9 minute read

Kisah The Hijabi, Penasihat di Gedung Putih

Dia menyebut dirinya sendiri ‘The Hijabi’, merujuk pada hijab yang menutup kepalanya. Hijab tersebut tetap dikenakan meski tengah menjalankan tugasnya sebagai penasihat dari Ben Rhodes, Deputi Keamanan Nasional untuk Presiden Barack Obama.

PEREMPUAN berhijab penghuni gedung putih itu bernama Rumana

Advertisement

Ahmed. Panggilan akrabnya Rumana, dia berbagi kisah kepada Al Arabiya, dan ia menjadi satu dari enam tokoh penting Muslim Amerika yang bekerja di Gedung Putih. Beberapa Muslim memang diketahui memegang jabatan ‘sensitif’ National Security Council. Beberapa di antaranya berkontribusi pada legislatif, imigrasi, serta teknologi dan sains untuk departemen di Gedung Putih. Muslim sudah menjadi bagian dari debat politik untuk keamanan nasional dan imigrasi. Namun sejak kepemimpinan Donald Trump, Muslim mendapat halangan dan menjadi target. Trump mencoba menghalangi Muslim untuk masuk ke wilayah politik Amerika Serikat (AS) dan berkata ‘sampai kami tahu apa yang akan kami lakukan pada mereka’. Sejak kepemimpinan Trump pula, Rumana Ahmed memutuskan mundur dari Gedung Putih. Rumana merupakan sosok Muslimah aktif dan penuh semangat. Ia bahkan merupakan salah satu penasihat senior yang bekerja untuk Rhodes. Perempuan ini lahir di pinggiran Kota Washington DC, Gaithersburg. Ia memiliki darah Maryland dan Bangladesh. Rumana tak pernah menyangka kariernya di Gedung Putih sebelumnya. Semua berawal sejak 2008 silam ketika Obama mengatakan tentang perubahan dan kesempatan. Satu tahun kemudian ia berhasil masuk Gedung Putih dengan bekerja sebagai salah satu staf. Pengalaman paling menarik ia dapatkan ketika bekerja untuk program Champions of Change. Kemampuan yang ia pelajari selama bekerja membuatnya bisa menolong komunitas Muslim di AS. Misalnya, seperti buka puasa bersama Presiden pada sesi makan malam. “Ini menyenangkan, ketika muda harusnya kita jangan pernah bertanya hal apa yang kita takutkan, tetapi adakah hal serius yang sudah kita ambil sebagai Muslim di Amerika,” ungkap Rumana. Mengenakan hijab juga membuat sosok Rumana menjadi sosok panutan Muslimah Amerika. Ia bahkan mendapat perhatian dari aktor Adam Scott. Sang aktor menanyakan perihal hijab yang ia kenakan dan menyeimbanginya dengan pekerjaan. Scott mengungkapkan, Rumana menginspirasinya. Scott bahkan ingin anaknya bisa mengekspresikan diri seperti Rumana. Ruaman sadar, posisinya di Gedung Putih memberikan pengaruh besar bagi komunitas Muslim Amerika. Sebelumnya perbedaan sungguh nyata di dunia politik Amerika, dan ia lahir sebagai simbol. Berdirinya Rumana di dalam Gedung Putih juga membuat banyak kejutan. Ketika Rumana berkunjung ke Maroko, seorang tamu dari Palestina bahkan terkejut melihat sosoknya bisa bekerja di dalam Gedung Putih. Peran Rumana di Gedung Putih juga mendapat apresiasi dari Rhodes, tokoh yang ia dampingi selama bekerja. “Rumana sosok yang bisa menggabungkan antara negara dan kepercayaan yang ia punya, berkat Rumana keduanya ternyata bukan sebuah konflik,” ungkap Rhodes. l ar,rep

SURABAYA - Upaya Ombudsman

RI mengajukan Peninjuan Kembali (PK) terhadap eksekusi mati

Humprey Ejike Jefferson, terpidana perkara narkoba, dinilai oleh

Kejaksaan sebagai langkah menghambat penegakan hukum. Hal itu disampaikam Jaksa Agung HM Prasetyo saat berada di Surabaya, Selasa (1/8).

Ombudsman RI sebelumnya menyebut Kejagung melanggar putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dalam eksekusi terpidana mati kasus narkoba, Humprey Ejike Jefferson pada 2016 lalu, karena saat eksekusi, kuasa hukum Humprey sedang proses grasi.

Padahal kata Prasetyo, desakan publik agar penegak hukum memberi sanksi tegas kepada pengedar narkoba cukup tinggi. “Ini kan menghambat namanya, padahal publik minta eksekusi terpidana narkoba segera dilakukan,” katanya.

Baginya, putusan MK Nomor 107/

PUU-XIII/2015 yang menyatakan

Pasal 7 (2) UU Nomor 5 Tahun 2010 tidak mempunyai kekuatan hukum yang mengikat, tidak berlaku surut, tapi berlaku kedepan. “Jika terpidana sudah punya putusan hukum incraht maka akan dieksekusi,” jelasnya.

Pasal 7 (2) UU 5/2010 tentang

Perubahan UU 22/2002 tentang

Grasi menyebutkan, permohonan grasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan paling lama dalam jangka waktu satu tahun sejak putusan memperoleh kekuatan hukum tetap.

Sebelumnya, Komisioner Ombudsman RI Ninik Rahayu, mengatakan, eksekusi mati terhadap Humprey melanggar putusan MK karena terpidana sedang mengajukan grasi.

Ninik mengatakan, menurut pelapor, yakni kuasa hukum Humprey, eksekusi mati seharusnya tidak dilaksanakan karena tengah proses pengajuan grasi tersebut.

Sesuai Pasal 13 UU tentang Grasi, bagi terpidana mati, kuasa hukum, atau keluarga terpidana mati yang mengajukan permohonan grasi, pidana mati tidak dapat dilaksanakan sebelum Keputusan Presiden tentang penolakan permohonan grasi diterima oleh terpidana. eno

SURABAYA - Wali Kota Madiun nonaktif Bambang

Irianto dituntut hukuman 9 tahun penjara dan denda Rp 1 miliar subsider 6 bulan penjara. Bambang dijerat dalam kasus korupsi proyek Pasar Besar Madiun, gratifikasi, dan tindak pidana pencucian uang selama periode 2009-2016.

Jaksa Penuntut Umum (JPU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Feby Dwiyandospendy menyatakan terdakwa terbukti melakukan korupsi sebagaimana dalam tiga dakwaan.

“Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi,” kata jaksa KPK saat membacakan berkas tuntutan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor)

Surabaya, Selasa(1/8).

Terdakwa dijerat Pasal 12 huruf i dan Pasal

12 B UU No. 31/1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 20/2001 tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) juncto Pasal

65 ayat (1) KUHP, serta Pasal 3 UU No. 8/2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang (TPPU) juncto Pasal 65 ayat (1) KUHP.

Feby menguraikan Bambang selaku Wali Kota

Madiun ikut serta dalam proyek pembangunan

Pasar Besar Madiun. Ia menyertakan modal dalam proyek dan melibatkan perusahaan milik anaknya untuk menjadi bagian dalam memasok

SURABAYA - Kejuaraan catur tingkat dunia yang diberi tajuk Fide Internatioal open Chess Tournament memperebutkan piala Jaksa Agung RI resmi dibuka, Selasa (1/8). Turnamen yang digelar di Kantor Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jatim, meterial proyek tersebut. Dari proyek itu, terdakwa mendapat untung Rp 1,9 miliar. Selain itu, Bambang juga meminta hak retensi atau jaminan ketika pekerjaan proyek selesai sebesar 5 persen dari total proyek senilai Rp 76,523 miliar dari anggaran tahun jamak 20092012. Bambang mendapat duit dari hak retensi itu sebesar Rp 2,2 miliar. Sehingga total keuntungan terdakwa dari proyek itu sebesar Rp 4 miliar. Adapun terkait gratifikasi, Feby menyatakan selama menjabat Wali Kota Madiun selama dibuka langsung oleh Jaksa Agung HM Prasetyo. Sekira pukul 9.30 WIB, rombongan HM Prasetyo, memasuki halaman kantor Kejati Jatim, jalan Ahmad Yani 16-18 Surabaya. Ke Surabaya, HM

2009-2016, terdakwa telah menerima setoran dari pengusaha, perizinan, dan pemotongan honor pengawai Pemkot Madiun sebesar Rp 48 miliar. Duit itu kemudian dialihkan menjadi kendaraan, rumah, tanah, uang tunai, emas batangan, dan saham atas nama sendiri, keluarga, atau korporasi.

Kuasa hukum terdakwa, Indra Priangkasa, menyatakan, dalam dakwaan korupsi dan gratifikasi terhadap kliennya, jaksa masih menyembunyikan fakta-fakta persidangan. Jaksa juga

Prasetyo didampingi oleh Jaksa Agung Muda Pembinaan Bambang Waluyo serta beberapa pejabat Kejaksaan Agung RI lainnya. Setiba di depan lobi Kejati Jatim, orang nomor satu di institusi Ad- tidak mengetengahkan secara obyektif dakwaan pencucian uang. Ia menilai jaksa menafikan pendapatan Wali Kota Madiun sebagai pengusaha. “Nanti kami ungkap di pledoi,” katanya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Bambang Irianto didakwa JPU KPJ terkait kasus korupsi Pembangunan Pasar Besar Kota Madiun (PBKM) tahun 2009-2012.

Selain korupsi, Bambang juga diduga menerima gratifikasi terkait perkara yang sama senilai

Rp 50 miliar yang diterimanya dari sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Madiun dan pengusaha. Selain itu uang yang diterima Bambang tersebut juga berkaitan dengan honor pegawai, perizinan, juga hal-hal lain yang diduga diperoleh secara tidak sah.

Karenanya 17 Februari 2017 baru lalu, Bambang juga ditetapkan sebagai tersangka TPPU. Bambang diduga membelanjakan, mentransfer, memindahkan, dan menyamarkan uang hasil korupsinya ke dalam beberapa aset pribadi diri dan keluarganya.

Sementara itu anggota tim Jaksa KPK Feby Dwiyandospendy usai persidangan mengatakan, terdakwa dianggap menguntungkan diri sendiri dan menyalahgunakan kewenangannya sebagai wali kota Madiun. Selama menjabat, terdakwa beberapa kali menerima uang dari pihak lain yang diduga merupakan hasil dari tindak pidana korupsi terkait jabatan, terdakwa dengan nilai total Rp 59,7 miliar. eno hyaksa ini langsung disambut oleh Kepala Kejati Jatim Maruli Hutagalung beserta pejabat kejaksaan se Jawa Timur lainnya. Sajian tarian Kayangan Api dari Bojonegoro menambah hangat sambutan warga Jawa Timur untuk HM Prasetyo. Enam penari wanita yang menggenakan kostum berwarna merah itu, dengan piawai membawakan tarian khas daerahnya. Sehingga, HM Prasetyo dibuat tertegun menikmati, dan baru beranjak setelah tarian tersebut selesai dibawakan.

Menurut Maruli Hutagalung, turnamen ini pihaknya gelar untuk yang kedua kalinya selama ia menjabat sebagai Kepala Kejati Jatim. “Turnamen ini merupakan rangkaian perayaan Hari Bhakti Adhiyaksa ke 57 tahun 2017 sekaligus menyambut perayaan peringatan HUT Kemerdekaan RI,” ujar Maruli pada sambutannya. Sedangkan tujuan turnamen ini guna memberi kesempatan para pecatur Indonesia untuk berkompetisi di tingkat dunia serta menciptakan master-master baru. Tak tanggung-tanggung, tahun ini, Kejati Jatim menyiapkan hadiah total sebesar Rp 135 Juta. Turnamen ini, digelar sejak 1 hingga 6 Agustus 2017 mendatang.

Sedangkan, HM Prasetyo mengatakan banyak pelajaran bisa diambil dari permainan catur. “Pemain catur mengerahkan pengetahuan dan pengalaman, taktik dan strategi mengantisipasi serangan lawan, untuk melindungi raja sebagai simbol tertinggi,” ujarnya. Catur, lanjut dia, juga mengajarkan tentang keseimbangan. Itu bisa dilihat dari distribusi fungsi masing-masing bidak. “Pion kecil dan sederhana dengan langkah terbatas, tetapi jumlahnya banyak. Menteri dengan langkah ke segala arah. Tetapi menteri tidak bisa apa-apa tanpa bantuan bidak lain. Artinya, jangan merasa paling penting,” ucap Prasetyo.

Pion, kata Prasetyo, jangan diremehkan. Raja bisa memakan pion, tetapi pion juga bisa mengurung langkah raja jika mampu menembus garis pertahanan lawan. “Pion jika bisa menembus garis lawan, dia bisa bertransformasi jadi apapun. Artinya, tidak ada yang tidak mungkin dalam hidup ini,” ucapnya. Kejaksaan, papar Prasetyo, juga menerapkan permainan catur dalam penanganan perkara korupsi. Koruptor, ucap dia, adalah lawan yang tidak biasa. Strategi menggarong uang negara mereka pakai sehingga sulit diendus dan dibuktikan perbuatan pidananya. “(Catur) ini mengajarkan kita mengatur strategi dan taktik dan bagaimana mengerahkan anggota. Menghadapi koruptor ini kan luar biasa, mereka memiliki langkah-langkah luar biasa, maka kita tidak boleh kalah dengan mereka,” kata Prasetyo. eno

SURABAYA - Ada ada saja aksi para pelaku penipuan di era modern ini.

Bahkan untuk mendapatkan belas kasih dari para korbannya, pelaku ini nekat menggunakan aplikasi sarana perangkat elektronik (online) menggunakan foto cewek cantik sebagai aplikasi Bee Talk untuk melancarkan aksi penipuan online terhadap korbannya.

Hal ini yang dilakukan pelaku penipuan bernama Moch Febrianto alias Febby (25) warga jalan Simorejosari B, Surabaya. Akibat ulahnya melakukan penipuan agar dikasihani oleh korban dengan memakai nama perempuan, akhirnya pria pengangguran ini diciduk anggota Reskrim Polsek Jambangan Surabaya pada Jumat (23/6).

“Saya terpaksa gunakan aplikasi lewat Bee Talk cewek cantik dan seksi sekaligus memasang display profile (DP), kemudian chatingan dengan korban yang memang berteman. Terus saya mintak transfer uang dengan berbagai alasan dan uangnya saya pakai buat kebutuhan sehari-hari mas,” akunya. Kanit Reskrim Polsek Jambangan Surabaya Ipda Agus Eko Widodo menjelaskan, tersangka mengaku bernama Feby Kirana Larasati bekerja sebagai pramugari kereta api. “Tersangka sengaja dan tujuan melakukan penipuan dengan memakai nama perempuan lewat aplikasi Beel Talk setelah akrab kemudian tersangka dengan korban kemudian tukar nomer telepon dan chat lewat Whatsapp,” bebernya, Selasa (1/8). Masih lanjut Agus, setelah tersangka dengan korban sudah mulai akrab, tersangka berpura-pura berkeluh kesah mengaku sebagai anak yatim dan punya penyakit kanker dan harus segera dioperasi dan butuh biaya.

“Itu masih ditambah belum juga bayar biaya adik-adiknya sekolah. Dengan bujuk rayunya itu akhirnya korban merasa kasihan dan siap membantu dengan mengirim uang dengan cara transfer,” tegas Agus. Terbongkarnya penipuan ini berkat korban yang melapor, karena merasa sudah transfer sebanyak lima kali melalui rekening Bank Mandiri atas nama tersangka dengan total uang sebanyak Rp 29,9 juta.

Dari tangan tersangka polisi berhasil mengamankan 1 unit Hp, unit TV, dan 1 unit DVD. Akibat ulahnya kini tersangka tidak bisa melakukan penipuan lagi karena harus mendekam di sel tahanan Mapolsek Jambangan. Dan kini tersangka dijerat dengan Pasal 378 KUHP tentang penipuan atau Pasal 28 ayat (1) UU No. 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), nyakni setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam transaksi elektronik dengan ancaman 6 tahun ban dan mencocokan dengan keterangan Priyo, Polisi pun akhirya berhasil membekuk Imam di rumahnya. Setelah mengakui perbuatannya, Imam pun menunjukan tempat ia menyembunyikan motor hasil curian dari rumah Kastik. “Motor tersebut ditemukan di rumah milik saudara pelaku Priyo, di Buduran, Sidoarjo. Rencananya motor tersebut hendak dijual ke Pasuruan. Namun Priyo terlebih dahulu ditangkap di Polsek Menganti saat membobol rumah di wilayah hukum Polsek tersebut,” ungkap Iptu Ferry Hutagalung, Kanit Reskrim Polsek Pakal Surabaya, Selasa (1/8).

SURABAYA - Jajaran Reskrim

Polsek Tambaksari Surabaya berhasil membekuk dua orang pelaku yang diduga terlibat dalam penyalahgunaan narkoba golongan 1 jenis sabu-sabu di perempatan jalan Gembong Surabaya, Minggu (30/7) sekira pukul 19.00 WIB.

“Penangkapan yang dipimpin langsung Kanit Reskrim, Iptu Faridha Aryani Kasat berawal dari informasi yang dihimpun dari masyarakat sekitar bahwa kedua pelaku menyimpan narkoba jenis sabu. Dan masyarakat memberikan informasi serta ciri-ciri pelaku.

B/12-A Surabaya dan Helmi Fauzi Lubis (26), warga Desa Buduran, Candi, Sidoarjo. “Kedua pelaku merupakan penjahit baju,” katanya, Selasa (1/8). Ia mengatakan, juga telah berhasil diamankan 1 bungkus rokok Dunhill berisikan 1poket plastik kecil yang berisikan narkotika golongan Jenis sabu- sabu dengan berat kotor beserta pembungkusnya 0,45 gam. Guna pengembangan dan penyelidikan lebih lanjut, kini keduanya mendekam di sel tahanan Mapolsek Tambaksari. Keduanya dijerat dengan Pasal 112 ayat (1) subs Pasal 132 ayat (1) UU No.35/2009 tentang Narkotika. tom/gal

SURABAYA - Setelah berhasil membawa kabur sebuah motor milik Kastik (48), warga Dukuh Jerawat, Kelurahan Babat jerawat, Pakal, Surabaya, pada Minggu (9/7) lalu, dua pelaku, Bambang Priyo dan Imam Afandi (18), warga Dusun Kebon Senen, Sidomuliyo, Prono Jiwo, Lumajang yang kostdi Jalan Kerut, Surabaya ini akhirnya ditangkap Unit Reskrim dua Polsek berbeda.

Kedua pelaku yang menjadi DPO Polsek Pakal Surabaya ditangkap setelah seorang pelaku bernama Bambang Priyo ditangkap terlebih dahulu oleh Polsek Menganti Gresik, karena kedapatan melakukan pembobolan sebuah rumah di Menganti beberapa waktu lalu. Kemudian Polsek Menganti berkoordinasi dengan Polsek Pakal melakukan pengembangan terhadap laporan Kastik yang kehilangan sebuah motor Honda Beat L 5068 VI miliknya saat diparkir di teras rumahnya. Berdasar laporan tersebut, Tim Anti Bandit Polsek Pakal kemudian menginterogasi pelaku Priyo di Polsek Menganti, hingga pelaku mengaku saat itu mencuri bersama seorang rekannya bernama Imam Afandi. Berdasarkan ciri-ciri pelaku yang dilaporkan kor-

Dari hasil interogasi, Imam yang saat ini ditahan di polsek Pakal berperan sebagai pengawas situasi saat melakukan aksi. Sedangkan Priyo adalah eksekutor. “Ya tersangka utama sebenarnya Priyo, yang punya inisiatif dan merupakan eksekutor, pengakuan Imam dia sendiri baru sekali,” tambah Ferry.

Kini Imam Afandi harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Ia dijerat dengan Pasal 363 KUHP dengan ancaman hukuman 5 tahun

Menindaklanjuti informasi itu, Unit Reskrim Polsek Tambaksari dan anggota Opsnal melihat kedua pelaku dengan ciri-ciri yang sama dengan informasi yang diterima.

Saat kedua pelaku berkendaraan melewati perempatan jalan Gembong, Polisi langsung mengejar dan menghentikan pelaku. Saat dilakukan penggeledahan pelaku, Polisi menemukan sabu.

Kanit Reskrim Polsek Tambaksari Iptu Faridha Aryani menjelaskan, kedua orang pelaku yakni, Robert Puji Saputra (25), warga jalan Gadukan Utara VI-

DUTA/TUNGGAL TEJA

TERSANGKA: Dua pelaku penyalahgunaan narkoba

This article is from: