Ekspedisi Flobamora Buana: Menjejak Harapan

Page 1


MenjejakHarapan EkpedisiFlobamoraBuana

3 5 7 9 11 12 13 14

Kata Pengantar

Flobamora Buana

Mengembara 3 Hari di Laut

Tentang Tuan Rumah Ende

SMAN 1 Ende

SMAK Frateran Ndao

SMA MAN 1 Ende

SMAK Syuradikara

Vallery

, Ketua AMI 2025

Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 berbunyi, "Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan". Bersama dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan PoPoPe seorang mahasiswa, hadirlah sekumpulan mahasiswa ITB yang memiliki keresahan dan keinginan dalam menyebarkan semangat pendidikanterutamapendidikantinggi.

Pendidikan harusnya menjadi dasar untukmencerdaskankehidupanbangsa, namun kenyataannya pendidikan jauh dari kata "merata". Diseminasi Khusus dibentuk sebagai bentuk upaya pemerataan informasi ke daerah terluar Indonesia dan tim Flobamora Buana hadir sebagai perpanjangan tangan AMI untuk mampu menyebarkan semangat pendidikan tinggi hingga ke ujung nusantara. Tim Flobamora Buana melakukan ekspedisi ke daerah 3T yang beradadipulauNusaTenggaraTimur.

Semoga mimpi dan semangat yang dibawa dapat menjadi penanda adanya harapanuntukberpendidikantinggi.

Farrel Hanif, Ketua Ekspedisi

Nama tim kami Flobamora Buana diambil dari kata, Flobamora yang melambangkan singkatan dari Flores, Sumba, Timor, dan Alor, nama pulaupulaubesaryangadadiNusaTenggara Timur dan Buana yang memiliki arti dunia atau jagat. Kami memilih Flobamora Buana karena ingin menyebarkanNusaTenggaraTimurke seluruhpenjuruduniatanahyangkaya akan keindahan, budaya, dan sumber daya yang luar biasa. Namun, sayang jika kekayaan ini tidak dapat diolah secara mandiri. Kami ingin mengembangkan potensi Nusa TenggaraTimur.

Ekspedisi ini bertujuan untuk mendukungduniapendidikandengan berbagi wawasan, pengalaman, serta membuka cakrawala baru bagi para siswa. Kami percaya bahwa setiap perjalanan bukan hanya sekadar pengalaman, tetapi juga merupakan proses pembelajaran yang berharga. Dengan mengunjungi SMA - SMA di Nusa Tenggara Timur, kami berharap dapat berkontribusi dalam menumbuhkan semangat belajar dan keberanian untuk bermimpi lebih besar.

Peo le behi d the p n Flo amora Bua a b n

FTTM 2022

FSRD 2022

FTTM 2022

FTSL 2023

FTSL 2023

STEI 2022

FTTM 2022

Shafayuna
Laelani Chalila
De’Faiera
Farrel Hanif
Darrellshane
Galih Abel

Mengembara

Tanggal 17 Januari, pukul 4 sore, kami ber-7 berangkat dari Bandung ke Surabaya naik bus. Perjalanan ini cukup lama sekitar 13 jam dan sampai di Surabaya pukul 8 pagi, lebih cepat dari perkiraan. Suasana masih penuh semangat karena petualangan baruakandimulai.

Begitu sampai di Surabaya, kami mendapat informasi bahwa kapal yang seharusnya berangkat jam 4 sore ini delay menjadi jam 2 pagi. Akhirnya kami memutuskan untuk

singgah ke rumah salah satu saudara kami untuk mandi, makan, dan bersantai sejenak sebelum akhirnya jalan-jalan menghabiskan waktu di Surabaya.

di Laut Hari

Perjalanan belum selesai. Dari Surabaya ke Ende, kami harus menempuh lebih dari 2 hari di atas kapal Dharma Rucita 8. Untungnya, kami memilih kelas double cabin yang masingmasing mendapatkan bed privat. Selama di kapal kami merasakan banyak hal, salah satunya pusing dan mual karena ombaklautyangcukupbesardiawaltahun.

Namun di balik itu, kami bersyukur karena tempat tidurnya sangat nyaman dan dingin, kami juga setuju bahwa makanan yang disediakan sangat proper dan enak. Salah satu dari kami bahkan komplain karena sop yang disajikan porsinya terlalu sedikit padahal enak. Entah kasihan atau takut kami protes lagi, saat jam makan selanjutnya, kru kapal datang dengan melebihkan6mangkuksopuntukkami:D

Dua hari perjalanan tidak terlalu terasa karena kami habiskan waktu dengan bermain kartu remi, undercover, truth or dare, berburu sunset di rooftop kapal, bercerita, hingga menonton film yang sudah didownload sebelumnya (tips!). Akhirnya, setelahperjalananpanjang,kamitibadiEnde.

Tentang Tuan

Kalimat sederhana tersebut menjadi awal dari perjalanan panjang kami.

Mas Fachry adalah warga lokal sekaligus tuan rumah yang menjamu kami selama 2 hari di Ende. Sebenarnya, belum sampai di NTT saja kami sudah banyak merepotkan Mas Fachry untuk menanyakan banyak hal mengenai sekolah di Ende, karena kebetulan orang tuanya adalah guru yang cukup senior di sana.

Setelah perjalanan panjang menggunakan bis dan kapal, Kami tiba di Ende pada pukul 4 dini hari, disambut gerimis kecil yang cukup merepotkan. Jarak dari kapal ke parkiran yang lumayan jauh cukup untuk membuat kami basah kuyup :D

Di tengah kantuk dan udara yang dingin, Bang Darwis, adik Mas Fachry, bersama temannya sudah menunggu. Mereka rela menjemput kami sepagi itu. Barang bawaan kami yang banyak mengharuskan Bang Darwis bolak-balik mengantar kami dari pelabuhan ke rumah keluarganya. Mobilnya pun ikut jadi korban dan kotor karena bekas sepatu basah kami.

Rumah Ende

Kurang dari 10 menit, kami sampai di rumah keluarga Mas Fachry, kami disambut oleh Ibu dan Bapak Abdurahman. Rasa lelah perlahan hilang saat beberapa cangkir teh hangat dan kopi khas Ende menemani pagi pertama kami di sana. Mereka bilang bahwa setiap rumah punya ciri khas rasa kopi sendiri, tetapi biji kopinya tetap sama. Walaupun kami belum sempat mencoba kopi ciri khas tetangga lain, tidak masalah karena kopi tuan rumah ini sudah terasa paling enak!

Di tanah yang jauh dari rumah, kami menemukan kehangatan yang tak terduga. Bukan hanya dari dinding bata atau atap yang kokoh, tapi dari senyum yang tulus, tangan yang terbuka, dan cerita yang mengalir tanpa batas.

Saat itu kami datang hanya sebagai tamu, tetapi diperlakukan seperti keluarga. Kasur di sana bahkan terasa lebih nyaman dari tempat tidur kami di rumah. Malam kami habiskan di bawah lampu remang, di pinggir pantai, di cafe “Tepi Jalan” milik Bang Darwis, sambil berbincang mengenai laut, tanah, dan kehidupan yang jauh dari hiruk-pikuk.

Di sini, kami belajar bahwa rumah bukan sekadar tempat, tetapi tentang orang-orang di dalamnya. Dan dalam perjalanan ini, kami berhutang pada mereka—para tuan rumah yang mengajarkan kami arti menerima tanpa syarat.

SMAN 1 Ende

SMAN 1 Ende berada di Kel. Onekore, Ende Tengah, Ende Regency, NTT. Kedatangan kami disambut baik oleh guru dan para murid di sana, salah satu hal yang menarik perhatian kami saat sampai adalah adanya patung komodo di depan tulisan SMAN 1 Ende.

Siswa-siswi SMAN 1 ini sangat antusias dengan kehadiran kami. Namun karena cuaca yang buruk dan aula yang tidak mendukung, akhirnya kami membagi menjadi 2 tim agar efektif. Pemaparan pertama ini berjalan baik karena para siswa yang tertib dan sangat aktif bertanya mengenai jurusan yang mereka inginkan, bagaimana kehidupan selama kuliah di perantauan, serta tidak lupa sharing pengalaman persiapan SNBP/SNBT.

Pada awalnya, masih banyak dari mereka yang tidak mau melanjutkan kuliah dan ingin langsung mencari pekerjaan. Tapi setelah pemaparan dan adik ini yang ingin melanjutkan kuliah!

SMAKFrateran Ndao

Sekolah kedua yang kami datangi ialah SMA Frateran Ndao. Sekolah ini berdiri tepat di depan Laut Sabu, dengan pemandangan yang begitu menenangkan. Saat sampai di aula, kami melihat para siswa yang telah berkumpul.

Begitu kami tiba, senyum dan sorak antusias menyambut. Saat sesi tanya jawab dimulai, mereka begitu bersemangat, melontarkan pertanyaan dengan penuh rasa ingin tahu. Kami pun larut dalam kebersamaan, hingga akhirnya menutup kegiatan dengan membuat video TikTok bersama —tertawa, bergerak, dan menikmati momen yang sederhana tapi berkesan.

! Saat kami sampai, mereka sedang melakukan doa bersama dan ketika kami hendak berpamitan, mereka juga kembali melakukan doa bersama, sungguh moment yang khitmat untuk menutup hari ini.

SMA 1Ende MAN

Pada hari ke-2, langkah kami tiba di sebuah sekolah yang terletak di Jl. Nenas No.07, Kecamatan Ende Timur. Di balik bangunan sekolah yang tampak tenang dari luar, ternyata memiliki pemandangan yang menakjubkan, di mana Gunung Iya dan Gunung Meja berdiri megah, seolah ikut menyambut kedatangan kami pagi itu.

Kegiatan dilangsungkan di ruang laboratorium komputer, ruangan yang bersih, sejuk dan rapi itu dipenuhi wajah-wajah penuh rasa ingin tahu. Mereka menyimak setiap penjelasan dengan seksama, dan tak ragu mengacungkan tangan untuk bertanya.

Yang membuat kami terkesan, ini adalah salah satu sekolah dengan siswa yang sangat aktif dan antusias. Pertanyaan yang mereka ajukan mencerminkan cara berpikir yang kritis dan ingin terus berkembang, mulai dari seputar jurusan impian hingga karier di masa depan!

SMAK SYURADIKARA

Terletak di pusat kota Ende, sekolah dengan asrama ini menjadi sekolah terluas yang kami kunjungi, dan merupakan sekolah pertama di Pulau Flores dengan atmosfer sejarahnya yang langsung terasa sejak pertama kali melangkah masuk.

Selain anak-anaknya yang antusias, banyak juga yang langsung bertanya soal jurusan kuliah dan masa depan mereka. Pertanyaan mereka yang berbobot menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi. Saat akhir pertemuan mereka melakukan Doa Angelus yang menggema di seluruh ruangan, menciptakan suasana yang menyentuh dan penuh harapan.

Satu momen yang tak terlupakan adalah saat kepala sekolah memperkenalkan diri sambil mengenakan ikat kepala Sunda dan dengan penuh kehangatan berkata, “Panggil saja Kang Heri.”

Perjala

SepulangdariSMASyuradikara, kami menyempatkan diri mampirmakansatedansoto— rekomendasi dari Mas Fachry yangternyatamemanglezatitu. Setelah perut terisi, kami kembali ke penginapan untuk bersiap menuju destinasi

membantu mempercepat durasi perjalanan. Jalanan gel langitberbintangmenemanikamihampirsepanjangru

BAJO

SMAN1Komodo

TibadiLabuanBajopukul07.00 pagi, kami langsung bersiap menuju SMA Negeri 1 Komodo yang lokasinya tak jauh dari tempat tinggal kami di Batu Cermin.

Sesampainya di sekolah, kami disambut oleh sekelompok siswa yang terlihat sangat antusias, rasa lelahpun langsung sirna melihatsemangatmereka.

Namun sayangnya, kondisi saat itu kurang ideal, tidak ada tempat duduk untuk siswa, sehingga mereka harus berdiri selama dua jam kegiatan berlangsung. Meski begitu, mereka tetap semangat, aktif bertanya, dan berdiskusi seputar pilihan jurusan dan masa depan mereka. Antusiasme mereka menjadi penyemangat bagi kami.

SMA LenteraHarapan

Terletak berdekatan dari Rumah Sakit Siloam Bajo, SMA Lentera Harapan langsung mencuri perhatian dengan suasananya yang tenang, rapi, dan nyaman. Kami disambut dengan sangat hangat. Kegiatan dimulai dengan doa bersama, menciptakan suasana yang khidmat dan hangat secara emosional. Bahkan, mereka menampilkan pertunjukan sederhana sebagai bentuk apresiasi dan ucapan terima kasih untuk kami, ini adalah momen yang unik bagi kami.

Jumlahsiswanyamemangtakbanyak,mungkinkarenamerupakan sekolah swasta—tapi justru itu yang membuat suasananya terasa lebih dekat dan personal. Kata orang, sekolah dengan jumlah siswa sedikit sering kali unggul di kualitas, dan kami merasakannya langsung di sini. Setiap siswa punya pemikiran matang, pertanyaan berbobot, dan visi yang kuat tentang masa depan mereka. Dan hampirsemuasiswanyamencatatselama roadshow berlangsung.

Seperti nama sekolahnya, kami pulang membawa harapan besar bahwakelakmerekaakanmenjadicahayadijalanyangmereka pilih.

Perjalanan menyebarkan semangat perguruantinggiiniakhirnyatibadititik terakhir—SMAK Seminari Labuan Bajo, sebuah sekolah yang dikenal sebagai tempat pendidikan awal para calon pastor.Lokasinyatenangdanasri,seolah menjadi ruang reflektif yang sempurna untuk menutup seluruh rangkaian perjalanankami.

Namun, di balik atmosfer religius yang kuat, kami justru disambut oleh antusiasme yang luar biasa dari para siswanya. Banyak dari mereka ternyata punya mimpi besar untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Bahkan ada yang secara spesifik bertanya tentang persiapan masuk jurusan Kriya ITB, menunjukkan bahwa semangat belajar dan keingintahuan merekasangattinggi.

SMAK S

Seminari

Salah satu hal yang menarik, ada satu siswa yang secara khusus ditugaskan meliput kegiatan ini untuk keperluan ekstrakurikuler jurnalistik. Hal itu menambah warna tersendiri dalam kunjungan kami—kami tidak hanya datang untuk menginspirasi, tapi juga menjadi bagian dari proses belajar mereka.

Dan pada akhirnya, kami sadar bahwa semangat belajar tidak selalu harus berujung pada perguruan tinggi— karena apa pun jalan yang dituju, bahkan menjadi pastor yang mulia sekalipun, setiap pilihan tetap layak untuk diperjuangkan. Yang terpenting adalahterusbergerak,terusbertumbuh, dan senantiasa mencari makna dalam setiaplangkahyangdipilih.

Overall, gue seneng banget lihat antusiasme anak-anak dan kehangatan orang-orang Flores. Lewat DK ini, justru kita yang banyak belajar langsung di lapangan bahwa pendidikan tinggi bukan hal yang bisa dianggap remeh. Semoga makin banyak yang sadar dan mau terus nyebarin semangat ini di tahun-tahun ke depan. Lastly, good luck buat semua tementemen yang punya mimpi besar kuliah!

The kindness, the smart thoughts, and the confidence you showed reminded me why I chose to keep going in my own path. Whatever comes next, college or not, just stay curious, stay kind, and stay true to who you are.

Personally aku sangat senang bisa ikut ekspedisi temen2 SMA di sana yang exited dengan kehadiran terharu dan semangat. Ekspedisi ke Flores ini bener2 aku terhadap kehidupan diluar sana. Aku kehadiran kita, mereka bisa lebih semangatt dan mencapai cita-citanya. Semoga ekspedisi ke NTT semoga kita bisa keep in touch dengan sekolah dan bisa melanjutkan ekspedisi ini tahun2 kedepannya!

Januari 2025, ekspedisi Flobamora Buana jadi momen paling berkesan dalam hidupku. Bareng Darrel, Farrel, Venna, Yuna, Defa, dan Lila, kita travel 2000 KM lebih buat ngenalin ITB ke tementemen SMA di Ende dan Labuan Bajo. Seru banget! Dari semua perjalanannya, obrolan-obrolan random, sampai ngelihat anak2 SMA di sana yang antusias nyambut kita bikin aku ngerasa super happy, grateful, dan honestly, touched. Rasanya deket banget sama semua orang di tim. Momen-momen itu bakal aku simpan terus, dan kalau bisa keulang? Aku pasti berangkat lagi tanpa mikir dua kali!

"Education equips you to think, to act, and to be of value.". I always believe in that phrase. And so, that very phrase has already sent me to the furthest reaches of Indonesia to spread the words of education. Little did I know the fire of spirit ignited not just within them but within me to not feel as easily satisfied as what we have today.

ekspedisi ini. Ketemu kehadiran tim ini bikin aku bener2 ngebuka mata berharap dengan dan percaya diri untuk NTT gak berhenti disini, yang kita kunjungi kedepannya!

Langkah kami ke Nusa Tenggara Timur bukan sekadar perjalanan, tapi pencarian makna di balik lanskap indah dan kisah yang menunggu ditemukan. Kami datang bukan hanya untuk melihat, tapi untuk belajar, berbaur, dan merasakan denyut kehidupan Flobamora.

Kami membawa pesan: bahwa pendidikan tinggi adalah jembatan menuju masa depan. Dalam setiap pertemuan, kami tidak hanya berbagi, tapi menanamkan keyakinan bahwa perguruan tinggi bukan mimpi yang jauh—melainkan peluang yang bisa digapai. Ekspedisi ini adalah suara untuk mereka yang layak mendapat kesempatan yang sama. Karena pendidikan bukan hanya soal belajar, tapi tentang membuka jalan. Dan kami ada di sini untuk menunjukkan bahwa jalan itu nyata.

Ini bukan soal destinasi, tapi tentang perjalanan—tentang tawa, tantangan, dan kenangan yang akan terus hidup meski kami telah pulang.

Pendidikan bukan sekadar gelar—ia membuka harapan dan arah hidup. I am beyond grateful to be given the opportunity to take a tiny, tiny part in the critical period of their lives; and more than that, had my soul touched. Ende dan Labuan Bajo mungkin kota kecil, tapi mimpi mereka luar biasa besar. Doaku selalu menyertai. Sampai jumpa, para lentera bangsa!

Dari Ende hingga Labuan Bajo, setiap langkah perjalanan ini mempertemukan kami dengan sosok-sosok muda yang luar biasa. Kami bangga bisa mengenal kalian, baik yang telah mantap denganimpiankuliah,maupunyangmasihmencari arah.

Karena pada dasarnya, bukan soal ke mana tujuanmu, tapi bagaimana kamu melangkah dengan keyakinan. Kami percaya, jalan apapun yang kalian pilih nanti, masing-masing dari kalian akan menjadiversiterbaikdaridirisendiri.

Terima kasih sudah berbagi semangat, tawa, pertanyaan-pertanyaan cerdas, dan harapan yang begitu tulus. Kalian adalah pengingat bahwa masa depan Indonesia ada di tangan yang luar biasa kuatdanberani. Sampaijumpadititiktemulainnya.

Jangan pernah ragu untuk bercita-cita, dan teruslah melangkah, karena dari perjalanan kecil seperti ini, halbesarseringkalidimulai!

Perjalanan ini tidak akan terjadi tanpa dukungan banyak pihak yang luar biasa. Kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada Mas Fachry, Ibu dan Bapak Abdurrahman, Bang Darwis, Bang Peter dan keluarga, seluruh sekolah dan siswa hebat yang terlibat, serta seluruh panitia Aku Masuk ITB (AMI) 2025.

Kamiberangkatdenganmembawasedikitilmu,dan pulang dengan membawa lebih banyak harapan.

Terimakasihtelahmengajarkankamibegitubanyak, semangat pendidikan ini akan terus hidup.Sampai jumpadicerita-ceritabesarselanjutnya.

“Semua yang hidup yang melakukan perjalanan, lebih banyak.”

@diseminasikhusus_ami2025

@akumasukitb

hidup melihat, namun perjalanan, melihat banyak.”

Jumpa!

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.