Radar Banyuwangi | 25 Mei 2012

Page 6

42

Jumat 25 Mei 2012

Pendapatan Tiket Menurun Tajam

GALIH COKRO/RaBa

TELAK: Pemain SMPN 1 Banyuwangi (tengah) meninggalkan pemain SMPN 1 Rogojampi dalam semifinal BBL kemarin.

SMP 1 Banyuwangi Tapak Final BANYUWANGI – Tim putri SMPN 1 Banyuwangi memastikan melenggang ke babak final Banyuwangi Basketball League (BBL) tahun 2012. Kepastian itu diperoleh setelah dalam laga semifinal yang digelar di GOR Sahabat Banyuwangi sore kemarin, runner up BBL musim lalu itu sukses menundukkan SMPN 1 Rogojampi dengan skor 61-18. Bermaterikan mayoritas skuad proyeksi Popda, kemenangan seolah tinggal menunggu waktu bagi SMP N 1 Banyuwangi. Menguasai permainan, tim ungu kuning itu mampu membuat permainan

anak-anak Rogojampi tidak berkembang. Dengan kepastian menapak final, kans untuk mengobati kekecewaan tahun lalu semakin terbuka. Di final nanti, SMPN 1 Banyuwangi akan ditantang pemenang antara SMPN 1 Giri versus SMPK Santo Yusuf.

Sementara di bagian putra, akan saling berhadapan dua kandidat juara musim ini. Babak grand final yang akan dimainkan Sabtu (26/5) besok akan mempertandingkan antara SMPK Santo Yusuf yang akan berhadapan dengan SMPN 1 Rogojampi.

Sedangkan di bagian SMA putri, SMA 1 Giri akan ditantang kandidat serius juara musim ini, SMA 1 Banyuwangi. Sedangkan dibagian putra akan diperebutkan antara SMA 1 Giri versus SMA 2 Genteng dan SMP 1 Glagah ataukah SMA 2 Jember. (nic/als)

BANYUWANGI - Partai home tetap menjadi harapan bagi sebuah tim untuk meraup pendapatan sebanyak-banyaknya sebagai biaya operasional tim. Namun, saat ini hal tersebut hanya menjadi sebuah mimpi bagi panpel Persewangi. Di tengah kebutuhan dana yang kian besar, pendapatan dari penjualan tiket justru kian mengkhawatirkan. Dibanding pendapatan yang diperoleh dari partai home pada putaran pertama lalu, di putaran kedua ini panpel justru menangis saat menggelar partai home. Di tiga laga kandang yang dijalani Persewangi, pendapatan panpel di bawah harapan, bahkan anjlok hingga di bawah Rp 30 juta. Padahal, pada putaran pertama lalu, panpel mampu meraup pendapatan dari penjualan tiket sebesar Rp 125 juta. Tidak heran, itu menjadi beban panpel jelang laga kontra Persires versus Persewangi akhir pekan ini. Bayang-bayang anjloknya pendapatan dari penjualan tiket kembali mengemuka. Ketua Panpel, Handoko, mengaku sudah berupaya mendongkrak pendapatan dari penjualan tiket. Inovasi pun dilakukan, di antaranya menjual tiket khusus pelajar dan very important person (VIP). Nyatanya, pendapatan tetap tidak sesuai harapan. “Antara biaya

NIKLAAS ANDRIES/RaBa

DIJAUHI PENONTON: Kapten Persewangi, Nurcahyo, dan pemain lain hingga kini masih belum berkumpul. Keterlambatan gaji membuat pemain Persewangi bermain ala kadarnya.

operasional dan pendapatan saat ini impas,� bebernya. Banyak faktor yang mengemuka terkait anjoknya pendapatan dari penjualan tiket, salah satunya persoalan internal Persewangi. Sebab, telatnya pembayaran gaji

dianggap memicu pemain tidak bermain layaknya pemain profesional. Tiga kali seri yang dicatatkan Persewangi di kandang sendiri menjadi penyebab jumlah penonton yang datang sangat minim. (nic/c1/als)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.