
5 minute read
Tabel 7.1. Perbedaan Prevalensi dan Insidensi
membandingkan dua atau lebih kelompok penduduk dengan sifat karakteristik yang berbeda.Terutama karena perbedaan penyebaran umur, jenis kelamin, ras serta sifat karakteristik person lainnya. Untuk menghindari hal tersebut dapat dilakukan standarisasi atau penyesuaian (adjustment).
2. Angka kematian Sebab Khusus (Cause Specific Death Rate)
Advertisement
Angka ini didasarkan pada jumlah kematian karena sebab/penyakit tertentu (penyebab kematian berdasarkan laporan/daftar kematian) terhadap jumlah seluruh seluruh penduduk yang risk (jangan keliru dengan proporsi) pada waktu dan tempat tertentu. Angka ini biasanya digunakan untuk membandingkan pengaruh sebab kematian khusus antar populasi tertentu dengan sifat yang berbeda.
3. Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate)
Bayi merupakan kelompok umur khusus yang mempunyai risk tersendiri terhadap peristiwa kejadian penyakit dan peristiwa kematian. Berbagai aspek pelayanan kesehatan sangat erat hubungannya dengan angka kesakitan dan kematian bayi antar lain : sistem pelayanan kesehatan melalui KIA, Program Imunisasi, program perbaikan gizi, keadaan sanitasi lingkungan setempat serta berbagai hal lainnya yang erat hubungannya dengan kesehatan. Dengan demikian, maka angka kematian bayi sanhgat erat hubungannya dengan status kesehatan serta tingkat kemajuan kesehatan kelompok penduduk tertentu, baahkan merupakan salah satu indikator/tolak ukur derajat kesehatan.
Dalam hal ini, perlu diperhatikan bahwa hanya mereka yang lahir hidup diperhitungkan dalam penyebut, yakni mereka yang mempunyai risk untuk mati. Selain angka kematian bayi dikenal - Angka kematian perinatal (antara kehamilan 28 minggu s/d umur satu minggu kelahiran). - Angka kematian Neonatal (Kematian bayti sampai umur 28 hari)
4. Angka Kematian Balita (Bawah Lima Tahun)
Nilai ini hampir sama pentingnya dengan kematian bayi, dengan mengutamakan kematian anak bawah lima tahun (tanpa atau dengan bayi). Bila populasi anak balita (tanpa bayi) diketahui maka angka tersebut lebih memberikan arti yang cukup penting.
5. Angka Kematian Kelompok Khusus Lainnya :
Angka kematian ibu yang didasarkan atas jumlah kematian ibu karena proses reproduksi dalam satu tahun tertentu dibagi dengan jumlah kelahiran tahun tersebut. Dalam hal ini seharusnya yang dipakai adalah jumlah kelahiran dalam tahun itu, tetapi disepakati mengambil jumlah kelahiran karena alasan pencatatan dan pelaporan. Angka kematian lainnya seperti umur khusus, jenis kelamin tertentu, rasa tertentu dsbnya. Dihitung berdasarkan kebutuhan analisa. Angka ini dapat digunakan untuk melihat beratnya/pengaruh penyakit dalamn masyarakat sebagai kematian.

Dalam hal ini, penyebut merupakan orang yang menderita penyakit A yang mendapat risiko akan mati. Sedangkan pembilang adalah jumlah orang yang mati karena penyakit A. Bila CFR dihitung dalam periode tertentu maka CFR merupakan suatu insiden rate. Oleh karena setiap kematian merupakan insiden yang baru. CFR menggambarkan keganasan (fatality) suatu penyakit sehingga menyebabkan kematian. Bila CFR penyakit A lebih tinggi dari CFR penyakit B, maka penyakit A lebih fatal dari penyakit B. Dalam menilai CFR maka kita harus benar–benar menilai kematian oleh
penyakit tertentu secara pasti serta jumlah penderita dalam waktu yang sama. Biasanya nilai CFR dirumah sakit akan lebih tinggi dari pada nilai yang sebenarnya untuk berbagai penyakit tertentu, karena hanya penderita yang berat yang berobat kerumah sakit sehingga tidak semua penyakit tersebut dicatat. Sedangkan perhitungan CFR untuk penyakit menahun, nilainya akan berbeda
sangat tergantung cara perhitungan, apakah berdasarkan cross sectional dimana penderita dan yang meninggal diambil pada waktu yang sama, ataukah berdasarkan kohort dimana penderita yang diamati dan kematian yang dicatat pada waktu dan orang yang sama.
Proporsi
Adalah suatu persen (yakni proporsi dari jumlah peristiwa–peristiwa dalam sekelompok data yang mengenai masing–masing kategori/sub kelompok dari kelompok itu). Dapat pula dikatakan bahwa proporsi adalah jumlah perbandingan (ratio) dimana pembilangnya merupakan sebagian dari penyebutnya. Hasilnya merupakan bilangan pecahan dan nilai terbesar adalah satu. Persen adalah proporsi yang dikalikan dengan 100, sedangkan rate merupakan bentuk proporsi yang paling sering dipakai dalam epidemiologi. Rumus :
Dimana :

x = banyaknya peristiwa atau orang, dll yang terjadi dalam kategori tertentu atau sub kelompok dari kelompok yang lebih besar. y = jumlah peristiwa satu orang, dll yang terjadi dalam semua kategori dari kelompok data tersebut. k = selalu sama dengan 100 Proporsi umumnya dipakai dalam keadaan dimana tidak mungkin menghitung angka insidensi; karena itu ia tidak dapat menunjukkan peluang keterpaparan atau infeksi, kecuali jika banyaknya peristiwa, orang, dll, terhadap mana peristiwa dapat terjadi adalah sama pada setiap sub kelompok. Akan tetapi hal ini biasanya sangat jarang terjadi. Karena x dan y berada pada tempat yang sama, berbagai persen dalam kelompok data yang asda dan seharusnya dapat saling ditambahkan dari semua kategori data, dan jumlahnya harus menjadi 100 %. Sedangkan angka rate tidaklah demikian.

Interpretasi proporsi adalah dari jumlah frekwensi dimana suatu jenis peristiwa tertentu terjadi, kejadiannya dinyatakan dalam persen dari berbagai sub kelompok utama. Contoh : Suatu letusan mengenai 26 kasus penyakit x, 7 wanita dan 19 laki–laki. Jumlah orang dari masing–masing jenis kelamin yang berada dalam kelompok tidak diketahui. Berapa proporsi kasus menurut jenis kelamin?
Persen Lelaki = 19/26 x 100 = 73,1 % Persen Wanita = 7/26 x 100 = 26, 9 %
Ratio
Adalah suatu perbandingan, dimana ciri–ciri yang dibandingkan tidak diharuskan sama, misalnya sex ratio dari penyakit radang hati adalah lelaki : wanita = 3 : 1. Ini menunjukkan sifat dari penderita penyakit tersebut Dapat pula dikatakan bahwa ratio adalah suatu pernyataan frekwensi nisbi kejadian suatu peristiwa terhadap peristiwa lainnya. Misal: jumlah anak sekolah kelas VI yang sudah diimmunisasi dibandingkan dengan jumlah anak sekolah kelas VI yang tidak diimmunisasi pada suatu sekolah tertentu.
Catatan
Populasi dan masa jedah/titik waktu dari data yang dipakai haruslah tertentu/khusus, sama seperti unuk angka/rate. Ratio dapat dihitung untuk angka hanya sebagai banyaknya oeristiwa. Umunya, kedua pembilang nilai (x) maupun penyebut ( y ) dibagi oleh, baik nilai x maupun nilai y sehingga salah satu nomor dalam nilai ratio menjadi sama dengan 1,0. Misal : jika suatu kelompok 20 orang menderita suatu penyakit tertentu dan 2 mati karenanya, maka ratio kasus terhadap kematian lebih tepat dinyatakan 10 : 1 (10 kasus : 1 mati), bukan 20 : 2, tetapi kedua angka itu dibagi menjadi 2, sehingga hasilnyya sebagaimana ttersebut diatas. Interpretasinya adalah : bahwa pada

