-warga yang masih bertahan di rumah mereka,” pungkas Budi. [] Humanity Insight
20
Kabar Pekan Ini
Humanity Insight
25
M
asih terekam jelas serangan ganas Israel kepada Palestina pada Ramadan lalu. Kejadian memilukan tersebut menyebabkan puluhan warga sipil Palestina tewas. Tak hanya korban jiwa serangan Israel tersebut juga menghancurkan rumahrumah warga dan fasilitas publik. Waktu itu serangan mulai masif digencarkan saat Israel menyerang jemaah Masjid Al-Aqsa pada 7 April 202. Mereka menembakkan peluru baja berlapis karet,granat kejut, dan gas air mata ke arah jemaah Palestina di dalam masjid yang sedang beribadah pada hari-hari terakhir bulan suci Ramadan. Lantas, menjelang Ramadan kali ini Parlemen Israel, memberlakukan kembali undang-undang kontroversial yang menghalangi keluarga Palestina di Gaza dan Tepi Barat untuk bersatu kembali dan hidup bersama. Undangundang tersebut berlaku semenjak Jumat 11 Maret 2022. Aturan yang dinamai Undang-Undang Kewarganegaraan tersebut, diketahui pertama kali digunakan pada tahun 2003 untuk mencegah penduduk Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza untuk mendapatkan tempat tinggal di wilayah Israel melalui jalur pernikahan dengan warga Palestina Yerusalem Timur. Namun, karena mendapat banyak pertentangan, akhirnya aturan tersebut sempat dihentikan. Tak hanya tinggal diam, Aksi Cepat Tanggap (ACT) terus memberikan perhatian khusus untuk membantu warga Palestina. Andi Noor Faradiba, dari tim Global Humanity Network ACT menjelaskan Meski ACT telah hadir menyampaikan bantuan untuk Palestina, khususnya Gaza, sejak lama. Dukungan tersebut belum sebanding dengan kebutuhan Masyarakat Palestina yang sangat besar. Untuk terus memberi bantuan berbagai usaha terus dilakukan. Salah satunya melalui gerakan Palestination yang digaungkan ACT, Dermawan Indonesia memberikan bantuan makanan siap saji untuk warga prasejahtera di Gaza, Palestina. Makanan diterima oleh sekitar
Humanity Insight
26
1.113 warga di Beit Lahia di Gaza Utara, Khan Younis di Gaza Selatan, dan Deir alBalah di tengah jalur Gaza. Bukan hanya permasalahan pangan, ACT juga terus mengikhtiarkan pendidikan anak-anak di Palestina. Satu diantaranya ACT menghadirkan Bus sekolah. Bus buah kedermawanan masyarakat Indonesia ini hadir sejak tahun ajaran baru 2021 silam. Bus yang didominasi warna oranye ini mampu mengangkut 50 siswa sekali jalan. Mayoritas siswa adalah anak-anak yang masih duduk sekolah dasar. Bus Sekolah Dermawan juga diproyeksikan akan menjadi transportasi antar jemput untuk siswa difabel penyandang tuli di Gaza. Bus memiliki dua rute jalan. Rute pertama dimulai dari wilayah Al-Shaikh Redwan, Kota Gaza, yang meliputi Jalan AlAwal, Jalan Al-Thani, dan Jalan Al-Thaleth, lalu mengarah ke wilayah Al-Toffah dan berakhir di wilayah Alshujaiah. Rute yang kedua, bus sekolah berfokus di wilayah Gaza Utara. Pendidikan dalam negeri juga masih menjadi perhatian ACT dengan mengapresiasi para guru yang telah mengabdikan separuh waktunya untuk mengajar. Walau pemasukan menjadi guru tidak mencukup kebutuhan sehari- hari akan tetapi para guru tetap ikhlas dalam menjalankan profesinya.
Humanity Insight
23
Ohi dan Sri adalah sedikit contoh dari banyaknya para guru yang sudah totalitas mendedikasikan dirinya dalam dunia pendidikan. Untuk itu ACT menyerahkan bantuan biaya hidup dan bantuan berupa bantuan paket pangan. Bantuan ini berasal dari masyarakat yang disalurkan melalui ACT untuk mendukung program Sahabat Guru Indonesia. Diharapkan lewat bantuan ini, dapat turut mendorong semangat Sri dalam perjuangannya di dunia pendidikan. Selanjutnya, untuk meringankan beban para korban gempa Pasaman Barat ACT kembali memberangkatkan truk bantuan untuk korban gempa Pasaman Barat, Jumat 11 Maret 2022. Sebanyak 36 ton bantuan dengan konversi Rp1,5 milyar itu dimuat dalam enam truk. Bantuan yang dikirim terdiri dari beras, peralatan kebersihan dan sanitasi, pakaian baru, kebutuhan bayi, susu, perlengkapan ibadah, serta obat-obatan dan vitamin. Presiden ACT Ibnu Khajar menjelaskan, pengiriman bantuan untuk korban gempa diharapkan menjadi penguat para korban. “Kami sampaikan kepada saudara kami di Pasaman Barat, mereka tidak sendirian menghadapi bencana ini. Duka mereka, duka kita. Tangis mereka, tangis kita. Sakitnya mereka adalah sakitnya kita.
HUMANITY INSIGHT Kantor Redaksi Menara 165 office Tower lt.11 Jl. TB Simatupang Kav. 1 Cilandak Timur Jakarta Selatan, 12560 Indonesia