Koran UNS Edisi April 2019

Page 1

PROF. JAMAL WIWOHO RESMI PIMPIN UNS - HAL. 6 EDISI APRIL 2019 | 16 HALAMAN FC

UNS Miliki Sekolah Vokasi Foto : Dokumentasi.

UNS Berikan Pelatihan Membuat ILM

Zakky & Riski Terpilih Sebagai Duta GenRe 2019


02

EDISI APRIL 2019

FOKUS UTAMA

M

ulai tahun 2019 ini, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta memiliki Sekolah Vokasi. UNS akan menggabungkan 26 Program Studi (Prodi) diploma di UNS yang saat ini memiliki mahasiswa sejumlah sekitar 6.000 an dalam satu wadah Sekolah Vokasi. Penggabungan ini dimaksudkan agar lebih memberdayakan Prodi diploma, dan bisa lebih fokus pada pengembangannya. Direktur Sekolah Vokasi UNS, Santoso Tri Hananto, M.Acc., Ak. mengatakan, sejak dilantik pada bulan Desember 2018 lalu hingga November 2020, Santoso ditugaskan untuk menyiapkan prototipe atau kendaraan Sekolah Vokasi UNS. Untuk tahap awal yaitu pihaknya melakukan FGD perumusan capaian pembelajaran lulusan yaitu dengan mengundang stakeholder pengguna lulusan. Terdapat 25 instansi pengguna lulusan yang diundang. “Dan dalam kesempatan tersebut kami juga menyusun kurikulum. Melalui FGD dengan pengguna lulusan tersebut maka kita menjadi tahu keinginan dari pengguna lulusan itu seperti apa,” terangnya. Model pembelajaran Sekolah Vokasi UNS yang akan dikembangkan yakni 321 untuk Program Diploma 3 dan 431 untuk Program Diploma 4. Perkuliahan untuk Progam Diploma 3

dilaksanakan di kampus selama 3 semester, di industri 2 semester dan 1 semester untuk penyelesaian tugas akhir, gabungan antara kampus dan industri. Sedangkan untuk Diploma 4, 4 semester di kampus, 3 semester di industri, 1 semester tugas akhir yang merupakan kombinasi antara kampus dan industri. Kemudian terkait dengan adanya Permenristekdikti Nomor 54 Tahun 2018 tentang

Direktur Sekolah Vokasi UNS, Santoso Tri Hananto, M.Acc.

sistem Diploma, bahwa sistem pembelajaran Diploma menganut pembelajaran terbuka yaitu Multi Entry Multi Exit (MM). Semua mahasiswa vokasi itu bisa masuk kapan saja dan bisa keluar kapan saja. “Ini peraturan baru, di dalam Permenristekdikti tersebut ditegaskan baik itu Diploma 2 maupun Diploma 3 didorong untuk up grade ke sarjana terapan,” terang Santoso.

Santoso berharap untuk Program Diploma 3 di Sekolah Vokasi UNS mudah-mudahan bisa 100 persen ke sarjana terapan. Meski sarjana terapan, misal diakhir semester 4 tidak bisa lanjut kuliah, maka ijasah Diploma 2 bisa dikeluarkan dengan catatan sudah memiliki sertifikasi kompetensi saat semester 3 atau 4. Kemudian misalnya mahasiswa sampai akhir semester 6 dan sudah mengikuti sertifikasi profesi maka bisa diberi ijasah D3. “Dan setelah kerja, misalnya ingin melanjutkan Diploma 3 atau ke janjang Sarjana Terapan atau Diploma 4 bisa melanjutkan. Ini sesuai dengan aturan baru dan tentunya dari Kemenristekdikti juga harus melakukan pendekatan ke BAN-PT terkait pemberlakuan akreditasi,” katanya. Kemudian terkait dengan Sumber Daya Manusia (SDM), dalam hal pengembangan sekolah vokasi, pada akhir Januari dan awal Februari 2019 lalu sudah dilakukan pemetaan dosen UNS. Semua dosen diberi kuesioner, diberi kesempatan yang sama untuk memilih apakah di jalur akademik atau vokasi, dan akhir penetapannya oleh Rektor dan Dekan. Bagi dosen yang ditetapkan berada di sekolah vokasi, akan diusahakan untuk menempuh sertifikasi kompetensi. Demikian juga untuk tenaga kependidikan,

akan ada migrasi ke sekolah vokasi, terutama admin Prodi yang menangani siakad. Selain itu juga admin pengelola keuangan agar kepala Prodi dan kepala lab tidak disibukkan dengan administrasi keuangan namun lebih fokus kepada silaturahmi ke perusahaan dan instansi pemerintah. Mulai tahun akademik 2019/ 2020 ini, Gedung Sekolah Vokasi UNS yang berlokasi di Kampus Tirtomoyo Panggung sudah mulai digunakan untuk perkuliahan. Hanya saja, belum semua Prodi Diploma bisa menempati gedung tersebut. Hal ini dikarenakan Gedung dari Sekolah Vokasi UNS belum memungkinkan untuk digunakan semua Prodi Diploma di UNS. “Sesuai dengan arahan pimpinan, jadi nanti yang melakukan migrasi ke Kampus Sekolah Vokasi yang berada di Tirtomoyo hanya untuk Diploma 3 DKV, Diploma 3 Bahasa Inggris, Diploma 3 Bahasa Mandarin dan Diplomas 3 Usaha Perjalanan Wisata (UPW). Dari 4 Prodi Diploma 3 tersebut memiliki sekitar 600 an mahasiswa,” terang Santoso. Sehingga untuk Prodi Diploma lainnya statusnya masih dititipkan di fakultas yang bersangkutan. “Jadi kami memiliki cita-cita jika suatu saat nanti gedung Sekolah Vokasi UNS ini bisa dibangun 11 lantai supaya bisa menampung seluruh mahasiswa Prodi Diploma di UNS beserta fasilitas

laboratorium yang digunakan. Karena pada prinsipnya, Sekolah Vokasi tidak ingin mengganggu fakultas,” imbuh Santoso. Miliki Banyak Keuntungan Terkait dengan pilihan masyarakat apakah mengambil sekolah vokasi atau pendidikan akademik strata 1, Direktur Sekolah Vokasi UNS, Santoso Tri Hananto, M.Acc., Ak. menyarankan itu kembali pada tujuan masingmasing. Jika yang bersangkutan ingin segera selesai kuliah dan cepat bekerja, maka jalur sekolah vokasi tepat untuk dipilih. Menurutnya, baik itu lulusan sekolah vokasi maupun sarjana, sama -sama dibutuhkan oleh dunia kerja. Bahkan terdapat beberapa perusahaan yang memilih karyawan lulusan sekolah vokasi. Hal ini dikarenakan lulusan sekolah vokasi ini dinilai lebih siap kerja dibandingkan lulusan sarjana. “Karena memang lulusan sekolah vokasi ini lebih pada pengembangan skill,” katanya. Kemudian terkait biaya untuk Sekolah Vokasi UNS ini juga terjangkau. Para lulusan dari Sekolah Vokasi UNS ini dibekali dengan sertifikasi kompetensi. “Selain lulusan cepat kerja, para lulusan juga kami perkuat dengan kompetensi bahasa Inggris dan Teknologi Informasi,” ujar Santoso. Dwi Hastuti

Foto : https://www.wisnutri.com

Foto: uns.ac.id

Cetak Lulusan Siap Kerja, Lewat Sekolah Vokasi

Lokasi sekolah vokasi UNS Gedung Sekolah Vokasi UNS yang berlokasi di

Kampus Tirtomoyo Panggung.


FOKUS UTAMA

EDISI APRIL 2019

03

Seleksi Mahasiswa Melalui Tiga Jalur

Foto: uns.ac.id

S

Jajaran pimpinan sekolah vokasi UNS sedang melakukan FGD dengan stakeholder pengguna lulusan .

Foto: uns.ac.id

Gandeng MarkPlus Inc, Sekolah Vokasi UNS Gelar Seminar

Kepala Direktur MarkPlus.Inc, Jacky Mussry saat menjadi pembicara dalam Seminar Nasional bertajuk The NewYin Yang of Business: Strategi Menangkap Peluang di Era Pasca Revolusi Industri 4.0 diselenggarakan oleh Sekolah Vokasi UNS di Auditorium UNS, Selasa (23/4/2019).

SEBELAS MARET – Seminar Nasional bertajuk The NewYin Yang of Business: Strategi Menangkap Peluang di Era Pasca Revolusi Industri 4.0 diselenggarakan oleh Sekolah Vokasi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, di Auditorium UNS, Selasa (23/4/2019) bekerjasama dengan MarkPlus Inc. Agenda ini merupakan salah satu upaya pengenalan Sekolah Vokasi UNS dan pembekalan mahasiswa vokasi untuk menghadapi era pasca revolusi industri 4.0. Direktur Sekolah Vokasi UNS, Santoso Tri Hartanto, mengatakan bahwa dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) maka kompetisi di dunia kerja pun semakin global dan ketat. Untuk itu, lulusan Perguruan

Tinggi (PT), khususnya jalur vokasi, harus menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan keahlian dan keterampilan terapan yang mumpuni. Sementara itu, Wakil Direktur I Sekolah Vokasi UNS, Agus D Priyanto menambahkan, selama ini, program diploma seringkali menjadi pilihan kedua bagi mahasiswa yang tidak lolos ke jenjang sarjana. Oleh karena itu, adanya Sekolah Vokasi ini diadakan untuk mengembalikan ruh dan tujuan awal adanya program vokasi yakni adanya lulusan yang memiliki keahlian terapan mumpuni. “Kita menjadikan mahasiswa untuk adaptif dengan perkembangan (industri dan teknologi). Dan

vokasi ini ada agar perkembangan mahasiswa lebih baik lagi. Kerjasama antara perguruan tinggi dan dunia kerja juga semakin dipererat,” jelas Agus seperti dikutip dari uns.ac.id. Kepala Direktur MarkPlus.Inc, Jacky Mussry, sebagai pembicara seminar menjelaskan bahwa seorang mahasiswa harus mempunyai calling atau panggilan hati akan apa yang menjadi tujuannya setelah lulus nanti, apakah menjadi seorang akademisi, profesional, atau pengusaha. Adanya panggilan tersebut akan mempermudah seseorang mempersiapkan diri dan mengontrol tujuan tersebut. Dwi Hastuti

ekolah Vokasi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta membuka seleksi mahasiswa baru dengan tiga jalur. Pertama yaitu jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) Diploma 3 dan 4, Jalur Ujian Tulis Mandiri dan Seleksi Mandiri UNS jenjang Diploma. Direktur Sekolah Vokasi UNS, Santoso Tri Hananto, M.Acc., Ak. mengatakan, untuk seleksi lewat jalur PMDK ini sudah dilakukan. “Iya untuk PMDK sudah terlaksana. Dan sudah diumumkan yang lolos pada bulan Maret kemarin,” kata Santoso. Sedangkan untuk Jalur Ujian Tulis Mandiri, pendaftaran mulai dilakukan pada tanggal 10 hingga 28 Mei 2019. Kemudian ujian Tulis dilakukan pada 15 Juni 2019, ujian khusus atau keterampilan digelar

pada 17 Juni 2019 dan pengumuman Hasil Seleksi dilakukan pada 20 Juni 2019. Kemudian jalur ketiga untuk seleksi mahasiswa Diploma yaitu melalui Seleksi Mandiri. Pendaftaran Seleksi Mandiri untuk jenjang Diploma dilakukan mulai tanggal 27 Juni hingga 11 Juli 2019. Lalu untuk pengumuman hasil seleksi dilakukan pada 24 Juli 2019. Dari 26 Program Studi (Prodi) baik Diploma 3 maupun Diploma 4, Sekolah Vokasi UNS di tahun akademik 2019/2020 ini akan menerima sekitar 6.000 an mahasiswa. “Dan di tahun ini, Sekolah Vokasi memiliki Prodi baru yaitu Budidaya Ternak D3 dan sudah siap menerima mahasiswa baru mulai tahun akademik 2019/2020,” katanya. Dwi Hastuti

Daftar Program Studi Vokasi UNS No.

Nama Jenjang

Jenjang

1

Agribisnis

D3

2

Akuntansi

D3

3

Bahasa Inggris

D3

4

Bahasa Mandarin

D3

5

Demografi dan Pencatatan Sipil

D4

6

Desain Komunikasi Visual

D3

7

Farmasi

D3

8

Hiperkes Dan Keselamatan Kerja

D3

9

Kebidanan

D3

10

Kebidanan Sarjana Terapan

D4

11

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

D4

12

Keuangan Dan Perbankan

D3

13

Komunikasi Terapan

D3

14

Manajemen Administrasi

D3

15

Manajemen Bisnis

D3

16

Manajemen Pemasaran

D3

17

Manajemen Perdagangan

D3

18

Perpajakan

D3

19

Perpustakaan

D3

20

Teknik Informatika

D3

21

Teknik Informatika K. Kab. Madiun

D2

22

Teknik Kimia

D3

23

Teknik Mesin

D3

24

Teknik Mesin K. Kab. Madiun

D2

25

Teknik Sipil

D3

26

Teknologi Hasil Pertanian

D3

27

Teknologi Hasil Pertanian K. Kab. Madiun

D2

28

Usaha Perjalanan Wisata

D3

29

Budidaya Ternak

D3

Sumber: SPMB Universitas Sebelas Maret

Koran Sebelas Maret @semarnews mediasebelasmaret@yahoo.com

Pelindung: Rektor UNS Pemimpin Redaksi: Andre Rahmanto Wakil Pemimpin­Redaksi: Deniawan Tommy Redaktur: ­Dwi Hastuti ­ Reporter: Dwi Hastuti Desain Grafis: Caesar Candra M Sekretaris Redaksi: Lidyasari Rahmawati Alamat: Kantor Humas dan Kerjasama UNS Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta Percetakan: PT. Putra Nugraha Wartawan Sebelas Maret dibekali kartu pers selama bertugas dan dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.


04

EDISI APRIL 2019

KOMUNITAS

AgriProject

Foto: Dokumentasi Pribadi

Siapkan Komunitas untuk Mencetak Generasi Hebat Pertanian

S

ejumlah mahasiswa pertanian dari Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menyiapkan sebuah komunitas yang bertujuan untuk mencetak generasi hebat Indonesia. Komunitas yang diberi nama AgriProject didirikan oleh 5 orang mahasiswa dari FP UNS yaitu Adie Bayu Putra , Arifah Erfiyanti, Regina Eka, Ardi Wardianto, Cece dan Ginanjar. Kepada wartawan, Arifah Erfiyanti mengatakan, AgriProject merupakan sebuah komunitas yang didirikan atas keprihatinan terhadap generasi muda pertanian yang semakin hari semakin berkurang. Fakta di lapangan

banyak lulusan pertanian yang akhirnya bekerja pada bidang non-pertanian. Padahal Indonesia selaku negara agraris sangat membutuhkan SDM pertanian yang kompeten. Saat ini, lebih dari 50 persen petani di Indonesia berusia lebih dari 50 tahun sehingga teknologi dan inovasi dibidang pertanian tergolong sangat lambat. “Tujuan didirikannya AgriProject ini untuk menyiapkan generasi muda pertanian yang nantinya siap berkarya dan berinovasi di Bidang Pertanian, sehingga harapannya generasi muda kembali mampu mengoptimalkan potensi bangsa Indonesia di bidang Pertanian,� terang Arifah.

Arifah menambahkan, terdapat beberapa bidang kegiatan yang akan difokuskan. Pertama Divisi ilmu dan teknologi pertanian, yaitu divisi yang akan bergerak dibidang kepelatihan terkait ilmu-ilmu pertanian khususnya ilmu aplikatif di lapangan. Divisi ini juga akan memperkaya pengetahuan dengan cara studycase ke tempat-tempat usaha pertanian di lapangan. Dengan kegiatan ini diharapkan bisa menjadi inspirasi untuk mengembangkan pertanian sendiri akan muncul. Kedua Divisi Riset dan Prestasi. Divisi ini dikhususkan untuk memperdalam ilmu pengetahuan pertanian dari segi keilmiahan, sehingga harapannya mahasiswa

bisa lebih kreatif dan inovatif untuk menciptakan terobosan terbaru di bidang pertanian. Ketiga Divisi Kemandirian. Divisi ini akan melatih jiwa kewirausahaan para volunteer dengan menciptakan berbagai macam usaha yang bergerak dibidang pertanian. Selain itu divisi ini akan menghubungkan volunteer dengan pengusaha tani yang sudah sukses di dunia pertanian, dengan harapan terciptanya inspirasi untuk bertani. Keempat, Divisi Pengabdian. Yaitu divisi yang akan difokuskan untuk mengasah jiwa sosial, sehingga volunteer tidak lupa untuk mengamalkan ilmu pengetahuan yang mereka

miliki kepada para petani yang membutuhkan. Kelima Divisi Media dan Kreatif. Divisi ini yang akan menyajikan informasi tentang pertanian secara modern dan kekinian, sehingga harapannya banyak generasi muda yang ikut tertarik mengembangkan pertanian. Dari divisi-divisi tersebut harapannya tercipta SDM pertanian yang tangguh dan kreatif sehingga bisa memanfaatkan potensi besar di bidang Pertanian. Setelah diresmikan pada 22 April 2019 ini, Komunitas AgriProject membuka kesempatan bagi mahasiswa pertanian maupun di luar pertanian yang memiliki minat di dunia pertanian untuk bergabung. Dwi Hastuti

A

rifah Erfiyanti dan Regina Eka merupakan mahasiswa dari Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Keduanya sadar betul bahwa bisa menjadi seorang mahasiswa adalah sebuah anugerah yang luar biasa. Untuk itu, Arifah dan Regina pun senantiasa menggunakan kesempatan menjadi mahasiswa dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Sehingga keduanya tidak hanya sekadar menjalankan kuliah lalu pulang atau kembali ke kos. Namun beragam kegiatan serta organisasi pun diikuti baik oleh Arifah maupun Regina. Meski demikian, nilai akademis mereka pun tidak

kalah dengan mahasiswa lainnya. Arifah merupakan mahasiswa Diploma 3 Program Studi (Prodi) Agribisnis. Selain aktif kuliah, dirinya menjadi salah satu inisiator berdirinya Komunitas AgriProject. Kemudian Arifah juga terpilih menjadi Mahasiswa Berprestasi UNS untuk jenjang Diploma tahun 2018. Selain itu, dirinya juga lolos menjadi salah satu mahasiswa penerima hibah Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) UNS. “Selagi menjadi mahasiswa, akan saya manfaatkan benar kesempatan ini untuk kegiatankegiatan yang positif. Dan Alhamdulillah meski saya itu tidak kost alias pulang ke rumah

yaitu di Boyolali, orangtua sangat mendukung dan memaklumi kalau terkadang saya pulang malam karena ada kegiatan,� ujar Arifah. Sementara itu, Regina mengaku hal yang sama. Regina merupakan mahasiswa FP UNS yang aktif diberbagai kegiatan. Selain aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FP UNS, Regina juga aktif di Himpunan Mahasiswa Peternakan FP UNS. Regina juga lolos menjadi salah satu mahasiswa penerima hibah PMW UNS. Dan saat ini, dirinya menjadi salah satu inisiator berdirinya Komunitas AgriProject. Regina berharap komunitas yang didirikan ini bisa memberikan manfaat untuk sesama. Dwi Hastuti

Foto: Dokumentasi Pribadi

Mengoptimalkan Potensi yang Ada


OPINI

EDISI APRIL 2019

05

UNS Green Campus dan Semangat Peduli Lingkungan Civitas Akademika UNS Oleh: Uly Wulan Apriani/ Mahasiswa S1 Kimia UNS

E

ra globalisasi dan kemajuan industri saat ini banyak berdampak pada kehidupan manusia, baik dampak positif maupun negatif. Kemajuan teknologi dalam berbagai bidang memberikan kemudahan dan kepraktisan dalam banyak hal. Tetapi ada sisi lain dari kemajuan ini, yaitu kerusakan lingkungan yang sekarang ini banyak mejadi sorotan. Banyak upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan baik dari masyarakat maupun pemerintah. Perguruan tinggi juga tak mau ketinggalan ikut serta dalam penyelamatan lingkungan. Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta adalah salah satu contoh perguruan tinggi yang ikut andil dalam menjaga lingkungan. Dengan tujuan menjadikan UNS sebagai green campus, kampus yang peduli lingkungan, beberapa upaya telah dilakukan. Salah satunya dengan luasnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kawasan UNS. Danau UNS yang digunakan untuk sanitasi kampus, bulan ini telah selesai direnovasi. Adanya bus kampus sebagai upaya untuk mengurangi penggunaan kendaraan motor pribadi. Serta UNS telah

menerapkan pembangunan sesuai standar Green Campus dengan pembangunan jalan menggunakan paving dan penerangan menggunakan lampu LED. Prestasi UNS dalam Bidang Lingkungan Tahun 2018, UNS menempati peringkat 7 UI GreenMetric The Most Sustainable Campus in Indonesia. UI GreenMetric adalah salah satu program dari Universitas Indonesia. UI GreenMetric menilai universitas berdasarkan komitmen dan tindakan universitas terhadap penghijauan dan keberlanjutan lingkungan. Metode penilaiannya adalah berdasarkan 6 kriteria, yakni setting and infrasctructure, energy and climate change, waste, water, transportation, dan education. Partisipasi Mahasiswa dalam Mewujudkan Kampus UNS Ramah Lingkungan Dengan misi mengajak mahasiswa berpartisipasi aktif dalam menjaga lingkungan, tim Green Campus UNS mengadakan lomba mahasiswa tingkat universitas dengan tema Mewujudkan Kampus UNS ramah lingkungan untuk menggali ideide mahasiswa dalam bidang

Foto: uns.ac.id

Green Campus lingkungan. Lomba diadakan dalam tiga kategori yaitu karsa cipta lingkungan, penerapan teknologi tepat guna sederhana dan gagasan tertulis. Salah satu pemenang dalam lomba ini adalah tim yang diketuai oleh Uly Wulan Apriani yang mendapat juara 3 dalam kategori karsa cipta lingkungan dengan gerakan Trashmovement. Trashmovement merupakan gerakan peduli lingkungan yang bergerak dalam mengatasi masalah sampah plastik. Sampah telah menjadi permasalahan yang mendapat perhatian global dalam beberapa tahun ini. Pada 2015 lalu, jurnal Science mengungkap sebuah penelitian bahwa Indonesia menjadi negara penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia (Kompas.com). Melalui wawancara dengan kompas.com, Sekretaris Ditjen Cipta Karya Rina Agustin mengungkapkan, masalah sampah adalah masalah perilaku, karenanya diperlukannya perubahan perilaku masyarakat untuk disiplin membuang sampah pada tempatnya. Trashmovement mengkampanyekan penanganan masalah sampah dalam 3 gerakan yaitu: Trashless gerakan untuk mengurangi pemakaian plastik

dengan membawa tas belanja, botol minum dan tempat makan saat bepergian. Yang kedua Growingtrash gerakan mengkreasikan sampah plastik sehingga dapat dipakai lagi. Yang ketiga Trashtalk diskusi tentang green and zero waste life di media sosial atau diskusi publik. Selain itu, bersama dengan timnya, Syahna Febrianastuti, Elsa Ninda Karlinda Putri dan Uly Wulan Apriani melakukan penelitian material baru penyerap zat warna pada limbah. Penelitian ini mendapatkan dukungan dari Menristekdikti melalui Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM). Material yang dibuat dari alginate

yang berasal dari rumput laut dan Graphene Oxide yang bisa didapatkan dari arang terbukti dapat menurunkan kadar zat warna metilen biru. Zat warna ini merupakan pewarna sintetik non degradable yang sering dipakai dalam pewarnaan kain. Dengan material baru ini diharapkan dapat menjadi solusi penurunan kadar zat warna pada limbah industri kain. Apalagi Solo memiliki banyak industri kain batik rumahan tetapi belum memiliki pengolahan limbah (IPAL) yang baik. (uns.ac.id)

Redaksi menerima kiriman artikel berupa opini atau tulisankenangan seputar kampus UNS dari segenap civitas akademika UNS. Kirimkan artikel anda melalui Email: dwihastuti146@gmail.com WA: 085647207865

!


06

EDISI APRIL 2019

KABAR

Foto: Humas/ Haryono

Prof. Jamal Wiwoho Resmi Pimpin UNS

Rektor UNS Periode 2015-2019, Prof Ravik Karsidi (kanan) memberikan wayang lakon Pandu Jumeneng Nata kepada Rektor baru UNS periode 2019-2023, Prof Jamal Wiwoho (kiri). Penyerahan itu dilakukan dalam acara Sertijab di Auditorium GPH Haryo Mataram, pada Senin (15/4/2019).

SEBELAS MARET – Pelaksanaan Serah Terima Jabatan (Sertijab) Rektor UNS Periode 2015-2019, Prof Ravik Karsidi kepada Rektor UNS Periode 2019-2023, Prof Jamal Wiwoho di Gedung G.P.H. Haryo Mataram UNS pada Senin (15/4/2019) berlangsung sangat khidmat. Dalam sambutannya, Rektor UNS periode, 2011-2015 dan 2015-2019, Prof Ravik Karsidi mengatakan bahwa Rektor Baru UNS periode 2019-2023, Prof

Jamal Wiwoho resmi dilantik oleh Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), ‎Prof Mohamad Nasir, pada Jumat (12/4/2019) di Jakarta. Ravik mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan sejawat dosen, rekan-rekan kependidikan, para mahasiswa, alumni, dan para pimpinan instansi/lembaga yang telah bekerjasama membersamai UNS hingga saat ini. Ravik juga memohon maaf apabila selama menjalankan tugas ada tutur

kata, perbuatan, atau kebijakan yang kurang berkenan bagi civitas akademika UNS dan masyarakat. “Selanjutnya, kepada Bapak Rektor (Prof Jamal Wiwoho) saya doakan dapat mengemban jabatan dengan penuh amanah dan barokah untuk semuanya. Saya hanya titip agar rencana pembangunan jangka panjang UNS tetap dapat dilanjutkan, yaitu tercapainya World Class University,” ujar Ravik Karsidi. Sementara itu, Rektor UNS Periode 2019-2023, Prof Jamal Wiwoho mengucapkan selamat dan sukses untuk Prof Ravik Karsidi yang telah berhasil menyelesaikan dan mengemban amanah sebagai Rektor UNS dua kali periode masa jabatan berturut turut sejak tahun 2011 sampai 2019 dengan hasil yang sangat memuaskan. Tercatat banyak sekali prestasi dan keberhasilan UNS yang telah diraih semasa kepemimpinan Prof Ravik Karsidi, yang mengantarkan UNS menjadi salah satu perguruan tinggi kebanggaan yang telah berhasil menduduki ranking dari berbagai versi. Diantaranya TOP 200 UniRank 4ICU, ranking 1.678 dunia, ranking 493 di Asia dan ranking 8 di Indonesia versi Webomatrics, juga berhasil menduduki ranking 401- 450 versi QS-AUR pada tahun 2018, serta

memperoleh 3 bintang/stars versi QS Stars Rating. Jamal menambahkan, UNS dibawah kepemimpinan Prof Ravik Karsidi juga telah berhasil mempertahankan predikat sebagai institusi terakreditasi A atau “Unggul”, dan dalam hal laporan keuangan telah berhasil memperoleh predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) sebanyak 9 kali berturut-turut dari tahun 2010 sampai dengan 2018. Ini membuktikan bahwa UNS telah berhasil menjalankan sistem manajemen Tata Kelola Universitas yang baik. “Tidak bisa dipungkiri, bahwa masih banyak catatan prestasiprestasi lain yang telah diraih UNS dimasa jabatan beliau. Kepada Prof Ravik Karsidi sekali lagi saya ucapkan selamat dan sukses atas semua prestasi gemilangnya, selamat melanjutkan karya- karya prestasi berikutnya, semoga dimanapun Bapak bertugas, Allah SWT senantiasa memberikan kemudahan, kelancaran, kesehatan dan kesuksesan,” ujar Jamal. Jamal menambahkan, pihaknya juga memberikan apresiasi dan penghargaan kepada seluruh jajaran Pimpinan Universitas beserta Pimpinan dan anggota Senat, Panitia Pemilihan Rektor, yang telah

berhasil menyelenggarakan proses pemilihan Rektor UNS periode Jabatan 2019-2023 dengan sangat baik dan lancar. Sungguh suatu keharuan dan kebanggaan yang tak terlupakan, bahwa proses Pemilihan Rektor UNS kali ini telah berhasil menciptakan suasana yang kondusif, kekeluargaan dan mengakhirinya dengan cara musyawarah dan mufakat. Semoga peristiwa yang baru kali pertama ini dialami di UNS, dapat menjadi contoh yang baik bagi perguruan tinggi yang lainya. “Semoga saya yang mendapat kepercayaan untuk memimpin Universitas ini dalam masa 4 tahun kedepan, dapat menjalankan amanah ini dengan penuh barokah dan senantiasa mendapatkan perlindungan serta bimbingan dari Allah SWT. Tidak lupa pada kesempatan yang sangat baik ini, saya tetap memohon dukungan dan kerjasama semua pihak, agar saya beserta seluruh jajaran pimpinan UNS dapat meneruskan program-program yang telah dirintis dan dicanangkan oleh para pendahulu saya, dan berhasil menjalankan program-program kebijakan strategis pengembangan UNS untuk masa mendatang sebagai PTN Berbadan Hukum,” ujar Jamal. Dwi Hastuti

SEBELAS MARET – Badan Koordinasi Pelaksana (Bakorlak) Emergency Tanggap Bencana Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar Seminar Nasional Tanggap Bencana dalam Rangka Dies Natalis UNS ke-43. Acara berlangsung di Auditorium G.P.H. Haryo Mataram pada Sabtu, (6/4/2019). Seminar Nasional ini mengangkat tema “Mengabdi untuk Negeri Menuju Masyarakat Tanggap Bencana”. Materi Seminar Nasional dikupas oleh beberapa pembicara yang pakar di bidangnya, yaitu Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto dari Basarnas (Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan), Agus Wibowo dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), dan Prof Hartono selaku Dekan Fakultas Kedokteran (FK) UNS dan Tim Bakorlak Emergency

Tanggap Bencana UNS. “Indonesia ada di tiga lempeng tektonik besar, memang kita harus tanggap betul terhadap bencana supaya hidup lebih nyaman dan bahagia walau kondisinya seperti itu. Dalam hal bencana, UNS juga harus menjadi yang terdepan. Di UNS, kita memiliki Pusat Studi Bencana dan Bakorlak Tanggap Bencana,” ujar Rektor UNS, Prof Ravik Karsidi, dalam sambutannya. Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto memaparkan tentang tugas pokok, struktur organisasi, dan peran Basarnas ketika terjadi bencana alam baik di laut maupun udara. Basarnas bertugas memberikan bantuan dalam keadaan tanggap darurat, yaitu jika ada korban dalam bencana tersebut. “Meskipun Indonesia daerah rawan bencana, tetapi sumber bencana alam yang sangat bahaya saat ini adalah hasil dari perbuatan

manusia. Seperti kebakaran hutan, eksploitasi hutan, pembuangan limbah ke sungai serta pencemaran limbah industri dan plastik. Bencana alam di suatu tempat memang terjadi berulang, tetapi tidak di setiap tahun. Berbeda dengan bencana yang disebabkan oleh manusia, bisa terjadi setiap tahun,” jelas Agus Wibowo seperti dikutip dari uns.ac.id. Selanjutnya, Dekan FK UNS, Prof Hartono, menyampaikan bahwa tanggap bencana merupakan bagian dari tanggung jawab perguruan tinggi yang berkiblat pada tri darma perguruan tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat. Salah satu contohnya, beliau menyampaikan pengalaman Bakorlak Emergency Tanggap Bencana UNS ketika membantu tahap pemulihan dan rekonstruksi akibat gempa di Gumantar, Lombok. Dwi Hastuti

Foto: Humas/ Haryono

UNS Ajak Masyarakat Tanggap Bencana

Rektor UNS, Prof Ravik Karsidi usai memberikan sambutan dalam acara Seminar Nasional Tanggap Bencana dalam Rangka Dies Natalis UNS ke-43. Acara berlangsung di Auditorium G.P.H. Haryo Mataram pada Sabtu, (6/4/2019)


AGENDA

EDISI APRIL 2019

07

Foto: Humas/ Haryono

10 PT Ramaikan Gelaran Sirkuit Bulutangkis UNS 2019

Para dosen dan karyawan sedang mengikuti Sirkuit Bulutangkis dosen dan karyawan antar PTN se-Jateng dan DIY di GOR UNS, Minggu (31/3/2019).

SEBELAS MARET – Agenda Dies Natalis Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta ke-43 kembali berlanjut dengan digelarnya Sirkuit Bulutangkis dosen dan karyawan antar Perguruan Tinggi Negeri (PTN) se-Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di GOR UNS, Minggu (31/3/2019). Pada tahun ini, Sirkuit Bulutangkis UNS 2019 mengangkat tema “Pengembangan Sumber Daya Manusia Berbasis Inovasi Menuju Otonom Perguruan Tinggi”. Selaku penyelenggara acara, Dr. Sapta Kunta Purnama menuturkan bahwa tema tersebut diangkat sebab selaras dengan semangat UNS dalam Dies Natalis ke-43 yang akan memasuki masa transisi menuju perguruan tinggi berbadan hukum (PTN-BH).

Dalam perhelatan Sirkuit Bulutangkis dosen dan karyawan antar PTN se-Jateng DIY tahun ini diikuti oleh 10 perguruan tinggi. Perguruan tinggi tersebut antara lain UNS, Universitas Negeri Semarang (Unnes), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Politeknik Negeri Semarang (Polines), Universitas Tidar (Untidar), UPN Veteran, Institur Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, serta Politeknik Maritim Negeri Indonesia (Polimarin). Meski disediakan tiga trofi juara, tujuan utama dari turnamen ini hanya sebagai sarana silaturahmi antardosen dan karyawan dari masing-masing PTN yang menjadi peserta. “Kalau disini memang tidak

ada hadiah sebab pada prinsipnya kami berkumpul disini memang untuk saling bersilaturahmi, saling memberikan informasi, serta berdiskusi mengenai pengembangan keilmuan di tingkat perguruan tinggi,” ujar Sapto Kunta seperti dikutip dari uns.ac.id. Dari 10 PTN tersebut, masingmasing perguruan tinggi diwajibkan mengirimkan satu kontingen yang terdiri dari 10 pemain putera, baik dosen maupun karyawan. Dan untuk game yang dimainkan pada turnamen ini hanya untuk ganda putera saja. Namun, tidak menutup kemungkinan pada perhelatan ditahun selanjutnya, dosen atau karyawan perempuan bisa terlibat menjadi peserta. Dwi Hastuti

SEBELAS MARET – Program Studi (Prodi) Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar lomba macapat tingkat nasional yang diselenggarakan pada Selasa (26/3/2019). Penyelenggaraan lomba macapat ini dibagi menjadi dua tempat, yakni di Ruang Seminar Gedung III dan Laboratorium Karawitan Gedung IV FIB. Dalam lomba macapat tingkat nasional tahun ini, Prodi Sastra Daerah UNS mengangkat tema “Sumbangan Bahasa, Sastra, dan Budaya dalam Membangun Karakter Mahasiswa dan Generasi Muda”. Tema tersebut diangkat sebab dalam perkembangan jaman yang semakin mengarah ke dunia digital diperlukan adanya pembangunan karakter bagi insan muda tanah air, khususnya bagi

kalangan mahasiswa, melalui kebudayaan tradisional Indonesia, terutama budaya Jawa. Sebanyak 46 peserta lomba dari berbagai perguruan tinggi tanah air bersaing dalam memperebutkan juara lomba macapat tingkat nasional kali ini. Perguruan tinggi tersebut adalah Universitas Airlangga (Unair), Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Diponegoro (Undip), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta, serta STKIP PGRI Ponorogo. Afik Putra, salah satu mahasiswa yang berasal dari Prodi Sastra Daerah UNS berharap bahwa dengan lomba macapat ini para generasi muda seharusnya lebih memahami budaya tradisional, khususnya budaya Jawa. “Dengan ini seharusnya generasi muda lebih tahu budaya yang

kita punya. Masa kita sebagai generasi muda tidak tahu apa itu macapat. Padahal hal itu sangat penting sebab itu adalah warisan leluhur bangsa kita. Bila kita tidak melestarikan warisan leluhur sama saja kita menginjak-injak negara kita sendiri,” ujar Afik seperti dikutip dari uns.ac.id. Salah seorang peserta asal STKIP PGRI Ponorogo, Arin Dwi Handayani menuturkan bahwa dalam lomba macapat ini ia mengalami kesulitan dalam penampilannya. Sebab, selama tampil ia tidak diiringi oleh alat musik gamelan. Namun, ia mampu membawakan tembang Dhandanggula serta tembang Sinom laras pelog meski hanya sempat berlatih sebanyak 3 kali saja. Dwi Hastuti

Foto: uns.ac.id

Prodi Sastra Daerah Gelar Lomba Macapat Tingkat Nasional

Salah seorang peserta sedang mengikuti Lomba Macapat di FIB UNS.

SEBELAS MARET – Media sosial ibarat dua sisi keping mata uang. Dapat membawa keuntungan namun juga merugikan bagi si pengguna. Oleh karena itu, Plt. Direktur Pemberdayaan Informatika, Kementerian Kominfo Slamet Santoso mengingatkan generasi millenial agar menggunakan media sosial dengan bijak. Media sosial dapat memberikan kemajuan di semua sektor kehidupan. Namun itu tergantung pada penggunanya. Slamet lantas mengarahkan mahasiswa untuk memanfaatkan media sosial sebagai sarana pemasaran. “Daripada Anda memposting sesuatu yang tidak ada gunanya, lebih baik Anda gunakan untuk digital marketing,” kata Slamet dalam Seminar Nasional Literasi yang digelar di G.P.H Haryo Mataram, Rabu (28/3/2019) seperti dikutip dari uns.ac.id.

Sepakat dengan Slamet, Prof. Dr. Ismi Dwi Astuti Nurhaeni, M.Si Dekan FISIP UNS juga berpesan kepada mahasiswanya untuk selalu memperhitungkan kadar kemanfaatannya dalam penggunaan media digital. “Gunakan media untuk kepentingan terbaik,” kata Ismi. Ismi mendapati berbagai alasan generasi milenial menggunakan media sosial. Pertama, kata dia, generasi milenial menggunakan medsos karena ingin mendapatkan perhatian. Kemudian, mereka juga sering memanfaatkan medsos untuk meminta dan berbagi pendapat. “Ketiga, dijadikan sebagai pemandu dalam kehidupan. Jadi misalkan ada seseorang dipaksa mengirimkan foto porno melalui ICT, kemudian ia melakukannya karena takut ditinggalkan. Karena katanya, semakin dishare semakin dicinta,” terang Ismi.

Alasan terakhir generasi milenial menggunakan media sosial yaitu untuk membangun citra diri. Namun terkadang citra yang dibangun tidak sesuai dengan kenyataannya. Slamet kemudian kembali mengajak mahasiswa untuk memproduksi konten yang lebih positif di internet. Menurutnya, semakin banyak konten positif yang beredar, maka konten negatif seperti pornografi, ujaran kebencian dan hoaks dapat terkurangi. Pemerintah sendiri telah melakukan beberapa tindakan untuk mengatasi penyebaran hoaks seperti mengadakan seminar edukasi dan membuat UU ITE. “Kominfo telah melakukan MOU dengan berbagai platform media, jadi apabila ditemukan melanggar UU ITE, langsung ditake down,” kata Slamet. Dwi Hastuti

Foto: uns.ac.id

Kominfo Ajak Milenial Bijak Memanfaatkan Media Sosial

Para pembicara saat memberikan materi dalam Seminar Nasional Literasi yang digelar di G.P.H Haryo Mataram, Rabu (28/3/2019).


08

EDISI APRIL 2019

PERSONA

Prof.Dr. Okid Parama Astirin, M.S.

Bercita-Cita Menjadi Seorang Pendidik

P

rof Dr Okid Parama Astirin MS yang merupakan dosen di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, sejak kecil memiliki citacita untuk menjadi seorang guru. Dan keinginanya tersebut akhirnya terkabul lantaran setelah lulus sarjana dari UGM, tahun 1986 Okid diterima menjadi dosen pada Fakultas Kedokteran (FK) UNS. Menjadi kebanggaan tersendiri bagi Okid lantaran bisa menjadi seorang pendidik. Menurut Okid, dengan menjadi seorang pendidik, maka bisa menularkan ilmu yang dimiliki kepada murid-muridnya. “Mungkin bisa jadi karena faktor keturunan karena ibu saya itu dosen di Yogyakarta, kemudian eyang saya juga dosen. Dari sinilah dipikiran saya sejak kecil itu memiliki cita-cita untuk menjadi seorang guru. Bahkan anak pertama saya juga sama tertarik di dunia pendidikan dan sekarang menjadi dosen di Undip dan suami saya juga seorang dosen,” cerita Okid. Okid menekuni profesinya sebagai seorang dosen dengan sepenuh hati. Tiap pagi berangkat dari rumahnya yang berada di Jalan Kaliurang Yogyakarta dengan bus atau kereta menuju tempat bekerjanya yaitu di UNS. Dalam bekerja, Okid senantiasa menganggap bahwa bekerja itu adalah ibadah. Sehingga sebagaimana sebuah ibadah, Okid pun bekerja dengan ikhlas, tertib dan tentunya dilakukan dengan serius. Dari situlah karier Okid terus menanjak. Tak hanya menjadi dosen, namun Okid juga memperoleh tugas tambahan lain. Beberapa tugas yang pernah dijalani diantaranya Kepala Laboratorium di Program Studi

Foto: uns.ac.id

(Prodi), Kepala Laboratorium Pusat FMIPA dan Asisten Direktur 1 Pascasarjana UNS. Kemudian untuk saat ini, Okid masih menjabat sebagai Kepala PPLH UNS serta menjadi Koordinator Tim Green Campus. “Dengan sekuat tenaga dan kemampuan yang saya miliki, saya menjalankan amanah yang diberikan kepada saya ini. Dan tentunya saya tetap menjalankan tugas utama saya sebagai dosen yaitu mengajar, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,” katanya. Selain bekerja di UNS, Okid juga menjadi assesor di BAN-PT dan juga bertugas di Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) untuk kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat. “Kuncinya bekerja ikhlas dan serius. Kemudian orang lain yang akan menilai kinerja kita. Lalu dengan jejaring yang ada, kenalan

banyak, saya kerapkali mendapat tugas untuk jadi narasumber. Bahkan tidak hanya pada satu lembaga namun diberbagai lembaga,” katanya. Dengan segudang aktifitas tersebut, tentunya Okid juga harus pandai dalam melakukan manajemen waktu. “Saat perjalanan, biasanya menjadi waktu untuk istirahat, sehingga saya kadang tidur saat perjalanan. Kemudian untuk jam mengajar di kampus saya singkronkan dengan jadwal kegiatan di Kemenristekdikti dan BAN-PT supaya tidak tabrakan,” kata Okid. Dihadapan mahasiswa, Okid ingin menunjukkan bahwa biologi itu bukanlah sebuah ilmu kering. Menurut Okid, Biologi bisa diaplikasikan dimanapun terbukti dengan disiplin ilmu Biologi yang dikuasainya, Okid bisa melalang buana untuk menularkan ilmu yang dimilikinya kepada orang lain. Dwi Hastuti

Bekerja Sekaligus Bisa Jalan-Jalan

Foto: Dok. Pribadi.

33 Tahun Jalani PP SoloYogya

T

idak hanya sebagai kota kelahiran, namun Yogyakarta juga menjadi tempat Prof Dr Okid Parama Astirin MS dibesarkan dan tinggal bersama keluarga hingga sekarang. Meski Okid dan suaminya bekerja di Solo, namun Okid dan suami tetap memilih tinggal di Yogyakarta dan menjalani pulang pergi (PP) SoloYogyakarta. “Jadi sejak diterima jadi dosen di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta tahun 1986, saya jalani PP dari Yogya ke Solo dan sampai sekarang. Dan saya jarang menggunakan kendaraan pribadi, saya memilih naik kereta atau bus. Duduk lesehan di kereta atau berdiri sudah terbiasa saya jalani dan itu tidak menjadi masalah bagi saya. Lalu ketika naik kereta turun di Stasiun Balapan banyak barengan teman-teman dari UNS,” cerita Okid. Okid pun mengaku sudah

terbiasa menempuh perjalanan dari Yogyakarta ke Solo, begitu juga dengan suaminya yang bekerja sebagai dosen di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Okid terbiasa berangkat dari rumah pukul 05.00 pagi dan sampai UNS belum sampai pukul 07.00 WIB. “Berangkat jam 5 pagi dan nanti pulang dari kampus pukul 4 sore, sampai rumah magrib. Jadi berangkat lampu nyala, sampai rumah lampu nyala lagi,” katanya sambil tertawa. Meski demikian, ibu dua anak ini tidak mengeluh capek maupun malas untuk bekerja. Bahkan malah sebaliknya, Okid tidak membayangkan jarak YogyakartaSolo karena ia menjalaninya dengan senang. Sehingga meski harus PP Yogyakarta-Solo setiap hari tidak menjadi masalah. “Ya sudah terbiasa dan menurut saya Solo-Yogya itu dekat,” ujarnya. Dwi Hastuti

Foto: Dok. Pribadi.

Foto: Dok. Pribadi.

P

rof Dr Okid Parama Astirin MS tidak hanya diamanahi sebagai dosen di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, namun dirinya juga sebagai assesor di BAN-PT dan juga bertugas di Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Lantaran amanah yang diemban tersebut, membuat Okid tidak hanya berada di lingkup UNS melainkan harus melalang buana hingga ke pelosok negeri ini. Bahkan hampir sebagian besar kota di Indonesia dari Sabang sampai Merauke sudah dijelajahi dalam rangka untuk menunaikan tugasnya baik itu sebagai dosen, narasumber, assesor dan reviewer di DRPM Kemenristekdikti. Kepada wartawan, Okid menceritakan dirinya mulai tahun 2004 hingga sekarang sudah diberi amanah di DRPM Kemenristekdikti. Di DRPM

Kemenristekdikti Okid memiliki tugas untuk mengawasi kegiatan pengabdian dosen, menyeleksi proposal pengabdian masyarakat, terlibat menyusun dan mensosialisasikan buku panduan pengabdian kepada masyarakat dan masih banyak lagi. Dan Okid pun ditugaskan ke seluruh kota di Indonesia untuk menunaikan tugas tersebut. Selain itu, Okid juga sebagai Assesor akreditasi di BANPT. Di BAN- PT ini Okid ditugasi untuk melakukan akreditasi Program Studi di Indonesia khususnya untuk Prodi Biologi dan IPA. “Jadi di sela-sela tugas, pasti saya sempatkan untuk jalanjalan. Jadi sekalian dinas, bisa menyalurkan hobi,” katanya. Tak hanya saat bertugas, Okid juga senantiasa meluangkan waktu untuk jalan-jalan bersama suami dan anaknya. Biasanya Okid mengambil waktu akhir tahun untuk liburan bersama keluarga. Dwi Hastuti


RAGAM Lomba Pidato Bahasa Jawa

ITBusiness Start-Up: Ilmu Dasar Merintis Start-Up Bisnis Teknologi Informasi Penyusun : Yudho Yudhanto, S.Kom, M.Kom ISBN : 9786020487212 Berat : 290 gram | Sampul: soft cover Ukuran/Hal :14 x 21 cm | viii+264 Tahun : 2018/12 Penerbit : Elex Media Komputindo

Foto: Dok. Pribadi.

T

09

ahukah sobat apa itu bisnis start-up? Semua orang pebisnis suka sekali dengan istilah start-up ini. Kata start-up sendiri adalah serapan dari bahasa inggris yang menunjukan sebuah bisnis yang baru dirintis. Menurut sumber informasi dari Wikipedia. org, start-up adalah sebuah perusahaan rintisan, umumnya disebut startup (atau ejaan lain yaitu start-up), merujuk pada semua perusahaan yang belum lama dirintis. Perusahaan-perusahaan ini sebagian besar merupakan perusahaan yang baru didirikan dan berada dalam fase pengembangan dan penelitian untuk menemukan pasar yang tepat. Istilah “start-up” menjadi populer secara internasional pada masa gelembung dot-com, di mana dalam periode tersebut banyak perusahaan dot-com didirikan secara bersamaan. Dan pada hari ini, para start-up memulai debutnya mengubah dunia. Data Aptikom menyebutkan ada sekitar 150 perguruan tinggi yang meluncurkan 850 program studi IT dengan berbagai variasi namanya. Dengan visi dan misinya mereka telah melahirkan sekiar 500.000 orang yang memiliki ijazah IT setiap tahunnya. Apakah mereka semua akan menjadi pegawai saja? Jika iya, maka ini akan menjadi masalah bagi negara. Solusi terbaik adalah dengan memberikan bekal dan keberanian untuk berjuang sendiri menjadi pengusaha atau technopreneur. Indonesia adalah negara besar dengan penetrasi internet mencapai 40% dari jumlah penduduk. Bukankah ini adalah pasar yang sangat menggiurkan? Maka merintis bisnis start-up adalah salah satu solusi untuk memecahkan permasalahan bisnis dan tenaga kerja yang melimpah. Bisnis start-up adalah suatu bisnis yang baru berkembang. Namun, bisnis start-up ini lebih identik bisnis yang berbau

teknologi, web, internet dan yang berhubungan dengan ranah tersebut. Start-up adalah mereka yang mendirikan sebuah perusahaan berbasis teknologi didukung SDM terbatas dengan idealisme militan. Di tahapan berikutnya adalah berusaha mendapatkan support investasi besar dari pihak pemodal lain. Tapi jangan lupa, banyak sekali start-up yang bernasib gagal di tengah jalan. Bahkan ketika baru memulainya. Saat ini teknologi IT berkembang sangat pesat, telah menyulap dunia kita hingga ke detail paling sederhana di kehidupan. Hampir tak ada bidang yang tak tersentuh TI. Semestinya TI difokuskan untuk menyelesaikan berbagai masalah yang ada di tengah masyarakat. Sisi inilah yang banyak digunakan oleh para pegiat muda untuk dijadikan sebagai topik utama dalam berbisnis. Perangkat Lunak, Hardware, Game, Animasi, Mobile dan jasa konsultan merupakan kategori favorit untuk bisnis startup berbasis IT ini. Melalui buku ini, dipaparkan secara detail dan informatif tentang bekal dalam membuat bisnis secara komplit. Dimulai dari metode pencarian ide-idenya, menganalisis ide tersebut dengan metode, dan juga merencanakan anggaran dalam mempersiapkan sebuah perusahaan start-up. Kemudian di bagian lain juga akan diberikan kajian tentang hukum berbisnis agar selain sukses juga aman terlindungi hukum. Dan dibagian penutup, diberikan metode dalam menganalisis sebuah perusahaan yang telah berjalan tetapi terkendala dan butuh perbaikan sistem. Saya harap, buku ini dapat menjadi panduan bagi Anda yang ingin terjun di bisnis start-up. Tentunya banyak sekali kekurangan dan ketidak sempurnaan dari buku ini . Semoga buku ini bermanfaat bagi kita semua. (Dwi Hastuti)

Sarana Lestarikan Budaya di Revolusi Industi 4.0 SEBELAS MARET – Perayaan Dies Natalis Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta ke43 kembali berlanjut dengan digelarnya Lomba pidato berbahasa Jawa tingkat nasional yang digelar di ruang seminar Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNS pada Rabu (27/3/2019). Lomba yang digagas oleh Program Studi (Prodi) Sastra Daerah FIB UNS tahun ini, diikuti oleh 37 peserta yang berasal dari berbagai perguruan tinggi dari beberapa provinsi. Diantaranya dari Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Negeri Semarang, Institut Agama Islam Negeri Surakarta, dan STKIP PGRI Ponorogo. Selain diikuti oleh mahasiswa-mahasiswi dari perguruan tinggi di Pulau Jawa, lomba ini turut diikuti oleh mahasiswi asal Universitas Udayana, Bali yaitu Ade Jelita Pramaisella. Lomba pidato berbahasa Jawa ini digelar sebagai salah satu upaya dari Prodi Sastra Daerah FIB UNS untuk melestarikan bahasa, sastra, dan budaya, khususnya budaya Jawa dalam menghadapi arus modernisasi Revolusi Industri 4.0. Menurut salah satu dosen Sastra Jawa di FIB UNS, Siswoyo Eko Wijoyo, lomba pidato berbahasa Jawa diangkat sebab penggunaan

Foto: uns.ac.id

RESENSI BUKU

EDISI APRIL 2019

Salah seorang peserta sedang mengikuti Lomba Pidato Bahasa Jawa di FIB UNS.

bahasa Jawa formal masih sangat penting dan dibutuhkan dijaman sekarang. Selain itu, ia juga menambahkan bahwa penguasaan materi bahasa Jawa oleh generasi muda dijaman sekarang sudah sangat kurang. Lomba pidato berbahasa Jawa ini selain untuk melestarikan bahasa Jawa namun juga sebagai sarana untuk mengasah kemampuan generasi muda dalam berbahasa Jawa, ujar Siswoyo. Ditengah-tengah penyelenggaraan lomba, Wakil

Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FIB UNS, Supardjo MHum berbaur dengan panitia, juri dan peserta lomba sambil melantunkan tembang Dhandanggula. Sontak aksi tersebut disambut peserta lomba yang turut melantunkan tembang Dhandanggula bersama. Tepat sehari sebelumnya juga diadakan lomba Macapat tingkat nasional yang juga digagas oleh Prodi Sastra Daerah UNS dalam rangka memeriahkan peringatan Dies Natalis UNS ke-43. Dwi Hastuti

UNS Solo Job Fair Jadi Incaran Pemburu Pekerjaan SEBELAS MARET – Sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat, Career Development Center (CDC) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta kembali menggelar UNS Solo Job Fair 2019. UNS Solo Job Fair XIX yang digelar selama dua hari, Rabu, (10/4/2019) dan Kamis (11/4/2019) di Auditorium (G.P.H) Haryo Mataram UNS tersebut menargetkan 8000an pengunjung. Penyelenggaraan agenda rutin UNS tersebut tetap menjadi incaran para pemburu pekerjaan, terbukti, di hari pertama pengunjung yang datang menembus angka 3.700an peserta. Menurut Ketua CDC UNS, Kusnandar mengatakan bahwa tinggi atau tidaknya pengunjung dalam acara UNS Solo Job Fair bergantung kepada perusahaannya. “UNS Solo Job Fair merupakan kegiatan yang rutin diadakan 2 kali dalam satu tahun,” kata Kusnandar seperti dikutip dari uns.ac.id. Sementara itu, Ketua Penyelenggara Solo Job Fair 2019, Agung Wibowo menambahkan bahwa penyelenggaraan UNS Solo Job Fair XIX kali ini sedikit berbeda dengan tahun lalu. Pada tahun

ini, gelaran UNS Solo Job Fair diramaikan oleh Bank Indonesia (BI). “Istimewanya ada BI, biasanya BI melakukan rekruitmen secara langsung lewat perguruan tinggi dengan kategorisasi mahasiswa dengan predikat cumlaude, namun sekarang mulai terbuka dengan melakukan rekruitmen melalui UNS Solo Job Fair ini,” ujar Agung. Agung menambahkan, penyelenggaraan UNS Solo Job Fair ini diperuntukkan untuk lulusan S1 dan D3 saja, bukan untuk lulusan SMA seperti penyelenggaraan tahun lalu, tetapi pesertanya bisa darimana saja, bukan hanya terbatas alumni UNS. UNS Solo Job Fair tahun ini diikuti oleh 34 perusahaan, baik perusahaan nasional maupun internasional. Adapun, 34 perusahaan tersebut antara lain BI, PT NOK Indonesia, PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT. Astra Agro Lestari, Tbk, PT. Jaya Kontruksi Manggala Pratama, Tbk, PT. Bank Mega Tbk, PT. Bank CIMB Niaga Tbk, PT. Sumber Alfaria Triajaya Tbk, PT. PAN BROTHERS Tbk, PT. Ungaran Sari Garments, PT. Surya Madistrindo, PT. BFI Finance Indonesia Tbk, PT. Paragon Technology and

Innovation (Wardah), PT. Torrecid Indonesia, PT. Kaldu Sari Nabati, PT. Bintang Asaho Tekstil Industri, PT. Mega Finance, PT. Danliris, PT. Ruang Raya Indonesia (Ruang Guru), PT. Intan Pariwara, PT. Solo Murni (Kiky), PT. First Indo Group, PT. Asia Recycle Mandiri, PT. Putera Griya Sentosa (Pusat Grosir Solo), PT. Duniatex, PT. Mega Akses Persada (Fiberstar), PT. Sun Star Motor, PT. Kemilau Indah Group, PT. Sinotif Indonesia, PT. Mitra Pelajar, KSPPS BMT Tumang, MBT Atunnisa, dan CV. Satu Jalan Sukses (ILUFA-168). “34 Perusahaan yang mengikuti UNS Solo Job Fair XIX ini sebelumnya telah diseleksi terlebih dahulu oleh CDC. Salah satu kriterianya yakni merupakan perusahaan yang benar-benar melakukan rekruitmen dengan kebutuhan pekerja dalam jumlah yang relatif banyak. Sehingga tidak asal memilih siapa yang terlebih dahulu mendaftar,” papar Agung. Dalam UNS Solo Job Fair XIX tersebut, CDC memfasilitasi 34 stand untuk perusahan sebagai tempat bertemunya perusahaan dengan pencari kerja, tempat untuk wawancara sebagai tindak lanjut tahap rekruitmen perusahaan. Dwi Hastuti


10

EDISI APRIL 2019

CIVITAS BICARA

Difasilitasi Videotron Gratis

Foto: Sebelas Maret/Arum Kartika.

Foto: Humas/ Haryono

Senang dan bangga menjadi mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta karena disediakan fasilitas videotron gratis. Sehingga ketika kami dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) menggelar kegiatan bisa ditampilkan di videotron sebagai sarana untuk promosi. Ivan, FISIP UNS

Pertemukan Lulusan dengan Pencari Kerja

Tidak hanya mencetak lulusan, ternyata Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta juga memfasilitasi atau mempertemukan lulusan dengan penggunanya atau perusahaan melalui Job Fair. Dan agenda Job Fair ini rutin digelar UNS dua kali dalam setahun. Terimakasih UNS. Mifta, FP UNS

UNS Job Fair Beasiswa S2 Bidikmisi

Saya berharap semoga kedepan ada beasiswa S2 Bidikmisi. Sehingga mahasiswa S1 Bidikmisi yang lulus bisa melanjutkan S2 dengan beasiswa Bidikmisi. Karena selama

ini hadirnya beasiswa Bidikmisi sangat membantu mahasiswa berprestasi dari keluarga tidak mampu. Yani, FKIP UNS

!

Kirim komentar atau opini kamu soal UNS ke : SMS/WA : 085 647 207 865 Email : dwihastuti146@gmail.com FB : Koran Sebelas Maret

SAATNYA BERIKLAN

Komunikasikan Produk atau Jasa Anda di Koran Ini. HUBUNGI :

Koran Sebelas Maret

085 647 207 865

!


KARYA

EDISI APRIL 2019

11

Foto: dokumentasi pribadi

Mawapres UNS Kembangkan Kandungan Antibodi

SEBELAS MARET – Impian berbanding lurus dengan usaha untuk mencapainya. Jika usahanya baik, maka hasilnya pun akan baik. Tekun, berani mencoba, dan bertawakal kepada sang pencipta kemudian mampu menghantarkan Aiman Hilmi Asaduddin, mahasiswa Pendidikan Dokter 2017 untuk meraih salah satu impiannya, menjadi mahasiswa berprestasi (Mawapres)

utama Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta tahun 2019 dan menghantarkannya untuk melenggang ke Mawapres Nasional. Untuk sampai ke tahap tersebut, ada beberapa proses yang harus dilewati, diantaranya seleksi di tingkat program studi, fakultas dan universitas. Dalam rangkaian seleksi tersebut Aiman harus menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah (KTI), wawancara bahasa Inggris dan menunjukan bukti prestasi. Aiman menuturkan, Ia mengetahui ajang pemilihan mahasiswa beprestasi (Pilmapres) melalui salah satu seniornya di kampus, Putu Gede Oka yang menjadi Mawapres Diploma UNS tahun 2014. Sejak saat itu, ia termotivasi untuk terus berprestasi dan mempersiapkan diri untuk

mendaftar Mawapres. Laki-laki kelahiran Yogyakarta, 23 Juli 1999 ini mulai mendaftarkan diri dalam ajang Pilmapres sejak tahun lalu. Ia berhasil meraih predikat juara 2 Mawapres Fakultas Kedokteran, tetapi tidak sampai ke Pilmapres tingkat universitas. Meski belum berhasil, bukan berarti patah semangat, Ia justru menjadikan kegagalannya di tahun pertama sebagai lecutan untuk lebih berprestasi dan kembali mendaftarkan diri di ajang Pilmapres tahun 2019. “Karyaku sederhana dan simpel, yakni dengan memanfaatkan potensi pengembangan kandungan antibodi Immunoglobin Y (IgY) telur ayam untuk mengatasi penyakit infeksi,” kata Aiman terkait karya tulisnya sebagai syarat seleksi Pilmapres seperti dikutip dari uns.ac.id. Ia menjelaskan, berawal dari tingginya resiko perkembangan penyakit dan tingginya kasus penyalahgunaan antibiotik yang justru membuat mikroba bersifat resisten, melatarbelakanginya membuat karya bernama IMMUNEO (Immunoglobulin-Y Enriched Chicken Egg Oil) yang berfungsi sebagai suplemen imunostimulator serta antimikroba untuk mengatasi penyakit

infeksi. IMMUNEO merupakan pengembangan produk rekayasa Immunoglobulin-Y (IgY) pada telur ayam yang terbagi menjadi dua bentuk, produk umum (General – IMMUNEO) dan spesifik (Spesific IMMUNEO) yang berbeda pada tahap awal persiapan dan cara penggunaannya. General IMMUNEO berfungsi sebagai suplemen tambahan untuk meningkatkan respon makrofag terhadap patogen asing. Sedangkan, Spesific – IMMUNEO berperan sebagai ajuvan untuk memperkuat respon obat antibiotik. “IMMUNEO ini dibuat dari telur ayam tipe leghorn yang diberi pakan ransum berbahan dasar Camelina dan Biji Rami yang terbukti mampu meningkatkan kadar IgY dalam telur ayam. Kuning telur ayam dipisah dari putih telur untuk dipanaskan supaya tidak terjadi enkapsulasi liposom agar IgY mampu bertahan terhadap asam lambung,” ujar Aiman. Aiman berharap, dengan produknya tersebut dapat membantu pengembangan produk pertanian dan dapat menjadi solusi atas penyakit di Indonesia. Dwi Hastuti

SEBELAS MARET —Mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Elektro Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Ratih Rachmatika berhasil mendapatkan kucuran dana investor dengan nilai Rp 175 juta melalui program Kompetisi Startup Thinkubator. Dalam kesempatan tersebut, Ratih mempresentasikan karyanya berupa aplikasi Siaga Air Bersih (SIAB). Kepada wartawan, Ratih mengatakan bahwa untuk lolos menjadi enam besar dalam Kompetisi Startup Thinkubator bukanlah hal yang mudah. Ratih harus bersaing dengan 1.169 tim yang mengirimkan karyanya ke panitia. Dari 1.169 tim, diambil 150 startup kemudian diseleksi secara online menjadi 6 startup. “Alhamdulillah saya bersyukur akhirnya bisa masuk 6 besar,” kata Ratih. Enam startup terpilih, melakukan Live Pitch di depan juri pada Jumat (29/3/2019) kemarin. Para startup terpilih harus berhasil meyakinkan para juri, dengan begitu mereka akan mendapatkan kucuran dana investor dengan nilai total hadiah Rp 3 miliar. Adapun para juri utama dalam Live Pitch tersebut adalah Chairul Tanjung

yang merupakan Chairman and Founder of CT Corp, Founder & CEO Tokopedia William Tanuwijaya dan Frederica Widyasari Dewi yang merupakan Presiden PT KSEI. CEO SIAB, Ratih Rachmatika mengatakan, melalui alat ini ia ingin menuntaskan masalah kekeringan, biaya air tinggi dan masalah air lainnya. “Kami memiliki tiga layanan utama yaitu SIAB monitoring, kami monitor ph, suhu air dan tinggi air. Kemudian siap recycle untuk mendaur ulang air secara langsung. SIAB akan memfiltrasi secara otomotasi satu liter dalam satu menit. ini sudah sesuai dengan standar Kemenkes,” kata Ratih. Ratih menambahkan, SIAB ini memiliki layanan notifikasi real time dan bisa langsung diakses oleh operator. “Kami memiliki dua bisnis model yaitu pemasangan alat kepada pengguna dan iuran desa. Pihaknya tidak hanya bicara soal bisnis tapi juga membantu masalah air di Indonesia,” ujarnya. Ratih menambahkan, pihaknya akan terus melakukan pengembangan terhadap alat ini. “Jadi dana yang saya peroleh melalui kompetisi ini akan digunakan untuk pengembangan,” pungkasnya. Dwi Hastuti

Foto: dokumentasi pribadi

Mahasiswa UNS Raih Rp 175 Juta dari Kompetisi Startup


12

EDISI APRIL 2019

PRESTASI

SEBELAS MARET – Enam mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berhasil mengembangkan sebuah mobil prototipe berbahan bakar racikan kimia yang hemat energi. Mobil yang dinamakan Adipatic Superior itu sukses menyabet juara kedua di kompetisi kendaraan berbahan bakar kimia tingkat internasional yaitu Indonesian Chemical Engineering Car Competition (ICECC) 2019, di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Surabaya. “Kami sangat bersyukur Kepada Allah Tuhan yang Maha Esa telah memberikan hasil ini. Akhirnya perjuangan kami bisa mendapatkan hasil yang terbaik. Semoga dengan kemenangan ini kami benar bisa mengangkat nama baik UNS di tingkat nasional dan Internasional,” kata Ketua Tim Chem-E Car UNS Kevin Ikhwan Muhammad (Teknik Kimia) saat dihubungi pada Rabu (27/3/2019). Kevin merancangkan prototipe mobil berbahan bakar kimia ini bersama lima anggotanya yaitu Abdulloh (Teknik Kimia), Dewi Pratiwi (Teknik Kimia), Valiana Mugi Rahayu (Teknik kimia), Rilo Pambudi Aditya Wardani (Teknik Elektro) dan Rivananda Rama Satria (Teknik Mesin). Dia menerangkan mobil buatan mereka memiliki sejumlah kelebihan. Salah satu di antaranya yaitu memiliki efisiensi bahan bakar yang tinggi. “Mobil ini sekali race dengan jarak 24 meter hanya menghabiskan biaya Rp 150 saja. Kami memakai bahan bakar dari

reaksi dekomposisi hidrogen peroksida (H202) dan katalis ferri klorida (FeCI3),” kata Kevin seperti yang dikutip dari uns.ac.id. Kemudian Manager Tim Abdulloh menambahkan, Adapatic Superior juga memiliki kecepatan yang halus dan konstan karena menggunakan mekanisme penggerak Scotch Yoke. Selain itu, perakitan mobil ini juga tergolong mudah. Sementara dari segi desain, Adipatic Superior memiliki penampilan yang cukup unik. Prototipe mobil berukuran mini ini menggabungkan konsep futuristik dengan budaya Jawa yaitu wayang. Penamaan Adipatic Superior sendiri juga tidak lepas dari unsur Jawa. Adipatic berasal dari nama Adipati Mangkunegara. Itu merupakan nama lain dari Raden Mas Said yang berasal dari Keraton Solo. Sebagai seorang penguasa, Raden Mas Said memiliki kekuatan yang superior. Sehingga mobil yang mereka buat selama 6 bulan ini diharapkan bisa menjadi raja yang sangat tangguh dalam kompetisi. Sesuai dengan namanya, Adipatic Superior mampu menunjukkan performa yang cukup gemilang. Dalam kompetisi ICECC, mobil peserta dinilai mulai dari ketepatannya mencapai jarak tertentu sampai kekuatannya dalam membawa beban antara 250 ml hingga 750 ml. Adapun aspek lain yang turut diperhitungkan yaitu Safety aspect, Economical Aspect, Environmental Aspect dan Presentasi.

Foto: uns.ac.id

Chem-E Car UNS Torehkan Prestasi di Ajang Internasional

Enam mahasiswa UNS berhasil mengembangkan sebuah mobil prototipe berbahan bakar racikan kimia yang hemat energi.

Rivananda menceritakan setiap tahapan seleksi yang mesti mereka lalui. Di awal, peserta harus menunjukan kondisi mobil secara nyata dalam bentuk video singkat dengan syarat mobil mampu melaju dengan jarak 5 meter dan berhenti mandiri. Lalu mereka juga harus mengirimkan berkas Job Safety Assestment serta Perhitungan dalam segala desain mobil. Setelah lolos menjadi finalis, peserta harus mempresentasikan mobil rancangan mereka di hadapan dewan juri dalam bentuk pameran. Ada 25 finalis yang unjuk diri dalam babak ini. Selain dari UNS, ada tim dari UI, UGM, ITS, UNSYIAH, UAD, POLBAN, UB,

UNDIP, UPNVYK dan luar negeri yaitu Polandia. Di hari terakhir kompetisi, mobil lanjut berlaga dalam sesi balapan atau Race Day. Mobil wajib melaju sesuai dengan tantangan jarak dan beban yang telah ditentukan. “Mobil ditantang dapat melaju sejauh 16 meter dengan beban 300 gr. Hasil error mobil kami hanya meleset 0,06 meter (6 cm) dari target,” ungkap Rivananda. Performa baik Adipatic Superior ini mengantarkan Chem-E Car UNS menempati posisi kedua terbaik di ajang bergengsi ini. Menurut Rivananda, perjuangan mereka untuk mencapai posisi itu lumayan terasa berat karena harus melawan tim-tim besar yang sudah sering

menang seperti ITS, UI, dan UGM. Namun mereka tidak gentar dan tetap optimis dengan hasil mobil karya mereka. “Pembuatan mobil ini sudah dimulai sejak bulan September tahun 2018. Kami sudah melakukan riset lab dan pencarian data di Lab Teknik Kimia UNS setiap hari, mulai dari sore hari hingga fajar. Kami selalu bekerja dibawah tekanan dan harus rela mengikhlaskan energi dan materi yang luar biasa berat. Karena kami punya visi untuk membawa nama baik UNS di tingkat International khususnya dalam perlombaan Chem E Car yang bergengsi ini,” tandas Rivananda. Dwi Hastuti

Foto: uns.ac.id

UNS Juarai Chinese Bridge Regional Jateng 2019

Dua mahasiswa Prodi Bahasa Mandarin UNS berhasil menorehkan prestasi dalam lomba adu ketangkasan berbahasa Mandarin atau Chinese Bridge pada Sabtu (6/4/2019).

SEBELAS MARET – Prestasi membanggakan kembali diraih oleh dua mahasiswa Program Studi (Prodi) Bahasa Mandarin Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dalam lomba adu ketangkasan berbahasa Mandarin atau Chinese Bridge pada Sabtu (6/4/2019). Prestasi tersebut berhasil ditorehkan oleh Aileen Vincentia Beatrice dan Harun Al Rasyid. Mereka adalah dua mahasiwa Prodi Bahasa Mandarin yang berhasil tampil memukau dalam perlombaan Chinese Bridge tahun ini. Harun, salah satu pemenang Chinese Bridge tahun ini mengaku bahwa persiapannya dalam lomba tahun ini sangat sedikit dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun, berkat niat dan kerja keras mahasiswa asal Weru Sukoharjo ini mampu membuktikan kemampuannya dengan menjadi juara 2 Chinese

Bridge Regional Jawa Tengah tahun ini. “Dalam persiapan lomba saya harus menempuh perjalanan yang jauh saat akan latihan. Namun saya sadar bahwa semua itu butuh perjuangan berulang kali supaya dapat meraih hasil yang sempurnya,” ujar Harun. Selain Harun, mahasiswi UNS peraih Juara 1 Chinese Bridge Regional Jawa Tengah, Vincentia Aileen, turut mengungkapkan rasa ketidakpercayaannya saat ia mendapatkan juara 1. “Saya tidak menyangka bisa mendapatkan juara ini. Karena menurut saya masih banyak pesaing-pesaing saya yang punya penampilan bakat dan seni yang jauh lebih bagus dan kreatif,” kata Vincentia seperti dikutip dari uns. ac.id. Dalam sesi pertunjukkan bakat dan seni atau Cáiyì biǎoyǎn, keduanya menyuguhkan penampilan yang berbeda. Aileen

menyanyikan sebuah lagu yang berjudul Dàn yuàn rén chángjiǔ Jiu atau 但愿人长久, sedangkan Harun unjuk kebolehan Tàijí quán atau太极拳 yang merupakan seni beladiri dan senam kesehatan aliran halus dari Tiongkok. Dalam perlombaan yang digelar di Sekolah Tiga Bahasa Bina Widya Surakarta, Prodi Bahasa Mandarin mengirimkan masing-masing empat mahasiswa dan mahasiswi yang berasal dari semester 2 dan 4. Sehingga total terdapat delapan nama yang diajukan dalam satu kontingen. Lomba berlangsung menarik sebab UNS harus bersaing ketat dengan Universitas Negeri Semarang (Unnes) dan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) yang juga tidak mau kalah unjuk kebolehan dalam perhelatan Chinese Bridge tahun ini. Dwi Hastuti


RISET

EDISI APRIL 2019

13

SEBELAS MARET -- Dosen Program Studi (Prodi) Peternakan Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Sutrisno Hadi Purnomo Ph.D. terpilih sebagai penerima Taiwan Fellowship dari Ministry of Foreign Affairs (MOFA) Pemerintah ROC Taiwan tahun 2019. Sutrisno merupakan satu diantara 10 penerima Taiwan Fellowship Research yang berasal dari Indonesia. “Ke-10 penerima Taiwan Fellowship Research dari Indonesia ini berasal dari berbagai Universitas di Indonesia dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),” ujar Sutrisno, Selasa (2/4/2019). Para peneliti yang menerima fellowship tersebut akan melakukan penelitian di Taiwan dengan durasi antara 3 sampai 12 bulan. Sedangkan Sutrisno melakukan aktifitas riset selama 3 bulan. Riset yang dilakukan adalah mengenai studi komparasi integrated farming pada pertanian organik di Taiwan dan di Indonesia. “Riset ini dilakukan melalui

kolaborasi dengan peneliti dari College of Agriculture and Natural Resources, National Chung Hsing University, salah satu universitas terbaik bidang pertanian di Taiwan,” terang Sutrisno. Selain aktifitas riset, Sutrisno juga diminta sebagai Visiting Professor Guest Lecture pada Program International Agribusiness pada salah satu Mata Kuliah yaitu World Food Problem, dimana mata kuliah tersebut membahas tentang problematika food safety dan food security untuk ketersediaan pangan di dunia. Beberapa topik yang dibahas adalah World Hunger, Population and Ethics, Green Revolution, Agricultural Revolution, Industrial Revolution serta Policy and development. Dan pada tanggal 6 hingga 9 April 2019, Sutrisno menerima kunjungan Dekan FP UNS, Prof Bambang Pujiasmanto beserta Koordinator Kerjasama International FP UNS, Prof Ahmad Yunus untuk melakukan penjajagan kerjasama akademik dengan College of Agriculture and Natural Resources, National Chung Hsing University, Taiwan. Dwi Hastuti

Foto: dokumentasi pribadi

Dosen FP UNS Terpilih Jadi Penerima Taiwan Fellowship

Dosen Prodi Peternakan Fakultas Pertanian (FP) UNS, Sutrisno Hadi Purnomo terpilih sebagai penerima Taiwan Fellowship dari MOFA Pemerintah ROC Taiwan tahun 2019.

Foto: uns.ac.id

Tumbuhkan Kecintaan Literasi Bersama Ahmad Tohari dan Wira Nagara

Wira Nagara dan penulis sekaligus sastrawan, Ahmad Tohari dalam seminar nasional “Pendar Sastra Enggan Pudar” di ruang seminar Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Sabtu (6/4/2019)

SEBELAS MARET – Membaca adalah jendela dunia. Dengan kita banyak membaca maka wawasan kita akan terbuka dan tidak menjadi katak dalam tempurung. Lalu, apa yang akan terjadi bila kita tidak gemar membaca? Hal inilah yang menjadi bahan diskusi oleh komika, Wira Nagara dan penulis

sekaligus sastrawan, Ahmad Tohari dalam seminar nasional “Pendar Sastra Enggan Pudar” di ruang seminar Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Sabtu (6/4/2019). Dengan gayanya yang kocak dan santai, Wira Nagara mengatakan bahwa generasi milenial Indonesia perlu keberanian dalam menuliskan

ide-idenya di secarik kertas. Keberanian untuk menulis itulah yang akan menjadi salah satu cara untuk membuat dunia literasi di Indonesia semakin hidup. Selain itu, penulis buku “Disforia Inersia” ini juga membagikan kisah perjalanan hidupnya sebagai komika hingga mampu menjadi

seorang penulis. “Jauh sebelum menjadi penulis saya pernah menjadi MC dangdut. Saya ingat betul saya pernah salah mengucapkan satu kata saja. Dan akibatnya, saya hampir dipukuli oleh orangorang satu lapangan,” kenang Wira Nagara seperti dikutip dari uns.ac.id. Ia mengungkapkan bahwa kesalahannya mengucapkan kata tersebut dirasanya sangat membekas bagi banyak orang. Sehingga dalam dunia tulismenulis, Wira ingin tulisannya mampu diingat oleh para pembacanya. Bahkan, dalam penulisannya, Wira kerap memadukan majas-majas yang diselingi dengan kata-kata berbumbu asmara. Hal itu dilakukannya sebab menurutnya dalam menumbuhkan minat baca maka penulis harus mampu membuat calon pembaca untuk penasaran dan tertarik terlebih dahulu. Sependapat dengan Wira Nagara, sastrawan Ahmad Tahori pun merasakan hal yang sama. Menurutnya, dalam

menumbuhkan kecintaan terhadap dunia literasi perlu adanya rasa ketertarikan. Sastrawan asal Banyumas ini juga mengharapkan agar pemerintah mau dan terjun langsung dalam menumbuhkan dunia literasi di Indonesia, khususnya bagi generasi milenial. Sebab, dijaman digital ini peluang sastra untuk tumbuh sangat tinggi. Karya sastra dapat diakses melalui apa saja dan dimana saja dengan kemampuan teknologi. Ahmad Tohari juga menambahkan seorang penulis bisa terlahir karena orang tersebut gemar dalam membaca buku. Dan itu adalah langkah yang tepat dalam menambah perbendaharaan kata sebagai seorang penulis. Terakhir ia juga mengingatkan kepada mahasiswa-mahasiswi UNS yang berkeinginan menjadi penulis agar semakin meningkatkan intensitas membaca. Dengan demikian, kekuatan imajinasi dari seorang penulis akan semakin kuat dan dapat menjadi modal untuk tumbuh menjadi seorang penulis. Dwi Hastuti


14

EDISI APRIL 2019

ALUMNI

Ida Nuryanti

Dari UNS ke BI

I

da Nuryanti merupakan satu diantara kesekian alumni Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang meniti karier di Bank Indonesia (BI). Sejak duduk di bangku SMA, ia bercita-cita bisa memiliki gelar Sarjana Hukum. Dan ternyata mimpi itu pun berbuah nyata usai dirinya diwisuda sebagai sarjana hukum pada Fakultas Hukum (FH) UNS di tahun 1991. Lulus tahun 1991, Ida langsung melamar kerja ke Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan BI. Alasannya, saat itu bank yang kuat adalah bank milik pemerintah. Sayangnya, tes di BRI dan BI waktunya bersamaan. Terpaksa Ida memilih salah satu, yakni mengikuti tes di BI. Pilihannya tepat. Tahun 1992 dia diterima sebagai calon pegawai BI dan harus mengikuti pendidikan selama setahun. Ida baru diangkat menjadi pegawai tetap di BI tahun 1993 dan

langsung masuk di Departemen Hukum BI. Kariernya di Departemen Hukum BI hanya berlangsung selama 4 tahun. Kemudian dia dipindah untuk ikut menangani sistem pembayaran. Di tempat barunya ini, perempuan kelahiran Boyolali, 11 Juli 1967 ini merasa bekal sarjana hukum saja tak cukup. Dia harus mampu membaca laporan keuangan perbankan. Akhirnya, dia mengambil kuliah magister manajemen di PPM Manajemen Jakarta. Mengutip dari https://alumni. uns.ac.id/wp-content/uploads/ PORTAL-Edisi-4.pdf, perjalanan karier Ida di BI terus menanjak hingga dipercaya sebagai Direktur, Kepala Grup Pengaturan dan Perizinan Sistem Pembayaran Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI. Kini 22 tahun sudah Ida berkarier di bagian sistem pembayaran di BI. Pekerjaannya

dari hulu ke hilir dimulai dari pengaturan, perizinan, hingga pengembangan. Ida pun merasa dirinya cocok dengan pekerjaannya di divisi ini. “Kita harus bertemu dengan pelaku, dan tidak di belakang meja. Ini yang menarik ketika bekerja di BI. Kita melakukan komunikasi dengan pelaku industri, menghadapi sesuatu yang baru,” jelasnya. Ida pun bercerita bahwa selama kuliah, tak banyak aktivitas yang dilakukan. Dia cuma aktif ikut klub bola basket di Solo. Pasalnya, olahraga bola basket ini sudah dilakoninya sejak remaja. Dia pun sering bertanding ke luar kota mewakili tim basket Boyolali. “Di Solo masih terus main basket. Biasanya cuma tanding antarklub di Solo, namun pernah juga mewakili fakultas,” paparnya. Dwi Hastuti

Ida Nuryanti Foto : https://alumni.uns.ac.id/wp-content/uploads/PORTAL-Edisi-4.pdf

Khoirul Muttaqien

Anak Mapala yang Lulus Cepat

Khoirul Muttaqien Foto : https://alumni.uns.ac.id/wp-content/uploads/PORTAL-Edisi-4.pdf

A

ktif di organisasi tak membuat Khoirul Muttaqien keteteran dalam kuliah. Justru dia lulus cepat dengan nilai cumlaude. Kariernya juga lancar. Kini Taqien, begitu dia disapa, menjabat sebagai Direktur Pengawasan Transaksi Efek Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Perjalanan sosok Taqien dimulai dari Solo. Dia lahir di Solo pada 7 April 1974 dan besar di kota ini. Setelah menyelesaikan pendidikan SD di Laweyan, Taqien melanjutkan ke SMP Negeri 1, diteruskan ke SMA Negeri 4. Alhasil, separuh usianya dihabiskan

Taqien di Solo. Usai lulus SMA, Taqien mengincar fakultas kedokteran di pilihan pertama dan kedua, sedangkan pilihan ketiga adalah Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. “Saya enggak tahu fakultas hukum. Intinya pilihan ketiga harus IPS, saya tulis saja Fakultas Hukum UNS,” kisahnya seperti dikutip dari https://alumni.uns.ac.id/wpcontent/uploads/PORTAL-Edisi-4. pdf. Namun, keinginannya tak sesuai harapan. Dia tidak diterima di fakultas kedokteran tapi justru nyangkut di pilihan ketiga,

Fakultas Hukum UNS. Meski berat hati, dia tetap mendaftar ulang dengan harapan tahun kedua bisa mengulang lagi mengambil kedokteran. Selama satu tahun, Taqien tidak serius kuliah. Waktunya lebih banyak dihabiskan di bimbingan belajar untuk persiapan tes masuk kedokteran. Sayang, mimpinya kembali kandas. Saat gagal kali kedua inilah, bapaknya berkata,“Apa yang kamu inginkan? Kamu sudah kuliah di UNS, universitas negeri, dekat rumah. Apalagi?,” ujar Taqien meniru kata bapaknya.

Nasihat bapaknya itu membukakan mata Taqien. Tahun kedua, dia mulai serius kuliah. Tak sekadar kuliah, Taqien juga aktif di organisasi mahasiswa pencinta alam Gopala Valentara (Gova) Aktivitas di Gova membuatnya banyak menghabiskan waktu di kampus. Dia sering berangkat pagi dan pulang pagi keesokan harinya. “Tidur di kos temen atau di kampus,” kenangnya. Tak sekadar aktif, Taqien juga menjabat sebagai Ketua Gova pada 1995. Selain itu, Taqien juga menjabat sebagai Sekretaris Forum Silaturahmi Mahasiswa Islam Fakultas Hukum UNS dan aktif di tim SAR. Berbagai operasi SAR diikutinya, semisal pencarian orang di gunung maupun mengevakuasi mayat. Meskipun sibuk, kuliahnya terbilang lancar. Dia hanya butuh empat tahun kurang untuk menyelesaikan kuliah. “Saya ingin membuktikan bahwa anak mapala bisa kuliah cepat,” ujarnya. Selepas masa kuliah, Taqien pun mengikuti proses penerimaan CPNS dengan mendaftar ke Kemenkeu, Kemenlu, dan Kejaksaan. Hebatnya, Taqien dinyatakan lolos seleksi semuanya. Namun, setelah diskusi dengan keluarga, diputuskan untuk masuk Kemenkeu dan ditempatkan di Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam). Alasannya, di Kemenkeu kemungkinan bisa kuliah lagi di luar negeri. Taqien resmi masuk Bapepam tahun 1997 dengan menyandang usia termuda di angkatannya. Taqien mulai menyisihkan gajinya dan mampu membeli rumah mungil di daerah Sawangan, Depok. Suatu ketika bapaknya berkunjung. Sang

ayah pun tak tega melihat kondisi anaknya yang tinggal di rumah kecil, berangkat pagi dan pulang malam naik KRL. “Yang kamu cari itu apa?” tanya ayahnya. Alhasil, orangtuanya langsung meminta dirinya pulang dan bekerja di Solo. Namun demikian, keinginan bapaknya itu ditolaknya. Taqien pun ingin membuktikan kepada orangtua bahwa dirinya bisa sukses di Jakarta. Seperti mimpi yang berangsur nyata, tahun 2000 dia dikirim sekolah ke University of New South Wales, Australia. Tak sekadar kuliah untuk mencari gelar, Taqien juga bekerja serabutan di Australia untuk mengumpulkan uang. Pekerjaan tukang cuci piring, pengantar pizza, penerjemah, dan pekerjaan kasar lainnya dia lakoni. Kerja keras Taqien mulai berbuah manis. Sepulang kuliah, isi tabungannya pun menumpuk dan bisa untuk membeli rumah yang lebih besar lagi. Selain itu, karier Taqien pun terus menanjak. Meskipun sudah menyandang jabatan direktur dan memiliki fasilitas banyak, dia tetap memilih naik KRL untuk pergi dan pulang kantor. “Saya terbiasa naik gunung,” ucap dia. Adapun satu hal yang membuat Taqien sedih adalah ketika bapaknya wafat tahun 2017. Sang ayah yang menjadi motivator dan membimbingnya selama ini dipanggil oleh Sang Pencipta kala Taqien dinas di Polandia. Ada satu ucapan bapaknya yang dia ingat dan jadi pegangannya meniti karier, “Rezeki akan datang sendiri kalau kita bekerja dengan totalitas dan ikhlas”. Dwi Hastuti


DISPLAY

EDISI APRIL 2019

Foto-foto : Humas/ Haryono

Momentum Serah Terima Jabatan Rektor UNS Periode 2019 - 2023

15


16

KIPRAH

EDISI APRIL 2019

Foto: Humas/ Haryono

Pertama kalinya Rektor Baru UNS Lantik 926 Wisuda

Untuk pertama kalinya, Rektor UNS, Prof Jamal Wiwoho sedang mewisuda 926 mahasiswa.

SEBELAS MARET--Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengelar pelantikan wisudawan/ wisudawati periode II tahun 2019, di Gedung Auditorium Haryo Mataram UNS, Sabtu (27/4/2019). Sebanyak 926 Wisudawan/

wisudawati dilantik oleh Rektor UNS, Prof Jamal Wiwoho. Ini adalah kali pertama Rektor UNS melantik wisudawan/ wisudawati sejak dilantik tanggal 12 April 2019 lalu. Dalam sambutannya Rektor

Zakky dan Riski

Terpilih Sebagai Duta GenRe 2019

Foto: Dok. Pribadi.

terpilih adalah Anjelita Juniarum Prameswari, Octaviano Dwiyan Putra, Riski Makarima Agustiningsi. Setelah melalui babak unjuk bakat, terpilihlah lima besar finalis untuk bersaing memperebutkan posisi 3 besar. Untuk bisa masuk kedalam posisi 3 besar, kelima finalis yang terpilih harus kembali diuji melalui para dewan juri dengan menjawab sejumlah pertanyaan dari dewan juri mengenai dunia remaja dan seksualitas. Dan, setelah melalui tahap tersebut para dewan juri akhirnya mengumumkan para finalis yang lolos kedalam 3 besar Duta GenRe UNS 2019. Mereka adalah Dwiyan Octavianus Putra dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB) meraih juara 3 Putra, Vania Ananda Putri dari Fakultas Pertanian (FP) meraih juara 3 Putri, Agrona Renantera Prasetyo dari Fakultas Hukum (FH) meraih juara 2 Putra, Yunita Sekarningtyas dari FP meraih juara 2 Putri, Zakky Musthofa Zuhad dari FH meraih juara 1 Putra dan Riski Makarima Agunstiningsi dari Fakultas Kedokteran (FK) meraih juara 1 Putri. Duta GenRe UNS terpilih, Zakky Musthofa Zudah mengungkapkan rasa syukurnya sebab dirinya dapat terpilih sebagai Duta GenRe UNS 2019 bersama Riski Makarima Agustiningsi. “Rasanya luar biasa, terharu, dan tidak menyangka. Ini adalah beban kami untuk bersama-sama mencerdaskan kehidupan bangsa melalui peran kami sebagai Duta GenRe,” ujar Zakky. Dwi Hastuti

Zakky dan Riski

turbin yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020-2030 yang akan datang. “Saya percaya bahwa lulusan UNS memiliki potensi untuk mampu bersaing dalam era digital sekarang ini, karena kalian adalah asset serta bibit-bibit unggul dan terbaik yang dimiliki UNS. Jangan takut untuk terus berubah menjadi yang lebih baik,” terang Jamal. Dalam laporannya Wakil Rektor bidang Akademik Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. mengatakan jumlah mahasiswa yang diwisuda sebanyak 926 wisudawan, terdiri dari lulusan Pascasarjana 212 wisudawan terdiri dari Program Doktor 24 wisudawan dan Program Magister 188 wisudawan, Lulusan Program Profesi Insinyur sebanyak 17 wisudawan, Lulusan Program Pendidikan Dokter Spesialis sebanyak 23 wisudawan. Lalu

untuk Lulusan Program Sarjana sebanyak 624 wisudawan, Lulusan Program Diploma IV sebanyak 3 wisudawan berasal dari Fakultas Kedokteran, dan Lulusan Program Diploma III sebanyak 47 wisudawan “Wisuda kali ini terdapat sebanyak 347 wisudawan lulus dengan predikat cumlaude atau dengan pujian,” imbuh Yunus. Sejak berdirinya UNS Sampai dengan wisuda pada hari ini, jumlah lulusan sebanyak 179.880 alumni dengan perincian sebagai berikut. Program Doktor 441 alumni, Program Magister 15.276 alumni, Program Pendidikan Dokter Spesialis 1.017 alumni, Program Profesi Insinyur 29 alumni, Program Pendidikan Profesi Akuntansi 244 alumni, Program Diploma IV 1.494 alumni, Program Diploma III 29.298 alumni dan Program Diploma II 15.535 alumni. Dwi Hastuti

Dosen UNS Berikan Pelatihan Membuat ILM

Foto: uns.ac.id

SEBELAS MARET - Malam uji publik dan pemilihan Duta Generasi Berencana (GenRe) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta telah dilangsungkan pada Minggu (14/4/2019) bertempat di Palur Plasa. Dalam babak grand final tersebut sebanyak 15 finalis bersaing untuk mendapatkan predikat sebagai Duta GenRe UNS 2019. Ke-15 finalis harus melalui beberapa sesi untuk bisa menembus babak tiga besar. Seperti pada sesi pidato, para finalis diberi kesempatan selama 1 menit untuk memberikan statement mereka terhadap permasalahan keluarga berencana. Kemudian, pada sesi kedua, ke-15 finalis diharuskan menjawab sejumlah pertanyaan dari ketiga dewan juri mengenai permasalahan NAPZA, HIV, keluarga berencana, dan Pendewasaan Usia Pernikahan (PUP). Ketiga dewan juri yang menjadi penguji bagi para finalis Duta GenRe UNS 2019 adalah dr. Andri Putranto, M. Si, Triana Rahmawati, dan Athok Shofiudin Ma’arif. Selain harus melewati sesi pertanyaan juri, dalam malam grand final Pemilihan Duta GenRe UNS 2019, terdapat sesi unjuk bakat dari tiga finalis Duta GenRe. Ketiga finalis terpilih berhasil melenggang dalam sesi unjuk bakat yang digelar pada Jumat (12/4/2019) melalui tes unjuk bakat oleh pihak panitia seleksi Duta GenRe UNS. Dikutip dari uns.ac.id, ketiga finalis yang

UNS, Prof Jamal Wiwoho mengatakan sungguh merupakan kebahagiaan yang tak ternilai, karena hari ini merupakan kali pertama hadir dalam wisuda selaku Rektor UNS yang baru saja dilantik oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi di Jakarta pada tanggal 12 April 2019. Jamal mengingatkan kepada seluruh lulusan UNS, bahwa tantangan Saudara saat ini dan dimasa depan kian kompleks. Revolusi industri 4.0 sudah dihadapan kita, dan Pemerintah Indonesia sudah menetapkan Roadmap making Indonesia 4.0 sebagai strategi dalam mencapai target 10 besar kekuatan ekonomi dunia pada tahun 2030. Kata kuncinya bahwa penguatan sumberdaya manusia menjadi prioritas utama dalam menyiapkan generasi milenial yang kompetitif, kreatif dan inovatif agar menjadi

Foto: uns.ac.id Ketua Pelaksana Pengabdian kepada Masyarakat, Prof Andrik Purwasito saat memberikan pelatihan membuat ILM yang digelar oleh UNS.

SEBELAS MARET-- Sebanyak 40 orang perwakilan dari Lembaga Amil Zakat (LAZ) Yayasan Solo Peduli mengikuti pelatihan membuat Iklan Layanan Masyarakat (ILM) yang digelar oleh Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta bekerjasama dengan Universitas Sahid Surakarta. Pelatihan yang digelar di Hotel Sahid Jaya, Selasa (16/4/2019) ini merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat Program Kemitraan Masyarakat (PKM), yang didanai oleh Kemenristekdikti 2019. Pelatihan ini bersifat kesinambungan, berlangsung selama satu tahun. Ketua Pelaksana Pengabdian kepada Masyarakat, Prof. Dr. Andrik Purwasito, DEA, menjelaskan bahwa output dari program ini adalah membuat peserta mampu membuat ILM. Pelatihan ini disebut penting mengingat target atau mitra yang dilatih merupakan organisasi yang tidak berorientasi mengejar keuntungan ekonomi (organisasi nirlaba). Menjadikan organisasi nirlaba sebagai mitra disebut Andrik termasuk masih jarang dibidik, padahal organisasi semacam ini memiliki peran penting pula bagi kemaslahatan

umat. “LAZ Solo Peduli sendiri bergerak dalam bidang penghimpunan dana masyarakat, berupa penyaluran dana zakat, sedekah, wakaf dan lain sejenisnya. Jadi, pelatihan ini diharapkan dapat membantu organisasi nirlaba dalam meningkatkan target atau jumlah penghimpunan dana mereka dari masyarakat,” ujar Andrik. Melalui kegiatan ini diharapkan setelah mampu membuat ILM dan dengan ILM itu, masyarakat menjadi lebih terketuk, tergugah, dan menyalurkan sebagian harta benda mereka melalui organisasi nirlaba ini. “Dana atau harta dari masyarakat ini kan kemudian juga disalurkan lagi kemasyarakat terutama yang berhak dan kurang mampu seperti untuk sekolah gratis, pelayanan kesehatan gratis, pembangunan masjid dan sebagainya,” jelas Andrik. Program yang diagendakan berlangsung satu tahun ini dibagi dalam beberapa sesi, yang pertama adalah pemberian materi dasar perihal iklan, pemanfaatan Youtube dan media social lain sebagai ajang promosi, serta pembuatan produk karya audio visual. Materi dasar tentang iklan

dan pemanfaatan Youtube serta media sosial lainnya disampaikan oleh Prof Andrik Purwasito, DEA, yang merupakan guru besar dalam bidang manajemen komunikasi FISIP UNS. Sementara materi perihal produksi karya audio visual, disampaikan oleh Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Sahid Surakarta, Erwin Kartinawati. Usai pelatihan tahap pertama, peserta diminta langsung membuat konsep perencanaan ILM audio visual, untuk tahap selanjutnya dilakukan proses pengambilan gambar. “Kemudian tahap editing dimana peserta kami latih untuk mengedit video berdasarkan pada konsep ILM yang mereka buat selanjutnya. Tahap-tahap selanjutnya adalah monitoring dan juga evaluasi, hingga produk ILM buatan dari mitra kami betul-betul siap dipublikasikan ke masyarakat, “ tambah Erwin. Salah satu peserta pelatihan, Endri Kusumaratih yang sekaligus Direktur HRD Yayasan Solo Peduli menilai pelatihan ini sangat bermanfaat karena dapat dijadikan sebagai dasar pengembangan kualitas SDM di Solo Peduli. Ilmu dan pengetahuan yang diperoleh, dapat diterapkan secara luas, tidak hanya untuk bekal membuat ILM namun produk-produk lain yang dapat mengangkat citra organisasi. “Kami kan juga ada program sekolah gratis, nah kemampuan membuat produk audio visual ini dapat kami kembangkan untuk membuat bahan ajar atau pengajaran secara daring, kemudian ada juga klinik gratis, nah harapan kami pascapelatihan, program-program kami berjalan lebih baik dan maksimal. Kami lebih dipercaya masyarakat sehingga mampu memberikan kemanfaatan lebih pula bagi masyarakat,”papar Endri. Dwi Hastuti


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.