Optimalisasi Pelaksanaan Personal Hygiene Dengan Chlorhexidine 2% Pada Pasien Pre Operasi Oleh Peraw

Page 1

LAPORAN SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 1

OPTIMALISASI PELAKSANAAN PERSONALHYGIENEDENGAN

CHLORHEXIDINE2% PADA PASIEN PRE OPERASI OLEH PERAWAT

DI RUANG KANA

RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

DISUSUN OLEH:

APRILIA PERMATA SARI

NIP. 199504142022032004

BAPELKES CIKARANG

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

TAHUN 2022

i

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI PELAKSANAAN PERSONALHYGIENEDENGAN CHLORHEXIDINE2%

PADA PASIEN PRE OPERASI OLEH PERAWAT DI RUANG KANA

RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

Telah di Seminarkan

Tanggal 23 Juni 2022, di Bapelkes Cikarang

Coach

Dr. drg. Siti Nur Anisah, MPH NIP. 196509141992032004

Mentor

Hafsa, S.Kp., M.Kep NIP. 197711092003122003

Penguji

Aulia Fitriani, ST, MKM NIP. 197508142006042001

ii

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi ini sebagai salah satu tahapan dalam pelaksanaan Latihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan 1 Bapelkes Cikarang Tahun 2022.

Penulisan rancangan aktualisasi ini tidak terlepas dari bimbingan, dorongan dan motivasi serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut serta membantu penyusunan rancangan aktualisasi ini, diantaranya adalah:

1. Ibu Hafsa, S.Kp., M.Kep selaku mentor yang telah memberikan bimbingan, dukungan moril, tenaga serta waktunya.

2. Ibu Dr. drg. Siti Nur Anisah,MPH selakucoach yang telah memberikan bimbingan kepada penulis.

3. Bapak Rizki Juniar E, S.Kep., Ners selaku Kepala Ruangan Kana yang banyak memberikan ilmu dan arahan dalam menyelesaikan kegiatan aktualisasi ini.

4. Bapak/Ibu widyaiswara yang telah membagi ilmunya kepada penulis.

5. Bapak/Ibu panitia pelatihan dasar CPNS golongan III Angkatan I.

6. Seluruh peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III khususnya Angkatan 1 atas kekompakan, bantuan dan dukungannya

7. Kedua orang tua dan suami yang telah memberikan semangat dan doa yang tidak pernah putus.

Penulis menyadari bahwa rancangan aktualisasi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Penulis mengharapkan rancangan aktualisasi ini dapat bermanfaat bagi pribadi dan lingkungan kerja.

Bandung, 20 Juni 2022

Penulis, Aprilia Permata Sari

iii KATA PENGANTAR
iv DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................ii KATA PENGANTAR............................................................................................... iii DAFTAR ISI.........................................................................................................iv DAFTAR TABEL.....................................................................................................v DAFTAR GAMBAR ................................................................................................vi BAB I...................................................................................................................1 1.1Latar Belakang.............................................................................................1 1.2Tujuan Aktualisasi ........................................................................................2 1.3Manfaat Aktualisasi.......................................................................................3 BAB II .................................................................................................................4 2.1Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung................................................4 2.2Nilai-nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 4 2.3Tugas Pokok dan Fungsi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 5 2.4Uraian/Rincian Tugas Jabatan Peserta............................................................7 BAB III 11 3.1Identifikasi dan Analisis Isu Aktual 11 3.2Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk Mendukung Terwujudnya SmartGovernance 22 3.3Alternatif Pemecahan Masalah sebagai Gagasan Kreatif 23 BAB IV...............................................................................................................24 4.1Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS ..................................................24 4.2Penjadwalan..............................................................................................36 4.3Para Pihak yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi ...............................37 DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................38

DAFTAR TABEL

v
Tabel 2.1 Uraian Tugas Jabatan ..........................................................................8 Tabel 3.1 Penjelasan butir SKP...........................................................................11 Tabel 3.2 Dampak isu sesuai SKP 15 Tabel 3.3 Penapisan isu berdasarkan Kriteria APKL...............................................18 Tabel 3.4 Penapisan isu menggunakan USG 19 Tabel 3.5 Kegiatan Pemecahan Isu.....................................................................23 Tabel 4.1 Matriks Rancangan Aktualisasi 25 Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan dan Tahapan Kegiatan Aktualisasi................................36 Tabel 4.3 Para Pihak dan Perannya dalam Aktualisasi...........................................37

DAFTAR GAMBAR

vi
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit .......................................................7 Gambar 2.2 Struktur Organisasi Ruang Kana .......................................................10 Gambar 3.1 Diagram fishbone 21

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan unsur utama sumber daya manusia Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memiliki peranan penting dalam menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan. PNS yang mampu melakukan peranan tersebut adalah PNS yang memiliki kompetensi sesuai dengan fungsi ASN yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, sebagai pelayanan publik, dan sebagai perekat dan pemersatu bangsa.

Untuk menciptakan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memiliki kriteria tersebut maka diperlukan adanya peningkatan mutu profesionalisme, sikap pengabdian dan kesetiaan terhadap bangsa sehingga dapat menjadi fondasi budaya kerja ASN yang profesional. Proses pembentukan ini dilakukan pada Pelatihan Dasar CPNS yaitu pendidikan dan pelatihan dalam masa prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang (Peraturan LAN NO. 1 Tahun 2021). Melalui Latsar ini Calon Aparatur Sipil Negara (CPNS) dapat mempelajari dan menerapkan nilai-nilai dasar profesi ASN sehingga tertanam kuat dalam dirinya. Nilai-nilai dasar tersebut diantaranya Berorientasi Pelayanan, Akuntabilitas, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (BerAKHLAK).

Pelatihan dasar CPNS menuntut setiap peserta dapat mengaktualisasikan materi pembelajaran nilai-nilai dasar (core values) ASN serta manajemen ASN, pelayanan publik dan WholeofGovernment, agar dapat dipahami, dimaknai dan diimplementasikan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. Pelayanan publik yang dilakukan oleh perawat adalah pemenuhan kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritual.

Sesuai UU Keperawatan No.38 tahun 2014 pasal 29 tentang praktik keperawatan, perawat bertugas sebagai pemberi asuhan keperawatan, penyuluh dan konselor, pengelola pelayanan keperawatan, peneliti keperawatan, pelaksana tugas

berdasarkan pelimpahan wewenang dalam keadaan tertentu. Asuhan keperawatan yang dilakukan perawat sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan dasar manusia salah

1

satunya adalah dengan memenuhi kebutuhan personalhygiene klien saat akan dilakukan tindakan operasi.

Pre operasi adalah fase dimulainya keputusan untuk menjalani operasi dibuat dan berakhir Ketika pasien dipindahkan ke meja operasi. Persiapan pre operasi dibagi dalam 2 tahapan yaitu persiapan di unit rawat inap dan persiapan di ruang operasi. Salah satu persiapan di ruang rawat inap adalah dengan memenuhi kebutuhanpersonalhygiene. Keadaan tubuh yang bersih sangat penting pada tahap pre operasi karena kondisi tubuh yang tidak bersih merupakan sumber kuman yang dapat mengakibatkan infeksi pada daerah yang di operasi. Sebagai upaya penekanan agar tidak terjadi infeksi daerah operasi (IDO) di Rumah Sakit maka pelaksanaan personalhygieneini sebagai salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh perawat pada pasien pre operasi, sehingga Penulis menyusun laporan aktualisasi dengan judul “Optimalisasi Pelaksanaan Personal Hygiene dengan Chlorhexidine2% pada Pasien Pre Operasi oleh Perawat di Ruang Kana RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung”.

1.2 Tujuan Aktualisasi

1.2.1 Tujuan Umum

Peserta diklat Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) golongan III mampu menyusun rancangan aktualisasi yang didasari atas pemahaman mata pelatihan kedudukan, peran, dan fungsi ASN sebagai pelayan publik, pelaksana kebijakan publik dan perekat dan pemersatu bangsa yang dilandasi dengan nilainilai dasar ASN BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) dalam melaksanakan tugas di lingkungan

kerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

1.2.2 Tujuan Khusus

Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III mampu:

a. Mengidentifikasi isu yang ada di unit kerja

b. Mampu menganalisis pemecahan isu yang ada

c. Menentukan gagasan pemecahan isu sehingga dapat terwujudnya optimalisasi pelaksanaan personal hygiene dengan chlorhexidine 2% pada pasien pre operasi oleh perawat di Ruang Kana RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

2

1.3 Manfaat Aktualisasi

1.3.1. Manfaat Bagi Penulis

Penulis dapat memahami dan menambah wawasan mengenai nilai-nilai dasar ASN, fungsi dan kedudukan, serta aktualisasi untuk menjadi ASN yang berAKHLAK sehingga dapat mewujudkan ASN yang professional serta berorientasi pelayanan.

1.3.2. Manfaat Bagi Institusi

Sebagai usulan atau inovasi pelayanan ilmu keperawatan ke arah yang lebih baik guna mencapai visi misi serta peningkatan mutu pelayanan di unit kerja.

1.3.3. Manfaat Bagi Masyarakat

Dapat terpenuhinya kebutuhan masyarakat khususnya pasien yang dirawat di Rumah Sakit terkait mutu dan pelayanan yang diberikan.

3

BAB II PROFIL INSTANSI

2.1 Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

2.1.1 Visi

Visi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu “Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong” .

2.1.2 Misi

Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu “Peningkatan Kualitas Manusia

Indonesia”.

2.2 Nilai-nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Selain memiliki visi dan misi, RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung juga memiliki

tata nilai, janji pelayanan, nilai-nilai dan motto.

2.2.1 Tata Nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Adapun tata nilai yang dimiliki disebut dengan PAMINGPIN PITUIN, meliputi:

a. Kepemimpinan: Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talenta- talenta terbaik dibidangnya.

b. Professional: Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalanan kemitraan.

c. Inovatif: Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan.

d. Tulus: Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif, dan responsif.

e. Unggul: Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima.

f. Integritas: Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas.

Selain itu, terdapat janji pelayanan kesehatan yang dimiliki RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, yaitu SIGAP yang diartikan sebagai:

a. Senyum-Sapa-Salam-Sopan-Santun (5S)

b. Inovatif dalam berkarya

4
2.2.2 Janji Pelayanan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

c. Gelorakan Semangat Pelayanan Prima

d. Amanah Menjaga Keselamatan Pasien

e. Peduli, Perhatian dan Perasaan

2.2.3 Nilai-nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Terdapat juga nilai-nilai yang dianut dalam pelayanan, yaitu PRIMA yang diartikan sebagai:

a. Profesional: Memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan dengan

kualitas yang terbaik (prima) disertai kompetensi dalam disiplin ilmu yang mendasarinya.

b. Respek: Pelayanan yang prima akan dapat diberikan apabila dilandasi oleh rasa saling hormat menghormati diantara anggota tim pemberi pelayanan kesehatan. Pelayanan yang prima tidak hanya ditentukan oleh satu profesi, tetapi oleh semua profesi yang terlibat dalam tim pelayanan kesehatan.

c. Integritas: Bertindak terintegritas sesuai dengan nilai-nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik farmasi.

d. Manusiawi: Menganggap setiap individu atau manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang mulia. Oleh karena itu harkat dan martabat mereka harus dijunjung tinggi.

e. Amanah: Melaksanakan dengan sungguh-sungguh segala hal yang dipercayakan oleh negara dan masyarakat, khususnya dalam memberikan pelayanan, pendidikan, dan penelitian Kesehatan.

2.2.4 Motto RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Berikut adalah Motto RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu: “Kesehatan Anda Menjadi Prioritas Kami”

2.3 Tugas Pokok dan Fungsi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 78 Tahun

2019 tentang organisasi dan tata Kerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung (RSHS), RSHS merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Kementerian

Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal

Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. RSHS secara administratif dikoordinasikan dan dibina oleh sekretaris Direktorat Jenderal dan

5

secara teknis fungsional dibina oleh direktur di lingkungan Direktorat Jenderal sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2.3.1 Tugas

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.

2.3.2 Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana program dan anggaran;

b. Pengelolaan pelayanan medis;

c. Pengelolaan pelayanan penunjang medis;

d. Pengelolaan pelayanan penunjang nonmedis;

e. Pengelolaan pelayanan keperawatan;

f. Pengelolaan pendidikan dan pelatihan di bidang pelayanan kesehatan;

g. Pengelolaan penelitian, pengembangan, dan penapisan teknologi di bidang pelayanan kesehatan;

h. Pengelolaan keuangan dan barang milik negara;

i. Pengelolaan sumber daya manusia;

j. Pelaksanaan urusan hukum, organisasi, hubungan masyarakat;

k. Pelaksanaan kerja sama;

l. Pengelolaan system informasi;

m.Pelaksanaan urusan umum; dan

n. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan.

2.3.3 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Secara garis besar berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI

(Permenkes) No. 78 Tahun 2019, RSHS dipimpin oleh Direktur Utama. Susunan organisasi RSHS terdiri atas:

a. Direktorat Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang;

b. Direktorat Sumber Daya Manusia, Pendidikan dan Penelitian;

c. Direktorat Keuangan dan Barang Milik Negara; dan

d. Direktorat Perencanaan, Organisasi dan Umum

6

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit

2.4 Uraian/Rincian Tugas Jabatan Peserta

2.4.1 Profil Peserta

Nama : Aprilia Permata Sari, S.Kep., Ns.

NIP : 199504142022032004

Jabatan/Golongan : Perawat Ahli Pertama/IIIb

Unit Kerja : Ruang Kana RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Instansi : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Saat ini peserta terdaftar sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di bawah Direktorat

Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan instansi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung terhitung mulai tanggal 1 Maret 2022 sebagai Perawat

Ahli Pertama di bawah Bidang Keperawatan, dan sekarang bekerja di unit kerja

Ruang Rawat Inap Kana.

Dalam pelaksanaan aktualisasi sesuai dengan Permenpan RB Nomor 35

Tahun 2019 sebagai Perawat Ahli Pertama dengan Unit Kerja Rawat Inap di bawah Bidang Keperawatan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, peserta mengacu

pada Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), yaitu:

7

Tabel 2.1

Uraian Tugas Jabatan

No. Uraian Tugas Jabatan

1 Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi

2 Melaksanakan pendokumentasian tindakan keperawatan

3 Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/perawat

4 Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat

5 Melaksanakan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu

6 Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu

7 Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjutan

8 Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu

9 Membuat prioritas diagnosa keperawatan dan masalah keperawatan

10 Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan) tindakan

11 Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan

12 Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area

medikal bedah

13 Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu

14 Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat

darurat/bencana/kritikal

15 Memberikan dukungan/fasilitas kebutuhan spiritual pada kondisi

kehilangan

16 Memberikan dukungan/fasilitas kebutuhan spiritual pada kondisi

kehilangan, berduka atau menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan

17

18

Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi

Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi

19 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi

20 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan istirahat dan

tidur

21 Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri

8

22 Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu

23 Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenasi kompleks

24 Melakukan komunikasi dengan klien dengan hambatan komunikasi

25 Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien

26 Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu

27 Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala

28 Melakukan perawatan luka

29 Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan terhadap intervensi kesehatan pada individu

30 Melaksanakan manajemen surveilans Hais sebagai upaya pengawasan resiko infeksi dalam upaya preventif pada pelayanan keperawatan

31 Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas Kesehatan

32 Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter

33 Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/petugas/pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi

34 Melakukan pendidikan kesehatan pada individu

2.4.2 Profil Ruang Kana

Ruang Kana merupakan ruang rawat inap bedah umum untuk laki-laki dan perempuan dengan indikasi pembedahan yang meliputi bedah umum, bedah disgestive, bedah thorax, bedah orthopedi, bedah vaskuler, bedah plastik, bedah mulut, bedah THT, bedah onkologi, bedah saraf dan bedah anak. Unit ini merupakan unit pelayanan bagi pasien kelas III dengan jenis pembayaran

Umum, JKN PBI dan JKN Non PBI. Lokasi Ruang Kana berada di lantai 2 tepat disamping gedung Kemuning, berada di bagian timur RSUP RSUP Dr. Hasan

Sadikin Bandung.

9

Kepala Instalasi Rawat Inap

Pengawas Pelayanan Keperawatan

Kepala Ruangan

Wakil Kepala Ruangan

Ketua Tim 1 Ketua Tim 2

Anggota Anggota

Kepala Bidang Keperawatan

Ketua Tim 2

Ketua Tim 2

Ketua Tim 2

Anggota Anggota Anggota

Penata Jasa Pekarya

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Ruang Kana

10

BAB III

ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi dan Analisis Isu Aktual

3.1.1 Identifikasi Isu

Penulis menentukan identifikasi isu dengan cara observasi selama dua minggu di salah satu ruangan yang termasuk pada Unit Kerja Bidang

Keperawatan, yaitu Ruang Kana. Ruang Kana merupakan ruang rawat inap

bedah umum kelas III yang memiliki kapasitas 50 tempat tidur.

Identifikasi isu dilakukan dengan melihat hal-hal yang tidak sesuai dengan

kondisi dalam Sasaran Kerja Pegawai (SKP). Hal yang tidak sesuai dalam SKP

bisa berpotensi menjadi suatu masalah. Berikut penjelasan setiap butir SKP:

Tabel 3.1 Penjelasan butir SKP

No Kegiatan Tugas Pokok Jabatan Kondisi Saat Ini Kondisi yang

1 Melakukan tindakan

keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi

2 Melaksanakan pendokumentasian tindakan keperawatan

3 Melaksanakan fungsi

pengarahan pelaksanaan

pelayanan keperawatan sebagai

ketua tim/perawat

4 Melakukan pemberian

penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat

Belum dilaksanakan secara optimal terkait personal hygienepasien pre operasi

Diharapkan

Dapat

melaksanakan

penanggulangan

isu terkait SPO

PersonalHygiene

pada pasien pre operasi

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan

sesuai SPO

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan

sesuai SPO

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan

sesuai SPO

11

5

6

7

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan

SPO

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan

SPO

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan

SPO

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO 12

11

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO

13

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO 14

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO

12
Melaksanakan
finding/deteksi
kasus baru pada individu
case
dini/penemuan
sesuai
Melakukan
keperawatan
individu
pengkajian
lanjutan pada
sesuai
Memberikan
pengkajian keperawatan dasar/lanjutan
konsultasi data
sesuai
Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu
SPO 8
sesuai
Membuat prioritas diagnosa keperawatan dan masalah keperawatan
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan
SPO 9
sesuai
Menyusun
keperawatan pada individu (merumuskan,
Tindakan
SPO 10
rencana tindakan
menetapkan)
sesuai
Melakukan
terapeutik
asuhan keperawatan
komunikasi
dalam pemberian
Melakukan
keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal bedah
intervensi
Memfasilitasi
hospitalisasi
adaptasi dalam
pada individu
Melakukan
keperawatan
darurat/bencana/kritikal
tindakan
pada kondisi gawat
kebutuhan
kehilangan
15 Memberikan dukungan/fasilitas
spiritual pada kondisi

16 Memberikan dukungan/fasilitas

kebutuhan spiritual pada kondisi

kehilangan, berduka atau

menjelang ajal dalam pelayanan

keperawatan

17 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan

kebutuhan nutrisi

18 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi

19 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi

20 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan

kebutuhan istirahat dan tidur

21 Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri

22 Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu

23 Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenasi kompleks

24 Melakukan komunikasi dengan

klien dengan hambatan komunikasi

25 Melakukan pemantauan atau

penilaian kondisi pasien selama

dilakukan tindakan keperawatan

spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan

sesuai SPO

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan

sesuai SPO

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan

sesuai SPO

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan

sesuai SPO

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan

sesuai SPO

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan

sesuai SPO

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan

sesuai SPO

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan

sesuai SPO

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan

sesuai SPO

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan

sesuai SPO

13

26 Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu

27 Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan

sesuai SPO

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan

sesuai SPO

28 Melakukan perawatan luka Sudah dilaksanakan Dilaksanakan

sesuai SPO

29 Melakukan support kepatuhan

terhadap intervensi kesehatan

terhadap intervensi kesehatan pada individu

30 Melaksanakan manajemen

surveilans Hais sebagai upaya pengawasan resiko infeksi dalam

upaya preventif pada pelayanan keperawatan

31 Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas kesehatan

32 Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan

sesuai SPO

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan

sesuai SPO

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan

sesuai SPO

Belum dilakukan dengan optimal terkait penyampaian informasi pada pasien dan keluarga tentang proses pemulangan pasien

Berkolaborasi dalam menyampaikan informasi terkait proses pemulangan pasien dengan

jelas dan sesuai alur pasien pulang

33 Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada

pasien/petugas/pengunjung

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan

sesuai SPO

14

sebagai upaya pencegahan

infeksi

34 Melakukan pendidikan kesehatan pada individu

Belum dilakukan

dengan optimal

terkait edukasi

pada pasien dan keluarga tentang

manajemen

pencegahan jatuh pada pasien

Dilaksanakan

edukasi mengenai

manajemen

pencegahan jatuh

pada pasien dan keluarga

Berdasarkan penjabaran butir SKP di atas, didapatkan isu-isu aktual sebagai berikut:

Tabel 3.2 Dampak isu sesuai SKP

Isu

Belum dilaksanakan secara optimal

terkait personal hygiene pasien pre

operasi dengan menggunakan

chlorhexidine2%

Dampak Apabila Isu Tidak Ditangani

- Dapat menimbulkan maslah baru terkait

kejadian IDO

- Memperpanjang hari rawat pasien

- Menurunkan angka kepuasan pasien

terhadap pelayanan pasien

- Berpotensi terhadap penurunan tingkat

mutu pelayanan ruangan/instansi

Belum dilakukan dengan optimal

terkait edukasi pada pasien dan

keluarga tentang manajemen

pencegahan jatuh pada pasien

Menyebabkan munculnya kejadian tidak

diharapkan (KTD) pada pasien, yang dapat memperberat penyakit yang diderita

seperti lecet, memar, patah tulang, perdarahan, kecacatan bahkan sampai kematian.

Belum dilakukan dengan optimal

terkait penyampaian informasi pada

pasien dan keluarga tentang proses

pemulangan pasien

Berpotensi terhadap penurunan tingkat

mutu pelayanan ruangan/instansi

15

Berdasarkan hasil dari environmentalscanningyang telah dilakukan di Ruang

Kana selama dinas mulai tanggal 10 Mei 2022 sampai 22 Mei 2022 terdapat isu yang muncul, yaitu:

1. Kurang optimalnya pelaksanaanpersonalhygienedengan chlorhexidine

2% padapasienpre operasi oleh perawat di Ruang Kana RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Persiapan pre operasi dibagi ke dalam 2 tahapan, yaitu persiapan di unit perawatan dan persiapan di ruang operasi. Salah satu persiapan pre operasi adalah dengan melakukan personalhygiene. Pada Tindakan operasi sekecil apapun dapat menimbulkan resiko infeksi daerah operasi (IDO) jika tidak dilakukan sesuai prosedur saat pre/intra/post operasi). Chlorhexidine 2% merupakan salah satu desinfektan yang dapat digunakan sebelum melakukan prosedur aseptik guna mencegah terjadinya infeksi.

Ruang kana merupakan ruang bedah umum, ada operasi yang bersifat semi cito dan elektif. Beberapa dari pasien pre operasi tersebut baik dewasa ataupun anak-anak berangkat operasi dengan persiapan yang belum optimal yaitu mandi hanya dibilas air tanpa memakai sabun. 2 dari 3 pasien yang berangkat operasi pada hari yang sama dibilas seadanya oleh keluarga, yang terpenting sudah di bilas dengan air. Pada persiapan pre operasi perawat hanya memberikan edukasi untuk mulai puasa dan menganjurkan pasien mandi, tidak menjelaskan lebih detail fungsi mandi sebelum operasi dan tentang bahan chlorhexidine 2%, sehingga keluarga hanya melakukan sebisanya. Kapasitas Ruangan dengan 50 tempat tidur dengan perawat yang berdinas tiap shift 4-5 orang membuat pelaksanaanpersonal hygiene di ruangan belum optimal. Saat ini SPO dan media edukasi tentang penggunaan chlorhexidine2% untuk personalhyginepersiapan pre operasi sudah ada, namun sosialisasi yang dilakukan pada perawat tentang SPO dan media edukasi yang akan diberikan pada pasien belum dilaksanakan dengan optimal dan menyeluruh. Kurangnya sosialisasi pada perawat mengakibatkan pelakasanaan personalhygienepada pasien pre operasi ini juga tidak terlaksana dengan baik.

Jika hal ini terus berlanjut maka akan muncul kejadian yang tidak diharapkan pada pasien yaitu kasus IDO (infeksi daerah operasi) di ruangan. Kasus IDO ini juga akan berdampak pada lamanya pasien dirawat di Rumah Sakit. Hal ini juga dapat menimbulkan penurunan kepuasan layanan yang dirasakan oleh pasien maupun keluarga saat dirawat di Rumah Sakit.

16

2. Kurang optimalnya edukasi pada pasien dan keluarga tentang pencegahan jatuh pada pasien sebagai standar keselamatan pasien di Ruang Kana RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Pencegahan risiko jatuh merupakan bagian dari standar keselamatan pasien yang harus selalu diutamakan bagi rumah sakit. Keselamatan pasien di rumah sakit merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Di RSUP Dr. Hasan Sadikin, pencegahan risiko jatuh terhadap pasien sudah diterapkan. Setiap pasien yang datang ke RSUP Dr. Hasan Sadikin baik yang melalui rawat jalan maupun rawat inap akan dilakukan pengkajian mengenai risiko jatuh. Dalam praktek sehari-hari manajemen pencegahan jatuh belum tercapai optimal, terlihat dari masih adanya pasien dengan risiko jatuh tinggi yang tidak terpasang stiker kuning pada gelang identitas. Kemudian masih ada penunggu pasien yang tidak mengetahui tentang cara pencegahan jatuh pada pasien, seperti tidak memasang pagar tempat tidur saat tidak mendampingi, tidak mendampingi pasien saat turun dari tempat tidur menuju ke kamar mandi, penggunaan alas kaki yang licin, lupa mengunci roda tempat tidur dan masih banyak lagi faktor-faktor lain penyebab jatuh pada pasien. Jika hal ini terus terjadi maka akan menyebabkan munculnya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) pada pasien saat pasien terjatuh, yang dapat memperberat penyakit yang diderita pasien seperti lecet, memar, patah tulang, perdarahan, kecacatan bahkan sampai kematian, menyebakan hari perawatan pasien bertambah panjang, dan dampak berkelanjutannya yaitu dapat menurunkan mutu pelayanan rumah sakit.

3. Kurang optimalnya penyampaian informasi pada pasien dan keluarga tentang proses pemulangan pasien di Ruang Kana RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Penyampaian informasi kepada pasien maupun keluarga secara jelas merupakan salah satu tugas perawat, dalam hal ini termasuk informasi pada saat pasien pulang. Beberapa permasalahan muncul Ketika kurangnya koordinasi antara perawat dan dokter dalam penyampaian pasien dibolehkan pulang, hal ini akan menimbulkan kekecewaan dari pasien maupun keluarga yang merasa rumah sakit lamban dalam melakukan proses pemulangan pasien. Hal ini diperburuk dengan kurangnya informasi yang didapat keluarga maupun pasien tentang alur pasien pulang. Jika hal ini terus terjadi dan tidak terselesaikan maka akan berdampak pada penurunan mutu pelayanan yang diberikan oleh Rumah sakit.

17

3.1.2 Analisis dan Penetapan Isu

Berdasarkan isu aktual yang telah teridentifikasi, selanjutnya dilakukan proses penapisan isu dengan analisis kriteria Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan kelayakan (APKL). Teknik APKL yang dibuat yaitu teknik yang digunakan untuk menentukan kelayakan suatu masalah dengan memperhatikan empat faktor, yaitu:

a. Aktual (A), yaitu isu tersebut masih dibicarakan atau masih belum terselesaikan hingga masa sekarang;

b. Problematik (P), yaitu isu yang menyimpang dari harapan standar, ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari penyebab dan pemecahannya;

c. Kekhalayakan (K), yaitu isu yang diangkat secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak dan bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau sekelompok kecil orang;

d. Layak (L), yaitu isu yang masuk akal, pantas, realistis dan dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang, dan tanggung jawab hingga akhirnya diangkat menjadi isu prioritas.

Tabel 3.3 Penapisan isu berdasarkan Kriteria APKL

1 Kurang optimalnya pelaksanaan personal hygiene dengan chlorhexidine 2% pada pasien pre operasi oleh perawat di Ruang

Kana RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

2 Kurang optimalnya edukasi pada pasien dan keluarga tentang pencegahan jatuh pada pasien sebagai standar keselamatan pasien di Ruang Kana RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

3 Kurang optimalnya penyampaian informasi pada pasien dan keluarga tentang proses pemulangan pasien di Ruang Kana RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

5 5 4 5 19 I

5 4 4 4 17 II

5 4 3 3 15 III

18
No Isu A P K L Jumlah Skoring

Setelah mendapatkan isu dengan metode environmentalscanning, maka selanjutnya dilakukan penapisan isu untuk memahami isu-isu tersebut secara utuh.

Dalam proses penetapan isu, yang akan dijadikan bahasan dalam rancangan aktualisasi dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa metode USG. USG

adalah salah satu metode yang digunakan untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Metode ini menitik beratkan pada 3 faktor, yaitu:

a. Urgency: seberapa mendesaknya suatu isu harus di bahas, di analisis atau ditindaklanjuti

b. Seriousness: seberapa serius suatu isu harus dibahas dan dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan

c. Growth:seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak di tangani segera

Tabel 3.4 Penapisan isu menggunakan USG No

1 Kurang optimalnya pelaksanaan personalhygienedengan chlorhexidine

2% pada pasien pre operasi oleh

di Ruang Kana RSUP Dr.

Sadikin Bandung

2 Kurang optimalnya edukasi pada pasien dan keluarga tentang pencegahan jatuh pada pasien sebagai standar keselamatan pasien di Ruang Kana RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

3 Kurang optimalnya penyampaian informasi pada pasien dan keluarga tentang proses pemulangan pasien di Ruang Kana RSUP Dr. Hasan Sadikin

Keterangan:

U = Urgency; S = Seriousness; G = Growth

Adapun perhitungannya menggunakan skala likert, yaitu:

1 = sangat kecil/rendah pengaruhnya

19
Identifikasi Isu U S G Total Prioritas
perawat
Hasan
4 5 4 13 1
3 4 3 10 2
3 3 3 9 3
Bandung

2 = kecil pengaruhnya

3 = sedang/cukup pengaruhnya

4 = besar/tinggi pengaruhnya

5 = sangat besar/sangat tinggi pengaruhnya

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan metode USG, maka diperoleh peringkat dari isu-isu yang telah ditemukan. Isu yang menjadi peringkat pertama atau coreissueadalah “Kurang optimalnya pelaksanaan personalhygiene dengan chlorhexidine2% pada pasien pre operasi oleh perawat di Ruang Kana

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung”. Apabila ditinjau dari segi urgency, isu ini penting untuk dibahas karena isu ini mempengaruhi kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Persiapan personalhygienepada pasien pre operasi penting dilakukan karena dapat menjadi salah satu langkah preventif dalam mengurangi kasus IDO di Rumah Sakit. Sedangkan ditinjau dari segi seriousness dan growth, apabila isu ini tidak segera ditangani maka akan menimbulkan kurangnya kedisiplinan perawat dalam menerapkan SPO yang telah ada yang berdampak pada munculnya kejadian tidak diharapkan yaitu kasus IDO pada pasien bedah elektif dan semi cito yang ada di ruangan. Hal tersebut juga dapat mempengaruhi lamanya hari rawat di Rumah Sakit sehingga dapat menurunkan kepuasan pelayanan yang dirasakan oleh pasien dan keluarga.

20

3.1.3 Analisis Penyebab Isu

Method

Sosialisasi SPO yang baru setelah di revisi dan media edukasi pada pasien belum di sosialisasikan dengan optimal

Memberikan edukasi pada pasien sebatas lisan tanpa menggunakan media apapun dan belum sesuai dengan

SPO

Belum optimalnya pemberian cairan chlorhexidine 2% pada setiap pasien pre operasi

SPO Persiapan Pasien Pre Operasi Mandi Menggunakan

Chlorhexidine 2% sudah ada

Belum tersedianya wadah chlorhexidine 2% yang akan

diberikan pada pasien pada persiapan pre operasi

Ketersediaan chlorhexidine 2% di ruangan cukup

Material

Belum optimalnya perawat dalam

menerapkan SPO yang sudah ada

Man

Belum semua perawat melaksanakan personal hygiene sesuai SPO

Kurang optimalnya

pelaksanaan personal hygiene dengan

Belum adanya media video visualisasi SPO

untuk sosialisasi SPO yang sudah ada

Link untuk media edukasi pada pasien

rusak/tidak dapat diakses (harus mencari manual di Instagram promkes RSHS)

Gambar 3.1 Diagram fishbone

Machine

chlorhexidine 2% pada pasien pre operasi oleh perawat di Ruang Kana

RSUP Dr. Hasan

Sadikin Bandung

21

3.2 Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk Mendukung Terwujudnya SmartGovernance

Penyebab isu “Kurang optimalnya pelaksanaan personal hygiene dengan chlorhexidine2% pada pasien pre operasi oleh perawat di Ruang Kana” dapat terjadi karena beberapa hal, diantaranya adalah ketersediaan media edukasi yang belum bisa dijangkau dengan mudah, ketersediaan wadah sebagai tempat chlorhexidine

2% yang akan diberikan pada setiap pasien pre operasi juga belum tersedia dan penyebab yang paling mendasari adalah karena belum optimalnya sosialisasi SPO yang baru dan penggunaan media edukasi yang akan diberikan pada pasien, sehingga perawat belum melakukan pelayanan personalhygienesecara optimal.

Untuk mendukung terwujudnya Smart Governance, maka keterkaitan isu dengan prinsip manajemen ASN, Pelayanan Publik dan WholeofGovernmentantara lain sebagai berikut:

a. Manajemen ASN:

1. Melaksanakan kebijakan dan pelayanan publik dengan profesional terkait pelaksanaan personal hygiene dengan chlorhexidine 2% pada pasien pre operasi.

2. Pelaksanaan Tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien dilaksanakan dengan jujur, bertanggung jawab dan berintegritas tinggi.

b. Pelayanan Pubik:

1. Pelaksanaan Tindakan dilakukan sesuai dengan SPO yang berlaku di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung merupakan bagian dari prosedur pelayanan.

2. Kedisiplinan petugas dalam menjalankan SPO persiapan pasien pre operasi mandi menggunakan chlorhexidine2%.

3. Tanggung jawab petugas terhadap tindakan yang diberikan kepada pasien kelolaan.

4. Kemampuan petugas dalam melaksanakan personal hygiene dengan menggunakan chlorhexidine2% pada pasien pre operasi sesuai SPO untuk menjaga mutu asuhan keperawatan.

5. Tetap mengutamakan privacy pasien saat melaksanakan personalhygiene dengan menggunakan chlorhexidine2% pada pasien pre operasi.

22

c. WholeofGovernment:

Kerjasama perawat pelaksana dengan perawat pimpinan dan pengawas ruangan terkait pelaksanaan personal hygiene dengan menggunakan

chlorhexidine 2% pada pasien pre operasi secara terintegrasi satu sama lain untuk membangun sinergisitas dalam meningkatkan pelayanan.

3.3 Alternatif Pemecahan Masalah sebagai Gagasan Kreatif

Gagasan pemecahan isu yang dilakukan bersumber dari SKP (Sasaran Kinerja

Pegawai) dengan mengaplikasikan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK (Berorientasi

Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif), prinsip manajemen ASN, Pelayanan Publik dan WholeofGovernmentserta diintegrasikan

dengan nilai-nilai dan visi misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

Isu yang diangkat yaitu kurang optimalnya pelaksanaan personalhygiene

dengan chlorhexidine2% pada pasien pre operasi di Ruang Kana RSUP Dr. Hasan

Sadikin Bandung. Gagasan pemecahan isu yang dipilih yaitu optimalisasi

pelaksanaan personalhygienedengan chlorhexidine2% pada pasien pre operasi di Ruang Kana RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

Tabel 3.5 Kegiatan Pemecahan Isu

No. Jenis Kegiatan Sumber Kegiatan

1 Melakukan konsultasi rancangan aktualisasi terkait

optimalisasi pelaksanaan personal hygiene dengan

chlorhexidine2% pada pasien pre operasi oleh perawat

2 Menyusun video visualisasi SPO Persiapan Pasien Pre Operasi

Mandi Menggunakan Chlorhexidine 2% yang akan disosialisasikan pada perawat

3 Melakukan konsultasi terkait video visualisasi SPO Persiapan

Pasien Pre Operasi Mandi Menggunakan Chlorhexidine 2% yang akan di sosialisasikan

4 Melakukan sosialisasi SPO Persiapan Pasien Pre Operasi Mandi

Menggunakan Chlorhexidine2% dengan media edukasi video visualisasi

5 Melakukan evaluasi pelaksanaan personal hygiene dengan

chlorhexidine2% pada pasien pre operasi

6 Membuat laporan evaluasi kegiatan aktualisasi

23
SKP
SKP
SKP
SKP
SKP
SKP

BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI

4.1 Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS

Nama : Aprilia Permata Sari, S.Kep., Ns.

Jabatan : Perawat Ahli Pertama

Unit Kerja : Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Identifikasi Isu :

1. Kurang optimalnya pelaksanaan personalhygienedengan chlorhexidine2% pada pasien pre operasi oleh perawat di Ruang Kana RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

2. Kurang optimalnya edukasi pada pasien dan keluarga tentang pencegahan jatuh pada pasien sebagai standar keselamatan pasien di Ruang Kana RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

3. Kurang optimalnya penyampaian informasi pada pasien dan keluarga tentang proses pemulangan pasien di Ruang Kana RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Isu yang diangkat : Kurang optimalnya pelaksanaan personalhygiene

dengan chlorhexidine2% pada pasien pre operasi oleh

perawat di Ruang Kana RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Gagasan Pemecahan Isu : Optimalisasi pelaksanaan personalhygiene

dengan chlorhexidine2% pada pasien pre operasi oleh

perawat di Ruang Kana RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

24

No Kegiatan Tahap Kegaiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata

Pelatihan Kontribusi

Terhadap Visi Misi

Organisasi

Penguatan Nilai Organisasi

1 Melakukan

konsultasi

rancangan aktualisasi

terkait

optimalisasi

pelaksanaan

personal

hygiene

dengan

chlorhexidine

2% pada pasien pre operasi oleh

perawat

bertemu dengan kepala

ruangan dan

mentor

Terjadwalnya

tanggal, waktu

dan tempat pertemuan dengan kepala ruangan dan

mentor

Bertindak proaktif dengan

menghubungi kepala ruangan dan

mentor untuk membuat janji

pertemuan (Adaptif) sehingga

didapatkan waktu yang telah

disepakati bersama (Kolaboratif)

dan menepati datang bertemu

sesuai waktu yang telah disepakati

(Loyal). Dalam membuat janji tidak

memaksakan kehendak dan sesuai

dengan waktu yang telah disepakati

bersama (Harmonis).

Menjelaskan rancangan kegiatan

Sesuai dengan visi

RSHS yang sejalan

dengan visi

Pemerintah Kabinet

Indonesia Maju 2

yaitu Terwujudnya

Indonesia Maju yang

Berdaulat Mandiri dan

Berkepribadian

Berlandaskan Gotong

Royong dan sesuai

misi RSHS yaitu

peningkatan kualitas

Nilai Pamingpin

Pituin:

Nilai Inovatif yaitu

adanya keinginan

untuk menghasilkan

suatu yang baru dan

senantiasa melakukan perbaikan.

Nilai Integritas

yaitu dengan

kejujuran, amanah dan menjunjung etika yang tinggi.

pertemuan

dengan kepala

dengan baik (Kompeten),

transparan dan dengan penuh

hidup manusia

Indonesia

Nilai Profesional yaitu berorientasi

25
Tabel 4.1 Matriks Rancangan Aktualisasi 1.1 Membuat janji 1.2 Menjelaskan mengenai rancangan Terlaksananya

kegiatan

kepada kepala

ruangan dan mentor

ruangan untuk

membahas

rancangan

kegiatan

integritas kepada kepala ruangan

dan mentor (Akuntabel) serta

menggunakan Bahasa Indonesia

yang baik dan benar saat

berkomunikasi (Loyal). Saat

berdiskusi menunjukan sikap rendah

hati dan siap untuk di kritik dan

diberi saran (Kolaboratif) yang

membangun demi peningkatan mutu

pelayanan (Berorientasi

Pelayanan) serta dapat

menghargai setiap keputusan yang

telah disepakati (Harmonis).

Melaksanakan kegiatan atas

pada pencapaian

kinerja melalui

perjalanan kemitraan

Nilai Tulus yaitu

keinginan untuk

memberi tanpa

pamrih, proaktif dan responsif.

persetujuan dan dukungan dari

kepala ruangan

dan mentor

sepengetahuan dan izin dari atasan

(Loyal) dan dilaksanakan dengan

penuh tanggung jawab

(Akuntabel).

26
1.3 Meminta izin dan memohon dukungan untuk pelaksanaan rancangan Mendapatkan

2 Menyusun

video

visualisasi SPO

Persiapan

Pasien Pre

Operasi Mandi

Menggunakan

Chlorhexidine

2% yang akan

disosialisasikan

pada perawat

kegiatan

aktualisasi

2.1 Mempelajari

SPO yang sudah

ada untuk

dijadikan bahan

pembuatan

video visualisasi

SPO Persiapan

Pasien Pre

Operasi Mandi

Menggunakan

Chlorhexidine

2%

Adanya SPO

yang akan

dijadikan materi

video visualisasi

SPO Persiapan

Pasien Pre

Operasi Mandi

Menggunakan

Chlorhexidine

2%

Menunjukkan sikap cermat dan teliti

dalam mempelajari SPO yang sudah

ada (Akuntabel) agar mendapatkan

hasil yang terbaik (Kompeten) dan

bermanfaat untuk meningkatkan

mutu pelayanan (Berorientasi

Pelayanan).

Sesuai dengan visi

RSHS yang sejalan

dengan visi

Pemerintah Kabinet

Indonesia Maju 2

yaitu Terwujudnya

Indonesia Maju yang

Berdaulat Mandiri dan

Berkepribadian

Berlandaskan Gotong

Royong dan sesuai

misi RSHS yaitu

Nilai Pamingpin

Pituin:

Nilai Profesional

yaitu berorientasi

pada pencapaian

kinerja melalui

perjalanan kemitraan.

Nilai Inovatif yaitu

adanya keinginan

untuk menghasilkan

suatu yang baru dan

senantiasa melakukan

27

2.2 Mempersiapkan

alat, bahan dan

tempat yang

akan digunakan

untuk

pembuatan

video visualisasi

SPO Persiapan

Pasien Pre

Operasi Mandi

Menggunakan

Chlorhexidine

2%

2.3 Membuat video

visualisasi SPO

Persiapan

Pasien Pre

Operasi Mandi

Tersedianya

alat, bahan dan

tempat yang

akan digunakan

untuk

melakukan

pembuatan

video visualisasi

SPO Persiapan

Pasien Pre

Operasi Mandi

Menggunakan

Chlorhexidine

2%

Adanya video

visualisasi SPO

Persiapan

Pasien Pre

Operasi Mandi

Mempersiapkan alat, bahan dan

tempat dengan cermat dan teliti (Akuntabel) serta berkoordinasi

dengan rekan sejawat yang akan

tampil dalam video visualisasi SPO

Persiapan Pasien Pre Operasi Mandi

Menggunakan Chlorhexidine2% (Kolaboratif).

peningkatan kualitas

hidup manusia

Indonesia

perbaikan secara berkesinambungan.

Nilai Integritas

yaitu dengan

kejujuran, amanah dan menjunjung etika.

Nilai Unggul yaitu

keinginan untuk

menjadi yang terbaik dan menghasilkan

kualitas prima

Membuat video prosedur

pelaksanaan personalhygienemandi

dengan chlorhexidine2% baik untuk

pasien self-caremaupun partialcare

secara inovatif dengan membuat

28

3.1

Menggunakan

Chlorhexidine

2%

Menggunakan

Chlorhexidine

2%

video yang didokumentasikan oleh

diri sendiri (Adaptif) dan dibantu

oleh rekan sejawat untuk

pengambilan video serta

menggunakan bahasa Indonesia

(Loyal) yang jelas dan mudah

dipahami selama melakukan rekam

video (Berorientasi Pelayanan)

serta tetap mempertahankan

lingkungan yang kondusif

(Harmonis) agar mendapatkan

kualitas video yang baik

(Kompeten).

konsultasi

terkait video

visualisasi SPO

Persiapan

Pasien Pre

bertemu

dengan kepala

ruangan dan

mentor serta

pihak terkait

Terjadwalnya

pertemuan

dengan kepala

ruangan dan

mentor serta

pihak terkait

Bertindak proaktif dengan

menghubungi kepala ruangan,

mentor serta pihak terkait untuk

membuat janji pertemuan (Adaptif)

sehingga didapatkan waktu yang

telah disepakati bersama

Sesuai dengan visi

RSHS yang sejalan

dengan visi

Pemerintah Kabinet

Indonesia Maju 2

yaitu Terwujudnya

Nilai Pamingpin

Pituin:

Nilai Profesional yaitu berorientasi

pada pencapaian

29
3 Melakukan Membuat janji

Operasi Mandi

Menggunakan

Chlorhexidine

2% yang akan

disosialisasikan

3.2

Melakukan konsultasi dengan kepala ruangan, mentor dan

pihak terkait

tentang video

visualisasi SPO

Persiapan

Pasien Pre

Operasi Mandi

Menggunakan

Chlorhexidine

Adanya masukan dan saran yang

diberikan terkait

video yang akan di sosialisasikan

(Kolaboratif) dan menepati datang

bertemu sesuai waktu yang telah

disepakati (Loyal). Dalam membuat

janji tidak memaksakan kehendak

dan sesuai dengan waktu yang telah

disepakati bersama (Harmonis).

Saat melakukan konsultasi

menunjukan sikap rendah hati dan

siap untuk di kritik dan diberi saran

(Kolaboratif) dan menghargai

setiap keputusan yang telah

disepakati bersama (Harmonis).

Melaksanakan tugas perbaikan video

sesuai arahan dan masukan dengan

penuh tanggung jawab (Akuntabel).

Indonesia Maju yang

Berdaulat Mandiri dan

Berkepribadian

Berlandaskan Gotong

Royong dan sesuai

misi RSHS yaitu

peningkatan kualitas

hidup manusia

Indonesia

kinerja melalui

perjalanan kemitraan.

Nilai Inovatif yaitu

adanya keinginan

untuk menghasilkan

suatu yang baru dan

senantiasa melakukan

perbaikan secara

berkesinambungan.

Nilai Integritas

yaitu dengan

kejujuran, amanah

dan menjunjung etika.

Nilai Tulus yaitu

keinginan untuk

memberi tanpa

pamrih, proaktif dan responsif

30

4 Melakukan

sosialisasi SPO

Persiapan

Pasien Pre

Operasi Mandi

2% yang akan

di sosialisasikan

3.3 Melakukan

perbaikan video

visualisasi SPO

Persiapan

Pasien Pre

Operasi Mandi

Menggunakan

Chlorhexidine

2% sesuai

dengan

masukan yang

diterima

4.1 Melakukan koordinasi mengenai

jadwal untuk

pelaksanaan

Finalisasi video

visualisasi SPO

Persiapan

Pasien Pre

Operasi Mandi

Menggunakan

Chlorhexidine

2% oleh kepala

ruangan,

mentor serta

pihak terkait

Menyelesaikan perbaikan video

sesuai masukan yang diberikan oleh

kepala ruangan, mentor serta pihak

terkait dengan cermat dan teliti

(Akuntabel), dibuat sebaik dan

semenarik mungkin (Kompeten)

demi terwujudnya pelayanan prima

yang diberikan kepada masyarakat

(Berorientasi Pelayanan)

Adanya jadwal yang telah

disepakati untuk

dilakukannya

sosialisasi

Melakukan koordinasi dengan kepala

ruangan (Kolaboratif) dengan

menggunakan Bahasa Indonesia

yang baik, sopan dan santun saat

berkomunikasi (Loyal),

Sesuai dengan visi

RSHS yang sejalan

dengan visi

Pemerintah Kabinet

Indonesia Maju 2

Nilai Pamingpin

Pituin: Nilai Kepemimpinan

yaitu nilai yang

31

Menggunakan

Chlorhexidine

2% dengan

media edukasi

video visualisasi

sosialisasi

dengan kepala

ruangan

4.2 Membuat

undangan zoom meetinguntuk

pelaksanaan sosialisasi

Adanya undangan zoom meeting pelaksanaan sosialisasi

dan menghargai setiap keputusan

yang telah disepakati bersama

(Harmonis).

Membuat undangan pertemuan

pelaksanaan sosialisasi dengan

memanfaatkan media digital zoom

meeting(Adaptif), menggunakan

bahasa Indonesia yang baik, sopan

(Loyal) dan mudah dipahami

(Berorientasi Pelayanan)

yaitu Terwujudnya

Indonesia Maju yang

Berdaulat Mandiri dan

Berkepribadian

Berlandaskan Gotong

Royong dan sesuai

misi RSHS yaitu

peningkatan kualitas

hidup manusia

Indonesia

menggambarkan

kepeloporan dan

menyiapkan talentatalenta terbaik

dibidangnya.

Nilai Profesional

yaitu berorientasi

pada pencapaian

kinerja melalui

perjalanan kemitraan.

4.3 Melakukan sosialisasi

kepada perawat tentang SPO

Persiapan

Pasien Pre

Operasi Mandi

Menggunakan

Chlorhexidine

Terlaksananya sosialisasi, dibuktikan

dengan adanya foto

dokumentasi, undangan dan

daftar hadir

Melakukan sosialisasi kepada

perawat ruangan dengan cermat,

penuh tanggung jawab

(Akuntabel), kualitas terbaik

(Kompeten), menggunakan Bahasa

Indonesia yang baik, sopan (Loyal)

dan mudah dipahami

(Berorientasi Pelayanan), tetap

memperhatikan lingkungan yang

Nilai Inovatif yaitu

adanya keinginan

untuk menghasilkan

suatu yang baru dan

senantiasa melakukan

perbaikan secara berkesinambungan.

Nilai Integritas

yaitu dengan

32

5 Melakukan

evaluasi

pelaksanaan

personal hygiene

dengan

chlorhexidine

2% pada

pasien pre

operasi

5.1

2% menggunakan media video visualisasi

kondusif agar tersampaikan secara

maksimal dan efisien (Harmonis).

kejujuran, amanah dan menjunjung etika.

Nilai Unggul yaitu

keinginan untuk

menjadi yang terbaik dan menghasilkan

kualitas prima

format evaluasi

sederhana terkait

pelaksanaan

personal hygieneyang

dilakukan perawat post sosialisasi

Tersusunnya

format

sederhana

evaluasi

pelaksanaan

personal hygieneyang

dilakukan perawat post sosialisasi

Membuat format evaluasi

pelaksanaan personalhygieneyang

dilakukan perawat post sosialisasi

dengan cermat dan penuh tanggung

jawab (Akuntabel).

Sesuai dengan visi

RSHS yang sejalan

dengan visi

Pemerintah Kabinet

Indonesia Maju 2

yaitu Terwujudnya

Indonesia Maju yang

Berdaulat Mandiri dan

Berkepribadian

Berlandaskan Gotong

Nilai Pamingpin

Pituin:

Nilai Profesional yaitu berorientasi pada pencapaian

kinerja melalui

perjalanan kemitraan.

Nilai Inovatif yaitu

adanya keinginan

untuk menghasilkan

Melaksanakan

Royong dan sesuai

misi RSHS yaitu

suatu yang baru dan

senantiasa melakukan

33
Membuat 5.2 Melaksanakan kegiatan Adanya hasil evaluasi evaluasi dengan jujur, penuh tanggung jawab (Akuntabel)

6 Membuat laporan evaluasi

evaluasi

pelaksanaan personal hygienedi ruangan

5.3 Mengumpulkan

data hasil evaluasi yang

telah dilakukan

pelaksanaan personal hygieneyang

telah dilakukan perawat di ruangan

Terkumpulnya

data hasil

evaluasi

dan profesional (Kompeten) untuk

memperbaiki pelayanan pada pasien

(Berorientasi Pelayanan) dengan

tetap mempertahankan lingkungan

kerja yang kondusif (Harmonis).

peningkatan kualitas

hidup manusia

Indonesia

perbaikan secara berkesinambungan.

Nilai Integritas

yaitu dengan

kejujuran, amanah

dan menjunjung etika.

Mengumpulkan data hasil evaluasi

pelaksanaan personalhygieneyang

telah dilakukan perawat di ruangan

sesuai dengan kondisi yang

sebenarnya (Akuntabel) dan izin

dari pihak terkait (Kolaboratif)

dengan tetap memperhatikan

privacypasien (Berorientasi

Pelayanan).

6.1 Menyusun

laporan evaluasi

kegiatan

aktualisasi

Tersusunnya

laporan evaluasi

kegiatan

Membuat laporan evaluasi kegiatan

aktualisasi dengan cermat sebagai

bentuk tanggung jawab terhadap

tugas yang telah diberikan

Sesuai dengan visi

RSHS yang sejalan

dengan visi

Pemerintah Kabinet

Nilai Pamingpin

Pituin:

Nilai Profesional yaitu berorientasi

34

sebaik mungkin (Kompeten) agar

kegiatan aktualisasi (Akuntabel). Pelaporan dikerjakan

dapat terwujud mutu pelayanan

yang lebih baik lagi untuk

masyarakat (Berorientasi

Pelayanan).

Indonesia Maju 2

yaitu Terwujudnya

Indonesia Maju yang

Berdaulat Mandiri dan

Berkepribadian

Berlandaskan Gotong

pada pencapaian

kinerja melalui

perjalanan kemitraan.

Nilai Inovatif yaitu

adanya keinginan

untuk menghasilkan

6.2 Melakukan konsultasi laporan evaluasi

kegiatan aktualisasi

kepada mentor dan kepala ruangan

6.3 Memperbaiki

laporan evaluasi

sesuai dengan masukan dan saran

Adanya saran/masukan

dari mentor dan kepala ruangan

Melakukan konsultasi kepada mentor

dan kepala ruangan serta menerima

masukan (Kolaboratif), yang

diberikan agar menghasilkan laporan

dengan kualitas yang lebih baik (Kompeten).

Royong dan sesuai

misi RSHS yaitu

peningkatan kualitas

hidup manusia

Indonesia

suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan.

Nilai Integritas yaitu dengan

kejujuran, amanah dan menjunjung etika.

Laporan aktualisasi tersusun

Menyusun laporan kegiatan sesuai

dengan arahan/masukan mentor dan kepala ruangan (Loyal) yang dapat

dipertanggungjawabkan (Akuntabel).

Nilai Unggul yaitu

keinginan untuk

menjadi yang terbaik dan menghasilkan

kualitas prima

35

4.2 Penjadwalan

Judul Aktualisasi : Optimalisasi Pelaksanaan PersonalHygienedengan

Chlorhexidine2% pada Pasien Pre Operasi oleh

Perawat di Ruang Kana RSUP Dr. Hasan Sadikin

Bandung

Waktu Pelaksanaan : 24 Juni 2022 – 27 Juli 2022

Tempat Pelaksanaan : Ruang Kana RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Melakukan konsultasi rancangan aktualisasi

terkait optimalisasi pelaksanaan personal

hygiene dengan chlorhexidine 2% pada

pasien pre operasi oleh perawat

Menyusun video visualisasi SPO Persiapan

Pasien Pre Operasi Mandi Menggunakan

Chlorhexidine 2% yang akan

disosialisasikan pada perawat

Melakukan konsultasi terkait video

visualisasi SPO Persiapan Pasien Pre Operasi

Mandi Menggunakan Chlorhexidine 2%

yang akan di sosialisasikan

Melakukan sosialisasi SPO Persiapan Pasien

Pre Operasi Mandi Menggunakan

Chlorhexidine 2% dengan media edukasi

video visualisasi

Melakukan evaluasi pelaksanaan personal

hygiene dengan chlorhexidine 2% pada

pasien pre operasi

Membuat laporan evaluasi kegiatan

aktualisasi

36
Jenis Kegiatan Juni Juli 1 2 3 4 1 2 3 4
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan dan Tahapan Kegiatan Aktualisasi

4.3 Para Pihak yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi

Dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi, penulis didukung dan dibantu oleh beberapa pihak, berikut adalah tabel pihak terkait beserta perannya:

Tabel 4.3 Para Pihak dan Perannya dalam Aktualisasi

No Pihak Peran dalam Aktualisasi Keterangan

1 Mentor Membimbing, mengarahkan dan memberi

dukungan baik moril, tenaga maupun

waktunya untuk penulis

2 Coach Membimbing, mengarahkan dan memberi

dukungan baik moril, tenaga maupun

waktunya untuk penulis

Ibu Hafsa, S.Kp., M.Kep

Ibu Dr. drg. Siti Nur Anisah, MPH

3 Kepala Ruangan

Ruang Kana dan seluruh Staf

4 Kepala Bidang

Keperawatan dan Staf

5 Komite PPI

Sebagai kepala ruangan yang telah

membantu penulis dalam menganalisis isu

yang ada di ruangan, mendukung kegiatan

aktualisasi di Ruang Kana dan seluruh staf

Ruang Kana yang telah mendukung

Kegiatan Latsar CPNS ini

Memberikan dukungan kepada penulis

dalam mengikuti Pelatihan Dasar CPNS

Golongan III

Rumah Sakit Membantu penulis dalam memberikan data

pendukung dan memberikan masukan

terkait materi yang akan ditampilkan dalam

video sosialisasi

6 Bagian Promosi

Kesehatan

Rumah Sakit

Membantu penulis dalam memberikan

masukan terkait video yang ditampikan saat

sosialisasi dan membantu uploadvideo

sosialisasi di media sosial Rumah Sakit

sehingga dapat lebih mudah diakses.

Bapak Rizki

Juniar E, S.Kep., Ners dan seluruh staf Ruang Kana

Ibu Fatrisia

Madina, S.Kp., MM dan staf

Seluruh Tim

PPIRS

Seluruh staf

Promkes RS

37

DAFTAR PUSTAKA

Amelia, R. (2021). Modul SMART ASNPelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Fatimah, E., & Irawati, E. (2017). ModulPelatihanDasarCalonPNSManajemenAparatur SipilNegara.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Handoko, R. (2021). Modul Akuntabel Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Jalis, A. (2021). ModulKompetenPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Mirdin, A. A. (2021). BerorientasiPelayananPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Nugraheni, M., Widjasena, B., Kurniawan, B., & Ekawati. (2017, April). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pencegahan Jatuh pada Pasien Risiko Jatuh Oleh Perawat di Ruang Nusa Indah RSUD Tugurejo Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat(Undip),5, 121-129. doi:https://doi.org/10.14710/jkm.v5i2.16442

Rahmanendra, D. (2021). Modul Loyal Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.

Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Sanjaya, P. D., Rosa, E. M., & Ulfa, M. (2017, September). Evaluasi Penerapan Pencegahan Pasien Berisiko Jatuh di Rumah Sakit. Kes Mas: Jurnal Fakultas KesehatanMasyarakat,11(2), 105 - 113.

Sejati, T. A. (2021). Modul Kolaboratif Pelatihan Dasar Calon Pegawai NegeriSipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Sembodo, J. (2021). Modul Harmonis Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Suwarno, Y. (2021). ModulAdaptifPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Zarah, M., & Djunawan, A. (2022, Januari). Upaya Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Rawat Inap. JURNALKESEHATANMASYARAKAT(e-journal),10

38

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Optimalisasi Pelaksanaan Personal Hygiene Dengan Chlorhexidine 2% Pada Pasien Pre Operasi Oleh Peraw by Repositori Perpustakaan Bapelkes Cikarang - Issuu