Warta MPA 2017 Edisi 4

Page 1

WARTA MPA

4

Agustus 2017

DITERBITKAN OLEH LEMBAGA PERS MAHASISWA DIDAKTIKA

Kantin Milik Mahasiswa di Kampus A || LPM DIDAKTIKA UNJ|| Warta MPA Edisi IV ||

1


REDAKSI

Pada warta MPA terakhir ini kami menyughkan beberapa berita. Pertama rektor UNJ menginginkan digitalisasi kampus segera akan tetapi mahasiswa sama sekali tidak merasakannya. Kedua simpang siur alokasi penarikan dana untuk mushallah di Fakultas Ilmu Sosial (FIS). Serta berita utama mengenai renovasi kantin di kampus A UNJ. Selamat membaca.

Daftar Isi Berita I ............................................................................................3 Berita II........................................................................................4-5 Berita Utama................................................................................6-7 Cerpen..........................................................................................8-9 Opini..........................................................................................12-13 Pojok UKM..............................................................................14-15

Susunan Redaksi Alamat Redaksi: Gedung G Suryana Lantai 3,Sekretaris Ruang 304.Redaksi: Jl. Rawamanugn Pemimpin Redaksi: Rizky Faisal Bahri Muka N o. 1 Jakarta Timur. Tata Letak: Uly Mega S Reporter: M Rizky Suryana, Faisal Bahri, M Muhtar, Uly Mega S, Annisa Nurul H S Editor: Latifah, Yulia A, Lutfia H, Naswati, Hendrik Y, Annisa Nur

Alamat Redaksi: Gedung G Lantai 3 Ruang 304. Jl. Rawamangun Muka No.1 Jakarta Timur. Email: lpmdidaktikaunj@gmail.com. Line: @tlt5495s. Website: www.didaktikaunj.com. Facebook: lpm didaktika unj. Twitter: @lpmdidaktika Whatsapp: 089604430771 (Annisa) 2 || Warta MPA Edisi IV || LPM DIDAKTIKA UNJ ||


Digitalisasi Kampus Masih Harapan Dalam pidato wisuda (16/3), Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Djaali, mengatakan UNJ akan mengembangkan kapasitas untuk Informasi dan Teknologi (IT) dengan mengucurkan dana sebesar 25 milyar. “2 tahun ke depan, UNJ akan menjadi sistem akademik terbaik,”ungkapnya. Menanggapi hal tersebut, Ficky Duskanaen selaku ketua Pusat Teknologi dan Komunikasi (pustikom) menjelaskan penambahan dana sebesar 25 milyar itu dana rencana. Setelah di lelangan untuk mencari tender, dana yang terpakai hanya sekitar 21 milyar. Hal itu diperuntukan untuk IT mencakup hardware, software, dan Sumber Daya Manusia (SDM). Menurutnya uang tersebut masih belum cukup. Sebab harga komputer satunya 7,5 juta sedangkan 50 persen komputer di UNJ sudah rusak, harga satu jaringan 1 milyar, harga satu Swich 800 juta, harga satu Server 4 milyar, serta harga satu WiFi 15-20 juta. “Kalau untuk IT 21 milyar itu uang yang sedikit,” tuturnya. Ficky juga menjelaskan pemasangan WiFi sudah bertambah di beberapa titik. Prioritas utama yaitu ditempat-tempat yang dikunjungi orang banyak, seperti Gedung Dewi Sartika lantai 2, Gedung Syafe’i lantai 8 dan Gedung Rektorat. “Untuk selanjutnya target kami yaitu ditempat yang sering dikunjungi mahasiswa, seperti di depan pustikom, di ruang-ruang kelas, dan teater terbuka.” ujarnya. Namun, menurut Adit yang merupakan mahasiswa Program Studi (prodi) pendidikan Bahasa Inggris. Merasa kecewa menurutnya yang menjadi prioritas utama pengadaan WiFi dan pengembangan adalah ruangruang kelas mahasiswa. “Kalau harus ke terbuk dan tempat lainnya terlalu jauh mobiliasinya,” ungkap mahasiswa angkatan 2016 itu.

BERITA I

Tak jauh berbeda, Andika Setiawan mahasiswa prodi Teknik Mesin, mengatakan bahwa tidak dampak yang signifikan mengenai pengembangan IT di UNJ. Menurut Andika pengembangan IT harus didukung dengan akses internet sedangkan di UNJ singal untuk internet sangat rendah dan juga WiFi sangat sedikit, hanya ada di beberapa spot. “Kalau boleh nilai 1-10 pengembangan IT di UNJ saya kasih nilai 1,” ujarnya. Senada dengan Andika, Eko Aji dari prodi Teknik Elektro angkatan 2015 merasa WiFi di UNJ terlalu sedikit. Sehingga saat siang hari waktu dimana banyak mahasiswa beraktifitas, jaringan WiFi yang ada tersendat. Hal itu disebabkan banyak mahasiswa yang mengaksesnya. “Soalnya kan tempat WiFi hanya di flash longe, mau ga mau berebutan,” ujar Eko. Ia juga menambahkan sebenarnya banyak WiFi, akan tetapi semuanya menggunakan password, sehingga tidak bisa digunakan oleh mahasiswa. “Kalau di password mah sama aja bohong,” tambahnya. Menurut Achamd Ridwan selaku ketua pengembangan IT di UNJ yang juga merupakan Wakil Rektorat (WR) IV bidang kerja sama dan perencanaan, mengatakan 21 milyar hanya untuk tahun 2017 yaitu untuk pembelian hardware, sedangkan untuk untuk software akan digelontokan lagi dana sekitar 25 milyar. “Jadi semuanya bertahap. 2017 aksesnya yang diperbaharui, 2018 tinggal pemasangan software (aplikasi)” tuturnya. Ia juga menambahkan bahwa nantinya UNJ akan menerapkan sistem kuliah online. Artinya nanti dosen dan mahasiswa tidak perlu lagi membawa buku cukup membawa tab saja. Semua materi bisa diakses online menggunakan identitas dosen dan mahasiswa. “Jadi tidak usah repot lagi,” tambah Ridwan. // Uly Mega Septiani

|| LPM DIDAKTIKA UNJ|| Warta MPA Edisi IV ||

3


RESENSI Buku ini menjelaskan sosok Sjahrir sebagai salah satu founding father Indonesia. Buku ini ditulis oleh Tim Buku TEMPO yang menghimpun kumpulan artikel di edisi khusus majalah yang menyambut 100 tahun Sjahrir pada 2009. Sang “Bung Kecil” memberikan perannya yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia terutama lewat diplomasi. Ia juga menuangkan gagasannya tentang kemerdekaan lewat jalur diplomasi melalui pamflet berjudul Perdjoeangan Kita. Menurutnya, kemerdekaan sesungguhnya harus dicapai dengan rapi serta elegan, bukan frontal dengan angkat senjata. Kemenangan diplomatik Sjahrir dan Indonesia saat Sidang Umum Perserikatan Bangsa-bangsa di Lake Success, Amerika Serikat, pada tahun 1947, menjadi contoh sukses dari strategi politiknya. Berawal dari Perjanjian Linggarjati yang menurut sebagian tokoh radikal merupakan langkah mundur dari karir politik Sjahrir. Namun mereka tidak dapat mengerti maksud dan tindakan Sjahrir yang belakangan ini diketahui, Belanda yang dirugikan dari perjanjian tersebut. Cara Sjahrir untuk tetap tenang dan tidak terintimidasi oleh lawan bicara saat melakukan diplomasi menjadi faktor lainnya dari kemenangan Sjahrir. Sidang umum tersebut menyebabkan berbagai negara mengakui kedaulatan negara Indonesia. Sebelumnya Sjahrir juga melakukan diplomasi ke sejumlah negara sekaligus menginginkan pengakuan kedaulatan. Mulai dari Konferensi Asia di New Delhi, diplomasi beras sejumlah 500.000 ton ke India, serta menghindari blokade ekonomi Belanda dengan ekspor karet dan kopra ke Amerika Serikat dan Inggris. Dua tahun setelah peristiwa di Lake Success, Belanda mengakui kedaulatan negara Indonesia secara de jure. Sjahrir membawa ideologi dari masa studinya di Belanda, yaitu “Sosialisme-Demokrat”. Ideologi ini lahir karena interpretasi Eduard Bernstein, seorang so-

Perjuangan Men

oleh Muhammad

siolog asal Jerman terhadap Marxisme. Menurutnya, negara yang demokratis dianggap sebagai pembela hukum dan tata tertib masyarakat. Agitasi terhadap kaum buruh untuk melakukan revolusi dikha-

watirkan hanya menghasilkan keadaan anarkis. Dalam negara demokrasi, jalan yang ditempuh oleh masyarakat untuk mendapatkan kekuasaan adalah menjadi mayoritas. “Sosialisme-Demokrat” yang dibawa oleh Sjahrir sudah disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Sosialisme yang dianut oleh Sjahrir memasukkan unsur humanisme dan diberi nama “Sosialisme-Kerakyatan”. Ia tidak menginginkan bentuk negara yang sudah merdeka secara penuh, tetapi masih banyak terdapat penindasan yang dilakukan oleh pemerintahan kepada rakyatnya. Tetapi ia menginginkan kebebasan individu yang mana digunakan Indonesia untuk mencapai kemerdekaan. Bukan hanya keterlibatan manusia di bidang politik saja seperti yang diutarakan oleh

4 || Warta MPA Edisi IV || LPM DIDAKTIKA UNJ ||


nuju Mayoritas

nesia (PKI) dan sejumlah partai lainnya. Sosialisme yang diusung oleh Sjahrir bukanlah ideologi yang bisa diterima oleh kaum buruh dan tani. Bernstein. Pada 1934, Sjahrir menuliskan Sjahrir menginginkan sistem pandangannya mengenai bahaya negara parlementer dalam pemerintahan. yang dikuasai orang-orang dengan peMenurutnya, kedaulatan nantinya akan mikiran fasis dan pandangan nasionalberada di tangan rakyat melalui wakilisme sempit. Ia juga mengkhawatirkan kondisi bangsanya saat menjadi Perdana Menteri Republik Indonesia karena JUDUL BUKU banyak petinggi militer yang dididik oleh Sjahrir penjajah dan mempunyai potensi untuk membuat pemerintahan fasis. PENULIS Pandangan Sjahrir mengenai Tim Buku TEMPO nasib negara terbukti. Pada 1965, rezim PENERBIT Orde Baru berkuasa dan membatasi Kepustakaan Populer Gramedia kebebasan berdemokrasi di ranah politik. Aktivisi PSI dibatasi gerak keterliTAHUN TERBIT batannya dalam politik karena dianggap 2010 terlibat dalam gerakan separatis. Selain TEBAL BUKU itu, partai lainnya juga dianggap sebagai bahaya bagi negara sehingga keberadaan223 halaman nya dilarang dan kadernya menjadi ISBN tahanan politik. 9789799102683 Ideologi Sjahrir relevan jika diterapkan pada masa sekarang di Indowakil di lembaga legislatif. Partai-partai nesia. Populasi kaum menengah yang harus dibentuk dari orang-orang terdidik, signifikan serta masyarakat bawah yang berdisiplin, dan berpengetahuan modern. sadar dengan kebebasan individu menjadi faktor pendukung dari keberhasilan Partai yang dibuat oleh Sjahrir, Partai ideologi ini. Sayangnya, saat ini bentuk Sosialis Indonesia (PSI), berambisi untuk mendapatkan suara mayoritas dalam penerapan dari ideologi sosialismekerakyatan bergeser dari tujuan awalnya. Pemilihan Umum 1955 dan menguasai Contohnya, keterwakilan di parlemen parlemen. sudah disalahgunakan menjadi keter Sayangnya, strategi politik wakilan untuk partai politik dan kepentSjahrir dalam pemilihan umum meningan rekannya, bukan keterwakilan atas galami kegagalan secara telak. PSI hanya mendapatkan lima perwakilan di nama rakyat. Padahal dalam sosialismeDewan Perwakilan Rakyat dan sepuluh demokrat, keterwakilan seseorang di parlemen seharusnya membawa kepentingan perwakilan di Konstituante. rakyat di daerahnya. Kaderisasi partai yang hanya Buku ini juga mengulas tentang bisa diterima oleh kalangan elit serta sisi lain dari aktivitas politik Sjahrir. Saymenengah membuat PSI kurang bisa angnya, buku ini kurang mengulas secara menyasar suara ke kalangan bawah, detail pemikirannya, lebih terfokus ke yang merupakan suara mayoritas yang ringkasan aktivitasnya selama berpolitik. didapatkan oleh Partai Komunis Indo-

d Rizky Suryana

|| LPM DIDAKTIKA UNJ|| Warta MPA Edisi IV ||

5


BERITA UTAMA Lingkungan kampus memiliki beberapa tempat yang selalu dipenuhi oleh masyarakat yang beraktifias di Kampus A Universitas Negeri Jakarta pada jam makan siang. Kantin Blok M, yang terletak berdekatan dengan kompleks Fakultas Bahasa dan Seni dan Gedung Pascasarjana Muhammad Hatta, terdapat pula Kantin yang terletak disamping Gedung G, sekretariat Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Kantin Kebun tepat didepan Kantin Gedung G. Selain Kantin, mahasiswa juga kerap memilih pedagang kaki lima yang ditempatkan didepan Labschool dan Lokalisasi Pedagang kaki lima disebelah parkiran spiral. Kantin Blok M cenderung dipilih oleh Mahasiswa dengan alasan memiliki harga yang lebih murah, dan pilihan menu yang beragam. Sulangga, Mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni menyatakan kenapa ia memilih kantin yang berdiri sejak tahun 2009 tersebut. Terdapat banyak keragaman pilihan makanan dan harga yang terjangkau oleh kantung mahasiswa, ujarnya. Namun ia menjelaskan masalah kebersihan ada di ruangan kantin, yang jika dibandingkan dengan perguruan tinggi lain jauh berbeda luas dan suasananya. Menurut larasati, Mahasiswa Program Studi (prodi) Sastra Inggris, Mahasiswa kurang mendapatkan hak atas tempat makan yang nyaman bila dibandingkan dengan jumlah UKT besar diterima oleh kampus tiap semesternya. Baginya bangunan kantin Blok M tidak layak digunakan karena keadaannya yang sumpek, dan kotor hingga harus adanya renovasi bangunan tersebut. “Untuk sebuah Universitas Negeri di ibu

Kantin Milik Maha kota, keadaan kantin bikin orang tidak betah terlalu lama duduk di kantin disamping itu. Kampus harus lebih mengkaji rencana pembangunan kantin terutama Blok M,” ujarnya. Laras juga yakin masyarakat akan memaklumi bila harga makanan meningkat setelah pemugaran terhadap gedung kantin berhasil sepenuh direalisasi. Selain birokrat, petugas, dan pedagang kantin, masyarakat kampus bertanggung jawab terhadap masalah mendasar seperti kebersihan, tambah Laras. Wakil Rektor (WR) 4 bagian perencanaan dan kerjasama, Achmad Ridwww.google.com wan menyebutkan akan dibangunnya kantin baru di beberapa lokasi baru. Ada kemungkinan kantin Blok M akan dibangun dua tingkat kemudian skema kantin akan dibagi menjadi dua blok yakni kantin Blok M dan lingkungan FIP, Agar mahasiswa tidak harus berjalan jauh untuk ke kantin. Ridwan mengaku upaya mencari dana bantuan dari luar bertujuan agar tidak menggunakan dana UKT. Salah satu wacana pembangunan atau peremajaan fasilitas kantin adalah kerja sama dengan PT Mayora Indah atau yang dikenal dengan PT Torabika. Wakil Rektor 2, Komaruddin membenarkan akan ada kerja sama dengan tujuan memperindah tampilan Kantin yang berdiri bersebelahan dengan Gedung G. “Memang belum, tapi nanti juga direncakan dibangun Kantin di Jalan Daksinapati,” Kata Wakil Rektor 2, Komaruddin. Sementara Torabika dialihkan untuk Kantin Gedung G, untuk memperindah. Hal yang baik maka kita terima, dong. Toh kita juga tidak bayar sepeser pun” Kata Komaruddin

6 || Warta MPA Edisi IV || LPM DIDAKTIKA UNJ ||


asiswa di Kampus A saat ditanyai reporter Didaktika (17/08/2017) di ruang Wakil Rektor 2. Ia mengatakan kerja sama dengan Tora Bika selesai bila ornamen perusahaan produsen kopi itu dipasang di dalam dan sekitar Kantin Gedung G. Siti, salah seorang penjaja makanan di kantin Gedung G, mengaku dirinya tidak pernah menerima kabar mengenai rencana. Dirinya sendiri menerima dengan baik jika rencana pemugaran interior dan sekliling gedung tersebut. Namun ia menyangkan bila harus terjadi peningkatan harga barang dagangannya. “Memang baik jika ada renovasi, namun mungkin harga makanan mungkin saja bisa naik di kemudian hari,” ujarnya. Beberapa mahasiswa beranggapan bahwa kantin Gedung G, memiliki tata ruang yang lebih baik dan kebersihan. Yuniar Rachmayanti, Mahasiswa jurusan Akutansi, merasakan kenyamanan menyantap makan siang di Kantin G karena terkesan lebih bersih. “Kantin Gerah ( sebutan Kantin Gedung G ), namun meski gerah lebih percaya makan disini. Walaupun di jika di blok m makanannya banyak,murah, dan enak namun kurang bersih dan terlalu padat, jadi agak takut kalo di blok m,” Ujar Yuni . Namun WR 4 membantah adanya kerja sama pembangunan dengan perusahaan swasta. Ridwan mengaku tidak pernah mendengar tentang kerja sama dengan PT Torabika, sedangkan segala bentuk kerja sama harus melalui WR 4 yang dilanjutkan menuju Rektor untuk ditanda tangani. Ia juga menjelaskan kerja sama dengan Bank akan membawa sistem baru Cashless, yakni menggunakan satu kartu pintar yang bisa digunakan untuk membeli makanan sekaligus untuk transportasi mahasiswa. Kebijakan ini dinilai tidak diperlukan oleh mahasiswa karena membutuhkan dana untuk perawatan sistem. Azhai, Maha-

siswa asal Fakultas Bahasa dan Seni tidak yakin dengan kebijakan untuk menerapkan kartu. Ia menegaskan kebijakan tersebut hanya akan memakan anggaran dan tidak terlalu penting untuk dipenuhi. Jika sistemnya sampai mengalami gangguan pasti akan berdampak pada mahasiswa,nanti mahasiswanya juga malah repot, ujar Azhai. Selain Kantin Blok M dan Kantin disamping Fakultas Ilmu Sosial (FIS). Kumpulan mahasiswa saat makan siang seringkali bisa ditemukan di alokasi pedagang kaki lima disekitar lantai dasar parkiran Spiral, yang terletak disamping Gedung Fakultas Ilmu Pendidikan sebelum terjadi penggusuran. Pemindahan pedagang yang berjualan di sana didasari surat keputusan (SK) yang di keluarkan 8 Juli 2017 yang menyatakan larangan membuka lapak dagangan selambatsalambatnya 21 Juni 2017. Jika sampai batas yang ditentukan, UNJ akan meminta bantuan petugas Satpol PP.(Baca Web Didaktika UNJ, Pedagang di kantin Spiral terancam hilang tumpuan hidup) Kebijakan kampus mengundang protes keras dari mahasiswa. Mahasiswa UNJ mengadakan aksi solidaritas kontra kebijakan penggusuran pedagang spiral, pada jumat 7 Juli 2017. Aksi mahasiswa ini memiliki agenda yaitu arak-arakan mahasiswa berkeliling kampus, yang diikuti dengan dialog dengan pejabat kampus. Namun beberapa pedagang di Kantin Blok M, melihat kebijakan rektor untuk menggusur pedagangan kaki lima di parkiran spiral sebagai hal yang baik. Menurut pedagang kantin Blok M yang tidak mau namanya disebutkan, ia mendukung kebijakan rektorat yang ingin melanjutkan pembangunan. “Setuju sih, saya jadi dapat lebih banyak pelanggan. Kalo libur-libur juga lumayan dapatnya, soalnya pelanggan larinya jadi kesini,” Ujar pedagang yang sudah menempati blok M sejak 2006. //Faisal Bachri

|| LPM DIDAKTIKA UNJ|| Warta MPA Edisi IV ||

7


OPINI

Pendidikan Bukan Lapangan Pekerjaan “Karena kita melihat bagaimana daya tarik masyarakat terhadap program studi tersebut,� ucap salah satu staf di program studi yang baru diresmikan tahun ajaran 2017-2018. Jawaban itu di layangkan ketika saya menanyakan alasan kenapa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) mendirikan program studi (prodi) baru. Ia tidak begitu mempedulikan kata-kata yang keluar dari mulutnya. Kemudian ia melanjutkan menjawab pertanyaan berikutnya, dengan semangat. Mungkin karena prodi yang baru diresmikan tersebut mendapat sorotan dari media jurnalistik lingkup kampus sekalipun. Bagaimanapun staf prodi baru tersebut hanya pekerja yang mengusahakan keberlangsungan prodi tersebut. Selain itu tentunya ada sistem atau kebijakan pemerintah yang mengatakan hal itu diperbolehkan hingga mendorongnya percaya diri mengatakan itu. Namun, bagaimana jadinya jika setiap pembentukan prodi baru karena tuntutan kebutuhan di pasaran yang sedang ramai? Apakah pendidikan sudah menjadi komoditas dan lahan bisnis? Pendidikan menjadi sasaran para perusahaan besar yang menanamkan modalnya untuk kepentingan bisnis dan kantong pribadi. Sehingga pendidkan dijadikan sebagai lapangan pekerjaan oleh para pemilik modal dan pemilik kepentingan tersebut.

vestasi supaya nantinya dapat menjamin kehidupan orang tuanya ketika anaknya lulus kuliah dan mendapat pekerjaan. Sejauh itu mungkin tidak terlihat ada masalah, karena memang untuk menempuh pendidikan dibutuhkan biaya yang mahal, sehingga para orang tua berpikiran pragmatis. Dalam dunia pendidikan kita sudah dibentuk untuk berpikiran pragmatis. Salah satu contoh yang paling konkret dalam kehidupan sehari-hari adalah stigma masyrakat sekolah terhadap nilai dan ijazah. Ketika nilai siswa besar, berarti siswa tersebut dianggap pintar dan dianggap sudah berhasil melewati kompetensi mata pelajaran. Karena, nilai yang nantinya didapatkan adalah peluang kerja bagi si siswa. Dari kasus tersebut, terlihat peran para pemilik modal yang mempunyai lapangan pekerjaan membuat masyarakat berpikir pragmatis dalam hal ini ada dua pengaruh besar. Pertama, stigma masyarakat tentang pendidikan sebagai tempat untuk peluang pekerjaan. Komersialisasi Pendidikan Kedua, pendidikan akhirnya berorientasi Beberapa orang tua menguliahkan terhadap uang ataupun komersil. Seanaknya supaya nantinya mendapatkan pekerhingga kemampuan siswa dan pendidikan jaan yang lebih layak. Anaknya dijadikan in-

8 || Warta MPA Edisi IV || LPM DIDAKTIKA UNJ ||


untuk untuk kepentingan yang seharusnya berguna untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat terabaikan, yang terpenting adalah angka yang kita peroleh nanti dari pendidikan. Komersialisasi pendidikan merupakan pendidikan yang berorientasi pada bentuk jual beli atau perdagangan, seperti yang sudah di sebutkan di atas yaitu komoditas dan lahan bisnis. Hal itu, dapat menjadi ancaman yang mengganggu kebebasan akademik. Ketika pendidikan sudah tidak bebas nilai, independensi pendidikan akan hilang dan cenderung memunculkan sistem-sistem atau kebijakan yang dibuat berdasarkan kepentingan segelintir orang tadi (pemilik modal). Komersialisasi pendidkan sendiri dapat mempengaruhi pola pikir mahasiswa ataupun para penggelut pendidkan lainya. Karena pendidikan yang berorientasi pada tujuan komersialisasi cenderung dihargai dengan uang yang mahal. Sehingga membunuh sisi kemanusiaan pendidikan, tentang pendidikan yang seharusnya bermanfaat untuk masyarakat, justru dibentuk untuk kepentingan pribadi si pegiat pendidikan tersebut. Entah mahasiswa yang kuliah agar mudah mendapat pekerjaan, ataupun, para guru atau dosen yang melihat profesinya hanya sebagai pekerjaan supaya mendapat bayaran. Pendidkan yang harganya mahal ahirnya membuat pendidikan hanya dapat di akses oleh orang-orang yang mempunyai uang atau kekuasaan saja. Sehingga UUD 1945 yang mengatakan “setiap warga negara berhak mendapat pendidikan,� hanya menjadi obat penenang untuk orang miskin. Perguruan Tinggi Negeri saat ini berlombalomba untuk menjadi World Class University (WCU). Setiap kampus-kampus negeri

di indonesia berusaha merubah statusnya menjadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) agar dapat menjadi kampus bertaraf world class. Celah yang ada dalam sistem administrasi PTNBH adalah pelegalan kampus dalam mencari pemasukkan melalui kerjasama badan komersil yang tentunya berada dalam sistem bisnis. Sehingga mau tidak mau kurikulum ataupun kebijakan kampus harus menyesuaikan posisinya dengan badan komersil tersebut. Selain itu, biaya pendidikan bertambah mahal karena sistem kerjasama secara bisnis ini merupakan. Setelah pergantian status dari Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP). UNJ kehilangan orientasinya sebagai kampus berbasis pendidikan. Prodiprodi murni pun bermunculan, dengan ambisi menjadi kampus yang akreditasinya dapat bersaing dengan universitas lain. Kemudian muncullah kontradiksi-kontradiksi karena akhirnya prodi murni dan pendidikan tidak memiliki batas. Prodi murni ataupun pendidikan, keduanya boleh menjadi guru. Pembentukan prodi baru bukanlah sebuah kesalahan. Tapi segala kebijakan kampus harusnya terlepas dari kepentingan komersil semata, juga segala aspek harus diperhatikan. Kebijakan kampus harus bebas nilai. Karena kampus merupakan tempat berlangsungnya budaya akademik, maka akan beresiko terhadap independensi akademik jika kebijakannya masih mementingkan urusan pasar dan urusan komersil. Juga gencarnya pembangunan jangan sampai menurunkan kualitas perkuliahan seperti, fasilitas yang harusnya mendukung, pengurangan dosen dan semacamnya. // Muhamad Muhtar

|| LPM DIDAKTIKA UNJ|| Warta MPA Edisi IV ||

9


BERITA III Simpang Siur Alokasi Dana Sumbangan Musala Sejak 2014 sampai 2016, pihak panitia Masa Pengenalan Akademik (MPA) Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Jakarta (UNJ) melakukan penarikan dana sumbangan musala kepada mahasiswa baru. Namun, sampai Mei 2017, musala belum kunjung direnovasi. Sehingga, beberapa mahasiswa FIS mempertanyakan perihal alokasi dana sumbangan tersebut. Tahun 2014, Panitia MPA FIS melakukan penarikan sumbangan kepada mahasiswa baru lewat selebaran berbentuk kupon. Tahun 2015, Panitia MPA FIS melakukan penarikan sumbangan lewat selebaran berbentuk surat. Sedangkan tahun 2016, instruksi penarikan sumbangan tersebut dilakukan panitia MPA FIS melalui lisan. Didit, salah satu mahasiswa baru FIS tahun 2017 mengatakan bahwa ia juga dimintai sumbangan untuk pembangunan musala. Ia menambahkan bahwa sumbangan tersebut diinstruksikan panitia MPA FIS melalui kupon yang ia terima setelah mengikuti briefing MPA FIS. Evita Dwi Oktaviani, mahasiswa

Program Studi (Prodi) Pendidikan Sejarah FIS UNJ mengungkapkan keluhannya terhadap penarikan dana sumbangan musala tersebut. Ia meresahkan alokasi dana sumbangan yang menurutnya tidak jelas. Ia pun menjelaskan perihal kupon sumbangan yang ia terima saat MPA tahun 2015. Pada kupon tercantum biaya sumbangan yang akan dibayar oleh mahasiswa baru. Pilihannya ialah sebesar lima puluh ribu rupiah, seratus ribu rupiah, dan seratus lima puluh ribu rupiah. “Yang udah ngasih sumbangan disuruh isi data nama, nomor telepon, sama tanda tangan. Jadinya ketauan yang udah dan belum bayar sumbangan. Seakan-akan sumbangannya wajib,� ujarnya. Evita mengungkapkan bahwasannya ia telah melakukan pembayaran, namun perenovasian tak kunjung terlihat. Selain Evita, hal serupa juga dialami oleh Firda Nur Aisah, mahasiswa program studi Pendidikan Sosiologi FIS UNJ tahun 2016. Menurut Firda, transparansi dana sumbangan tersebut tidak ada. “Pembangunan musala tidak langsung dilakuin saat

10|| Warta MPA Edisi IV || LPM DIDAKTIKA UNJ ||


mahasiswa baru 2016 sudah bayar sumbangan musala itu. Jadinya, tidak tahu alokasi dana sumbangannya ke mana,” tuturnya. Alfan Zulfikar, selaku mahasiswa Ilmu Agama Islam tahun 2014 sekaligus Ketua Panitia MPA FIS tahun 2016 mengungkapkan bahwa instruksi penarikan dana sumbangan tersebut berasal dari Dekanat Fakultas. “Panitia hanya sebagai pelaksananya saja,” tuturnya. Alfan juga menyatakan bahwa ia tidak tahu menahu perihal alokasi dana sumbangan setelah penarikan dana tersebut. Menanggapi persoalan tentang simpang-siurnya dana sumbangan musala, Andy Harianto, wakil dekan III FIS menyatakan bahwa dana sumbangan tersebut telah dialokasikan kepada panitia pembangunan musala FIS. Andy mengatakan bahwa FIS telah membentuk struktur kepanitiaan yang khusus mengatur pembangunan musala FIS. Ia menambahkan bahwa dana untuk pembangunan tempat ibadah tidak tersedia dari kampus. Maka, fakultas memiliki inisiatif untuk mengadakan penarikan sumbangan musala. Panitia dengan dekanat fakultas tersebutlah yang bertanggung jawab terhadap pembangunan musala. Ia mengatakan bahwa dana sumbangan yang diinstruksikan fakultas lewat panitia MPA semata-mata untuk pembangunan musala FIS. Namun, ia tidak membahas secara detail alasan terhentinya pembangunan musala sampai dengan Mei 2017. Ia berdalih bahwa terhentinya pembangunan

musala dikarenakan dana sumbangan yang masih sedikit. Kurniawati selaku bendahara panitia pembangunan musala FIS mengakui bahwa pembangunan musala sempat mangkrak sejak 2012. Pensiunnya Nurachmat, selaku ketua panitia lama merupakan alasan mangkraknya pembangunan tersebut. Selain itu, dana yang terkumpul pun masih belum cukup. Namun mengenai alokasi dana sumbangan mushola tersebut, Kurniawati menyatakan bahwa sumbangan dana musala masih tersimpan. Ia juga melampirkan laporan keuangan saat diwawancarai DIDAKTIKA. Ia menyatakan bahwasannya ia selalu mengirimkan laporan keuangan terkait dana sumbangan musala setiap bulannya kepada dosen FIS melalui grup whatsapp. Sedangkan, terkait keluhan mahasiswa yang mempertanyakan alokasi dana sumbangan tersebut, menurut Kurniawati sosialisasi dapat dilakukan oleh BSO ICA FIS UNJ agar tidak simpang siur. “Saya tidak bisa sendirian dalam menyebar informasi. Seharusnya BSO ICA FIS yang sudah tahu eksistensi panitia pembangunan musala dapat memberitahu mahasiswa lainnya terkait jelasnya alokasi dana sumbangan pembangunan, yakni kepada panitia pembangunan”. Namun saat DIDAKTIKA ingin melakukan verifikasi dengan BSO ICA FIS UNJ, DIDAKTIKA belum mendapat jawaban. (24/8). //Annisa Nurul Hidayah

|| LPM DIDAKTIKA UNJ|| Warta MPA Edisi IV ||

11


POJOK UKM

Yuk mengenal aktivitas dari ragam Unit Kegiatan Mahasiswa yang ada di Gedung G! Pilih UKM mana yang sesuai dengan minat dan bakatmu. Langsung hubungi kontak yang tercantum ya...

Keluarga Mahasiswa Hindu Buddha (KMHB) didirikan pada tahun 1979 oleh I Ketut Sudiyatirta yang saat ini menjadi dosen di Fakultas Ekonomi. KMHB merupakan wadah kerohanian bagi mahasiswa yang beragama Hindu dan Buddha. Sekretariat KMHB di Gedung G Lt 3, ruang 301 Kampus A UNJ. Sigma TVUNJ (sinematografi mahasiswa dan televisi Universitas Negeri Jakarta). Memproduksi dan mengembangkan program pembelajaran, informasi dan dokumentasi kedalam bentuk media audio visual, sinematografi dan jurnalistik televisi.Menjalin kerjasama dengan pihak-pihak yang bergerak dibidang teknologi audio visual, sinematografi dan jurnalistik televisi. Sekretariat Sigma TV gedung G Lt.3, ruang 302, Kampus A UNJ. DIDAKTIKA meyakini bahwa produk (tulisan) merupakan alat penggugah kesadaran dan kepekaan sosial. Serta menjadi counter opini, di tengah arus lalu lintas informasi yang semakin padat. Maka dari itu, tuntutan untuk mendirikan portal (website) kami lakukan. Sekretariat DIdaktika di gedung G Lt. 3, ruang 304 , Kampus A UNJ, Telp : 089604430771 LKM merupakan salah satu unit kegiatan mahasiswa di lingkungan UNJ yang bergerak dalam bidang penalaran dan senantiasa membekali anggotanya dengan kemampuan retorika, presentasi, moderasi, orasi, diskusi, pembawa acara, debating, persidangan, analisis berpikir, penulisan karya ilmiah dan penulisan esai sebagai suatu upaya mewujudkan cita-cita tri dharma perguruan tinggi. Sekretariat LKM di Gedung G lt. 3 ruang 305, Kampus A UNJ. Merupakan organisasi Kepramukaan yang berada di kampus Universitas Negeri Jakarta. Racana UNJ lahir pada tanggal 14 Februari 1981 (dulunya bernama Racana IKIP Jakarta). Sekretariat Racana di Gedung G lt. 3 ruang 306, Kampus A UNJ. Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Universitas Negeri Jakarta merupakan salah satu unit kegiatan mahasiswa di UNJ yang berasaskan Islam, suatu lembaga yang dikelola oleh mahasiswa muslim untuk mengkoordinir dan mengembangkan kegiatan keislaman di UNJ ¨Sekretariat LDK di Gedung G lt.3 ruang 307, Kampus A UNJ.

12|| Warta MPA Edisi IV || LPM DIDAKTIKA UNJ ||


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.