Warta PKKMB Edisi V

Page 1

1

Urgensi

Peningkatan Program Studi D3 ke D4 Terapan khususnyadantukkinisihUniversitasNegeriJakarta(UNJ)meningkatanjenjang11ProgramStudi(Prodi)dariD3keD4Terapan,tetapimaharusmengajukanAkreditasiulang,dantidakadainfolebihlanjutterkaitAkreditasiProdiD4Terapan.Lulusanmahasiswa,semakindisiapkanunkebutuhanDuniaUsahaDuniaIndustri(DUDI),mahasiswaProdiVokasiD3.Buktinya,saat ini Prodi yang berjenjang dari D3 naik menjadi Sarjana Terapan D4, telah menjadi hal yang di gaungkan di beberapa kampus BERITA

2 yang memiliki Prodi Vokasi. Universitas Negeri Jakar ta (UNJ) telah lama meren canakan peningkatan D3 ke D4 terapan. Kampus tersebut su dah menyelanggarakan Forum GroupDiscussion (FGD) yang dihadiri oleh Wikan Sakarinto selaku Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Komarudin selaku Rektor UNJ beserta ja jarannya untuk mengkaji Pro gram Vokasi dan penataran D3 ke D4 pada 26 November 2011. Wikan Sakarinto pada gelaran konferensi pers di Gedung Ditjen Pendidikan Vokasi mengatakan bahwa peningkatan dari D3 ke D4 merupakan salah satu regula si yang win-win. Pasalnya, hal tersebut karena semua pihak di dalamnya dimenangkan. Baik pihak industri, lulusan perguruan tinggi, dan kampus. Dilansir dari vokasi.kemdikbud.go.id, Jakarta (15/12). Pada Surat Keputusan Ment eri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 139/D/OT/2022, memutuskan untuk memberikan izin pembukaan Prodi pada jen jang Sarjana Terapan di UNJ. Terhitung terdapat 11 Prodi D3 yang sudah menjadi D4 Terapan. Namun, UNJ ha rus mengajukan akredita si ulang Prodi D4 Sarjana ke Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Bagi Prodi yang akan melakukan peningkatan dari D3 ke D4 Terapan, harus memenuhi beberapa persyaratan. Diantaranya, Prodi D3 ter akreditasi peringkat B atau baik sekali, menyiapkan kerja sama dengan kebutuhan DUDI, menyiapkan Sumber Daya Manusia, Kurikulum, Peratur an Akademik, dan lain-lain. Sosialisasi terkait peningkatan Prodi D3 ke D4 Terapan telah sampai kepada maha siswa. Menurut kesaksian Fais al Rahmat Gymnastiar, sebagai Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Prodi Hubungan Masyarakat dan Komunika si Digital. Sosialisasi tersebut disampaikan oleh Koordina-

Penulis: Siti Nuraini Editor: Sonia Renata

3 tor Prodi pada saat evaluasi dan persiapan perkuliahan. Faisal mengatakan bah wa proses pengajuan akredi tasi ulang dilakukan dengan metode surveilen. Mekanisme metode surveilen dilakukan melalui Tim Asesmen Sur veilen, yang diberi surat tugas oleh pimpinan BAN-PT untuk melakukan pengamatan, monitoring, dan evaluasi mendalam terhadap prodi/ institusi perguruan tinggi yang telah diputuskan status dan peringkat itasiakreditasisiyaituberdampakMenurutnya,akreditasinya.halyangpadamahasiswajikahasilakredita-turunperingkatdibawahD3.Prosesakredpunhinggakinimasih

menunggu hasil dari BAN-PT. Mengutip dari duniadosen. com, Akreditasi Jurusan (atau Prodi) menjadi syarat pegawai di pemerintahan, pegawai di berbagai perusahaan, mengi kuti Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), dan lain-lain. Selain itu, perubahan kurikulum juga masih be lum diputuskan oleh pihak kampus. “Perubahan kuriku lum sendiri masih diproses oleh para dosen, para maha siswa hanya tinggal menung gu keputusan,” ujar Faisal. Arif Fadilah Halim, mahasiswa Seni Kuliner dan Pengelolaan Jasa Makanan juga turut menuturkan terkait dampaknya peningkatan D3 ke D4 tersebut kepada mahasiswa, yaitu waktu perkulia han akan lebih panjang. Ha nya saja, sisi positifnya profil lulusan nanti akan bergelar Sarjana Terapan (S.Tr)

OPINI

Tergerusnya Ruang Demokrasi Kampus

AgusHasilklarifikasiUKTmengalamiketerlambatan,Dudungberdalihprosesverifikasimemakanbanyakwaktu.

Perkenalan kehidupan kampus mahasiswa baru atau yang biasa disebut PKKMB merupakan agenda tahunan yang dilakukan oleh Univer sitas Negeri Jakarta (UNJ). Agenda PKKMB UNJ dimulai pada 22 Agustus 2022 hing ga 26 Agustus 2022. Tujuan PKKMB UNJ tertera dalam buku panduan pengenalan kehidupan kampus mahasiswa baru 2022, yakni untuk mem berikan pembekalan kepada mahasiswa baru agar dapat lebih cepat beradaptasi den gan lingkungan kampus dan sistem pendidikan di UNJ. Tetapi, selama PKKMB dilaksanakan, banyak mahasiswa baru yang mengeluh kan ketentuan tata tertib yang berlaku, salah satunya adalah cara-cara panitia dalam menegur mahasiswa baru dengan intonasi yang kurang men genakkan. Hal ini didapat tim Didaktika melalui Suara Maba yang dibuat oleh Didaktika di akun instagram @lpmdidakti ka. Dilihat dari urgensi PK KMB sendiri, kesan pertama mengenal kampus menjadi hal yang membosankan jika prak tik-praktik seperti itu masih terus dilakukan. Secara tidak langsung, kampus memperlihatkan ketidakselarasan tu juan PKKMB pada poin no mor empat, yaitu menciptakan kampus yang ramah, inklusif, aman dan Pembenahansehat. dan kesia

4

5

pan yang lebih matang untuk membentuk PKKMB sesuai dengan tujuan sebenarnya perlu dilakukan. Para maha siswa baru berharap mereka dapat mengenal lingkungan kampus lebih jauh, secara nyaman dan aman. Hal ini men jadi tugas penting bagi panitia

PKKMB untuk dapat mening katkan mutu dan kualitas terlaksananyaUrgensi-urgensiPKKMB. lain yang tidak kalah pentingnya adalah alur pengajuan keringanan mahasiswa baru yang dinilai kekurangan arah. Mahasiswa baru mengikuti alur penga

Ini juga dialami oleh mahasiswa semester tiga ta hun 2021, Rachma Asyifa dari program studi Pendidikan Fisika 2021. Rachma mengatakan bahwa ia mengharapkan perubahan golongan UKT, dikarenakan ibunya yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS) sudah meninggal dunia. Ia merasa cukup diper sulit dengan berita klarifikasi simpang siur UKT. Pertama, ia sempat mendengar berita mengenai tidak adanya penga juan UKT dan berkeluh kesah, dikarenakan jumlah UKT-nya berjumlah Rp. 9.000.000,Namun, setelah itu, pengajuan keringanan UKT dibu ka di tanggal 16 Agustus 2022 hingga 18 Agustus 2022. Hing ga tulisan ini terbit, kelanjutan keringanan UKT masih belum menemukan kejelasan. Be berapa kali Rachma mencoba bertanya kepada badan eksekutif mahasiswa (BEM) pendidikan fisika, untuk informa si kelanjutan keringanan UKT. Tetapi, jawaban yang didapat kurang memuaskan, yakni

6 juan klarifikasi uang kuliah tunggal (UKT) yang dirasa sulit untuk mendapat kejelas an, terutama bagi mereka yang baru saja menginjakkan kaki pada bangku perkuliahan. Ke bijakan klarifikasi UKT terse but, merupakan salah satu upaya memberikan kesempatan kepada mahasiswa baru untuk mengajukan keringanan atau perubahan golongan UKT jika terdapat kendala ekonomi. Tetapi, pada kenyata annya, kejelasan klarifika si sulit didapatkan. Padahal salah satu esensi PKKMB adalah memperkenalkan seluk beluk kampus hingga pada tingkat birokrasi. Utamanya, agar mahasiswa mendapatkan golongan yang sesuai dengan kemampuannya. Sayangnya, ketidakjelasan ini terus ber langsung hingga batas pem bayaran UKT di tanggal 18 Agustus 2022, mereka pun harus tetap memeriksa halaman siukat untuk mengetahui ka bar klarifikasi UKT.

BEMP juga tidak mengetahui kapan SK keringanan terse but turun. Hal ini disebabkan belum ada arahan dari WR II secara resmi mengenai surat pernyataan keringanan UKT mahasiswaMasalahlama.lain yang ma hasiswa hadapi adalah fasilitas-fasilitas penunjang pem belajaran di UNJ kurang memadai. Berdasarkan Su rat Edaran Nomor: 22 Tahun 2022 tentang penyelenggaraan kegiatan akademik semester gasal 2022/2023 di Universitas Negeri Jakarta, dimana UNJ akan melakukan perkuliahan secara hybrid, dengan alo kasi perkuliahan mata kuliah umum (MKU) diselenggara kan daring. Tetapi, mata kuliah dasar kependidikan (MKDK) atau mata kuliah prodi akan dilaksanakan secara blended, dengan proporsi jumlah per temuan luring maksimal 50% dari jumlah pertemuan, atau 8 kali dalam satu semester. Tetapi, saat ini UNJ berada dalam kondisi pem bangunan, tiga gedung fakul tas dihancurkan. Akibatnya, seluruh prodi yang berada da lam fakultas ekonomi (FE) dan fakultas Bahasa dan seni (FBS), serta prodi Teknik mesin yang berada di fakultas Teknik (FT) juga terdampak. Hal ini per lu diketahui oleh mahasiswa baru, bahwa kondisi tersebut membuat UNJ memerlukan gedung pengganti sementara untuk pembelajaran hybrid. Agus Dudung Wakil Rektor II Bidang Umum dan Keuangan menjelaskan bahwa gedung yang akan terus digunakan oleh ketiga fakul tas tersebut adalah gedung M bekas pasca sarjana, gedung

7

Kendati banyaknya masalah di UNJ, birokrat kampus malah mencoba menutup-nut upinya dengan melarang Dida ktika menyebarkan Warta PK KMB yang berisi berita-berita seputar kampus. Hal ini mer upakan suatu yang amat disay angkan, padahal transparansi yang dilakukan oleh kampus sangat penting untuk informasi semua

Editor:Penulis:tik.pusPKKMB.mahasiswa,pirasimelaluidayapusKeterlibatankampusDidaktikapelaranganTidakmahasiswa.bisadisangkal,penyebarantulisanmerupakanbuktitidaklagidemokratis.organisasikamdalammembangunbuakademikkampus,dapatkritik-kritikdanas-yangdisampaikanolehtermasukWartaTapisepertinyakamterlalu“alergi”dengankri-LailaNurainiIzamKomaruzaman

8 bekas UT, lantai 1 gedung per pustakaan, gedung Dewi Sarti ka (GDS) lantai 6 dan 8, lantai 1 UPT TIK dan gedung Raden KartiniPenggunaan(GRK). gedung-ge dung tersebut akan diatur oleh setiap fakultas yang bersangkutan dan UPT TIK. Akan tetapi, terlepas dari hal terse but UNJ seolah tidak siap den gan kondisi perkuliahan secara hybrid yang membutuhkan ruang-ruang akademik. Se lain itu, pembelajaransuaradibangunanpembangunan-pemyangdilaksanakanUNJberpotensimembuatyangtidakkondusifsaatberlangsung.

dan

9

Penulis: John

Media Komputindo Tebal Buku: 187 halaman ISBN: 978-623-00-1955-5 RESENSI

Rathgeber Penerbit: PT

Buku ini menceritakan kisah sekelompok meerkat yang dijadikan perumpamaan sederhana oleh Kotter dan Rathgeber. Mereka mengi sahkan tentang klan meerkat yang amat sangat terpaku pada sebuah sistem. Setiap anggota klan memiliki peran nya masing-masing. Mereka tahu apa yang harus dilakukan, kapan, dan bagaimana. Mereka memiliki peraturan dan prosedur yang tidak bisa dibantah sedikitpun. Hal ini yang menjad ikan Nadia, salah satu anggota klan, merasa bahwa apa yang disebut sebagai peraturan dan prosedur itu sangat ‘membata Buku: Beginilah Cara Kami! : Ketika organisasi bangkit, jatuh, kembali Kotter Holger Elex

CARANYAADALAHMENDENGARKANSALAHSATU Judul

dan bangkit

begitu, para petinggi meerkat (Sang Alfa, Beta, para Kepala Keluarga, dan Kepala Penjaga misalnya) tetap tidak menggubris adanya inovasi-inovasi yang diberi kan oleh meerkat biasa dalam menyelesaikan masalah tersebut. Contohnya, saat meerkat bernama Ayo mencoba men jelaskan inovasinya kepada Kepala Penjaga, ia justru akan dilaporkan kepada Mahkamah dan ia tidak bisa bekerja se bagai penjaga lagi. Ayo dan Nadia yang pada saat itu frustasi, bingung, dan putus asa akan kata prosedur, peraturan, dan sebagainya, akhirnya memutuskan un tuk pergi dan meninggalkan

10 si’. Ia sangat menyayangkan bahwa kesenangan dan kreati vitas menjadi sesuatu yang dipertanyakan keberadaannya dalam klan. Setiap anggo ta klan hanya tahu apa yang harus dilakukan, kapan, dan bagaimana, tanpa mengetahui ‘mengapa’ mereka harus melakukan pekerjaan rutin tersebut.Hingga pada akhirn ya sistem, peraturan, atau prosedur yang dibanggakan oleh klan Nadia tidak dapat menyelesaikan sebuah tan tangan dalam klan. Mereka mengalami kekeringan sehingga mereka juga kekuran gan makanan. Ditambah lagi adanya ancaman dari serangan burung hering yang memangsa anggotaTantanganklan. dalam klan Nadia tersebut memicu be berapa permasalahan lainnya. Misalnya, Sang Alfa (salah satu petinggi meerkat) yang jadi semakin memerintah dibandingkan sebelumnya, meningginya tingkat stres para meerkat dibawah Sang Alfa, munculnya spekulasi dan beri ta-berita tidak akurat di kalan gan meerkat biasa yang meragukan strategi dari Sang Alfa, serta adanya seleksi alamiah (mereka yang kuat mengam bil dari mereka yang lemah) dalam usaha melindungi diri dari kelaparan.Meskipun

11 klan. Mereka sepakat bahwa setidaknya harus ada orang yang berkelana mencari klan yang telah bekerja dengan lebih baik dalam mengatasi an caman baru ini dan kemudi an membawa informasi yang diperolehnya kembali ke klan mereka.Selama berkelana mereka bertemu dengan Matt, seekor meerkat dari klan lain yang telah hancur. Mereka bertiga terus berkelana hingga akhirn ya bertemu dengan satu klan, yang didirikan oleh meerkat bernama Lena. Klan Lena sangat berbeda dengan klan Nadia dulu.Dalam klan Lena ga gasan diciptakan, diterima, didukung, dan direalisasikan dengan sangat cepat. Kepemi mpinan datang dari mana saja. Gagasan, gairah, kreativitas, seluruhnya ditampung dan tidak ragu untuk dicoba. Apabila satu ide yang telah disepaka ti bersama gagal direalisasikan, maka ada ide runner-up yang dapat digunakan. Sayangnya, masalah juga muncul pada klan Lena ketika anggota klan bertambah sei ring berjalannya waktu. Banyaknya gagasan yang ditam pung dan inovasi yang dengan cepat bertambah, membuat klan Lena melupakan suatu sistem, prosedur, dan peraturan yang dapat mengendalikan banyak orang. Alhasil, banyak anggota klan Lena yang antu sias hanya pada saat gagasan dicetuskan, tetapi tidak saat diminta untuk Pengelolaanmelakukannya.klansema cam itu memberikan Nadia sebuah jawaban atas perjalanan yang ia dan Ayo lakukan. Ia menemukan poin baik dan bu ruk dari kedua klan, baik klan dirinya maupun klan Lena. Nadia berpikir jika suatu klan bisa saja kreatif dan disiplin sekaligus, setidaknya bisa den gan bekerja sama. Dengan begitu, suatu klan bisa tetap mempertahankan eksistensin ya meskipun ada sebuah peru bahan yang agaknya membuat kekacauan.

12

Manajemen dan Kepemimpinan Sistem, prosedur, dan peraturan yang ada dalam klan Nadia disebut oleh Kot ter dan Rathgeber sebagai manajemen. Sementara gagasan, gairah, dan kreativitas yang datang dari siapapun di klan Lena disebut sebagai kepemimpinan oleh Kotter dan Rath geber.Pada suatu organisasi yang sudah cukup besar dan memiliki banyak anggota, manajemen ditekankan sebagai bentuk pengendalian. Semen tara kepemimpinan, ditekank an untuk menggerakan orang agar melihat peluang. Keduan ya diperlukan untuk memban tu organisasi mengatasi kean dalan dan efisiensi pekerjaan demi menjawab tuntutan-tuntutan langsung dari sebuah pe rubahan.Dalam mencapai hal itu, Kotter dan Rathgeber mencoba untuk memberitahu bah wa inisiatif diperlukan, tetapi tetap perlu sebuah kontrol. Ketika suatu inovasi mencoba ditambahkan, bukan berarti kita membuang disiplin pada manajemen sebelumnya. Inovasi yang mencoba ditambah kan harus didengar oleh para petinggi. Oleh karena itu, para petinggi juga diharapkan tidak menggunakan pendekatan yang keras kepada bawahan nya. Seperti yang dilakukan Kepala Penjaga kepada Ayo dalam klan Nadia. Pada kenyataannya, para petinggi yang tidak men dengarkan orang-orang di bawahnya masih terjadi di lingkungan kampus Universitas Negeri Jakarta. Contohn ya, ketika mahasiswa meng inginkan adanya transparansi perhitungan UKT, kemudian birokrat kampus yang lagi-la gi beralasan bahwa perhitun gan tersebut telah ditentukan oleh sistem. Hal ini tentunya merambat ke beberapa permasalahan lainnya. Adanya pem berian beasiswa yang salah sasaran, aksi mahasiswa yang meneriakkan penurunan UKT

Sayangnya, buku ini ti dak menyebutkan studi ka sus apapun sebagai contoh. Padahal di dalam buku banyak menyebut tentang skala organisasi (misalnya organi sasi baru, organisasi dewasa, organisasi di kuadran II, dan lain-lain). Sehingga bagi pembaca yang awam akan kebin gungan untuk membayangkan contoh organisasi atau peru sahaan atau merk mana yang coba dimaksud oleh penulis. Walau begitu, buku ini dapat menjadi bahan diskusi yang menarik untuk menggali gagasan yang lebih dalam. Sebagaimana yang disarank an oleh Kotter dan Rathgeber. “Jangan letakkan buku ini di rak. Edarkan dan gunakan sebagai bahan diskusi tentang departemen atau kantor atau divisi atau perusahaan Anda.” (Halaman 182).

besarnya UKT dan SPU seakan tidak bisa dibantah sedikitpun. Sehingga mahasiswa hanya tahu tahu bahwa mereka harus memba yarnya, kapan, dan bagaimana cara pembayarannya. Persis seperti klan Nadia. Dari buku “Beginilah Cara Kami!”, John Kotter dan Holger Rathgeber member ikan gambaran bagaimana seharusnya suatu organisasi berjalan, peran para peting gi, fungsi sistem dan kepemi mpinan. Bahkan keduanya memberikan satu bab khusus yang membahas hubungan dari keseluruhan dongeng dengan macam-macam or ganisasi di akhir buku. Sehingga dapat membantu pembaca untuk menghubungkan organisasi macam apa yang di representasikan oleh tiap klan meerkat.

atau SPU, hingga pada satu tit ik dimana mereka tidak lagi didengar maka banyak dari mereka yang akhirnya putus kuliah.Keputusan

Penulis : Syifa Nabila Editor : Sonia Renata

13

14

TembokdiTakubahnya,kebutuhanberdiskusisastramenjakebutuhanmahasiswakhususnyajurusansastraSastra(2011-2017)menjadicontohbahwagerakandiskusisastrasecaraprogresifpernahterjadi.

Ruang diskusi merupakan satu hal penting bagi mahasiswa sastra. Semenjak pandemi dua ta hun terakhir, terbentuknya ru ang diskusi sastra makin jarang terdengar dari peredaran mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni (FBS). Ketiadaan ruang diskusi hari ini justru menjadi kejang galan. Pasalnya, kegiatan tersebut dapat berpengaruh kedalam ruang lingkup akademik kampus. Beberapa kelompok yang masih mengadakan diskusi sas tra hanyalah Bengkel Sastra, BEM Prodi, dan Stomata. Bengkel Sas tra melalui Forum Sastra Minggu mengadakan diskusi pada bulan Desember 2021, sedangkan BEMP PBSI membahas mengenai komuni tas sastra kampus pada akhir 2021.

LINTAS

Hilangnya Diskusi Sastra dalam MahasiswaPeredaran

Bila kita melihat jauh ke belakang pada tahun 2011-2017, di skusi sastra pernah rutin diinisiasi oleh kelompok yang dikenal sebagai Tembok Sastra. Ruang diskusi terse but terletak di depan Gedung Q, tepatnya di tempat seperti dinding. Mereka dapat dikenali le wat penampilannya yang nyentrik. Amar selaku pegiat Tembok Sastra 2011 menjelaskan hal tersebut saat diwawancarai melalui WhatsApp, “Memang secara penampilan kita terlihat nakal. Berambut pan jang, memakai kaos, dan san dal di dalam kampus. Tapi sebe narnya di tembok itu kita belajar, ngobrolin sastra, dan lain-lain.” Berbeda dengan organisa si maupun komunitas UNJ yang memiliki struktur baku, Tembok

Sastra lebih cocok disebut sebagai kumpulan mahasiswa Pendi dikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) dan Sastra Indonesia yang gemar bercengkrama dan diskusi. Jika dilihat dari sejarahnnya, Tembok Sastra beranggotakan dela pan sampai sepuluh orang. Nama Tembok Sastra diresmikan pada tahun 2012. Mereka mendapatkan in spirasi kegiatan diskusi lewat mata kuliah sastra. Hingga akhirnya menggunakan nama Malam Sakral sebagai ruang diskusinya setiap hari Rabu atau Kamis malam. Agenda rutin mereka adalah mengkaji berb agai karya sastra dari penulis-penu lis terkenal dan sastra yang ditulis oleh anggota Tembok Sastra sendiri. “Awalnya kita suka mendi skusikan karya orang lain. Seiring berjalannya waktu, kita mencoba untuk menulis puisi dan cerpen sendiri, untuk akhirnya kita di skusikan di sini. Kita mendiskusikan tulisan anggota Tembok Sastra un tuk mempertajam gaya kepenulisan kami,” kenang Amar Risalah. Bukan hanya mengem bangkan ruang diskusi, Tembok Sastra juga sempat mengadakan Malam Sastra di bulan November 2014. Diadakannya Malam Sastra juga merupakan bentuk keprihatinan atas tidak adanya malam perayaan sastra di juru san PBSI dan Sastra Indonesia. Namun, berbagai acara dan ruang diskusi yang dilaksanakan oleh Tembok Sastra sengaja ditia dakan pada tahun 2017. Alasan yang diberikan adalah tidak ingin adanya rasa untuk menjadi senior. “Ada alasan ideologis di balik itu, tidak ingin menjadi senior. Di tahun 2017 kita sepakat, jangan lagi ada yang menggunakan nama tembok. Temen-temen kalau mau pakai nama lain juga tidak mas alah. Satu hal penting yang harus diingat adalah karya kita tetap ada, kalian tetep nulis dan tetap berger ak dalam ruang lingkup sastra.” Selang lima tahun setelah Tembok Sastra resmi dibubarkan, diskusi sastra yang dulu dikem bangkan tidak lagi dilanjutkan se mangatnya. Malahan, keberadaan ruang diskusi justru banyak dikem bangkan dan diisi oleh dosen-

15

siswa baru angkatan 2022 men gamini pentingnya diskusi sastra,

16

Penulis: Ragil Editor: Arrneto dosen sastra, belum ada lagi gerakan organik dari mahasiswa sastra yang menginisiasi ruang tersebut layaknya Tembok Sastra. Fahmi selaku Ketua BEMP PBSI dan tergabung dalam komunitas Solidaritas Pemoeda Rawaman gun (SPORA) menuturkan bahwa Kendala yang paling krusial atas kenihilan ruang diskusi sastra ada lah Pandemi Covid-19 dan persoalan infrastruktur berupa gedung yang hari ini telah rata dengan tanah. “Kendala mahasiswa FBS untuk menggelar ruang diskusi di lingkup fakultas ialah pandemi dan ketersediaan Sarana yang memadai.” Walaupun begitu, ke beradaan ruang diskusi tetap di anggap penting oleh mahasiswa sastra. Dwi Putri, seorang maha “Dengan adanya ruang diskusi ini, dapat melatih kemampuan berpikir cepat, kritis, juga pembelajaranbagianalisismengembangkanyangbergunamahasiswadalamkuliah.”

17 Di bawah rembulan kau termenung penuh kerisauan Rautmu mengisyaratkan ada hal yang mengusikmu Aku tidak tahu apa yang sedang kau pikirkan Yang ku tahu memang pelik sekali perkara hidupmu Tak pernah kau utarakan kebisingan hatimu Kau tutup rapat mulut dan telingamu Apakah sudah hilang rasamu? Benarkah sudah lenyap asamu? Namun kini ku tahu kau butuh waktu Tenang dan istirahatkanlah dirimu Biarkan gejolak hidupmu membara Jangan lagi kau renggut jiwanya Cepatlah Pulang Oleh Devita Sari PUISI

Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.