Radar Banyuwangi | 16 Mei 2014

Page 7

Jawa Pos

BERITA UTAMA

Jumat 16 Mei 2014

H A L A M A N

43

S A M B U N G A N

Minta Pengelolaan Watudodol dan Lider ■ PULAU...

Sambungan dari Hal 33

Ada juga wisata mangrove Bedul, Desa Sumbersari, Kecamatan Purwoharjo.

Kesepakatan bersama antara Direktur Utama (Dirut) Perum Perhutani, Bambang Sukmananto, dan Bupati Abdullah Azwar Anas itu dimaksudkan untuk menyelaraskan program bersama dalam

upaya pengembangan potensi pariwisata di dalam dan luar kawasan hutan. Tujuannya, kawasan tersebut menjadi kawasan yang lestari guna mendukung pembangunan pariwisata Banyu-

wangi yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi Banyuwangi. Ruang lingkup kesepakatan bersama itu meliputi perlindungan dan konservasi sumber

Persiapan Teknis dan Batas Lokasi ■ LANGSUNG...

Sambungan dari Hal 33

Tejo didampingi Administratur KPH Perhutani Banyuwangi Selatan Agus dan Wakil Adm Ketut Sukantawiyasa. Peninjauan lokasi tersebut merupakan bagian dari kegiatan pelaksanaan perjanjian kontrak kerja sama. “Jadi, hari ini (kemarin) Pak Direktur memang meninjau Pulau Merah sebagai

kawasan yang jadi objek kerja sama,” kata Ketut Sukantawiyasa. Saat meninjau lokasi tersebut, Perhutani bukan hanya melihat lokasi wisata pantai itu. Dia juga ingin memastikan batas-batas wilayah yang akan dijadikan objek wisata. Dengan begitu, ketika kerja sama dilaksanakan, secara teknis tidak ada perselisihan terkait lokasi yang masuk kawasan wisata. “Sehingga, batasbatas wilayahnya jelas,” tandas Ketut.

Sementara itu, bersamaan dengan datangnya Hari Raya Waisak, kunjungan wisatawan ke PM sangat membeludak. Ribuan orang silih berganti datang ke Pantai Selatan tersebut mulai pagi hingga sore. Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi, puluhan payung pantai yang berjajar di sepanjang PM dipenuhi pengunjung. Selain itu, banyak juga wisatawan yang bermain selancar di tengah gulungan ombak. (azi/c1/bay)

Dipindah agar Peluang Menetas Lebih Tinggi ■ MAHASISWA...

Sambungan dari Hal 33

Selain mengajak mahasiswa melihat langsung kandang penetasan penyu semi alami di kawasan Pantai Boom, Kuswaya juga mengadakan sesi tanya-jawab tentang penyu dengan para mahasiswa. Pertanyaan-pertanyaan kritis pun diberikan mahasiswa tersebut, salah satunya mengapa telur penyu yang mendarat di Pantai Boom harus dipindah ke lokasi penetasan semi alami, mengapa tidak dibiarkan menetas di tempatnya semula. Mendapat pertanyaan tersebut, Kuswaya menjelaskan, memang akan lebih baik jika telur penyu dibiarkan menetas secara alami. Namun, pemindahan dilakukan guna mencegah telur penyu tersebut menjadi mangsa predator alami dan mencegah diburu oknum tidak bertanggung jawab. Pertimbangan lain, normalnya penyu hanya mau bertelur di pasir pantai yang benar-benar kering dan tidak terdampak pasang surut air laut. Tetapi, yang terjadi di

Pantai Boom, penyu bertelur hanya beberapa meter dari bibir pantai dengan kedalaman hanya sekitar 35 centimeter (cm). “Jika tidak dipindah ke lokasi penetasan semi alami yang kita sediakan, telur tersebut akan terkena pengaruh pasang-surut air laut. Telur dikhawatirkan tidak menetas karena terlalu lembab,” jelas Kuswaya. Dia menambahkan, meski sederhana dan tidak digembok, kandang penetasan telur penyu semi alami itu relatif aman. Sebab, kepala kelurahan setempat bersama masyarakat sekitar secara sukarela ikut memantau dan membantu pengamanan kandang tersebut. “Kesadaran masyarakat sekitar untuk ikut melestarikan penyu sudah terbangun. Mereka secara suka rela mengawasi lokasi penetasan semi alami ini,” cetusnya. Sementara itu, kepada wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi, Fazar Rasyidi, 21, mahasiswa semester enam Program Studi (Prodi) Pariwisata, Fakultas Ilmu Administrasi, UB mengatakan, mereka tertarik melihat lokasi penetasan

penyu semi alami di Pantai Boom setelah membaca berita yang dimuat di “Halaman Jatim” Jawa Pos beberapa hari lalu. Dia mengaku tidak menyangka ada penyu yang mau mendarat di pantai yang berlokasi tidak jauh dari pusat Kota Kopi ini. Sebab, berdasar informasi yang dia terima sebelumnya, Pantai Boom dinyatakan kotor. “Kami baca di koran Jawa Pos, ternyata pantai yang cukup ramai dikunjungi masyarakat ini (Pantai Boom) merupakan salah satu lokasi penyu mendarat di Banyuwangi,” ujarnya. Fazar menambahkan, dia dan teman-temannya semakin tertarik melihat secara langsung sepak terjang BSTF melestarikan penyu lantaran beberapa teori tentang pendaratan penyu berhasil dijungkirbalikkan. Dikatakan, beberapa teori menyebutkan, penyu hanya mau mendarat di tempat yang sepi pada tengah malam atau dini hari. Tetapi, kenyataannya, penyu di Pantai Boom mulai mendarat pukul 19.30. Bahkan, penyu tersebut tetap

mendarat meski kondisi Pantai Boom belum benar-benar sepi. Pemuda yang juga ketua rombongan mahasiswa UB itu menambahkan, dirinya sangat mengapresiasi langkah BSTF melestarikan satwa liar dilindungi tersebut. Sebab, di tingkat nasional pun tidak banyak orang yang peduli dengan pelestarian lingkungan. “Kami mengapresiasi apa yang dilakukan BSTF. Di kampus, kami dididik menjadi tour operator yang bertanggung jawab, baik terhadap lingkungan maupun budaya, karena itu yang menjadi daya tarik utama pariwisata di Indonesia,” terangnya. Imam Ahmad Adhi, 21, mahasiswa lain menambahkan, sebagai mahasiswa yang mempelajari wisata, dirinya menganggap kelestarian lingkungan merupakan daya tarik utama pariwisata. Jika alam sudah tidak lagi terjaga dengan baik, maka tidak ada lagi daya tarik wisata yang bisa “dijual”. “Kami juga ingin tahu Pantai Boom lebih jauh. Sebab, kami dapat informasi, pantai ini akan dikemas seperti Pantai Jimbaran, Bali,” pungkasnya. (sgt/c1/bay)

Sempat Jadi Tontonan Warga ■ SYAHBANDAR...

Sambungan dari Hal 33

Sementara itu, posisi kapal yang dikelola PT Djembatan Nusantara itu sudah berpindah kemarin. Kapal itu kini berlabuh di pelabuhan tidak jauh dari Pelabuhan

ASDP Ketapang. Terkait kapan kapal itu kembali beroperasi, Sentot belum bisa memastikan. Pihak Kesyahbandaran Ketapang berencana melakukan cek ulang kondisi kapal. Bila memang dinyatakan laik dan aman, tentu pihak Syahbanbandar akan segera

memberikan izin berlayar. “Besok (hari ini) kapal akan kembali dicek. Bila oke tentu bisa berlayar dan tidak perlu docking,” cetusnya. Seperti diberitakan kemarin, kepanikan menyelimuti penumpang KMP Reny II yang akan bersandar di Pelabuhan

Ketapang kemarin. Asap pekat berwarna putih kehitaman tibatiba muncul dari lambung kapal yang mengangkut 57 penumpang dan 18 ABK itu. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian yang sempat menjadi tontonan warga pesisir pantai Ketapang itu. (nic/c1/bay)

Saling Mengunjungi setelah Berdoa ■ BACAKAN...

Sambungan dari Hal 33

Mardiyanto menambahkan, dini hari sebelumnya, peringatan detikdetik Waisak dilakukan dengan khidmat melalui meditasi. Hal itu guna mengenang jasa-jasa baik. “Meditasi ini untuk mengenang budi luhur kita,” ujarnya. Usai acara, para umat Buddha saling mengunjungi sanak saudara dan tetangga. Selain itu, sanak keluarga dari daerah lain juga banyak yang datang ke rumah mereka. Salah satunya terlihat di rumah Budi, seharian kemarin banyak teman dan kerabat yang berkunjung ke rumahnya guna menyambung tali silaturahmi. “Banyak yang berkunjung, saudara, teman adik, dan tetangga,” ujarnya. (sli/c1/bay)

SHULHAN HADI/RABA

RAMAI: Umat Buddha memadati teras hingga gerbang depan Vihara Dhamma Mukti di Desa Cemetuk, Kecamatan Cluring, Banyuwangi, kemarin.

Tas dan Motor Tertinggal di Kapal ■ MUNCUL...

Sambungan dari Hal 33

Saat kapal akan bersandar di Pelabuhan Ketapang, feri milik PT. Djembatan Nusantara itu mengeluarkan suara ledakan. Tak lama kemudian, asap mengepul dari salah satu kamar mesin. “Setelah suara letupan itu asap muncul dan memenuhi kapal,” ujar Edi Purwanto, salah satu penumpang asal Pengambengan, Bali. Asap itu menyebabkan sirine kapal berbunyi. Sirine tanda bahaya itu membuat sejumlah penumpang panik. Tangis pun pecah dari sejumlah penumpang perempuan. Sementara itu, anak buah kapal (ABK) berupaya mematikan sirine tersebut. Keadaan semakin terasa mencekam setelah mesin dan listrik di kapal padam. Ketakutan penumpang semakin menjadi dengan posisi kapal yang sempat miring ke kanan dan ke kiri. Upaya penyelamatan yang dilakukan awak kapal seolah berlomba dengan asap yang semakin memenuhi beberapa ruangan. Mereka tidak henti-henti meminta seluruh penumpang tidak panik dan tetap tenang. Sikap tenang dan terampil ABK itulah yang membuat kecemasan penumpang sedikit

terobati. Mereka menyisir ruangan demi ruangan untuk mengevakuasi penumpang dari kepungan asap. “Ketika asap banyak, ada ABK yang langsung menggendong anak saya ke atas. Dia minta saya dan suami cepat naik ke atas,” kenang Mega Ratnasari, penumpang asal Sempolan, Kabupaten Jember. Saat kejadian, Mega Ratnasari sedang menggendong anaknya yang berusia empat bulan. Kepanikan penumpang akibat asap itu sempat membuatnya kehabisan akal untuk menyelamatkan diri. Dalam pikirannya sempat terbayang maut sudah dekat. Beberapa kapal terbakar dan tenggelam yang pernah ditayangkan di TV langsung mengisi pikiran perempuan itu selama proses evakuasi. Tak lama kemudian, ibu muda itu shock. Namun, kesigapan ABK akhirnya membuat cerita kapal terbakar itu menjadi berbeda. Mega bersama anak dan suaminya akhirnya selamat dari bayang-bayang buruk. “Ya shock pas kejadian itu. Kan sudah banyak kejadian kayak gini di tempat lain. Tapi syukur, kami selamat,” ujarnya. Hal yang sama juga dirasakan Siti Rahmawati. Bocah kelas empat SD di Singapadu, Gianyar, itu juga tidak menyangka kapal yang dia

tumpangi akan terbakar. Saat asap muncul, dia langsung membangunkan orang tuanya agar segera menuju tempat yang aman. Suasana mencekam juga dirasakan penumpang lain, Irwan, asal Desa Sumbersewu, Kecamatan Muncar, Banyuwangi. Dia masih ingat betul kondisi kapal setelah terdengar letupan kecil yang diikuti asap. “Asapnya pekat. Mata panas dan tenggorokan terasa serak,” tuturnya. Irwan naik kapal bersama istri dan anaknya dari Gilimanuk. Dia tidak merasakan firasat apa pun. Saat peristiwa itu terjadi, dirinya hanya berusaha bersikap tenang dan mengikuti arahan ABK. Bahkan, saat memakai baju pelampung dan ada kapal penyelamat, dirinya dan keluarganya yakin keadaan akan teratasi dengan aman. Tidak ada barang yang bisa dibawa saat evakuasi. Tas berisi baju dan motor yang ditunggangi masih berada di kapal. Baginya itu tidak masalah, karena keselamatan jiwa menjadi prioritas utama. Dia belum bisa melupakan kejadian itu. Baginya itu merupakan pengalaman berharga. Selebihnya, dia hanya bisa pasrah atas kejadian yang dialaminya itu. (c1/bay)

daya hutan, pembangunan sistem informasi, dan promosi pengembangan wisata. Tidak hanya itu, pembangunan sarana dan prasarana pendukung kepariwisataan serta pemberdayaan masyarakat juga menjadi “cakupan” kerja sama tersebut. Direktur Perencanaan dan pengembangan Bisnis Perhutani, Tedjo Rumekso mengatakan, kesepakatan bersama itu dilakukan untuk menyatukan kegiatan Pemkab Banyuwangi dan Perum Perhutani, khususnya di daerah yang menjadi prioritas, yakni Pulau Merah dan Bedul. “Namun, selanjutnya tidak tertutup kemungkinan hal yang sama

dilakukan di daerah-daerah wisata lain di wilayah Perhutani untuk disinergikan dengan Pemkab Banyuwangi,” ujarnya. Tedjo menambahkan, kesepakatan bersama telah diteken Dirut Perhutani dan Bupati Banyuwangi. Karena itu, maksud kedatangannya ke Banyuwangi adalah menjajaki lebih detail apa yang perlu dilakukan kedua belah pihak. “Sampai saat ini baru Pemkab Banyuwangi yang sudah konkret bekerja sama dengan Perum Perhutani,” paparnya. Sebelumnya, Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan, kesepakatan bersama Perum Perhutani dan Pemkab Banyuwangi

menjadi terobosan penting dalam upaya pengelolaan pariwisata di Bumi Blambangan. “Pemerintah pusat, terutama Perum Perhutani, mengapresiasi langkah Pemkab Banyuwangi karena dianggap punya inovasi dalam memanfaatkan aspek-aspek alam di wilayah kehutanan yang tidak dimanfaatkan kehutanan itu sendiri,” cetusnya Sabtu (10/5). Bupati Anas menambahkan, terkait perluasan destinasi wisata baru, pihaknya akan meminta objek wisata Watudodol dan Air Terjun Lider dikelola Pemkab Banyuwangi. “Potensi Watudodol dan Lider sangat luar biasa,” pungkasnya. (sgt/c1/bay)

Cuaca Tidak Mendukung ■ PETANI... Sambungan dari Hal 34

“Cuaca yang sering hujan, ini memperparah,” katanya. Tadlio mengaku sudah berupaya mengatasi serangan cacar ini. Tapi karena cuaca tidak mendukung, dirinya hanya bisa pasrah. “Kalau tanaman sampai

njebug (keriting), susah sekali ngatasinya,” ungkapnya. Menurut Tadlio, para petani cabai ini sekarang lagi apes. Selain serangan hama dan cuaca, harga cabai turun drastis di pasaran. Saat ini, harga cabai di tingkat pedagang berkisar Rp 5000 perkilogram. “Harganya sekarang cuma lima ribu rupiah perkilonya, mas,” ujarnya. (sli/c1/abi)

Setelah Sehat akan Dilepas ■ ULAR... Sambungan dari Hal 44

Penemuan ular piton yang ditaruh di salah satu halaman rumah warga itu, kontan mengundang perhatian warga. Dari cerita-mulut ke mulut, warga yang penasaran akhirnya melihat dan sesekali mencoba

memegang ular raksasa itu. Selain warga, para siswa yang kebetulan sedang libur sekolah, menjadikan mainan ular tersebut. Salah seorang siswa SD, Ridwan, terlihat mengalungkan ular sebesar paha itu ke lehernya. Tanpa ragu dirinya memegang ular yang telah dijinakkan itu. “Kan mulutnya

sudah diikat isolasi, jadi tidak takut, cuma berat sekali,” kata Ridwan. Sabarmengakuakanberusahamemelihara ular yang kondisinya sangat lemas tersebut. Setelah benar-benar sehat,dirinyaberencanaakanmelepas sangularkehabitatnya.“Maudipelihara dulu, setelah sehat benar dilepaskan lagi,” pungkas Sabar. (rri/c1/aif)

Tersangka Prona Desa Blambangan Bisa Bertambah BANYUWANGI - Kejaksaan dana itu, ada yang mengembalikannya. “Uang Negeri (Kejari) Banyuwangi masih terus mengembangkan sebesar Rp 20,5 juta yang kami dugaan pungutan liar (pungli) amankan di kejaksaan itu hasil pelaksanaan Proyek Operasi pengembalian,” katanya. Nasional Agrarian (Prona) di Ditanya apakah para penerima Desa Blambangan, Kecamatan aliran dana itu sedang diincar, Muncar. Sejumlah saksi akan kasi pidsus menolak membeberkan. Yang pasti, pihak kembali diperiksa untuk dimintai keterangan. kejaksaan akan kembali meKepala Desa (Kades) Blammeriksa tersangka agar dia mau bangan, Purwanto, 49, yang menyebut orang yang ikut sudah ditetapkan sebagai termenikmati uang pungli tersebut. DOK. RABA sangka dan kini ditahan, ren“Kepala desa (kades) masih becananya oleh kejaksaan akan lum mau membuka semua,” diperiksa lagi. “Masih banyak ujar Agung. keterangan yang akan kita gali Yang pasti, lanjut dia, pihaknya dari tersangka,” terang Kepala Bila memang terbukti akan memperdalam perkara Seksi Pidana Khusus (Kasi Pidtersebut. Siapa pun yang terindikasi terlibat kasus Prona, mendapat bagian dari dana Prona sus) Kejari Banyuwangi Paulus Agung Widaryanto. itu akan diperiksa dan ditetapkan akan kita tetapkan Keterangan saksi dan tersangka, sebagai tersangka. “Bila memang sebagai tersangka. terang dia, dugaan pungli dalam terbukti terlibat dalam Prona, akan kita tetapkan sebagai pelaksanaan Prona di Desa Kemungkinan ada tersangka. Kemungkinan ada Blambangan, layak diduga tersangka lagi, tersangka lagi, kayaknya ada,” dilakukan secara berjamaah. kayaknya ada.” Atau setidaknya, jelas dia, ada cetusnya. pihak lain yang membantu dan Seperti diberitakan sebelumPAULUS AGUNG WIDARYANTO ikut menikmati hasilnya. “Ini nya, diduga melakukan pungutan Kasi Pidsus Kejari Banyuwangi yang sedang kita perdalam,” liar (pungli) dalam program cetusnya. Prona, Kades Blambangan, Kecamatan Muncar, Kasi Pidsus Paulus Agung menyebut, pelaksanaan Purwanto, 49, akhirnya ditahan Kejaksaan Negeri Prona di Desa Blambangan itu ada panitianya. (Kejari) Banyuwangi. Kepanitiaan tersebut, terang dia, melibatkan Kejaksaan menahan kades tersebut setelah sejumlah perangkat desa, seperti sekretaris desa mendapatkan laporan dari warga. Sebanyak 17 dan bendahara desa. “Tersangka sebagai kepala saksi sudah dipanggil kejaksaan untuk dimintai desa berperan dalam Prona ini,” ungkapnya. keterangan. “Kepala Desa Blambangan (Purwanto) Dugaan pungli senilai Rp 600 ribu dalam kasus memang sudah kita tahan,” cetus Kepala Seksi Prona itu, kata dia, ternyata mengalir ke mana- Pidana Khusus (Kasi Pidsus) Kejari Banyuwangi mana. Sejumlah panitia yang mendapat aliran Paulus Agung Widaryanto SH. (abi/c1/bay)

Livope SMP Masuk Partai Final BANYUWANGI - Pertandingan Liga Bola Voli Pelajar (Livope) Banyuwangi semakin seru. Hingga kemarin sejumlah partai laga masih berlangsung. Bahkan, even yang dipusatkan di Taman Blambangan, Banyuwangi, itu memasuki babak baru. Di tingkat SMP kategori putra sudah ada empat tim yang bakal bersaing memperebutkan posisi puncak. Pada pool A, tim SMPN 1 Wongsorejo memastikan diri menjadi juara grup setelah mengalahkan tim SMPN 2 Purwoharjo. Sedangkan, di grup B sudah terisi tim SMPN 1 Cluring sebagai juara grup. Kepastian itu menyusul kemenangan saat menghadapi tim SMPN 2 Kalipuro. Atas hasil itu, tim SMPN 2 Kalipuro menjadi runner up. Berdasar regulasi, maka tim SMPN 1 Wongsorejo akan menantang tim SMPN 2 Kalipuro. Duel lainnya adalah tim SMPN 2 Purwoharjo melawan SMPN 1 Cluring. Pemenang akan bertemu di partai puncak. Sebaliknya, tim yang kalah akan memperebutkan juara tiga dan empat. Tim putri, SMPN 1 Giri menjadi juara grup A setelah mengandaskan SMPN 1 Tegaldlimo. Juara bertahan tersebut akan menghadapi SMPN 1 Wongsorejo sebagai runner up grup B. Sedangkan, SMPN 1 Tegaldlimo akan menghadapi MTsN Genteng sebagai penentuan untuk menembus partai final. Pada bagian lain, persaingan untuk tim tingkat SMA masih sengit. Pada pertandingan kemarin, tim

putra SMKN 1 Wongsorejo berhasil menang saat menghadapi SMAK Hikmah Mandala Banyuwangi. Tim SMAN 1 Giri harus tunduk di tangan SMKN Kalipuro. Dua partai lain, SMA Favorit Tegaldlimo keluar sebagai pemenang saat bersua dengan SMA Ibrahimy Wongsorejo. Satu partai lainnya adalah duel antara tim SMAN 2 Genteng dengan SMKN 1 Glagah. Bentrok kedua tim ini berlangsung seru. Pada akhirnya, SMAN 2 Genteng menang dramatis dengan skor tipis 3-2. Sementara itu, pada kategori putri. SMAN 1 Banyuwangi menjadi ancaman bagi kontestan yang lain setelah mengandaskan SMKN 1 Banyuwangi. Partai lain, SMAN 1 Giri harus mengakui keunggulan SMKN Wongsorejo. Tim putri SMAN 2 Genteng juga mengikuti jejak langkah tim putra. Hal itu menyusul kemenangan saat menghadapi SMA Ibrahimy Wongsorejo. Juara bertahan pada musim lalu, SMAN 1 Gambiran juga berhasil lolos ke babak selanjutnya setelah mengandaskan SMKN 1 Giri. Kepala Bidang Olahraga Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Banyuwangi, Setio Utomo mengungkapkan, jika persaingan antar tim semakin menarik. Sejauh ini, peluang tim untuk lolos juga masih terbuka. ‘’Yang sudah terlihat tingkat SMP. Sedangkan, tingkat SMA masih belum diketahui juara grupnya,’’ ujarnya kemarin. (ton/c1/bay)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.