Koran UNS Edisi Juni 2019

Page 1

UNTUK KEDUA KALINYA, UNS DIVISITASI AUN QA - HAL. 7

Foto: Humas UNS/ Haryono

EDISI JUNI 2019 | 16 HALAMAN FC

Pancasila sebagai Sumber Inspirasi Universitas of Kentucky Kunjungi UNS

Mahasiswa UNS Sabet Penghargaan di Paris

Dosen UNS Dampingi Petani Garam di Demak


02

EDISI JUNI 2019

FOKUS UTAMA

Foto: Humas UNS/ Haryono

Rektor: Pancasila adalah Rumah Kita Semua

Suasana upacara bendera dalam rangka Hari Kelahiran Pancasila pada tanggal 1 Juni yang digelar di Halaman Gedung Rektorat UNS, Sabtu (1/6/2019).

T

anggal 1 Juni diperingati sebagai Hari Kelahiran Pancasila. Dalam momentum tersebut, Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Prof Jamal Wiwoho memimpin jalannya Upacara Hari Kelahiran Pancasila di halaman Gedung Rektorat dr. Prakosa UNS, Sabtu (1/6/2019) pagi. Dalam kesempatan tersebut, Prof Jamal bertindak sebagai Inspektur Upacara serta membacakan sambutan dari Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Hariyono. Tampak segenap civitas akademika UNS hadir sebagai peserta upacara. Selain itu, tampak juga sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berasal dari luar UNS turut hadir dalam upacara kali ini, seperti dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Kementerian Lingkungan

Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta dari Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Bali. Dalam sambutannya, Prof Jamal Wiwoho, menyampaikan sejumlah hal pokok yang menjadi bahan instrospeksi dalam peringatan Hari Kelahiran Pancasila tahun ini. “Pancasila harus tertanam dalam hati yang suci dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila mampu menyatukan kita semua sebagai satu bangsa dan hidup dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” terang Prof Jamal. Sebagaimana yang sudah kita ketahui semua bahwa kondisi geografis yang memposisikan wilayah Indonesia sebagai Negara kepulauan makin memperkokoh konsep dan keyakinan akan

“tanah air Indonesia”. Kesatuan gugusan pulau yang berada di antara dua Samudra, Pasifik dan Hindia, serta di antara dua Benua, Asia dan Australia, meneguhkan bahwa kita sebagai bangsa memiliki ruang hidup tanah air sebagai satu kesatuan. Ada relasi dan perpaduan antara darat dan laut yang saling menguatkan sebagaimana dalam konsep wawasan nusantara. Di wilayah Nusantara tumbuh flora dan fauna yang beragam. Keberagaman secara natural merupakan karakteristik dari ke-Indonesiaan. Demikian pula secara antropologis dan sosiologis keberagaman ras, etnis, agama, kepercayaan dan budaya yang ada di Indonesia sudah ada sejak masa pra aksara hingga sekarang. Kita Indonesia hidup dan bahagia dalam keberagaman. Pancasila sebagai dasar

Negara, ideologi negara dan pandangan hidup bangsa yang digali oleh para “pendiri bangsa” merupakan suatu anugerah yang tiada tara dari Tuhan Yang Maha Esa buat bangsa Indonesia. Walaupun kita sebagai bangsa masih belum secara sempurna berhasil merealisasikan nilai-nilai Pancasila, kita akui bahwa eksistensi keIndonesiaan baik sebagai bangsa maupun sebagai Negara masih dapat bertahan hingga kini berkat Pancasila. Pancasila sebagai suatu keyakinan dan pendirian yang asasi harus terus diperjuangkan. Keberagaman kondisi geografis, flora, fauna hingga aspek antropologis dan sosiologis masyarakat hanya dapat dirajut dalam bingkai kebangsaan yang inklusif. Proses internalisasi sekaligus pengamalan nilai-nilai Pancasila harus dilakukan dan

diperjuangkan secara terus -menerus. Pancasila harus tertanam dalam hati yang suci dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Berkelindan dengan nilainilai inklusivitas, toleransi dan gotong royong keberagaman yang ada menjadi suatu berkah. Berkat Pancasila sebagai bintang penuntun keberagaman yang ada dapat dirajut menjadi identitas nasional dalam wadah dan slogan “Bhinneka Tunggal Ika”. “Untuk menghormati jasa pendiri bangsa sekaligus meneguhkan komitmen terhadap ideologi negara itulah kita memperingati hari kelahiran Pancasila sebagai salah satu kebanggaan nasional,” imbuh Prof Jamal. Dwi Hastuti


FOKUS UTAMA

EDISI JUNI 2019

03

Jadikan Pancasila sebagai Sumber Inspirasi

D

kemajuan dan kebahagiaan seluruh bangsa Indonesia. Kita bersatu membangun bangsa untuk merealisasikan tatanan kehidupan masyarakat yang rukun, damai, adil dalam kemakmuran dan makmur dalam keadilan. Kita Indonesia, Kita Pancasila,” kata Prof Jamal. Peringatan hari kelahiran Pancasila 1 Juni bukan sesuatu yang terpisah dari momentum perumusan “Piagam Jakarta” oleh “panitia kecil” tanggal 22 Juni dan pengesahan Pancasila dalam Pembukaan UUD 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) tanggal 18 Agustus 1945. Jadi 3 peristiwa penting tersebut merupakan satu kesatuan yang

tidak terpisahkan. Dengan demikian, kita harapkan perdebatan tentang kelahiran Pancasila sudah tidak diperlukan lagi. Yang diperlukan mulai saat ini adalah bagaimana kita semua mengamalkan dan mengamankan Pancasila secara simultan dan terus menerus. Kemudian dengan merayakan hari kelahiran Pancasila kita bangun kebersamaan dan harapan untuk menyongsong kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik. Pancasila sebagai “leitstars dinamis”, bintang penuntun mengandung visi dan misi negara yang memberikan orientasi, arah perjuangan dan pembangunan bangsa ke depan. Sebagai energi

positif bangsa, Pancasila terus memberikan harapan untuk masa depan, khususnya dalam merealisasi visi dan misi bangsa Indonesia. Sebagai negara yang inklusif dan tidak chauvinis diperlukan pengelolaan unit kultural dan unit politik secara dialektis. Maksudnya keberagaman yang ada secara alami dan kultural harus dikelola dan dikembangkan untuk membangun “Tamansari Kebudayaan” yang memungkinkan semua mahkluk hidup tumbuh sesuai dengan ekosistem yang sehat. Indonesia untuk kita semua dan Pancasila adalah rumah kita semua. Untuk itu diperlukan kesadaran dan pemahaman

untuk saling menghormati, saling bekerjasama, bergotong royong dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Kondisi demikian dapat berkembang melalui budaya politik kewarganegaraan yang demokratis. Budaya politik yang dapat menumbuhkan dan merawat harapan, bukan politik yang menimbulkan ketakutan. “Kita Indonesia, Kita Pancasila adalah sosok yang percaya diri, optimis dan penuh harapan dalam menatap masa depan sebagai bangsa yang maju, adil dan makmur,” pungkasnya. Dwi Hastuti

Foto: Humas UNS/ Haryono

alam membacakan sambutan dari Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Hariyono saat Upacara Bendera peringatan Hari Kelahiran Pancasila 1 Juni kemarin, Rektor UNS, Prof Jamal Wiwoho mengatakan melalui peringatan hari kelahiran Pancasila 1 Juni 2019, Pancasila perlu dijadikan sebagai sumber inspirasi “politik harapan” dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. “Kita semua harus terusmenerus secara konsisten merealisasikan Pancasila sebagai dasar negara, ideologi Negara dan pandangan dunia yang dapat membawa

Suasana upacara bendera dalam rangka Hari Kelahiran Pancasila pada tanggal 1 Juni yang digelar di Halaman Gedung Rektorat UNS, Sabtu (1/6/2019).

Koran Sebelas Maret @semarnews mediasebelasmaret@yahoo.com

Pelindung: Rektor UNS Pemimpin Redaksi: Dr Intan Novela Q A Redaktur: ­Dwi Hastuti ­Reporter: Dwi Hastuti Desain Grafis: Caesar Candra M Sekretaris Redaksi: Lidyasari Rahmawati Alamat: Kantor Humas dan Kerjasama UNS Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta Percetakan: PT. Putra Nugraha Wartawan Sebelas Maret dibekali kartu pers selama bertugas dan dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.


04

EDISI JUNI 2019

KOMUNITAS

Doing Project

Foto: Dokumentasi Pribadi

Sebarkan Kebaikan lewat Dongeng

B

anyak cara yang bisa digunakan untuk menyebarkan pesan kebaikan. Ya, salah satu cara yang bisa digunakan yaitu dengan media dongeng. Itulah yang dilakukan oleh mereka yang tergabung dalam komunitas Dongeng Keliling Project atau disingkat Doing Project. Untuk mewadahi para pecinta dongeng, sejumlah mahasiswa dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang dipelopori oleh Nadia La Tsaniya yang merupakan mahasiswa dari Program Studi (Prodi) Bimbingan Konseling (BK) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS mendirikan sebuah komunitas dongeng yang diberi nama Dongeng Keliling Project atau disingkat Doing Project. Mahasiswa angkatan tahun 2015 ini mendirikan Doing Project pada Bulan Maret 2018 lalu. “Jadi saya kan mendaftar untuk memperoleh beasiswa Volunteer Scholarship. Nah persyaratannya harus memiliki social project, makanya saya mendirikan komunitas ini. Kenapa pilih komunitas dongeng? Karena saya dulu pernah mengikuti workshop dongeng kemudian saya juga mencintai dunia anak-anak dan kebetulan saya orangnya cerewet, maka saya dirikan komunitas ini supaya bisa tersalurkan,” kata Nadia. Sebagai inisiator berdirinya komunitas tersebut, Nadia pun butuh tim. Akhirnya beberapa temannya tertarik untuk bergabung. Doing Project memiliki dua keanggotaan, Inti

dan Sahabat. Tim inti merupakan tim yang ikut menginisiasi komunitas ini. Kemudian ada sahabat Doing Project yang sampai sekarang sudah beranggotakan 50 an orang. Sahabat Doing Project ini berasal dari rekruitmen, sehingga bagi yang tertarik bisa bergabung. Untuk kegiatan dari Doing Project ini berupa mendongeng keliling. Mendongeng keliling ini biasanya berkolaborasi dengan komunitas atau organisasi se Soloraya. “Kita sifatnya sosial, sehingga tidak mematok tarif. Misal ada dana apresiasi, maka kita gunakan untuk operasional kegiatan Doing Project,” imbuhnya. “Semoga apa yang saya lakukan ini bisa menjadi amal jariyah saya dan tim. Dan tak lupa kami juga melakukan kaderisasi supaya ada penerusnya,” kata Nadia. Tidak Hanya Mewadahi Mahasiswa UNS Keberadaan Doing Project tidak hanya mewadahi mahasiswa dari UNS, namun juga mewadahi mahasiswa pecinta dongeng dari kampus lain. Mega Herawati selaku Project Leader mengatakan bahwa anggota dari komunitas ini tidak hanya mahasiswa dari UNS, melainkan juga ada dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta. “Dari namanya doing (dongeng keliling) project

menandakan bahwa kita merupakan komunitas yang berkeliling dari tempat satu ke tempat lain atau dari komunitas satu ke komunitas lain untuk menyebarkan nilai-nilai kebaikan melalui media dongeng,” kata Mega. Mega menambahkan, Doing Project memiliki beberapa kegiatan unggulan. Diantaranya yaitu Dongeng Keliling. Dongeng Keliling ini pendongeng berkolaborasi dengan komunitas lain, bahkan ada juga kolaborasi dengan salah satu stasiun radio. Kemudian ada Sinau Ndongeng. Melalui kegiatan Sinau Ndongeng, maka bisa bersamasama belajar dongeng. Kemudian Doing Project juga mengadakan Workshop Dongeng yang diperuntukkan untuk umum dan yang terakhir menyelenggarakan Festival Dongeng yang merupakan kegiatan tahunan. “Jadi kita itu ingin bisa nambah literasi buat anak. Selain itu, banyak orang yang suka dengan dongeng dan ingin belajar tentang dongeng sehingga doing ini bisa jadi inkubator bagi mereka yang ingin belajar dongeng,” ujar Mega. Bagi yang ingin menghadirkan Doing Project untuk mengisi acara mendongeng, tidak ada persyaratan khusus. “Yang penting mencocoknya waktu aja. Lalu pihak yang mengundang sebelumnya memberi gambaran acaranya seperti apa mulai sasarannya siapa, jumlah peserta dan rentang usia,” kata Mega yang juga sebagai mahasiswa FKIP UNS ini. Dwi Hastuti

Foto: Dokumentasi Pribadi

Mereka yang tergabung dalam kegiatan Doing Project sedang tampil untuk mendongeng dihadapan para audiens.


OPINI

EDISI JUNI 2019

05

Komitmen UNS sebagai Kampus Ramah Lingkungan Oleh: Denni Ramadhan T./ Ilmu Tanah 2015

I

nstitusi perguruan tinggi atau kampus awalnya didirikan dengan tujuan mendidik ataupun mengedukasi manusia. Sejarah kampus dimulai dari seorang filsuf dan muridnya yang berkumpul, menelurkan ide-ide yang kelak mengubah dunia. Kumpulan kelompok belajar itu pun mulai berkembang dari sekumpulan guru dan murid menjadi sebuah sistem yang mendidik dan mengedukasi serta berhak memberikan gelar kepada murid-muridnya seperti sekarang ini. Di Indonesia, fungsi kampus biasa disebut dengan tridharma perguruan tinggi. Kita tentu sudah mengetahui hal tersebut, tridharma perguruan tinggi meliputi pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, dan pengabdian kepada masyarakat. Perkembangan zaman menyebabkan terjadinya perluasan fungsi kampus. Kampus mulai menjelma menjadi institusi yang memiliki fungsi positif bagi lingkungan sekitarnya. Hampir semua kampus mulai menyadari bahwa kampus tidak hanya harus memiliki manfaat bagi sesama manusia, akan tetapi harus turut berperan aktif dalam menjaga lingkungan hidup. Tidak terkecuali bagi kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang mulai berkomitmen menjadi kampus yang peduli dengan lingkungan. Sejalan dengan

komitmen yang telah ditetapkan, kampus UNS mulai berbenah melakukan langkah-langkah perbaikan untuk ‘menghijaukan’ kampus. Salah satunya dimulai dengan mengikutsertakan mahasiswa baru dalam program menghijaukan UNS. Program orientasi mahasiswa baru ditambahkan kegiatan kerja bakti membersihkan fakultas. Tujuan program ini bukan hanya sebagai ajang mengenal fakultas masingmasing, akan tetapi juga sebagai sarana untuk menanamkan budaya cinta lingkungan kepada mahasiswa baru. Tidak hanya sampai disitu, untuk lebih membuktikan keseriusan komitmen UNS terhadap lingkungan, program kenal kampus untuk mahasiswa baru pun mulai “disusupi” berbagai tema terkait lingkungan, diantaranya dengan pencanangan “One Student Five Trees” untuk mahasiswa baru. Hal ini guna mendukung program besar UNS yaitu menanam 5.000 pohon di sekitar kampus dan ruang terbuka hijau sebesar 1 hektar. Tidak hanya sebatas menanam pohon, penanaman 5 pohon untuk satu mahasiwa pun dijadikan sebagai salah satu syarat untuk kelulusan. Koordinat lokasi penanaman dicatat untuk kemudian bisa dipantau perkembangan pohon yang ditanam setiap mahasiswa. Hal yang paling perlu diapresiasi antara lain langkah terbaru kampus UNS yang tidak berhenti hanya pada

aspek ruang terbuka hijau, tetapi juga aspek kontribusi pencegahan bencana. Kampus UNS terletak di Kecamatan Jebres, Kota Surakarta. Dikutip dari perkataan Gatot Sutanto selaku Kepala pelaksana BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Surakarta, salah satu wilayah timur Kota Surakarta yang sering terkena dampak banjir antara lain Kecamatan Jebres. Wilayah Jebres berdekatan dengan Sungai Bengawan Solo, sehingga apabila ada hujan berintensitas tinggi atau ada banjir kiriman dari Boyolali pasti menguap dan menggenangi wilayah sekitarnya (Tribunsolo, 6/8). Kondisi ini tentu perlu diperhatikan karena ancaman banjir yang dapat mengganggu kegiatan perkuliahan. Revitalisasi danau kampus mulai dilakukan untuk menghindari ancaman banjir. Bekerjasama dengan Pemkot Surakarta, danau kampus yang sudah mengalami pendangkalan kemudian disulap menjadi danau yang tidak hanya mumpuni sebagai penampung air, melainkan juga sarana rekreasi bagi mahasiswa dan masyarakat sekitar. Selain itu, pemasangan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) berkapasitas 1.290 meter kubik per hari menjadi salah satu dari sekian langkah kampus untuk mewujudkan kampus UNS sebagai kampus ramah lingkungan. Diresmikan oleh Rektor UNS, Prof. Ravik

Karsidi, Maret 2017. IPAL juga diproyeksikan sebagai salah satu sarana untuk mengurangi beban pencemaran Sungai Bengawan Solo (Website UNS, 01/06). Langkah revitalisasi danau ternyata tidak hanya sebagai sarana menghijaukan kampus, akan tetapi danau juga turut berkontribusi menahan debit air sehingga mencegah terjadinya banjir. Masyarakat sekitar pun merasa senang karena danau kampus UNS menjadi indah dan bisa menjadi sarana rekreasi bagi mereka. Mahasiswa juga turut diuntungkan karena adanya tempat berkumpul berupa gazebo kecil yang bisa mereka gunakan untuk rapat ataupun sekadar bersantai. Bak gayung bersambut, langkah yang diupayakan UNS membuahkan hasil. Dikutip dari situs resmi uns.ac.id , belum lama ini kampus UNS dianugerahi

peringkat 7 perguruan tinggi Indonesia oleh UI GreenMetric dan mendapat peringkat ke 101 di dunia dalam hal komitmen terhadap kesehatan lingkungan. Tidak sekadar menjalankan program, UNS juga sudah mulai mengkategorisasikan program green campusnya sehingga semua orang bisa mengakses dan mengetahui program apa saja yang sedang dijalankan yang dapat dibuka di web greencampus.uns.ac.id. Saya sebagai mahasiswa percaya bahwa UNS sudah ada di jalur yang benar dalam menuju cita-cita green campus. Sebagai mahasiswa, saya hanya berdoa supaya UNS bisa menjadi kampus nomor 1 di dunia dalam hal kebermanfaatannya terhadap lingkungan sekitar. (uns.ac.id)

Redaksi menerima kiriman artikel berupa opini atau tulisankenangan seputar kampus UNS dari segenap civitas akademika UNS. Kirimkan artikel anda melalui Email: dwihastuti146@gmail.com WA: 085647207865

!


06

EDISI JUNI 2019

KABAR

SEBELAS MARET — Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Republik Indonesia (RI), Prof Mohamad Nasir PhD melakukan Kunjungan Kerja di Pusat Pengembangan Bisnis dan Unit Produksi Baterai Lithium Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jumat (31/5/2019). Dalam kunjungan tersebut, Menristekdikti yang didampingi oleh Sekretaris Jenderal Kemenristekdikti, Ainun Na’im PhD, Sekretaris Ditjen Kelembagaan Iptek Dikti, Kemenristekdikti, Dr Agus Indarjo,M.Phil dan Staf Ahli Menristekdikti, Hari Purwanto,M. Sc., DIC melakukan peninjauan pembuatan baterai lithium dari proses awal hingga akhir. Dalam kesempatan ini, orang nomor satu di lingkungan Kemenristekdikti tersebut mengatakan bahwa jika ingin mengembangkan mobil listrik di Indonesia, kuncinya ada pada baterai. Hanya saja, di Indonesia baterai ini menjadi kendala tersendiri. Ini dikarenakan nilai dari baterai ini sangat tinggi yaitu sekitar 35-40 persen. “Andai saja biaya baterai ini bisa diefisiensikan sampai 20 persen

saja, maka biaya akan turun,” terang Nasir. Maka dari itu, untuk melakukan efisiensi biaya pembuatan baterai ini, pihaknya mendorong Perguruan Tinggi (PT) dan peneliti untuk mengembangkan baterai yang kedepannya memiliki masa depan yang baik. Di Amerika, baterai ini sudah sangat berkembang dengan baik. Saat ini dari Kemenristekdikti akan mengembangkan Pusat Penelitian Baterai di Indonesia salah satunya yang berada di UNS. “Di UNS ini khusus untuk pengembangan Baterai Lithium, hanya saja yang menjadi problem di UNS ini karena bahan baku yang digunakan untuk pembuatan masih impor. Padahal bahan baku di Indonesia ini ada, namun belum bisa diproses, sehingga teknologi harus terus dikembangkan,” katanya. Saat ini, di Halmahera sedang di bangun teknologi yang nantinya mengolah bahan baku lokal yang bisa menjadi bahan untuk pembuatan Baterai Lithium. Kalau di Halmahera sudah dibangun, maka bisa

Foto: Humas UNS/ Haryono

Menristekdikti Kunjungi Unit Produksi Baterai Lithium UNS

Menristekdikti RI, Prof Mohamad Nasir PhD (kiri) menerima kenang-kenangan dari Rektor UNS, Prof Jamal Wiwoho (kanan) usai melakukan Kunjungan Kerja di Pusat Pengembangan Bisnis dan Unit Produksi Baterai Lithium UNS, Jumat (31/5/2019).

menjadi sumber bahan baku Lithium di dunia. Sementara itu, Rektor UNS, Prof Dr Jamal Wiwoho mengatakan, pengembangan baterai lithium di UNS dimulai sejak tahun 2012 sejalan dengan pencanangan program Mobil Listrik Nasional (MOLINA). Baterai lithium yang dikembangkan oleh UNS ini adalah jenis lithium

ion dengan ukuran 18.650. Sampai saat ini jenis yang dikembangkan adalah LFP (Lithium Ferro Phosphate) dan NCA (Nickel Cobalt Aluminium Oxide). Baterai lithium yang dikembangkan UNS ini dapat diaplikasikan untuk kendaraan listrik dan alat penyimpan energi dari pembangkit energi yang terbarukan. Teaching Factory Baterai Lithium UNS ini

sampai sekarang telah mampu memproduksi 1.000 sel per hari dengan kapasitas 5 KWh. “Lalu untuk sumber pendanaan pengembangan baterai lithium ini berasal dari anggaran Kemenristekdikti, PT Pertamina dan LPDP. Seluruh anggaran tersebut digunakan untuk mendukung pengadaan fasilitas laboratorium dan produksi,” ujar Prof Jamal. Dwi Hastuti

Foto: Humas UNS/ Haryono

Pengurus DWP UNS Periode 2019-2023 Dilantik

Pengurus DWP UNS periode 2019-2023 bersama Rektor UNS, Prof Jamal Wiwoho berfoto bersama usai pelantikan di Ruang Sidang 4 Gedung Rektorat UNS, Rabu (12/6/2019).

SEBELAS MARET--- Pengurus Dharma Wanita Persatuan Universitas Sebelas Maret (DWP UNS) Surakarta periode 20192023 resmi dilantik oleh Rektor UNS, Prof Jamal Wiwoho di Ruang Sidang 4 Gedung Rektorat UNS, Rabu (12/6). Dalam kesempatan tersebut, Prof Jamal yang juga sebagai Pembina DWP UNS berharap pengurus DWP UNS yang baru saja dilantik bisa lebih mengembangkan organisasi DWP UNS. “Saya ucapkan selamat kepada pengurus DWP UNS periode 2019-2023 yang telah dilantik. Semoga kita bisa bekerja bersama mengembangkan organisasi DWP UNS ini. Semoga pengurus DWP UNS yang baru ini dapat menjalankan amanah dan dapat menjalankan program kerja kedepan yang meliputi tiga bidang yaitu pendidikan, ekonomi dan sosial budaya,”

terang Prof Jamal di sela-sela acara Pelantikan DWP UNS Periode 2019-2023. Dalam kesempatan tersebut, Prof Jamal juga mengucapkan terimakasih dan memberikan apresiasi kepada pengurus DWP UNS periode 2015-2019 yang telah menjalankan tugasnya dengan baik. Sementara itu, Ketua DWP UNS periode 2019-2023, Budhi Widjajanti Jamal Wiwoho, SE mengatakan semoga pengurus baru ini bisa menjalankan tugas dan program kerja dengan baik. “Saya mengucapkan terimakasih kepada pengurus DWP UNS periode 2015-2019 atas pengabdiannya selama ini. Dan untuk pengurus yang baru semoga diberi kemudahan dalam mengemban amanah ini,” terang Budhi. Dwi Hastuti


AGENDA

EDISI JUNI 2019

07

Foto: Dokumentasi

Universitas of Kentucky Kunjungi UNS

Dosen dan mahasiswa dari Universitas of Kentucky melakukan kunjungan ke UNS, Selasa (11/6/2019).

SEBELAS MARET---Sebanyak enam orang terdiri dari dosen dan mahasiswa Fakultas Pertanian dan Pengembangan Pangan Universitas of Kentucky Amerika Serikat, Selasa (11/6/2019) melakukan kunjungan ke Universitas Sebelas

Maret (UNS) Surakarta. Kunjungan ini merupakan balasan dari bentuk kerjasama antar universitas, yang dilakukan sebelumnya, terutama dengan Fakultas Pertanian (FP). Pada kesempatan ini, mereka sekaligus belajar mengenai sistem

pertanian di Jawa, sejarah dan kebudayaannya. “Ini merupakan program luar negeri yang kami namai agrotropical ecology in sustainable technologi. Selama satu pekan di Solo, kami ingin belajar tentang

bagaimana masyarakat Jawa mengelola pertaniannya,” jelas ketua rombongan yang sekaligus Guru Besar dalam Bidang Sosiologi Pedesaan, Prof Keiko Tanaka. Pada kunjungan kali ini, mereka mendapatkan materi perihal bagaimana orang Jawa mengelola sistem pertanian dari Kepala Program Studi (Kaprodi) Doktor Kajian Budaya, Prof Andrik Purwasito. Prof Andrik memaparkan bagaimana kearifan lokal begitu mewarnai sistem pertanian di Jawa. “Orang Indonesia khususnya orang Jawa dalam mengembangkan pertanian tidak hanya mengandalkan alam dan teknologi namun juga menggunakan aspek-aspek kepercayaan terhadap Tuhan. Aspek religiusitas ini yang tidak dipunyai oleh masyarakat Barat, meski pada akhirnya, teknologi dan religiusitas ini berjalan dengan beriringan,” papar Prof Andrik dalam materinya yang diberi judul Tradition of Genious Java in Processing Agriculture. Kearifan lokal orang Jawa dalam bidang pertanian salah satunya dicontohkan dengan adanya

tradisi kirab malam 1 Sura, dimana masyarakat antusias menyaksikan iring-iringan kerbau koleksi Keraton Kasunanan, bahkan berebut kotorannya. “Ini merupakan simbol kesuburan dalam pertanian, sehingga jangan dilihat dari aspek mistis dan sejenisnya,” tambahnya. Prof Tanaka menambahkan alasan memilih UNS sebagai tempat belajar dan pilihan menjalin kerjasama karena kredibilitas UNS disamping lokasi UNS yang berada di pusat kebudayaan Jawa, dan ekologinya yang masih sangat dekat dengan pertanian. Usai kunjungan, Wakil Rektor Bidang Akademik UNS, Prof Ahmad Yunus menyampaikan bahwa dengan adanya aktivitas kunjungan dan kerjasama antar universitas di luar negeri, hal ini bisa segera mempercepat tujuan internasionalisasi kampus. “Berikutnya kami akan mengirim mahasiswa dan juga dosen untuk mengikuti summer course, internship dan sejenisnya untuk meningkatkan aktivitas internasional student dan juga dosen-dosen kita,” jelasnya. Dwi Hastuti

Untuk Kali Kedua, UNS Divisitasi AUN QA Manajemen FEB, S1 Teknik Mesin FT, S1 Teknik Sipil FT dan S1 Biologi FMIPA divisitasi dan telah berhasil memperoleh sertifikasi AUN QA. Kedatangan Tim Asesor, Senin (24/6/2019) disambut oleh Rektor UNS, Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum dan seluruh jajaran Rektorat, Dekanat dan Tim SelfAssesment Report (SAR) dari Empat Prodi, diiringi dengan Tarian Gambyong. Usai opening meeting di hari pertama, Asesor melakukan kunjungan ke beberapa fasilitas di UNS, diantaranya Perpustakaan, International Office, Taiwan Centre, Museum UNS, Medical Center UNS, Pusbangnis UNS dan RS UNS dengan menggunakan bis kampus. Aktifitas visitasi berikutnya tersentral di FEB UNS. Assessment untuk masing-masing Prodi dilakukan oleh 2 orang asesor, yakni Mr. Johnson Ong Chee Bin dan Prof. Dr Aleth Therese L. Dacanay sebagai asesor Prodi S1 Ekonomi Pembangunan, Prof. Dr.Suzeini Binti Abd Halim dan Mrs. Siriluck Kiewkong sebagai asesor di Prodi S 1 Hukum, Assoc. Prof.Dr Kamulwan Lueprasert dan Prof. Dr. Irfan Naufal Umar sebagai asseor di Prodi S1 Pendidikan Luar Biasa, Assoc. Prof. Dr. Amalina M. Afifi dan Asst. Prof. Dr. Thasaneeya Ratanaroutai Nopparatjamjomras, sebagai asesor Prodi S1 Agribisnis. Tim didampingi oleh Korn Ratagosoom sebagai sekretaris AUN QA. Audiensi oleh Tim Asesor secara berturut-turut dilakukan kepada pimpinan fakultas, tim SAR, tenaga pendidik, staf, mahasiswa dan pengguna lulusan. Selanjutnya tim

melakukan survei ke lapangan. Di FEB UNS, ruang yang dikunjungi diantaranya Ruang Unit Kegiatan Mahasiswa, Ruang Internship and Career Development Center, Laboratorium Komputer, Laboratorium Simulasi Perbankan, Laboratorium Ekspor Impor, Ruang Pelayanan Kuliah, Ruang Galeri Investasi dan Ruang Transit Dosen. Salah satu asesor, Mr. Johnson

Ong Chee Bin saat ditemui media, menyatakan sangat terkesan dengan penyelenggaraan assessment di UNS. “Sejak awal dari saat kami tiba di bandara dan di tempat assessment, kami disambut dengan bermacam aktifitas seperti tari penyambutan dan proses assessment, pengaturan dokumen, serta logistik diatur dengan baik dan efisien,” kata Johnson.

Lebih lanjut ia menceritakan bahwa kampus ini sangat hijau dan sangat menyukai kondisi kampus dengan banyak pohon dan bunga. “Kami juga menemukan sebuah keunikan dari kampus ini yaitu adanya inklusi dari berbagai bangunan keagamaan seperti masjid, pura, wihara dan gereja.” ujarnya. Dwi Hastuti

Foto: Dokumentasi

SEBELAS MARET--- Untuk kali kedua, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta divisitasi oleh Tim Asesor ASEAN University Network Quality Assurance (AUN QA). Tim Asesor AUN QA memberikan apresiasi kepada UNS, khususnya kepada empat Program Studi (Prodi) di UNS yang telah divisitasi selama tiga hari mulai 24 hingga 26 Juni 2019. Hal itu diungkapkan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik UNS, Prof. Dr. Ahmad Yunus di Gedung dr. Prakosa UNS. Dari hasil visitasi, Prof Yunus sangat optimis, UNS segera akan mendapatkan sertifikasi AUN QA untuk keempat Prodi yang divisitasi tahun ini. “Ini adalah kali kedua UNS memperoleh pengakuan internasional dari sebuah lembaga akreditasi di tingkat ASEAN sehingga UNS mampu sejajar dengan beberapa Prodi di perguruan tinggi lainnya yang maju ditingkat ASEAN” jelas Prof Yunus, Rabu (26/6/2019). Prof Yunus mengucapkan selamat kepada empat Prodi yaitu S1 Ekonomi Pembangunan FEB, S1 Hukum, S1 Pendidikan Luar Biasa FKIP dan S1 Agribisnis FP, yang telah menjalankan serangkaian aktivitas dalam rangka Visitasi AUN QA, terlebih kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) yang telah mengkoordinir seluruh prosesnya. Visitasi AUN QA di UNS yang telah berlangsung selama tiga hari ini adalah untuk kali kedua setelah sebelumya di tahun 2018, empat Prodi di UNS lainnya yaitu Prodi S1

Tim Asesor AUN QA saat melakukan visitasi ke empat Prodi di UNS.


08

EDISI JUNI 2019

PERSONA

Dr. rer. nat. Maulidan Firdaus, S.Si., M.Sc.

Jadi Dosen Berprestasi UNS

K

eberadaan Dr. rer. nat. Maulidan Firdaus, S.Si., M.Sc. tidak lagi asing di kalangan civitas akademika pada Program Studi (Prodi) Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Pasalnya alumni Program Doktor dari Karlsruhe Institute of Technology Germany ini memperoleh predikat sebagai Juara 1 Dosen Berprestasi Bidang Sains dan Teknologi UNS tahun 2018. Bahkan Maulidan juga masuk menjadi Finalis Dosen Berprestasi Bidang Sains dan Teknologi tingkat Nasional. Berhasil dinobatkan sebagai Juara 1 Dosen Berprestasi Bidang Sains dan Teknologi UNS tentunya butuh perjuangan yang ekstra. Sebagai seorang dosen di UNS, Maulidan senantiasa menjalankan apa yang menjadi tugasnya. Yaitu meliputi tiga bidang, Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Bidang Penelitian dan Bidang Pengabdian kepada Masyarakat. Untuk Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Maulidan berhasil membuat buku dan membuat inovasi pembelajaran. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir ini, Maulidan bersama rekanrekannya berhasil membuat dua buku. Yaitu Buku dengan judul Petunjuk Praktikum Kimia Organik Dasar II tahun 2017 dan Petunjuk

Praktikum Kimia Dasar II tahun 2018. Kemudian selama lima tahun terakhir ini, Maulidan telah mengembangkan metode pembelajaran inovatif. Diantaranya yang pertama di tahun 2014, mengembangkan metode Problem Based Learning untuk mata kuliah kimia hijau. Lalu kedua di tahun 2015, ia mengembangkan penggunaan bilangan oksidasi (biloks) dalam memprediksi regioselektifitas dalam reaksi organik. Ketiga di tahun 2016, memasukkan beberapa prinsip green chemistry dalam mata kuliah praktikum kimia organik II. Efektifitas yang didapat dari metode pembelajaran yang telah digunakan yaitu mahasiswa memahami konsep reaksi efisien dan ramah lingkungan, minimalisasi limbah dan energi sehingga penghematan biaya kemikalia dan listrik, bagi institusi UNS, dapat membantu mewujudkan program green campus, mahasiswa menjadi tahu bahwa praktikum kimia organik tidak selalu cooking chemistry. “Dalam memberikan perkuliahan di kelas, saya selalu memberikan contoh berkaitan dengan publikasi ilmiah yang saya tulis. Publikasi ilmiah merupakan salah satu indikator kepakaran

seorang dosen / peneliti terhadap ilmu yang ditekuni. Publikasi sangat berguna dan mendukung dalam transfer ilmu dalam kegiatan perkuliahan. Beberapa contoh materi yang berhubungan dengan prinsip green chemistry selalu saya berikan kepada mahasiswa S1 dan mahasiswa S2 dengan contoh kasus dari jurnal yang saya publikasikan. Beberapa contoh yang diberikan adalah materi terkini (up to date) yang belum ada pada text book,” ujar Maulidan. Selain itu, Laki-laki kelahiran Lamongan 5 Februari 1979 ini juga membimbing mahasiswa diajang kompetisi ilmiah. Diantaranya tahun 2015, pembimbing mahasiswa di Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-28 di Universitas Halu Uleo, Kendari, skema Program Kreativitas Mahasiswa – Penelitian Eksakta (PKM-PE), tahun 2017, Juara 3 (Medali Perunggu) kategori Poster PKM Karsa Cipta di Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-30, Universitas Muslimin Indonesia, Makassar, skema Program Kreativitas Mahasiswa – Karsa Cipta (PKM-KC), tahun 2018, membimbing mahasiswa yang menang dalam lomba riset sawit tingkat nasional 2018 dengan pendanaan 20 juta, tahun 2018,

Foto: Dok. Pribadi.

Suka Duka di Jerman

S

aat menempuh studi Doktor di Jerman selama 3 tahun 7 bulan, banyak pengalaman mengesankan yang dialami oleh Dr. rer. nat. Maulidan Firdaus, S.Si., M.Sc. Memperoleh kesempatan studi doktor di Jerman adalah impiannya sejak duduk dibangku perkuliahan. Berkat doa dan tentunya usahanya, akhirnya keinginannya untuk bisa bersekolah hingga S3 terkabulkan. “Jadi saat kuliah itu terinspirasi oleh dosen-dosen saya, ingin bisa melakukan penelitian dan kuliah hingga ke luar negeri. Berkat restu orangtua, akhirnya saya diterima CPNS sebagai Dosen di Prodi Kimia FMIPA UNS pada tahun 2005,” terang Maulidan. Sebagai dosen muda di Prodi Kimia, Maulidan langsung memperoleh kesempatan studi S2 di UGM pada tahun 2006. Dua tahun ia lalui hidupnya di Kota Gudeg sambil

menyelesaikan studi magisternya. Tahun 2008 Gelar M.Sc ia raih. Tidak berhenti disitu, di tahun 2009 Maulidan memperoleh kesempatan studi Doktor di Jerman. “Waktu itu saya baru saja menikah. Karena saya belum tahu kondisi di Jerman seperti apa, maka istri saya tinggal dulu selama tiga bulan. Kemudian setelah saya beradaptasi dengan lingkungan di Jerman, Istri saya jemput untuk dibawa kesana,” kenangnya. Setelah berada di Jerman, Maulidan memulai perjuangannya untuk memperoleh gelar Doktor . rer. nat. “Jadi waktu mulai masuk kuliah, saya tanya ke Supervisor syarat dapat gelar doktor rer nat apa, lalu dijawab harus memiliki tiga paper sekaligus author, tulisan tidak boleh pendek dan tidak boleh review. Mulai adaptasi disana, reaksi baru, senyawa baru sampai dua tahun satu paper saja tidak punya. Sempat putus asa mau balik Indonesia,

namun dengan semangat dan doa akhirnya setelah enam bulan bisa memperoleh satu paper, kemudian selisih enam bulan bisa lagi tambah satu paper dan enam bulan lagi bisa tambah satu paper, jadi bisa pas tiga paper,” kenangnya. Tak hanya disitu, ketika mau sidang desertasi, ayahanda meninggal dunia. Disitulah kesedihan Maulidan karena tidak memungkinkan untuk pulang ke Indonesia lantaran putra keduanya baru berumur satu bulan dan biaya transportasi ke Indonesia tidak sedikit. “Jadi saya tidak bisa melihat jenazah ayah saya, karena dalam suasana duka maka saya harus ijin ke Supervisor untuk beberapa hari tidak masuk,” kata Maulidan. Dan selama tinggal di Jerman, kedua anaknya lahir disana. Dan pada dua kelahiran putranya ini cobaan datang menghampiri Maulidan. Saat anak pertama lahir harus masuk rumah sakit karena kuning, kemudian saat anak kedua lahir harus masuk ICU. “Tidak ada keluarga disana, tapi Alhamdulillah banyak teman yang bantu. Termasuk ketika dana beasiswa belum cair, ada teman yang menawari uang jika saya ada kekurangan,” katanya. Sehingga Maulidan merasakan meski hidup di negeri orang, namun rasa kekeluargaan disana sangat luar biasa. Kemudian selama di Jerman, banyak hal yang ia peroleh mulai dari budaya kerja yang disiplin dan sangat menghargai waktu. Dwi Hastuti

Nama TTL Alamat E-mail

: Dr. rer. nat. Maulidan Firdaus, S.Si., M.Sc. : Lamongan, 5 Pebruari 1979 : Triyagan Asri 1 No A2, Triyagan, Mojolaban, Sukoharjo : maulidan@mipa.uns.ac.id

Riwayat Pendidikan • • •

S-1 - UNS - 1997-2002 S-2 - UGM - 2006-2008 S-3 - Karlsruhe Institute of Technology, Germany 2009-2013

Riwayat Penghargaan • • • • •

Gold Prize on Korea International Women’s Invention Exposition, Korean Intellectual Property Office - 2019 Silver Prize on Korea International Women’s Invention Exposition, Korean Intellectual Property Office - 2019 Most accessed paper in Asian Journal of Organic Chemistry, Asian Journal of Organic Chemistry, Wiley - 2019 Finalis Dosen Berprestasi Bidang Sains dan Teknologi tingkat Nasional, Kemenristekdikti - 2018 Wisudawan Terbaik S2 (IPK 3,96), UGM - 2009

Juara 1 dalam Lomba Pendamping Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-31 Universitas Negeri Yogyakarta dan masih banyak lagi. Kemudian di bidang Penelitian, banyak hasil penelitiannya yang memperoleh HAKI. Sebanyak 28 artikel yang berhasil dipublikasikan di jurnal ilmiah. Alumni S1 Prodi Kimia FMIPA UNS ini mengaku termotivasi oleh pembimbingnya

yang suka melakukan penelitian, lalu menulis kemudian dipublikasikan. Dan tentunya untuk kegiatan di Bidang Pengabdian Masyarakat banyak yang sudah dilakukan. Dwi Hastuti

Sempatkan Waktu Bersama Keluarga

Foto: Dok. Pribadi.

M

eski memiliki kesibukan sebagai seorang dosen, Maulidan tidak ingin kehilangan waktu bersama keluarga kecilnya. Hari Sabtu dan Minggu menjadi hari keluarga bagi Maulidan bersama istri dan kedua anaknya. “Ya misal Sabtu tidak ada acara, maka Sabtu Minggu menjadi hari keluarga saya. Saya terbiasa jalanjalan dengan istri dan anak-anak. Jalan-jalan ini tidak perlu jauh, yang dekat-dekat banyak. Kadang Minggu pagi jalan-jalan di Danau UNS yang lokasinya bagus sekali,”

kata Bapak dua anak ini. Kemudian daerah sejuk juga menjadi tujuan Maulidan bersama keluarga untuk liburan di akhir pekan. Seperti daerah Tawangmangu dan sekitarnya menjadi lokasi favorit Maulidan dan keluarga. Menurut Maulidan, gelar akademis yang ia raih hingga saat ini tidak lepas dari peran keluarga yang senantiasa mendukungnya. “Dengan sabar istri dan anakanak senantiasa memberikan support untuk saya sehingga bisa menyelesaikan program doktor ini,” ujarnya. Dwi Hastuti


RAGAM

EDISI JUNI 2019

09

Foto: Dokumentasi

Perpustakaan UNS Luncurkan Angkringan Pustaka

Dalam rangka meningkatkan minat membaca dan menulis bagi civitas akademika, UPT Perpustakaan UNS meluncurkan program angkringan pustaka UNS pada Senin (27/05/2019) bertempat di Lobby Perpustakaan UNS.

SEBELAS MARET--Dalam rangka meningkatkan minat membaca dan menulis bagi civitas akademika, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perpustakaan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta meluncurkan program angkringan pustaka UNS pada Senin (27/05/2019) bertempat di Lobby Perpustakaan UNS.

Peluncuran angkringan pustaka ini sekaligus untuk memperingati hari Lahir Pancasila yang jatuh pada tanggal 1 Juni. Melalui angkringan pustaka ini diharapkan dapat meningkatkan minat menulis dan membaca civitas melalui gerakan Rajin Menulis dan Membaca (Ratulisa) bersama UPT Perpustakaan UNS. Dalam

kegiatan ini pula digelar buka bersama seluruh keluarga besar UPT Perpustakaan UNS dan puluhan mahasiwa yang ikut dalam kegiatan ini. Muhammad Rohmadi selaku Kepala UPT Perpustakaan UNS mengatakan bahwa program angkringan pustaka UNS merupakan wujud kepedulian

perpustakaan UNS kepada pemustaka tidak hanya civitas UNS, tetapi juga pemustaka dari luar UNS sebagai pendorong bagi pemustaka dalam upaya melestarikan budaya literasi. Hal ini selaras dengan program yang telah dicanangkan oleh pemerintah melalui gerakan literasi nasional. “Kami berharap melalui

angkringan pustaka UNS ini, lahirlah budaya literasi yang terbangun melalui diskusi, saling tukar wawasan antar pemustaka, membaca di perpustakaan, serta mampu menjadi wadah saling berinteraksi dan bersilaturahim yang santai antar pemustaka” ujar Rohmadi. Dwi Hastuti

Foto: Dokumentasi

Prodi MAP FISIP UNS Berpartisipasi di Ajang AAPA 2019

Prodi MAP FISIP UNS mengirimkan lima orang perwakilannya untuk berpartisipasi dalam konferensi tahunan AAPA 2019 di Manila.

SEBELAS MARET---Program Studi (Prodi) Magister Administrasi Publik (MAP) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta turut berpartisipasi di ajang Asian Association for Public Administration (AAPA) 2019 yang diselenggarakan di Manila, Filipina. Tema yang diangkat dalam konferensi internasional tahun ini adalah Public Administration and The Future: Challenges and Opportunities in Realizing the Sustainable Development Goals and Directions for Reform and Capacity Building. Dalam kesempatan ini, Prodi MAP FISIP UNS mengirimkan lima orang perwakilannya untuk berpartisipasi dalam konferensi tahunan AAPA 2019 di Manila. Kelima orang tersebut terdiri dari dua orang dosen dan tiga orang mahasiswa. Mereka diantaranya Prof Ismi Dwi Astuti Nurhaeni dengan judul artikel Internationalization Policy in Higher Education: Who Gets What?, Dr Didik Gunawan Suharto dan Irine Helvetikasari, S. Sos dengan judul artikel Challenges of Public-Private Partnership in Human Resources Development of Textile and Textile Products Public Private Partnership and SDGs, Desti Permitasari, S. Sos dengan judul artikel Internationalization of Higher Education in The 4th

Industrial Revolution Era: Overview of Readiness and Capacity in The Implementation of Distance Learning in Indonesia, Nida Hanin Dary, S. IP dengan judul artikel Strategic Planning of Human Resources Management in Supporting Public Private Partnership in Facing Challenges of the Industrial Revolution 4.0. “Selama tiga hari dari tanggal 22-24 Mei 2019, kelima wakil Prodi MAP telah mengikuti serangkaian kegiatan AAPA 2019, yaitu mulai dari seminar ahli dan pemaparan artikel. Seminar ahli dalam konferensi AAPA 2019 menghadirkan beberapa pembicara dari berbagai negara diantaranya yaitu Prof. Dr. Eko Prasojo, Dr Rosemarine Edillon, Prof Jose Chiu C. Chen, Dr George Labaki dan Dr Heungsuk Choi,” terang Prof Ismi. Prof Ismi menambahkan partisipasi dosen dan mahasiswa MAP dalam konferensi AAPA 2019 merupakan wujud dari output kegiatan riset skim hibah Pascasarjana dengan ketua Prof Ismi Dwi Astuti Nurhaeni dan skim Penelitian Peningkatan Kapasitas Grup Riset (PPKGR) dengan ketua Dr. Didik Gunawan Suharto. “Keikutsertaan dosen dan mahasiswa dalam konferensi internasional AAPA 2019 merupakan salah satu bentuk dukungan dari rencana internasionalisasi Prodi MAP FISIP UNS,” pungkasnya. Dwi Hastuti


10

EDISI JUNI 2019

CIVITAS BICARA

Selamat atas Dilantiknya Pemimpin Baru

Foto: Humas/ Haryono

Sebagai mahasiswa di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, saya mengucapkan selamat atas dilantiknya pimpinan baru di lingkungan kampus UNS. Semoga bisa membawa UNS menuju World Class University (WCU). Vina, FMIPA UNS

Jadi Wirausaha Menjadi mahasiswa di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta memang memiliki keuntungan tersendiri. Pasalnya selain memperoleh ilmu akademik dari bangku perkuliahan, juga memperoleh ilmu tentang kewirausahaan. Terbukti di UNS terdapat Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) yang bisa diikuti oleh mahasiswa. Hilda, FP UNS

Miliki Sekolah Vokasi Akhirnya setelah saya nantinantikan, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta memiliki

Sekolah Vokasi. Semoga dengan hadirnya Sekolah Vokasi UNS ini bisa menampung mahasiswa Diploma dan lulusannya langsung terserap di dunia kerja. Vika, FEB

!

Kirim komentar atau opini kamu soal UNS ke : SMS/WA : 085 647 207 865 Email : dwihastuti146@gmail.com

SAATNYA BERIKLAN

Komunikasikan Produk atau Jasa Anda di Koran Ini. HUBUNGI :

Koran Sebelas Maret

085 647 207 865

!


KARYA

EDISI JUNI 2019

11

Foto: uns.ac.id

Dosen UNS Dampingi Petani Garam di Demak

Dosen FMIPA UNS saat memberikan sosialisasi dan pendampingan kepada petani garam di Demak.

SEBELAS MARET--- Dosen dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan mendampingi petani garam yang berada di Demak, Jawa Tengah.

Dosen dari FMIPA UNS ini terdiri dari Dr Witri Wahyu Lestari dari Program Studi (Prodi) Kimia, Dr Sayekti Wahyuningsih Prodi Kimia, Dr Soerya Dewi Marliyana Prodi Kimia, Dr.tech. Dewi Wisnu Wardani Prodi Informatika, Teguh Endah Saraswati PhD Prodi Kimia

dan Ahmad Marzuki PhD Prodi Fisika. Kepada wartawan, Witri mengatakan bahwa keenam dosen FMIPA UNS ini melakukan pengabdian kepada masyarakat secara mandiri. “Jadi kami itu melihat bahwa para petani garam

di Mutih, Wedung, Demak itu masih banyak yang menggunakan sistem konvensional. Sehingga kami ingin memberikan pendampingan dengan harapan produksi garam petani bisa meningkat, kualitas garam tinggi hingga pemasaran meluas,” terang Witri saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (14/6/2019). Bekerjasama dengan Dinas Perindustrian, Koperasi dan UMKM Kabupaten Demak, Witri bersama dosen FMIPA UNS memberikan pelatihan supaya produksi garam petani di Demak meningkat, pemurnian garam tinggi dan tidak tergantung musim. ”Potensi garam sangat bagus disana, namun banyak petani yang pengolahannya masih konvensional. Sehingga kami memberikan pelatihan bagaimana membuat garam beryodium, membuat garam yang tingkat pemurnian tinggi serta membuat garam dalam rumah kaca sehingga tidak tergantung dengan musim,” katanya.

Setelah penyuluhan ini, Tim Dosen dari FMIPA UNS ini akan mengajukan proposal terkait dengan kegiatan pendampingan petani garam di Demak tersebut supaya dapat memperoleh suntikan dana sehingga nanti bisa dimanfaatkan oleh petani garam untuk meningkatan produktifitas dan kualitas garam. “Selama ini petani garam di Demak memiliki kendala pemurnian garam serta penyiapan lahan. Jadi kami berusaha untuk mencarikan suntikan dana lewat proposal. Semoga bisa lolos dan memperoleh dana sehingga rencana kami untuk membuatkan rumah kaca untuk petani garam bisa terealisasi,” katanya. Bahkan Witri dan temantemannya juga berencana untuk menambahkan varian produk garam. Misalnya garam untuk spa, garam untuk industri kosmetik dan masih banyak lagi. “Dengan begitu pemanfaatannya garam menjadi lebih luas,” ujar Witri. Dwi Hastuti

SEBELAS MARET--- Mahasiswa dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dan Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Bidang Pengabdian Masyarakat memberikan pelatihan membuat mie dari labu kuning atau waluh. PKM Bidang Pengabdian Masyarakat tersebut berhasil lolos didanai oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti). Tim PKM ini menginisiasi hasil pertanian berupa labu kuning menjadi campuran mie dengan memberdayakan ibu-ibu di Dusun Sapen RT 01/03 Desa Majasem, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi. Cumono merupakan singkatan dari Cucurbita Moschata Noodle yang lebih familiar disebut Mie Waluh. Tim ini diketuai oleh Austiva Alma Rahmawati Hasyim dari Program Studi (Prodi) Hubungan Internasional (HI) angkatan 2017 dan beranggotakan Herlina Prodi HI angkatan 2017, Atika Susillo Putri Prodi Ilmu dan Teknologi Pangan angkatan 2016 dan Alfaradi Krisna Ocsyta Prodi Sosiologi angkatan 2018. Alasan memilih Desa Majasem sebagai tempat pengabdian karena desa ini merupakan penghasil labu

kuning dan kurangnya kreativitas masyarakat untuk menjual labu kuning dalam bentuk olahan. “Dari situlah muncul ide untuk menjadikan labu kuning sebagai olahan khas Majasem berupa mie basah dan mie kering,” kata Austiva, Selasa (28/5/2019). Tim ini telah melaksanakan kegiatan selama satu bulan sejak 20 April hingga 11 Mei 2019, dengan berkumpul di salah satu rumah warga tiap Minggu di Hari Sabtu siang. Kegiatan yang dilakukan meliputi sosialisasi kandungan gizi labu kuning, pelatihan pembuatan mie labu kuning, cara pengemasan, dan pembentukan kaderisasi untuk keberlanjutan program ini. Proses pembuatan produk mie ini dirasa tidak sulit dan menggunakan alat yang sudah ada di pasaran. Langkah pembuatan diawali dengan menakar bahan pembuat mie yang meliputi labu kuning, tepung terigu berprotein tinggi, tepung tapioka, tepung sagu, garam dan telur. Dalam proses pembuatan adonannya tidak menggunakan air karena labu kuning sudah memiliki kandungan air yang cukup banyak. Tahap pengolahan labu kuning yakni dikukus sampai matang, kemudian dihaluskan dan peras hingga kandungan airnya berkurang. Adonan labu yang demikianlah

Foto: uns.ac.id

Mahasiswa UNS Beri Pelatihan Membuat Mie dari Labu Kuning

Mahasiswa dari FISIP dan FP UNS memberikan pelatihan membuat mie dari labu kuning atau waluh.

yang dipakai untuk campuran pembuatan mie. “Campurkan semua bahan kemudian ulen hingga membentuk adonan yang siap untuk dipipihkan sesuai dengan ukuran ketebalan mie yang diinginkan dan giling pipihan tersebut menjadi mie. Taburi dengan sedikit tepung

agar antarbagian dapat terpisah. Produk mie basah pun telah jadi,” imbuhnya. Lalu untuk mie kering memiliki proses lanjutan dengan memasukkan mie ke dalam cetakan dan dikukus selama 10-15 menit. Kemudian tiriskan dan siap dijemur. Usahakan pengeringan

di bawah terik matahari tidak melebihi pukul 10 pagi, sebab berkaitan dengan kandungan mie labu kuning ini. Masa pengeringan tergantung pada cuaca juga dan setelahnya siap untuk dikemas. Dwi Hastuti


12

EDISI JUNI 2019

PRESTASI

Foto: uns.ac.id

Mahasiswa FISIP Sabet Penghargaan di Paris

SEBELAS MARET---Menemukan passion dan menggelutinya memang tidak dilakukan oleh semua orang. Namun, Muflih Dwi Fikri, mahasiswa Hubungan Internasional (HI) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta ini membuktikan bahwa passion yang digeluti akan berubah menjadi prestasi. Sebagai mahasiswa HI, menjalin komunikasi dan praktik diplomasi bukanlah hal yang asing. Ilmu yang dipelajari di bangku kuliah ia langsung praktikkan dengan mengikuti berbagai macam kegiatan bertajuk Model United Nations (MUN), sebuah simulasi

sidang internasional dengan perwakilan berbagai negara di dunia. Beberapa waktu yang lalu, tepatnya 3 Juni 2019, lakilaki yang kerap disapa Fikri ini memenangkan penghargaan The Most Outstanding Delegates di Paris International Model United Nations, sebuah kompetisi diplomasi dan negosiasi berbentuk simulasi sidang PBB yang diselenggarakan di Paris, Perancis. “Kebetulan saya dapat jatah untuk merepresentasikan United States of America di chamber Social Culture and Humanitarian (SOCHUM) membahas tentang The Minorities Right With Special

Emphasis to Uighur Muslim,” ujar Fikri seperti dikutip dari uns.ac.id. Dalam acara yang dihadiri oleh lebih dari 500 delegasi dari 34 negara tersebut, ia mendapatkan award “The Most Outstanding Delegates” yang mana setara dengan peringkat 2 atau Runner Up. Fikri menjadi satu-satunya delegasi Indonesia yang meraih penghargaan di acara tersebut. Ketertarikannya terhadap MUN bermula dari ospek jurusan HI saat Fikri menjadi mahasiswa baru. Merasa mendapat banyak manfaat dari keikutsertaannya mengikuti MUN, ia terus menerus mengikuti acara serupa di tempat yang berbeda-beda.

Tidak kurang dari 10 acara MUN telah ia ikuti sejak tahun 2017 baik di dalam negeri maupun di luar negeri, antara lain sebagai berikut IRC MUN tahun 2017, Soedirman MUN tahun 2017, Surakarta International MUN tahun 2017, Justicia MUN tahun 2018, Abirama MASEAN tahun 2018, Humaniora MUN tahun 2018, Smala MUN tahun 2019, ITB MUN 2019, SE MUN tahun 2019, Padjajaran MUN tahun 2019, dan Paris International MUN di tahun 2019. Dari sekian acara MUN di atas, Fikri meraih beberapa penghargaan, Ia menjadi The Most Ostanding Delegate di Surakarta International Model united Nations

tahun 2017, Justicia MUN tahun 2018, dan ABIRAMA Model United Nations tahun 2018 “Sebagai mahasiswa HI tentunya dengan mengikuti acara Model United Nations ini kemampuan berdiplomasi dan bernegosiasi saya meningkat, saya juga jadi selalu update dengan perkembangan isu internasional, saya juga belajar writing dan drafting kebijakan,” ujar Fikri yang lahir 20 Maret 1999 ini. Menurut Fikri, keikutsertaannya dalam Paris Internastional MUN ini memiliki tantangan tersendiri. Jumlah peserta yang lebih besar dan dari berbagai negara membuat suasana menjadi lebih kompetitif, standar penilaian yang ditetapkan oleh panitia juga lebih tinggi, selain itu di Paris ia mendapati langguage barriers, karena peserta berasal dari berbagai negara aksen peserta menjadi sulit dipahami. “Mengikuti berbagai acara MUN membuat saya bertemu banyak orang yang menginspirasi saya untuk lebih baik, saya juga jadi mengerti perkembangan isu internasional dari berbagai negara di dunia. Pengalaman dan pengetahuan saya tentang dunia diplomasi dan isu internasional semoga akan menjadi bekal untuk meraih cita-cita saya di masa mendatang,” tutup Fikri yang bercita-cita ingin menjadi General Secretary PBB ini. Dwi Hastuti

SEBELAS MARET – Menjadi mahasiswa berprestasi mungkin menjadi impian banyak mahasiswa. Ada sebagian yang mewujudkannya, ada sebagian yang hanya menjadikannya sebatas mimpi saja tanpa upaya. Ruby Agil Hasan, mahasiswa D3 Agribisnis Agrofarmaka Universitas Sebelas Maret Surakarta menjadi salah satu yang berupaya mewujudkan mimpinya. Sudah sejak lama, Ruby Agil Hasan yang kerap dipanggil Agil ini ingin menjadi mahasiswa berprestasi. Namun ia masih kurang percaya diri dan berencana untuk mendaftar Mahasiswa Prestasi (Mawapres) tahun depan saat ia sudah memasuki semester 5. Beberapa hari menjelang penutupan pendaftaran, Agil diminta oleh Kepala Program Studi (Kaprodi) Agribisnis Agrofarmaka mewakili Program Studi (Prodi) untuk maju sebagai perwakilan Prodi, akhirnya ia pun memiliki kepercayaan diri untuk mendaftarkan diri sebagai Mawapres di tingkat Fakultas. Dengan persiapan yang cukup singkat, ia membuat karya tulis

beserta produk, dan melewati berbagai macam tahapan seleksi. Setelah melalui seleksi tingkat Prodi, ia maju ke tingkat fakultas, dan kemudian mewakili FP menuju ke seleksi tingkat universitas bersama satu rekannya dari jenjang diploma dan dua rekan lain dari jenjang sarjana. “Saya awalnya tidak percaya diri, mempersiapkan penelitian dan produk dalam waktu yang singkat, tetapi saya berusaha mengerjakannya semaksimal mungkin, bahkan satu hari sebelum seleksi tingkat universitas saya bersama Imam yang juga Mawapres Diploma FP membuat poster di sela-sela kesibukan rapat dan mencetaknya di malam hari, sampai kami mencari-cari tempat percetakan yang masih buka karena banyak yang sudah tutup,” ungkap Agil. Dalam seleksi pemilihan mahasiswa berprestasi tersebut, Agil membuat sebuah karya tulis lengkap dengan produknya yang bernama Oliswel. Oliswel ini terbuat dari ekstrak euphorbia hirta yang ditambah dengan jahe dan madu. Produk tersebut berfungsi sebagai obat alternatif

dalam penyembuhan pasien demam berdarah. Produk tersebut diubah dalam bentuk permen yang dimaksudkan agar dapat diterima oleh semua orang termasuk oleh anak-anak yang biasanya kurang menyukai rasa pahit dari obat. Agil menjelaskan, oliswel diberikan pada pasien demam berdarah sekitar 3-4 hari atau sampai tubuh penderita mulai merasa membaik, namun setelah itu, pasien tetap dianjurkan untuk mengkonsumsi oliswel guna meningkatkan jumlah trombosit lagi. Selain itu, kandungan dari oliswel tersebut juga memiliki senyawa anti dengue yang selain dapat meningkatkan trombosit juga dapat melawan virus dengue. “Sebenarnya nama Oliswel ini diberikan dengan harapan semoga yang menggunakan produk ini nantinya akan mendapatkan mukjizat dan semuanya akan baik-baik saja alias ‘All is Well’. Menyesuaikan dengan kebiasaan orang-orang Jawa yang tidak mau ribet, produk ini kemudian saya namai Oliswel, jadinya versi jawa,” tutur Agil. Seperti dikutip dari uns. ac.id. Dwi Hastuti

Foto: uns.ac.id

Mawapres UNS Temukan Oliswel sebagai Obat Demam Berdarah


RISET

EDISI JUNI 2019

13

SEBELAS MARET---Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berhasil menciptakan gel untuk membantu menyembuhkan luka penderita Diabetes Melitus (DM). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Alfiyatul Fithri dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Rizki Ardiansyah Fakultas kedokteran (FK) dan Wahyu Puji Pamungkas FMIPA lolos pendanaan program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) tahun 2019. Latar belakang Fithri bersama tim membuat OLEFIL (Wound Plaster from Shrimp Shells-Eel): Solusi Luka Diabetes Terinfeksi Bakteri MRSA karena berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa terjadi peningkatan kematian signifikan akibat DM sebesar 1,2 juta orang pada tahun 2012 menjadi 422 juta orang pada tahun 2014. MRSA (Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus) memiliki potensi menginfeksi luka pada penderita DM hingga lima kali

lipat. Timbulnya infeksi pada luka DM menyebabkan penyembuhan luka semakin buruk dan memicu dilakukannya amputasi pada bagian yang terluka sehingga dibutuhkan penanganan khusus terhadap luka pada penderita DM. Perawatan luka yang efektif untuk mempercepat penyembuhan luka adalah dengan pemberian lingkungan yang lembab. Perawatan luka pada penderita DM di Indonesia masih menggunakan balutan konvensional, yaitu kasa steril yang memiliki potensi infeksi tinggi. Hidrogel dilaporkan dapat bertindak sebagai pembalut luka yang memiliki sifat seperti kulit sehingga dapat meningkatkan proses penyembuhan luka. Salah satu bahan dasar pembuatan hidrogel adalah kitosan dengan sifat antibacterial. Sumber utama kitosan adalah cangkang udang. Indonesia menghasilkan limbah cangkang udang 20 ton per hari. Pemanfaatan cangkang udang belum maksimal karena dianggap sebagai limbah sehingga diperlukan pemanfaatan cangkang udang sebagai bahan dasar pembuatan hidrogel yang memiliki sifat antibakteri pada pembalut luka. Di sisi lain, ikan sidat adalah jenis ikan yang mengandung albumin

Foto: uns.ac.id

Ciptakan Gel untuk Luka Diabetes

Mahasiswa UNS berhasil menciptakan gel untuk membantu menyembuhkan luka penderita Diabetes Melitus (DM).

tinggi. Sangat disayangkan, pemanfaatan ikan sidat dengan kadar albumin tinggi di Indonesia belum maksimal. “Berdasarkan potensi kitosan dan ikan sidat, maka saya dan tim menciptakan OLEFIL (Wound Plaster from Shrimp ShellsEel), yaitu plester luka inovatif dengan bahan dasar kombinasi kitosan dan ikan sidat sebagai solusi penyembuh luka DM terinfeksi bakteri MRSA,” terang

Fithri, Selasa (18/6/2019). Fithri menambahkan, Kitosan digunakan sebagai komponen pembuatan hidrogel yang dapat membalut luka seperti kulit dengan sifat antibakteri, sedangkan ikan sidat digunakan sebagai komponen pendukung plester yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka. Tujuan utama OLEFIL diciptakan adalah sebagai pertolongan pertama penanganan terhadap luka yang

dapat mempercepat proses penyembuhan luka pada penderita DM. Penciptaan OLEFIL secara tidak langsung dapat mengatasi beberapa permasalahan sekaligus, yaitu mempercepat penyembuhan luka dan mencegah kemungkinan terjadinya amputasi pada penderita DM, mengurangi jumlah limbah cangkang udang, serta meningkatkan nilai guna ikan sidat. Dwi Hastuti

Foto: uns.ac.id

Mahasiswa UNS Inisiasi Gerakan Jebres Berkilau

Mahasiswa UNS usai memberikan sosialisasi Gerakan Jebres Berkilau.

SEBELAS MARET---Lima mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang terdiri atas Raden Roro Ilma Kusuma Wardani, Irfina Widya Istiqomah, Eka Nurmala Sari, Wiji Tuhu Utami dan Marfuah Shalihah menorehkan salah satu prestasi di tingkat nasional dengan lolos pendanaan program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi

(Kemenristekdikti) tahun 2019. Melalui proposal dengan judul “Kampung Sampah” Program Komersialisasi Sampah Masyarakat di Sawah Karang, Jebres, tim mahasiswa memiliki tujuan mulia agar masyarakat di lingkungan Jebres memiliki kesadaran dalam memanfaatkan sampah. Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Surakarta saat ini di Solo dari 75 tempat pembuangan sampah (TPS) hanya tersisa 5 TPS karena 70 TPS yang

lainnya telah ditutup. TPS selama ini menimbulkan konflik berupa polusi dan juga masalah kesehatan bagi masyarakat sekitarnya. Sejalan dengan program Pemerintah Kota Solo yang akan memulai program pembangkit listrik tenaga sampah pada tahun 2020 diharapkan masyarakat memiliki perilaku memilah sampah agar sampah yang masuk ke TPS akhir merupakan sampah dengan residu yang sangat rendah. Sayangnya kesadaran masyarakat akan sampah ini masih sangat rendah, sementara pada kondisi yang lain keberadaan bank sampah yang sudah ada di masyarakat kekurangan pasokan sampah. Dengan mengangkat latar belakang tersebut, Raden Roro Ilma dan timnya mengedukasi masyarakat untuk peduli sampah serta memberdayakan potensi bank sampah yang ada di lingkungan kampus. Saat ini di Kelurahan Jebres sebetulnya telah ada 4 bank sampah yang terdapat di RW 23, RW 21, RW 19 dan RW 12, beberapa bank sampah

lainnya cenderung mati karena kurang termanajemen dengan baik. Selain itu juga dikarenakan partisipasi warga masyarakat dan mahasiswa di sekitar bank sampah yang masih sangat minim. Padahal di Jebres sendiri lebih dari 80 ton sampah per hari dihasilkan dan selama ini hanya dibuang begitu saja oleh masyarakat. “Ini kan artinya ada potensi sampah, ada bank sampahnya namun dua potensi ini tidak terhubung”, papar Ilma selaku ketua tim, Selasa (18/6/2019). Kepedulian akan sampah tidak hanya akan berkontribusi pada kebersihan lingkungan namun juga akan mengangkat keberlanjutan bank sampah itu sendiri. Program yang dilakukan Ilma bersama tim terdiri atas 4 program utama itu Raih Sampah (Raisa), Raih Minat (Raina), Raih Keterampilan (Raika) dan Saka Expo. Program raih sampah dilakukan dengan menjaring beberapa mitra strategis yang potensial menghasilkan sampah yaitu rumah tangga keluarga, rumah kos, asrama mahasiswa, pesantren, sekolah serta warungwarung di lingkungan Jebres.

Kemitraan juga dikembangkan dengan melibatkan stakeholder terkait seperti Pemerintah Kelurahan Jebres, RT/RW, PKK, Karang Taruna, Dinas Lingkungan Hidup Kota Surakarta, Anggota Dewan, mahasiswa UNS, program green campus UNS, serta masyarakat asli Jebres. Kemitraan dengan stakeholder tersebut mengerucut pada satu gerakan sosial yaitu program “Jebres Berkilau” yang mengajak seluruh masyarakat Jebres termasuk mahasiswa untuk peduli sampah dan mendukung eksistensi bank sampah. Sesuai amanah dari DPRD bahwa paling tidak satu RW harus memiliki satu bank sampah. Kegiatan kampanye telah dilakukan tim kepada 130 mahasiswa UNS pada tanggal 15 Juni, kepada 150 anggota PKK Kelurahan Jebres dan PKK RW 23 pada Minggu 16 Juni. “Program ini merupakan bentuk rekayasa sosial yang perlu mendapat dukungan semua elemen masyarakat di Jebres”, tambah Eksa Rusdiyana M.Sc selaku dosen pembimbing tim. Dwi Hastuti


14

EDISI JUNI 2019

ALUMNI

SEBELAS MARET– Ikatan Alumni Universitas Sebelas Maret (IKA UNS) menggelar kegiatan Halalbihalal pada Minggu (23/6/2019) di Grand Sahid Hotel Jakarta. Acara ini bertujuan untuk memperkuat tali silaturahmi dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki para alumni. Ketua Panitia Halalbihalal 2019 IKA UNS, Lasarus Bambang mengatakan, acara Halalbihalal IKA UNS ini mengambil tema `UNS Maju untuk Persatuan Indonesia`. “Ribuan alumni UNS dari berbagai angkatan dan fakultas hadir dalam acara ini,” terang Bambang di sela-sela acara. Dia menjelaskan, acara halalbihalal yang diadakan secara rutin di setiap tahunnya tersebut selalu mendapat antusiasme yang tinggi dari para alumni. “Ini kegiatan rutin, jadi semua bisa punya kesempatan yang sama untuk hadir,” lanjutnya. Turut hadir dalam acara tersebut jajaran rektorat UNS, yakni Rektor UNS, Prof Jamal Wiwoho bersama dengan keempat wakil rektor. Para alumni mengajak UNS berancang-ancang untuk maju menjadi yang terdepan. Wakil Ketua Umum IKA UNS, Zudan Arif Fakhrullah mengungkapkan

Foto: Dokumentasi

IKA UNS Gelar Halal Bihalal di Jakarta

IKA UNS menggelar kegiatan Halal Bihalal pada Minggu (23/6/2019) di Grand Sahid Hotel Jakarta.

bahwa hingga saat ini, jumlah alumni UNS mencapai hingga 180.000 orang. Menurutnya, hal itu merupakan potensi yang besar untuk membangun UNS lebih maju. “Fondasi UNS sudah bagus. Sekarang mari UNS tidak hanya berjalan dan berlari, kita harus melompat. Inilah yang ingin kita dorong agar UNS menjadi nomor satu,” ujarnya seperti dikutip dari

kabar24.bisnis.com. Salah satu dukungan konkret yang diberikan IKA UNS adalah membantu membangun gedung pascasarjana Fakultas Hukum (FH) UNS pada dua tahun yang lalu. Biaya pembangunan gedung ini menurut informasi dari Rektor UNS, Prof Jamal Wiwoho mencapai Rp1,8 miliar. Saat halalbihalal Arif mewakili

IKA UNS mengungkapkan rasa terimakasih kepada seluruh jajaran pimpinan UNS yang hadir lengkap di acara tersebut. “Kami mendukung penuh kepengurusan rektorat. Kita akan bahu-membahu bergerak serentak maju bersama menjadikan UNS sesuai singkatannya, universitas nomor satu, nomor siji,” ujarnya disambut keriuhan tepuk tangan

para audiens. Arif juga mengucapkan terima kasih kepada ribuan alumni UNS yang hadir dalam acara tahunan tersebut. “Kami berterimakasih kepada para alumni yang datang dari dalam negeri maupun luar negeri. Ada Walikota Pontianak, lalu ada yang dari Jenewa yang bekerja di Perserikatan BangsaBangsa,” lanjutnya. Dwi Hastuti

SEBELAS MARET—Alumni Fakultas Hukum (FH) UNS menggelar acara Halal Bihalal lintas angkatan. Acara tersebut digelar di Gedung IKA FH UNS, Sabtu (8/6/2019). Panitia Halal Bihalal Lintas Angkatan Ikatan Alumni FH UNS, Dr Sunny Ummul Firdaus mengatakan, bahwa kegiatan Halal Bihalal ini rutin digelar tiap tahun. “Jadi ini merupakan kegiatan Halal Bihalal untuk alumni FH lintas angkatan. Kegiatan ini sudah kami infokan jauh-jauh hari supaya pada tanggal tersebut para alumni bisa meluangkan waktu untuk datang,” terang Sunny. Dengan mengangkat tema Bersatu dalam Perbedaan, ratusan alumni FH UNS dari berbagai angkatan hadir di acara tersebut. “Kenapa kita ambil tema tersebut? Karena kita sepakat bersatu menjunjung martabat alumni dan FH UNS, mengingat alumni FH UNS ini

memiliki profesi yang berbedabeda. Ada yang menjadi hakim, dosen, pengusaha, birokrat, jaksa, notaris dan masih banyak lagi,” imbuh Sunny. Sebanyak 200 an alumni FH UNS hadir dalam acara ini. Termasuk Ketua IKA FH UNS, Prof Dr Zudan Arif Fakrulloh, Rektor UNS, Prof Jamal Wiwoho, Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama UNS, Prof Sajidan, Dekan FH UNS, Prof I Gusti Ayu Ketut Rachmi Handayani, Wakil Dekan 1 FH UNS, Dr Pujiyono serta para Kajari dari berbagai daerah di Indonesia yang merupakan alumni dari FH UNS. “Acara ini diketuai oleh Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Jember, Ponco Hartanto dan kami selaku panitia mengucapkan terimakasih kepada para alumni atas kehadirannya dan juga kepada para sponsor sehingga kegiatan tahunan ini bisa berjalan dengan lancar,” katanya. Dwi Hastuti

Foto: uns.ac.id

Reuni Bersama Alumni FH UNS

Alumni FH UNS menggelar acara Halal Bihalal lintas angkatan. Acara tersebut digelar di Gedung IKA FH UNS, Sabtu (8/6/2019).


DISPLAY

EDISI JUNI 2019

Halal Bihalal Civitas Akademika UNS Bersama Ustadz Yusuf Mansur

Foto-foto : Humas/ Haryono

SEBELAS MARET - Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar acara silaturahmi tahunan dalam rangka Halal Bihalal 1 Syawal 1440 H bersama tenaga pendidik, tenaga kependidikan, Dharma Wanita Persatuan, dan Purna Karya bertempat di Gedung Auditorium G. P. H Haryo Mataram pada Senin (10/6/2019). Dalam kesempatan ini, UNS mendatangkan ustadz kenamaan, Yusuf Mansur sebagai pembicara. Rektor UNS, Prof Jamal Wiwoho mengawali sambutannya dengan mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1440 H kepada seluruh civitas akademika UNS. “Saya selaku pribadi dan sekaligus atas nama Pimpinan UNS mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri I Syawal 1440 H, Taqabbalallahu minna wa minkum, Barakallahu Fiikum,� terang Prof Jamal seperti dikutip dari uns.ac.id. Acara silaturahmi tahunan usai lebaran ini menjadi ajang memperkuat tali silaturahmi dan membangun nilainilai kebersamaan serta kekeluargaan antara Pimpinan Universitas, Fakultas, dan Lembaga, dengan seluruh dosen, tenaga kependidikan serta mahasiswa UNS. Pada acara silaturahmi ini, Ustadz Yusuf Mansur, menyampaikan pentingnya peran Alquran bagi kemajuan hidup seseorang. Ia mencontohkan Alquran mampu mengubah banyak orang yang semula biasa-biasa saja menjadi orang-orang yang ditinggikan Alloh, seperti Daud, Sulaiman dan Yusuf. Dwi Hastuti

15


16

EDISI JUNI 2019

KIPRAH

Foto: Humas UNS/ Haryono

Pasar Murah DWP UNS Diserbu Warga

SEBELAS MARET-- Pasar Murah yang digelar oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta di Halaman Auditorium GPH Haryo Mataram, Selasa (28/5/2019) diserbu oleh warga sekitar. Pasar Murah yang rutin digelar tiap Bulan Ramadan ini menyediakan kebutuhan pokok dengan harga lebih murah dibanding di pasaran. Ketua Panitia Pasar Murah DWP UNS 2019, Linda Bambang

Pujiasmanto mengatakan Pasar Murah ini digelar sebagai wujud kepedulian dari DWP UNS kepada masyarakat di sekitar kampus. “Semoga dengan adanya pasar Murah ini bisa membantu masyarakat yang kurang mampu dalam rangka mencukupi kebutuhan menjelang lebaran. Mengingat harga kebutuhan pokok setelah lebaran banyak yang naik, maka disini kami menjual dengan harga yang murah,” ujar Linda.

Kebutuhan pokok yang dijual di Pasar Murah DWP UNS ini meliputi beras, gula, minyak goreng, telur, lauk pauk, mie instan, kue, pakaian baru, sirup serta pakaian pantas pakai. Dalam Pasar Murah tersebut, menyediakan sebanyak 1.000 bungkus pakaian pantas pakai. Pakaian pantas pakai ini diperoleh dari keluarga besar UNS dan tiga bank di lingkungan UNS yaitu Bank Mandiri, BNI dan BTN.

Prof Ravik Karsidi Kembali Mengajar SEBELAS MARET—Prof Ravik Karsidi kembali mengajar sebagai dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta setelah menyelesaikan tugasnya sebagai Rektor UNS selama dua periode. Guru besar Sosiologi Pendidikan tersebut mengakhiri tugasnya sebagai rektor setelah penggantinya, Prof Jamal Wiwoho dilantik menjadi Rektor UNS periode 2019-2023, pada 12 April 2019 di Jakarta. Kepada wartawan, Prof Ravik mengatakan bahwa Dekan FKIP UNS, Joko Nurkamto (sebelum ada pergantian dekan) telah menyiapkan sebuah ruangan untuknya di gedung FKIP UNS yang berada di Kentingan. Prof Ravik mengaku senang karena sejak awal pekerjaannya memang sebagai seorang dosen. “Menjadi Rektor itu kan tugas tambahan, ya kalau sudah tidak jadi Rektor ya mengajar lagi,” terang Ravik saat menggelar Ramah Taman dengan Media. Prof Ravik pun menceritakan perjalanan karirnya di UNS

selama ini. Prof Ravik pertama dilantik sebagai Rektor UNS periode 2011-2015, kemudian terpilih kembali menjadi Rektor UNS periode 2015-2019. Sebelum menjadi rektor, Prof Ravik merupakan Wakil Rektor Bidang Akademik UNS periode 2003-2011 dan Ketua Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat UNS tahun 2000-2003. Kemudian dalam memimpin UNS, Prof Ravik senantiasa mengedepankan satu hal, yaitu kebersamaan. Kebersamaan itu menjadi modal utama untuk memajukan UNS dengan merangkul semua pihak. Tak hanya sebagai dosen, saat ini Prof Ravik memiliki kesibukan lain karena beliau mengemban tugas sebagai Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT). Sehingga Prof Ravik memiliki dua kantor, yaitu di FKIP UNS dan di gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Jakarta. “Saya akan atur jadwal tiga hari di UNS, tiga hari di Jakarta,” kata Ravik. Dwi Hastuti

“Untuk beras kami menyediakan 8 kuintal dan gula 6 kuintal. Untuk gula kami jual Rp 10.000 per Kg dengan maksimal pembelian 4 Kg per orang. Lalu untuk beras per 2,5 Kg dijual dengan harga Rp 22.000 dan maksimal pembelian 5 Kg per orang,” kata Linda. Dalam penyelenggaraan Pasar Murah ini, DWP UNS bekerjasama dengan Bank Mandiri, BNI, BTN, PT Konimex, Tiga Pilar Sejahtera (TPS) Food

dan PT Suwastama. Sementara itu, Rektor UNS, Prof Jamal Wiwoho dalam sambutannya mengatakan bahwa Pasar Murah ini digelar untuk menyemarakkam Idul Fitri. “Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini, dan semoga senantiasa digelar tiap Bulan Ramadan supaya bisa membantu masyarakat sekitar,” kata Jamal. Dwi Hastuti


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.