2 minute read

Belajar Batik dari Sesepuh, Mengajak Anak Muda Melestarikan Budaya Leluhur.

Advertisement

Pada tanggal 14 Maret 2022, tim Act Global Indonesia, yaitu Asa, berkesempatan bertemu Bu Kris yang merupakan seorang profesional pengajar membatik di salah satu museum terbaik di Jakarta, Museum Tekstil Jakarta.

Museum Tekstil didirikan pada tahun 1976 dan merupakan pusat pelestarian wastra Indonesia dan sebagai tujuan kunjungan wisata seni dan budaya yang bertaraf Internasional, dengan memberikan wawasan tentang sejarah tekstil, dan lebih khusus lagi adalah Batik, kain paling populer di Indonesia. Ibu Kris telah bekerja di museum sejak tahun 1987, hampir 35 tahun. Suatu kehormatan dapat melakukan wawancara singkat dengan Bu Kris untuk mengenal lebih banyak tentang budaya Batik. Sebetulnya Ibu Kris sudah pensiun, namun beliau masih aktif mengajar membatik bagi pengunjung di museum. Dengan latar belakang pendidikan terkait, yaitu jurusan Batik ketika masih muda, Bu Kris telah terlibat di berbagai acara untuk mendemonstrasikan batik dan tenun baik proyek lokal maupun proyek internasionl. Beliau juga aktif mengajar batik untuk mahasiswa-mahasiswa, sebagian besar mahasiswa berasal dari Universitas Indonesia, dan Universitas Jakarta. Pengalaman yang paling berkesan untuk Ibu Kris adalah ketika terlibat dalam pameran internasional untuk memperkenalkan Batik ke seluruh dunia. Misalnya di Malaysia, Amerika, Belanda, dan Australia. Menurut Bu Kris, membatik itu sama halnya seperti hobi dan dapat sebagai sarana latihan meditasi karena dalam proses pembuatannya perlu fokus, kreativitas, dan perhatian yang dalam.

Pengunjung Museum Tekstil sangat variatif, mulai dari pelajar sekolah, dewasa, hingga pensiunan juga ada, mulai dari orang lokal hingga orang asing juga ada. Bersama staff yang bertugas, Ibu Kris aktif mengajar mereka. Ibu Kris memiliki cita-cita agar Batik selalu dijaga dan dipelihara karena beliau menyadari betapa pentingnya nilai Batik sebagai budaya khas Indonesia. Bu Kris berharap banyak anak muda yang belajar membatik sehingga budaya ini bisa dilestarikan. Karena itulah Bu Kris selalu semangat berbagi ilmu dan tetap produktif mengajar membatik meski sudah pensiun.

Dengan adanya pengakuan Batik sebagai Masterpiece of Oral and Intagible Heritage of Humanity, anak-anak muda Indonesia patutnya berbangga. Tidak hanya pemerintah namun masyarakat khususnya anak muda juga memiliki peran penting dalam melestarikan batik. Dari proyek interview ini, harapannya banyak anak-anak muda terinspirasi dan terdorong untuk memelihara warisan budaya Indonesia. Dengan belajar dan memahami pentingnya melestarikan batik sebagai warisan budaya Indonesia, melalui beberapa cara yang Ibu Kris bagikan, yaitu; bangga menggunakan batik, melibatkan generasi muda untuk memproduksi batik, mendukung acara pameran batik, memperkenalkan batik ke kancah internasional dengan cara-cara kreatif yang dimiliki anak muda.

Asa Onsai Rotua Sitohang

This article is from: