4 minute read

Tabel 3.1. Perkiraan Konsumsi Aktual

Suplai Pangan Nasional Atau Neraca Bahan Makanan. Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (Food and Agricultural Organizaition) menerbitkan neraca pangan untuk 146 negara yang memperkirakan jumlah rata-rata pangan yang tersedia per orang pada basis harian.

Tabel 3.1. Perkiraan Konsumsi Aktual

Advertisement

Bagian Dari Rantai Pangan Yang Disurvei Tipe Data Yang Dipublikasikan Ruang Lingkup Dan Keterbatasan Data Survei

Suplai pangan nasional Data neraca pangan yang dikumpulkan oleh Departemen Pertanian dan lembaga terkait seperti Departemen Perdagangan, Badan Pusat Statistik, Departemen Perindustrian, dan Departemen Perikanan dan Kelautan Memperhitungkan produksi rumah tangga, impor dan ekspor, perubahan stok pangan. Distribusi pasar Data industri Terbatas untuk sektor spesifik Anggaran rumah tangga Statistik ekonomi Terbtas untuk pengeluaran finansial untuk pangan seluruh rumah tangga; biaya tidak berkaitan dengan nilai gizi yang dibeli.

Konsumsi rumah tangga Survei pangan rumah tangga

Gizi Individu Asupan gizi dan pangan individu Sering gagal untuk memperhitungkan pangan yang dimakan diluar rumah (dimana saja) Berbagai metode tersedia untuk variabilitas yang beragam

Untuk Indonesia, data statistisk ketersediaaan pangan ini dikenal sebagai Neraca Bahan Makanan (NBM). Data statistik pangan ini dihitung dengan memperkirakan kuantitas pangan yang dihasilkan oleh negara yang bersangkutan, ditambah dengan pangan yang diimpor dan dikurangi dengan pangan yang diekspor, pangan yang hialng selama penyimpanan, pangan yang diberikan kepada ternak, atau pangan yang digunakan untuk tujuan bukan-makanan. Angka yang diperoleh dikonversikan menjadi konsumsi per kapita dengan membaginya dengan populasi total. Data ini cenderung merefleksikan pola ketersediaan makanan daripada konsumsi aktual.

Data Survei Populasi dan Rumah Tangga. Survei populasi nasional telah digunakan untuk mengumpulkan informasi makanan secara lebih lengkap pada subkelompok dari populasi. Dengan mengganggap teknik pengambilan sampel telah digunakan, data ini kemudian diekstrapolasikan dengan populasi umum. Di Australia, data ingatan 24 jam konsumsi pangan telah dikumpulkan dengan sampel populasi, sebagai bagian dari penelitian potong-lintang dari perubahan faktor risiko untuk penyakit jantung koroner ang dilaksanakan oleh National Heart Foudation.

Telah diajukan bahwa metode ingatan 24 jam ini adalah satu-satunya yang cocok untuk kajian ekologis, dan bukan untuk penyelidikan berbasis individu untuk asosiasi penyakit dan diet individual (terutama untuk zat gizi mikro) menjadikan metode ingatan 24 jam ini lebih rentan mengalami bias dalam memperkirakan asupan individu daripada instrumen yang didasarkan pada konsumsi pangan yang biasa. Disisi lain, data ingatan 24 jam ini dapat menyediakan perkiraan yang masuk akal untuk diet populasi yang ada, yang memperbolehkan perbandingan dibuat dengan populasi lain. Data asupan makanan dari negara yang berbeda dapat dikumpulkan dengan kuesioner frekuensi pangan (food frequency questionnaire, FFQ), pencatatan, penimbangan, riwayat makanan, ingatan 24 jam, ingatan 2 hari, survei pangan rumah tangga, dan metode lain. Mengombinasikan atau membandingkan data yang sangat berbeda menambahkan sumber bias.

Survei Mendalam untuk Sekelompok Populasi. Analisis ekologi terhadap variasi lintas budaya dalam motalitas telah menggunakan analsis gizi yang lengkap dari diet pada sampel kecil individu dari berbagai negara. Sebagai contoh, dalam suatu analisis ekologis dari Seven Countries Studies yang awalnya dirancang untuk menyelidiki asosiasi antara diet dengan penyakit kardiovaskular, ingatn data makanan dan analsis laboratorium dari asupan rata-rata pangan digunakan untuk memperkirakan asupan rata-rata vitamin antioksidan pada setiap komunits yang diteliti. Ukuran asupan rata-rata ini dikorelasikan dengan angka kematian akibat kanker paru, lambung, dan kolorektal antara 16 kohort dari penelitian. Kemudian, data asupan makanan yang lebih lengkap diperoleh dari subkelompok kecil populasi yang dimasukkan dalam analisis mortalitas.

Indikator Konsumsi Nasional Tidak Langsung

Didalam ketiadaan pengukuran langsung konsumsi makanan, berbagai penanda tidak langsung telah digunakan. Sebagai contoh catatan penjualan atau pajak digunakan untuk memperkirakan konsumsi alkohol perkapita. Indikator yang demikian digunakan untuk menguji hubungan kecenderungan (waktu) mortalitas akibat kanker laring dengan konsumsi alkohol di Inggris dan Australia. Metode ini dapat itu baik memperkirakan secara salah (underestimate) asupan sebenarnya, karena perkiraan konsumsi ini tidak mengikutkan pembelian alkohol secara ilegal. Minuman yang dibebaskan dari pajak, dan minuman yang dibuat dirumah, maupun itu dapat memperkirakan asupan secara berlebihan dengan tidak memperhitungkan yang terbuang. Namun demikian, jika jenis asupan alkohol yang tidak diukur ini adalah suatu proporsi yang relatif konstan bagi semua asupan alkohol antara populasi yang dibandingkan atau perioda waktu, maka variasi dalam penanda populasi dari konsumsi dapat menjadi individu. Variasi dalam konsumsi yang ektrem tidak diperhitungkan yang dapat berkaitan dengan penyakit tertentu (misalnya, sirosis hati).

Contoh lain dari indikator konsumsi tidak langsung adalah perkiraan dari suatu populasisumber terhadap beberapa derivatif subpopulasi. Secara khusus, metode ini digunakan pada kajian migran dimana diet di negara kelahiran digunakan sebagai indikator bagi diet dinegara tempat tinggal saat ini. Perhatian dibutuhkan didalam analisis yang seperti ini karena ketiadaan informasi mengenai kecenderungan sekuler pascamigrasi dalam pola perilaku makan.

Indikator Paparan Tidak Langsung Pada Tingkat Komunitas

Indikator asupan gizi pada tingkat komunitas telah dikembangkan sebagai bagian dari uji komunitas. Sebagai contoh, ruang rak pada toko grosir digunakan untuk memperkirakan perubahan diet individu menyusul diperkenalkannya program gizi komunitas. Ukuran ini digunakan untuk menarik inferensi mengenai asupan diet dari semua individu yang menggunakan grosir tersebut. Pendekatan ini juga digunakan untuk mengindikasikan diet kebiasaan masyarakat Aborigin di Australia dimana toko pangan lokal menyediakan pangan yang mayoritasnya dikonsumsi oleh masyarakat Aborigin tersebut.

This article is from: