Sua edisi 6 november 2013

Page 1

08

14

SUARA INOVASI

REHABILITAN RSJ ACEH RAIH PRESTASI PORKESREMEN

SUARA KUTA

PLAT SINAGA TERSANDUNG RAZIA

10 SUARA UTAMA MEMBANGUN ACEH LEWAT SEKTOR PERTANIAN

SUARA UMUM ACEH TABLOID MINGGUAN

suaraumum@gmail.com

facebook.com/suaraumum

HARGA ECERAN Rp 6.000,-

MENUJU ACEH MAJU

EDISI NO. 06 - TAHUN 1 - NOVEMBER 2013

03 STOP MEROKOK, BANGUN AGRO INDUSTRI

06 REVOLUSI HIJAU DAN PENYULUHAN PERTANIAN

16

PENERBIT ACEH INTERMEDIA

JEMBATAN IMPIAN WARGA PULAU BANYAK TERBENGKALAI

24 Infotainment

Rehabilitan RSJ Aceh Raih Prestasi Porkesremen

Runner Up World Muslimah 2013 Siap Kenalkan Islam ke Dunia Barat

HABA JAMEUN

NYANG TAN DIGOB NA GEUTANYOE SABOH INONG DUA LAKOE SABOH NANGGROE DUA PANGLIMA


2

SUARA REDAKSI

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 06 - TAHUN 1 - NOVEMBER 2013

Potret Umum

SALEUM REDAKSI ALHAMDULILLAH Puji Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga Tabloid Suara Umum Aceh (SUA) kembali hadir di hadapan para pembaca. Sebagai sajian utama Pada edisi keenam ini, SUA mengetengahkan seputar Pencanangan program Penumbuhan Kawasan Jagung Hibrida di Gampong Meureu, Kecamatan Indrapuri Aceh Besar, Senin tanggal 28 oktober 2013 lalu. Selain berita peluncuran program tersebut, kami juga menyajikan informasi tentang prestasi yang diraih perserta Kontingen RSJ Aceh pada Pekan Olah Raga dan Kesenian Rehabilitan Mental (Porkesremen) dan Jambore Kesehatan Jiwa III tahun 2013 yang berlangsung di RSJ dr. Radjiman Malang. Pada rubrik Suara Inovasi, kami mencoba mengetengahkan ulasan tentang stop merokok, bangun agro industri dan BP SPAM Aceh terima penghargaan kreatifitas dan daya cipta terbaik. Sementara pada rubrik Suara Gampong diisi dengan berita kondisi jembatan penghubung antar Teluk Nibung dan Pulau Balai di Kecamatan Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil. SUA juga mengulas tentang kesiapan Kabupaten Aceh Besar untuk menjadi kawasan pusat pengembangan industri di Aceh dan menghadirkan sosok runner-up World Muslimah 2013 Evawani Efliza, khusus untuk anda. Kekurangan dan kesalahan dari penulisan dalam tabloid ini masih banyak terlihat di sana-sini. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk membenahi kekurangan kami dan menjadikannya lebih baik. Semoga dapat bermanfaat sebagai penambah wawasan baru untuk kita semua!

REDAKSI PENERBIT Aceh Intermedia SIUP: 461/01.01/PK/III/2013 SITU: 503/783/KPPTSP/2013 TDP: 010134607830 NPWP: 03.286.510.7-101.000 DEWAN PENASEAHAT DR. TM. Jamil TA, M.Si, DR. Ir Ilyas , MP, Muhammad Zaini, S.Sos PEMIMPIN UMUM/ PEMIMPIN PERUSAHAAN NJ. Zanielhak PEMIMPIN REDAKSI Rahmat RA SEKRETARIS REDAKSI Z. Ali Kumba

14

SUARA INOVASI

03

STOP MEROKOK, BANGUN AGRO INDUSTRI SUARA INOVASI

04

BP SPAM ACEH RAIH PENGHARGAAN SUARA INOVASI

06

REVOLUSI HIJAU DAN PENYULUHAN PERTANIAN SUARA UTAMA

08

REHABILITAN RSJ ACEH RAIH PRESTASI PORKESREMEN SUARA UTAMA

10

MEMBANGUN ACEH LEWAT SEKTOR PERTANIAN SUARA GAMPONG

JEMBATAN IMPIAN WARGA PULAU BANYAK TERBENGKALAI SUARA GAMPONG

ACEH BESAR MENUJU PUSAT PENGEMBANGAN INDUSTRI

16

17 Potret Umum

REDAK­TUR Desi Rinasari & Dodi Sagala KONTRIBUTOR David & Wulandari KORESPONDEN Banda Aceh, Aceh Besar, Sabang, Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara, Lhokseumawe, Aceh Timur, Langsa, Aceh Tamiang, Aceh Tenggara, Gayo Luwes, Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Singkil, Subulussalam, Aceh Selatan, Aceh Barat Daya, Nagan Raya, Aceh Barat, Aceh Jaya, Simeulue dan Medan. IKLAN & SIRKULASI Zainuddin & Dewi Mailisa, SE ALAMAT REDAKSI Jl. Jurong Dagang, Gampong Ceurih, Ulee Kareng, Banda Aceh, Email. suaraumum@gmail. com, Facebook. facebook.com/ suaraumum.

Wartawan Tabloid SUARA UMUM ACEH tidak diperkenankan menerima dana atau meminta imbalan dalam bentuk apapun dari narasumber, wartawan tabloid ini dilengkapi kartu pengenal atau surat tugas. Apabila ada pihak mencurigakan sehubungan dengan aktivitas kewartawanan tabloid ini, segera hubungi redaksi.

FOTO | SUARA UMUM ACEH | ZAINUDDIN

Jajaran Kabag Humas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Besar usai acara penanaman jagung dalam rangka pencanangan program “Penumbuhan Kawasan Jagung Hibrida” di Gampong Meureu, Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar.


SUARA INOVASI

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 06 - TAHUN 1 - NOVEMBER 2013

3

Stop Merokok, Bangun Agro Industri

Di negara maju seperti USA, EU, Australia, New Zealand, Singapore, Korea Selatan dan Taiwan, angka perokok menurun dari tahun ke tahun, mereka sadar kerugian kesehatan akibat merokok. Jepang pernah tercatat sebagai negara perokok besar dunia pasca perang dunia ke II. Dan tentu di belakangnya terdapat Japan Tobacco Inc, salah satu raksasa pabrik rokok dunia. Namun sebagai bangsa yang besar, pemerintah Jepang keluarkan peraturan antara lain pembatasan umur diatas 18 tahun untuk boleh beli rokok , area larang merokok dengan menuju bebas asap rokok. Kesadaran akan pentingnya kesehatan diri sendiri, keluarga dan masyarakat sekitarnya, jadi membangkitkan tanggung jawab sebagai bangsa maju dunia. Di negara maju seperti USA, EU, Australia, New Zealand, Singapore, Korea Selatan dan Taiwan, angka perokok menurun dari tahun ke tahun, mereka sadar kerugian kesehatan akibat merokok. Melihat realitas tersebut, industri- industri rokok besar dunia menyerang ke negara-negara berkembang, menggoda dengan packaging rokok yang menarik, reklame yang besar dengan gambar penampilan hebat dan jaya. Hal itu dapat saja menimbulkan godaan bagi anak-anak berfikir bahwa jika dewasa kelak ia akan jadi perokok. Fenomena ini dalam ilmu kejiwaan

disebut process identification, dimana anak anak sering meniru tanpa mampu memakai ratio, malkumlah namanya anak anak. Dalam asap rokok ada jenis kimia yang akan merusak kesehatan kita secara perlahan, antara lain carbon monoxide (CO), yang kuat mengikat okgsen sehingga sel-sel tubuh kurang maksimal mendapat oksigen yang disebabkan Volatile Organic Compound (VOC) bagian yang sangat beracun dari nikotin. Polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH) salah satu penyebab kanker. dan para ahli sudah membuktikan rokok dengan label lights, milds atau low-tar, tidak mengurangi risiko kesehatan akibat nicotin, tar dan penyebab kanker, inipun tidak bisa dihindari dengan adanya filter yang dibuat dari cellulose acetate. Apa kita di Aceh bisa bebas rokok? tanpa ragu jawabannya bisa. Hal itu dapat kita lihat seperti pada bulan puasa. Selama 30 hari ini yang bebas rokok, ini merupakan pelatihan agar bebas rokok. Perokok aktif maupun pasif sama-sama akan mendapatkan penyakit puluhan tahun ke depan. Mengapa yang pasif kena getahnya? Karena asap rokok masih tetap di ruan-

gan selama 2,5 jam, walaupun jendela ruangan terbuka dan tidak ada asap atau tercium bau rokok. Aceh bukan produsen tembakau, kertas rokok, essen rokok, filter rokok, bandrol rokok. Kita sadar, kita keluarkan duit untuk orang dan yang kita bakal dapat adalah penyakit untuk semua anggota keluarga, dan mengotori lingkungan oleh filter rokok (sampah ini) baru biodegradasi dalam 10-15 tahun. Apakah ada solusi yang produktif buat para perokok? Ada, ini khusus buat Aceh, katakan di Aceh ada 500,000 penduduk yang merokok satu bungkus sehari, ini berarti 500,000 x Rp. 12,000 = 6 milliar/hari atau 6 x 30 hari = Rp.180 milliard/bulan atau 12 x Rp. 180 M = Rp.2,16 T/tahun. Jadi kita tahu betapa besar duit yang tidak kita manfaatkan, duit ini bisa dijadikan modal rakyat membangun Aceh. Masyarakat internasional yang dulu datang membantu pasca tsunami dan para donatur akan beri hormat, hargai dan kagumi Aceh stop rokok dan duit rokok untuk pembangunan. Di mata dunia Aceh akan setara dengan negara maju yang sadar kesehatan dan sadar lingkungan sehat dan Aceh adalah nomor satu termaju di Indonesia. Solusinya adalah tidak merokok, uang rokok disimpan di bank sebagai “nasabah rokok” ini patriotis dan motivasi untuk Aceh Maju di abad ke 21. Dana raksasa yang terkumpul ini misalnya dipakai

untuk membangun kilang padi modern (KPM), Aceh memperoduksi 2 juta ton gabah/tahun, sebagian “lari” keluar Aceh karena kita masih sangat kurang ada KPM, beras KPM adalah beras kelas 3A dengan grading/ukuran yang sama panjang, bebas dedak, bebas batu,dikilatkan, tapi kita beli beras putih kelas restoran /3A dari luar (asal Aceh), kata orang jual pisang beli pisang goreng. “Nasabah rokok” otomatis adalah pemilik saham difabrik Agro industry ini “nasabah rokok” mendirikan Perseroan Terbatas dan dengan duit rokok diatas ini bisa dirikan 10 unit KPM ,jadi dalam 2 tahun kita sudah ada 20 unit KPM hasil from Aceh people to Aceh people suatu gerakan Aceh maju. “nasabah rokok” bergabung didaerah masing masing dan buat kompetisi mendirikan fabrik hasil pertanian di Aceh, kita mendongkrak petani dan beli hasil agro industri kwalitas baik hasil Aceh sendiri. Insya Allah kita bisa memanfaatkan stop rokok ini, dan kita yakin “where there is a will, there is a way” meminjam kata kata mutiara President John F. Kennedy Amherst, Massachusetts, October 26 1963 “Ask not what your country can do for you... ask what you can do for your country”. n TEKS: DR. BATE ISKANDAR (ALUMNI OCCUPATIONAL MEDICINE INSTITUTE, HAMBURG UNIVERSITY, E-MAIL: BATE.STEIN@GMAIL.COM


4

SUARA UMUM ACEH

SUARA INOVASI EDISI NO. 06 - TAHUN 1 - NOVEMBER 2013

FOTO | SUARA UMUM ACEH | ZAINUDDIN

Kepala Badan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPSPAM) Regional Aceh, Drs. Azhari, MM.Ak bersama Gubernur Aceh dr. Zaini Abdullah dan perwakilan BNPB Pusat, saat kunjungan Lapangan Pasca Bencana Gempa Bumi Dataran Tinggi Gayo.

BP SPAM Aceh Raih Penghargaan Daya Cipta Terbaik Badan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BP SPAM) Regional Aceh mendapat penghargaan Kreatifitas dan Daya Cipta Terbaik BADAN Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BP SPAM) Regional Aceh mendapat penghargaan Kreatifitas dan Daya Cipta Terbaik dari SME Development aterSanitation Program (WSP) yang diserahkan, 31 Oktober 2013 lalu, diBalai Kartini Convention Centre,Jakarta. Penghargaan itu diberi langsung Budi Darmawan, didampingi Hero D.J. Prasetyo, dan Field Manager PT. Yuelin Bioteknologi Indonesia, mitra kerja Water Sanitation Program (WSP) World Bank di Indonesia. Acara yang diselenggarakan Pokja AMPL Nasional berlangsung dari 29 sampai 31 Oktober 2013, dan dibuka Menko Kesra, Agung Laksono. Dalam acara itu juga diselenggarakan Konfrensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) 2013. Konferensi Sanitasi Air Minum Nasional (KSAN) 2013 bertujuan untuk memperluas komitmen pembangunan air minum dan sanitasi di Indonesia serta meningkatkan

kesadaran masyarakat mengenai pentingnya sanitasi dan air minum untuk kesehatan. Sanitasi dan air minum merupakan hal yang saling berkaitan. Penyediaan fasilitas sanitasi layak sangat bergantung pada ketersediaan air minum yang layak. Begitupun sebaliknya, untuk mendapatkan air minum yang aman diperlukan upaya pengelolaan sanitasi yang baik. Untuk meningkatkan kondisi layanan sanitasi dan air minum di Indonesia, diharapkan kepada kepala daerah sebagai pemangku jabatan tertinggi memegang peranan penting dalam pelaksanaan program pembangunan air minum dan sanitasi.

Kegiatan ini menjadi ajang pembelajaran horizontal untuk mengetahui terobosan dan praktek terbaik yang diperlukan untuk mempercepat pembangunan air minum dan sanitasi. Selama acara itu, turut juga dimeriahkan dengan dua agenda besar, yakni konfrensi dan festival. Konfrensi diisi oleh sesi-sesi parallel yang terkait air minum dan sani-

tasi dengan narasumber dari Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Wakil Menteri Kesehatan, Wakil Menteri Keuangan, Mission Director USAID, Acting Head of AusAID dan Country Representatif UNICEF. Disamping penganugrahan penghargaan AMPL Award untuk para pegiat pembangunan air minum dan sanitasi di berbagai lapisan masyara-

FOTO | SUARA UMUM ACEH | ZAINUDDIN

Kepala BPSPAM Regional Aceh, Drs. Azhari, MM.Ak saat Evaluasi Teknis di Water Intake (Catcment Area) milik PDAM Tirta Tamiang, Kabupaten Aceh Tamiang.


SUARA INOVASI

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 06 - TAHUN 1 - NOVEMBER 2013

kat. Kepala BP SPAM Regional Aceh, Azhari Ali, berkesempatan menyampaikan tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum di Provinsi Aceh dan skala prioritas program BP SPAM dalam upaya untuk mengoptimalkan kinerja Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA) yang idle capacity dan yang tidak berfungsi. Hal itu disampaikan langsung kepada Wakil Menteri Pekerjaan Umum RI, DR. A. Hermanto Dardak, didampingi Direktur Pengembangan Air Minum Ditjen Cipta Karya Kementerian PU Bapak Ir. Danny Sutjiono. Selain itu, guna meningkatkan kesadaran semua pihak untuk memprioritaskan pembangunan air minum dan sanitasi, festival juga diisi dengan kegiatan “One Giant Booth”, yang didukung mitra kerja AMPL (AusAID, WSP-World Bank, USAID, WHO, UNICEF). Diantara seribu satu masalah yang menggorogoti Indonesia, salah satu masalah kesehatan dasar termasuk di dalamnya, yaitu sanitasi dan air bersih. Mendapati fakta bahwa kondisi air minum Indonesia masih kalah jika dibandingkan Timor Leste yang baru diresmikan pada 1999 dan memiliki jangkauan yang rendah di asia tenggara, serta sanitasi yang masih buruk bila dibandingkan dengan negara Vietnam dan Myanmar yang ditunjukkan dengan sistem pengelolaan limbah terpusat atau instalasi pengelolaan air limbah masih jauh dari harapan kembali menantang Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) Nasional untuk berpikir lebih keras demi tercapainya sanitasi dan air minum yang sesuai standar. Untuk memperluas komitmen pembangunan air minum dan sanitasi di Indonesia dan meningkatkan

kesadaran masyarakat mengenai pentingnya sanitasi dan air minum untuk kesehatan. Pokja AMPL kembali menggelar Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) yang diadakan pada 29-31 Oktober 2013 di Balai Kartini, Jakarta. Tema dari konferensi ini adalah “Sanitasi dan Air Minum untuk Indonesia Lebih Sehat: Bangun Sanitasi, Jangkau Air Minum”. Tahun 2013 agaknya menjadi tahun yang penting bagi KSAN mengingat tahun ini merupakan tengah tahun periode pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 dan 2 (dua) tahun menuju tahun akhir pencapaian komitmen Indonesia terhadap Millenium Development Goals (MDGs). Sehingga segala capaian Indonesia dalam masalah pembangunannasional dapat ditelah dan ditata kembali, dalam hal ini termasuk sanitasi dan air minum. Maka target pencapaian tentang sanitasi dan air minum dapat lebih terlihat melalui KSAN 2013 ini. Apalagi berdasarkan data Badan Pusat Statistik dan Kementerian Pekerjaan Umum 2013, dari 62,41% target yang diamanatkan dalam MDGs 2015 baru sebanyak 57,35% penduduk yang memiliki akses terhadap sanitasi layak dan pada pencapaian layanan air minum, capaian yang ada saat ini adalah sebesar 58,05% dari target sebesar 68,87%. Maka keadaan itu telah membuat Indonesia mengalami kerugian ekonomi sebesar Rp. 56 Trilyun setiap tahunnya atau setara dengan 2,3% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) atau setara dengan 25% anggaran pendidikan nasional yang dianggarkan per tahun atau setara dengan biaya untuk menyediakan 12-15 juta toilet yang layak. Data dari

5

FOTO | SUARA UMUM ACEH | ZAINUDDIN

Kepala Badan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPSPAM) Regional Aceh, Drs. Azhari, MM.Ak saat memerima penghargaan.

Water Sanitation Program (WSP)World Bank tahun 2008 menunjukkan bahwa kondisi sanitasi yang buruk mengakibatkan kerugian sebesar Rp. 1,4 triliun di sektor pariwisata

FOTO | SUARA UMUM ACEH | ZAINUDDIN

Kepala Badan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPSPAM) Regional Aceh, Drs. Azhari, MM.Ak saat kunjungan lapangan di tempat Pengeboran Sumur Bor di Komplek Neuheun, Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar.

dan sebesar Rp. 29 triliun di sektor kesehatan. Selain itu, sanitasi buruk juga berdampak pada tingginya angka kejadian penyakit diare dan gizi buruk. Dari hasil survei yang sama, diare akibat sanitasi dan air minum buruk menyebabkan kematian anak sebanyak 1,4 juta jiwa per tahun. Menghadapai kenyataan tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum Melalui Pokja AMPL Nasional, sejumlah program dikoordinasikan secara strategi.salah satunya menyusun strategi yang tepat untuk menyediakan air minum yang berkelanjutan akibat dari meningkatnya pertumbuhan penduduk, urbanisasi, dan perubahan iklim melalui konsep Water Safety Plan (WSP) atau Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM) yang dikembangkan oleh WHO. RPAM adalah pengendalian kualitas pelayanan air minum dari hulu hingga hilir dengan melihat dari hasil proses manajemen resiko. Konsep tersebut merupakan strategi pengamanan air minum yang dapat menjamin penyediaan air minum yang berkelanjutan, yang melibatkan sektor sanitasi dalam rangka perlindungan sumber air bersih. n TEKS DAN FOTO: ZAINUDDIN/IST


6

SUARA UMUM ACEH

SUARA INOVASI EDISI NO. 06 - TAHUN 1 - NOVEMBER 2013

FOTO | SUARA UMUM ACEH | ZAINUDDIN

Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP-LUH) Aceh Drs. H.Hasanuddin Darjo, MM saat seremonial pelepasan peserta Magang Lembang dalam rangka peningkatan kapasitas penyuluh kepulauan terpencil tahun 2013.

Revolusi Hijau Lewat Penyuluhan Pertanian

Ketika revolusi hijau (green revolution) dikenalkan awal 1970-an dan berkembang hingga terbukti ampuh dengan pencapaian swasembada beras nasional tahun 1984, penyuluhan pertanian banyak disebut sebagai salah satu kunci kisah sukses tersebut. Kini hampir seperempat abad setelah even tersebut, nampaknya menjadi momen yang penting untuk melihat kembali eksistensi dan kondisi terkini atas penyuluhan pertanian. Penyuluhan pertanian secara umum dipahami sebagai kegiatan menyebarluaskan informasi pertanian serta membimbing usahatani terhadap petani. Dinamika perjalanan penyuluhan pertanian bergerak sejalan dengan dinamika sosial, politik dan ekonomi nasional. Ketika kebijakan nasional memberi prioritas yang tinggi pada pembangunan pertanian maka aktivitas penyuluhan berkembang dengan sangat dinamis, dan sebaliknya ketika prioritas pembangunan pertanian tidak menjadi agenda utama maka penyuluhan pertanian mengalami masa suram dan stagnasi.

Kejayaan Masa Lalu Terlepas dari kontraversi dampak revolusi hijau terhadap aspek sosial, ekonomi dan lingkungan sumber daya, fakta sejarah telah mencatat masa kejayaan penyuluhan pertanian dalam mensukseskan program swasembada pangan. Berbagai dokumentasi badan internasional maupun nasional mencatat prestasi gemilang atas peran penting penyuluhan pertanian. Sejak awal tahun 1970-an para petugas penyuluh dalam berbagai level dibawah program bimbingan missal (BIMAS) bahu membahu memberikan bimbingan teknis (know-how) kepada

petani untuk mempraktekan budidaya padi terpadu yang dikenal dengan “panca usaha tani�. Dengan dukungan politik dan finansial yang baik, penyuluh dapat menjalankan fungsinya dengan lancar. Sistim penyuluhan latihan dan kunjungan (training and visit) yang diadopsi dari model Bank Dunia-FAO dapat dikembangkan dengan efektif. Penyuluhan pertanian yang sistematis tersebut merupakan salah satu faktor penentu kesuksesan menggenjot produkivitas padi. Sebelum introduksi revolusi hijau, produktivitas padi hanya berkisar pada 1-2 ton/ha. Penggunaan sarana produksi dan sistim budidaya padi modern telah mampu meningkatkan produktivitas padi menjadi 2-4 ton/ha. Setelah pencapaian swasembada beras, prioritas pembangunan nasional nampaknya tidak lagi perpihak pada pertanian. Dalam dokumen kebijakan pembangunan, setelah tahapan prioritas pembangunan pertanian, dilanjutkan dengan pembangunan industri yang berbasis pertanian. Dalam prak-

teknya, hal itu tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Industri-industri yang dikembangkan tidak berkaitan sama sekali dengan pertanian. Sudah bisa diduga bahwa pembangunan pertanian mengalami stagnasi bahkan kemunduran yang luar biasa. Terkait dengan penyuluhan pertanian, sistem kelembagaan dan sistem tata kerjanya juga mengalami perubahan dengan pola yang tidak jelas. Afiliasi kelembagaan serta tuntutan kompetensi penyuluh juga berubah dengan arah yang tidak berpola. Ketika masa revolusi hijau penyuluh di lapangan yang langsung bersentuhan dengan petani memiliki homebase di Balai Penyuluhan Pertanian/BPP yang ada di setiap kecamatan, namun sejak tahun 1990-an kelembagaan menjadi tidak jelas bahkan banyak yang dibubarkan. Dalam hal kompetensi penyuluh, orientasi berubah-ubah dari tuntutan kompetensi tunggal misalnya tanaman pangan (monovalen) menjadi kompetensi plural (polivalen). Setelah beberapa waktu, tuntutan kompetensi juga dikembalikan lagi ke monovalen.


SUARA INOVASI

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 06 - TAHUN 1 - NOVEMBER 2013

7

Hal ini membingungkan penyuluh di lapangan. Implementasi UU Otonomi Daerah juga semakin membuat penyuluhan pertanian menjadi tidak pasti baik dalam afiliasi kelembagaan maupun personalianya. Meskipun salah satu hal ideal yang ingin dicapai dengan otonomi daerah adalah mendekatkan pelayanan kepada khalayak sesuai dengan kondisi lokal, namun dalam prakteknya masih jauh dari harapan. Bagi daerah dimana kepala daerah dan politisi lokalnya memiliki perhatian besar pada pembangunan pertanian maka pembangunan dan penyuluhan pertanian berkembang pesat. Namun sebaliknya, cukup banyak kepala daerah dan politisi lokal yang tidak memandang penting atas pembangunan pertanian, akibatnya kedudukan penyuluhan pertanian menjadi tidak jelas bahkan banyak yang dibubarkan. Revitalisasi Penyuluhan Masa-masa suram pembangunan pertanian dan lebih khusus lagi penyuluhan pertanian telah berdampak pada stagnasi produksi pertanian. Hal ini juga telah medorong pemerintah pusat dan DPR untuk merancang perundangan penyuluhan pertanian. Melalui pembahasan panjang dan melelahkan, pada Oktober 2006 telah diundangkan UU No.16/2006 tentang Sistim Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K). Salah satu amanat UU tersebut adalah pembentukan kelembagaan penyuluhan di berbagai level administrasi pemerintahan, selain itu pemerintah daerah harus berkontribusi terhadap pendanaan kelembagaan dan operasionalisasinya. Dalam prakteknya tidak mudah, interpretasi UU Otonomi Daerah yang memberi ruang besar bagi kepala daerah dan DPRD untuk mengatur kelembagaan daerah kadang-kadang mengabaikan dan tidak memberi ruang yang cukup atas amanat UU SP3K. Implementasi kebijakan penyuluhan yang lain adalah perekrutan petugas penyuluh bantu/kontrak yang ditagetkan mencapai 10.000 orang sampai dengan 2007. Langkah ini cukup membantu mengatasi persoalan kekurangan penyuluh lapangan di daerah akibat banyak petugas pensiun atau beralih lembaga dan profesi setelah otonomi daerah. Dalam banyak kasus, kinerja penyuluh bantu juga diragukan karena dengan status kontrak sebagian digunakan sebagai batu loncatan untuk mencari pekerjaan yang lebih permanen. Status tersebut

FOTO | SUARA UMUM ACEH | TARMIZI AGE

Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP-LUH) Aceh Drs. H.Hasanuddin Darjo, MM saat membagi-bagikan makanan khas Aceh kepada pengunjung Expo Nusantara di gedung JEC Jogjakarta.

mempengaruhi semangat dan kinerjanya di lapangan sehingga perlu ditinjau kembali. Tantangan Masa Depan Sejalan dengan perubahan global, dunia pertanian mengalami dinamika yang luar biasa. Model pendekatan lama dimana penyuluhan merupakan agen transfer teknologi dan informasi sudah tidak cukup. Tuntutan di lapangan semakin rumit sehingga jika penyuluhan pertanian sebagai penyedia public goods tidak bisa berperan dengan baik maka akan semakin ditinggalkan oleh penguna tradisionalnya. Pada saat ini penyuluh lapangan swasta yang juga merupakan pelayan teknis perusahaan sarana produksi nasional dan multinasional juga telah merambah ke desa-desa. Daram era baru pertanian, penyuluh lapangan dituntut untuk memiliki fungsi paling tidak dalam

tiga hal yaitu transfer teknologi (technology transfer), fasilitasi (facilitation) dan penasehat (advisory work). Untuk mendukung fungsi-fungsi tersebut, penyuluh pertanian lapangan mestinya juga menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Tema-tema penyuluhan juga bergeser tidak hanya sekedar peningkatan produksi namun menyesuaikan dengan isu global yang lain misalnya bagaimana menyiapkan petani dalam bertani untuk mengatasi persoalan perubahan iklim global dan perdagangan global. Petani perlu dikenalkan dengan sarana produksi yang memiliki daya adaptasi tinggi terhadap goncangan iklim, selain itu teknik bertani yang ramah lingkungan, hemat air serta tahan terhadap cekaman suhu tinggi nampaknya akan menjadi tema penting bagi penyuluhan pertanian masa depan. n TEKS DAN FOTO: ZAINUDDIN/IST

FOTO | SUARA UMUM ACEH | ZAINUDDIN

Para peserta saat seremonial pelepasan peserta Magang Lembang dalam rangka peningkatan kapasitas penyuluh kepulauan terpencil tahun 2013.


8

SUARA UMUM ACEH

SUARA UTAMA EDISI NO. 06 - TAHUN 1 - NOVEMBER 2013

FOTO | SUARA UMUM ACEH | ZAINUDDIN/IST

Kontingen Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Aceh saat mengikuti Pekan Olah Raga dan Kesenian Rehabilitan Mental (Porkesremen) dan Jambore Kesehatan Jiwa III tahun 2013 yang berlangsung di RSJ dr Radjiman Malang, Jawa Timur, tanggal 2 – 5 Oktober 2013 lalu.

Rehabilitan RSJ Aceh Raih Prestasi Porkesremen

Fakhri, di masa mudanya, ketika sehat jiwanya tidak pernah naik pesawat. Kini sebagai rehabilitan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Aceh, tiga kali ia sudah terbang ke luar Aceh, untuk sebuah tujuan berkompetisi dalam ajang Porkesremen. Tahun ini ia juga mengikuti Pekan Olah Raga dan Kesenian Rehabilitan Mental dan Jambore Kesehatan Jiwa III tahun 2013 ini yang berlangsung di RSJ dr Radjiman Malang.

Ia memang pernah berprestasi di bidang olahraga, bahkan pernah menjuarai adu panco tingkat provinsi, dan malangnya kekecewawaannya yang luar biasa dalam mencapai prestasi itu justru yang menyebabkan kondisi mentalnya terganggu. Menurut Kepala Seksi Kesehatan Jiwa Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Aceh, Dr. Syahrial, S.Kj, setelah menjuarai adu panco se Aceh, Fakhri dijanjikan akan dibawa ke tingkat nasional untuk berkompetisi di ajang yang sama. Namun impiannya itu tak pernah terwujud. Hingga suatu saat ia prustasi berujung pada gangguan mental dan terpaksa menjalani rahabilitasi di RSJ Aceh. Kebutuhan dan dorongan untuk berprestasi yang muncul dalam keinginan untuk sukses mengerjakan sesuatu atau lainnya terkadang dapat mempengaruhi kejiwaan seseorang yang akhirnya menjurus pada gangguan jiwa. Tekanan dari perasaan rendah diri (infioryty complex) yang berlebih-lebihan yang menimbulkan rendah diri adalah kegagalan di dalam mencapai superioritas di dalam kehidupannya. Kegagalan yang terus-menerus ini akan menyebabkan kecemasan dan ketegangan emosi. Begitulah kira-kira pengalaman

DR. SYAHRIAL, S.KJ

Kepala Seksi Kesehatan Jiwa RSJ Aceh

masa lalu yang dialami atlet panco berprestasi tersebut. Namun berkat binaan dan rehabilitasi yang dijalaninya di RSJ Aceh, kini impian Fakhri untuk sukses sebagai olahragawan berprestasi terwujud sudah, bahkan lebih dari sebelumnya. Jika sebelumnya ia hanya atlet adu panco, kini ia berhasil menyabet juara tiga tenis meja tunggal putra pada Pekan


SUARA UTAMA

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 06 - TAHUN 1 - NOVEMBER 2013

Olah Raga dan Kesenian Rehabilitan Mental (Porkesremen) yang berlangsung di RSJ dr Radjiman Malang, Jawa Timur. Kala itu Fakhri meraih juara tiga setelah mengalahkan perserta dari Kontingen Kalimantan Timur dengan skor 3-0. Dr. Syahrial, S.Kj yang juga dipercayakan sebagai ketua kontingen RSJ Aceh itu mengatakan bahwa Fakhri memang berbakat. Selain dapat menggeluti beberapa cabang olahraga, ia juga pandai menyanyi, terutama lagu dangdud. Pada masa pemerintah Aceh dipegang Irwandi Yusuf, ia pernah mendapat bantuan sekitar 5 juta rupiah. “Mungkin ketika itu dia senang dan saya melihat dia bernyanyi dengan suara merdu. Pada saat jamboree yang pertama kali di Bogor, saya langsung teringat dia, sepertinya dia berbakat untuk ikut jamboree,” lanjut Syahrial. Dengan kepribadian Fakhri yang sangat mandiri, menguatkan tekat pihak RSJ Aceh untuk membawanya untuk ikut jamboree. Sepanjang perjalanan dari Banda Aceh menuju Malang, dr. Syahrial terus memberikan dia semangat dan pengertian. “Inilah yang diberikan Allah, dalam kesempitan ada kelapangan, kesempitan adalah dengan kamu adanya masalah kejiwaaan, kelapangannya kamu bisa jalan-jalan naik pesawat ke Pulau Jawa,” ujar Syahrial. Perjalanan Fakhri bersama kontingen RSJ Aceh tersebut adalah sebuah perjalanan untuk tujuan yang sama mengikuti perlombaan di bidang olahraga. Mungkin itulah saatnya menjemput asa yang tertunda bagi Fakhri. Porkesremen 2013 yang berlangsung di RSJ dr Radjiman Malang ini adalah Porkesremen ketiga yang diikutinya bermacam-macam cabang olahraga dan kesenian diperlombakan. Hari pertama memperlombakan Cabang Olahraga Bulu Tangkis, Bola Volley, Catur, Tenis Meja,Baca Qur’an dan Rehab Idol yang terkhusus memperlombakan seni tari dan seni suara.

FOTO | SUARA UMUM ACEH | ZAINUDDIN

Kepala Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) RSJ Aceh, dr Amren Rahim, M. Kes saat menerima wartawan Suara Umum Aceh.

tasi se Indonesia dengan jumlah peserta 560 orang yang memperebutkan piala bergilir Prof. Kusumanto (Bapak Psikiatri Indonesia). Kegiatan Porkesremen dan Jambore Keswa III yang dihelat selama 4 hari, mulai tanggal 2-5 Oktober 2013 ini mengusung tema “Mental Health in Older Adults” atau Melintasi Usia dengan Jiwa Sehat. Dengan diisi dengan beragam acara olah raga,perlombaan

FOTO | SUARA UMUM ACEH | ZAINUDDIN/IST

Kontingen Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Aceh saat mengikuti Pekan Olah Raga dan Kesenian Rehabilitan Mental (Porkesremen) dan Jambore Kesehatan Jiwa III tahun 2013 yang berlangsung di RSJ dr Radjiman Malang, Jawa Timur.

Fakir dan empat orang rekananya dari RSJ Aceh adalah salah satu peserta Porkesremen dari 30 Kontingen dari seluruh wilayah Indonesia. Dirjen Bina Upaya Kesehatan Kemenkes RI membuka secara resmi Porkesremen dan Jambore Kesehatan Jiwa III pada tanggal 3 Oktober 2013. Acara tersebut juga dihadiri Gubernur Jawa Timur yang diwakili Sekda dan Bupati Malang. Pembukaan berlangsung sangat meriah dengan adanya defile dan pawai kontingen dari 29 RSJ/RSKO, Panti Rehabili-

9

yang dikhususkan bagi rehabilitan, outbound bagi rehabilitan dan pendamping, pengembangan bakat rehabilitan, pameran hasil karya rehabilitan dan bazaar, lomba mengarang anggota Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI) serta berbagai workshops bagi pemerhati kesehatan jiwa dan Orang Dengan Masalah Kejiwaan (OMDK). Rangkaian kegiatan yang digelar bertujuan untuk menghormati hak-hak OMDK, memperluas pelayanan yang memadai dan mendekatkan akses bagi mer-

eka yang membutuhkan serta meningkatkan upaya kesehatan jiwa secara optimal, selain itu juga untuk meningkatkan kerjasama antar institusi pelayanan kesehatan jiwa di Indonesia. Meski cabang olahraga yang diikuti Fakhri berbeda, yaitu tenis meja tunggal putra, cukup bagi siapapun untuk mengakui bahwa ia hebat dan berprestasi, apalagi itu dibuktikan dengan medali peranggu yang dibawa pulang olehnya sebagai juara tiga. Padahal jika ditinjau dari fasilitas RSJ Aceh masih terbatas untuk menampung pasien sakit jiwa. Hal tersebut disampaikan Kepala BLUD RSJ Aceh, Dr Amren Rahim, M. Kes. Menurut dia, jumlah pasien jiwa yang berada di Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh dan Pusat Rehabilitasi Jiwa di Jantho, Aceh Besar, mencapai 700 orang. Sedangkan jumlah kapasitas tempat tidur hanya 340 unit. “Tempat yang ada terpaksa dimaksimalkan dulu,” ujar Amren. Lokasi RSJ Aceh di Lampriet seluas 4 hektare, sudah tidak bisa dikembangkan lagi. Sementara jumlah pasien rawat inap terus bertambah. Program pemindahan lokasi RSJ Aceh ke Kecamatan Kuta Malaka, Aceh Besar dengan luas lahan 25 hektare, kata Amren, sudah diprogramkan lima tahun lalu dan sudah dibebaskan oleh Pemerintah Aceh pada 2009 lalu. Namun, pembangunan fisiknya hingga saat ini belum dilakukan karena ketiadaan anggaran. “Untuk di RSJ Aceh sendiri, kita telah kembangkan beberapa program sebagai solusi mengatasi tingginya prevalensi gangguan jiwa,” tukasnya. Beberapa program yang akan dijalankan nantinya, tambah Amren adalah metode discard planning dan kis manager. “Program ini kami adopsi dari beberapa wilayah di Indonesia yang telah berhasil menjalankan program serupa,” paparnya. Ia mengharapkan, dengan akan berjalannya kedua program tersebut, nantinya persoalan gangguan jiwa di Aceh pelan-pelan dapat diatasi. “Kita pelan-pelan, dan terus kita coba apa yang terbaik,” tukasnya. Persoalan dana untuk pasien RSJ, sambungya, pihaknya tidak menemui hambatan dan kendala. “Untuk dana perobatan dan perawatan pasien RSJ tidak ada masalah, karena di Aceh adalah fasilitas Jaminan Kesehatan Aceh, Jaminan Kesehatan Nasional dan juga Jamkesmas,” tandasnya. n TEKS DAN FOTO: ZAINUDDIN/IST


10

SUARA UTAMA

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 06 - TAHUN 1 - NOVEMBER 2013

FOTO | SUARA UMUM ACEH | ZAINUDDIN

Bupati Aceh Besar Mukhlis Basyah, S.Sos, Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Aceh Ir. Razali Adami, M.P, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Aceh Besar Ir. Hasballaah M. Ali, MM, Jajaran Pemkab Aceh Besar usai acara penanaman jagung dalam rangka pencanangan program “Penumbuhan Kawasan Jagung Hibrida” di Gampong Meureu Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar.

Membangun Aceh Lewat Sektor Pertanian

Sejauh mata memandang, hamparan padang luas menggenangi tanah Aceh, terkucil dan sepi. Maka sejauh itu pula khayalan tentang buah-buah rupiah terjuntai-juntai dalam bayangan. Tanah Aceh yang luas, potensial, dan bermutu tinggi terbengkalai sia-sia bila tanpa sokongan dan dukungan pemerintah.

FOTO | SUARA UMUM ACEH | ZAINUDDIN

Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Aceh Ir. Razali Adami, M.P saat serah terima peralan pertaninan kepada warga setempat.

MAHFUM akan hal itu, Pemerintah Aceh tahun pada 2013 merogoh dana Otonomi Khusus (Otsus) untuk mengembangkan 500 hektar jagung di Kabupaten Aceh Besar dengan memberikan bantuan sarana produksi mulai dari benih jagung hingga biaya pengelolaanya. Area seluas 500 hektar tersebut terbagi dalam empat kecamatan, yaitu di Kecamatan Indrapuri seluas 100 hektar, Kecamatan Kuta Cot Glie seluas 200 hektar, Kecamatan Lembah Seulawah seluas 130 hektar, dan Kecamatan Montasik seluas 70 hektar. Tidak cukup sampai di situ, dukungan juga mengalir dari dana APBN untuk penanaman jagung seluas 300 hektar di Aceh Besar. Demi memacu semangat masyarakat petani untuk lebih giat lagi dalam mengembangkan usahausaha pertanian produktif yang memiliki nilai ekonomi tinggi dengan siklus produksi yang singkat, Bupati Aceh Besar Mukhlis Basyah, S.Sos, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh, Ir Razali Adami, MP dan beberapa petinggi lainnya bahkan turut berkecimpung dalam penanaman jagung hibrida di Gam-

pong Meureu, Kecamatan Indrapuri, Senin tanggal 28 oktober 2013 lalu. Mereka sumringah, serius, dan tentu saja nyeker. Pada “pesta” tanam jagung itu, diserahkan pula sejumlah bantuan untuk kelompok tani, seperti sarana produksi, handtractor, power thresher, mesin pompa air, kawat berduri, alat berburu babi, dan alat perontok biji jagung atau cultivator. “Kita memilih komoditi jagung hibrida karena jagung sampai saat ini masih mempunyai pangsa pasar yang cukup luas dengan harga jual yang menguntungkan. Di samping juga dalam rangka mendukung kebutuhan jagung pipil dalam negeri yang sampai saat ini masih diimpor serta mengingat kebutuhan yang semakin meningkat terutama untuk industri pakan ternak,” jelas Adun Mukhlis. Dalam numenklatur ekonomi tanaman pangan Indonesia, jagung merupakan komoditas penting kedua setelah padi atau beras. Akan tetapi, dengan berkembang pesatnya industri peternakan, jagung merupakan komponen utama (60%) dalam ransum pakan.


SUARA UTAMA

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 06 - TAHUN 1 - NOVEMBER 2013

Diperkirakan lebih dari 55% kebutuhan jagung dalam negeri digunakan untuk pakan, sedangkan untuk konsumsi pangan hanya sekitar 30%, dan selebihnya untuk kebutuhan industri lainnya dan bibit. Dengan demikian, peran jagung sebenarnya sudah berubah lebih sebagai bahan baku industri dibanding sebagai bahan pangan. Geografi komoditas jagung juga mengalami pergeseran. Pada saat masih berstatus sebagai komoditas pangan, daerah penyebaran jagung didominasi oleh Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur. Perubahan pola permintaan jagung juga mendorong perubahan adopsi teknologi benih. Mulai awal tahun 1990-an, industi benih jagung hibrida berkembang pesat yang diikuti oleh percepatan adopsi teknologi jagung hibrida. Percepatan adopsi ini terkait dengan promosi dan penyuluhan yang dilakukan oleh industri benih jagung hibrida. Diperkirakan luas areal tanam jagung hibrida lebih 30% dari total areal pertanaman jagung di Indonesia. Penyebaran jagung lokal diperkirakan kurang dari 25% yang mayoritas ditanam di Madura (Jawa Timur), Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan. Semula, pada saat permintaan jagung didominasi oleh jagung konsumsi, jagung umumnya diusahakan pada lahan kering, terutama pada musim hujan. Dengan berkembangnya adopsi teknologi maka areal pertanaman jagung menyebar ke lahan sawah beririgasi, terutama di Jawa Timur, Lampung, dan Sumatera Utara. Permintaan jagung akan sangat dinamis, terkait dengan meningkatnya harga minyak bumi. Permintaan jagung untuk energi alternatif, bahan baku industri pakan, dan industri makanan akan terus meningkat di masa mendatang. Perubahan pola permintaan jagung ke depan perlu dijadikan acuan dalam penentuan kebijakan ketahanan pangan di Indonesia dan negara berkembang lainnya. Sehingga dengan potensi yang dimiliki Kabupaten Aceh Besar maka tepat bila dikatakan pertanian jagung nantinya akan dapat membangun Aceh. Bahkan Pada tahun-tahun mendatang, Pemkab Aceh Besar akan terus berupaya mengembangkan komoditi jagung hibrida melalui program “Penumbuhan Kawasan Jagung Hibrida” dalam meningkatkan

11

FOTO | SUARA UMUM ACEH | ZAINUDDIN

Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Aceh Ir. Razali Adami, M.P dan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Aceh Besar Ir. Hasballaah M. Ali MM, usai acara penanaman jagung dalam rangka pencanangan program “Penumbuhan Kawasan Jagung Hibrida” di Gampong Meureu Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar.

pendapatan per kapita petani dengan memanfaatkan lahan kering dan lahan marginal yang masih kosong di wilayah Aceh Besar. Menurut Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh, Ir Razali Adami, MP, Pemerintah Aceh sangat serius untuk membangun sektor pertanian karena sebagian besar masyarakat Aceh menggantungkan hidup di sektor pertanian. Namun masalahnya mengenai pengembangkan komoditi jagung hybrida ini, agaknya masyarakat Aceh Besar masih ragu-ragu. Padahal pada faktanya Jagung hibrida jika mampu dibudidayakan dengan baik akan mempunyai prospek sangat menguntungkan, dengan produktivitas ratarata mencapai 10 ton/hektar dan harga jual jagung

pipil di tingkat lokal Rp 3.000/Kg, maka untuk luas penanaman 1 hektar petani akan mendapat pendapatan kotor Rp 30 juta. Ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan usaha tani padi yang hanya mendapat hasil kotor Rp 24 juta/hektar. “Untuk itu, kita harus memacu kerja keras guna mendorong semangat kerja petani Aceh Besar yang tergolong masih ragu-ragu untuk mengembangkan komoditi jagung hybrida dibandingkan dengan para petani di kabupaten lain seperti Aceh Tenggara yang sudah sangat familiar dengan jagung jenis hibrida ini,” tandas Razali Adami. n TEKS DAN FOTO: ZAINUDDIN

FOTO | SUARA UMUM ACEH | ZAINUDDIN

Bupati Aceh Besar Mukhlis Basyah S, Sos, Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Aceh Ir. Razali Adami, M.P, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Aceh Besar Ir Hasballaah M Ali MM, dan Jajaran Pemkab Aceh Besar saat penanaman jagung dalam rangka pencanangan program “Penumbuhan Kawasan Jagung Hibrida” di Gampong Meureu, Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar.


12

LENSA UMUM

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 06 - TAHUN 1 - NOVEMBER 2013

Kontingen RSJ Aceh saat Jamboree Pekan Olah Raga dan Kesenian Rehabilitan Mental (Porkesremen) 2013 di RSJ Dr Radjiman Lawang, Malang, Jawa Timur.


LENSA UMUM EDISI NO. 06 - TAHUN 1 - NOVEMBER 2013

Pencanangan program “Penumbuhan Kawasan Jagung Hibrida� dalam rangka meningkatkan pendapatan per kapita para petani dengan memanfaatkan lahan-lahan kering dan lahan marginal yang masih kosong yang tersebar di seluruh wilayah Aceh Besar.

SUARA UMUM ACEH

13


14

SUARA UMUM ACEH

SUARA KUTA EDISI NO. 06 - TAHUN 1 - NOVEMBER 2013

FOTO | SUARA UMUM ACEH | ZAINUDDIN

Satu unit Sepeda Motor dengan plat modifikasi bertuliskan SINAGA terjaring razia di kawasan Jalan Soekarno-Hatta, Kabupaten Aceh Besar.

Plat Sinaga Tersandung Razia

Setiap pengguna kendaraan yang melakukan pelanggaran akan ditilang dan surat kendaraan atau SIM baru dikembalikan setelah membayar denda di Pengadilan Negeri masing-masing kabupaten/kota. Pelanggaran berlalu lintas sering terjadi di jalan raya, namun sebagian pelanggaran itu karena lupa atau kurangnya kehati-hatian. Tapi sebagian lagi dengan tujuan yang tak jelas sengaja melanggar, salah satu diantara mereka adalah seorang pelajar yang melintasi Jalan Soekarno-Hatta, tepatnya di kawasan Lambaro, Kabupaten Aceh Besar. “Ini benar-benar pelanggaran,” ucap salah serorang dari petugas di lokasi razia. Sepeda motor yang dikendarai pelajar itu bernopol SINAGA dan ia pun ditilang di tempat. Menurut Kapolresta Banda Aceh, Kombespol. Moffan, MK melalui Kasat Lantas Polresta Banda Aceh, AKP Andi Kirana bila plat nomor kendaraan bermotor yang tidak sesuai dengan

STNK, maka kendaraan tersebut harus di tilang, dan biasakan dalam berkendara untuk selalu membawa perlengkapan berkendaraan demi kelancaran dalam perjalanan sehari-hari. “Kedisiplinan berkendaraan mencerminkan sikap seseorang yang mempunyai rasa tanggung jawab moral terhadap pribadinya sendiri. Karena undangundang jelas mengatur tata cara berlalu lintas,” jelas Andi Kirana. Sesuai jadwal yang ditentukan, memang sejak Rabu tanggal 23 oktober sampai 23 November 2013 atau selama sebulan penuh, Polisi dari jajaran Satuan Lalu Lintas Polda Aceh melakukan razia kendaraan. Razia atas perintah Kapolda Aceh, Irjen Pol Herman Effendi tersebut bertujuan untuk menegakkan kedisiplinan di jalan raya

dan mengurangi angka kecelakaan lalu lintas yang akhir-akhir ini semakin meningkat setiap tahun. Selain itu razia tersebut juga sebagai salah satu upaya sosialisasi berlalu lintas yang baik dan benar sesuai dengan aturan yang berlaku. Setiap kendaraan atau pengguna kendaraan yang melakukan pelanggaran, akan ditilang dan surat kendaraan atau SIM baru dikembalikan setelah membayar denda di Pengadilan Negeri (PN) masing-masing kabupaten/kota. Direktur Lalu lintas (Dirlantas) Polda Aceh, Kombes. Pol. Indra Gautama, M.Si menyebutkan, target utama razia simpatik dan humanis ini adalah pengguna Sepeda Motor (Sepmor), seperti tidak mengenakan helm, menerobos lampu merah, melaju dengan kecepatan tinggi, berbocengan melebihi dua orang, pengemudi belum cukup umur, kendaraan menggunakan lampu rem menyilaukan, dan lain-lain. Mengenai lokasi titik razia yang juga merupakan praoperasi cipta

AKP. ANDI KIRANA

Kasat Lantas Polresta Banda Aceh

kondisi menjelang tahun baru, Dirlantas Polda Aceh Kombes Pol Indra Gautama MSi merahasiakannya. Oleh karena itu tidak ada cara mengelak kena tilang selain mematuhi keselamatan berlalu lintas. n TEKS DAN FOTO: ZAINUDDIN


SUARA KUTA

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 06 - TAHUN 1 - NOVEMBER 2013

15

FOTO | SUARA UMUM ACEH | ZAINUDDIN

Illiza Saaduddin Djamal, Yudi Kurnia, dan Edi Aryansyah dalam rapat di DPRK Banda Aceh.

Tahun 2014, Banda Aceh Maksimalkan Pelayanan Publik

Waktu mengalir seperti air mengalir disungai, tenpa terasa tahun 2013 hampir meninggalkan kita semua, hanya 62 hari lagi kita sudah memasuki tahun baru 2014 yang sudah di ambang pintu, kinerja pemerintah kota Banda Aceh juga segera diusulkan dan disampaikan oleh legislatif. Pembahasan qanun pendapatan belanja APBK kota Banda Aceh harus segera di usulkan, untuk kemudian diproses dan dibahas oleh legislatif melalui badan anggaran dewan bersama tim anggaran pemerintah Kota Banda Aceh dan nanti akan disetujui menjadi Qanun APBK tahun 2014. Dalam sidang dewan penyerahan Qanun APBK tersebut yang di ketuai oleh wakil ketua DPRK Banda Aceh, Edi Aryansyah dan turut dihadiri seluruh anggota DPRK, sedangkan walikota dan wakil walikota di wakili oleh sekda untuk membacakan draf rancangan Qanun APBK tahun anggaran 2014, dan acara sidang tersebut berjalan khidmat sampai selesai. Pembacaan naskah rencana pendapatan yang dituangkan dalam APBK merupakan pikiran yang sudah terukur, serta memiliki kepastiang hukum yang berlaku dan penerimanya memperhatikan kondisi perekonomian yang terjadi selama ini, dan pertumbuhan ekonomi dan realisasi penerimaan PAD dan ketentuan

dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kebijakan penerimaan PAD tentunya tidak memberatkan masyarakat dan dunia usaha, sehingga target yang ditetapkan benar benar dapat di capai dan dipertanggung jawabkan oleh pemerintah kota Banda Aceh dan pada tahun anggaran 2013 pemerintah kota Banda Aceh telah melakukan assessment terhadap potensi PAD yang ada diKota Banda Aceh. Hasil pelaksanaan assessment tersebut pada tahun anggaran 2013 diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam merencanakan pendapatan asli Daerah Kota Bnada Aceh untuk tahun anggaran 2014 nanti. Pada tahun 2014 pemerintah kota Banda Aceh akan berupaya untuk memaksimalkan kualitas pelayanan publik, meningkatkan kinerja dan prfesionalisme aparatur, serta peningkatan kesejahteraan pegawai melalui penerapan E-kinerja yang akan dilaksanakan secara menyeluruh di seluruh SKPD. Di samping itu Walikota Banda

Aceh dalam pidatonya yang diwakili oleh Sekda menyampaikan program dan kegiatan pemerintah kota Banda Aceh pada tahun 2014 akan lebih fokus kepada peningkatan kualitas dan pengamalan nilai nilai Syari’at melalui kegiatan Sosialisasi yang lebih intensif. Pengalokasikan belanja dan memdukung program diniyah bagi sekolah tingkat pertama sampai ketingkat menengah atas, dan memberdayakan kembali meunasah tempat pengajian serta operasional pengawasan yang menyeluruh dan terpadu sehingga terwujut Banda Aceh bisa terjadi Kota Madani. Pemerintah Kota Banda Aceh juga menitipkan prioritas-prioritas pembangunan pada peningkatan pelayanan yang menunjang pariwisata, peningkatan perekonomian masyarakat, peningkatan inprasuktur perkotaan, peningkatan mutu pendidikan, dan keamanan. Meningkatnya belanja tahun anggaran 2014 di harapkan menjadi fenomena yang menguntungkan bagi perekonomian masyarakat, dan anggaran pada tahun depan Rp.1.086.162.087.533 ini sudah nyata dibandingkan tahun anggaran 2013 hanya Rp.1.00.186.402.114, atau naik 10,16% pada tahun 2014 nanti. Peningkatan kenaikan belanja tersebut terjadi pada belanja tidak lansung yang direncanakan pada tahun anggaran 2014 mancapai Rp.

574.551.692.844 disinilah menjadi peningkatan menjadi Rp.6.055.768.808 dan naik 1,07% dari belanja tidak lansung yang ditetapkan tahun anggaran 2013 hanya Rp.568.495.924.036, peningkatan ini hanya penyesuayan dana tunjangan profesi guru. Sedangkan belanja lansung pemerintah Kota Banda Aceh pada tahun anggaran 2014 direncanakan Rp.511.610.394.689, ini menjadi peningkatan sebesar Rp.94.130.633.306, bisa dibilang naik 22,55% dari belanja lansung yang ditetapkan pada tahun anggaran 2013 hanya Rp. 417.479.761.383, kenaikan tersebut disebabkan ada belanja akan melaksanakan program Otsus. Rancangan Qanun APBK tahun 2014 tersebut belum termasuk kenaikan Gaji pegawai sebesar 6% yang telah disampaikan oleh bapak Peresiden RI dalam pidato kenegarannya pada penyampaian RAPBN tahun anggaran 2014 dan masih banyak program dan kegiatan yang belum tertampung. Peningkatan dana perimbangan dari pemerintah pusat untuk tahun 2014 sehingga dapat mengakomodir seluruh program dan kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun anggaran 2014, semoga anggaran tersebut tepat sasaran dan bisa dipertanggungjawabkan di akhir tahun nanti. n TEKS DAN FOTO: ZAINUDDIN


16

SUARA UMUM ACEH

SUARA GAMPONG EDISI NO. 06 - TAHUN 1 - NOVEMBER 2013

Jembatan penghubung antara Teluk Nibung dan Pulau Balai di Kecamatan Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil.

FOTO | SUARA UMUM ACEH | ZAINUDDIN

Jembatan Impian Warga Pulau Banyak Terbengkalai

Tiang Jembatan penghubung Wilayah Teluk Nibung dan Pulau Balai masih berdiri kokoh. Sejak tahun 2008 hanya abutment saja yang terlihat, tanpa menunjukkan kelanjutannya. Jembatan sepanjang sekitar 150 meter yang sangat dirindukan kehadirannya, namun ia masih diam membisu sejak lima tahun lalu. Padahal miliyaran rupiah telah terserap untuk proyek tersebut. Wakil Bupati Singkil, Dulmusrid yang dihubungi wartawan Suara Umum Aceh melalui telepon seluler mengatakan bahwa pembangunan jembatan antar pulau tersebut sangat di harapkan oleh masyarakat Teluk Nibung dan Pulau Balai untuk segera dilanjutkan oleh pihak terkait. Keberadaan jembatan di Kecamatan Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil tersebut sangat penting untuk menghidupkan perekonomian masyarakat di sana, juga bagi pelajar dari Teluk Nibung yang bersekolah ke Pulau Balai setiap hari harus menaiki spead boat yang kecil. Pulau Balai yang merupakan Pusat Kota Kecamatan Pulau Banyak memiliki jumlah penduduk terbanyak yakni mencapai 1.432 jiwa. setiap minggunya pulau tersebut disinggahi

Kapal Teluk Singkil setelah menempuh jarak dari daratan Aceh Singkil selama tiga jam setengah. Salah satu tokoh masyarakat Teluk Nibung, Maswadi, mengharapkan kepedulian pemerintah provinsi dan kabupaten untuk memperhatikan warga setempat dalam pembangunan. “Kami juga bagian dari Aceh dan pulau ini sangat berpotensial dari segala aspek. Jika pemerintah mau memperhatikan maka terlalu banyak yang harus dikembangkan di Pulau Banyak seperti perikanan, agrowisata, panorama pantai yang sangat mempesona bagi wisatawan,” ungkap Mawardi. Hal senada juga diungkapkan Wakil Bupati Singkil Dulmusrid, menurutnya alam pulau banyak sangat menarik siapapun yang sudah melihatnya pasti

akan terkagum-kagum. “Maka kami sangat mengharapkan untuk dapat meningkatkan pembangunan di Pulau Banyak, salah satunya terkait proyek jembatan penghubung antar pulau di sana. Jika memang pemerintah provinsi ingin mensejahterakan masyarakat di sana, maka kami sangat mengharapkan pengerjaan jembatan tersebut dilanjutkan kembali,” harap Dulmusrid. Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf yang didampingi Karo Humas Sekda Aceh Nurdin F Joes membenarkan bahwa pembangunan di Pulau banyak memang sangan tertinggal terutama dalam hal infrastruktur. Menurut Wagub, sekitar 80 persen infrastruktur di Pulau Banyak tertinggal dari kecamatan lain di Aceh. Sebenarnya, wilayah Pulau Banyak dengan jarak tempuh sekitar empat jam dengan menggunakan Kapal Feri dari Kota Singkil itu merupakan salah satu kawasan wisata andalan di provinsi berpenduduk sekitar 5 juta jiwa tersebut. Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf juga menyatakan banyak infrastruktur di Pulau Banyak yang rusak setelah dibangun. Bahkan proyek yang

TGK. MUZAKIR MANAF WAKIL GUBERNUR ACEH

sedang dibangun kemudian rusak lagi. “Warga Pulau Banyak menyampaikan berbagai usulan pembangunan infrastruktur dalam pertemuan kami dengan tokoh masyarakat di pulau tersebut beberapa waktu lalu,” katanya menambahkan. n TEKS DAN FOTO: ZAINUDDIN


SUARA GAMPONG

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 06 - TAHUN 1 - NOVEMBER 2013

17

FOTO | SUARA UMUM ACEH | IST

Pembangunan Kawasan Industri Aceh (KIA) di Gampong Ladong, , Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar.

Aceh Besar Menuju Pusat Pengembangan Industri

Kabupaten Aceh Besar yang memiliki luas wilayah 2.974 km² memiliki potensi besar untuk mendukung pertumbuhan kawasan industri. Hal tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa Aceh Besar dengan 376.899 jiwa yang tersebar di 604 Gampong pada 23 Kecamatan, memiliki 4.584 unit usaha indutri kecil dan non formal yang bergerak bidang pangan, sandang, kimia, industri logam dan industri kecil. Ditambah dengan adanya dukungan Gubernur Aceh dr. Zaini Abdullah untuk pengembangan Kapet Bandar Aceh Darussalam sudah sangat besar. Khususnya di Gampong Ladong, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar memiliki kawasan industri strategis, karena berada di Jalan Nasional menuju Pelabuhan Malahayati di Teluk Krueng Raya. Aceh Besar sebagai Pusat Pengembangan Industri adalah upaya perwujudan Kawasan Pembangunan Ekonomi Terpadu (KAPET) Bandar Aceh Darus-

salam yang merupakan salah satu dari 12 KAPET di seluruh Indonesia. Luas wilayah KAPET Bandar Aceh Darussalam adalah 6.356,87 km² atau 10,89% dari luas Provinsi Aceh. KAPET adalah wilayah geografis dengan batas-batas tertentu yang memiliki potensi untuk cepat tumbuh dan mempunyai sektor unggulan yang dapat mengerakkan pertumbuhan ekonomi wilayah dan sekitarnya dan memerlukan dana investasi yang besar bagi pengembangannya. Penetapannya, lokasi dan Badan Pengelolanya dilakukan melalui Keputusan Presiden. Dasar Penetapan KAPET Bandar Aceh Darussalam adalah Surat Menteri Koordinator Perekonomian Republik Indonesia Nomor: S-271/M.EKON/10/2002 tanggal 21 Okober 2002, Surat Keputusan Gubernur Aceh Nomor: 193/388/2002 tanggal 25 Oktober 2002, tentang Penetapan Wilayah KAPET Bandar Aceh Darussalam, Keputusan Gubernur Aceh No-

mor: 193/297/2010 tanggal, 29 Juni 2010, tentang Penyesuaian Wilayah Kerja BP KAPET Bandar Aceh Darussalam. Agar terwujudnya Kawasan Pengembangan Ekonomi Ter-

padu (KAPET) Bandar Aceh Darussalam sebagai Penggerak Pertumbuhan Perekonomian di Provinsi Aceh. KAPET harus dapat memfasilitasi, memediasi dan mengkoordinasikan perencanaan

FOTO | SUARA UMUM ACEH | IST

Proyek KIA di Gampong Ladong, Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar.


18

SUARA GAMPONG

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 06 - TAHUN 1 - NOVEMBER 2013

pembangunan infrastruktur dalam kawasan untuk mendukung pengembangan investasi pada sektor sektor unggulan prioritas yang strategis antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi guna meningkatkan dan meratakan kesejahteraan masyarakat. Dengan adanya iklim investasi yang kondusif dan prospektif bagi para investor lokal maupun asing, kawasan industri yang representatif berbasis kepada sumber daya alam yang dimiliki sarana dan prasarana yang memadai, terutama untuk daerah-daerah sentra industri, akan memberikan kemudahan untuk berusaha di wilayah KAPET Bandar Aceh Darussalam dengan berbagai insentif melalui pengurusan satu atap, serta melakukan promosi di dalam dan luar negeri agar KAPET lebih dikenal oleh para pengusaha dan industriawan. Aceh Besar memiliki beberapa Program Sektor Unggulan untuk KAPET Bandar Aceh Darussalam yaitu Sektor Pertanian dan Perkebunan, Peternakan, Kelautan dan Perikanan, Pariwisata, Pertambangan dan Energi.

KAPET Bandar Aceh Darussalam mimiliki Program Prioritas yaitu Mempersiapkan Kawasan Industri dengan berbagai sarana dan prasarana penunjang. Persiapan kawasan industry tersebut telah dilakukan dengan membebaskan 50 hektare lahan untuk pertapakan pabrik membangun dan mengaspal jalan serta membangun pagar supaya memberikan rasa aman kepada investor yang ingin membangun pabriknya di kawasan itu. Namun masalahnya, meski fasilitas untuk pembangunan gedung perakitan berbagai produk industri dan makanan sudah disiapkan namun sampai kini belum ada investor yang membangun pabriknya. Pihak Kementerian Perindustrian Republik Indonesia menyatakan komitmen menjadikan Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar, sebagai salah satu daerah pengembangan kawasan industri. “Kami menilai, potensi Aceh Besar sangat besar untuk pengembangan kawasan industri. Semoga keinginan ini dapat terealisasi segera untuk mendukung kemajuan kabupaten ini,” ungkap Ir Chairil Purba MM, Kasubdit Industri Unggulan Provinsi Direk-

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN ACEH BESAR

torat Pengembangan Fasilitasi Keindustrian Wilayah I Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. Berbicara dalam workshop Laporan Antara (Semi Rampung) Kegiatan Perencanaan Pembangunan Pusat Inovasi Kawasan Industri Koridor Sumatera, di Hotel Hermes Palace Banda Aceh, 24 Oktober 2013, Chairil mengemukakan, saat ini pihaknya sedang melakukan kajian Perencanaan Pengembangan Pembangunan Pusat Inovasi Kawasan Industri. “Kawasan peruntukan industri, khususnya kawasan peruntukan industri besar adalah Kecamatan Mesjid Raya seluas 40,44 ha, meliputi Gampong Durung dan Ladong,” kata Chairil didampingi konsultan pusat, Adi Lelono. Pada acara yang diikuti para kepala dinas/ badan baik provinsi aceh dan Aceh Besar serta unsur Kapet, Chairil menjelaskan, kawasan Ladong merupakan kawasan bagian dari Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Aceh Darussalam. n TEKS DAN FOTO: ZAINUDDIN

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN ACEH BESAR

Mengucapkan Selamat dan Sukses Atas

Mengucapkan Selamat dan Sukses Atas

Pencapaian Gelar S.Sos

Pencapaian Gelar S.Sos

MUKHLIS BASYAH

MUKHLIS BASYAH

Pada Rapat Senat Terbuka Wisuda Sarjana 1 Perguruan Tinggi Al-Washliyah Banda Aceh di Auditorium Profesor Ali Hasjmy IAIN Ar-Raniry, Darussalam, Banda Aceh, 26 Oktober 2013.

Pada Rapat Senat Terbuka Wisuda Sarjana 1 Perguruan Tinggi Al-Washliyah Banda Aceh di Auditorium Profesor Ali Hasjmy IAIN Ar-Raniry, Darussalam, Banda Aceh, 26 Oktober 2013.

“Semoga Ilmu yang diperoleh dapat berguna bagi Agama, bangsa dan khususnya dalam membangun Aceh Besar yang lebih baik, maju & bermartabat serta diridhai Allah SWT”

“Semoga Ilmu yang diperoleh dapat berguna bagi Agama, bangsa dan khususnya dalam membangun Aceh Besar yang lebih baik, maju & bermartabat serta diridhai Allah SWT”

Bupati Aceh Besar

Bupati Aceh Besar

TTD

TTD

Drs. Surya Rayendra Kepala Dinas

Ir. H. Hasbalah, MM Kepala Dinas

DINAS BINA MARGA DAN CIPTA KARYA ACEH BESAR

DINAS PENGAIRAN KABUPATEN ACEH BESAR

Mengucapkan Selamat dan Sukses Atas

Mengucapkan Selamat dan Sukses Atas

Pencapaian Gelar S.Sos

Pencapaian Gelar S.Sos

MUKHLIS BASYAH Bupati Aceh Besar

MUKHLIS BASYAH Bupati Aceh Besar

Pada Rapat Senat Terbuka Wisuda Sarjana 1 Perguruan Tinggi Al-Washliyah Banda Aceh di Auditorium Profesor Ali Hasjmy IAIN Ar-Raniry, Darussalam, Banda Aceh, 26 Oktober 2013.

Pada Rapat Senat Terbuka Wisuda Sarjana 1 Perguruan Tinggi Al-Washliyah Banda Aceh di Auditorium Profesor Ali Hasjmy IAIN Ar-Raniry, Darussalam, Banda Aceh, 26 Oktober 2013.

“Semoga Ilmu yang diperoleh dapat berguna bagi Agama, bangsa dan khususnya dalam membangun Aceh Besar yang lebih baik, maju & bermartabat serta diridhai Allah SWT”

“Semoga Ilmu yang diperoleh dapat berguna bagi Agama, bangsa dan khususnya dalam membangun Aceh Besar yang lebih baik, maju & bermartabat serta diridhai Allah SWT”

TTD

TTD

Ir. Zuhairun Kepala Dinas

Ir. H. Azwar, MM Kepala Dinas


IKLAN

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 06 - TAHUN 1 - NOVEMBER 2013

19

PEMERINTAH ACEH Mengucapkan Selamat dan Sukses Atas Penganugerahan Tun Perak Kepada

dr. H. ZAINI ABDULLAH Gubernur Aceh

Oleh: Ketua Menteri Melaka, DATUK SERI IR. H IDRIS BIN HARUN Pada Acara Puncak Konvensyen Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) ke 14 di Hotel Hatten Melaka, Malaysia, Senin, 28 Oktober 2013

“Semoga terus dapat memperjuangkan kemajuan tamaddun Melayu dan Islam di Aceh” TTD

Drs. H. Dermawan, MM Sekretaris Daerah

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BESAR Mengucapkan Selamat dan Sukses Atas Pencapaian Gelar S.Sos

MUKHLIS BASYAH Bupati Aceh Besar

Pada Rapat Senat Terbuka Wisuda Sarjana 1 Perguruan Tinggi Al-Washliyah Banda Aceh, di Auditorium Profesor Ali Hasjmy IAIN Ar-Raniry, Darussalam, Banda Aceh, Tanggal 26 Oktober 2013. “Semoga Ilmu yang diperoleh dapat berguna bagi Agama, bangsa dan khususnya dalam membangun Aceh Besar menjadi lebih baik, maju dan bermartabat yang diridhai Allah SWT” TTD

Drs. H. Jailani Ahmad, MM Sekretaris Daerah

Drs. H. Syamsulrizal, M.Kes Wakil Bupati


20

IKLAN

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 06 - TAHUN 1 - NOVEMBER 2013

DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN ACEH Mengucapkan Selamat dan Sukses Atas PENGANUGERAHAN TUN PERAK KEPADA

dr. H. ZAINI ABDULLAH Gubernur Aceh

Oleh: Ketua Menteri Melaka, DATUK SERI IR. H IDRIS BIN HARUN Pada Acara Puncak Konvensyen Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) ke 14 di Hotel Hatten Melaka, Malaysia, Senin, 28 Oktober 2013 “Semoga terus dapat memperjuangkan kemajuan tamaddun Melayu dan Islam di Aceh”

BADAN PEMBINAAN PENDIDIKAN DAYAH ACEH Mengucapkan Selamat dan Sukses Atas PENGANUGERAHAN TUN PERAK KEPADA

dr. H. ZAINI ABDULLAH Gubernur Aceh

Oleh: Ketua Menteri Melaka, DATUK SERI IR. H IDRIS BIN HARUN Pada Acara Puncak Konvensyen Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) ke 14 di Hotel Hatten Melaka, Malaysia, Senin, 28 Oktober 2013 “Semoga terus dapat memperjuangkan kemajuan tamaddun Melayu dan Islam di Aceh”

TTD

TTD

Safwan, SE, M.Si Kepala Dinas

Drs Bustami Usman SH MSi Kepala Badan

BADAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM ACEH

DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH

Mengucapkan Selamat dan Sukses Atas

Mengucapkan Selamat dan Sukses Atas

PENGANUGERAHAN TUN PERAK

PENGANUGERAHAN TUN PERAK

KEPADA

KEPADA

dr. H. ZAINI ABDULLAH

dr. H. ZAINI ABDULLAH

Oleh: Ketua Menteri Melaka, DATUK SERI IR. H IDRIS BIN HARUN Pada Acara Puncak Konvensyen Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) ke 14 di Hotel Hatten Melaka, Malaysia, Senin, 28 Oktober 2013

Oleh: Ketua Menteri Melaka, DATUK SERI IR. H IDRIS BIN HARUN Pada Acara Puncak Konvensyen Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) ke 14 di Hotel Hatten Melaka, Malaysia, Senin, 28 Oktober 2013

“Semoga terus dapat memperjuangkan kemajuan tamaddun Melayu dan Islam di Aceh”

“Semoga terus dapat memperjuangkan kemajuan tamaddun Melayu dan Islam di Aceh”

Gubernur Aceh

Gubernur Aceh

TTD

TTD

Drs. Azhari Ali, MM Kepala Badan

Drs. Adami Umar,MPd Kepala Dinas


IKLAN

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 06 - TAHUN 1 - NOVEMBER 2013

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI ACEH Mengucapkan Selamat dan Sukses Atas PENGANUGERAHAN TUN PERAK KEPADA

dr. H. ZAINI ABDULLAH Gubernur Aceh

Oleh: Ketua Menteri Melaka, DATUK SERI IR. H IDRIS BIN HARUN Pada Acara Puncak Konvensyen Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) ke 14 di Hotel Hatten Melaka, Malaysia, Senin, 28 Oktober 2013 “Semoga terus dapat memperjuangkan kemajuan tamaddun Melayu dan Islam di Aceh”

BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN PROVINSI ACEH Mengucapkan Selamat dan Sukses Atas PENGANUGERAHAN TUN PERAK KEPADA

dr. H. ZAINI ABDULLAH Gubernur Aceh

Oleh: Ketua Menteri Melaka, DATUK SERI IR. H IDRIS BIN HARUN Pada Acara Puncak Konvensyen Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) ke 14 di Hotel Hatten Melaka, Malaysia, Senin, 28 Oktober 2013 “Semoga terus dapat memperjuangkan kemajuan tamaddun Melayu dan Islam di Aceh”

TTD

TTD

Drs. Anas M Adam, M. Pd Kepala Dinas

Drs. Hasanuddin Darjo, MM Kepala Badan

DINAS PERTANIAN DAN TANAMAN PANGAN PROVINSI ACEH

21

DINAS KOPERASI DAN UKM PROVINSI ACEH

Mengucapkan Selamat dan Sukses Atas

Mengucapkan Selamat dan Sukses Atas

PENGANUGERAHAN TUN PERAK

PENGANUGERAHAN TUN PERAK

KEPADA

KEPADA

dr. H. ZAINI ABDULLAH

dr. H. ZAINI ABDULLAH

Oleh: Ketua Menteri Melaka, DATUK SERI IR. H IDRIS BIN HARUN Pada Acara Puncak Konvensyen Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) ke 14 di Hotel Hatten Melaka, Malaysia, Senin, 28 Oktober 2013

Oleh: Ketua Menteri Melaka, DATUK SERI IR. H IDRIS BIN HARUN Pada Acara Puncak Konvensyen Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) ke 14 di Hotel Hatten Melaka, Malaysia, Senin, 28 Oktober 2013

“Semoga terus dapat memperjuangkan kemajuan tamaddun Melayu dan Islam di Aceh”

“Semoga terus dapat memperjuangkan kemajuan tamaddun Melayu dan Islam di Aceh”

Gubernur Aceh

Gubernur Aceh

TTD

TTD

Ir Razali Adami, MP Kepala Dinas

Dr. Roeslan Abdul Gani, M.Pd Kepala Dinas


22

IKLAN

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 06 - TAHUN 1 - NOVEMBER 2013

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH SINGKIL

MAJELIS ADAT ACEH (MAA) PROVINSI ACEH

Mengucapkan Selamat dan Sukses Atas

Mengucapkan Selamat dan Sukses Atas

PENGANUGERAHAN TUN PERAK

PENGANUGERAHAN TUN PERAK

KEPADA

KEPADA

dr. H. ZAINI ABDULLAH

dr. H. ZAINI ABDULLAH

Oleh: Ketua Menteri Melaka, DATUK SERI IR. H IDRIS BIN HARUN Pada Acara Puncak Konvensyen Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) ke 14 di Hotel Hatten Melaka, Malaysia, Senin, 28 Oktober 2013

Oleh: Ketua Menteri Melaka, DATUK SERI IR. H IDRIS BIN HARUN Pada Acara Puncak Konvensyen Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) ke 14 di Hotel Hatten Melaka, Malaysia, Senin, 28 Oktober 2013

“Semoga terus dapat memperjuangkan kemajuan tamaddun Melayu dan Islam di Aceh”

“Semoga terus dapat memperjuangkan kemajuan tamaddun Melayu dan Islam di Aceh”

Gubernur Aceh

Gubernur Aceh

TTD TTD

Syafriadi Manik, SH Bupati HM. Yakub KS Sekretaris Daerah

Dulmursid Wakil Bupati

CIVITAS AKADEMIKA UNIVERSITAS UNSYIAH Mengucapkan Selamat dan Sukses Atas PENGANUGERAHAN TUN PERAK KEPADA

H. Badruzzaman Ismail, M.Hum Ketua

DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI PROVINSI ACEH Mengucapkan Selamat dan Sukses Atas PENGANUGERAHAN TUN PERAK KEPADA

dr. H. ZAINI ABDULLAH

dr. H. ZAINI ABDULLAH

Oleh: Ketua Menteri Melaka, DATUK SERI IR. H IDRIS BIN HARUN Pada Acara Puncak Konvensyen Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) ke 14 di Hotel Hatten Melaka, Malaysia, Senin, 28 Oktober 2013

Oleh: Ketua Menteri Melaka, DATUK SERI IR. H IDRIS BIN HARUN Pada Acara Puncak Konvensyen Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) ke 14 di Hotel Hatten Melaka, Malaysia, Senin, 28 Oktober 2013

“Semoga terus dapat memperjuangkan kemajuan tamaddun Melayu dan Islam di Aceh”

“Semoga terus dapat memperjuangkan kemajuan tamaddun Melayu dan Islam di Aceh”

Gubernur Aceh

Gubernur Aceh

TTD

TTD

Prof. Dr. Samsul Rizal, M.Eng Rektor

Ir. Said Ikhsan, M.Si Kepala Dinas


IKLAN

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 06 - TAHUN 1 - NOVEMBER 2013

RUMAH SAKIT JIWA BANDA ACEH

23

DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN ACEH

Mengucapkan Selamat dan Sukses Atas

Mengucapkan Selamat dan Sukses Atas

PENGANUGERAHAN TUN PERAK

PENGANUGERAHAN TUN PERAK

KEPADA

KEPADA

dr. H. ZAINI ABDULLAH

dr. H. ZAINI ABDULLAH

Oleh: Ketua Menteri Melaka, DATUK SERI IR. H IDRIS BIN HARUN Pada Acara Puncak Konvensyen Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) ke 14 di Hotel Hatten Melaka, Malaysia, Senin, 28 Oktober 2013

Oleh: Ketua Menteri Melaka, DATUK SERI IR. H IDRIS BIN HARUN Pada Acara Puncak Konvensyen Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) ke 14 di Hotel Hatten Melaka, Malaysia, Senin, 28 Oktober 2013

“Semoga terus dapat memperjuangkan kemajuan tamaddun Melayu dan Islam di Aceh”

“Semoga terus dapat memperjuangkan kemajuan tamaddun Melayu dan Islam di Aceh”

Gubernur Aceh

Gubernur Aceh

TTD

TTD

dr. Amrin Rahim, M. Kes Direktur

Dr. drh. Raihanah M.Si Kepala Dinas

DINAS PEMUDA DAN OLAH RAGA ACEH

DINAS PENGELOLA KEUANGAN DAN KEKAYAAN DAERAH ACEH BESAR

Mengucapkan Selamat dan Sukses Atas

Mengucapkan Selamat dan Sukses Atas

PENGANUGERAHAN TUN PERAK

DIWISUDANYA

KEPADA

dr. H. ZAINI ABDULLAH Gubernur Aceh

Oleh: Ketua Menteri Melaka, DATUK SERI IR. H IDRIS BIN HARUN Pada Acara Puncak Konvensyen Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) ke 14 di Hotel Hatten Melaka, Malaysia, Senin, 28 Oktober 2013 “Semoga terus dapat memperjuangkan kemajuan tamaddun Melayu dan Islam di Aceh”

MUKHLIS BASYAH Bupati Aceh Besar

Pada Rapat Senat Terbuka Wisuda Sarjana 1 Perguruan Tinggi Al-Washliyah Banda Aceh di Auditorium Profesor Ali Hasjmy IAIN Ar-Raniry, Darussalam, Banda Aceh, 26 Oktober 2013. “Semoga Ilmu yang diperoleh dapat berguna bagi Agama, bangsa dan khususnya dalam membangun Aceh Besar yang lebih baik, maju & bermartabat serta diridhai Allah SWT”

TTD

TTD

Bukhari, AKs, MM Kepala Dinas

Drs. Iskandar, MSi Kepala Dinas


24

Infotainment

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 06 - TAHUN 1 - NOVEMBER 2013

Runner Up World Muslimah 2013 Siap Kenalkan Islam ke Dunia Barat World Muslimah 2013 menempatkan perempuan asli Aceh satu ini sebagai runner up di malam final, Rabu 18 September 2013 malam, di Balai Sarbini Jakarta. Evawani Efliza, perempuan Asli Sigli, Pidie ini menuturkan, terpilihnya ia di ajang ini cukup membuatnya deg-degan. “Awalnya nggak menyangka sama sekali, karena dapat kesempatan di ajang ini. Takutnya nggak bisa menjalankan amanah saja. Tapi, aku yakin atas pertolongan Allah saya akan berusaha untuk menjalankan amanah ini setelah dipercaya sebagai ikon dalam bagian World Muslimah 2013 ini,” tutur Eva usai acara World Muslimah 2013. Ia merasakan, saat ini masih ada perdebatan di hatinya, karena merasa takut nantinya tidak pantas menyandang gelar sebagai runner up wanita cantik muslimah sejagat. “Tapi, semua ini bukanlah beban buat

saya. Konkritnya saya akan mengenalkan Islam, saya akan mencoba diri saya layak sebagai wanita muslimah. Apalagi saat menjadi ikon dan ini akan saya lakukan di Kanada (tempat Eva menimba ilmu) kalau di Indonesia memiliki sisterhood, karena komunitas Islam di Indonesia sangat besar,” papar Eva. Dengan begitu, perempuan yang masih menimba ilmu di MT Royal University Kanada-jurusan Psikologi ini menuturkan, kalau keinginannya jauh-jauh pulang ke Indonesia untuk mengikuti ajang ini, karena dianggapnya kesempatan yang baik mengeluarkan sedikit kemampuannya tentang agama Islam. Kebetulan, lanjut Eva, selama ini dirinya tinggal di Indonesia. Hanya kuliahnya di luar negeri. Begitu dirinya mendengar ada ajang seperti ini, maka ia ingin mencoba sedikit kemampuan yang ia miliki tentang

ke-Islaman-nya, terutama sebagai seorang muslimah. “Kalau alasan lain saya, karena saya ingin bergabung dengan komunitas muslimah yang ada di Indonesia. Selain itu, World Muslimah bukan menjawab kontes Miss World, karena kontes ini bukan untuk menjajal fisik. Jadi, tidak ada standar masalah kecantikan maupun phisicly-nya. Syaratnya harus bisa mengaji, tunjukkan dengan prestasi, kegiatan sosial, dan kontestan memang harus berjilbab,” urai anak kedua dari empat saudara ini. “Jadi muslimah itu jangan minder, harus percaya diri, kalau bisa tunjukkan identitas ke-Islaman yang kita miliki sebagai muslimah kepada dunia. Jadi jangan merasa sendiri, karena tugas sesama orang Islam itu sama-sama membangun dengan kaum muslimin dan muslimah yang lainnya,” pesan Evawani.[net]


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.