Radar Banyuwangi | 31 Januari 2016

Page 1

31 JANUARI TAHUN 2016

Eceran E Ec cer era an n R Rp Rp.5.750 p.5 .5.7 .750 750 50

Pencinta

Harley

BANYUWANGI - Harley Davidson Club (HDC) Banyuwangi sedang bersibuk diri. Wadah pencinta sepeda motor made in Amerika Serikat itu tengah punya gawe. Sebagai ajang silaturahmi, pencinta motor gede (moge) menggeber motornya berkeliling kota Banyuwangi kemarin. Sejak siang kemarin (30/1) warga Kota Gandrung disuguhi suara gemuruh moge di sejumlah jalan protokoler. Tidak hanya pencinta motor gede Banyuwangi, acara itu juga diikuti komunitas serupa asal luar daerah, di an-

taranya dari Tulungagung, Blitar, Surabaya, dan Malang. Setelah berkumpul di Mapolres Banyuwangi, rombongan yang terdiri atas 80 orang itu langsung melakukan start touring keliling Banyuwangi. Rute pertama yang dilalui adalah jalanan Rogojampi, Singojuruh, Songgon, lalu kembali ke Banyuwangi n

HA H ALAMAN 25 HALAMAN

Showof Force

GERDA/RABA

MEJENG DULU AH: Rombongan pencinta Harley berkumpul di Mapolres Banyuwangi sore kemarin.

BYAR PET PLN

Kebalenan sampai Glagah Black Out BANYUWANGI - Lagi-lagi layanan Perusahaan Listrik Negara (PLN) Banyuwangi bikin jengkel warga. Pada saat warga sibuk beraktivitas, aliran listrik mendadak padam kemarin. Byar pet listrik itu terjadi di wilayah Glagah, Kebalenan, dan Tamanbaru. Dua jam lamanya tiga wilayah itu mengalami black out. “Hampir tiap minggu listrik padam. Kalau padamnya mendadak, warga jelas kecewa. Apalagi, padamnya sore hari saat warga butuh listrik,’’ keluh Hujaini, warga Graha Blambangan, Desa Banjarsari, Kecamatan Glagah. Bukan hanya warga Banjarsari yang mengeluhkan matinya aliran listrik, warga Tamanbaru dan Kebalenan juga merasakan dampak black out dua jam tersebut. Pemilik toko dan warungwarung yang mengandalkan aliran listrik tidak bisa melayani pembeli n

Baca Pecinta...Hal 31 DARI LUAR KOTA: Rombongan Harley memasuki pintu gerbang Mapolres Banyuwangi. Pagi ini mereka akan menggelar bakti sosial di Taman Blambangan.

PERSEWANGI

PS TNI

VS

Tekuk atau Takluk! BANYUWANGI - Persewangi harus bisa memiliki formula khusus jika ingin menjinakkan PS TNI di Stadion Diponegoro, Banyuwangi, sore ini (kick off pukul 15.00). Sebab, PS TNI dikenal sangat agresif dan pantang menyerah sepanjang 90 menit di atas lapangan. Apalagi, PS TNI membawa skuad terbaik dalam laga uji coba bertajuk gerakan anti narkoba itu. Pelatih Suharto AD me-

SIAP TARUNG: Stiker Persewangi Reby Cahyadi (merah) siap menggempur pertahanan PS TNI di Stadion Diponegoro sore ini. Kapten PS TNI Legimin Raharjo siap tampil maksimal dalam laga uji coba.

nyertakan semua pemain seperti saat terjun di Piala Panglima Sudirman belum lama ini. PS TNI langsung menyita perhatian publik. Meski akhirnya gagal meraih juara, tapi mereka tetap mencatatkan sejarah setelah mengandaskan tim besar, seperti Persib Bandung. Tetapi, Persewangi memiliki kekuatan yang tidak bisa diremehkan. Meski bermateri pemain lokal, tapi sederet pemain memi-

liki kualitas yang sudah teruji. Bukan hanya itu, Nur Cahyo dkk juga diuntungkan dengan publik Banyuwangi. Kehadiran suporter di stadion mampu menambah kepercayaan diri dan memompa semangat demi meraih hasil maksimal. Pelatih Persewangi, Ribut Santoso, menyadari betul kekuatan PS TNI. Menurut dia, timnya telah mengantongi kelemahan tim lawan n Baca Tekuk...Hal 31

Baca Kebalenan...Hal 31

GAFATAR

CHIN JULLIEN/RABA

BUTUH PERHATIAN: Keluarga eks anggota Gafatar meninggalkan penampungan di BLK, Gang Garuda, Jalan Brawijaya, Banyuwangi kemarin.

Paeno Cs Tinggalkan Penampungan BLK BANYUWANGI - Tak sampai sepekan 18 eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang ditampung di gedung Bina Loka Karya (BLK) milik Dinas Sosial akhirnya diantar pulang ke kampung halaman masing-masing. Kemarin (30/1) kelompok yang terdiri atas tiga kepala keluarga tersebut dijemput pemerintah kecamatan dan desa masing-masing n

FOTO-FOTO:RENDRA KURNIA/RABA

OPTIMISTIS: Pemain Persewangi melakukan latihan terakhir di Stadion Diponegoro kemarin sore.

Guntur Ariyadi

Penambang Kerap Abaikan Teguran KALIPURO - Penutupan tiga galian C di wilayah Kecamatan Kalipuro menyebabkan ketiga lokasi tambang tersebut sepi. Kemarin (30/1) tidak tampak aktivitas yang dilakukan warga penambang dan kendaraan roda empat yang biasanya hilirmudik mengangkut material. Camat Kalipuro, Nurhadi, kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi mengatakan pasca razia yang dilakukan Jumat (29/1) seluruh galian C di wilayahnya sudah berhenti beroperasi n Baca Penambang...Hal 31

Robi Kristiawan

Wawan Febrianto

Khusyda Hari yudo

M Dimas Drajat Jajang Paliama

Slamet Sampurno Yanu Mahendra

PERSEW

Febrian Sofyandi

ANGI

Arsrul Risahondua

Diponegoro Banyuwangi 15.00

Hardiantono

(C)Legimin Raharjo

Rebi Cahyadi

Super Mariono

Dihadiri Pangkostrad Edy Rahmayadi

Pelatih: SUHARTO AD

(C) Nur Cahyo

Bayu Cahyo

Baca Paeno...Hal 31

GALIAN C

3 3

Pelatih: RIBUT SANTOSO

Wiganda Pradika

Manahati Lestusen

Erwin Er Ram Ramdani

Dhika Bayangkara

Suhandi

M Abduh Lestaluhu

PS TNI

SEMENTARA itu, laga Persewangi versus PS TNI tampaknya akan berlangsung seru. Kedua tim bakal duel dengan kekuatan penuh di Stadion Diponegoro, Banyuwangi, sore ini. PS TNI datang ke Banyuwangi dengan kepercayaan tinggi. Sepertinya tim asuhan Suharto AD itu ingin menunjukkan bahwa timnya bisa mengalahkan tuan rumah n Baca Dihadiri...Hal 31

Ketika Peserta KKN Untag 1945 Mengumpulkan 10.000 Ribu Bibit Pohon

Warga yang Merawat, Hasilnya untuk Kas RT Ada langkah lebih maju yang dilakukan mahasiswa Untag 1945 Banyuwangi ketika melakukan kuliah kerja nyata (KKN). Khusus mahasiswa yang sedang menjalani KKN di Kelurahan Kalipuro, mereka mengumpulkan 10.000 bibit pohon untuk ditanam di area setempat.

Kebalenan sampai Glagah black out dua jam Moto baru PLN; tiada hari tanpa byar pet! Kerap diingatkan, penambang galian C tetap mokong Biar kapok, ya dijebloskan ke penjara saja!

FREDY RIZKI, Kalipuro TUMPUKAN bibit pohon masih memenuhi garasi kantor Kelurahan Kalipuro. Ada bermacam tanaman kayu, seperti sengon, jati, mindi, trembesi, akasia, dan mahoni. Ada juga tanaman buah, seperti nangka, durian, sirsak, dan asam n Baca Warga...Hal 31 HIJAUKAN ALAM: Tim KKN Universitas 17 Agustus 1945 memeriksa bibit pohon yang dibagikan warga Kalipuro. http://www.radarbanyuwangi.co.id

FREDY RIZKI/RABA

email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com


RADAR BANYUWANGI

BERITA UTAMA

26

Hari Ini Gelaran Kejurkab Drum Band Terakhir GIRI - Setelah berlangsung tiga hari lamanya, hari ini Kejuaraan Kabupaten Drum Band Piala Bupati ke-14 memasuki hari terakhir. Pemenang seluruh perlombaan itu akan diumumkan sekaligus menerima penyerahan trofi dan piala dari Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi selaku ketua umum kejurkab drum band. Di hari ketiga kemarin suasana gedung indoor Gor Tawang Alun tampak ramai para peserta. Terlebih kategori lomba berbaris jarak pendek (LBJK) yang menjadi cabang baru dalam kejurkab

kali ini ikut dipertandingkan. Sehingga, setiap sekolah belum dapat meraba mana sekolah yang dapat tampil paling baik dalam lomba tersebut. Sekretaris Kejurkab Drum Band Piala Bupai, Hanif Irianto, mengatakan animo peserta pada LBJK cukup baik. Sehingga, ke depan cabang itu akan lebih dipersiapkan supaya dapat tampil maksimal. “Banyak yang meminta cabang ini untuk terus diadakan, respons peserta cukup bagus, karena menurut mereka persiapannya tidak terlalu sulit lagunya juga lebih variatif,� terang Hanif.

Untuk agenda hari ini, Hanif menambahkan ada akan di laksanakan lomba baris berbaris (LBB) dan lomba unjuk gelar (LUG) mulai tingkat TK, kemudian dilanjutkan SMP, SMA dan SMK. Selanjutnya setelah lomba usai akan langsung diteruskan dengan penyerahan trofi bagi pemenang lomba. “Nanti yang menyerahkan langsung Kepala Dinas Pendidikan, kita harap nanti juara yang ada bisa diapresiasi baik oleh Dinas Pendidikan maupun Dinas Pemuda dan Olahraga,� cetusnya. (fre/c1/als)

RENDRA KURNIA/RABA

PENUH: Ribuan orang menyesaki GOR Tawang Alun untuk menyaksikan kejuaraan drum band kemarin (30/1).

Jawa Pos

Minggu 31 Januari 2016

Haji Sahroni Jadi Penadah Kasus Sapi KALIPURO - Unit Reskrim Polsek Kalipuro kembali merangkai benang putus kasus dugaan penggelapan belasan sapi milik Dwi Wicaksono, salah seorang Panitera Pengadilan Negeri Banyuwangi. Setelah mengamankan Awaton alias Naim, 50, yang diduga sebagai pelaku penggelapan sapi milik warga Kelurahan Kertosari, Banyuwangi, kini polisi berhasil meringkus penadah sapi yang sudah dijual pelaku. Penadahnya adalah Sahroni, 60, warga Kelurahan/Kecamatan Kalipuro. Pria yang berstatus haji itu sudah ditetapkan tersangka dalam kasus sapi tersebut. Hanya, Sahroni belum dijebloskan ke tahanan seperti temannya, Naim. Kapolsek Kalipuro AKP Supriyadi mengatakan, penadah sapi milik Dwi Wicaksono memang Sahroni. Polisi kini masih mendalami kasus itu dengan memeriksa intensif pria yang

sudah berusia uzur itu. “Sudah diperiksa dan jadi tersangka,� katanya. Informasi yang diperoleh Jawa Pos Radar Banyuwangi, ada sekitar 15 sapi yang digelapkan Naim. Sapi itu dijual Rp 20 juta hingga Rp 25 juta per ekor. Oleh pelaku, sapi itu dijual kepada Sahroni. Naim, warga Dusun Rejosari, Desa Pesucen, Kecamatan Kalipuro, ditangkap atas dugaan penggelapan sapi. Dia adalah magersaren yang menjaga dan merawat sapi serta kebun milik Dwi. Sapi itu diembat dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pribadi. Pelaku kini meringkuk di tahanan Polsek Kalipuro. Dia terancam Pasal 372 junto 378 KUHP dengan ancaman maksimal empat tahun penjara. Polisi kini tengah memburu penadah barang hasil kejahatan itu. Menurut pengakuan Naim, sapi-sapi itu dijual kepada seseorang seharga Rp 30 juta. (nic/c1/aif)

Kekerasan Perempuan dan Anak Meningkat BANYUWANGI - Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BP2KB) Banyuwangi mencatat tren kasus kekerasan anak dan perempuan pada tahun 2015 meningkat dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2014, kasus kekerasan yang berhasil dicatat sebanyak 96 kasus. Angka tersebut dihimpun dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PTP2A) dan Polres. Kepala BP2KB Banyuwangi, Pua Jiwa, menyatakan peningkatan kasus tersebut disebabkan dua faktor. “Yang pertama bisa jadi karena memang kasus tersebut berkembang. Bisa juga karena kesadaran masyarakat melaporkan kasus semakin tumbuh,� jelasnya. Kasus kekerasan yang menonjol pada tahun 2015 didominasi kekerasan persetubuhan dan pencabulan yang mencapai

Data Kekerasan Anak Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Jumlah 104 kasus 104 kasus 103 kaus 60 kasus 96 kasus 104 kasus

Kasus Dominan Pemerkosaan Pencabulan Persetubuhan Persetubuhan Persetubuhan Persetubuhan

48 kasus. Empat kasus terlapor di PTP2A dan 45 kasus terlapor di kepolisian. Urutan kedua adalah kekerasan penganiayaan, ketiga pencabulan, berikutnya hak asuh anak, dan membawa lari anak di bawah umur. Pua membeberkan tingginya kasus persetubuhan selalu dilatari keluarga yang kurang harmonis, seperti orang tua berkonflik atau bercerai. Selain itu, faktor profesi seorang ibu yang menjadi tenaga kerja wanita

(TKW) menyebabkan anak kurang pengawasan. “Anak diasuh oleh nenek atau orang tua non-kandung, sehingga pengawasan kurang. Terkadang kasus persetubuhan justru melibatkan orang-orang terdekat korban,� katanya Jika ditilik dari data lima tahun ke belakang, kasus kekerasan persetubuhan selalu mendominasi setiap tahun. Hal itu juga tidak lepas dari perkembangan teknologi yang kian terjamah

seluruh usia. Teknologi, terutama internet, merupakan salah penyebab kualitas anak menjadi buruk. Oleh karena itu, penggunaan internet perlu pengawasan orang tua. Setiap kasus yang dilaporkan di PTP2A akan diidentifikasi dan ditelusuri berdasar jejaring kasus. Jika dimungkinkan instansi terkait diusahakan terlibat, sehingga proses penyelesaian lebih cepat. Berikutnya BP2KB melakukan pendampingan hingga proses pengadilan. Langkah preventif yang dilakukan BP2KB adalah gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat, terutama yang masih usia sekolah, dan dunia pesantren. Dia meminta masyarakat tidak segan melapor jika haknya dilanggar. “Jangan sungkan lapor jika haknya dilanggar. Kami menyediakan shelter (perlindungan),� tandasnya. (cin/c1/als)

AKBAR KONSTRUKSI N

KA AHLI MENGERJA

BAJA BERAT

ANTUSIAS: Peserta menyimak seminar pasar modal di Auditorium Untag, kemarin.

IRWAN/JP-RABA

Membludak, Peserta Seminar Pasar Modal BANYUWANGI-Seminar pasar modal yang diselenggarakan di Auditorium Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi, kemarin (30/1) disambut antusias. Tidak tanggungtanggung, sebanyak 500 peserta mengikuti acara yang digagas Fakultas Ekonomi Untag bersama Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia (BEI) Untag tersebut. Narasumber dihadirkan dari BEI Surabaya, yakni Dewi Sriana dan Samsuri, SE dari PT Reliance Sekuritas, Tbk. Seminar yang dibuka Dekan Fakultas Ekonomi Untag Dr. Rio Sudirman, SE, MM itu mengangkat tema “Make Choice for Your Instrument Invest-

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

GENTENG

BANYUWANGI

Isuzu Panther

Innova

Honda Brio

Kaligondo

Wringin Putih Muncar

Djl Tanah 3260m2, SHM 688, lokasi strategis cocok u/ berbagai usaha, Kaligondo Gtg Bwi, Hub : Sudarsono 085236509927

Djl Tnh L 2.090 M2 300 Jt Lok. Ds.Wringinputih Muncar Bwi SHM an Aslamiyah PPJB No. 18 Notaris Wibowo Ibo Sarwono 031-8988308

BANYUWANGI

Depan Polsek Ketapang

Kertosari

Djl Tanah L 475 m2 Lokasi Dpn Polsek Ketapang, Banyuwangi Hub: 081381683752

Djl Cpt Mitsubishi Kuda ‘01, Isuzu Panther ‘94, Panther Pick Up ‘03, Honda/GLM II ‘00 Hub: Bp. Agus 08124961979/081336189997

081 234 555 255 PURWOHARJO - BANYUWANGI

STNK Hlg STNK P 3457 YH an Siti Syamsiah, Jl. Tumapel No. 01 B RT. 3/3, Kel. Tamanbaru

Dijual Innova Th ‘013/’09 Disel, Silver Manual Hrg 235/175 Jt Nego Bisa Cash/Kredit atau Tukar Tambah Hb: 082142194111

Djl Honda Brio P 1687 VR 25-09-2016 Type 1,2 EAT Th ‘15, Warna Merah, Tangan Pertama di Jl Singosari 27 Tamanbaru, Banyuwangi Hub: 08113503009

Djl Tanah Ls 2500 m, SHM, Kertosari, Bwi, Dkt Lap. Bola dan Lap. Basket, Tanah Prospek dan menjajikan Hub: 081326762684

Jl. Lingkar Ketapang Dijual Tanah 2530 m2, Jl. Lingkar Ketapang, Sangat Strategis H: 082141046676

Hlg STNK P 6658 ZG an Umi Eliyana, Dsn. Krajan Barat RT. 4/2, Ds. Singojuruh Hlg SIM C+B,STNK P 6021 W an Moh. Sauki, Dsn. Maduran RT. 4/4, Rogojampi

BANYUWANGI

HOTLINE IKLAN

0333 412224

The Lagoon Disewakan Ruko The Lagoon, Jl. Yos Sudarso No. 7&8 B.Wangi perbuah 35 Jt Min 3 Th Berminat Hub: 0811348054

Mau pasang lowongan? Hubungi HP: 08123353502

Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi/Korlip: Syaifuddin Mahmud Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni, Chien Jullien Anisa, Taufik Ferdiansyah, Fredy Rizki Manunggal Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja J

tim. Mulai pagi hingga sore, seluruh tim akan bersaing adu pengetahuan tentang pasar modal. “Peserta olimpiade ini melebihi target yang hanya 50 tim. Masing-masing tim beranggotakan dua orang,� terangnya. Seminar dan olimpiade pasar modal itu, kata Mega, bertujuan menyebarkan informasi tentang keberadaan galeri BEI di Untag secara merata di Kabupaten Banyuwangi. Dengan begitu diharapkan masyarakat mulai melirik investasi pasar modal. “Mahasiswa dan pelajar juga mulai mengenal pasar modal, karena di sekolah belum diajarkan investasi sejak dini di pasar modal,� cetusnya.(*)

Antara Lain :

DINDING KACA / SOFT RON ALUMUNIUM COMPOSIT PANEL / ALUCOPAN / ACP JENDELA PINTU KACA / KARTEN WOLT GUDANG / PABRIK POM BENSIN TERAS / KANOPI RUMAH SEKOLAH / AULA PAGAR TERALIS, DLL

ment in Capital Market�. Mega Ayu Lestari, ketua panitia seminar mengatakan, peserta seminar tidak hanya mahasiswa Untag Banyuwangi. Ada juga peserta dari Akademi Akuntansi PGRI Jember dan Universitas Airlangga di Banyuwangi. Ratusan pelajar dari SMA dan SMK se Kabupaten Banyuwangi juga mengikuti seminar tersebut. “Total peserta dari kalangan pelajar, mahasiswa, dan undangan mencapai 500 orang. Meningkat dibanding tahun lalu,� ungkap mahasiswa jurusan akuntansi itu. Mega menambahkan, hari ini juga diadakan olimpiade pasar modal yang diikuti 65

Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha Iklan: Sidrotul Muntaha, Dian Effendi Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti, Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani Corporate Lawyer Jawa Pos Group: Dr. Harris Arthur Hedar SH MH Direktur: Samsudin Adlawi

Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.

J Wartawan

Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Agus Baihaqi Staf Redaksi: Shulhan Hadi, Dedy Jumhardiyanto Pengembangan Usaha: Abdul Aziz Iklan: Thomy Sila Acrhdiansyah, Eko Budiyono Pemasaran: Wahyu Nugroho Administrasi: Titin Wulandari Kantor Genteng: Ruko Madania, Jl Hasyim Asy’ari No 06 Genteng Telp : (0333) 845860

Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Fotografer: Rendra Des Kurnia Lay Out/Grafis: Pemasaran: Samsuri Administrasi: Dimas Ayu Dewi Fintari Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.

Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.

J

Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300

Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi


EKONOMI BISNIS RADAR BANYUWANGI

Jawa Pos

Minggu 31 Januari 2016

27

Kebutuhan Guru di Banyuwangi Sudah Tercukupi

DEDY JUMHARDIYANTO/ JPRG

TERAMPIL: Katimin,70, dan Mariyatun, 60, mengerjakan anyaman keranjang pindang ikan di rumahnya kemarin (29/1).

Harga Kerajinan Keranjang Pindang Naik SRONO - Pembuat kerajinan keranjang pindang ikan di Dusun Sumberagung, Desa Rejoagung, Kecamatan Srono, sedang semringah. Sudah dua pekan ini harga keranjang ikan mengalami kenaikan. Salah satu perajin anyaman keranjang pindang ikan asal Dusun Sumberagung, Desa Rejoagung, Mariyatun, 60, mengatakan biasanya harga keranjang ikan itu hanya Rp10

ribu setiap 100 biji. Kini harganya naik menjadi Rp15 ribu per 100 biji. “Naik karena produksi pindang di Muncar mulai banyak,” katanya. Perajin anyaman keranjang pindang ikan laut di Desa Rejoagung, selama ini sangat bergantung dari hasil tangkapan nelayan di Muncar. Jika tidak ada tangkapan ikan jenis pindangan, sangat berdampak terhadap harga

kerajinan anyaman keranjang. “Kalau ikan hasil tangkapan nelayan sepi, harga keranjang juga turun,” ujarnya. Bersama suaminya Katimin, Mariyatun dalam sehari bisa menyelesaikan keranjang pindang hingga 200 biji. Keranjang ikan itu, biasanya akan diambil oleh pengepul. “Kalau harga murah, kami susah, karena hanya dapat capek,” ungkapnya. (ddy/c1/abi)

BANYUWANGI - Moratorium terbatas yang dilakukan Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN-RB) terkait pengangkatan jumlah Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) membuat pengangkatan CPNS dari kalangan honorer K2 belum jelas. Di lingkungan Dinas Pendidikan (Dispendik) terdata 1924 tenaga honorer K2 yang menanti kepastian status yang berharap diangkat menjadi CPNS. Kepala Dispendik Banyuwangi, Sulihtiyono, mengatakan jumlah guru di Banyuwangi saat ini mencapai 14 ribu orang. Jumlah guru sebanyak itu, kata dia, sebenarnya cukup untuk memenuhi kebutuhan guru 1.115 sekolah dari jenjang SD-SMA di Bumi Blambangan. Namun, jika mengacu pada orientasi guru PNS, maka jumlah tenaga guru tersebut masih kurang. Terkait pernyataan, Menpan-RB Yuddy Chrisnandi mengenai moratorium terbatas, Kadispendik Sulihtiyono mengatakan ada kemungkinan

DOK.RABA

Sulihtiyono

pengangkatan tenaga honorer guru menjadi CPNS. Karena khusus K2 dari kalangan guru dan perawat atau dokter memperoleh kebijakan berbeda dalam moratorium tersebut. Saat ini Sulihtiyono masih menunggu teknis resmi jika memang ada pengangkatan tenaga honorer. “Jumlah guru kita jika ditambah honorer ini sudah cukup, seperti di swasta juga sebagian besar gurunya honorer. Tetapi, jika mengacu guru harus PNS memang belum cukup,” ujar Sulih. Selain itu, jika nanti memang tenaga honorer sulit diangkat menjadi CPNS, Sulih berharap

setidaknya ada peraturan pemerintah yang mengatur standarisasi honor para guru tidak tetap. Karena sejauh ini, honor guru honorer masih disesuaikan dengan kekuatan dana BOS masing-masing sekolah. Jadi semakin banyak guru honorer, semakin kecil pendapatan yang mereka peroleh. “Selama ini kita masih mengandalkan dana BOS untuk mengangkat tenaga honorer, jika tidak memungkinkan kita melakukan pembelajaran multygrade, jadi kelas yang muridnya sedikit dapat digabung dan diajar satu guru,” terangnya. Sementara itu, berdasar sumber internal Dispendik Banyuwangi, pendaftaran CPNS 2016 dibuka terbatas untuk tenaga kesehatan, tenaga pendidikan dan penegak hukum. Adapun tenaga pendidik diprioritaskan untuk guru dengan kategori 3T (terluar, terdepan dan tertinggal). Pelaksanaan CPNS sendiri berdasar pengumuman tersebut dilakukan pada sekitar bulan Agustus dan September. (fre/c1/bay)

Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un Keluarga Besar

Mengucapkan Turut Berduka Cita Atas Meninggalnya

HERU PUTRANTO/RADAR JEMBER/JPNN

BAGAIMANA INI

SHULHAN HADI/JPRG

NAIK TRUK: Pekerja kebun di Afdeling Waringin.

Pekerja Kebun Jemput Bahaya GLENMORE - Mengenakan sepatu boots, kaus panjang, memakai penutup kepala caping, membawa sabit, dan terkadang membawa tas selempang, sudah menjadi ciri khas para pekerja perkebunan. Setiap hari mereka bekerja di kebun dengan diangkut truk yang sudah disiapkan oleh perkebunan. Mereka tidak peduli larangan truk tidak boleh mengangkut orang. Baginya, yang terpenting bisa cepat datang ke kebun untuk bekerja dan juga bisa cepat tiba di rumah. (sli/c1/abi)

KIAN MAHAL: Harga bawang merah dan bahan pangan lain di Jember makin meroket di saat harga BBM dan elpiji turun.

BBM Sudah Lama Turun, Pangan Tetap Meroket JEMBER – Turunnya harga BBM, tarif listrik, hingga elpiji tabung biru tidak diikuti turunnya harga-harga bahan pokok. Yang terjadi justru sebaliknya, sebagian harga bahan pangan malah naik hampir lipat dua dari sebelumnya. Pantauan koran ini di Pasar Tegal Besar, Kaliwates, Jember, beberapa jenis komoditas mengalami lonjakan harga yang cukup drastis. Seperti telur ayam yang sebelumnya berkisar di angka Rp 20.500, kini meningkat hingga Rp 23 ribu. Demikian pula dengan bawang merah yang pada Desember lalu hanya Rp 27 ribu per kg, kini meroket ke Rp 40 - 45 ribu per kg. “Itu pun untuk yang kualitasnya tidak terlalu baik,” kata Siti, pedagang di Pasar Tegal Besar. Bahkan, dia mengaku kesulitan menentukan harga jual yang akan dia tetapkan kepada pembelinya. Sebab, harga tersebut sudah mahal sejak dari pemasok. “Contohnya gula, saya ambil dari pemasok

seharga Rp 11.900. Mau saya jual Rp 12 ribu nanti tekor, mau dijual Rp 13 ribu bisa-bisa nggak laku,” ujarnya. Tidak hanya bahan pokok yang mengalami peningkatan harga. Beberapa jenis sayuran turut mengalami lonjakan harga. Jika biasanya masyarakat bisa mendapatkan wortel dengan harga Rp 6 – 8 ribu per kilogram, kini terpaksa merogoh kocek sampai Rp 12 ribu. Demikian pula dengan kentang yang meningkat hingga Rp 15 ribu, setelah sebelumnya hanya Rp 8 – 10 ribu per kg. Ifa, salah seorang pembeli di Pasar Tegal Besar mengaku prihatin dengan harga bahan pangan yang semakin mahal. Dia meragukan jika turunnya beberapa harga, seperti BBM dan elpiji mampu menurunkan pula harga bahan pangan di pasar. Sebab, harga bahan pangan sudah terlanjur naik. “Mustahil kalau harga sembako turun dalam waktu dekat,” ujar Ifa. (lin/har/jpg)

IbuIbunda Rani Herawati Rahman Bayu Saksono (Pemimpin Redaksi Jawa Pos Radar Banyuwangi)

Semoga semua amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT


RADAR BANYUWANGI

BUDAYA

30

Jawa Pos

Minggu 31 Januari 2016

Kelam oleh Yuditeha*

PERISTIWA itu terjadi persis sepekan sebelum perayaan tahun baru. Sampailah aku di area bangunan itu. Sebuah bangunan dimana peristiwa itu terjadi. Bangunan yang telah menjatuhkan jiwanya ke dasar kelam hingga dia takut untuk kembali ke permukaan, sekedar ingin tahu dirinya masih layak untuk hidup atau tidak. Bangunan yang letaknya kira-kira sejengkal angan ke arah barat daya dari jalan raya. Jalan raya yang menghubungkan kota kenangan dengan kota kematian. Sekilas aku teringat kota-kota Calvino. Bangunan itu tidak luas, biasa saja tetapi kesan yang ditimbulkan semacam rumah yang penuh dengan demit. Di setiap pangkal tiang-tiangnya seperti terukir lilitan ular sanca. Ukiran-ukiran itu seharmoni dengan bau lantai yang menguapkan hawa dingin malam yang masih tersisa di sudut-sudut ruang. Sesekali ada bau lain yang menyeruak, seperti ada yang dengan sengaja menghembuskannya. Bau lain itu semacam gabungan tiga bau yang dicampur jadi satu, yaitu amis darah, bau tanah sehabis tersiram air dan bau langu seperti bau daun muda yang layu. Di lantainya banyak terdapat bekas gambar telapak kaki yang acak tapi jika diperhatikan de bekas telapak-telapak kaki itu membentuk gambar lingkaran. Langit-langit rumah itu selayak awan putih tebal yang menggulung-gulung. Dan di sebagian tempat terdapat sebuah keunikan. Diantaranya di setiap perbatasan ruang antara ruang tamu dengan ruang tengah dan ruang keluarga dengan ruang makan terjulur rumbairumbai hias dengan ujung-ujungnya tergantung manik-manik kecil hitam, sekilas seperti miniatur kepala para kurcaci. Dinding-dindingnya penuh dengan lukisan mozaik garis fertikal-horisontal dengan dihiasi titik-titik berwarna oriental yellow hingga menciptakan cahaya maya tetapi dapat menyorot tegas seperti sinar laser tembak dan dengan sendirinya akan terpancar dan akhirnya tertambat jelas pada apa saja yang berada di depannya. Tentang wanita itu, kabarnya dari hari ke hari, minggu, bulan lalu tahun, ternyata ada sisinya yang masih setia dia piara meski waktu telah memakannya. Dan hebatnya, lambat laun dirinya cepat menjadi tidak tak berdaya lagi. Sesunguhnya kalau toh dia moksa dia sudah bisa diterima di dunia yang penuh dengan sayap, yang mungkin bisa memberinya sedikit kelegaan dan bisa istirahat. Tetapi dia tetap memilih untuk mondarmandir di ruang kamar lalu akan kembali menekuri dirinya yang bisa saja berganti-ganti menjilma apa saja dan terus saja merawat sebuah lukisan yang kini menjadi satu-satunya penghias dinding kamarnya. Gambar itu berupa lukisan abstrak dengan dominasi warna kelam. Yang bila dia melihatnya akan membawanya kembali ke masa silam ketika dirinya harus pasrah oleh ke-lima algojo monster laki-laki yang berwujud manusia. Aku masuk kamar itu, seketika kudengar jeritan. Mungkin aku dikira salah satu dari lima biawak yang dulu melumatnya. Sejenak kemudian jeritan menghilang di atas ruang kamar, di sebelah pojok kanan tepatnya persis di area tiang kuda-kuda rumah itu. Tetapi bila aku perhatikan dengan seksama, suara yang kusebut sebagai jeritan itu ternyata hanya bunyi sebuah benda yang jatuh dari genting mengenai plafon kamar lalu menggaung pelan. Seperti kejadian dalam film horor. Sensasinya begitu hebat. Membuat bulu kuduk berdiri. Karena lelah saat perjalanan menuju ke sini, kini kubaringkan ragaku yang sedianya hanya ingin merilekkan otot yang kaku tapi justru menjadi keenakan hingga aku tak sadarkan diri hingga terlelap. Dalam lelapku aku bermimpi berjumpa dengan penghuni rumah ini. Seorang gadis cantik yang menjadi korban perkosaan oleh lima pria dewasa. Kini dia baru berjuang untuk kembali menjalani hidup. Dan dia sedang mencari tahu bagaimana caranya agar kisah kelam di dirinya sirna. Dalam mimpi gadis itu bertanya

padaku apakah aku punya cara jitu agar kisah kelam hidupnya itu cepat hilang hingga kemudian bisa menjadi baik lagi. Belum sempat aku menjawab, aku tersadar dan bangun. Aku jadi tidak mau berhenti berfikir, rasanya ingin terus mencari-cari jalan keluar bagaimana caranya agar kisah kelam gadis itu bisa cepat musnah. Dalam berfikirku disaat-saat tertentu otakku seperti hilang dari kesadaran dan pada akhirnya hanya menyisakan pandangan mataku menerawang kosong dan entah kemana tertuju. Dan aku tersadar karena kaget ada suara deritan pintu yang kemudian menutup tiba-tiba dengan keras. Dan sekilas aku melihat sekelebat orang. Lalu aku teringat dengan gadis nestapa yang ingin kutemui. Kini aku telah sampai di kamar itu, kamar yang selama ini masih tetap dia tinggalli. Argumen dia tentang keinginannya untuk tetap ngotot untuk tinggal di kamar itu membuat orang-orang tidak habis pikir. Tidak masuk akal. Karena biasanya yang terjadi pada orang lain justru mereka akan merasa tidak krasan dengan sesuatu yang senantiasa bisa mengingatkannya ke dalam kisah kelam yang pernah mereka alami.

Yang kutahu hanya orang-orang yang sedang mengalami jatuh cinta yang mendalamlah, yang sanggup untuk melalui semua ini. Tapi aku yakin, kini dia tidak sedang jatuh cinta, bahkan mungkin justru sebaliknya. Kini dia sedang memendam perasaan benci yang sangat terhadap sesuatu. Atau mungkin saja dia memang baru memperjuangkan cinta yang dahsyat untuk dirinya sendiri. Yah, benar. Cinta untuk dirinya sendiri. Karena seperti yang orang bilang, bahwa antara cinta dan benci hanya terbatasi oleh sehelai benang dan terkurung dalam satu ruang yang sama yaitu hati. Yang sering kali bisa membuat rancu sebuah makna dari sebuah peristiwa. Dan kedatanganku di kamar ini juga masih ada sangkut pautnya dengan pemikiran yang tidak biasanya dari gadis itu. Sekarang ini dia telah berada di hadapanku, duduk bersebrangan meja denganku. Sikapnya tenang, kepala menunduk dan rambutnya menjuntai ke depan dibiarkan menutupi sebagian wajahnya. Dengan alasan apa hingga dia bisa bertahan dalam situasi seperti ini? Semua berita tentang kisah kelam gadis itu akan menjadi sajian inti dalam majalah dimana aku bekerja. Dan sekarang aku telah siap untuk

mewawancarainya. Pada saat aku baru mempersiapkan perlengkapan wawancara, tiba-tiba tanpa menunggu ditanya, gadis itu langsung bebicara. Dia berusaha menceritakan bagaimana prosesi kisah kelam itu terjadi. “Darah bercampur keringat, muncrat mengenai baju dan ada yang menetes di lantai dan mengotori tembok,” katanya dengan penuh ekspresi mengakhiri cerita kisah itu. “Untuk apa aku hidup? Pertanyaan itu selalu terngiang di benakku setiap kali aku teringat kejadian biadab itu,” lanjutnya. Katanya, dulu setiap pagi yang baru selalu mendedahkan sebuah kepenatan karena trauma itu belum terobati dan setiap malamnya dia sibuk lembur menerjemahkan sisi gelapnya dan tak pernah paham. “Tapi itu dulu sebelum aku menemukan gairah hidupku kembali,” katanya kemudian. Karena katanya sejak sebulan setelah peristiwa itu, setiap kali gulita datang, dia justru berusaha untuk mendekapnya. Dia tidak ingin malam berlalu begitu saja, dia ingin malam ikut turut serta memberi andil tentang bukti kegelapan dunia yang senyatanya belum bisa sirna. Mendengar itu semua, aku datang yang sedianya ingin mencoba berempati, ikut merasakan remuknya sebuah masa yang dihancurkan oleh petaka tiba-tiba, tanpa kompromi dan membabi buta itu sia-sia. Justru aku seperti serasa dipojokkan karena senyatanya aku juga termasuk mahkluk yang bernama laki-laki. Dan ketika ceritanya semakin ke dalam, dia tampak begitu bersemangat dengan raut muka seperti menahan dendam kesumat yang siap dilampiaskan. Aku jadi ikut terbawa emosi dan hanyut dalam cerita. Kuamati setiap saksi bisu yang dia ceritakan: tentang darah, tentang keringat, tentang telapak kaki, tentang sperma, tentang tawa puas dan tentang teriakan dan jeritan yang telah menjadi suara gema abadi di kamar itu. Lagi-lagi aku dibuat terhenyak karena dia masih begitu hafal dengan apa saja yang telah menimpa dirinya. Bagi banyak orang yang pernah mengalami peristiwa sejenis, biasanya mereka ingin segera menghapus kenangan hitam itu dari hidupnya. Tapi bagi gadis ini justru kenangan pahit itu tetap di simpan rapat-rapat dan diabadikan dalam memori hidupnya. Kini dia bisa menceritakan lengkap terhadapku sampai seakan-akan aku seperti melihat film dokumenter. Tidak ada sedikitpun yang terlepas. Semua tersajikan dengan jelas dan gamblang. Disaat aku terhanyut dalam ceritanya hingga aku dapat masuk dalam kisah tragis itu, dengan atas dasar fakta yang ada membuatku tidak lagi sempat memperhatikan ketika dia dengan sengaja pergi meninggalkanku sendirian di kamar. Dia meninggalkanku sendiri dalam dunia kelam yang diabadikannya. Pada saat aku tersadar, ada rasa sedikit kecewa di diriku karena aku belum sempat mengetahui alasan apa hingga dia masih bisa bertahan dalam kamar yang banyak menyimpan kenangan kelam baginya. Mengapa dia juga masih begitu apik memelihara dengan baik step per step kisah kelam yang meninpa dirinya itu? Aku terpaksa pulang dengan masih membawa PR. Ketika aku beranjak meninggalkan tempat itu, aku sempat membaca sebaris kalimat yang tertera pada daun pintu kamarnya: Kalau sudah sampai waktunya kalian pasti akan tahu! Pada akhirnya kalimat itulah yang aku pakai untuk judul artikelku dalam kasus ini. Walaupun belum memberikan informasi yang jelas, tulisanku ternyata banyak dibaca dan menarik perhatian dari banyak orang. Ketika banyak orang telah berhasil kubuat penasaran dengan tulisanku, mereka jadi tidak sabar ingin segera mengetahui alasan mengapa si korban tahan melakukannya. Dan di saat orang-orang sibuk menerka apa maksudnya sebuah fakta baru muncul. Telah ditemukan di tempat pembuangan sampah, lima buah potongan alat kelamin pria di dalam kantong plastik. *) Cerpenis yang hobi melukis wajah. Aktif di Komunitas Sastra Alit Surakarta.

Kemenangan Rotman Oleh Mufidz At-thoriq Syarifudin*

Kepalaku seperti batu malam ini. Di dalamnya pasir-pasir mencari celah keluar. Mataku menghadap ke atas, menyisakan putihnya dan urat-urat yang menyembul sampai kelopaknya perih dan basah. Suara gemeretak gigi, seperti suara lebah yang siap menyengat siapa saja yang berani mendekat. Rongga dadaku dipadati udara yang tak sebersih dulu ketika anak-anak masih bermain dengan ternak orang tuanya, dan para isteri mandi dan mencuci di sungai. Pasir-pasir di kepalaku semakin menekan, sampai ranjang yang mengikatku dengan sabuk besar di kaki dan tanganku mengeluarka decitan yang gaduh. Keringat memenuhi alas yang membentuk pulau-pulau negeri entah. Duri-duri hitam dalam tubuhku mencuat keluar. Kulitku seperti di tusuk dari dalam dengan tusukan tajam dan panas. Ruangan itu menggema dengan teriakan kerasku yang menggetarkan air di dalam toples-toples berisi otak, lambung, hati, usus yang berjejer di dinding. Kipas angin yang berputar perlahan, menurunkan debu-debu dari baling-balingnya. Sinar bulan menyusup di setiap sela gorden menyentuh tubuhku. Akhirnya aku bisa terlepas dari ranjang

itu. Namun kulihat tubuhku terbaring di sana, masih dengan sabuk di kaki dan tangannya. Aku terlepas dari tubuhku. Di toples-toples kaca itu, aku ialah landak besar dengan bulu dan duri yang kasar. *** “Segeralah pulang! Aku tidak bisa mengabulkan keinginanmu untuk membuang Rotman.” Ujar Pimpinan Gumbir. “Tapi, Ayah. Penasehatmu itu kotor. Segala nasehatnya ialah muslihat untukmu. Lantas kauakan tetap menurutinya?” Aku berdiri dari sofa. “Diam, Kilan! Kau tak tahu apa-apa tentang dia. Jangan coba masuk dalam urusanku yang tak kauketahui.” “Bukan aku yang masuk dalam perkara ini. Ayahlah yang menjerumuskanku dalam setiap urusanmu yang bejad ini.” Napasku tersengal. “Jangan berteriak di depan wajahku! Kausudah lancang berkata seperti itu padaku, Kilan. Sudah sampai mana kehidupanmu?” Wajahku tenggelam pada secangkir teh di meja kecil berenda putih di hadapanku dan Ayah. Mataku berbinar, urat-urat di sekitar kelopak mataku terasa mengeras. Duri-duri di lenganku sudah siap, tak lama tenggelam kembali. Dadaku menemukan temponya kembali. Tatapan Ayah serupa panah yang siap dilesatkan. Aku tak berani menatapnya

lebih lama, kemudian aku kembali tenggelam dalam cangkir teh itu. Beregegas kupergi meninggalkannya sendiri di ruang perapian. Sepanjang jalan, angin menghantam mukaku yang memerah. Gerimis mengantarkan dinginnya menusuk kulit dan uluh hati. Burung-burung tabah di guyur gerimis pada sarangnya yang hangat. Suara sepatuku tak secepat sebelumnya di lorong yang empu banyak pintu itu. Kutendang pot bunga kecil di sudut dinding sampai isinya berhamburan di lantai. “Kautakan bisa menyingkirkanku semudah itu, anak muda.” Aku sangat mengenal suara berat itu. Ialah Rotman, penasehat busuk yang selalu membius otak Ayah dengan mulut berbusanya. Aku berbalik menghadapnya. Tubuhnya bersandar pada tembok dekat salah satu pintu. Topi koboi yang khas selalu menutupi mukanya saat berbicara. Lengan kemejanya juga digulung seperempat lengan. “Aku memang tak berniat menyingkirkanmu. Namun, kautakan lagi melihat bulan yang menampakan tubuhnya saban malam.” Urat-urat tubuhku menegang. Asap rokok keluar dari mulut dan hidungnya. Senyum kecut membentuk guratanguratan di sekitar mulut juga kumisnya yang tebal. Mata birunya menatapku seperti

pisau yang saban hari diasah sungguhsungguh. Dilemparkannya puntung rokok yang menyala pada genangan gerimis yang memantulakan awan gelap dan sedikit cahaya bulan. Dia melangkah mendekat padaku. Tanganku mengepal, dan duri-duri pada tubuhku bermunculan perlahan. “Bukan aku yang membunuh Ibu,” Katanya berbisik. “Ayahlah yang melakukannya.” “Kausangka aku masih anak ingusan, Rotman? Aku bertolak jauh dengan Ayah yang memercayaimu.” Rotman tetap bersih keras meyakinkanku, bahwa bukan dia di balik pembunuhan Ibu. Aku tak akan memercayainya lagi. Dulu aku memang masih adiknya yang penurut, karena kauimingi permen untuk projek Gumbir. Kaukata sama sekali takan sakit ketika suntikan itu menancap di langanku, yang menjadikanku manusia berduri seperti sekarang. Dan sebulan yang lalu, Ayah kaupengaruhi agar menjadikan Ibu objek untuk projek yang sedang kaugarap. Projek dengan bertimbun keuntungan duniawi. Projek yang menghitamkan pandanganmu. Projek yang kautuhankan. Jangan kaukira, luka pada dadaku dibentuk dengan pensil. Luka ini dibentuk olehmu dengan pisau yang lebih tajam dari pisau yang mengiris tubuh Ibu.

Awalnya aku tak menyangka Rotmanlah dalang di balik itu semua. Karena kutahu, Rotman sangat disayangi Ibu melebihi aku. Karena dia anak kandungnya. Tidak seperti aku yang dipungutnya dari panti. Sungguh biadab kau, Rotman. Hidupmu seperti kucing yang menjalang induknya sepuas hati. “Kau memang berkepala batu, anak muda.” Dia melangkah menjauh. Duri-duri pada tubuhku keluar seutuhnya. Segera kuberlari untuk menikamnya dari belakang. Akan kucabik tubuhnya sampai hancur seperti cincang menu makan malam di meja makan Ayah. Cakarku siap merobek punggungnya. Jarak ia menuju mati, waktu seperti membeku. Dia membungkuk dan berbalik menancapkan pisau pada pinggang kananku tepat dengan kilatan petir dan guntur gerimis malam itu. Kudengar detik jam tangannya, rintik gerimis malam itu perlahan menghantamkan tubuhnya pada tanah. Tubuhku rubuh, dengan darah merah yang menggenang di lantai. Semerah kebencianku padamu. Kulihat Rotman tersenyum. Di baliknya, Ayah berdiri dengan senyuman sama dengannya. “Kau akan senasib dengan ibumu, anak muda.” *) Mahasiswa Universitas Siliwangi jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.


RADAR BANYUWANGI

Jawa Pos

Minggu 31 Januari 2016

BERITA UTAMA

31

Meski Sudah Tutup Tetap Diawasi n PENAMBANG... Sambungan dari Hal 25

Apalagi, ketiganya terbukti tidak memiliki izin pertambangan yang dikeluarkan pemerintah provinsi. Ketika ditanya tentang pengawasan ketiga tambang tersebut, Nurhadi menyebut pihaknya sudah berulang kali menegur pihak penambang. Mereka diminta berhenti beroperasi dan menyelesaikan perizinan mereka terlebih dahulu. Namun, karena alasan tidak memiliki wewenang lebih, Nurhadi mengaku tidak bisa melakukan apa-apa ketika penambang tetap

melakukan aktivitas. “Kemarin kita tutup sesuai perintah kapolres bersama empat kapolsek dan perwakilan koramil. Sebelumnya, sudah kita minta selesaikan dulu tugasnya. Berkali-kali kita kirimi surat,” terang Nurhadi. Nurhadi menerangkan, tambang yang berada di belakang kantor kepala Desa Kelir memang dilakukan secara manual. Tapi sama seperti tambang lain, tambang tersebut belum mengantongi izin dari pemerintah provinsi. Kemudian, tambang di Kelurahan Klatak sudah menggunakan alat berat. Sementara itu, terkait galian batu

milik PT. GMM di Desa Kelir, tambang tersebut memang sudah lama tidak beroperasi. Apalagi, setelah ada peraturan izin tambang harus dikeluarkan pihak provinsi, perusahaan pengolah aspal atau asphalt mixing plant (AMP) itu tidak lagi melanjutkan penambangan batu di belakang pabrik. “Peran tambang dalam menyerap tenaga kerja warga sekitar sebenarnya tidak terlalu besar, apalagi yang menggunakan alat berat. Karena itu, kita akan ikut mengawasi setelah penutupan. Meski itu ranah pihak keamanan, kita akan bantu awasi,” kata Nurhadi. (fre/c1/aif)

TAK LAGI BEROPERASI: Aparat kepolisian memasang police line galian C ilegal milik Sofiah di belakang balai Desa Kelir, Kalipuro.

FREDY RIZKI/RABA

Penambang Pasir Minta DPRD Bersikap PS TNI Buta Kekuatan Tuan Rumah SEMENTARA itu Penertiban galian C yang dilakukan secara serentak oleh petugas gabungan di seluruh wilayah Kabupaten Banyuwangi membuat para pengusaha tambang pasir meradang. Mereka mengaku selama ini sudah mengurus izin, tapi tidak lekas terbit. Para pengusaha itu menyebut, Pemkab Banyuwangi juga tidak mengeluarkan panduan cara mengurus izin. “Sebelum membuka galian C, kita sudah minta persetujuan warga sekitar,” terang Muhammad Faiq, 39, salah seorang penambang pasir asal Desa/Kecamatan Singojuruh. Bukan hanya itu, terang dia, pihaknya juga mengurus izin ke desa, kecamatan, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan (Disperindagtam), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapeda), Badan Lingkungan Hidup (BLH), dan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT). “Semua berkas sudah kita urus,” beber Faiq sambil menunjukkan setumpuk berkas. Tetapi, terang dia, para penambang kesulitan mengurus izin ke Pemprov Jatim. Prosesnya cukup lama. Penambang yang mengurus izin hanya diberi secarik kertas sebagai tanda terima. “Kami ini sudah ada iktikad baik untuk mengurus izin. Mohon kami dipandu, jangan dibiarkan seperti ayam kehilangan induk,” cetusnya. Faiq menilai, penambang kecil yang masih baru merintis akan

n TEKUK... Sambungan dari Hal 25

‘’Mereka memiliki kekuatan secara fisik. Stamina mereka sangat kuat,’’ ungkapnya kemarin. Oleh larena itu, dia memberikan sanjungan terhadap kiprah PS TNI dalam Piala Panglima Sudirman beberapa waktu lalu. Tetapi, bagaimanapun juga mereka tetap bisa dikalahkan. ‘’Kita tangguh.

n DIHADIRI... Sambungan dari Hal 25

Dalam laga itu bakal hadir sejumlah tokoh nasional, yakni Pangkostrad Mayjen TNI Edy Rahmayadi. Jenderal bintang tiga itu akan datang bersama sejumlah perwira tinggi, antara

kalah bersaing dengan penambang bermodal besar. Para penambang skala kecil selalu menjadi sasaran tembak petugas yang melakukan razia penertiban. “Mestinya galian C jangan disamaratakan dengan UndangUndang Nomor 4 Tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batu bara,” ungkapnya. Menurut Faiq, UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang pertam-

bangan mineral dan batu bara itu jenis pertambangan dengan modal besar. Sementara itu, galian C bermodal kecil dengan lahan yang sempit. “Kami ingin wakil rakyat yang duduk di DPRD menjembatani melalui perda tentang galian C ini,” pintunya. Jika sudah diatur dalam peraturan daerah tentang galian C, pihaknya siap menaati walaupun harus membayar retribusi kepada

Sambungan dari Hal 25

Pemkab Banyuwangi sebagai bentuk sumbangan ke Pendapatan Asli Daerah (PAD). Faiq menyampaikan, jika semua lokasi tambang pasir ditutup, maka akan menyulitkan proses pembangunan Banyuwangi. Sebab, pembangunan membutuhkan material berupa pasir. Bila material mendatangkan dari luar Banyuwangi, itu perlu biaya besar. (ddy/c1/abi)

CHIN JULLIEN/RABA

PULANG KE RUMAH ORTU: Istri Paeno bersama anak-anaknya yang masih kecil menunggu detik-detik pemulangan di penampungan BLK Jalan Brawijaya Banyuwangi kemairn.

pemulangan lebih awal itu dilakukan karena pembinaan terkait pencerahan keagamaan dan wawasan kebangsaan dirasa sudah cukup. Seluruh pihak yang terlibat dalam pembinaan memandang eks anggota Gafatar itu menunjukkan indikasi yang lebih baik daripada semula. “Selain itu, keluarga dan masyarakat sudah

ingin mereka kembali. Sebelumnya, sudah kami koordinasikan dengan camat dan kepala desa agar masyarakat mau menerima mereka kembali,” bebernya di sela-sela pemulangan eks Gafatar di gedung BLK, Gang Garuda, Jalan Brawijaya. Alam menambahkan, meski sudah kembali ke kampung halaman, pemerintah akan tetap

melakukan pendampingan. Terutama pendampingan untuk memberikan pendidikan formal kepada anak-anak eks Gafatar. “Anak-anak mereka adalah tanggung jawab kita bersama. Tidak hanya pemerintah. Kami sudah berkoordinasi dengan instansi mengenai hal ini. Selain pendidikan formal, mungkin malamnya mereka bisa ikut ngaji atau kegiatan nonakademis lain,” ujarnya. Yang disampaikan Alam itu disetujui salah satu tokoh partai politik, Supriyadi. Menurutnya, kondisi seperti itu harus disikapi seluruh kalangan, tidak hanya pemerintah. Terutama terkait pendidikan anak-anak eks Gafatar (anak-anak eks Gafatar tidak ada yang mengenyam pendidikan formal sama sekali). “Ini tidak bisa bergantung pada APBD (anggaran pendapatan dan belanja daerah) saja. Masyarakat juga harus terlibat. Paling tidak kita mendampingi kebutuhan pendidikan formal, sehingga mereka seperti anak-anak lain yang bisa sekolah dan memiliki pengetahuan,” bebernya. (cin/c1/aif)

Pembagian Pohon Berdasar Karakter Wilayah Sambungan dari Hal 25

Tanaman-tanaman tersebut adalah salah satu media yang akan digunakan tim KKN dari Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi untuk program lingkungan yang mereka rancang. Mendengar adanya bibit yang akan dibagikan untuk menghijaukan lingkungan, warga pun berbondong-bondong datang membantu. Ada yang membawa sepeda motor yang dilengkapi tobos (keranjang) ada juga yang membawa mobil pikap terbuka untuk mengangkut bibit-bibit pohon yang berjumlah 10.000 tersebut. Mereka membantu para mahasiswa itu menyebarkan bibit tanaman di lokasi-lokasi strategis di Kelurahan Kalipuro. Yopi Mahardika, 21, ketua kelompok tim KKN Untag Kelurahan Kalipuro mengatakan, jumlah bibit pohon yang mereka peroleh dari

lain Pangdivif II Mayjen TNI Ganip Warsito. Selain itu, Koosahli golongan IV Pangkostrad TNI Kolonel Inf. Josias Mamuko juga hadir. Rombongan tersebut akan mendarat di Bandara Blimbingsari menggunakan helikopter. Ketua Badan Olahraga Pro-

fesional Indonesia (BOPI) Mayjen (Purn) Noor Aman juga akan hadir di Stadion Diponegoro, Banyuwangi, seperti saat Persewangi menghadapi Persebaya beberapa waktu lalu. Kehadiran para tokoh itu akan mengangkat moral bertanding PS TNI. (ton/c1/als)

DEDY JUMHARDIYANTO/JPRG

IKUT ATURAN: Mohammad Faiq dan Supiyanto menunjukkan berkas arsip pengurusan izin ke Pemprov Jatim kemarin (29/1).

n PAENO...

n WARGA...

timnya tetap akan menerapkan permainan seperti yang ditunjukkan selama ini. ‘’Mau turnamen mau uji coba, kita tidak mengubah permainan,” terangnya. Kemarin sore (30/1) para pemain PS TNI menjajal rumput lapangan Stadion Diponegoro, Banyuwangi. Para pemain sangat antusias dalam berlatih. ‘’Kita ingin sajikan pertandingan yang menarik,” janjinya. (ton/c1/als)

Naik Heli Turun Blimbingsari

Pemerintah Akan Tetap Mendampingi Pemulangan mereka disaksikan pejabat forum pimpinan daerah (forpimda) dan mendapat pengawalan dari aparat kepolisian, TNI, dan Tagana. Sejumlah kerabat eks Gafatar juga hadir untuk membantu mengangkut barangbarang mereka. Salah satu kepala keluarga eks Gafatar asal Muncar, Paeno Hadi, mengatakan dirinya akan pulang ke rumah orang tuanya. Sebab, di Banyuwangi bapak tujuh anak itu tidak memiliki tempat tinggal. Sebelum naik mobil, Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Banyuwangi, Alam Sudrajat, berpesan kepada Paino agar tidak kembali ke tempat asalnya. “Ya kami juga butuh dorongan pemerintah untuk terus maju,” ujarnya. Kepulangan eks Gafatar dari tempat penampungan itu terbilang lebih awal daripada waktu yang telah dijadwalkan. Sebelumnya, forpimda sepakat menampung mereka dalam waktu satu minggu. Alam menjelaskan,

Tim kita bisa lebih tangguh,” tandasnya. Masih kata dia, pertandingan melawan Legimin Raharjo dkk itu bakal menjadi ajang pembuktian bagi Persewangi. Menang atau kalah adalah hal yang biasa dalam pertandingan. ‘’Menang atau takluk, kita buktikan nanti,” paparnya. Sementara itu, pelatih PS TNI, Suharto AD, buta terhadap kekuatan tuan rumah. Namun demikian,

Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Banyuwangi memang banyak. Apalagi, ada berbagai macam tanaman yang mereka peroleh. Untuk memperoleh bibit sebanyak tidak mudah. Timnya harus bisa meyakinkan DKP jika wilayah Kelurahan Kalipuro memang benarbenar luas, sehingga membutuhkan cukup banyak pohon supaya program lingkungan mereka dapat berjalan. Dengan bantuan Lurah Kalipuro akhirnya kelompoknya pun dapat memperoleh bantuan bibit sejumlah 10.000 buah. “Kita coba yakinkan kalau lokasi di Kelurahan Kalipuro ini sangat luas. Jadi butuh banyak bibit, apalagi target kita untuk dapat memberikan manfaat luas bagi masyarakat dari bibit-bibit tersebut,” kata Yopi. Sekretaris tim KKN, Rita Elfia, menambahkan bibit-bibit pohon yang diberi DKP itu dibagikan ke tiap lingkungan. Ada sekitar

enam lingkungan yang dibagi menjadi enam pos pemberdayaan keluarga (posdaya) di Kelurahan Kalipuro. Setiap lingkungan itu memperoleh bibit pohon buah berdasar karakter wilayah. Ada yang diberi pohon nangka saja, ada yang diberi sirsak atau durian. Harapannya nanti jika sudah berbuah, wilayah tersebut akan memiliki wilayah khas penghasil tanaman buah tertentu. Jadi masyarakat yang akan membeli buah jenis tertentu sudah tahu harus menuju ke mana. “Nanti kalau sudah panen mereka bisa jual sendiri, jadi setiap wilayah punya ciri khas,” kata Rita. Penanaman untuk tanaman buah, bebas dilakukan di mana saja. Bisa di tanah warga atau tanah kelurahan. Yang jelas nanti buah itu dapat bermanfaat bagi warga yang menanam. Sedangkan untuk tanaman pepohonan, seperti jati, akasia, mahoni, mindi, dan sengon, digunakan untuk mereboisasi tanah-tanah gersang, terutama

di wilayah rawan longsor. Sebagian lagi ditanam di tepi jalan agar dapat merindangkan jalan-jalan di seluruh wilayah Kelurahan Kalipuro. “Kita bantu menanam di tempat-tempat yang mudah dijangkau, termasuk tanah warga. Mereka yang ke sini mengambil bibit kita catat. Jadi nanti mereka bisa mempertanggungjawabkan bibit yang mereka tanam. Nantinya hasil dari buah yang mereka panen bisa digunakan untuk kas di tiap RT,’’ jelasnya. Sedangkan untuk penanaman bibit pohon di wilayah yang sulit, seperti di gumuk-gumuk dan wilayah tebing yang rawan longsor diserahkan kepada warga sekitar. Warga dengan antusias menanam pohon untuk mencegah longsor dan menambah oksigen di lingkungan mereka. Sehingga secara serentak sepuluh ribu bibit pohon sudah dapat tertanam di seluruh wilayah pelosok kampung. (c1/aif)

Pererat Tali Silaturahmi n PECINTA... Sambungan dari Hal 25

“Ini merupakan ajang silaturahmi dan kumpul bersama pencinta Harley Davidson. Tidak hanya dari Banyuwangi, tapi juga dari luar kota,” ujar Michael Edi Hariyanto, ketua HDC Banyuwangi, kemarin.

Selain menggeber motornya keliling Banyuwangi, HDC juga berencana menggelar kegiatan sosial. Rencananya, pagi ini (31/1) mereka akan menyantuni 100 anak yatim. Michael mengatakan, kegiatan tersebut untuk menyambung tali silaturahmi dan mempererat persaudaraan antar-

penggemar Harley Davidson. “Harapan kami klub Harley Davidson dapat diterima masyarakat luas. Misi sosial kami kedepankan agar HDC bisa diterima dan memberikan manfaat kepada masyarakat,” tandas owner objek wisata Alam Indah Lestari (AIL) Rogojampi itu. (nic/c1/aif)

Padam Gara-gara Senar Layangan n KEBALENAN... Sambungan dari Hal 25

“Kalau sering mati seperti ini, jelas warga sangat kecewa dengan pelayanan PLN,’’ ujar Mahmud, warga Kebalenan. Keluhan juga dirasakan Dede, 37, warga yang tinggal di dekat Kelurahan Mojopanggung. Dia mengaku listrik di rumahnya tidak menyala sejak pukul 17.00.

Laki-laki yang berprofesi sebagai pedagang makanan itu mengaku sudah jatuh tertimpa tangga. Selain listrik di tempatnya mati, layanan air PDAM pun juga tidak mengalir. “Tadi listrik padam pukul 17.00 lebih sedikit. Air dari pagi sampai sekarang juga mati, bagaimana ini,” protes Dede. Manager PLN Rayon Banyuwangi Kota, Saifudin, menjelaskan padamnya listrik itu disebabkan

ada layang-layang yang tersangkut kabel listrik di Jalan Brawijaya, tepatnya di depan Mapolres Banyuwangi. Seketika aliran listrik langsung padam. “Itu karena ada anak bermain layangan yang menggunakan senar pancing. Saat terkena kabel langsung ditarik, otomatis mengganggu. Kerusakan itu langsung kita selesaikan tidak lama,” ujar Saifudin. (fre/c1/aif)

Sembunyikan Sabu di Kaleng Bekas BANYUWANGI - Dua tersangka kepemilikan zat psikotropika jenis sabu-sabu diciduk polisi kemarin. Keduanya adalah Sujito, 37, warga Dusun Tambakrejo, Desa Bulurejo, Kecamatan Purwoharjo, dan Widiyanto, 26, warga Dusun Krajan, Desa Setail, Kecamatan Genteng. Dalam penangkapan itu, polisi mengamankan enam paket sabusabu, uang Rp 700 ribu, timbangan digital, dan bukti pendukung lain. Penangkapan itu tidak lepas dari laporan adanya transaksi narkoba di sekitar tempat karaoke di wilayah Genteng. Berdasar pendalaman itu, polisi akhirnya mendapati satu nama. Dia adalah Widiyanto. Dia ditangkap di rumahnya malam kemarin. Satu paket sabu-sabu 0,38 gram dan barang bukti lain diamankan sebagai barang bukti. Berdasar pengakuan itu, polisi akhirnya mendapatkan nama pelaku lain. Dia adalah Sujito yang diduga merupakan pemilik asli barang tersebut. Berdasar pengakuan itu, polisi menyanggong rumah Sujito. Dia diringkus di kawasan Dusun

ISTIMEWA

ISTIMEWA

Widiyanto

Sujito

Gumukrejo, Desa Purwoharjo. Saat digeledah, aparat menemukan lima paket sabu seberat 5,11 gram, uang tunai Rp 101 ribu, satu timbangan digital, bendel plastik klip, dan satu tas pinggang warna hitam. Lima paket SS itu ditemukan aparat pada sebuah kaleng bekas wadah permen. “Keduanya ditangkap karena membawa, memiliki, dan mengedarkan narkotika jenis sabu. Sabu itu diperoleh Sujito dari seorang bandar berinisial AT asal Surabaya. Transaksi digelar di tempat karaoke,” ujar AKP Agung

Setyo Budi, Kasatnarkoba Polres Banyuwangi. Indikasi tempat karaoke dijadikan ajang transaksi narkoba memicu kepolisian akan lebih meningkatkan pengawasan. Di sisi lain polisi meminta pemilik karaoke dan tempat hiburan memberikan informasi kepada petugas jika ada sindikat narkoba yang melakukan transaksi. “Di Banyuwangi banyak tempat karaoke. Jika melihat dan mengetahui ada transaksi narkoba di tempat itu silakan lapor kepada kami,” pungkasnya. (nic/c1/aif)

Sembilan Napi Dilayar ke Bondowoso BANYUWANGI - Sebagian kecil penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas IIB Banyu wangi dipastikan akan menempati tempat baru. Ada sembilan narapidana yang dilayar alias pindah. Mereka dilayar ke lapas kota tetangga, Bondowoso. Kasi Pembinaan Lapas Banyuwangi, Sunaryo, membenarkan ada penghuni lapas yang dipin-

dahkan tersebut. Kebanyakan dari mereka yang dilayar adalah narapidana kasus penyalahgunaan narkoba. “Betul, kita layar ke Bondowoso,” ujarnya singkat. Mereka dipindah karena beberapa alasan. Alasan pertama menyangkut kapasitas Lapas Banyuwangi. Saat ini lapas yang beralamat di Jalan Istiqlah itu dihuni 738 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 291 orang

masih berstatus tahanan. Mereka belum mendapat vonis dari pengadilan. Sisanya, sebanyak 392, merupakan narapidana. Mereka sudah mendapat vonis hukuman dari pengadilan. Syarat lain, narapidana yang dilayar mendapat putusan lima tahun lebih oleh pengadilan. “Jadi yang dilayar hukumannya di atas lima tahun,” tandas Sunaryo. (nic/c1/aif)


32

Jawa Pos

Minggu 31 Januari 2016

FOTO-FOTO: RENDRA KURNIA/RABA

SIAP DIPASARKAN: Miniatur gandrung sudah selesai.

HARUS TELATEN: Bermotif batik gajah oling.

GANDRUNG M DALA

BERBAGAI BENTUK Banyuwangi harus bangga memiliki banyak produsen kerajinan, baik aksesori maupun suvenir. Tidak sedikit yang memiliki pasar menjanjikan di Bali, bahkan mancanegara. Tetapi, tidak semua memproduksi produk yang mengandung konten lokal. Wajar saja, karena mereka cenderung mengikuti selera konsumen pasar tetap mereka. Seiring berkembangnya pariwisata di Banyuwangi, masyarakat mulai sadar peluang usaha kerajinan dan aksesori. Tentu, karena pasarnya di Banyuwangi, mereka dengan bangga merefleksikan ikon Banyuwangi. Seperti Samsul Hadi, 40, warga Dusun Krajan, Desa Bubuk, Kecamatan Rogojampi. Warga yang

B

satu ini sejak berhenti menjadi pelukis airbrush di Bali membuka usaha kerajinan di rumahnya. Berbekal ilmu sebagai seniman airbrush, dia merealisasikan gagasannya membuat produk miniatur gandrung. Gandrung adalah warisan seni dan budaya yang menjadi ikon Banyuwangi. Tidak hanya berbentuk miniatur, dia mampu memformulasi gandrung hingga menjadi berbagai macam bentuk. Dia mampu membuat hiasan pensil gandrung, hiasan mobil gandrung, gantungan kunci gandrung, dan patung topeng gandrung. Suvenir tersebut diharapkan menjadi salah satu opsi oleh-oleh bagi wisatawan yang berkunjung ke Banyuwangi. (cin/c1/als)

TELITI DAN JELI: Samsul Hadi menghias miniatur gandrung dengan memakai pipet.

GAMPANG MENCETAK, MEWARNAI HARUS DENGAN HATI SETENGAH JADI: Miniatur kepala gandrung yang siap dipoles sesuai kreasi pelukis.

BISA dibilang proses pengerjaan miniatur gandrung made in Samsul semua manual. Demi mempermudah pengerjaan, Samsul memilih mencetak ketimbang memahat. Dia menggunakan bahan campuran fiberglass dan katalis. Campuran fiberglass, katalis, dan pewarna mirip warna kulit, dituang ke dalam rubber (karet) pencetak, baik untuk patung dada, patung topeng, maupun miniatur seluruh tubuh gandrung. “Pakai fiberglass lebih mudah. Risiko produk cacat sangat kecil dan relatif lebih cepat. Tergantung takaran katalis yang kita tuang,” ucap Samsul. Saat Jawa Pos Radar Banyuwangi berkunjung memang tidak banyak waktu yang dibutuhkan untuk menunggu fiberglass kering. Khusus miniatur, Samsul mengatakan dirinya sengaja membentuk gandrung hanya satu pose saja, yakni pose gandrung yang kakinya sedikit ditekuk dan mengibas kipas di dadanya. “Posenya memang kami pilih satu ini saja, karena ini menunjukkan hormat selamat datang,” ujarnya. Setelah kering, proses pembuatan

MIRIP ASLINYA: Miniatur gandrung dan kendang siap dipasarkan.

BUBUK: Tidak semua cat yang dipakai mewarnai berbentuk cair.

HATI-HATI: Meski bahan fiberglass dikenal awet, namun mengeluarkan patung hasil cetakan harus tetap teliti.

dilanjutkan dengan pewarnaan. Nah, tahap pewarnaan ini membutuhkan kesabaran dan ketelatenan ekstra. Sebab, banyak detail miniatur yang harus tersentuh warna sesuai penari gandrung yang sebenarnya. Contoh yang paling rumit pewarnaan adalah bagian make up dan omprog gandrung. Alatnya pun tidak cukup hanya kuas. Untuk menjamah bagian patung yang lebih detail, Samsul menggunakan alat suntik. Untuk mengerjakan make up, Samsul dibantu sang istri. Meski tampaknya mudah, Samsul mengaku pewarnaan wajah gandrung cukup sulit dalam rangka menimbulkan kesan identik dengan penari gandrung yang sesungguhnya. “Yang paling sulit lagi adalah menghias sarung gandrung. Di situ kita membatik juga,” katanya. Cat yang dipilih adalah cat mobil karena lebih cepat kering. Untuk memberi kesan gemerlap, dia menambahkan glitter pada omprog gandrung. Ke depan, dia berencana membuat miniatur seblang dan kebo-keboan. (cin/c1/als)

FIBERGLASS: Memasukkan adonan dalam cetakan.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.