Sua edisi 2 april 2013

Page 1

03

SUARA KOMODITI

POTENSI ASAP CAIR ACEH

18

SUARA BUDAYA

RAPAI KARYA SANGMAESTRO

24

SUZUKI DUDUKI PERINGKAT DUA DI INDONESIA

SUARA UMUM ACEH TABLOID MINGGUAN

MENUJU ACEH MAJU

suaraumum@gmail.com

facebook.com/suaraumum

HARGA ECERAN Rp 5.000,-

EDISI NO. 02 - TAHUN 1 - APRIL 2013

07

STRATEGI PERTANIAN ACEH 2013

08

PANGAN ACEH DALAM RIWAYAT

Ir. Razali Adami, MP:

PENERBIT ACEH INTERMEDIA

Aceh Menuju

Swasembada Pangan HABA JAMEUN

17 INFOTAINMENT

SI KEMBAR DALAM MAMEH MENGODA

MENYOE GOT TAPEULAKU BOH LABU JEUT KEU ASOE KAYA, MENYOE HANA GOT TAPEULAKU ANEUK TEUNGKU JEUT KEU BEULAGA


2

SUARA REDAKSI

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 02 - TAHUN 1 - APRIL 2013

15

EDITORIAL Edisi kedua SUA hadir kini di hadapan pembaca. Sebelumnya, seluruh jajaran redaksi berterimakasih atas sambutan hangat dari berbagai kalangan di Aceh dan luar Aceh terhadap edisi sebelumnya. Kita patut sedikit berbangga, karena setidaknya tabloid ini sudah sampai ke tangan saudara-saudara kita di Lembang Jawa Barat, Kalimantan dan Kementrian Pertanian RI. Edisi kali ini, tabloid SUA mengangkat topik utama masih seputar pertanian, yakni tentang persiapan Aceh menjadi daerah swasembada pangan atau menuju lumbung pangan nasional pada tahun 2013. Berita lainnya datang dari Bireun yang sedang giat-giatanya mengembangkan komoditas asap cair. Tak ketinggalan pula isu politik, yakni tentang kesiapan Partai Aceh (PA) dan Partai Damai Aceh (PDA) menyongsong pemilu 2014. Di sela-sela berita yang menguras energi dan pikiran, tabloid SUA juga menghadirkan ruang rehat kepada pembaca dengan kisah menarik dari artis kembar Aceh dalam film komedi Aceh mameh menggoda dan Sang Maestro pembuat rapai di Kayee Lee, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar. Kami telah mempersiapkan tabloid ini jauh-jauh hari untuk menghadirkannya di ruang publik Aceh dan dan nasional. Semoga dapat bermanfaat sebagai penambah wawasan baru untuk anda pembaca setia kami.[]

REDAKSI PENERBIT Aceh Intermedia SIUP: 461/01.01/PK/III/2013 SITU: 503/783/KPPTSP/2013 TDP: 010134607830 NPWP: 03.286.510.7-101.000 DEWAN PENASEAHAT DR. TM. Jamil TA, M.Si, DR. Ir Ilyas , MP, Muhammad Zaini, S.Sos PEMIMPIN UMUM/ PEMIMPIN PERUSAHAAN NJ. Zanielhak PEMIMPIN REDAKSI Rahmat RA SEKRETARIS REDAKSI Z. Ali Kumba REDAK足TUR Desi Rinasari & Dodi Sagala KONTRIBUTOR David & Wulandari KORESPONDEN Banda Aceh, Aceh Besar, Sabang, Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara, Lhokseumawe, Aceh Timur, Langsa, Aceh Tamiang, Aceh Tenggara, Gayo Luwes, Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Singkil, Subulussalam, Aceh Selatan, Aceh Barat Daya, Nagan Raya, Aceh Barat, Aceh Jaya, Simeulue dan Medan. IKLAN & SIRKULASI Zainuddin & Dewi Mailisa, SE ALAMAT REDAKSI Jl. Jurong Dagang, Gampong Ceurih, Ulee Kareng, Banda Aceh, Email. suaraumum@gmail. com, Facebook. facebook.com/suaraumum. Wartawan Tabloid SUARA UMUM ACEH tidak diperkenankan menerima dana atau meminta imbalan dalam bentuk apapun dari narasumber, wartawan tabloid ini dilengkapi kartu pengenal atau surat tugas. Apabila ada pihak mencurigakan sehubungan dengan aktivitas kewartawanan tabloid ini, segera hubungi redaksi.

SUARA KOMODITI

POTENSI ASAP CAIR ACEH SUARA UTAMA

ACEH MENUJU SWASEMBADA PANGAN SUARA UTAMA

STRATEGI PERTANIAN ACEH 2013 SUARA UTAMA

PANGAN ACEH DALAM RIWAYAT SUARA POLITIK

STRATEGI ADUEN 2014 LENSA UMUM

PENCANANGAN PERCEPATAN TANAM DI SEUNUDON, ACEH UTARA SUARA POLITIK

NAFAS KEHIDUPAN ADAT DAN BUDAYA ACEH SUARA POLITIK

SEMANGAT LAMA DI PARTAI BARU SUARA GAMPONG

AIRMATA ANAK KOMBATAN INFOTAINMENT

SI KEMBAR DALAM MAMEH MENGGODA SUARA BUDAYA

RAPAI KARYA SANGMAESTRO OTOMOTIF

SUZUKI DUDUKI PERINGKAT DUA DI INDONESIA

03 04 07 08 10 12 14 15 16 17 18 24 POTRET


SUARA KOMODITI

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 02 - TAHUN 1 - APRIL 2013

3

Potensi Asap Cair Aceh KABAR tentang manfaat asap cair akhir-akhir ini menjadi perbincangan yang hangat. Kemunculan produk tersebut menjadi kabar gembira bagi semua kalangan. Apalagi dengan kehadiran Pabrik pengolahan Asap Cair di Gampong Benyot, Kecamatan Juli, Bireun. Pabrik tersebut merupakan badan Usaha Milik Gampong (BUMG) yang didirikan oleh Aceh Development Fund (ADF) bersama mitranya pada tahun 2011. Tapi sayang banyak yang belum mengenal produk tersebut, sehingga pemasarannya sedikit terkendala. Padahal, asap cair memiliki manfaat yang luar biasa salah satunya sebagai pengawet pengganti formalin yang sangat berbahaya. Pemanfatan asap cair ini sebenarnya telah lama dilakukan oleh nenek moyang di nusantara untuk mengobati sakit gigi, segala macam sakit kulit yang disebabkan oleh jamur, virus, bakteri seperti kutu air akut, panu, kadas, kurap, herpes dan luka diabetes dengan cara mengoleskan pada bagian yang sakit. Asap cair atau liquid smoke adalah cairan yang dihasilkan dari pembakaran tanpa oksigen (pirolisis) yang diembunkan. Pirolisis adalah reaksi pembentukan secara fisika dengan kaedah pembakaran tidak sempurna. Bahan baku yang banyak digunakan antara lain berbagai macam jenis kayu, bongkol kelapa sawit, tempurung kelapa, sekam, ampas atau serbuk gergaji kayu, dan lain sebagainya. Pabrik asap cair Beunyot sendiri menggunakan tempurung kelapa sebagai bahan bakunya. Pabrik dengan kapasitas 600 kilogram perhari tersebut menghasilkan produk asap cair sebanyak 400 liter/hari dari 1200 kilogram tempurung kelapa. Pembuatan asap cair di pabrik beunot memiliki beberapa tahapan. Sebelum tempurung kelapa dimasukkan ke reaktor pirolisis, terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran dan sabut yang terting-

Reaksi ini berlangsung pada reactor pirolisator yang bekerja pada temperatur 300-650oC dan tekanan 3-10 atm selama 8 jam pembakaran. Yield (rendemen) yang dihasilkan tergantung pada kandungan lignin, selolosa, dan hemiselulosa dan serta kondisi operasi pabrik. Asap hasil pembakaran dikondensasi dengan kondensor yang berupa koil melingkar. Hasil dari proses pirolisis diperoleh tiga produk yaitu asap cair, tar, dan arang. Kondensasi dilakukan dengan koil melingkar yang dipasang dalam bak pendingin. Air pendingin berasal dari air hujan

“Potensi asap cair mesti digarap, barang siapa yang ingin memanfaatkannya dipersilahkan dan bila perlu kita akan siapkan sistem pemasaran yang memuaskan� MUZAKIR MANAF WAKIL GUBERNUR ACEH

yang ditampung dalam bak penampungan atau air sumur. Selama pembakaran, komponen dari kayu akan mengalami pirolisa menghasilkan berbagai macam senyawa antara lain fenol, karbonil, asam, furan, alkohol, lakton, hidrokarbon, polisiklik aromatik dan lain sebagainya di Aceh sendiri perhatian terhadap produk ramah lingkungan tersebut telah mendapat perhatian dari pemerintah. Hal tersebut terbukti dari kunjungan Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Aceh Drs Hasanuddin Darjo MM yang didampingi pembina Aceh Den-

seluruh Aceh dan luar daerah. Antusiasme tersebut juga ditunjukkan oleh Wakil Gubernur Aceh, Muzakir Manaf saat dikonfirmasi Suara Umum Aceh di Sekretariat Daerah Provinsi Aceh beberapa waktu lalu. “Potensi asap cair mesti digarap, barang siapa yang ingin memanfaatkannya dipersilahkan

Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) Aceh Drs Hasanuddin Darjo MM saat mengunjungi Pabrik pengolahan Asap Cair di Gampong Benyot, Kecamatan Juli, Bireun. Pabrik tersebut merupakan Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) yang didirikan Aceh Development Fund (ADF) bersama mitranya pada tahun 2011.

gal. Kemudian tempurung kelapa dipecah menjadi beberapa bagian agar luas pembakaran menjadi lebih luas sehingga proses dapat berjalan lebih cepat. Selanjutnya dilakukan pengeringan dengan cara penjemuran, untuk mengurangi kadar air pada tempurung kelapa. Pirolisis merupakan proses reaksi penguraian senyawa-senyawa penyusun kayu keras atau tempurung kelapa menjadi beberapa senyawa organik melalui reaksi pembakaran kering pembakaran tanpa oksigen.

mark (ACDK) Tarmizi A Gani pada Sabtu tanggal 2 maret lalu. Kunjungan mereka tersebut membawa angin segar bagi badan usaha milik gampong beunyot tersebut. Dalam kunjungan tersebut mereka mengambil sampel 60 liter asap cair untuk diuji di laboratorium Unsyiah Banda Aceh dan laboratorium Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) Aceh, Ketua Forum Kakao Aceh (FKA) ini berjanji setelah hasil uji lab, asap cair Juli ini dapat dipasarkan ke

dan bila perlu kita akan siapkan sistem pemasaran yang memuaskan,� Kata Wagub. Semua itu tentu tidak terlepas dari manfaat asap cair yang sangat istimewa. Bumg beunyot sendiri memproduksi tiga jenis asap cair, yaitu grade 1 yang digunakan untuk pengawet makanan siap saji seperti mie, baso, tahu dan lain-lain, grade 2 dapat dipakai sebagai bahan pengawet ikan basah, dan grade 3 bisa dipakai untuk penggumpal lateks. n TEKS & FOTO. ZAINUDDIN


4

SUARA UMUM ACEH

SUARA UTAMA EDISI NO. 02 - TAHUN 1 - APRIL 2013

Aceh Menuju Swasembada Pangan Dengan senyuman, Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Aceh, Razali Adami mememulai menabur benih padi sebagai pertanda awalnya gerakan percepatan program peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai di Aceh tahun 2013. MESKI cuaca panas menyengat hingga ke ubun-ubun, tak sedikit pun menyurutkan langkah rombongan Dinas Pertanian Aceh dan Dirjen Tanaman Pangan Kementrian Pertanian menyelesaikan peluncuran perdana gerakan percepatan tanam dan pengendalian hama tikus terpadu, komoditi padi dalam rangka pembentukan kawasan food estate untuk penguatan ketahanan pangan di Seuneuddon, Aceh Utara. Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Aceh, Razali Adami mengatakan, pemilihan wilayah Seuneuddon untuk launching gerakan tanam massal, karena kawasan tersebut memiliki lahan pertanian yang potensial dan didukung

jaringan irigasi dan air yang memadai. Tapi di wilayah itu tidak pernah dilakukan penanaman padi dua kali setahun. Kehadiran Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Aceh, Razali Adami telah memberi motivasi bagi masyarakat. Sebagai masyarakat tani, perhatian dari sang pemimpin akan memberi harapan untuk sebuah terobosan yang lebih baik. Adanya srategi-strategi dari Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Aceh untuk mengejar target produksi padi sebanyak dua juta ton pada tahun ini telah berpengaruh pada kebijakan razali Adami. Sebagai kepala dinas. ia bertujuan mensejahterakan masyarakat Aceh, serta mendukung program yang telah di canangkan pemerintah pusat yakni Aceh sebagai lumbung pangan nasional sebagai tujuan pembangunan pertanian. Pada 2013, produksi padi di Aceh ditargetkan mencapai dua juta ton dengan luas tanam mencapai 437.693 hektare. Target itu sendiri dinilai sangat realistis melihat realisasi produksi tahun sebelumnya. Untuk mencapai target produksi padi ini, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Aceh menerapkan sistem tanam serentak dan memanfaatkan lahan terlan-


SUARA UTAMA

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 02 - TAHUN 1 - APRIL 2013

tar di seluruh daerah di Aceh. “Selama ini target yang ditetapkan belum sepenuhnya tercapai, karena masih banyak lahan tidur yang tidak difungsikan oleh masyarakat. Selain itu, juga karena pola tanam yang tidak teratur,” terang Razali. Pihaknya juga akan membentuk pertanian organik seluas 10 ribu hektare dengan model sistem intensifikasi padi dengan System Rice of Intensification (SRI). SRI adalah sistem budidaya padi dengan pendekatan manajemen perakaran, yang berbasis pada pengelolaan tanah, tanaman dan air dengan mengutamakan berjalannya aliran energi dan siklus nutirisi untuk memperkuat suatu kesatuan agroekosistem. Metode ini menggunakan bibit dan input yang lebih sedikit dibandingkan metode tradisional (misalnya air) atau metode yang lebih modern (pemakaian pupuk dan asupan kimiawi lain). “Sistem ini digunakan karena dampak dari penggunaan pestisida sangat besar sehingga petani diarahkan untuk menanam padi organik,” ujarnya. Enam daerah andalan yang ditetapkan untuk mengejar target produksi sebanyak dua juta ton itu adalah Kabupaten Aceh besar, Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Barat Daya (Abdya) dan Nagan Raya. Ia juga menyebutkan, berdasarkan angka sementara tahun 2012, produksi padi Aceh sebesar 1.788.738 Ton GKG, dengan proyeksi jumlah penduduk Aceh pada tahun 2012 sekitar 4,7 juta jiwa. “Dan perkiraan konsumsi mencapai 139 kg.tahun/kapita, menunjukkan Aceh mampu memenuhi kebutuhan beras untuk wilayahnya (swasembada). Bahkan, berhasil memcapai surplus sebesar 343.744 Ton beras,” sebutnya lagi. Ia menambahkan, pihaknya sudah menetapkan sasaran tahun 2013 yang mengupayakan tercapainya produksi padi sebesar 2 juta Ton GKG, dengan sasaran tanam 437.693 Ha. Sedangkan produksi jagung, sebesar 156.243 Ton, dengan areal luas tanam 44.463 Ha, serta produksi kedelai sebanyak 95.950 Ton, dengan sasaran tanam seluas 71.564 Ha. “Kami optimis pada tahun 2013 ini, Aceh mampu berswasembada dan surplus sebesar 52.593 Ton beras, dengan estimasi penduduk Aceh sebesar 4,8 juta jiwa. Selain itu, kami juga fokus pada target produksi yang telah ditetapkan dalam RPJM Aceh, sehingga, target akhir RPJM di tahun 2017 kontribusi Aceh untuk ketersediaan pangan nasional menjadi 5-10 persen. Tujuannya, Aceh mampu menjadi daerah lumbung pangan nasional,” tambah Razali. Tahun ini pihaknya juga melakukan pembangunan

pabrik padi modern di Kecamatan Seuneuddon dengan dana investor. Peletakan batu pertama sudah dilakukan. Menurut Razali untuk panen pertama di Seuneuddon nanti belum bisa dilakukan di pabrik tersebut, namun ia berharap akan cepat selesai dan berfungsi. Selain padi, pemerintah Aceh melalui Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan juga menaruh perha-

KEBIJAKAN PETANIAN ACEH 2013 1. GERAKAN MASSAL MEMBANGUN PETANIAN ACEH. 2. DUKUNGAN ULAMA DAN TOKOH MASYARAKAT 3. PARTISIPASI PROAKTIF STAKE HOLHER DAN MASYARAKAT. 4. DUKUNGAN PENUH BUPATI, CAMAT SERTA GEUCHIK.

tian serius pada komoditi jagung dan kedelai. Pemerintah Aceh memprogramkan pengembangan komoditas jagung dengan menetapkan enam daerah sebagai prioritas untuk menjadi penghasil terbesar, yaitu Kabupaten Gayo Lues, Aceh Selatan, Nagan Raya, Aceh Tamiang, Aceh Tenggara dan Pidie. Sedang daerah yang menjadi prioritas utama kedelai adalah Kabupaten Aceh Timur, Aceh Utara, Bireuen dan Pidie Jaya.

5

Dinas Pertanian pada tahun ini menargetkan produksi jagung sebanyak 156,243 ton dengan luas tanam 44.463 hektare, luas panen 40.906 hektare dan produktivitas 3,8 ton/hektare. “Kondisi tanah di enam kabupaten itu cocok untuk komoditi jagung. Untuk itu saya meminta pemkab dan masyarakat dapat memaksimalkan lahan tidur untuk ditanami jagung. Pemerintah akan mensubsidi benih kepada petani agar target itu dapat terealisasi,” terangnya. Selain itu juga, lanjutnya, persoalan sarana dan prasarana pertanian juga belum mendukung. “Fluktuasi dan jaminan harga juga belum baik, hal ini menyebabkan tingkat kesejahteraan petani masih belum dapat ditingkatkan,” Untuk itu, tandasnya, kedepan, pihaknya akan meningkatkan akses permodalan kepada petani dan juga terus memperkuat kelembagaan petani di Aceh. “Kita sudah meminta kepada sejumlah Bank di Aceh untuk dapat memberikan kemudahan terhadap akses kredit bagi petani di Aceh,” ujarnya.

Swasembada Kedelai

Kedelai merupakan salah satu komoditas pangan yang menjadi kebanggakan Aceh. Dimana kedelai


6

SUARA UMUM ACEH

Aceh yang pernah mendominasi pasar pada era 90-an, juga sudah mulai bangkit dengan produksinya mencapai 51,440 Ton biji kering. “Selain itu, khusus untuk kedelai Aceh, mampu memberikan kontribusi nasional saat ini sebesar 6 persen. Sehingga, produksi kedelai Aceh berada pada urutan ke empat secara nasional,” papar Razali. Menurut Razali, ada empat dae-

SUARA UTAMA EDISI NO. 02 - TAHUN 1 - APRIL 2013

rah yang akan diprioritaskan menjadi sentra produksi kedelai terbesar pada tahun 2013. Sedangkan daerah lain, produksi diharapkan hanya dalam skala kecil. Daerah-daerah prioritas utama yakni Kabupaten Aceh Timur, Aceh Utara, Bireuen dan Pidie Jaya. Di antara empat daerah tersebut, Kabupaten Bireuen memiliki area tanam terluas yakni 15.484 hektare, disusul Pidie Jaya

9.917 hektare, Aceh Timur 7.033 hektare dan Aceh Utara 6.163 hektar. Razali juga mengatakan, untuk meningkatkan produksi kedelai, pihaknya meminta pemerintah kabupaten/kota dan masyarakat memanfaatkan lahan tidur dan meningkatkan indeks tanam atau indeks panen. “Pemerintah pusat akan mensubsidi benih kepada petani agar target tersebut dapat tercapai,” imbuhnya.

Genjot Produksi Jagung

Pemerintah Aceh memprogramkan pengembangan komoditas jagung dengan menetapkan enam daerah di Aceh sebagai prioritas untuk menjadi penghasil terbesar. Keenam daerah itu adalah Kabupaten Gayo Lues, Aceh Selatan, Nagan Raya, Aceh Tamiang, Aceh Tenggara dan Pidie. Sementara untuk daerah lain sebagai daerah pendukung saja. Dari enam daerah tersebut, ada dua daerah yang memiliki area tanam terluas yakni Aceh Tenggara dan Aceh Selatan. Aceh Tenggara memiliki luas tanam mencapai 21.989 hektare sementara Aceh Selatan 10.161 hektare. Dinas Pertanian pada tahun ini menargetkan produksi jagung sebanyak 156,243 ton dengan luas tanam 44.463 hektare, luas panen 40.906 hektare dan produktivitas 3,8 ton/hektare. “Kita yakin target itu akan tercapai di tahun 2013,” tegas Razali. Namun lagi-lagi dia mengharapkan, agar tercapai peningkatan produksi jagung, pemerintah kabupaten/kota dan masyarakat harus memanfaatkan lahan tidur dan meningkatkan indeks tanam atau indeks panen. “Kondisi tanah di enam kabupaten itu cocok untuk komoditi jagung. Untuk itu saya meminta pemkab dan masyarakat dapat memaksimalkan lahan tidur untuk ditanami jagung. Razali melanjutkan, dengan terwujudnya enam daerah prioritas sebagai penghasil jagung terbesar di Aceh, akan menjadikan Aceh sebagai sentra jagung terbesar di Indonesia.

Bantuan Traktor

Dalam rangka mempercepat program swasembada pangan nasional, Pemerintah Aceh membantu 1.367 unit traktor kepada petani di wilayah tersebut. Alat berat yang berfungsi untuk membajak sawah tersebut diberikan untuk kelompok tani yang sah dan telah diakui oleh Dinas Pertanian di masing-masing kabupaten/kota. Dana pengadaan traktor tersebut besumber dari APBN tahun 2012. Traktor dalam kondisi baru itu disalurkan kepada 19 dari 23 kabupaten/kota di wilayah provinsi Aceh. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Aceh, Razali Adami mengatakan, bantuan traktor itu untuk mempercepat dan menyeragamkan musim tanam di Aceh. Dengan itu diharapkan dapat meningkatkan indek pananaman dari 120 persen menjadi 200 persen (IP 200). “Ini artinya dalam satu tahun bisa melakukan penanaman sebanyak dua kali. Sehingga pada 2013 Aceh bisa menanami 400 ribu hektare dengan target produksi gabah sejumlah 2 juta ton. Untuk ke depan akan ditumbuhkan Unit Pengelolaan Jasa Alat Mesin Pertanian (UPJA). Rencananya setiap kabupaten akan ditumbuhkan UPJA yang mengelola alat mesin pertanian secara terkonsentrasi. Menurut Razali Adami, hal ini dapat melakukan brigade tanam dan brigade panen, mulai dari tingkat provinsi hingga ke kabupaten/kota. Dengan demikian masa pengolahan tanah dapat dipecepat. Kemudian optimalisasi lahan bisa terlaksana secara sempurna. Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Aceh itu mengaku optimis sasaran peningkatan produksi beras nasional di Aceh, dalam tahun 2013 ini akan tercapai dan sesuai target yang diharapkan. “Ini membantu petani dan mepercepat tecapainya program Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3I). n TEKS. REDAKSI SUA, FOTO. ZAINUDDIN


SUARA UTAMA

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 02 - TAHUN 1 - APRIL 2013

7

Strategi Pertanian Aceh 2013 Dalam upaya meningkatkan produksi pangan di Aceh, setidaknya Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Aceh telah mendesain tujuh strategi. Kepala dinas terkait, Razali Adami mengatakan bahwa pada tahun 2013 ini pihanya telah menyusun strategi untuk mencapai target-target produksi yang telah ditetapkan. Razali menyebutkan, strategi pertama adalah mengoptimalkan lahan pertanian seperti pemanfaatan lahan tidur, peningkatan indek tanam dan indek panen, percepatan tanam padi, atau tanam padi tepat waktu dan pengaturan pola tanam spesifik lokasi. Strategi kedua adalah gerakan mutu intesifikasi, yakni terkait dengan kebijakan subsidi benih padi, jagung dan kedelai, lalu pengembangan model SRI dan SLPTT, pengembangm model food estate dan penyediaan benih armada Alsintan. Selanjutnya adalah revitalisasi institusi perbenihan, yang mencakup balai benih induk, balai benih utama dan penangkaran benih. Kemudian penguatan peran UPJA provinsi dan kabupaten/kota, yakni dengan pembentukan brigade tanam dan brigade panen dan pembangunan workshop provinsi dan kabupaten melalui kerjasama dengan produsen alat-alat mesin pertanian. “Tahun ini kita ingin semua proses pra produksi sampai dengan produksi dilaksanakan secara mekanis,” tukasnya. Kemudian, tambah Razali, strategi kelima adalah penguatan peran dan fungsi UPTD, mencakup penguatan balai proteksi tanaman pangan dan hortikultura, balai perbenihan dan sertifikasi benih, balai benih tanaman pangan, balai benih tanaman hortikultura, mekanisasi pertanian. “Unit pelaksana teknis daerah ini harus ditingkatkan perannya untuk mendukung produksi,” jelasnya.

PRIORITAS PERTANIAN ACEH 2013 PENINGKATAN PRODUKSI PADI PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI PENINGKATAN PRODUKSI JANGUNG

Strategi keenam, kordinasi penguatan peran dan fungsi penyuluhan pertanian, yakni upaya kordinasi pembenahan fungsi dan peran kelompok tani dan kelembagaan tani, kordinasi penguatan peran penyuluh pertanian balai penyuluh pertanian. “Peranperan ini akan kita tingkatkan dengan kerjasama dengan Badan Ketahanan Pangan,” paparnya. Sementara strategi terakhir adalah peningkatan

nilai tambah dan pemasaran hasil pertanian, kegiatan ini mencakup penanganan panen dan pasca panen, dan aktif membantu kestabilan harga produk pertanian. “Muara dari strategi ini adalah meningkatnya kesejahteraan petani, karena jika petani sejahtera maka kemiskinan dengan sendirinya akan berkurang, sebab lebih dari 70 persen kemiskinan di Aceh itu terdapat di perdesaan,” pungkasnya.[zai]

DATA PRIBADI Nama : Ir. H. Razali Adami, MP T. T. Lahir : Meureudu / 20 Mei 1961 Jns. Kelamin : Laki-laki Pekerjaan : Kadis Pertanian & Tanaman Pangan Aceh Golongan : Pembina Utama Muda (IV/c) Agama : Islam Alamat : Jl. Alue Blang Lr. Melati No.5 Neusu Aceh, B. Aceh PENDIDIKAN 1. Madrasah Ibtidaiyah Negeri Meureudu, 1974 2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Banda Aceh, 1977 3. Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) Banda Aceh, 1980 4. Fakultas Pertanian (S1) Sosial Ekonomi Pertanian, 1991 5. Fakultas Pertanian (S2) Prodi Konservasi Sumberdaya Lahan (KSDL) Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 2004 PENGALAMAN JABATAN 1. Penyuluh Pertanian Lapangan, Pidie (1980-1984) 2. Penyuluh Pertanian Madya, Pidie (1984-1985) 3. Kepala Balai Penyuluhan Pertanian, Pidie (1985-1990) 4. Kepala Balai Penyuluhan Pertanian, Pidie (1990-1994) 5. PIU TISP Irigasi Baro Raya, Pidie (1993-1994) 6. Pimbagpro (P2RT), Aceh Tenggara (1994-1997) 7. Sekretaris Pelaksana Harian Bimas, A. Tenggara (1997-2000) 8. Kepala UPTD SPP-SPMAN Saree, (2001-2007) 9. Dosen Tetap STPP, Saree (2001 s.d 2007) 10. Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perkebunan, Pidie Jaya (2007-2009) 11. Kepala Bappeda, Pidie Jaya (2009-2012) PENGHARGAAN 1. Penyuluh Pertanian Teladan Provinsi, 1984, 2. Penyuluh Pertanian Teladan Nasional, 1984 3. Sekretaris Pelaksana BIMAS Berprestasi, 1999


8

SUARA UMUM ACEH

SUARA UTAMA EDISI NO. 02 - TAHUN 1 - APRIL 2013

Pangan Aceh Dalam Riwayat Sultan Iskandar Muda (1607-1636) berhasil merumuskan politik pangan 30 tahun berkuasa. Sehingga Aceh menjelma jadi negara yang disegani di Asia saat itu. Meski Aceh sebagai neraga maritim di masa lalu, sejarah mencatat bahwa Aceh mempunyai politik pangan yang gemilang di zaman kerajaan. Pada masa Kesultanan Aceh, terutama di bawah pemerintahan Sultan Iskandar Muda sangatlah masyhur dan makmur kuat dan memiliki hubungan internasional dan diplomatik hingga ke eropa dan Amerika. Hal itu bukanlah sebuah dongeng sebelum tidur, Tapi bisa dibuktikan oleh tulisan para pengembara atau pelayar asing yang sempat mendarat di dermaga Aceh. Salah satunya, katakana saja ahli sejarah asal Perancis, Denys Lombard dalam Le Sultanat d’Atjeh au temps d’Iskandar Muda. Selain terletak di simpangan pelayaran dunia dan menjadi pelabuhan persinggahan para pedagang dari berbagai penjuru dunia. Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, Aceh mencapai masa keemasan dikarenakan sultan berhasil membangun ketahanan pangan di atas ketahanan politik dalam dan luar negeri serta kekuatan militer di masa itu. Sultan Iskandar Muda merapkan dua strategi untuk menjadikan Aceh

sebagai negara yang kuat dan mampu menguasai wilayah barat sumatra hingga semenanjung Malaya (Malaysia sekang). Kebijakan atau keputusan pertama yakni menstabilkan stok pangan dan mengontrol harga di pasaran. Setelah itu baru membangun kestabilan politik dalam negeri, membangun hegemoni politik internasional dan mengerahkan kekuatan bersenjata untuk menunjukkan Aceh sebagai negara yang layak disegani di Asia Tenggara. Salah satunya satunya kekuatan armada laut yang dipimpin Lakseumana Malahayati yang pernah menggempur portugis dan malaka bersama selatnya jatuh ketangan Aceh. Kajian mengenai Kesultanan Aceh dan Iskandar Muda yang dilakukan oleh ahli sejarah asal Perancis, Denys Lombard, dalam disertasi berjudul Le Sultanat d’Atjeh au temps d’Iskandar Muda (1607-1636) yang diterbitkan tahun 1967 (kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berjudul Kerajaan Aceh Zaman Sultan Iskandar Muda 1607-1636) Ketua Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Ichwan Azhari mengatakan, Kesultanan Aceh semasa Iskandar Muda memiliki lumbung pangan yang kuat sekali. Sebelum misi untuk memperluas wilayah kekuasaan dan invasi militer, terlebih dahulu sultan

menyelesaikan dan mengamankan stok pangan. Kesultanan Aceh mempunyai strategi yang sangat bagus dengan memiliki logistik yang kuat sebelum melakukan ekspedisi. Iskandar Muda berhasil merumuskan politik pangan selama masa kepemimpinannya yang sekitar 30 tahun. Kondisi sebelum Iskandar Muda tergolong memprihatinkan, Pergantian kekuasaan terjadi silih berganti di Aceh. Kadang negeri ini kuat, kadang pula lemah. Bahkan, ada periode gelap seperti disebut oleh Lombard. Banyak orang-orang kaya yang mempunyai hak-hak istimewa. Salah satunya, mereka memiliki lumbung-lumbung pangan dan memiliki cadangan beras yang dengan mudah digunakan untuk berspekulasi hingga bisa dijual dengan harga setinggi mungkin. Di kelas lainnya terdapat kelompok orang miskin. Untuk sekadar mendapatkan beras mereka terpaksa harus menjadi budak. Ketika Iskandar Muda mulai memimpin Aceh, kemelut pangan yang dirasakan rakyat dan bisa mengancam kekuasaannya itu segera dibenahi. Sejak awal, Iskandar Muda mengetahui masalah ini. Ia sadar bahwa bila masalah ini dibiarkan, akan memperlemah kekuasaannya. Kelak, ia berusaha mengurangi peran orang


SUARA UTAMA

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 02 - TAHUN 1 - APRIL 2013

kaya ini. Problem pangan di dalam negeri harus segera diselesaikan. Di sisi lain, kenyataan posisi Aceh yang menjadi tempat persilangan lalu lintas perdagangan dunia mengharuskan mereka tidak hanya menyediakan beras untuk kebutuhan sendiri, tetapi juga untuk kebutuhan awak kapal asing yang melakukan aktivitas perdagangan di di bandar-bandar singgah di perairan Aceh. Kelemahan dalam stok beras akan menjadikan para awak kapal dari berbagai negara lari dan berpindah ke pelabuhan lain yang bisa menjamin pasokan pangan. Saat itu, ketersediaan pangan menjadi masalah utama bagi Kesultanan Aceh. Pelaut-pelaut Eropa kerap mengeluh kekurangan stok pangan mereka sebelum Iskandar Muda memimpin. Khusus masalah pertanian, penduduk Sultan Aceh menyerahkan urusan penanaman kepada para budak yanag didatangkan dari luar negeri (naturalisasi) dan daerah taklukan. Mereka tidak tertarik untuk bekerja sebagai petani. Lingkungan Aceh yang mungkin dipengaruhi oleh kelompok penduduk yang tidak terbiasa bertani sehingga mereka tidak menanam padi. Kota Aceh merupakan kota dagang bukan merupakan wilayah agraris. Dalam hal ini, Aceh sangat tergantung pada kemampuan budak-budak yang harus menanam padi dan di sisi lain tergantung pada kiriman padi dari daerah lain sehingga sejak awal dipahami bila kendali terhadap pasokan beras mengendur, maka problem kelaparan akan muncul. Hal ini pernah terjadi tahun 1605 sebelum Iskandar Muda berkuasa, dilaporkan terjadi kemarau besar hingga terjadi kelaparan. Semasa kepemimpinan Iskandar Muda, situasi ini berhasil dikendalikan. Dari laporan yang ada disebutkan, ia mampu memenuhi kebutuhan rakyatnya dengan baik. Peran orang kaya yang mengendalikan pasokan beras dikurangi. Beras didatangkan dari sejumlah tempat, seperti Pidir (Pidie) dan Daya (Aceh Jaya). Ketika jumlah itu belum memadai, beras didatangkan dari Semenanjung Melayu melalui laut. Untuk mendapatkan beras, Aceh juga menukar emas

dengan komoditas tersebut ketika bertemu dengan orang Minangkabau yang menghasilkan beras. Penguasa Aceh selalu memastikan pengadaan pangan Aceh tidak boleh lengah terhadap saingan mereka seperti Pahang, Johor, dan Perak. Untuk itu, di samping politik maritim, Iskandar Muda juga mengembangkan politik pertanian (di dalam salah satu sumber disebut politik daratan) dengan merangsang produksi. Budak dikirim ke pedalaman untuk menanam padi. Pembagian beras kadang

“Posisi Aceh yang menjadi tempat persilangan lalu lintas perdagangan dunia mengharuskan mereka tidak hanya menyediakan beras untuk kebutuhan sendiri, tetapi juga untuk kebutuhan awak kapal asing yang melakukan aktivitas perdagangan di di bandar-bandar singgah di perairan Aceh� dilakukan untuk menjamin ketersediaan pangan meski diawasi ketat. Menyadari masalah pangan selalu muncul, Iskandar Muda selalu berusaha memperkuat stok pangan. Di tengah kesulitan mendapatkan petani, Iskandar Muda menambah tenaga kerja untuk menanam padi dengan cara menambah penduduk yang didatangkan dari daerah-daerah taklukan. Ichwan juga mengatakan, daerah-daerah yang ditaklukkan memberi upeti berupa pangan. Meski daerah taklukan itu tunduk dan menyerahkan penduduknya untuk bekerja menanam padi di Aceh, urusan daerah taklukan tidak seluruhnya dikendalikan oleh Aceh. Aceh hanya ingin jaminan pasokan pangan. Di era penaklukan terhadap sejumlah kerajaan

9

di sekitarnya, armada Aceh selalu mempersiapkan diri. Mereka menyiapkan logistik pangan untuk kebutuhan selama tiga bulan. Sayangnya, tidak ada sumber yang merinci mengenai persiapan logistik yang tergolong lama itu. Iskandar Muda yang kuat (dan tidak sedikit disebut kejam) sejak awal mengetahui bahwa pangan merupakan salah satu pilarnya. Secara disiplin, ia mengendalikan pasokan beras. Ia juga menekan peran-peran spekulan yang tidak hanya merongrong kekuasaannya, tetapi juga menyengsarakan rakyat. Politik pangan Iskandar Muda menjadi pelajaran bagi penguasa di di negeri ini yang mudah dipermainkan oleh spekulan beras, spekulan pupuk, dan juga spekulan benih di tengah krisis pangan yang tengah terjadi. Membiarkan permainan para spekulan itu tak lebih membiarkan mereka merongrong kekuasaan dan wibawa pemerintah dan rakyat. Untuk mengembalikan kekuatan pangan Aceh, sebaiknya penguasa negeri ini mempelajari kembali bagaimana nenek moyang kita dahulu mengelola pangan. Bagaimana politik yang di terapkan Sultan Iskandar Muda untuk mengamankan ketahanan pangan yang berimbas langsung pada kekuatan sebuah negara Aceh saat itu. Kita berharap nantinya tidak ada studi banding alias pelesiran ke beberapa negara yang terkenal stok pangan melimpah seperti Vietnam yang tidak memiliki sejarah pangan yang baik di masa lalu. Atau Thailand yang stok panagan stabil dari masa ke masa karena tidak pernah merasakan tekanan perang dari bangsa manapun di dunia ini. Ingat, tidak ada kelaparan (krisis pangan) kalau dibareningi keputusan politik yang tepat dari pemerintah. Kewibawaan dan harga diri penguasa ditentukan oleh kemampuannya mengambil keputusan. Bukankah kita sepakat ingin kembali jadi bangsa yang kuat di atas permukaan bumi tuhan ini? n TEKS. REDAKSI SUA, FOTO. ZAINUDDIN


10

SUARA POLITIK

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 02 - TAHUN 1 - APRIL 2013

Strategi Aduen 2014

Mukhlis mengaku terkejut dan mengatakan kepada Mualem bahwa itu adalah tugas berat bagi dirinya. Mualem mengatakan kita jalankan amanah ini bersama-sama. Jika bersama, semua pasti bisa diselesaikan. MUKHLIS Basyah yang biasa disapa Aduen Mukhlis telah diputuskan sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Aceh oleh Majelis Tuha Peuet partai tersebut. Walau kaget awalnya, Mukhlis siap bekerja. Ia mengharapkan, semua pengurus samasama memikirkan eksistensi Partai Aceh untuk terus tumbuh dan berkembang. Menurut Mukhlis, cerminan tumbuh dan berkembang itu adalah kebersamaan dan kesolidan Partai Aceh. Aduen Mukhlis tak menyangka akan ditetapkan sebagai Sekretaris Jenderal Partai Aceh. Mukhlis yang saat ini menjabat sebagai Bupati Aceh Besar mengaku mendapat amanah yang cukup besar ketika Majelis Tuha Peut Partai Aceh menjatuhkan pilihan kepada dirinya untuk menduduki jabatan yang dulunya diisi oleh Yahya Muaz itu. Menurut Mukhlis, ia baru tahu ditunjuk sebagai Sekjen setelah mendapat telepon dari Ketua Umum Partai Aceh, Muzakir Manaf. Saat itu, Sabtu malam, 16 Maret 2013. “Saya ditelpon oleh Mualem sekitar pukul 23.00 WIB. Saat itu saya sedang berada di kampung, ada khanduri perkawinan anggota KPA,” kata Mukhlis. Dia menceritakan, awalnya ketika menelepon Mualem menanyakan kabarnya. “Apa kabar? sedang dimana? Saya jawab alhamdulillah sehat. Ini sedang di kampung, ada khanduri. Setelah itu beliau langsung mengatakan bahwa Majelis Tuha Peut telah menetapkan saya sebagai Sekjen Partai Aceh,” kata Mukhlis menirukan percakapannya dengan Mualem. Mukhlis mengaku terkejut dan mengatakan kepada Mualem bahwa itu adalah tugas yang berat bagi dirinya. “Mualem mengatakan kita jalankan amanah ini secara bersama-sama. Jika bersama, semua pasti bisa diselesaikan,” kata Mukhlis menirukan lagi percakapannya dengan Mualem. Setelah itu, kata Mukhlis, Mualem langsung menyuruhnya ke Meuligoe Wakil Gubernur di Banda Aceh. Mukhlis langsung berpamitan kepada orang kampung, malam itu juga dia berangkat ke Banda Aceh dari Samahani untuk bertemu Mualem. Di Meuligoe Wakil Gubernur, Mukhlis bertemu dengan beberapa petinggi Partai Aceh. Di sana, katanya,

sudah menunggu Mualem, Kamaruddin Abubakar atau Abu Razak, Ilyas Abed dan juga Darwis Jeunieb. Di sana, kata Mukhlis, Mualem langsung menunjukkan surat pengangkatan dirinya dan membicarakan beberapa hal tentang kerja Partai Aceh ke depan. “Ini amanah yang berat bagi saya, tapi saya siap menjalankan amanah ini,” katanya. Setelah bertemu di Meuligoe Wakil Gubernur, kata Mukhlis, rapat kembali berlanjut pada Minggu pagi, 17 Maret 2013. Saat itu rapat

“Yang saya inginkan tentu partai ini tambah besar untuk terus memperjuangkan cita-cita rakyat Aceh. Dengan kebersamaan dan kesolidan, Saya yakin partai ini akan tambah solid dan besar” MUKHLIS BASYAH SEKJEN PARTAI ACEH

dihadiri jajaran petinggi PA di Kantor Dewan Pimpinan Aceh (DPA) Partai Aceh di Simpang Dodik dan juga di Meuligoe Gubernur Aceh. Sebelum ditetapkan sebagai Sekretaris Jenderal Partai Aceh, Mukhlis mengaku tidak pernah membicarakan tentang posisi tersebut dengan Mualem atau dengan orang-orang lainnya di Partai Aceh. Menurutnya, selama ini dia berkomunikasi dengan Mualem atau Doto Zaini hanya tentang pemerintahan dan urusan Partai Aceh lainnya. Dalam proses penunjukan itu sendiri, Mukhlis tidak bisa membayangkan kenapa bisa terpilih. Ia tidak tahu tentang proses itu. “Yang jelas saya sudah dipercayakan oleh pembesar-pembesar PA yang tentu saja mewakili simpatisan dan rakyat Aceh sendiri, yang semua itu tentu harus saya emban dengan

Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh (DPA-PA) periode 2013-2018 Mukhlis Basyah, saat dipeusijuk di Hotel Regina, Banda Aceh, Sabtu 30 Maret 2013.

baik. Memang sebelumnya, dalam bursa pencalonan Sekjen PA nama-nama selevel saya memang tidak muncul sama sekali” ucapnya merendah.

Siapa Mukhlis Basyah?

Banyak yang bertanya siapa Mukhlis Basyah. Sebelum menjadi Bupati Aceh Besar namanya tak terdengar dalam kancah politik di Aceh. Mukhlis lahir 18 Mei 1971 di sebuah kampung di kaki bukit barisan, Samahani. Saat ini, kawasan tersebut masuk dalam Kecamatan Kuta Malaka, Aceh Besar. Masa kecilnya dilalui di Samahani, hingga dia menamatkan sekolah di SMA Mugayatyah, Banda Aceh. Sejak kecil, bersama saudaranya dia berjualan di kedai kopi yang saat ini terkenal dengan roti selai Samahani, Dua Saudara. Kedai itu terletak di pinggir jalan Banda Aceh Medan, tepat di Pasar Samahani. “Kedai ini didirikan bapak saya. Pulang sekolah, kami bekerja di sini. Selain membantu orang tua juga untuk menambah uang jajan,” kata Mukhlis. Sejak SMP dia sudah mengenal ideologi Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Dia sudah tahu ada ketidakadilan dari Pemerintah Indonesia terhadap Aceh. “Pada waktu itu populer dengan AM atau Aceh Merdeka. Pemerintah Indonesia menyebutnya GPK, Gerakan Pengacau Keamanan,” kata Mukhlis. Aduen Mukhlis menceritakan, pada waktu itu sekitar tahun 1980-an akhir, di Samahani banyak mantan pejuang DI/TII, mereka masih menyimpan senjata walau tidak digunakan lagi. Dari merekalah Mukhlis mengenal apa itu ketidakadilan dan juga pemberontakan. Jiwa pemberontak Mukhlis bangkit untuk melawan. Ideologi Aceh Merdeka sudah tertanam di kepalanya, kemanapun dia pergi. Setamat SMA pada 1991, dia berangkat ke


SUARA POLITIK

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 02 - TAHUN 1 - APRIL 2013 Foto: acehonline

Pelantikan sejumlah pengurus baru Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh (DPA-PA) periode 2013-2018, Minggu 24 Maret lalu di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh.

Jakarta. Sebagai seorang pemuda kampung pada waktu, merantau adalah sebuah tantangan hidup. Februari 1991, dia berangkat ke Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, dia berencana hendak menyeberang ke Malaysia. Beberapa bulan di sana dia berhasil menyeberang ke Malaysia dengan ilegal. “Pemerintah Malaysia menyebut kami pendatang haram,” kata Mukhlis. Hingga tahun 1996 dia berada di negeri jiran itu. Di Malaysia, kata Mukhlis, banyak warga Aceh. Mereka berkumpul di Kampung Melayu Majidi, di daerah Johor Baru. Di sana, bersama warga Aceh yang seide dengannya, Mukhlis memperdalam ideologi Aceh Merdeka-nya. Kampung Melayu Majidi menjadi tempat transit bagi tokoh-tokoh Aceh yang terlibat Aceh Merdeka dan pergi dari Aceh. Ketika itu mereka bekerja memasok senjata ke Aceh melalui jalur laut. Mukhlis terlibat dalam kerja-kerja spionase, mencari uang, mengatur penyaluran senjata. Tahun 1996, mereka ditangkap Pemerintah Malaysia, mereka dianggap pendatang haram. Setelah dipenjara beberapa bulan, mereka dideportasi kembali ke Indonesia lewat Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Dia pulang ke Aceh. Tak lama di tanah kelahirannya dia berangkat lagi ke Jakarta tahun 1997. Tak lama di sana, dia pulang ke Aceh dan naik ke gunung angkat senjata. Waktu itu, setelah reformasi Indonesia, perang terbuka antara TNI dengan pasukan GAM semakin sering terjadi. Mukhlis berlatih di Pentagon, markas besar pasukan GAM Aceh Besar. Pentagon berada di kawasan Siron, Kecamatan Kuta Cot Glie Aceh Besar. Mukhlis menceritakan tempat mereka itu pernah diserbu pasukan TNI dan dihujani bom pesawat Bronco. Di gunung, suka duka dirasakan bersama teman-teman seperjuangan GAM. “Kami berindahpindah, memanggul senjata, kadang turun ke kampung untuk mencari logistik makanan dan naik lagi ke gunung,” katanya. Tahun 2000 dia menikah dengan seorang perempuan yang sekarang telah memberikannya tiga orang putra. Ada cerita menarik ketika pernikahannya dilangsungkan di Masjid Samahani, yang bersisian dengan Polsek Kuta Malaka. “Ada teman-teman GAM yang menjaga, lengkap dengan senjata, ada juga tentara dan juga polisi dari Polsek. Tapi alhamdulillah tidak terjadi apa-apa,” katanya. “Bahkan, Bupati Aceh Besar Sayuti Is juga hadir.” Setelah menikah, hari-hariya dilalui seperti biasa sebagai pemberontak. Dia di gunung dan istrinya di rumah. Kadang, kalau ada waktu dan berhasil menembus blokade TNI di dekat gunung dia pulang ke rumah. Ketika Pemerintah Indonesia memberlakukan Darurat Militer untuk Aceh pada Mei 2003, TNI terus bergerak mencari pasukan Mukhlis. Dia mengakui waktu itu mereka terjepit, logistik berkurang. Pada waktu menjelang perjanjian damai tahun 2005, pentolan GAM Aceh Besar semuanya sudah berkumpul di kawasan pegunun-

gan Kuta Malaka. “Ada Bang Pen, Pak Cek, dan juga Tengku Ahyar,” katanya. Bang Pen adalah sebutan untuk Effendi, Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) Aceh Rayeuk sekarang. Pak Cek adalah Saifuddin, Ketua DPRK Aceh, sedangkan Tengku Ahyar saat ini duduk sebagai salah satu anggota DPR Aceh. Pada suatu malam, 12 Juli 2005, Mukhlis turun ke kampung bersama seorang temannya. Mereka ingin mencari logistik bagi kawan-kawan yang berada di gunung. Naas bagi dia dan temannya tersebut, TNI sudah mengendap menunggu mereka di perbatasan kampung. Tanpa basa-basi, peluru dimuntahkan dalam gelap malam itu. “Saya bisa lihat bagaimana cahaya peluru yang beterbangan,” kata Mukhlis. Temannya roboh seketika, sedangkan dia sendiri terkena di tangan. Dengan sisa kekuatan, dia angkat teman dan langsung menjauh dari pasukan TNI. Tak ada pengejaran, mereka juga tidak membalas. Menembus hutan Mukhlis membawa lari temannya hingga sang teman meninggal dalam pelukannya. “Sungguh pahit mengenang masa itu,” kata Mukhlis. Ketika pimpinan GAM dan Pemerintah Indonesia sepakat berdamai, mereka turun ke kampung. Waktu itu pasukan TNI sudah menunggu. “Ramai, kami juga ramai. Mereka bersenjata, kami juga lengkap. Tapi tak ada lagi kontak senjata, kami hanya saling tatap,” kata Mukhlis. Setelah turun, Mukhlis langsung mengobati tangannya. Walau sudah dioperasi, tangan kanannya tak lagi normal. Telunjuk dan jempol tidak lagi bisa digerakkan, lumpuh. Selama bergabung dengan GAM, Mukhlis mengaku tak pernah bertemu dengan Muzakir Manaf. Panglima perang Aceh Merdeka itu, ditemuinya pertama kali di sebuah sekolah di Meureu, Aceh Besar, setelah perdamaian. Pada waktu ada beberapa pentolan GAM lainnya seperti Darwis Jeunieb. “Itu upacara pengumpulan senjata, sebelum dibawa ke Blang Padang untuk dipotong,” kata Mukhlis. Di Meureu, Mukhlis mengingat kembali bagaimana pertemuan pertama kali dengan tandemnya dalam memimpin Partai Aceh sekarang. “Mualem pegang tangan saya lama, dia tanya kapan kejadiannya. Saya bilang sebulan sebelum damai,” kata Mukhlis. Saat itu, Mukhlis mengatakan Mualem terkesan garang. “Brewoknya masih penuh, tapi saya suka tatapannya. Penuh makna dan tegas sebagai seorang pemimpin.” Sejak saat itu, Mukhlis terus berkoordinasi dengan Mualem. Dalam beberapa hal dia mengaku menemukan sosok kepemimpinan pada Mualem. “Saya ingin seperti dia, tegas. Sebagai seorang pemimpin tidak bicara yang tidak penting,” katanya.

Konsolidasi Internal

Saat ini, Mukhlis sudah menjadi Sekretaris Jenderal Partai Aceh. Dia mengatakan siap

11

mengemban amanah memipin partai politik terbesar di Aceh itu. “Yang saya inginkan tentu partai ini tambah besar untuk terus memperjuangkan cita-cita rakyat Aceh. Tentunya dengan kebersamaan dan kesolidan, Saya yakin partai ini akan tambah solid dan besar,” katanya. Menurutnya, sesuai hasil pertemuan sebelumnya secara maraton, PA akan fokus pada perampingan atau penentuan struktur organisasi, yaitu penentuan kepala-kepala bidang. Kemudian PA juga akan fokus menyiapkan diri pada pesta demokrasi tahun 2014. “Kita harus membuat SK baru kepada pengurus-pengurus di wilayah seluruh Aceh karena perubahan struktur pengurusan. Yang jelas dalam waktu secepat mungkin akan kita selesaikan,” tambah Mukhlis. Kata Aduen, kalau istilah dalam perkawinan, yang hak sekali adalah menikah. Cuma kalau untuk pesta kan bisa belakangan. Makanya untuk itu, Ia harus membuat satu tim struktural yang solid dan bagus sehingga pada pesta demokrasinya nanti kita hadapi dengan baik. Menurut Mukhlis, yang paling berat tantangannya adalah Partai Aceh sendiri. Tapi dengan kesolidan sejak dideklarasikan masih mendapat kepercayaan oleh masyarakat, dan itu semakin besar. “Mudah-mudahan sampai ke depan para pemegang pimpinan tetap istiqamah dalam mengemban tugas. Karena kita ingin mengajak dan mengimbau kepada masyarakat bahwa Partai Aceh ini bukanlah milik satu kaum, golongan, atau kelompok, tapi mewakili semua aspirasi masyarakat Aceh,” lanjutnya. Katanya lagi, pimpinan PA memberikan kebebasan, baik dari dalam proses rekruitmen caleg, tidak melihat itu mesti dari mantan kombatan. Contohnya, di dewan dari PA Aceh Besar sendiri, yang background kombatan hanya empat orang. Selebihnya dari masyarakat yang tentu kriteria mereka sesuai visi misi PA. “Jadi saya merasa kehendak Mualem sendiri lebih kepada mengajak segala komponen mengerahkan tenaga dan pikiran melalui PA untuk berbuat dan membangun Aceh,” pungkasnya. n TEKS. REDAKSI SUA & ATJEHPOST, FOTO. ZAINUDDIN

Ketua Umum: Muzakir Manaf Wakil Ketua Umum: Kamaruddin Abubakar Darwis Jeunib Drs Zulkifli Amin, M.Pd Dra. H. Mariati MR. M.Si Kamaruddin, SH Sekretaris Jendral: Mukhlis Basyah Wakil Sekretaris Jendral: Ir. Jufri Hasanuddin,Msi Drs. Mirza Ismail Hj. Darmawati, SE Drs. Ilyas M. Abed Drs. Atqia Abubakar Asykari Syahkubat Bendahara Umum: Hasanuddin Sabon Wakil Bendum: M. Yasir Abdullah


12

SUARA UMUM ACEH

LENSA UMUM EDISI NO. 02 - TAHUN 1 - APRIL 2013

KEGIATAN PENYELENGGARAAN PENCANANGAN PERCEPATAN TANAM DAN PENGENDALIAN HAMA TIKUS TERPADU YANG DILAKSANAKAN DI DESA MANE KAWAN, KEC. SEUNUDON, ACEH UTARA 19 MARET 2013 FOTO: ZAINUDDIN


LENSA UMUM EDISI NO. 02 - TAHUN 1 - APRIL 2013

SUARA UMUM ACEH

13


14

SUARA POLITIK

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 02 - TAHUN 1 - APRIL 2013

Nafas Kehidupan Adat dan Budaya Aceh Kehadiran Lembaga Wali Nanggroe di Aceh sama sekali tidak membawa efek negatif pada MAA yang independen di tubuh eksekutif Pemerintahan Aceh. Bahkan, dengan adanya lembaga tersebut akan mengoptimalkan kinerja MAA. Qanun Wali nanggroe dan Qanun adat istiadat memberikan nafas kehidupan adat Aceh. Peran tatatan lembaga adat istiadat dipastikan lebih efektif dalam mengatur, membina, mengawasi, penyelenggaran lembaga adat sekaligus alat pemersatu adat istiadat. Hadirnya Lembaga Wali Nanggroe di Aceh merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan sesuai dengan amanah MoU Helsinki dan Undang-Undang Pemerintahan Aceh atau UU Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh. Adanya Lembaga Wali Nanggroe, kata Ketua Majelis Adat Aceh (MAA), Badruzzaman, akan memperkuat dan mengembalikan roh keacehan yang sempat hilang di Serambi Mekkah. “MAA sangat mendukung berdirinya Lembaga Wali Nanggroe ini. Cuma yang menjadi tugas bersama ke depan adalah bagaimana mengatur tugas pokok dan fungsi (tupoksi) lembaga ini agar tidak berbenturan dengan eksekutif,” kata Badruzzaman beberapa waktu lalu. Mengenai posisi MAA setelah adanya Wali Nanggroe, Badruzzaman mengatakan dengan adanya lembaga ini di Aceh, MAA akan turut terlibat dengan sendirinya di dalam struktur kelembagaan yang fokus pada adat-adat Aceh. “Tinggal bagaimana koordinasi tugas saja apa yang harus dilakukan MAA di bawah Lembaga Wali Nanggroe,” ujarnya. Menurut Badruzzaman kehadiran Wali Nanggroe di Aceh sama sekali tidak membawa efek negatif pada MAA yang kini berdiri sendiri di tubuh eksekutif Pemerintahan Aceh. Bahkan, dengan adanya Lembaga Wali Nanggroe ini akan mempermudah kinerja MAA untuk bisa optimal. Memang Lembaga Wali Nanggroe saat ini belum difungsikan dikarenakan belum ada perangkat

Ketua MAA Aceh H Badruzzaman Ismail MHum kesekretariatan di Pemerintah Aceh. Oleh karena itu, agar LWN segera bisa difungsikan, maka akan diperbantukan pada kesekretariatan Majelis Adat Aceh (MAA). Hal ini mengingat MAA saat ini sudah menjadi kesekretaritan Satuan Kerja Pemerintah Aceh (SKPA). Menurut penjelasan anggota Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Abdullah Saleh, secara defakto Malik Mahmud sudah sah menjadi Wali Nanggroe menggantikan almarhum Dr.Tgk. Hasan Muhammad Tiro. Malek Mahmud, saat ini menjabat sebagai Wali Nanggroe yang ke-9, dimana Hasan Tiro merupakan Wali Nanggroe yang ke-8. Sebagaimana diatur dalam regulasi, pengunaan anggaran yang bersumber dari Anggaran Pendapan Belanja Aceh (APBA) harus melalui perangkat SKPA. Bila tidak memiliki kesekretaritan dalam SKPA, tentunya anggaran APBA tersebut tidak bisa dipergunakan.

Kunjungan Staf Kementerian Luar Negeri Belanda, Prof Geske Dijkstra, Denise Bergkamp, beserta staf Kedutaan Belanda di Jakarta, Maarten Van den Bosch, mengunjungi Majelis Adat Aceh (MAA) Aceh beberapa waktu lalu.

“Menggunakan dana yang bersumber dari APBA itu kan harus memiliki kesekretariatan, kalau tidak ada, tentu tidak bisa digunakan anggaran tersebut,” imbuh Abdullah Saleh.

Kemenlu Belanda Kunjungi MAA

Staf Kementerian Luar Negeri Belanda, Prof Geske Dijkstra, Denise Bergkamp, beserta staf Kedutaan Belanda di Jakarta, Maarten Van den Bosch, mengunjungi Majelis Adat Aceh (MAA) Aceh beberapa waktu lalu. Kunjungan tersebut untuk mengetahui peran pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan adat di Aceh yang melibatkan perempuan. Rombongan tersebut diterima Ketua MAA Aceh H Badruzzaman Ismail MHum, Kabid Pemberdayaan Putroe Phang Zulhafah Luthfi MBA, beserta staf MAA lainnya di ruang kerjanya. Badruzzaman mengatakan, ketertarikan pihak Kemenlu Belanda mengunjungi MAA, untuk mengatahui pola penyelesaian permasalahan adat di Aceh, dimana semua pihak dilibatkan dan berperan sesuai adat di Aceh. Seperti persoalan yang melibatkan perempuan, maka istri keuchik dan istri imam gampong berperan dalam menyelesaikan persoalan tersebut. “Beberapa daerah di Aceh sudah ada Keuchik dan tuha peut dari kalangan perempuan, hal itu dibutuhkan untuk dapat menjadi mediator dalam menyelesaikan sengketa yang terjadi,” ujar Badruzzaman. Lebih lanjut Badruzzaman mengatakan, MAA sebelumnya telah memberikan pelatihan kepada masyarakat di gampong untuk menyelesaikan permasalahan secara adat, sehingga tidak melibatkan polisi. Berdasarkan kesepakatan yang dilakukan Pemerintah Aceh, Kepolisian, dan MAA menghasilkan Qanun Aceh No 9 Pasal 13 Tahun 2008 tentang. Pembinaan Kehidupan Adat dan Adat Istiadat. Isi qanun tersebut menyebutkan 18 perselisihan adat dan adat istiadat yang diselesaikan oleh MAA tanpa melibatkan kepolisian. n TEKS. REDAKSI SUA & ATJEHPOST, FOTO. ZAINUDDIN


SUARA POLITIK

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 02 - TAHUN 1 - APRIL 2013

15

Semangat Lama di Partai Baru Gagap gempita menyongsong Pemilu 2014 telah merebak. Para politisi lokal pun tak kalah ambil bagian. Sama seperti di tahun 2009, semangat politik masih membara. Tak kecuali Partai Damai Aceh (PDA)

Gagap gempita dalam menyongsong Pemilu 2014 telah merebak di Aceh. Para politisi lokal pun tak kalah ambil bagian. Sama seperti periode sebelumnya, di tahun 2009, semangat politik dari para pelaku politik Aceh masih membara. Namun tak semudah itu. Untuk dapat ikut dalam kancah pemilu 2014 harus memenuhi syarat syarat minimum lima persen kursi di DPRA dan DPRK bagi partai politik lokal untuk dapat mengikuti pemilu berikutnya sesuai amanah Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UUPA) pasal 90. Dalam ajang perpolitikan kali ini, beberapa partai lokal telah menyiapkan diri dan mendaftarkan dirinya ke Komisi Independen Pemilihan (KIP). Salah satu dari mereka adalah Partai Damai Aceh (PDA) yang menyerahkan berkas pada Selasa 4 September 2012 lalu. Penyerahan itu dilakukan oleh Ketua Umum PDA Teungku Muhibus-

sabri AW, Sekjen PDA Teungku Khaidir, Ketua I Sophan Sofyan, Waled Seulimeum dan semua pengurus Dewan Pimpinan Wilayah. PDA bukanlah nama baru dalam kancah perpolitikan di Aceh. Pada tahun 2009 lalu partai lokal yang didirikan oleh ulama ini juga ikut meramaikan pemilu legislatif 2009. Sayang, persaingan politik yang ketat telah menyisihkan mereka. Kegagalan mencapai Parliamentary Threshold di DPRA Pada pemilihan leg“Partai Daulat Aceh tidak memenuhi syarat untuk ikut pemilu, namun orang-orang di tubuh Partai Daulat Aceh masih memiliki semangat politik yang tinggi untuk ikut berkontribusi dalam perpolitikan di Aceh maka partai Daulat Aceh sepakat untuk membentuk lembaga yang baru dengan singkatan yang sama PDA tapi kepanjangannya berbeda yaitu Partai Damai Aceh.” islatif tahun 2009, memaksa partai daulat aceh mengubah nama dan lambang partainya. Kala itu Syaratnya Partai Daulat Aceh harus mencapai 5 % dari jumlah

anggota yang ada di DPRA dengan kebutuhan 4 kursi. “Partai Daulat Aceh tidak memenuhi syarat untuk ikut pemilu, namun orang-orang di tubuh Partai Daulat Aceh masih memiliki semangat politik yang tinggi untuk ikut berkontribusi dalam perpolitikan di Aceh maka partai Daulat Aceh sepakat untuk membentuk lembaga yang baru dengan singkatan yang sama PDA tapi kepanjangannya berbeda yaitu Partai Damai Aceh.” terang Muhibussabri. Meski sebagian anggota Partai Damai Aceh adalah orang-orang Partai Daulat Aceh yang didirikan para ulama tahun 2008 memiliki singkatan yang sama PDA, namun Partai Damai Aceh bukanlah Partai Daulat Aceh. Kedua partai tersebut adalah dua partai yang berdiri sendiri-sendiri. Secara umum partai tersebut memiliki 99 % visi dan misi yang sama tapi secara administrasi berbeda. Meski masih menyisakan icon lambang Partai Daulat Aceh yaitu topi meukutop, lambang Partai Damai Aceh lebih sederhana dan penuh kharisma dengan sebilah pedang dan tentu saja topi meukutop di atasnya. [TEKS. DESI RINASARI, FOTO. ZAINUDDIN]


16

SUARA UMUM ACEH

SUARA GAMPONG EDISI NO. 02 - TAHUN 1 - APRIL 2013

Air Mata Anak Kombatan Miris, bola mata khatijah yang sendu adalah cermin kegelisahan hatinya. Ditinggalkan orang tua dan dilupakan sahabat ayahnya sesama pejuang.

Jerit tangis itu hilang ditelan gagap gempita penyambutan rombongan Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Aceh. Sebagai bagian dari masyarakat kelas bawah mereka tak bisa memalingkan wajah dari saudara yang telah mendukungnya itu. Jauh menyusuri waktu yang lampau. perjuangan para kombatanlah yang membawa nasib aceh kini. Termasuk para petingginya. Sebagian mereka telah merasakan hasil perjuangan itu, namun sebagian yang tak mampu mem-

“Gadis itu tidak memiliki tempat bernaung. Rumah peninggalan ayahnya telah reot, ditambah lagi atap daun rumbianya yang bocor di sana-sini. Apalagi bila hujan turun, rumah tersebut benarbenar tak layak huni.” pertahankan nyawanya di tembus peluru lawan hanya mampu menyisakan keterpurukan bagi keluarga yang ditinggalkan. Khatijah adalah salah satunya. Ayahnya, M Nur, telah syahid di pertengahan 2004. Keadaan itu diperparah dengan kepergioan ibunya pula. Yatim piatu ini kini tinggal bersama neneknya

di Gampong Hueng, Kecamatan Tanah Luas, Aceh Utara. Di antara kehilangan orangtua dan didera kesulitan ekonomi yang berkepanjangan, ia juga masih harus merasakan ketidaknyaman dengan penyakit jantung dan kista yang dideritanya. Miris, bola mata khatijah yang sendu adalah cermin kegelisahan hatinya. Ditinggalkan orang tua dan dilupakan sahabat ayahnya sesama pejuang. Untunglah ada seorang dermawan yang mau menafkahi dan menjaga gadis malang itu. H Abdul Latief namanya. “Kalau tidak saya liat siapa lagi yang mau peduli” ungkap Abdul Latief. Kenyataan itu memang benar adanya. Gadis itu tidak memiliki tempat bernaung. Rumah peninggalan ayahnya telah reot, ditambah lagi atap daun rumbianya yang bocor di sana-sini. Apalagi bila hujan turun, rumah tersebut benar-benar tak layak huni. Hanya orang-orang seperti Abdul Latieflah yang bisa meringankan sedikit beban anak-anak yang bernasib malang seperti Khatijah. Seandainya para petinggi Aceh yang dulu sama-sama berjuang dengan ayah gadis itu sebagai kombatan GAM, mungkin nasibnya tak semiris saat ini. n TEKS & FOTO. ZAINUDDIN


INFOTAINMENT

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 02 - TAHUN 1 - APRIL 2013

17

r a b m e K i S a

Dala

ngod e M h e m m Ma

Bagi anda penggemar FilmKomedi Aceh, tentu tak asing lagi dengan sepasang gadis kembar dalam film komedi Aceh Mameh Menggoda yang beredar tahun 2011 ini. BAGI anda penggemar Film Komedi Aceh, tentu tak asing lagi dengan sepasang gadis kembar ini. Gadis dengan nama lengkap Nadya Maulidiana dan Nadya Maulidiani ini pernah beradu akting dengan aktor kawakan Aceh, Apa Lahu, Mando Gapi dan Him Morning di film komedi Aceh Mameh Menggoda yang beredar tahun 2011. Pemeran Dina dan Dini dalam film garapan Ayoh Doe tersebut kini duduk di kelas 3 SMP 10 Banda Aceh dan MtsN Lam Ujong. Meski kembar mereka memilih sekolah yang terpisah. Biarpun berjalan sendiri-sendiri, soal bakat, mereka tetap seiya sekata. Keduanya sama-sama aktif di bidang entertaint atau seni dan pramuka. Dina, sang kakak yang feminine aktif di dunia model di sanggar sekolahnya sedang Dini lebih memilih bergabung di sanggar tari Guzel Selim dan menyanyi. Meski dunia seni dan entertaintent berbeda jauh dengan aktivitas pramuka, mereka tetap melakukan kedua kegiatan tersebut secara beriringan dan professional. Buktinya, Si kembar, anak pasangan Azhari dan Idawani ini juga meraih prestasi di pramuka. Dini, yang juga merupakan finalis Yamaha Idol ini kini aktif di pramuka Bhayangkara dan telah meraih juara satu lomba penjelajahan, juara 2 lomba pionering, dan juara 3 lomba camp standar. Tak kalah dengan sang adik, Dina juga melakukan banyak penjelajahan bersama kelompok pramukanya, meski ia mengaku lebih fokus di dunia modeling. Berbeda dengan sang adik yang lebih fokus pada penjelajahan. Namun demikian, Dini juga memiliki cita-cita yang sama dengan kakaknya, menjadi artis nasional. n TEKS. DESI RINASARI, FOTO. ZAINUDDIN


18

SUARA UMUM ACEH

SUARA BUDAYA EDISI NO. 02 - TAHUN 1 - APRIL 2013

Saya baru puas batin kalau sekolah di Aceh telah mengenal rapai.

Rapai Karya

SangMaestro PERMAINAN rapai selalu memberikan sensasi tersendiri bagi para penikmatnya. Keapikan, keindahan, dan eloknya suara rapai yang gagah membuat semua orang takjub, hingga tak ayal permainan rapai selalu dinanti kehadirannya. Dibalik keindahan suara rapai yang gagah, tak terlepas dari kemahiran sang penciptanya. Adalah Fajar Siddiq sang maestro itu. Suara mesin gerinda terdengar menyayat dari bengkel milik Fajar Siddiq di Komplek Perumahan Kuwait Kayee Lee Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar. Bongkahan-bongkahan kayu tualang, tergeletak begitu saja di sisi rumah dan sebagian memadati bengkel mungil yang berada tepat di belakang rumahnya. Demi mendapatkan kayu tualang, meurante dan beberapa jenis kayu lainnya ia harus menyusuri hutan Siron, Lampakuk sampai ke Nagan Raya dan menebangnya sendiri. Semuanya dilakukan secara otodidak. Saat tim SUA berkunjung ke bengkelnya sore itu ia sedang serius memperhalus rapai buatannya itu. “Ini pesanan dari bank BRI.” Tukasnya. Ia sedikit sibuk karena deadline. “Pukul 10 malam nanti akan diambil.” Katanya lagi. Sekilas bengkel itu hanyalah pondok mungil yang penuh dengan serbuk

kayu, beberapa gulungan kulit kambing dan lembu yang sudah dibersihkan disisipkan di bawah atap daun rumbia bengkelnya. Namun siapa sangka dari sanalah tercipta peralatan-peralatan musik Aceh yang penuh kharisma. Ia adalah salah satu dari delapan pembuat rapai yang ada di Aceh. Tak hanya rapai, ia juga ahli dalam membuat gendrang, serune kale, suling bambu, tonga, tifa dangdut, bahkan biola. Semua karyanya memiliki kekhasan yang tak dimiliki oleh alat musik Aceh lain. Itulah kelebihannya. Tak heran, bila banyak yang ingin dibuatkan alat musik olehnya. Awalnya lelaki berusia 38 tahun itu adalah pemain rapai, ia telah menggeluti bidang tersebut sejak masih duduk di bangku SMA. Bakatnya dalam membuat alat musik memang telah terlihat sejak ia masih remaja. Rasa penasaran mendorong pencipta musik kapalo tersebut membuat sendiri alat musik rapai. Tentu saja hanya untuk dirinya sendiri. Namun karena alat musik buatannya memiliki kekhasan pesanannya mulai banjir. Bahkan kini hasil karyanya telah sampai ke mancanegara. Ia memulai karirnya sebagai pegiat seni dengan bergabung di Sanggar Pocut Baren di Aceh Barat. Lalu ia dikontrak oleh beberapa sanggar secara bergantian hingga sampai ke Banda Aceh. Di Banda Aceh


SUARA BUDAYA

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 02 - TAHUN 1 - APRIL 2013

ia pertama kali bergabung dengan Sanggar Cut Nyak Dhien dan terus berpindah-pindah sanggar sesuai kontrak. Masalah jam terbang, jangan ditanya, ia telah melanglang buana sampai ke negeri Jiran Malaysia, Singapura dan Thailand. Lelaki yang juga merupakan penyanyi lagu Aceh itu satu-satunya orang di Aceh yang bisa menciptakan instrumen Aceh secara lengkap. Selain pembuat, ia juga pemain dan pelatih yang handal. Dari dalam rumahnya juga sering terdengar tabuhan indah suara rapai dari anggota Sanggar Meusanet, binaannya. Poskonya pun berada di rumahnya. Satu kesatuan yang saling berkorelasi. Pencipta alat dan pencipta pemain sekaligus. Sebelumnya ia juga kerap dipanggil untuk melatih di sanggar-sanggar kampus seperti IAIN, FKIP Kesenian dan Bestek FE Unsyiah. Fajar siddik yang juga seorang produser lagu aceh adalah salah satu warisan aceh yang hampir terlupakan. Meski sendiri tanpa dipayungi oleh kelompok seni manapun ia tetap kokoh menjaga dan melestarikan budaya Aceh. Kemana pun ia terbang, ia tetap akan kembali ke bengkelnya, bergumul dengan bongkahanbongkahan kayu yang telah ia sulap seperti cincin raksasa untuk alat musik rapai. Dengan dibantu istrinya, Marliani, ia menggarap alat musik tradisional itu. Sebagai istri, wanita yang juga penyanyi lagu Aceh ini selalu bekerjasama dengan suaminya untuk melestarikan budaya Aceh. Secara profesi ia telah mentok dijalur tersebut, namun tetap saja hatinya belum puas. “Saya ingin anak-Anak sekolah mulai dari SD mengenal rapai dan bisa memainkannya. Saya tidak

ingin alat musik Aceh tergilas intrumen modern seperti band. Orang di luar Aceh saja menghargai dan melestarikan rapai dan budaya Aceh, tapi tidak dengan orang Aceh.” Katanya galau, gurat wajahnya penuh prihatin. “Saya baru puas batin kalau sekolah di Aceh telah mengenal rapai.” Ulangnya lirih. Keinginanannya bertahan di profesi tersebut hanya karena kecintaannya pada budaya Aceh. Meski

19

secara materi harga sebuah intrumen karyanya bernilai ratusan ribu hingga jutaan rupiah, namun itu bukan jaminan kesejahteraan. Bila order sepi ia akan menghabiskan waktunya di ladang untuk mencari pendapatan tambahan. “Saya harap masyarakat Aceh bisa menghargai seni dan budaya Aceh.” Ucanya bersahaja di akhir perbincangan. n TEKS. DESI RINASARI, FOTO. ZAINUDDIN

PEMERINTAH DAN MASYARAKAT KABUPATEN ACEH BESAR Mengucapkan

SELAMAT DAN SUKSES ATAS TERPILIHNYA

TGK. MUZAKIR MANAF KETUA UMUM PARTAI ACEH

& MUKHLIS BASYAH SEKJEN PARTAI ACEH

DALAM MUSYAWARAH BESAR I PARTAI ACEH PADA TANGGAL 3 MARET 2013 DI ANJONG MON MATA, BANDA ACEH

Semmoga selalu mendapat petujuk dari Allah SWT dalam melaksanakan tugas dan amanah yang diberikan dengan sebaik-baiknya. TTD

Samsul Rizal, M.Kes Wakil Bupati

Mukhlis Basyah Bupati Drs. Zulkifli Ahmad, MM Sekretaris Daerah


20

IKLAN

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 02 - TAHUN 1 - APRIL 2013

PEMERINTAH ACEH BESERTA JAJARANNYA Mengucapkan

SELAMAT DAN SUKSES ATAS TERPILIHNYA

TGK. MUZAKIR MANAF KETUA UMUM PARTAI ACEH

&

MUKHLIS BASYAH SEKJEN PARTAI ACEH

DALAM MUSYAWARAH BESAR I PARTAI ACEH PADA TANGGAL 3 MARET 2013 DI ANJONG MON MATA, BANDA ACEH

Semmoga selalu mendapat petujuk dari Allah SWT dalam melaksanakan tugas dan amanah yang diberikan dengan sebaik-baiknya. TTD

Tgk. Muzakir Manaf Wakil Gubernur

dr. H. Zaini Abdullah Gubernur Aceh T. Setia Budi Sekretaris Daerah


IKLAN

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 02 - TAHUN 1 - APRIL 2013

BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN (BKPP) PROVINSI ACEH

21

DINAS PERTANIAN DAN TANAMAN PANGAN PROVINSI ACEH

Mengucapkan

Mengucapkan

SELAMAT DAN SUKSES

SELAMAT DAN SUKSES

ATAS TERPILIHNYA

ATAS TERPILIHNYA

TGK. MUZAKIR MANAF

TGK. MUZAKIR MANAF

&

&

KETUA UMUM PARTAI ACEH

KETUA UMUM PARTAI ACEH

MUKHLIS BASYAH

MUKHLIS BASYAH

DALAM MUSYAWARAH BESAR I PARTAI ACEH PADA TANGGAL 3 MARET 2013 DI ANJONG MON MATA, BANDA ACEH

DALAM MUSYAWARAH BESAR I PARTAI ACEH PADA TANGGAL 3 MARET 2013 DI ANJONG MON MATA, BANDA ACEH

Semmoga selalu mendapat petujuk dari Allah SWT dalam melaksanakan tugas dan amanah yang diberikan dengan sebaik-baiknya.

Semmoga selalu mendapat petujuk dari Allah SWT dalam melaksanakan tugas dan amanah yang diberikan dengan sebaik-baiknya.

TTD

TTD

Drs. Hasanuddin Darjo, MM Kepala Badan

Ir Razali Adami, MP Kepala Dinas

SEKJEN PARTAI ACEH

PIMPINAN DAN KARYAWAN

PT. TENAGA INTI GROUP

SEKJEN PARTAI ACEH

MAJELIS ADAT ACEH (MAA) PROVINSI ACEH Mengucapkan

Mengucapkan

SELAMAT DAN SUKSES ATAS TERPILIHNYA

TGK. MUZAKIR MANAF KETUA UMUM PARTAI ACEH

&

MUKHLIS BASYAH SEKJEN PARTAI ACEH

DALAM MUSYAWARAH BESAR I PARTAI ACEH PADA TANGGAL 3 MARET 2013 DI ANJONG MON MATA, BANDA ACEH

Semmoga selalu mendapat petujuk dari Allah SWT dalam melaksanakan tugas dan amanah yang diberikan dengan sebaik-baiknya.

SELAMAT DAN SUKSES ATAS TERPILIHNYA

TGK. MUZAKIR MANAF KETUA UMUM PARTAI ACEH

&

MUKHLIS BASYAH SEKJEN PARTAI ACEH

DALAM MUSYAWARAH BESAR I PARTAI ACEH PADA TANGGAL 3 MARET 2013 DI ANJONG MON MATA, BANDA ACEH

Semmoga selalu mendapat petujuk dari Allah SWT dalam melaksanakan tugas dan amanah yang diberikan dengan sebaik-baiknya. TTD

TTD

H. Makmur, SE Direktur

H Badruzzaman Ismail M.Hum Ketua


22

IKLAN

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 02 - TAHUN 1 - APRIL 2013

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HOLTIKULTURA ACEH BESAR Mengucapkan

DINAS KOPERASI DAN UKM PROVINSI ACEH Mengucapkan

SELAMAT DAN SUKSES

SELAMAT DAN SUKSES

TGK. MUZAKIR MANAF

TGK. MUZAKIR MANAF

&

&

ATAS TERPILIHNYA

KETUA UMUM PARTAI ACEH

ATAS TERPILIHNYA

KETUA UMUM PARTAI ACEH

MUKHLIS BASYAH

MUKHLIS BASYAH

DALAM MUSYAWARAH BESAR I PARTAI ACEH PADA TANGGAL 3 MARET 2013 DI ANJONG MON MATA, BANDA ACEH

DALAM MUSYAWARAH BESAR I PARTAI ACEH PADA TANGGAL 3 MARET 2013 DI ANJONG MON MATA, BANDA ACEH

Semmoga selalu mendapat petujuk dari Allah SWT dalam melaksanakan tugas dan amanah yang diberikan dengan sebaik-baiknya.

Semmoga selalu mendapat petujuk dari Allah SWT dalam melaksanakan tugas dan amanah yang diberikan dengan sebaik-baiknya.

TTD

TTD

Ir. H. Hasballah M. Ali, MM Kepala Dinas

Dr. Roeslan Abdul Gani, M.Pd Kepala Badan

SEKJEN PARTAI ACEH

DINAS PENDAPATAN DAN KEKAYAAN ACEH

SEKJEN PARTAI ACEH

BADAN PEMBINAAN PENDIDIKAN DAYAH ACEH

Mengucapkan

Mengucapkan

SELAMAT DAN SUKSES

SELAMAT DAN SUKSES

ATAS TERPILIHNYA

ATAS TERPILIHNYA

TGK. MUZAKIR MANAF

TGK. MUZAKIR MANAF

&

&

KETUA UMUM PARTAI ACEH

KETUA UMUM PARTAI ACEH

MUKHLIS BASYAH

MUKHLIS BASYAH

DALAM MUSYAWARAH BESAR I PARTAI ACEH PADA TANGGAL 3 MARET 2013 DI ANJONG MON MATA, BANDA ACEH

DALAM MUSYAWARAH BESAR I PARTAI ACEH PADA TANGGAL 3 MARET 2013 DI ANJONG MON MATA, BANDA ACEH

Semmoga selalu mendapat petujuk dari Allah SWT dalam melaksanakan tugas dan amanah yang diberikan dengan sebaik-baiknya.

Semmoga selalu mendapat petujuk dari Allah SWT dalam melaksanakan tugas dan amanah yang diberikan dengan sebaik-baiknya.

TTD

TTD

Drs. Paradis, M.Si Kepala Dinas

Ir Rusmiady Kepala Badan

SEKJEN PARTAI ACEH

DPKKD KABUPATEN ACEH BESAR

SEKJEN PARTAI ACEH

DINAS KEUANGAN PROVINSI ACEH

Mengucapkan

Mengucapkan

SELAMAT DAN SUKSES

SELAMAT DAN SUKSES

ATAS TERPILIHNYA

ATAS TERPILIHNYA

TGK. MUZAKIR MANAF

TGK. MUZAKIR MANAF

&

&

KETUA UMUM PARTAI ACEH

KETUA UMUM PARTAI ACEH

MUKHLIS BASYAH

MUKHLIS BASYAH

DALAM MUSYAWARAH BESAR I PARTAI ACEH PADA TANGGAL 3 MARET 2013 DI ANJONG MON MATA, BANDA ACEH

DALAM MUSYAWARAH BESAR I PARTAI ACEH PADA TANGGAL 3 MARET 2013 DI ANJONG MON MATA, BANDA ACEH

Semmoga selalu mendapat petujuk dari Allah SWT dalam melaksanakan tugas dan amanah yang diberikan dengan sebaik-baiknya.

Semmoga selalu mendapat petujuk dari Allah SWT dalam melaksanakan tugas dan amanah yang diberikan dengan sebaik-baiknya.

TTD

TTD

Drs.Iskandar,MSi Kepala Dinas

Azhari Hasan, SE, MSi Kepala Badan

SEKJEN PARTAI ACEH

SEKJEN PARTAI ACEH


IKLAN

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 02 - TAHUN 1 - APRIL 2013

DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI ACEH

DINAS REGISTRASI KEPENDUDUKAN ACEH

Mengucapkan

Mengucapkan

SELAMAT DAN SUKSES

SELAMAT DAN SUKSES

ATAS TERPILIHNYA

ATAS TERPILIHNYA

TGK. MUZAKIR MANAF

TGK. MUZAKIR MANAF

KETUA UMUM PARTAI ACEH

&

23

KETUA UMUM PARTAI ACEH

&

MUKHLIS BASYAH

MUKHLIS BASYAH

DALAM MUSYAWARAH BESAR I PARTAI ACEH PADA TANGGAL 3 MARET 2013 DI ANJONG MON MATA, BANDA ACEH

DALAM MUSYAWARAH BESAR I PARTAI ACEH PADA TANGGAL 3 MARET 2013 DI ANJONG MON MATA, BANDA ACEH

Semmoga selalu mendapat petujuk dari Allah SWT dalam melaksanakan tugas dan amanah yang diberikan dengan sebaik-baiknya.

Semmoga selalu mendapat petujuk dari Allah SWT dalam melaksanakan tugas dan amanah yang diberikan dengan sebaik-baiknya.

TTD

TTD

Ir. Said Ikhsan Kepala Dinas

Drs Ismarisiska Kepala Dinas

SEKJEN PARTAI ACEH

DINAS PENGAIRAN PROVINSI ACEH

SEKJEN PARTAI ACEH

DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN ACEH

Mengucapkan

Mengucapkan

SELAMAT DAN SUKSES

SELAMAT DAN SUKSES

ATAS TERPILIHNYA

ATAS TERPILIHNYA

TGK. MUZAKIR MANAF

TGK. MUZAKIR MANAF

&

&

KETUA UMUM PARTAI ACEH

KETUA UMUM PARTAI ACEH

MUKHLIS BASYAH

MUKHLIS BASYAH

DALAM MUSYAWARAH BESAR I PARTAI ACEH PADA TANGGAL 3 MARET 2013 DI ANJONG MON MATA, BANDA ACEH

DALAM MUSYAWARAH BESAR I PARTAI ACEH PADA TANGGAL 3 MARET 2013 DI ANJONG MON MATA, BANDA ACEH

Semmoga selalu mendapat petujuk dari Allah SWT dalam melaksanakan tugas dan amanah yang diberikan dengan sebaik-baiknya.

Semmoga selalu mendapat petujuk dari Allah SWT dalam melaksanakan tugas dan amanah yang diberikan dengan sebaik-baiknya.

TTD

TTD

Ir. Anwar Ishak Kepala Dinas

Safwan, SE, M.Si Kepala Dinas

SEKJEN PARTAI ACEH

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI ACEH

SEKJEN PARTAI ACEH

DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN ACEH

Mengucapkan

Mengucapkan

SELAMAT DAN SUKSES

SELAMAT DAN SUKSES

ATAS TERPILIHNYA

ATAS TERPILIHNYA

TGK. MUZAKIR MANAF

TGK. MUZAKIR MANAF

&

&

KETUA UMUM PARTAI ACEH

KETUA UMUM PARTAI ACEH

MUKHLIS BASYAH

MUKHLIS BASYAH

DALAM MUSYAWARAH BESAR I PARTAI ACEH PADA TANGGAL 3 MARET 2013 DI ANJONG MON MATA, BANDA ACEH

DALAM MUSYAWARAH BESAR I PARTAI ACEH PADA TANGGAL 3 MARET 2013 DI ANJONG MON MATA, BANDA ACEH

Semmoga selalu mendapat petujuk dari Allah SWT dalam melaksanakan tugas dan amanah yang diberikan dengan sebaik-baiknya.

Semmoga selalu mendapat petujuk dari Allah SWT dalam melaksanakan tugas dan amanah yang diberikan dengan sebaik-baiknya.

TTD

TTD

Drs Anas M Adam, MPd Kepala Dinas

Dr. drh. Raihanah M.Si Kepala Dinas

SEKJEN PARTAI ACEH

SEKJEN PARTAI ACEH


24

OTOMOTIF

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 02 - TAHUN 1 - APRIL 2013

Ertiga Raih Otomotif Award Tahun 2013 BELUM genap setahun hadir di Tanah Air, Suzuki Ertiga menorehkan prestasi yang sangat membanggakan. Kendaraan di segmen MPV yang diproduksi PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) ini sudah waktunya berjaya di kelasnya. Dalam ajang penghargaan bergengsi bertajuk ‘Otomotif Award 2013’, MPV yang dipasarkan PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) ini terpilih sebagai Best of The Best MPV, Best Small MPV dan penghargaan tertinggi yakni Car of The Year 2013. Seiji Itayama, 4W Managing Director SIS pun mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Indonesia, karena Ertiga telah diterima dengan baik. Semoga dengan kesuksesan ini kami dapat menjaga pelayanan dan kepercayaan terhadap konsumen. Sebelumnya, Ertiga telah memperoleh penghargaan bergengsi lainnya, yakni Rocky of The Year, The Best Compact MPV versi Auto Bild Indonesia, Car of The Year dan Best Small MPV versi Mobil Motor. Selain Ertiga, produk Suzuki yang juga meraih penghargaan adalah All New Swift. City car hatcback ini didaulat sebagai Best Small Hatchback.[kpl/red]

Suzuki Duduki Peringkat Dua di Indonesia PENJUALAN Suzuki roda empat menunjukkan hasil yang signifikan dengan berhasil mencetak angka sebesar 14.909 unit (whole sales) dan 13.635 unit (retail sales) pada total penjualan periode Februari 2013. Jika dibandingkan dengan periode bulan yang sama di tahun 2012, penjualan mengalami kenaikan sebesar 75.6% (wholesales) dan 77.1% (retail sales), serta mengalami kenaikan sebesar 15.3% (wholesales) dan 21.1% (retail sales) jika dibandingkan dengan penjualan di bulan Januari 2013. Pencapaian ini tentunya membawa Suzuki ke peringkat dua secara nasional. Ertiga berada di peringkat teratas dalam kontribusi terbesar penjualan kendaraan Suzuki yaitu sebesar 6.784 unit atau 45.5 % dari total penjualan, kemudian peringkat kedua ditempati oleh Carry Futura 1.5 (komersil dan penumpang) sebesar 4.413 unit atau 29.6 %, lalu disusul oleh APV baik penumpang maupun komersil (Mega Carry) sebanyak 2.911

unit atau 19.5 %, dan sisanya diikuti oleh porduk Suzuki lainya, seperti Splash, SX4, Swift, dan Grand Vitara sekitar 5.4 % dari total penjualan. Atas pencapaian penjualan Suzuki roda empat (whole sales) yang signifikan ini, ditanggapi positif oleh Endro Nugroho, 4W Sales Director PT. Suzuki Indomobil Sales, “PT. Suzuki Indomobil Sales mengucapkan terima kasih ke-

pada para konsumen yang telah mempercayakan kebutuhan transportasinya kepada Suzuki, dan kepada seluruh dealer di Indonesia untuk kerjasamanya dalam melakukan pelayanan dan penjualan produk kendaraan Suzuki. Keberhasilan di bulan Februari 2013 ini, diharapkan menjadi titik awal yang baik untuk berprestasi jauh lebih baik lagi kedepannya.[wsc/red]

PEMENANG UNDIAN ERTIGA EXCITEST DRIVE PERIODE X (1-28 FEBRUARI 2013) Kota: Bengkulu Nama: Jamaluddin No. Kupon: 0035618 Dealer: Samekarindo Indah Kota: Samarinda

PEMENANG MOBIL Nama: Tatiet Setia Doemilah No. Kupon: 0010362 Dealer: Buana Indomobil Trada Kota: Serpong PEMENANG MOTOR Nama: Erli Mustika No. Kupon: 0032807 Dealer: Kangaroo Motor Abadi

PEMENANG CAMERA Nama: Amri No. Kupon: 0111612 Dealer: Armada Banda Jaya Kota: Banda Aceh Nama: Silfi Carlintje No. Kupon: 0067657 Dealer: Sumberbaru Sentral Mobil Kota: Jakarta PEMENANG IPAD Nama: Bayu Sidharta A No. Kupon: 0038683 Dealer: Sumberbaru Aneka Mobil Kota: Jakarta Nama: Tjetjep Supriyadi No. Kupon: 0050250

Dealer: Pusaka Motor Kota: Jakarta PEMENANG EMAS Nama: Budiyanto No. Kupon: 0121645 Dealer: DwiPerkasa Mobiltama Kota: Jakarta Nama: Sunardi No. Kupon: 0119130 Dealer: Citra Asri Buana Kota: Bogor PEMENANG SEPEDA Nama: Muhamad Ramli No. Kupon: 0074738 Dealer: Sumberbaru Sentral Mobil Kota: Jakarta

Nama: Susanto No. Kupon: 0029725 Dealer: Buana Indomobil Trada Kota: Jakarta

RINTISAN SEKOLAH MENEMBAK PERBAKIN ACEH BESAR

DIBUKA OLEH BAPAK KAPOLRES ACEH BESAR AKBP. DJADJULI SIK M.SI

PADA HARI KAMIS TANGGAL 7 MARET 2013, DI KOMPLEKS PDAM TIRTA MOUNTALA, GAMPONG SIRON, INGIN JAYA, ACEH BESAR


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.