6 minute read

Mereka Nyata

Ilustrator : Nurul Fitriani Flavoreeves Mereka Nyata

Flavoreeves

Advertisement

Ruangan persegi dengan dominan warna putih ini sangat membuatku muak. Sudah tepat 1 tahun, setiap minggu aku selalu dibawa paksa kemari. Keluargaku bilang aku tidak waras, temanku bilang aku aneh, dan orang-orang di tempat ini bilang aku sakit. Hey! Aku masih belajar, aku masih bisa berpikir, aku masih bisa menjalani hidupku sendiri, bisa-bisanya divonis terkena penyakit. Aku tuh cuma sedikit berbeda. Aku bisa melihat hal yang tidak bisa dilihat orang lain. Pertamanya aku takut banget sih, tapi lama-kelamaan ya biasa aja sih. Hantu? Bukan. Manusia? Juga bukan. Mereka yang bisa kulihat ini menamakan diri mereka ‘Gallusama’. Aneh kan? Aku juga pertama mendengar mereka memperkenalkan diri juga tidak menyangka. Kalau divisualisasikan sih bentuk Gallusama itu campuran antara ayam dan manusia. Gallusama mengaku bahwa mereka merupakan dewa-dewa dari para ayam terdahulu. Bentar-bentar, apa jangan-jangan ‘Gallus’ dari nama latin ayam terus ‘Sama’ dari bahasa jepang ‘Kami-sama’ yang artinya Tuhan? Jadi Tuhannya ayam? Emmmm okey. Aku pertama kali bisa melihat Gallusama sekitar 1 tahun yang lalu, saat aku masih merupakan anak semester pertama. Saat itu ada praktikum yang mengharuskan angkatan kami mengunjungi peternakan, salah satunya peternakan ayam. Saat jam bebas aku berkeliling berdua dengan temanku ke sisi belakang peternakan yang merupakan tempat DOC (Day Old Chick) atau bibit ayam. Saat itu karena kami harus membuat laporan, kami berdua akhirnya memfotofoto situasi dan anak-anak ayam. Saat sudah waktunya kami berkumpul kembali, kami buru-buru berlari, aku tanpa sengaja menginjak seekor anak ayam yang ternyata berada diluar kandang (aku tidak paham kenapa anak ayam ini bisa berada diluar kandang). Ku lihat keadaan anak ayam itu, eh tidak gerak, kepalanya terkulai lemas. Temanku sudah kabur duluan. Akhirnya dengan tergesa ku kubur anak ayam itu di tanah dekat kandang dan aku segera kembali ke titik kumpul. Malamnya lewat mimpi sekumpulan ayam datang menghampiriku dan memutar kembali kejadian di peternakan tadi, tapi dengan format yang sangat menyeramkan. Itu adalah mimpi terburuk yang pernah kualami. Namun, berkat mimpi itu aku jadi tidak bisa tidur dan bisa menyelesaikan laporan praktikumku dalam semalam. Setelah hari itu, Gallusama mulai muncul menampakkan diri bahkan di siang bolong. Di kost, kampus, warteg, ditempat apa saja yang sering ku kunjungi. Sebenarnya, aku akan mengabaikan Gallusama saja jika mereka hanya menampakkan diri. Tapi kurang ajarnya Gallusama bisa bicara dan selalu membisikkan hal-hal yang absurd dengan suara nyaring seperti “Pangeran mati, tanggung jawab” dan “Ikut kami”. Saat praktikum, aku sampai ditandai oleh aslab karena selalu melamun dan berbisikbisik sendiri, saat kelas aku juga tidak fokus. Gallusama juga memerintah halhal kepadaku yang jika tidak kuturuti, intensitas mengganggu mereka semakin

sering. Jangan makan ayam, carikan cacing tanah, jangan berteman dengan anak yang makan ayam, setiap pagi berkokoklah 3 kali, dan hal-hal absurd lain yang entah kenapa sangat persuasif. Sejak saat itu aku merasa teman-teman ku mulai menjauhiku dan memandangku sebelah mata. Komunitas? Hemmm aku sudah keluar. Gallusama setiap hari melarang dan menyuruhku ini itu membuat aku jadi sibuk, sehingga aku memutuskan untuk keluar dari semua UKM. Aku jadi tidak punya teman. Satu-satunya teman bicaraku adalah Gallusama. Pernah suatu hari karena aku merasa sangat kesepian, aku hampir saja mengikuti ajakan Gallusama yang menyuruhku untuk terbang bersama mereka dari lantai 2 kost ku. Namun, aku sadar bahwa ayam tidak bisa terbang tinggi, jadi kutolak secara halus permintaan itu. Saat keluarga tau tentang situasi tersebut kurang lebih 8 bulan setelah kejadian itu, mereka langsung membawaku pulang ke rumah dan mengantarku ke psikolog dan psikiater. Sepertinya orangorang ini menerima ceritaku, mereka mendengarkanku dengan seksama dan selalu menanggapi antusias apa yang kuceritakan. Gallusama! ternyata ada yang mengakui kamu ada. Namun, sepertinya aku salah. Setelah beberapa kali berkunjung, mereka mulai memberiku obat-obat dan terapi. Hey! Aku bukan orang sakit. Kenapa kalian kasih aku obat. Obat-obat dan terapi ini sangat memuakkanku. Setiap saat harus kuminum, hampir setiap hari aku harus menceritakan keseharianku kepada orangorang berbaju putih ini. Sangat membuangbuang waktu dan privasiku terganggu. Ternyata sudah 1 tahun aku sudah bersama Gallusama dan sudah 3 bulan aku meminum obat-obatan dan terapi, tapi semua itu tidak ada hasilnya. Aku tetap bisa melihat Gallusama dan kuyakin seterusnya akan seperti itu. Sebenarnya aku penasaran apa penyakit yang mereka voniskan kepadaku. Saat orang berbaju putih ini pergi menemui ibuku di luar ruangan, aku mulai membuka sebandel berkas yang selalu dia bawa bersamanya. Oh disitu tertulis biodata ku dan ternyata aku divonis- Eh?! Skizofrenia?! Bukannya itu penyakit orang-orang halu tingkat dewa. Jadi mereka berpikir semua ceritaku tentang Gallusama itu haluan ku semata. Aku yang menderita karena Gallusama selama satu tahun ini mereka kira bayangan? Hahaha gila ya mereka. Gallusama itu nyata, tapi kalian saja yang tidak bisa lihat. Tak bisa disangkal bahwa informasi itu mengguncang pikiranku. Jam 10 malam aku masih terjaga memikirkan kemungkinan-kemungkinan. Apa janganjangan Gallusama benar-benar khayalanku saja sebagai bentuk kecemasanku setelah membunuh anak ayam? Tapi itu tidak mungkin. Gallusama terlalu nyata untuk khayalanku saja. Gallusama bisa memerintah aku, buat apa aku memerintah hal-hal yang menyulitkanku sendiri. Gallusama pernah membantuku juga saat praktikum embriologi ayam, berkat mereka aku tidak inhal. Gallusama juga menjelaskan keberadaan mereka secara rinci, kalau

buatanku tidak mungkin aku bisa berpikir sejauh itu. Tapi sebenarnya jika Gallusama nyata, apa tujuan mereka menggangguku terus. Sepertinya aku harus bertanya. Gallusama menjelaskan bahwa anak ayam yang kubunuh sebenarnya adalah calon pangeran ke-1500 mereka. Seharusnya aku sudah dibunuh, tapi karena aku memakamkan pangeran mereka dengan sedikit lebih layak, mereka meringankan hukumannya. Gallusama sebenarnya akan berada di bumi sampai calon pangeran berikutnya muncul yaitu selang 2 tahun. Sampai saat itu mereka akan memperbudak aku. Saat aku mempertanyakan bagaimana kalau mereka sebenarnya tidak nyata, mereka dengan suara nyaring menjawab “Buktikan saja, terbang bersama kami”. Mereka yakin aku bisa terbang jika terbang bersama mereka hahaha. Tidak terasa sudah jam 12 malam, aku belum minum obat. Walaupun aku menolak dibilang sakit tapi aku tidak mau orang tua ku khawatir, sehingga tetap kuminum obat-obat itu walaupun tidak teratur. Saat aku ingin mengambil air di dapur, aku melihat orangtua ku menangis. Ternyata biaya pengobatanku sangat mahal dan kemampuan keluarga kami sudah mencapai batas akhir. Aku harus bilang bahwa aku tidak sakit, tapi aku butuh bukti bahwa Gallusama benarbenar nyata yang harus kutunjukkan ke orang-orang berbaju putih itu agar aku tidak disangka sakit dan keluarga kami tidak perlu membayar pengobatan yang tidak ada artinya ini. “Buktikan saja, terbang bersama kami” Gallusama terus menerus mengatakan itu. Apa aku turuti saja?. Toh aku percaya mereka. Pagi buta sekitar jam 5 subuh, suasana sekitar rumah kami masih sepi. Aku pergi ke gedung serbaguna di dekat rumah kami yang 4 lantai tingginya. Bersama dengan Gallusama aku membawa tripod dan smartphone bersamaku. Aku harus mengabadikan momen ini agar orangorang percaya bahwa Gallusama itu ada dan mereka bisa membuat aku terbang. Ku setting tripod dan smartphone lalu kutekan rekam. Aku berjalan ke tepi gedung, merentangkan tanganku. Kututup mataku dan kurasakan Gallusama menopang tangan kanan-kiriku, lalu kami melompat dan terbang bersama. Aku membuka mataku dan Hey! Aku terbang hahahaha. Sudah kubilang Gallusama itu benar-benar ada. Tapi, dimana mereka? Kok aku bisa terbang sendiri. Tak lama, aku mendengar ada orang-orang berteriak. Apakah karena aku bisa terbang mereka berteriak? Kulihat kebawah dan ternyata banyak orang yang sedang melihat sesuatu. Aku penasaran dan terbang mendekat ke arah mereka. Setelah kulihat ternyata ada jasad orang dan-

Hey! Itu aku!?

This article is from: