4 minute read

Peran Dokter Hewan dalam Pembuatan Vaksin (BEM X BPPM

Peran Dokter Hewan dalam Pembuatan Vaksin

KASTRAT BEM FKH UGM X BPPM

Advertisement

Dokter Hewan dan Vaksin

Dokter hewan tidak hanya memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan hewan peliharaan, tetapi juga mampu untuk mengendalikan bahkan mengatasi wabah pandemi yang disebabkan oleh hewan itu sendiri. Kondisi lingkungan alam yang tidak menentu dan kurangnya kesadaran akan kesehatan, sering kali menimbulkan wabah penyakit khususnya yang berasal dari hewan kepada manusia (zoonosis). Untuk itu, Dokter Hewan memiliki peranan strategis dalam memberantas sekaligus mengendalikan penyakit zoonosis, agar tidak kembali mewabah.

Salah satunya peran dokter hewan sebagai vaksinator. Vaksinator, pada era bimas (bimbingan massal), tidak ketinggalan dalam menggerakkan masyarakat. Pemerintah pun berkeinginan untuk membebaskan Indonesia dari berbagai penyakit menular, seperti wabah penyakit hewan (Sitepoe, 2008).

Sumber : bbc.com

Mantri hewan dapat menyuntik hewan dan bertindak pula sebagai vaksinator. Tapi untuk memenuhi kebutuhan akan vaksinator, sesuai kewenangannya, dokter hewan dapat melatih beberapa orang untuk melakukan vaksinasi atas berbagai jenis penyakit pada ayam, babi, sapi, domba, dan kambing. Yang dimaksud dengan melakukan vaksinasi termasuk cara menyuntik, pengetahuan tentang anatomi berbagai jenis hewan yang akan divaksinasi, pengetahuan tentang jenis-jenis vaksin (bagaimana cara menggunakannya; ada beberapa jenis vaksin yang harus dilarutkan dahulu sebelum digunakan, ada yang harus dicampur dengan minyak sehingga baru diserap dalam selang waktu tertentu, dan bagaimana cara pemberiannya; melalui mulut atau suntikan). Berkat partisipasi para vaksinator di Indonesia, menurut ketetapan OIE, pada 1994 Indonesia terbebas dari penyakit mulut dan kuku (FMD/Foot and Mouth Disease).

Maka dari itu peran dokter hewan dalam pembuatan vaksin sangatlah penting apalagi dalam pencegahan wabah penyakit hewan yang bisa menular ke manusia (zoonosis), seperti rabies, antraks, leptospirosis, juga flu burung. Secara aktif, seorang dokter hewan akan memberikan

vaksin. Selain itu, dokter hewan memainkan peranan dalam proses pengembangbiakan hewan dan lain sebagainya.

Dokter Hewan dan Vaksin Covid-19

Wabah Covid-19 telah menyebar lebih dari 200 negara dan menjadi perhatian kesehatan di seluruh dunia. SARS-CoV-2 adalah virus penyebab Covid-19 berasal dari keluarga coronaviridae. Covid-19 disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus atau disingkat SARS-CoV-2 yang menyerang saluran SARS-CoV-2 merupakan virus RNA rantai positif yang termasuk Betacoronavirus (BetaCoV). Selain SARS-CoV-2, terdapat beberapa virus lainnya yang termasuk ke dalam Betacoronavirus yaitu SARS-CoV dan MERS-CoV. Ketiganya merupakan zoonosis yang berkaitan dengan saluran pernafasan. WHO telah menetapkan Covid-19 sebagai darurat kesehatan global, melihat situasi seperti ini, salah satu cara yang sangat memungkinkan untuk mencegah semakin luasnya penyebaran pandemi ini adalah dengan pengembangan pembuatan vaksin. Pengembangan vaksin yang aman dan efektif untuk mengendalikan pandemi ini sangat penting karena diharapkan dapat menghambat penyebarannya dan mencegah terulangnya kembali di masa depan (Sari dan Sriwidodo, 2020).

Dokter hewan sebagai profesi mulia yang bergerak di balik layar dalam memenuhi kesejahteraan manusia, sesuai dengan semboyan yang dijunjung “Manusya Mriga Satwa Sewaka” yang memiliki arti mensejahterakan manusia melalui kesehatan hewan. Berbagai bidang yang digeluti oleh dokter hewan, semua tidak terlepas kaitannya dengan manusia baik dalam pemenuhan protein hewani hingga penyakit yang terjadi pada manusia. Manusia, hewan dan lingkungan saling berkaitan satu sama lain dalam tatanan ekosistem (Munawaroh, 2020).

Keterlibatan dokter hewan tentu diperlukan selama penanganan Covid-19, baik dalam upaya pencegahan hingga upaya pengobatan. Dokter hewan dapat berperan dalam melakukan surveilans dan monitoring penyakit yang berasal dari hewan, melakukan penelitian terhadap karakteristik penyakit tertentu dan kemungkinan penularan yang terjadi sebagai bentuk upaya pencegahan, berperan dalam penemuan obat ataupun vaksin, berperan dalam menentukan kebijakan pemerintahan terkait kesehatan hewan serta kaitannya dengan manusia, berperan dalam keamanan serta kelayakan produk asal hewan selama krisis pandemik terjadi ataupun di luar dari itu.

Meskipun peran tersebut tidak langsung berhadapan dengan manusia, namun tetap berkontribusi dalam kesejahteraan manusia, yang membedakan ialah melalui hewan. Karena kesehatan hewan juga berdampak dalam kesehatan manusia (Munawaroh, 2020).

Pernyataan di atas menyebutkan dokter hewan berperan dalam penemuan obat ataupun vaksin karena dalam proses produksi mengikutsertakan langkah penting yang diperlukan sebelum vaksin dibawa ke uji klinik atau yang disebut dengan studi praklinis. Pada penelitian tahap awal ini, vaksin Covid-19 akan disuntikkan ke hewan percobaan di laboratorium untuk mengetahui efektivitas dan keamanannya. Pada penelitian inilah peran dokter hewan dibutuhkan karena selama riset tersebut akan dikaji apakah vaksin layak digunakan atau memiliki efek samping tertentu. Selain itu, dokter hewan juga memiliki peranan yang tampak sederhana namun cukup sulit dalam pelaksanaannya, yaitu membantu melakukan edukasi ke masyarakat tentang vaksinasi Covid-19, penyakit zoonosis, tetap menerapkan protokol kesehatan meskipun sudah divaksin, dan lain sebagainya untuk mencegah kejadian buruk lainnya (Adrian, 2020; Munawaroh, 2020).

Referensi

Adrian, K. (2020). Mengetahui Tahap Pembuatan Vaksin COVID-19. Alodokter. Dapat diakses di: https:// www.alodokter.com/mengetahuitahap-pembuatan-vaksin-covid-19.

Pemerintah Provinsi Bengkulu (2020). Gubernur Bengkulu: Dokter Hewan Punya Peran Strategis di Masa Pandemi – PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU.bengkuluprov.go.id. Available at: https://bengkuluprov. go.id/gubernur-bengkulu-dokterhewan-punya-peran-strategis-dimasa-pandemi.

Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (2020). Peran Dokter Hewan Selama Penanganan Pandemi Covid 19. portal.pdhi.or.id. Dapat diakses di: http://portal.pdhi.or.id/perandokter-hewan-selama-penangananpandemi-covid-19.

Sari, I. P., & Sriwidodo. 2020. Perkembangan Teknologi Terkini dalam Mempercepat Produksi Vaksin Covid-19. Majalah Farmasetika, Volume 5 (5), pp. 204-217.

Sitepoe, M. (2008). Corat-Coret Anak Desa Berprofesi Ganda. Jakarta: Gramedia.

This article is from: