Haluan Mahasiswa 2019 Edisi Juli

Page 1

HASISWA

SUSUNAN REDAKSI REDAKTUR PELAKSANA Bimo Andrianto WAKIL REDAKTUR PELAKSANA Siti Qoiriyah SEKRETARIS REDAKSI Tri Sulastri Panji Laksmana TATA LETAK Imtitsal Nabibah Hastomo Dwi Putra REPORTER Imtitsal Nabibah Bimo Andrianto Siti Qoiriyah Tri Sulastri Panji Laksmana Surasa Hastomo Dwi Putra Mishael Evan F.K. Fahmi Ramdhani Nadzma Izdhihar Muhammad HaďŹ zh Vamellia Bella Cantika EDITOR Muhamad Muhtar Uly Mega Septiani Annisa Nurul H.S. Muhammad Rizky Suryana Ahmad Qori Hadiansuah

lpmdidaktikaunj@gmail.com

SAPA REDAKSI Salam Perlawanan! Hai, pembaca setia Didaktika! Haluan Mahasiswa LPM Didaktika edisi Juli 2019 hadir dengan laporan utama penjualan buku MKU dan MKDK di luar UKT. Lalu apakah hal ini termasuk pungli? dan apa respon birokrat terhadap hal ini? Selain itu, kami juga menyajikan laporan lain mengenai kampus, serta menyajikan opini, cerpen, dan puisi yang menarik dibaca. Ayo, mengenal situasi kampus dengan membaca Haluan Mahasiswa edisi Juli 2019! Terima kasih dan selamat membaca. Salam Redaksi! Kritik dan saran atas berita-berita kami dapat dikirimkan melalui email kami yang tertera.

DAFTAR ISI LAPORAN I..........................2 LAPORAN II.........................5 BERITA UTAMA..................8 LAPORAN III......................11 LAPORAN IV......................14 OPINI...................................17 CERPEN..............................22 CERMIN..............................28 PUISI....................................31

@lpmdidaktika www.didaktikaunj.com

Gedung G, Lantai 3, Ruang 304, Kampus A UNJ

Juli 2019 |1


LAPORAN I

HALUAN MAH

Pekerja Out Terampil Kerjanya, Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menggunakan sistem outsourcing, dengan dalih mendapatkan pekerja yang mumpuni. Padahal ada banyak kerugian bagi pekerja dalam sistem tersebut. “Sistem ini seperti perbudakan, dan diskriminatif,” ujar Nelson dari Komite Politik Buruh Indonesia (KPBI) saat diwawancarai perihal sistem outsourcing oleh Tim Didaktika via Whatsapp, Rabu (17/7). Meskipun legal secara hukum, dia menyebut sistem ini masih merugikan pekerja. Potongan upah yang diterima pekerja dengan alasan balas jasa perusahaan, bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Undang-undang tersebut dengan jelas melarang pengusaha membayar upah lebih rendah dari upah minimum. Ia melanjutkan, hal buruk lain dari sistem ini ditegaskan dengan minimnya perlindungan dan kesejahteraan yang didapati pekerjanya. Tidak adanya jenjang karir, masa kerja yang tidak pasti dan minimnya tunjangan adalah contohnya. Di gedung Raden Ajeng Kartini UNJ, saat ditemui Tim Didaktika, salah seorang pekerja outsourcing yang 2| LPM DIDAKTIKA

tidak bersedia disebutkan identitasnya mengeluhkan gaji yang diterimanya. Ia menyatakan bahwa gajinya masih di bawah standar Upah Minimum Provinsi (UMP) Jakarta. “Saya lulusan SMK, tapi gaji saya cuma 2 jutaan,” ujarnya. Salah satu pekerja kebersihan lain di gedung G UNJ juga mengeluhkan hal yang sama. Ia bertutur bahwa gajinya masih di bawah UMP Jakarta, meski berangsur naik tiap tahunnya. Ia menyadari gaji yang ia terima dari kampus selama ini telah dipangkas perusahaan outsourcing.“Dari awal bekerja, dulu gaji 750 ribu, sekarang gaji saya 2 juta. Itu bersih gaji pokok,” ujarnya. Selain perihal gaji, ada dua hal yang juga menjadi keresahannya, yakni minimnya tunjangan dan ketidakpastian kontrak. Selama ini, ia hanya menerima Tunjangan Hari Raya (THR) yang besarannya hanya 1x gaji pokoknya. Di luar itu, ia sama sekali tidak menerima tunjangan wajib kesejahteraan / kesehatan, seperti yang ter-


HASISWA

sourcing : Terambil Haknya.

maksud dalam undang-undang nomor 13 pasal 99, yang mengatur adanya Jaminan Sosial untuk para pekerja. Ia melanjutkan, ketidakpastian kontrak yang selama ini ia terima juga membuatnya tidak tenang dalam menyikapi tanggungan hidup. Di satu sisi ia merasa gajinya kurang, di sisi lain ia tidak bisa menuntut banyak. “Di sini 6 bulan sekali ngajuin kontrak. kadang juga setahun sekali. Mau nanya (pihak kampus) takut ga dipekerjakan lagi,� ujar seorang yang

telah bekerja belasan tahun tersebut. Komarudin, sta Wakil Rektor (WR) 2 Bidang Administrasi Umum dan Keuangan, mengatakan alasan UNJ memakai perusahaan outsourcing adalah untuk mendapatkan pekerja yang praktis, yang bisa dijamin disiplin kerjanya. Ia menjelaskan bahwa UNJ pernah memakai pekerja honorer untuk tenaga OB (OďŹƒce Boy) dan petugas pebersihan. Namun, kerja yang dihasilkan tidak efektif, karena supervisor yang menan Juli 2019 |3


HALUAN MAH gani pekerja tidak cukup jumlahnya. Komarudin melanjutkan, selagi ada dana dari Badan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) dan menciptakan pekerja yang mumpuni, lebih baik Manajemen Pengelolaan Gedung menggandeng perusahaan outsourcing saja. Menurutnya, dengan menyerahkan pekerja kepada pihak ketiga, tanggung jawab sepenuhnya berada pada perusahaan outsourcing, baik dalam hal memberikan surat peringatan hingga memberhentikan pekerjanya. Komarudin menambahkan, jika salah satu pekerja tidak melakukan kerjanya dengan baik, sekitar satu atau dua minggu bisa langsung diberhentikan oleh pihak ketiga. “Kan, kalo kerjanya ga sesuai target bisa diberhentikan secepatnya.

4| LPM DIDAKTIKA

Enaknya (outsourcing) di situ. Kalau dengan pekerja honorer ga bisa, paling engga setahun.” tandasnya. Dwi, salah satu staff Biro Umum dan Kepegawaian (BUK) telah menyarankan kepada rektorat terkait pegawai “tekanan” (OB/pekerja kebersihan) agar mendapatkan hak atas asuransinya. Menurut Dwi, pada saat proses pelelangan, diajukan satu persyaratan khusus untuk menyertakan tunjangan asuransi kepada tender pemenang bagi pekerjanya. Namun, pihak rektorat belum sama sekali merespon saran tersebut. “Saran dari kita, kalo mau ikut lelang itu, pegawainya harus diasuransikan,” ujarnya. Penulis : Bimo A. dan Imtitsal N. Editor : Annisa Nurul H. S.


HASISWA

LAPORAN II

IRONI PROFESI GURU, MINAT, DAN KEBUTUHAN YANG PINCANG

“Dalam urusan pendidikan, guru memegang peran yang amat vital. Boleh jadi, dapat dikatakan bahwa guru adalah garda terdepan pendidikan. Namun ironisnya, sebagai garda terdepan pendidikan, profesi keguruan masih menyisakan sekelumit masalah. Belum tercukupinya kebutuhan guru Indonesia adalah salah satu yang tak kunjung usai.� Tingginya angka kebutuhan guru di Indonesia perlu mendapat perhatian lebih. Pada 2018 hingga 2024, diperkirakan secara nasional Indo-

nesia masih membutuhkan 707.000 guru. Artinya, dibutuhkan 101.000 guru baru setiap tahunnya agar kebutuhan itu dapat terpenuhi. Data terseJuli 2019 |5


HALUAN MAH but disampaikan oleh Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat, Ari Santoso (baca: Tirto.id, “Di Balik Minimnya Murid SMA yang Bercita-cita Menjadi Guru”). Sayangnya, tingginya kebutuhan akan guru tersebut tidak diiringi dengan tingginya minat menjadi guru. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud, Totok Supriyato, mengatakan bahwa hanya sekitar 11% atau 56.375 dari 512.500 siswa peserta ujian nasioal dari 8.549 SMA/MA di seluruh Indonesia yang bercita-cita menjadi guru (baca: Kemendibud.go.id, “Kemendikbud Terus Upayakan Pemenuhan Kebutuhan Guru di Sekolah Negeri”). Minimnya minat menjadi guru juga terjadi pada mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Padahal, menurut Agus Budi Santoso dalam Jurnal Cakrawala Pendidikan Volume 11, sudah menjadi tugas UNJ sebagai Lembaga Penghasil Tenaga Keguruan (LPTK) untuk menghasilkan tenaga kependidikan yang berkualitas. Rafy Maulana, mahasiswa prodi Pendidikan Fisika mengaku enggan menjadi guru setelah memperoleh gelar sarjana. selain memang bukan cita-citanya sejak awal, profesi guru dipandang tidak memadai secara finansial terutama yang berstatus honorer. “Paling di sekolah gue sekitar Rp500.000-Rp750.000” ujarnya. 6| LPM DIDAKTIKA

Hal serupa diungkapkan oleh Adryan Chosa, mahasiswa Pendidikan Sosiologi 2017. Ia mengaku bimbang untuk menjadi guru. Menurutnya, untuk menjadi guru berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) sangatlah susah. Sedangkan menjadi guru honorer tidak menjanjikan secara finansial. Rakhmat Hidayat, dosen Pendidikan Sosiologi UNJ menuturkan, acap kali menemui mahasiswanya yang tidak berminat menjadi guru. Pergeseran makna guru, dinilai Rakhmat menjadi salah satu faktor terjadinya fenomena tersebut. Guru tidak lagi dianggap sebagai profesi yang menjanjikan dan tidak menarik secara sosial dan finansial. Masih menurut Rakhmat, selain alasan finansial, keberadaan PPG sebagai program sertifikasi guru menjadi alasan lain. Program PPG membuat mahasiswa harus menempuh pendidikan lagi selama satu sampai dua tahun untuk mendapatkan sertifikasi guru. “PPG ini yang memungkinkan minat mereka (mahasiswa) menurun, karena administrasi yang rumit,” tuturnya. Pendapat Rakhmat sejalan dengan Survei yang dilakukan oleh organization of economic cooperation and development (OECD). Pada 2014, Indonesia menempati posisi terakhir dari 30 negara anggota OECD sebagai negara dengan penghasilan


HASISWA guru terendah. Berdasarkan survei tersebut, penghasilan guru Indonesia hanya sekitar $2,830 tiap tahunnya. Jumlah ini tertinggal jauh dari Hungaria yang menempati posisi ke-29 dengan pendapatan sekitar $14,760. Negara asia lain yang masuk dalam survei tersebut adalah Korea Selatan dan Jepang, dengan pendapatan sebesar $47,000 dan $45,000 (baca: TheGuardian, ”How the job of a teacher compares around the world”) Khaerudin, Koordinator Pusat Sertifikasi dan Pendidikan Profesi LP3M UNJ, menampik tudingan PPG biang kerok yang menyebabkan minimnya minat menjadi guru. Menurutnya, justru sejak tahun 2013 hingga 2018, jumlah pendaftar program

PPG mengalami kenaikan. “Setelah mengetahui keuntungannya, justru semakin banyak yang ikut,” ujarnya. Meskipun demikian, diakuinya pelaksanaan PPG bukan berarti tanpa masalah. Karena, untuk mengikuti program tersebut persainganya sangat ketat. Selain itu, adanya pembatasan kuota untuk mata pelajaran tertentu pun dinilainya dapat merugikan calon mahasiswa PPG. Permbatasan itu Ia berdalih bahwa pembatasan tersebut betujuan untuk menjaga keseimbangan antara Supply and Demand guru di lapangan terlepas dari persoalan distribusi guru secara nasional. Reporter: Panji L. dan Siti Qoiriyah Editor : Muhamad Muhtar

Juli 2019 |7


HALUAN MAH

PENJUALAN BUKU OLEH DOSEN KEPADA MAHASISWA. WAKIL REKTOR I DAN II: “Itu Bukan Urusan Kampus�

Penjualan buku Mata Kuliah Umum (MKU) dan Mata Kuliah Dasar Kependidikan (MKDK) oleh dosen, menjadi praktik yang merugikan mahasiswa. Namun, kampus tidak bertanggung jawab atas hal tersebut. Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) merasa keberatan dengan dosen yang menjual buku MKU dan MKDK, sebagai syarat kelulusan. MKU diperuntukkan kepada seluruh mahasiswa UNJ, meliputi mata kuliah Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila, Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Ilmu Alamiah Dasar. Sedangkan MKDK diperuntukkan hanya untuk mahasiswa program studi kependidikan, 8| LPM DIDAKTIKA

yaitu mata kuliah Landasan Pendidikan, Perkembangan Peserta Didik, Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan, serta Teori Belajar dan Pembelajaran. Buku MKU atau MKDK dijual dengan harga beragam, mulai dari Rp.30.000 hingga Rp.100.000. Praktik penjualan buku oleh dosen kepada mahasiswa, telah melanggar Peraturan Menteri No.2 Tahun 2008 Pasal 11. Disebutkan bahwa pendidik dilarang bertindak


HASISWA menjadi distributor atau pengecer buku kepada peserta didik di satuan pendidikan. Terkecuali buku-buku yang hak ciptanya sudah dibeli oleh departemen yang menangani urusan agama, dan/atau pemerintah daerah. Hal ini membebani Sakha Andika, salah satu mahasiswa Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P. IPS) angkatan 2018. Alasannya, ia dipaksa oleh salah satu dosen Landasan Pendidikan untuk membeli buku dengan harga Rp.100.000,-. “Dia (dosen) bilang ada satu buku lagi yang harus dibeli. Itu buku karya dia sendiri. Selain itu, gak boleh minjem dan (kami) dimintai struknya,” ujarnya. Paksaan semacam ini jelas bertentangan dengan Peraturan Menteri No.2 Tahun 2008 Pasal 7 ayat 1 dan 2, bahwa pendidik dapat menganjurkan kepada peserta didik untuk memiliki buku. Dengan catatan, tidak diwajibkan atau adanya paksaan. Selaras dengan Sakha, Afifah Genia, mahasiswa Pendidikan Sejarah angkatan 2017 juga merasa diberatkan dengan praktik penjualan buku oleh dosen. Afifah, yang mengambil MKU Bahasa Inggris, mau tak mau harus membeli buku yang ditawarkan dosennya, karena pengambilan nilai yang dilakukan dosen berdasarkan buku tersebut. Afifah menyayangkan tidak adanya subsidi buku untuk mahasiswa oleh kampus. “Sebenarnya tidak se-

padan. Mahasiswa sudah bayar UKT, tapi masih harus beli buku,” katanya. Menurut Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi No. 39 Tahun 2016 Pasal 8, Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dilarang memungut pungutan lain selain UKT dari mahasiswa Program Diploma dan Program Sarjana untuk kepentingan pelayanan pembelajaran secara langsung. Nyatanya, pungutan selain UKT kepada mahasiswa masih terjadi di UNJ. Pungutan tersebut berupa penjualan buku-buku oleh dosen MKU dan MKDK, seperti yang dirasakan oleh Sakha dan Afifah. Mahasiswa menjadi ladang bisnis bagi dosen-dosen MKU dan MKDK yang menjual buku. Terkait dengan penjualan bukubuku MKU oleh dosen kepada mahasiswa, Martini, salah satu dosen MKU Kewarganegaraan, menanggapi bahwa penjualan buku tersebut dilakukan, karena Pusat Layanan Mata Kuliah Universitas (PLMU) tidak memberikan subsidi dana atau buku kepada dosen. Sehingga, hal tersebut merupakan inisiatif dosen terkait, mulai dari proses pembuatan buku, pencetakan, penjualan dan distribusi keuntungan. Perihal pendistribusian keuntungan, Martini mengatakan bahwa keuntungan diberikan kepada dosendosen yang menulis buku tersebut, dosen yang menjual, dan distributor. Ia juga mengatakan, harga buku ditentuJuli 2019 |9


HALUAN MAH kan berdasarkan ongkos cetak dan upah penulis. “Tidak ada niat untuk komersialisasi. Dosen dapat keuntungan paling banyak hanya satu juta rupiah, satu buku dapat keuntungan dari Rp8.000,hingga Rp10.000,-” ungkapnya. Martini mengaku, buku tidak dicetak oleh penerbit, melainkan kepada jasa percetakan agar ongkos produksi akan lebih murah. Hal inilah yang menjadi alasan lain mengapa buku tidak dijual massal, melainkan diperuntukan kepada mahasiswa UNJ saja. Terakhir, Martini menambahkan, buku yang dibuat pun menjadi pedoman bagi dosen-dosen yang bersangkutan, karena dosen yang mengajar MKU berasal dari berbagai dosen dengan kemampuan yang beragam. “Buku itu dibuat untuk jadi pegangan dosen-dosen MKU. Karena, dosen MKU itu beragam, tidak sesuai dengan mata kuliah yang diampunya,” tuturnya ketika ditemui tim Didaktika di ruang diskusi lantai 9 Gedung Dewi Sartika, UNJ (4/7/19) Ketua LMU UNJ, Sucahyanto, membenarkan Martini bahwa UNJ tidak memberikan subsidi dana atau buku kepada LMU. Meski begitu, Sucahyanto mengatakan bahwa tidak ada ketentuan minimal atau maksimal berapa harga buku yang dijual. Harga ditentukan dari biaya produksi buku tersebut. Selain itu, Sucahyanto juga memaklumi tindakan dosen yang menjual 10| LPM DIDAKTIKA

buku kepada mahasiswa, meskipun sifatnya memaksa. “Kalau memang bukunya wajib beli, ya gapapa, kan untuk menyamakan persepsi materi dalam pembelajaran,” tambahnya ketika ditemui tim Didaktika di ruangan Koordinator Pusat PLMU (5/7/19). Menanggapi hal tersebut, Komarudin, selaku Wakil Rektor (WR) II Bidang Keuangan, mengatakan bahwa WR II tidak ikut campur terhadap penjualan buku oleh dosen kepada mahasiswa. Karena, hal tersebut merupakan tanggung jawab WR I Bidang Akademik. Namun, Komarudin mengklarifikasi bahwa kampus memang tidak memberikan subsidi buku MKU atau MKDK kepada PLMU. “Kampus mana yang ada subsidi buku kayak gitu? Memangnya sekolahan?” Tegasnya (4/7/19). Ketika tim Didaktika mengklarifikasi kepada Achmad Ridwan selaku WR I Bidang Akademik, ia tidak ada di ruangannya. Namun, ia memberikan perintah kepada stafnya untuk memberi tahu tim Didaktika, bahwa penjualan buku MKU dan MKDK oleh dosen kepada mahasiswa bukan merupakan urusan kampus. “Itu tidak termasuk dalam pembahasan rapat pimpinan universitas,” tandasnya. Penulis : Tri S. dan Hastomo D. P. Editor : Uly Mega Septiani


HASISWA

LAPORAN III

Sebuah Pesan dari Kabar Burung

Kabar Burung terbentuk dari persekawanan antarmahasiswa UNJ. Band yang baru saja merilis album bertajuk “Pesan” ini menyampaikan pesan melalui lirik-liriknya. Kabar Burung merupakan grup musik (band) dengan tujuh personel. Masing-masing personel, Kibar M. Pembela (Vokal dan Trumpet), Nalendra Yusa Faidil (Gitar), Juan Alberto (Backing Vokal dan Gitar), Cakra Gumilang (Bass), Ryan Rizki Ramanda (Drum), Danang Estu (Keyboard), dan Fachri Fajarudin (Biola). Berlatar dari perkawanan bersama mahasiswa antar dua jurusan yaitu Pendidikan Bahasa Inggris dan Seni Musik di Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Kabar Burung mulai hidup sejak 2013. Duet Kibar dan Yusa yang

mengawalinya. Penambahan personel dilakukan atas saran dari senior mereka. Saat itu, grup ini mendapatkan tawaran manggung dalam acara berformat band. Masuklah Ryan, Cakra, lalu Danang, Juan dan terakhir Fachri mengisi grup tersebut. Awalnya, grup ini belum memiliki nama yang pasti. Kibar pun membenarkan hal itu, “kita sebelum punya nama selalu diskusi dulu setiap ingin naik panggung.” Pada 2017, grup ini menamakan dirinya “Kabar Burung”. Nama tersebut bermakna bahwa musik mereka akan membawa pesan kepada Juli 2019 |11


HALUAN MAH pendengar. Selain itu, Kabar Burung juga dimaknai sebagai “perkenalan di awal‟. Artinya, setiap personel percaya bahwa musik adalah sarana yang strategis untuk mengenalkan diri mereka. Selain itu, Kabar Burung juga belum pernah menyepakati genre yang diusung. Penentuan genre musik dilakukan setelah pembuatan lagu dan disepakati secara bersama. Akhirnya Kabar Burung mengusung musik bergenre pop. “Pemilihan genre pop hanya untuk menyederhanakan saja, pop juga sekarang sedang menjadi trend dan berharap band kita jadi populer,” ucap Kibar. Meskipun band ini terbentuk dari mahasiswa UNJ, Kabar Burung tidak ingin disebut sebagai band kampus. Band yang berawal dari kampus Rawamangun ini juga mendapat perhatian dari para penggemarnya. Berbagai panggung telah dicicipinya, mulai dari dalam kampus sampai luar kampus. “Kita sudah ngisi di cukup banyak tempat di sekitaran Jakarta, seperti Kedubes Bekasi, I-Six Bar kemang, Kios Ojo Keos. Kalau di UNJ sendiri di acara Seni Kumpul di Tengah, Erafest, dan Jakarta Enam Senar,” ucap vokalis Kabar Burung.

Lagu-lagu di dalam Pesan menawarkan pecah suara vokal yang menyuguhkan harmoni. Pesan terdiri dari 9 track, yaitu (1) Telepon, (2) Adinda, (3) Bersua Denganmu, (4) Pesan, (5) Cemas, (6) Kamu Rahasia, (7) Tak Ada Kata, (8) Hujan, dan (9) Waktu, Kita, Rasa. Lagu-lagu yang mengisi album ini berisi materi dan merepresentasikan kisah kehidupan juga percintaan. Lagu-lagu yang mereka buat rata-rata bertema keseharian yang didapat dari pengalaman antar personel, seperti lagu yang berjudul “Cemas”. Lirik dari lagu tersebut menggambarkan percintaan sepasang insan, yaitu menceritakan kecemasan seorang pria terhadap pasangannya yang tidak bisa menjamin sebuah kebahagiaan berbentuk materi. Dalam pembuatan lirik Kabar Burung memerhatikan berbagai kalimat yang ingin dipakai. Tujuannya, agar lirik tersebut otentik dan berkesan di telinga pendengar dan pesannya tersampaikan. Gozi selaku manajer Kabar Burung pun menyampaikan bahwa dalam penulisan lirik memang harus memperhatikan materi yang dimasukkan. “Kita berusaha dalam pembuatan musik yang bertema cinta menjadi tidak terkesan cengeng, kami Menghadirkan Pesan percaya musik yang baik itu dibarengi dengan lirik yang baik” ungkapnya. Pada awal Maret, band ini Yos, kepala dari grup kolemerilis album debut bertajuk Pesan. ktif Sunday Kolektifa sekaligus 12| LPM DIDAKTIKA


HASISWA pengamat musik turut memberikan pendapat mengenai kabar burung. “Dari sisi sound mereka, gua suka banget karena ada glockenspiel-nya tapi dibalut sama instrumen gitar dan biola yang buat Kabar Burung terkesan pop serius tapi tetap dengan bungkusan mood yang bikin happy,” ucap pria berusia 24 tahun tersebut. Senada dengan Yos, Giat, pemilik Coffee Shop Adul di kawasan Pademangan dan penikmat musik metal mengutarakan pujiannya terhadap Kabar Burung. “Musik dari Kabar Burung asik didengar, yang gua suka dari lagu mereka berisi beberapa penggal kata saja, namun musiknya pun kaya. Pesan dalam lagu mereka bisa tersampaikan kedalam hati gua,” ujarnya. Pujian juga datang dari Dika, Mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah 2017. Ia mengagumi lagu-lagu Kabar Burung yang sederhana, tetapi dibalut musik yang terdengar enak dan dapat dinikmati semua kalangan. Kabar burung pada tanggal 1316 juli baru saja melakukan Tour yang bertajuk “Pulang Ke Kotamu” di Yogyakarta. Kedepannya, mereka akan merilis album fisik berbentuk Compact Disk (CD) dan merchandise berupa kaos. Sementara ini, karya mereka bisa didengar melalui kanal musik online seperti Spotify dan Youtube. Penulis: Fahmi R. Editor : Ahmad Qori H.

Lirik Lagu Cemas - Kabar Burung Jika intan berlian yang engkau inginkan Maaf aku tak bisa berikan Karena yang aku punya Hanyalah cinta dan kesetiaan Jika bunga mawar yang engkau inginkan Maaf aku tak bisa berikan Karena yang aku punya Hanyalah nada dan lirik sederhana Yang tak akan layu walau engkau simpan Hingga akhir zaman Tak perlu kau cemas kesetiaan janjiku kepadamu ‘Kan kujaga hingga akhir perjalanan cintaku kepadamu Tak perlu kau tanya kesetiaan janjiku kepadamu Kau dapat menguji hingga akhir waktu kapan pun engkau mau Jika intan berlian Tak perlu kau cemas kesetiaan janjiku kepadamu ‘Kan kujaga hingga akhir perjalanan cintaku kepadamu Tak perlu kau tanya kesetiaan janjiku kepadamu Kau dapat menguji hingga akhir waktu kapan pun engkau mau Juli 2019 |13


LAPORAN IV

HALUAN MAH

Fasilitas Difabel Harus Jadi Fokus Kampus

Kurangnya fasilitas difabel, menunjukan bahwa pihak kampus tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang kewajiban memenuhi hak penyandang difabel. Mahasiswa berkebutuhan khusus atau difabel di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menyebutkan bahwa kampus belum memenuhi hak mereka atas fasilitas. Hal tersebut juga dirasakan oleh mahasiswa regular,dosen, dan wakil rektor. Padahal, berdasarkan Permenristekdikti Nomor 46 Tahun 2017 pasal 5, perguruan tinggi harus menyediakan sarana dan prasarana sesuai dengan 14| LPM DIDAKTIKA

kebutuhan mahasiswa berkebutuhan khusus. Meliputi pemenuhan prinsip kemudahan, keamanan, dan kenyamanan. Namun, faktanya pemenuhan hak aksesbilitas belum optimal di Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Aulia, salah seorang mahasiswa penyandang tuna daksa di Pendidikan Luar Biasa (PLB) 2018 mengatakan fasilitas di UNJ masih belum ramah terhadap difabel. Penilaian


HASISWA tersebut berangkat dari pengalamannya. Ia harus mengikuti mata kuliah di lantai tiga dengan menggunakan tangga karena tidak tersedianya lift di gedung Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP). Komentar lain diberikan oleh Aisyah, mahasiswa PLB 2015. Ia mengkritik fasilitas di UNJ masih belum mendukung untuk penyandang difabel, seperti braile yang masih kurang, toilet khusus difabel yang hanya ada di gedung baru, tidak ada guiding block, dan ramp (tangga landai). “Fasilitas khusus untuk penyandang difabel harus jadi fokus kampus,” tegasnya. Aisyah, Ketua Relawan Disabilitas (REDIS) UNJ menambahkan komentar melalui hasil penelitian tim REDIS, mengenai fasilitas difabel di UNJ. Ia menemukan toilet khusus difabel selalu dikunci atau hanya digunakan oleh dosen dan perpustakaan yang tidak tidak ramah difabel. Memang, beberapa gedung baru di UNJ seperti gedung Dewi Sartika dan gedung Raden Ajeng Kartini sudah menyediakan fasilitas khusus difabel; lift, toilet khusus, braile dan ramp. Namun, jika berkaca dengan Perguruan Tinggi Negeri lain seperti Universitas Brawijaya (UB) yang telah memfokuskan untuk menjadi kampus yang ramah difabel, dari mulai guiding block di seluruh lingkungan kampus, ramp (tangga landai), hingga toilet khusus secara keseluruhan su-

dah optimal, UNJ dinilai tertinggal. “Sudah 90% fasilitas di UB ramah untuk mahasiswa difabel,” kata Anjas Pramono Sukamto, mahasiswa UB penyandang tunadaksa yang juga aktif dalam isu disabilitas. Laman Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dalam “Kemdikbud Siapkan Permen Tentang Pendidikan Inklusi di Perguruan Tinggi “ (14/03/2014) menyebutkan di tahun 2013, UNJ dan UB oleh Kemdikbud (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan) melalui Ditjen Pendidikan Tinggi sudah difasilitasi untuk membuka pusat layanan disabilitas. Kemdikbud juga memberikan dana hibah kepada UNJ dan UB untuk membangun pusat layanan disabilitas. Akan tetapi, gerakan pemenuhan hak mahasiswa difabel oleh pihak kampus UNJ belum semasif di UB. Ketertinggalan tersebut disampaikan oleh Ketua Prodi PLB, Indina Tarjiah. Ia juga mengatakan bahwa pihak kampus harus terus diawasi dan diingatkan agar tidak kembali acuh. Senada dengan Indina, Asep Supena, ketua koordinator pelayanan akademik dan layanan disabilitas, mengatakan kurangnya fasilitas difabel, menunjukan bahwa pihak kampus tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang kewajiban memenuhi hak penyandang difabel. Ia juga menambahkan pihak Juli 2019 |15


HALUAN MAH kampus nyaris tidak pernah melibatkan pihak layanan disabillitas dalam perancangan pembangunan fasilitas. Selain itu, Asep juga menyoroti fasilitas trotoar yang berantakan sehingga tidak memenuhi syarat. Menurutnya hal tersebut juga menjadi hambatan pembuatan guiding block untuk mahasiswa tuna netra. “Gimana mau di buat guiding block, trotoar pun masih seperti ini, tidak rata, terhalang pohon dan rambu. Seharusnya ya trotoar bebas hambatan baru bisa dibuat guiding block,” katanya. Masih dari Asep, ia khawatir rencana pemenuhan fasilitas khusus difabel yang di janjikan kampus tahun ini kembali menjadi wacana

16| LPM DIDAKTIKA

belaka, “Kita tunggu saja, semoga bisa benar terlaksana,” ujarnya. Menanggapi hal tersebut, Komarudin, Wakil Rektor 2, mengatakan bahwa ia baru akan membangun guiding block di lingkungan kampus tahun ini. Ia juga mengakui bahwa UNJ belum sepenuhnya ramah difabel, dan masih banyak yang harus dibenahi. “Kami sudah merencanakan pembangunan guiding block untuk mahasiswa tuna netra, tetapi belum dikoordinasikan kembali,” pungkasnya. Penulis : Evan F. dan Vamellia B. Editor : Uly Mega S.


HASISWA

FENOMENA SKIZOFRENIA DALAM MEDIA SOSIAL

OPINI

Oleh: Tri Sulastri

Media sosial merupakan tempat dimana kita bisa mendapatkan informasi dengan cepat. Tak jarang informasi tersebut langsung kita terima tanpa mencari kebenarannya terlebih dahulu, sehingga dapat memunculkan perseteruan. Apalagi jika membahas isu yang berkaitan dengan agama. Perbedaan keyakinan dan pandangan terhadap agama yang seharusnya dapat diselesaikan dengan kekeluargaan, nyatanya malah menjadi awal mula suatu pertengkaran yang tak berujung. Seperti video yang baru-baru ini viral, seorang ibu yang diketahui berinisial SM (52). Ia memasuki masjid dengan marah-marah menanyakan keberadaan suaminya sambil membawa anjing dan masih mengenakan alas kaki. Sontak, kejadian tersebut membuat jemaah di dalam masjid menjadi geram, sehingga pertengkaran tidak dapat terelakkan di antara mereka. Peristiwa tersebut terjadi di Masjid Al-Munawaroh, Bogor pada 30 Juni 2019 lalu. Dalam video tersebut, terlihat SM mencari suaminya yang ia duga akan melangsungkan akad nikah di Masjid itu. “Suami gue mau nikah lagi disini, suami gue Islam,� katanya den-

gan nada tinggi. Perkataan SM ditanggapi oleh petugas dewan keamanan masjid (DKM) di sana. Kemudian ia pun berteriak, mengaku bahwa agamanya Katolik. SM pun melepas anjingnya dan membuat para Jemaah beramai-ramai untuk mengusir anjing itu, karena menganggap anjing adalah najis. Aksi saling dorong pun terjadi antara SM dan DKM di sana. DKM dan Jemaah berhasil mengusir SM keluar dari Masjid akan tetapi SM berkata tidak ingin pulang sampai anjingnya ditemukan. Perkataan SM tersebut ditanggapi oleh masyarakat sekitar dengan beragam reaksi. Ada yang dengan baik-baik menanyakan alasan SM melakukan hal tersebut, ada juga yang membentak, bahkan langsung menghubungi polisi. Akhirnya, dari pernyataan Jemaah setempat, SM berhasil dibawa ke luar lingkungan masjid dan menuju Polres setempat. Dilansir dari tirto.id, Selasa 27 Juli, dari pernyataan Kasubag Humas Polres Bogor, AKP Ita Puspita Lena, SM ditahan dan dijadikan tersangka atas pasal penistaan agama oleh pihak kepolisian. “Untuk penetapan hukuman, SM akan diperiksa terlebih daJuli 2019 |17


HALUAN MAH

Sebelum membahas skizofrenia paranoid dan skizoafektif saya ingin menjelaskan mengenai skizofrenia. Skizofrenia sendiri berasal dari bahasa Yunani scistos yang berarti terpecah dan pheren yang berarti otak. Dalam skizofrenia, pemecahan ini lebih diartikan sebagai terpecahnya fungsi otak yang mempengaruhi kognisi, respon-respon perasaan atau afeksi, dan tingkah laku. Contohnya, seseorang Apa itu skizofrenia paranoid dan yang menderita skizofrenia mungskizoafektif? kin tertawa sampai terbahak-bahak hulu kejiwaannya.� Wakil Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Polri tingkat 1, Kombes Pol Hariyanto, menyampaikan SM pernah mendapatkan perawatan kejiwaan sejak 2013. Dari hasil pemeriksaan lebih lanjut di Rumah Sakit POLRI Kramat Jati, diketahui bahwa SM mengidap skizofrenia paranoid dan skizoafektif.

18| LPM DIDAKTIKA


HASISWA ketika membicarakan peristiwa yang menyedihkan, atau tidak menunjukkan emosi yang sesuai dalam menghadapi tragedi. Skizofrenia biasanya dapat diidentiďŹ kasi dan semakin berkembang pada masa remaja akhir atau dewasa awal, tepat pada saat orang mulai keluar dari keluarga menuju dunia luar (Cowan & Kandel, 2001; Hartop & Tower, 2001). Orang-orang dengan skizofrenia gagal untuk berfungsi sesuai peran yang diharapkan sebagai pelajar, pekerja, atau pasangan. Skizofrenia tipe paranoid merupakan tipe yang paling stabil dan terlihat normal dibanding tipe skizofrenia lainnya. Mereka yang mengalami skizofrenia paranoid tidak menunjukkan dengan jelas afeksi datar atau yang tidak sesuai, atau perilaku katatonik (tidak terorganisir). Waham (atau keyakinan tanpa mempertimbangkan kelogisan dan bukti) mereka sering kali mencakup tema-tema kebe-

saran, persekusi, atau kecemburuan. Tema kebesaran yang dimaksud ialah keyakinan mereka bahwa mereka memiliki hubungan khusus dengan Tuhan atau orang terkenal lainnya seperti ia mengaku sebagai titisan dewa atau Tuhan. Sedangkan tema persekusi ialah seorang penderita skizofrenia akan merasa mereka diikuti, dikhianati, dimata-matai, diracun atau diberi obat, atau diďŹ tnah atau diberi perlakuan salah. Adapun kecemburuan, mereka mungkin meyakini pasangan atau kekasih mereka tidak setia, tanpa peduli akan tiadanya bukti. Mereka juga mungkin sangat gelisah, bingung, dan ketakutan. Sedangkan skizoafektif merupakan kondisi gabungan dari skizofrenia dan bipolar disorder. Penginap skizoafektif memiliki gejala yang mirip dengan skizofrenia seperti halusinasi atau delusi. Namun, skizoafektif juga memiliki gejala dari bipolar disorder seperti depresi dan perilaku maniak; mereka sering melakukan hal yang membahayakan dirinya, sering merasa gelisah, dan lebih mudah emosi ketika dirinya merasa tertekan atau terancam. Skizofrenia paranoid dan skizoafektif memiliki persamaan perihal penyebab terjadinya. Kedua hal ini terjadi karena faktor genetik (keturunan), biokimia yaitu aktiďŹ tas yang berlebihan dari reseptor dopamine atau Juli 2019 |19


HALUAN MAH yang mempengaruhi emosi, gerakan, sensasi senang dan rasa sakit di otak. Pengidap skizofrenia paranoid dan skizoafektif juga memiliki persamaan dalam struktur otak, salah satu contohnya yaitu tiga hingga empat pasien mengalami pembesaran ventrikel di otak (daerah yang berlubang diotak) sebagai tanda hilangnya jaringan otak. (Sumber: National Alliance on Mental Illness (NAMI) dan Courney, Alford& Sarfajan, 1997). Skizofrenia dan reaksi netizen terhadap video SM Hanya berselang sehari, video tersebut menjadi viral dan menimbulkan beragam reaksi dari masyarakat. Hal tersebut terlihat dari komentar dalam salah satu video yang diposting oleh akun youtube bernama Doel_St Channel, seperti: “siksa aja itu emakemak, lebih pantasnya lagi dibunuh aja, kan mampus”,“orang seperti itu bagusnya dibunuh aja biar ga buat onar dan adu domba agama”,“cepetcepet lapor polisi? Kenapa ga dianiaya dulu biar tau rasa itu ibu-ibu sama buat pelajaran orang kafir”,“dimatiin gapapa orang kaya gini, dasar iblis”. Namun, tak banyak juga dari mereka yang berkomentar untuk memaklumi karena kondisi kejiwaan SM. Walaupun, polisi sudah memeriksa dan memberikan pernyataan terkait kesehatan mental SM, hal 20| LPM DIDAKTIKA

tersebut pun tidak semua masyarakat menerimanya. Ada yang berkata SM itu tidak gila hanya karena mampu membawa mobil dan berperilaku layaknya orang normal (memakai baju, menggunakan telepon genggam). Komentar-komentar tersebut sebenarnya dapat dimaklumi karena masyarakat termasuk awam dalam hal ini. Tapi, menolak hasil yang sudah dipastikan dari tes kejiwaan yang dilampirkan kepolisian bukan merupakan hal yang benar. Dari peristiwa ini, kita dapat melihat bahwa masih banyak masyarakat yang menerima langsung informasi yang didapat. Tidak banyak yang mengkritisi jika mendapat suatu informasi, atau mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu. Masih banyak masyarakat yang belum bijak dalam menghadapi informasi yang diterima. Mungkin karena persoalan ini berkaitan dengan agama, terkadang masyarakat terlalu menutup diri tidak mau mendengar pendapat lain dan langsung menyimpulkan yang benar dan salah. Padahal, masih ada yang harus kita perhatikan, dan cari tentang kebenarannya. Komentar-komentar yang berisi makian malah terlihat sebagai pemuas nafsu mereka untuk menjatuhkan seseorang. Padahal sebagai orang yang lebih ‘sadar,’ kita harusnya mempertimbangkan alasan SM melakukannya untuk mengambil


HASISWA kesimpulan. Peristiwa tentang najis dan Masjid pun pernah ada dalam masa Rasulullah SAM, dalam salah satu hadits riwayat Bukhaari no 221 dan Muslim no. 284: “Dari Anas bin Malik ra, seorang Arab Badui pernah memasuki masjid, lantas dia kencing di salah satu sisi masjid. Lalu para sahabat menghardik orang ini. Namun, Rasulullah SAW melarang tindakan para sahabat tersebut. Tatkala orang tadi telah menyelesaikan hajatnya, Rasulullah SAW memerintah para sahabat untuk mengambil air, kemudian bekas kencing itu pun disirami.“ Dalam peristiwa tersebut Rasulullah SAW menanggapi perilaku tersebut dengan tenang dan memberi nasihat bijak kepada orang Badui tersebut tentang fungsi dan etika memperlakukan masjid (sumber: www.nu.or.id). Sebagai orang yang mengaku beragama, seharusnya kita pun dapat menyelesaikan masalah ini dengan kepala dingin. Reaksi seperti kesal dan kaget pada saat melihat kejadian ini mungkin dapat diwajarkan, tapi jika sampai mengancam dan berharap SM sampai harus disiksa dan dibunuh tentu sudah keterlaluan. Memang kita mungkin tidak bisa persis seperti Rasulullah dalam menyikapi setiap masalah, tapi sebagai umatnya kita diajarkan untuk meniru sikap-

nya. Akan tetapi, melakukan sunnah satu persatu lebih baik asalkan tetap istiqomah dalam melakukannya daripada memaksakan langsung meniru semua perilaku Rasulullah tapi tidak mendapat pembelajaran yang benar sehingga salah kaprah. Islam maupun agama lain tentunya mengajarkan untuk saling mengasihi dan menyayangi. Apalagi, SM memiliki gangguan kejiwaan yang seharusnya lebih mendapat perhatian dan lingkungan yang mendukung kesehatan mentalnya. Daripada terus menghakimi SM lalu membuat kesehatan kejiwaannya semakin terganggu, mengapa kita tidak mengintropeksi diri dan mulai mengkritisi suatu informasi yang didapat? Referensi: Nevid, Jeerey S., Spencer A. Rathus, dan Beverly Greene. 2006. Psikologi Abnormal. Jakarta: Erlangga.

Juli 2019 |21


CERPEN

“Bunuh!, hancurkan!” “Jangan ragu-ragu!, bantai!” “Bagus, bagus” .... ... .. . “ARGHH!” Burhan terbangun dari tidurnya, dengan napas terengah-engah ia mengambil segelas air disamping kasur. Lekas ia meminumnya sampai tak tersisa. Peluh wajah nya pun banyak keluar dari lekukan wajahnya di pagi hari ini. Dilihatnya jam di dinding sudah menunjukkan pukul enam pagi. Burhan menarik napas panjang seraya mendengus dan menggerutu. “duh bakal telat lagi nih, pusing kepalaku” Lekas burhan memasuki kamar mandi dan membersihkan dirinya. Didalam kamar mandi ia termenung sembari memikirkan suara-suara dalam mimpi aneh yang dialaminya tadi. Air yang mengucur deras membahasi kepalanya turut membantu membuat dirinya merasa rileks dan sejenak melupakan mimpi anehnya tadi. Ya, burhan namanya. Pemuda berusia duapuluh lima ini sedang berjuang untuk menggapai impiannya. impiannya menjadi orang sukses atau 22| LPM DIDAKTIKA

HALUAN MAH

INSUR Oleh: Fahmi mapan atau kaya. Hal itulah yang membuat burhan rela bekerja banting tulah duabelas jam enam kali duapuluh empat jam. Pekerjaannya sebagai pemotong gelonggongan disalah satu pabrik besar kalimantan timur selama kurang lebih lima tahun. Pekerjaan yang selama ini menopang kehidupan burhan sekaligus menjadi sebuah jalan dalam ia mengumpulkan pundi-pundi kekayaan entah kapan terkumpulkan. Burhan yang malang. ..... ... .. “Pagi bos jaya, ini jumlah kayu yang berhasil kita potong di hari kemarin” ucap burhan “hmmm, kok berbeda dari laporan yang saya terima dari pak bencho ya han?” “hah? Masa sih pak?”


HASISWA

REKSI Ramdhani “iya di laporan kamu tertulis duaratus lima puluh buah kayu, sedangkan di pak becho tiga ratus kayu” “mohon di cek lagi pak” “saya sudah disposisi laporan pak bencho ke pihak atas, terserah kamu mau berkata apa intinya potongan harus sesuai jumlah laporan pak bencho” “tapi pak, hari kemarin hanya dapat sesuai laporan saya” ucap burhan dengan raut memelas “saya tidak peduli” tegas pak jaya. Mendengar pernyataan dari pak jaya membuat burhan kesal, sejak dari dulu bencho selalu membuat onar. Jabatan dan posisinya di pabrik membuat ia sewenang-wenang membuat laporan palsu yang membuat repot bagian produksi. Lekas burhan menemui rokhim dan gani, rekan sejawatnya dalam memotong kayu dan meneritakan mengenai laporannya tadi.

Mendengar penjelasan dari burhan mengenai laporan tadi membuat rokhim kaget sekaligus kesal tak tertahankan. Rokhim yang pagi ini dalam perjalanan menuju pabrik mengalami berbagai hambatan, mulai ban motor yang bocor, uang hilang dijalan, dan lupa membawa bekal buatan suaminya. Ditambah adanya cerita dari burhan membuat dirinya kesal sekaligus mengingat kejadian yang buat kesal pula di pagi hari. Gani pun sama sama kesal biarpun pagi yang dijalani cukup mulus, tidak seperti yang dialami rokhim “apa katamu?!! Bencho lakuin itu lagi?” “iya khim, mau tak mau kita harus memasok potongan kayu sesuai laporan bencho, kalo nggak potong gaji khim!” panik burhan “brengsek sekali manusia satu itu, tidak kapok-kapok mengerjai kita” kesal gani “kalo begini terus tidak bisa kita biarkan han!” tegas rokhim “mau gimana lagi khim?” “harus kita kasih pelajaran si “banchi” itu” “sepakat gua gan” ujar rokhim Lekas rokhim dan gani pergi meninggalkan burhan sendirian di ruang pemotongan. Burhan yang ditinggal begitu saja langsung terduduk diam sampai jam istirahat makan siang berkumandang. Juli 2019 |23


HALUAN MAH Jam makan siang yang ditunggu-tunggu kebanyakan pegawai diperusahaan pun tiba. Waktu dimana mereka bisa beristirahat, santai, dan tentunya makan untuk mengisi kekosongan perut. Burhan pun duduk dimeja makan bersama kawan-kawan satu divisinya. Mereka semua yang sedang menyantap makan siang dengan khusyuk dan menikmati, kecuali burhan yang sedari tadi diam saja. Entah apa yang dilakukan pemuda itu. “oy han, dari tadi diam saja kau! Gak makan kau?!” ucap Jali yang tiba-tiba mengagetkan burhan “ahh, engga dulu jal. Tidak lapar haha” “eh kudengar-dengar dari rokhim ada masalah lagi dengan bencho, benar kah itu?” “memangnya apa yang kamu dengar jal?” “tadi dia cerita masalah laporan kayu kemarin, bencho bikin onar lagi katanya. Brengsek betul manusia satu itu” “kita harus beri dia pelajaran han” tegas jali Burhan pun hanya bisa terdiam. Memang bukan hal baru adanya laporan palsu yang dibuat bencho tersebut. Beberapa waktu yang lalu bencho pernah membuat hal serupa di bagian karet, orang-orang di divisi tersebut berang dibuatnya. Namun apa daya, mereka tidak bisa apa apa karena bencho merupakan atasan mereka. Sudah rahasia umum kebiasaan yang 24| LPM DIDAKTIKA

tertanam pada setiap orang di pabrik ini yaitu tidak bisa melakukan apa apa akan kesewenang-wenangan yang dilakukan bencho. Mereka bahkan cenderung kompromis dengan praktik kesewenangan itu sendiri. Burhan pun demikian. “gimana han? Hey! Kamu kesal kan sama dia?!” tanya jali “sudahlah jal, maklumi saja” “ah kau ini han, pasrah akan keadaan. Gak sehat kamu” ucap jali sembari meninggalkan burhan yang kembali terdiam di meja yang ramai. Di saat bersamaan muncul Bencho bersama asistennya Ardhi yang ikut bergabung di meja tersebut. Sambil membawa makanan dan minuman es teh, ia duduk disamping burhan lalu menyapanya. “hey burhan apa kabar mu~ han” tanya bencho dengan nada meledek “bagaimana hasil pemotongan kayu kemarin han? Hehe” tanya bencho sekali lagi Mendengar hal itu muncul rasa kesal di batin burhan, namun ia meredamnya. “ooh iya pak bencho, sesuai laporan yang bapak kasih tadi ke pak jaya...” “hmm seperti itu, bagus bagus kalau sesuai laporan” “saya permisi dulu pak” tutup burhan seraya meninggalkan pak bencho. Hari mulai gelap, pertanda mau memasuki malam. Namun aktivi-


HASISWA tas di pabrik tersebut masih terus berjalan mungkin takkan berhenti. Banyak orang-orang pabrik yang mulai menyelesaikan pekerjaan bahkan ada yang sudah pulang digantikan oleh pekerja jam malam. Bahrun pada saat yang sama sedang berkumpul dengan orang-orang satu divisinya, terlihat Rokhim, Jali, Denis, dan Gani berkumpul juga disitu. YOU HAVE SLAIN THE ENEMY! “Wooh ngekill 4 aku wooh!!” teriak denis sembari menggeluti game di gawainya” “haduh dasar anak muda” celetuk Jali seraya menoyor kepala denis. “heeey apaan sih bang. Ganggu banget” “hey hey, jadi ini kita mau apa? Tumben-tumbenan ngajak ngumpul dadakan gini.” Tanya salah salah satu anggota bernama Heru “saya mau kalian-kalian untuk ngumpul malam ini mau menanyakan kepastian kawan-kawan perihal ajakan saya beberapa minggu yang lalu.” Ucap jali “ah kamu gila jal, saya gamau melakukan itu” bersuara salah satu anggota yang lain “iya jal, beresiko. Perbuatan dosa pula” Jali namanya, yang burhan ketahui ia merupakan orang yang aktif

di serikat pekerja. Bukan saja sekedar aktif, mungkin bisa dikatakan militan bahkan radikal. Beberapa minggu yang lalu, jali mengajak seluruh kawan-kawan divisinya untuk memberikan pelajaran terhadap orang-orang dipabrik yang melakukan kesewenangan. Sampai ada cerita ia pernah ingin menginjak kepala pak cahya namun karena ditahan oleh rokhim kejadian tersebut tak terjadi. Pak cahya pun keluar dari pabrik karena trauma. Burhan sangat antipati terhadap orang satu ini biarpun ia merupakan kawannya. “halah, jangan jadi pecundang lah kalian. Sadar hei! kita sudah di injakinjak dan di permainkan oleh mereka! Kumpulan atasan-atasan tengik, gaji kecil, jam kerja tidak manusiawi! Mau sampai kapan?!” “tapi tidak begitu caranya jal” heru mencoba berkompromi “hei kamu her, jangan coba menjadi musuh dalam selimut!” protes rokhim “maksud kamu apa khim?!” Sontak kedua orang tersebut cek-cok hingga terjadi perkelahian tetapi berhasil dilerai oleh jali. Memang sulit untuk membangun kesatuan yang kuat untuk melawan penghisappenghisap darah pekerja itu kalau begini keadaannya, pikir jali. “hei, hei sudah-sudah. Terserah saja yang mau ikut silahkan, yang tidak juga tak apa-apa” Seketika semua terdiam. BurJuli 2019 |25


HALUAN MAH han yang sedari tadi diam dan resah untuk cepat-cepat pulang untuk beristirahat pun hanya bisa menyaksikan kawan-kawannya terdiam. Seketika burhan pun berdiri dan menghampiri jali. Entah sudah gila atau apa ia langsung berkata “saya ikut, walaupun saya tidak tahu apa rencanamu” Mendengar itu, membuat yang lain terheran-heran dan celingak celinguk melihat sesamanya. “kamu yakin?” “yakin” “okelah sekarang yang mau ikut kita ambil senja....” Belum selesai jali berbicara tiba-tiba muncul orang yang dicari-cari, pak Bencho. “hei kalian kok belum pada pulang? Mau lembur lagi?” tanya pak bencho Melihat target sudah didepan mata sontak Jali berteriak “TUTUP PINTU!” “HEI, APA APAAN INI?!!” panik bencho sekaligus kebingungan “IKAT DIA, IKAT” komando keluar dari mulut jali Diikatlah bencho sekaligus di tendangi oleh belasan pekerja. Penganiayaan pun berlangsung sampai bencho terlihat payah dan babak belur. Darah banyak keluar dari hidung bencho akibat pukulan benda tumpul juga ijakan di dadanya. “PUKUL TERUS, JANGAN BER26| LPM DIDAKTIKA

HENTI” perintah rokhim dengan semangat “bajingan! Cenguk! Bangsat! Mati kao!” “wahahaha! Sudah kelihatan payah, makan nih sampah!” Jali pun mengambil tongkat besi yang sudah berkarat namun cukup kuat untuk dijadikan alat pukul. Langsung saja tongkat tersebut diberikan kepada burhan. “ini kesemparan mu han, cepat kau habiskan dia” Burhan pun lagi-lagi terdiam, entah apa yang dipikirkan lagi olehnnya. Raut serius pun keluar di wajahnya sembari melihat bencho sudah babak belur dihabisi oleh jali dan kawan satu jalurnya. Ah sungguh dilema yang harus dihadapi oleh burhan. Disini ia harus memilih, diam saja atau ikut memukuli dikala ada kesempatan. “WHOARRRGHH!!!!” Burhan langung mengayunkan tongkatnya tepat ke pelipis bencho BUGH! Pukulan bertubi-tubi dilayangkan oleh burhan. “MATI KAU KEPARAT!!!” teriak burhan dengan nada berapi-api Pukulan terakhir membuat bencho benar-benar tak sadarkan diri. “wah bagaimana ini jal?” tanya rokhim kebingungan dengan nafas yang tersengal-sengal karena terlalu semangat menghabisi bencho


HASISWA Jali pun tanpa menjawab pertanyaan rokhim langsung berteriak memberikan komando kepada pegawai lainnya untuk lantas masuk kedalam pabrik. Meninggalkan tubuh bencho yang terkapar tak berdaya, mungkin sudah kehilangan nyawa. BRAK! Suara pintu utama yang terbuka akibat ditendang oleh Jali. Sontak seisi pabrik semuanya kaget. Orang-orang didalam langsung terdiam kebingungan melihat sekumpulan pekerja yang memegang tongkat, dan senjata. “SERANG MEREKA!” komando jali dikeluarkan Kawanan pekerja itupun langsung menyerang para pengawas, atasan-atasan yang dimata mereka selama ini menghisap tenaga mereka. “MATI KAU! MATI!!!!” “argh, tolong jangan. Anak saya masih kecil-kecil” Ayunan tongkat, tendangan, pukulan menjadi sebuah tindakan yang sangat dinikmati oleh kelompok insureksi tersebut. Melihat para pengawas dan atasan tersebut babak belur sampai meregang nyawa menjadi tontonan yang sangat membuat mereka gembira. Sungguh sebuah kekacauan. Burhan melihat seorang atasan yang terpojok dan sudah payah untuk kabur. Burhan langsung mengayunkan tongkatnya namun berhasil ditepis. Tiba tiba atasan tersebut bangkit. Bur-

han pun terkaget-kaget. Atasan tersebut lantas kembali membalas dengan memukul tongkat tepat dikepala burhan dan membuat burhan tersungkur jatuh. Pandangan burhan pun menjadi buram dan samar-samar. Ia melihat keadaan berbalik, kawan-kawannya habis dibantai oleh para pengawas dan atasan. Ingin coba bangkit namun tak bisa. Burhan hanya bisa telentang dan mulai memejam matanya secara perlahan. ...... ... .. “ARRGHH!!!” Burhan pun terbangun dan kaget saat ia berada dikamarnya. Rupanya yang alaminya tadi hanyalah sebuah mimpi. Ia pun merasa semua kejadian tadi nyata dan bukan mimpi. Pusing memikirkan mimpinya yang sangat nyata tadi ia memilih untuk mandi. Saat ia ingin bangun dari kasurnya muncul notifikasi di handphonenya. Notifikasi tersebut berisi berita kekacauan di Pabrik tempat ia bekerja. Banyak korban berjatuhan namun yang aneh hanya atasan-atasan di pabrik tersebut Kaget luar biasa dialami burhan sekali lagi. “Aaaahhh sungguh mimpi yang indah” ucap burhan.

Juli 2019 |27


CERMIN

HALUAN MAH

CIN

Oleh: Muham

Pukul 20:30 di sebuah warung kopi. Dua gelas kopi dan satu bungkus rokok menemani obrolan ringan Tarjo dan Mardi. Duduk berdampingan diatas kursi panjang, menghadap meja yang menyatu dengan panci rebusan bubur kacang hijau dan ketan hitam. Layaknya warkop – warkop yang mungkin pernah anda sekalian singgahi sebelumnya. “Jo…” Mardi memanggil lirih, “Kenapa?” 28| LPM DIDAKTIKA

“Rokok kuhisap ya satu batang?” Tanya Mardi ketika hendak mengambil bungkus rokok “Yowes, hisap tinggal hisap. Kayak sama siapa saja.” Kata Tarjo selow sambil menghisap dalam rokoknya. “Hehe, abisnya mau beli tapi, ntek uangku jo.” Sedikit tersenyum…. “Walah, tenang saja. Aku ini kan temanmu, ketimbang rokok jangan repot.” Kepulan asap mengiringi jawaban Tarjo.


HASISWA

N TA

mmad Hafizh

Mereka hening tanpa pembicaraan. Namun sejenak, Tring! Nampak Mardi menyadari ponselnya berbunyi, ia meraba kantong celana dan hendak diambilnya ponsel tersebut. -Pesan masuk dari Mirna“Aku Cinta Kamu.” Mirna merupakan kekasih Mardi, melihat pesan cinta tersebut bukan

menjadi masalah jikalau seorang kekasih harus melihat ponsel sambil tersenyum – senyum sendiri. Walaupun benarnya adalah lumrah ketika kekasih menitip pesan cinta, namun ini berbeda. Soalnya tiba – tiba gitu lho! “Jo, jo lihat!” Sambil menunjukan ponselnya pada tarjo. Tarjo menarik kembali sebatang rokok yang telah siap dihisapnya “Apa ini?” Tanya tarjo Juli 2019 |29


HALUAN MAH “Cewekku, tiba – tiba bilang cinta. Miskin – miskin begini masih ada yang bisa cinta, beruntung benar aku ya!” Kata Mardi sumringah “Ah masa sih…” Tarjo menghisap rokok kembali “Ya iyalah! Buktinya ada begini…” “Memangnya cinta itu apa sebenarnya?” “….” Mardi melihat Tarjo, dan hening kebingungan. “Apa?” Tarjo bertanya kembali “Hmm, mungkin rasa peduli…” Jawab Mardi agak ragu “Aku peduli ndak sama kamu? Kamu ndak punya uang, rokok satu batang tadi?” “….” Mardi tidak menjawab “Ada lagi?.” “Cinta itu, kasih sayang?” “Pernah lihat orang tuamu sendiri? Apa hal tersebut bukanlah kasih sayang?” “….” Mardi hanya termenung “Ayo apalagi?” “Cinta adalah, tidak benci?” “Apa aku benci sama kamu?” “Ya nggak, lalu apa?” “Lho jangan bertanya balik, yang tau cinta kan kamu. Bukan aku hehehe.” Tarjo menanggapi dengan nada sedikit mengelak “Tapi kamu cinta sama cewekmu itu?” Kembali Tarjo melontarkan pertanyaan “Ya iyalah! Malahan sangat!” “Kalau yang kamu paham cinta tersebut sebatas, rasa peduli, kasih sayang dan tidak benci saja…”

30| LPM DIDAKTIKA

-APA BEDANYA DENGAN KAMU KE AKU DAN ORANG TUAMU KE KAMU?“Bukankah pertemanan adalah soal kepedulian? Dan orang tua selalu erat dengan kasih sayang? Adapun aku sebagai teman dan juga orang tuamu sampai sekarang tidak pernah memiliki rasa benci sama kamu. Jadi cinta bagimu sebatas hal tersebut?” “Habisnya apalagi?” “Ya nggak tau, ndak ada ndak papa juga. Tapi satu…” Kata Tarjo agak menahan “Apa?” “Setelah bertanya kepada seorang pecinta ulung seperti kamu, aku punya kesimpulan…” “Bahwa….” Mardi melanjutkan kalimat Tarjo “Cinta sebenarnya itu biasa saja, mereka ada dan hadir pada setiap jiwa manusia. Saling mengikat serta terkait dengan manusia - manusia yang lainnya.” "Jadi antara aku dan cewekku ndak ada yang spesial sebenarnya?" Tanya Mardi nampak khawatir Tarjo hanya tertawa kecil sambil kembali mengepulkan asap rokoknya. Jadi sebenarnya apa itu definisi cinta? Atau jangan – jangan memang cinta hanyalah ada di alam khayal manusia sahaja? Bekasi, 13 Januari 2019


HASISWA AKU INGIN KEMBALI Oleh: Imtitsal Nabibah

PUISI

Tetiba luka merobek keheningan malam mengalirkan air mata yang bermuara ke segala arah membuat pengap seisi paru-paru sesunggukkan di antara deru angin dan jangkrik mengapa kenangan begitu menikam jiwa andai sisa waktu dapat kutukar dengan kembali ke waktu yang dulu, aku rela! meski terjebak dalam ruang waktu yang menggila dalam waktu yang semakin bergerak maju: aku ingin kembali seperti anak kecil yang tidur dipelukan sang ibu; aku ingin dibonceng oleh bapak yang dalam lelahnya mengantar pergi sekolah aku ingin kembali kepada masa penuh kepolosan makna wahai sang waktu, hentikan sebentar detikmu! aku tak mau tua denganmu sebab dalam mata ibu dan bapak dilihatnya aku hanyalah anak kecilnya mereka Rawamangun, 26 Juni 2019 Juli 2019 |31


PUISI O

Oleh : Nadzma Izdhihar Hijau berbaris Berteriak Membentuk lingkaran Merah berkumpul Berdialektika Membentuk lingkaran Hitam berpelukan Bergumam Membentuk lingkaran Poros lingkaran dibentuk Untuk amanat Tanpa istirahat di tempat Demi hari ini, makna hari esok mati Hilang di antara jemari dan selaput Demi hari esok, makna lusa mati Terkubur di antara buai dan harap Atas nama yang tidak disadari Kematian di dalam jiwa yang hidup Proses pemakaman yang dirayakan Rawamangun, 20 Juli 2019

32| LPM DIDAKTIKA

HALUAN MAH


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.