Terpana Pesona Panawa

Page 13

Terpana Pesona PANAWA

Dafta

Kebun

Kopi A

Kenta

Gunun

Curug

Penge

Dokum

Desa P "Ulin k

Dari Kota Bandung menuju Desa Panawa membutuhkan waktu 3 hingga 4 jam tergantung cuaca. Setelah 2 jam menempuh perjalanan, kami sampai di pemberhentian kedua kami, yaitu Masjid di Desa Santosa. Dari sinilah perjalanan yang akan ditempuh menuju Desa Panawa terbilang cukup sulit dan menantang sebab kami harus menyeimbangkan posisi motor dan harus selalu siap untuk mengerem karena medan yang berbatu, berulumpur, dan licin. Namun, pemandangan indah berupa perkebunan teh di sepanjang jalan Santosa hingga Stamplat berhasil menjauhkan kami dari keputusasaan.

Desa Panawa berlokasi di Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Berjarak 88 km dari Kota Bandung

Desa Panawa bekerja untuk perkebunan kopi, teh, ataupun kentang. Perkebunan tersebut milik

Perhutani dan PTPN

Akses jalan yang buruk sering kali menghambat proses pengiriman tersebut. Selain ekonomi, aspek kesehatan juga

U l i n k a lapang,yuk!"

"

Kopi Arabica

Berjalan beberapa meter ke atas, kami melihat pemandangan hijau membentang di kaki bukit. Pepohonan pendek yang rimbun, dengan banyak buah kecil merah memenuhi tanah dengan luas kurang lebih 2000 ha. Ya, itu adalah kebun kopi. Kebun kopi tumbuh subur di sini dan dapat menjadikan sumber penghasilan bagi para buruh di Panawa Biasanya, panen raya kopi berlangsung ketika musim kemarau atau yang biasa mereka sebut dengan musim “nyebor”. Pohon kopi akan menghasilkan buah melimpah ketika dalam masa tanamnya mendapat cukup sinar matahari. Bila mendapat musim kemarau yang panjang, kebun kopi ini bisa menghasilkan rata-rata 6 ton kopi per hektar.

Namun sayangnya, cuaca semakin tidak dapat diprediksi, hujan turun bagai tak tau waktu. Hal itu berdampak pada proses panen. Para petani mengeluhkan lamanya panen kopi pada masa sekarang ini. Kebun seluas 2000 ha tersebut tentu tak hanya ditanami dengan 1 jenis kopi saja melainkan ada banyak jenis. Contohnya kopi arabica, kopi jenis ini paling subur dan mudah dipanen di daerah Desa Panawa. Ada juga kopi tunduh, kopi yang perlu dikeringkan selama 3 jam sebelum dibawa ke pengepul untuk diberaskan. Selain itu, terdapat juga jenis kopi jibria. Kebun khusus kopi jibria ini memiliki luas 100 ha. Bibit kopinya berasal dari Jawa. Kopi ini akan matang setelah 5 hari dari masa panen. Semua jenis kopi di sini dijual ke Pangalengan, termasuk kopi jenis jibria yang dijual dengan harga Rp14.000/kg.

Kentang

Tak hanya kopi, kentang juga menjadi salah satu komoditas unggulan di Desa Panawa. Sampai-sampai para buruh tani rela berkumpul di gerbang desa sejak pukul 5 pagi untuk

menunggu truk jemputan yang akan membawa mereka ke kebun kentang.

Proses penanaman kentang hingga masa panen memakan waktu 4 bulan. Proses

penanamannya cukup unik. Bibit kentang ditanam terlebih dahulu, kemudian ditimbun dengan tanah, namun bagian tunasnya tidak ikut tertimbun.

Ketika panen, biasanya, para buruh laki-laki akan mencangkul, sedangkan yang perempuan mengumpulkan dan membersihkan kentang dari tanah. Setelah dipanen, kentang akan di jual ke daerah

Pangalengan dan sekitar Bandung. Kentang akan dijual dengan harga Rp600.000/karung dengan berat 1 karungnya

adalah 50 kg. Para petani

kentang dari Desa Panawa ini biasa menghasilkan 250 ton kentang perharinya. Kentangkentang tersebut diangkut menggunakan truck yang disediakan oleh para pengepul.

Penanaman kentang membutuhkan cuaca yang pas. Jika musim kemarau terlalu panjang, air dari gunung akan sulit sehingga menghambat proses penanaman. Kentang menjadi tidak matang. Begitu juga dengan musim penghujan, bila terjadi terlalu lama, kentang juga bisa busuk Lagi-lagi cuaca menghambat panen di Desa Panawa

Gunung Gunung Gunung

Papandayan Papandayan Papandayan

CurugArjuna

Berkendara beberapa ratusan meter dari kantor desa kami tempuh untuk menuju Curug Arjuna, yang berada di Kampung Cikopo, Desa Panawa. Curug ini terkenal sebagai air terjun terindah dan termegah di Garut. Kami jadi penasaran dan ingin membuktikannya sendiri. Jalanan yang sedikit berbatu dan curam karena berada di pinggir jurang, kami lalui untuk sampai ke tempat yang katanya indah ini. Setelah mendengar derasnya aliran air, kami semakin bersemangat untuk segera sampai di Curug Arjuna. Dan benar saja, pemandangan indah di depan mata. Tebing yang tinggi dengan 3 air terjun menyejukkan pikiran kami. Curug Arjuna memang seindah itu!

Selain keindahannya, ada hal yang menarik dari curug ini. Terdapat Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro (PLTM) yang memanfaatkan aliran air dari Curug Arjuna. PT. Arkora Hydro lah yang mengurusi PLTM tersebut. Arkora Hydro ini tidak semena-mena mengambil kekayaan alam milik Desa Panawa, mereka justru membantu pembangunan Kampung Cikopo.

TempatPengembanganIntelektual

Pendidikan di Panawa sudah ada dari jenjang PAUD hingga SMA. Pak Aang, Kades, sudah menempuh pendidikan di Panawa sejak kecil, dan guru yang dulu mengajarnya pun masih tetap mengajar hingga sekarang. Meski sudah banyak sekolah, namun tenaga pengajar masih sangat sedikit yang mau ditempatkan di desa ini dengan alasan kurangnya akses jalan. Hampir seluruh tenaga kerja pendidikan di Panawa berasal dari Warga Lokal yang menempuh pendidikan di bidang pendidikan, karena seluruh guru dari luar yang didinaskan di desa ini biasanya tidak betah dan ingin segera pergi. Kecemasan ini dijelasakan oleh Kepala Sekolah di desa tersebut yang adalah kakak dari kades. Tapi ia juga menambahkan bahwa keinginan belajar anak anak dan remaja sudah jauh meningkat dibanding dulu karena bantuan dari bupati yang kemarin ikut membiayai pendidikan masyarakat sekitar di kunjungan terakhirnya.

Dokumentasi Dokumentasi Dokumentasi

sampai jumpa!

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.