Sua edisi 4 juni 2013

Page 1

14

17

SUARA INOVASI

SOLUSI MASA DEPAN PERTANIAN ACEH

SUARA INOVASI

DI USIA KE 20 TAHUN, TIRTA MOUNTALA SIAP MANDIRI

24 INFOTAINMENT IWAN FALS, BANGGAKAN SULTAN ISKANDAR MUDA

SUARA UMUM ACEH TABLOID MINGGUAN

MENUJU ACEH MAJU

05 POTENSI SEKTOR PERKEBUNAN ACEH 2013

10

suaraumum@gmail.com

facebook.com/suaraumum

HARGA ECERAN Rp 6.000,-

EDISI NO. 04 - TAHUN 1 - JUNI 2013

Sektor Air Minum

Prioritas RPJM Aceh 2013-2017

PROGRAM KERJA BP SPAM REGIONAL ACEH 2013

16

PENERBIT ACEH INTERMEDIA

MENGEMBALIKAN KEJAYAAN PENYULUH PERTANIAN

23 PROFIL UMUM

Ir. Said Sahifan:

Membangun Kebun Untuk Rakyat

DISIPLIN DALAM BERTUGAS, RAMAH SESAMA ANGGOTA

HABA JAMEUN

KHEM MEUHAH-HAH, KHEM IBLIH KHEM MEUHIH-HIH, KHEM GUDA KHEM TEUSEUNYOM, KHEM NABI KHEM TEUHAH BIBI, KHEM ULAMA


2

SUARA REDAKSI

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 04 - TAHUN 1 - JUNI 2013

17

SALEUM REDAKSI Edisi kali ini, Tabloid Suara Umum Aceh (SUA) kembali hadir di tengah tengah-tengah para pembaca. Kali ini SUA mencoba lebih fokus pada sektor pertanian dan air bersih atau air minum. Seperti biasa, kami terus berupaya memberi informasi yang lebih lengkap dan menyeluruh di sektor tekait. Edisi kali ini, tabloid SUA mengangkat dua topik utama sekaligus, yakni tentang perkebunan dan sektor air minum yang menjadi prioritas RPJM Aceh 2013-2017. Pada sektor perkebunan, kami menggangkat tema tentang apa saja upaya yang dilakukan Dinas Perkebunan Aceh untuk membangun perebunan untuk rakyat seperti komitmen yang disampaikan kepala dinas terkait Ir. Said Sahifan. Sedangkan di sektor air minum, kami mengetengahkan upaya pemerintah Aceh untuk membenah sektor tersebut yang selama ini dinilai kurang efektif dalam penyediaan air sebagai salah satu kebutuhan dasar masyarakat Aceh. Seperti diketahui, Air minum merupakan kebutuhan utama bagi manusia, yang harus tersedia dalam kuantitas yang cukup dan kualitas yang memenuhi syarat. Mengingat penting dan vitalnya ketersediaan air minum, Pemerintah Aceh telah memasukkan sektor air minum sebagai salah satu prioritas dalam rencana pembangunan jangka menengah Aceh 2013-2017. Selain itu kami juga menyajikan beberapa topik lainnya, diantaranya adalah inovasi baru di bidang penyuluhan pertaniaan yang diprakarsai Dekan Fakultas Pertanian Unsyiah Dr. Ir. Agussabti dan menghadirkan sosok musisi legendaris Iwan Fals khusus untuk anda. Semoga dapat bermanfaat sebagai penambah wawasan baru untuk anda semua!

REDAKSI PENERBIT Aceh Intermedia SIUP: 461/01.01/PK/III/2013 SITU: 503/783/KPPTSP/2013 TDP: 010134607830 NPWP: 03.286.510.7-101.000 DEWAN PENASEAHAT DR. TM. Jamil TA, M.Si, DR. Ir Ilyas , MP, Muhammad Zaini, S.Sos PEMIMPIN UMUM/ PEMIMPIN PERUSAHAAN NJ. Zanielhak PEMIMPIN REDAKSI Rahmat RA SEKRETARIS REDAKSI Z. Ali Kumba REDAK足TUR Desi Rinasari & Dodi Sagala

SUARA UTAMA

POTENSI SEKTOR PERKEBUNAN ACEH 2013 SUARA UTAMA

SEKTOR AIR MINUM PRIORITAS RPJM ACEH 2013-2017 SUARA INOVASI

SOLUSI MASA DEPAN PERTANIAN ACEH SUARA INOVASI

MENGEMBALIKAN KEJAYAAN PENYULUH PERTANIAN SUARA GAMPONG

KEPALA BKP-LUH ACEH TURUN KE SAWAH DI GADANG RAWA PROFIL UMUM

DISIPLIN DALAM BERTUGAS, RAMAH SESAMA ANGGOTA INFOTAINMENT

IWAN FALS, BANGGAKAN SULTAN ISKANDAR MUDA

05

06

14

16

19

23

24 POTRET

KONTRIBUTOR David & Wulandari KORESPONDEN Banda Aceh, Aceh Besar, Sabang, Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara, Lhokseumawe, Aceh Timur, Langsa, Aceh Tamiang, Aceh Tenggara, Gayo Luwes, Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Singkil, Subulussalam, Aceh Selatan, Aceh Barat Daya, Nagan Raya, Aceh Barat, Aceh Jaya, Simeulue dan Medan. IKLAN & SIRKULASI Zainuddin & Dewi Mailisa, SE ALAMAT REDAKSI Jl. Jurong Dagang, Gampong Ceurih, Ulee Kareng, Banda Aceh, Email. suaraumum@gmail. com, Facebook. facebook.com/ suaraumum.

Wartawan Tabloid SUARA UMUM ACEH tidak diperkenankan menerima dana atau meminta imbalan dalam bentuk apapun dari narasumber, wartawan tabloid ini dilengkapi kartu pengenal atau surat tugas. Apabila ada pihak mencurigakan sehubungan dengan aktivitas kewartawanan tabloid ini, segera hubungi redaksi. Gubernur Aceh dr. H. Zaini Abdullah saat Kunjungan ke Stand Distan Aceh pada Aceh Expo 2013.


SUARA UTAMA

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 04 - TAHUN 1 - JUNI 2013

3

Ir. Said Sahifan:

Membangun Kebun Untuk Rakyat

Kebun Jagung di Aceh Tenggara.

Fokus Dinas Perkebunan Aceh terhadap pengembangan perkebunan bukan hanya sebatas pada dukungan pada investasi perkebunan dengan keuntungan perkebunan inti plasma atau penyaluran bibit dan pupuk, tetapi lebih dari itu, Dinas Perkebunan Aceh merencanakan untuk melakukan inventarisir lahan tidur milik perusahaan yang tidak dimanfaatkan. Nantinya lahan tidur tersebut akan dialihkan untuk digarap oleh masyarakat. PENDUDUK dunia sudah semakin padat. Di Negara-negara maju banyak perusahaan-perusahaan raksasa didirikan untuk menopang kebutuhan dan perekonomian rakyat. Negara-negara yang memiliki teknologi tinggi dengan intelektual menciptakan dan mengoperasikan fasilatas kerja akan mampu mendongkrak perekonomian Negara. Negara-negara yang tidak memiliki tanah sesubur di Negara beriklim tropis cukup tahu diri untuk mengembangkan potensi yang dapat berdiri di atas tanah airnya seperti pabrik dan industri berskala besar. Sedang Indonesia yang sangat membanggakan negerinya yang subur dan memiliki symbol agraris sebagai kelebihan sama sekali tak menunjukkan cirri khasnya. Bahkan Aceh, hanya mampu membanggakan kemashuran sultan iskandar muda.

Kemakmuran dalam sejarah, tak jelas terlihat, semakin lama semakin samar. Misi untuk kebangkitan hasil perkebunan aceh hanya sebatas pembagian bibit tanaman yang berakhir di pekarangan rumah tanpa adanya lahan untuk ditanami bibit yang telah disalurkan. Namun kini arah untuk pngembangan hasil perkebunan telah lebih jelas. Hal itu terlihat dari strategi dinas perkebunan dalam perencanaan pengembangan perkebunan tahun 2013. Strategi perkebunan yang direncanakan oleh dinas perkebunan membawa angin segar untuk perekenomian rakyat. Bukan hanya tujuan memajukan hasil alam Aceh melalui tangan-tangan kecil rakyat yang minim modal, tapi turun tangan pemerintah untuk memajukan perkebunan aceh adalah sebuah langkah besar yang harus didukung oleh smua pihak, terutama kabupaten. strategi yang dicanangkan ini tentu saja berimbas pada kesejahteraan rakyat aceh. Dalam wawancara khusus dengan SUA, Kadisbun Aceh mengungkapkan bahwa strategi memajukan perkebunan di Aceh bukan sekedar membagikan bibit yang belum tentu di tanam, tetapi lebih dari itu, disbun akan membuka lahan perkebun untuk masyarakat dalam rangka memajukan hasil panen berupa sawit, kopi, kakao, karet dan lin sebagainya. Semua hasil perkebunan itu selalu mudah untuk dipasarkan. Dengan adanya hasil alam berkualitas baik dan memiliki nilai jual tinggi akan menambah pendapatan rakyat dan Negara yang akhirnya akan memakmurkan rakyat. Pembuatan lahan perkebunan sebagai sarana berkebun akan membuka lapangan kerja bagi para petani yang selama ini tidak memiliki lahan.

Dalam pelaksanaannya pihak disbun akan mengawal pembuatan lahan perkebunan dan penanaman oleh petani, agar perencanaan yang telah dibuat tidak sia-sia. Pengawalan tersebut merupakan sebuah strategi agar tujuan yang diharapkan tercapai. Pengawalan dilakukan mulai dari pembuatan lahan, penanaman bibit yang telah disalurkan, aplikasi pupuk, melakukan rehabilitasi terhadap tanaman muda yang baru di tanam sampai masa panen. Menurut kadisbun untuk mencapai sasaran perkebunan pihak disbun harus berupaya untuk menghasilkan panen yang berkualitas. Salah satu strategi kea rah tersebut yaitu dengan cara melakukan pengawasan terhadap kegiatan perkebunan, sehingga bibit dan pupuk yang telah disalurkan dapat diaplikasikan dengan benar. REVITALISASI LAHAN PERKEBUNAN Dengan luasnya area perkebunan, banyak pengusaha yang membuat perkebunan di aceh. Namun terkadang beberapa pihak perusahaan tidak terlalu memahami aturan hokum yang berlaku sehingga sering terjadi perselisihan dengan warga yang juga memiliki lahan perkebunan. Sebagai pemerintah yang harus tetap mendukung investasi di Aceh dengan tidak mengorbankan rakyat kecil akan melakukan penataan ulang atau revitalisasi lahan perkebunan yang ada di Aceh. Kegiatakan tersebut mencakup pengukuran ulang lahan perkebunan milik perusahaan maupun milik petani. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya konflik lahan antara masyarakat dengan perusahaan. Selain itu Pemerintah Aceh mewajibkan perusahaan yang berinvestasi untuk membuka


4

SUARA UTAMA

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 04 - TAHUN 1 - JUNI 2013

bunan terlantar tersebut kepada masyarakat Aceh, program pemerintah pusat yang ingin melakukan revitalisasi lahan perkebunan tercapai.

Panen pinang di Aceh Tenggara

perkebunan inti plasma bagi masyarakat, sebagai upaya mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat. Luas perkebunan inti plasma yang diberikan kepada masyarakat sebesar 30 persen dari luas area Hak Guna Usaha (HGU) yang ditetapkan dalam izin. INVENTARISIR LAHAN TIDUR Fokus dinas perkebunan Aceh terhadap pengembangan perkebunan bukan hanya sebatas pada dukungan pada investasi perkebunan dengan keuntungan perkebunan inti plasma atau penyaluran bibit dan pupuk, tetapi lebih dari itu, dinas Perkebunan Aceh merencanakan untuk melakukan inventarisir lahan tidur milik perusahaan yang tidak dimanfaatkan. Nantinya lahan tidur tersebut akan dialihkan untuk digarap oleh masyarakat. Hal ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan

perekonomian rakyat. Dengan adanya Invenrisir lahan tidur akan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat. Sehingga RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) di bawah kepemimpinan Zikir tercapai. Pemerintah Aceh di bawah dinas perkebunan akan berusaha mencari celah hukum untuk mengambil alih lahan yang telah ditelantarkan oleh perusahaan perkebunan di Aceh. Lahan-lahan milik perusahaan perkebunan yang telah mendapat izin tersebut sangat luas. Sehingga akan memberikan peluang untuk kebangkitan masyarakat Aceh. Namun sebelum lahan-lahan tersebut nantinya diserahkan kepada masyarakat, pemerintah akan membina kelompok masyarakat yang akan menggaraplahan tersebut sehingga dapat dimanfaatkan dengan baik. Dengan adanya pengalihan perke-

SAWIT DOMINASI HASIL PRODUKSI PERKEBUNAN DI ACEH Sepanjang timur sampai barat, Aceh memiliki lahan yang subur yang dapat ditumbuhi berbagai jenis tanaman sesuai iklim di setiap daerah. Dinas Perkebunan Aceh mencatat jumlah produksi hasil perkebunan Aceh yang terdiri dari perkebunan besar dan perkebunan rakyat, dengan berbagai jenis tanaman, hingga akhir tahun 2011 mencapai 955.013 ton. Dari seluruh hasil produksi perkebunan, investasi yang dilakukan oleh perusahaan hanya sektor karet, kelapa sawit, kakao, kemiri dan kopi. Selebihnya, semuanya berasal dari sektor perkebunan milik rakyat. Untuk sektor perkebunan karet, angka produksi per tahun mencapai 87.407 ton. Sedangkan produksi kelapa sawit mencapai 603.813 ton per tahun. Tanaman kopi robusta, produksi mencapai 7.305 ton sedangkan arabica mencapai 44.975 ton per tahun. Untuk jenis kelapa, kata dia, kelapa dalam mencapai 62.926 ton, sedangkan kelapa hibryda mencapai 841 ton dengan bentuk pengolahan berupa kopra. Jenis tanaman kakao atau coklat produksinya mencapai 30.856 ton per tahun. Sedangkan untuk prosuksi cengkeh mencapai 1.485 ton dan lada hanya 261 ton. Untuk tebu yang berada di Bener Meriah dan Gayo Lues produksinya mencapai 54.667 ton per tahun. Sedangkan pala mencapai 5.261 ton per tahun. Hasil produksi pinang mencapai 28.077 ton per tahun, untuk produksi kapuk atau randu mencapai 498 ton per tahun dan gambir hanya sekitar 27 ton per tahun. Produksi Sagu mencapai 1.610 ton per tahun, aren mencapai 731 ton per tahun, cassiavera atau kulit manis 583 ton per tahun. Nilam mencapai 253 ton per tahun, serewangi 2.212 ton per tahun, kunyit, 656 ton per tahun, jahe 498 ton per tahun dan yang terkecil jambu mete dengan jumlah 0,49 ton per tahun. n TEKS DAN FOTO: ZAINUDDIN/IST

DATA PRIBADI Nama : Ir. Said Sahifan NIP : 19580725 198403 1 002 Pangkat/Gol : Pembina Utama Muda, IV/c T. Tanggal Lahir : Jeuram/25 Juli 1958 Jenis Kelamin : Pria Agama/Keb : Islam/Indonesia Jabatan : Kepala Dinas Perkebunan Aceh Masa Kerja : 30 Tahun 1 Bulan Nama Istri : Cut Dewa Sawta T. Tanggal Lahir : Kandang/25 September 1964 Anak : Said Arfan Rahimi (Banda Aceh/27 Maret 1989) Said Alfia Dirza (Meulaboh/24 Maret 1991) Said Alfahulmizan (Meulaboh/31 Januari 1998) Alamat Sekarang : Jl. Syiah Kuala No. 3 Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh PENDIDIKAN 1. SD Negeri Tahun 1970 2. SMP Negeri Tahun 1973 3. SMA Negeri Tahun 1976 4. Sarjana Pertanian Tahun 1983 RIWAYAT JABATAN 1. Pj. Kepala Subdin Program pada Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Barat (2001-2002) 2. Pj. Kepala Dinas Kehutanan, Perkebunan dan Transmigrasi Kabupaten Nagan Raya (2002-2006) 3. Kepala Badan Modal dan Pengelolaan Usaha Daerah Kabupaten Nagan Raya (2006-2008) 4. Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Nagan Raya (2008-2010) 5. Kepala Dinas Perkebunan Aceh (2013-Sekarang)


SUARA UTAMA

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 04 - TAHUN 1 - JUNI 2013

Potensi Sektor Perkebunan Aceh 2013

ACEH memiliki potensi besar di bidang pertanian dan perkebunan. Pertanian di daerah Aceh menghasilkan beras, kedelai, ubi kayu, ubi jalar, jagung, kacang kedelai, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Sedangkan di bidang perkebunan, daerah Aceh menghasilkan coklat, kemiri, karet, kelapa sawit, kelapa, kopi, cengkeh, pala, nilam, lada, pinang, tebu, tembakau, dan randu. Produksi hasil pertanian di Aceh menunjukkan data-data berikut: luas panen padi sawah dan ladang pada tahun 1997 adalah 337.561 Ha dengan produksi 1.382.905 ton; luas panen jagung adalah 25.312 Ha dengan produksi 58.312 ton; luas panen ubi kayu adalah 4.795 Ha dengan produksi 59.782 ton; luas panen ubi rambat adalah 3.220 Ha dengan produksi 31.345 ton; dan luas panen kacang kedelai adalah 71.252 Ha dengan produksi 90.517 ton. Jumlah panen hasil pertanian tahun berikutnya (1998) adalah seperti berikut: luas panen padi sawah dan ladang 365-892 hektar, hasil produksinya 1.486.909 ton; luas panen ubi jalar 2.750 hektar, hasil produksinya 26.401 ton; luas panen ubi kayu 5.477 hektar, hasil produksinya 65.543 ton. Daerah Aceh juga banyak menghasilkan sayur-sayuran dan buah-buahan, seperti bawang merah, cabe, kubis, kentang, kacang panjang, tomat, ketimun, pisang, mangga, rambutan, nangka, durian, jambu biji, pepaya, dan melinjo. Hasil perkebunan utama dari Aceh pada tahun 1998 adalah kelapa sawit 258.315 ton dari hasil perkebunan rakyat dan 231.798 ton dari perkebunan swasta besar; karet 47.620 ton hasil perkebunan rakyat dan 17.153 ton perkebunan besar; coklat 8.865 ton hasil perkebunan rakyat dan 1.821 ton perkebunan besar; kelapa. 89.801 ton hasil perkebunan rakyat; kelapa hebrida 4.088 ton hasil perkebunan rakyat; kopi 41.244 ton hasil perkebunan rakyat; cengkeh 1.016 ton hasil perkebunan rakyat; Pala 7.130 ton hasil perkebunan rakyat; nilam 250 ton hasil perkebunan rakyat; kemiri 17.704 ton hasil perkebunan rakyat dan tebu 16.130 ton hasil perkebunan rakyat. Sumber daya pertanian di Aceh tersebar di daerah Subulussalam, Singkil, Kota Lokop, dan Pulau Banyak. Potensi hasil perkebunan rakyat dan kehutanan tersebar di Krueng Jreu, Krueng Baro, Seulimun dan Takengon, meliputi komoditas utama kayu, kulit kayu, dan rotan. KEBUN KOPI ACEH TERLUAS DI DUNIA Areal tanaman kopi di Aceh merupakan yang terluas di dunia. Kondisi itu didukung kualitas kopi Aceh yang sangat baik sehingga sangat berpotensi digali lebih menguntungkan. Sentra tanaman kopi tersebut terdapat di tiga daerah Aceh, yaitu Bener Meriah seluas 1.250 hektare untuk jenis robusta, dan 48.101 hektare untuk jenis arabica. Selanjutnya Aceh Tengah untuk jenis robusta tersedia 2.315 hektare, dan arabica seluas 48 ribu hektare. Sedangkan Gayo Lues terdapat 4.588 hektare dengan spesifikasi kopi tersendiri. Berdasarkan data yang ada, setiap tahunnya Bener Meriah memroduksi arabica 22.414 ton, robusta 660 ton, di Aceh Tangah robusta sebanyak 874 ton, dan arabica 24.328 ton, sedangkan di Gayo Lues 1.036 ton. n TEKS DAN FOTO: ZAINUDDIN/DBS/IST

SECARA umum, bentuk perkebunan yang terdapat di Aceh terbagi dua, yaitu perkebunan besar, yang dimiliki oleh Perusahaan Swasta Nasional dan Perkebunan Rakyat. Perkebunan Swasta Nasional biasanya mengajukan Izin Hak Guna Usaha (HGU) untuk mendapatkan lahan perkebunannya dalam jangka waktu 30 Tahun dan dengan luas biasanya diatas 5.000 ha. Sedangkan Perkebunan Rakyat status tanah biasanya adalah hak

5

milik yang diusahakan turun temurun. Luas tanah biasanya berkisar antara 1-3 ha. Luas perkebunan di Aceh 66 % diantaranya adalah perkebuan besar dan sisanya 34 % adalah perkebunan kecil yang diusahakan oleh rakyat. Pada bagian ini disajikan fakta dan kondisi terkini dari beberapa komoditi unggulan perkebunan. Informasi tersebut menyakngkut luas lahan kepemilikan, tingkat produksi panen aspek produksi dan juga aspek pemasarannya.

KELAPA SAWIT NO KAB/KOTA

PERKEBUNAN RAKYAT

PERKEBUNAN BESAR

1

Aceh Singkil

152.754

72.812

2

Aceh Timur

30.491

136.651

3

Aceh Barat

13.518

75.435

36.328 158.619 131.692 43.983 19.803

1.539 20.977 90.732 64.070

587.188

402.216

PERKEBUNAN RAKYAT

PERKEBUNAN BESAR

Bireuen 5 Aceh Utara 6 Aceh Tamiang 7 Nagan Raya 8 Aceh Jaya Total Produksi (Ton/Tahun) 4

-

KARET NO KAB/KOTA 1

Aceh Singkil

2.363

-

2

Aceh Timur

9.528

4.666

3

Aceh Barat

10.351

1.037

11.890

1.299

34.132

7.002

PERKEBUNAN RAKYAT

PERKEBUNAN BESAR

4

Aceh Tenggara Aceh Timur Pidie/Pidie jaya Bireuen

7.587 3.090 10.537 2.925

4.578 1.593 3.239 2.472

5

Aceh Utara

5.077

2.268

29.216

14.204

PERKEBUNAN RAKYAT

PERKEBUNAN BESAR

4

Aceh Tenggara Aceh Timur Pidie/Pidie jaya Bireuen

7.587 3.090 10.537 2.925

4.578 1.593 3.239 2.472

5

Aceh Utara

5.077

2.268

29.216

14.204

PERKEBUNAN RAKYAT

PERKEBUNAN BESAR

4 Aceh Tamiang Total Produksi (Ton/Tahun)

COKLAT NO KAB/KOTA 1 2 3

Total Produksi (Ton/Tahun) PINANG NO KAB/KOTA 1 2 3

Total Produksi (Ton/Tahun) KOPI NO KAB/KOTA 1

Aceh Tengah

46.493

22.757

2

Pidie

9.736

2.377

3

Gayo Lues

2.929

823

4

Bener Meriah

39.790

12.832

29.216

14.204

Total Produksi (Ton/Tahun)

SUMBER: ACEHINVESTMENT.COM


6

SUARA UTAMA

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 04 - TAHUN 1 - JUNI 2013

Kepala BP SPAM Regional Aceh Drs. Azhari Ali, MM. Ak saat meninjau salah satu lokasi PDAM.

Sektor Air Minum Prioritas RPJM Aceh 2013-2017 Air minum merupakan kebutuhan utama bagi manusia, yang harus tersedia dalam kuantitas yang cukup dan kualitas yang memenuhi syarat. Mengingat penting dan vitalnya ketersediaan air minum, Pemerintah Aceh telah memasukkan sektor air minum sebagai salah satu prioritas dalam rencana pembangunan jangka menengah Aceh 2013 – 2017. Air minum merupakan kebutuhan utama bagi manusia, yang harus tersedia dalam kuantitas yang cukup dan kualitas yang memenuhi syarat. Mengingat penting dan vitalnya ketersediaan air minum, Pemerintah Aceh telah memasukkan sektor air minum sebagai salah satu prioritas dalam rencana pembangunan jangka menengah Aceh 2013-2017. Sebagai tindak lanjut dari kebijakan tersebut, beberapa waktu lalu Pemerintah Aceh telah melantik Drs. Azhari Ali, MM. Ak. Mantan Koordinator Tim Rehabilitasi PDAM yang dibentuk oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (PERPAMSI) pasca bencana gempa dan tsunami sebagai Kepala Badan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Regional Aceh. Pelayanan air minum di Aceh menjadi tanggung jawab Pemerintah dan sebahagian besar

dilayani oleh PDAM/SPAM 23 Kabupaten/ Kota secara semi otonom. Meskipun mendapat bantuan dari Pemerintah, sebahagian besar PDAM mengalami kesulitan keuangan, dengan kualitas pelayanan dan cakupannya yang terbatas. Maka tak heran ketika hal ini menjadi perhatian khusus Gubernur Aceh maupun Bupati dan Walikota. Dalam hal ini pemerintah bertekad untuk mengejar pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs), yaitu menambah cakupan pelayanan dari separuh penduduk yang tidak memiliki akses air minum yang sehat pada 2015. Bila mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Pasal 78 ayat 3 menyatakan bahwa paling lambat 1 Januari 2008, Kualitas, Kuantitas & Kontinuitas air PDAM adalah air yang dapat langsung di minum.

Namun hingga saat ini meskipun keharusan tersebut telah berlalu 5 tahun, namun PDAM di Wilayah Aceh belum dapat merealisasikannya. Dalam upaya pencapaian target MDG 2015, pelaksanaannya tentu harus dilakukan secara sistematis dan terarah, sehingga relevan dengan kebutuhan di lapangan dan terlaksana secara berkesinambungan. Institusi pengelola sistem penyediaan air minum (PDAM) dituntut mampu melaksanakan apa yang telah disepakati sebagai sasaran MDGs tersebut. Perlu dirumuskan dan disepakati kerangka kebijakan yang terintegrasi dan mampu mendukung institusi pengelola untuk mampu memenuhi sasaran-sasaran yang ditetapkan. Menurut Azhari Ali, sesuai dengan hasil Konfrensi Air PBB di Mar del Plata, Argentina tahun 1977, kebutuhan dasar air minum 5 liter per orang dan untuk memasak makanan 10 liter per orang dalam setiap hari. Sementara untuk sanitasi dibutuhkan 20 liter per orang dan untuk mandi cuci kakus (MCK) 15 liter per orang dalam setiap harinya. Jika ditotalkan, maka kebutuhan dasar air bersih minimal 50 liter per orang setiap hari. “Bagi masyarakat yang tidak mampu dilayani melalui sistem per-


SUARA UTAMA

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 04 - TAHUN 1 - JUNI 2013

Kepala BP SPAM Regional Aceh Drs. Azhari Ali, MM. Ak saat meninjau salah satu lokasi PDAM.

pipaan, mereka yang umumnya adalah masyarakat berpenghasilan rendah justru harus membayar lebih mahal hingga hampir 30 kali lipat untuk mendapatkan air bersih dibandingkan masyarakat yang menggunakan fasilitas PDAM,� ujar Azhari Ali. Sesuai dengan target Pemerintah untuk pemenuhan akses air minum secara nasional diseluruh Indonesia rencana Millennium Development Goals (MDGs) mencapai 68,87

persen pada tahun 2015 membutuhkan anggaran Rp65,3 triliun, sedangkan dana yang dimiliki Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian PU sebesar Rp37,6 triliun. Sehingga masih ada kesenjangan dana Rp27,6 triliun. Untuk menambal kesenjangan tersebut, diharapkan terpenuhi dari Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS), Perbankan dan sumber lainnya. Untuk pencapaian target MDGs di Aceh, BP SPAM Regional Aceh bekerjasama dengan Pu-

Kepala BP SPAM Regional Aceh Drs. Azhari Ali, MM. Ak saat meninjau salah satu lokasi PDAM.

7

sat Pembinaan Sumber Daya Investasi, Badan Pembinaan Kontruksi Kementrian Pekerjaan Umum untuk menyelenggarakan Workshop yang merupakan salah satu instrumen dalam upaya menginventarisir keinginan daerah dalam rangka mengimplementasikan investasi infrastruktur dan menginventarisir permasalahan investasi infrastruktur bidang air minum di Aceh di Hotel Hermes Palace Banda Aceh beberapa waktu lalu. Pengembangan SPAM menjadi tanggung jawab pemerintah pusat dan daerah untuk menjamin hak setiap orang dalam mendapatkan air minum bagi kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupan yang sehat, bersih dan produktif, maka pada tahun 2008 Pemerintah menetapkan air sebagai salah satu kebutuhan pokok, seperti halnya makanan dan energi (Food, Energy and Water), sehingga pembangunan prasarana dan sarana penyediaan air minum akan mendapat prioritas lebih tinggi. Oleh karenanya dengan dibentuknya BP SPAM Regional Aceh, yang merupakan unsur Pelaksana Pemerintah Aceh di bidang pengembangan air minum, di bawah bertanggung jawab kepada Gubernur Aceh. Diharapkan dapat memberikan suport kepada PDAM kabupaten dan kota agar pengelolaan PDAM lebih professional, baik dari sisi tata kelola maupun kualitas pelayanan dan manajemen yang efektif, efisien, produktif. Selain itu, juga melakukan upaya penggalangan kerjasama kemitraan pemerintah kabupaten dan kota dengan para investor atau pihak donatur dalam upaya meningkatkan cakupan layanan, kualitas, kuantitas dan kontiunitas suplai air PDAM. Kepala BP SPAM Azhari Ali mengatakan, bahwa pemerintah Aceh saat ini sedang fokus


8

SUARA UTAMA

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 04 - TAHUN 1 - JUNI 2013

Kepala BP SPAM Regional Aceh Drs. Azhari Ali, MM. Ak saat meninjau salah satu lokasi PDAM.

terhadap masalah kesehatan masyarakat yang diakibatkan oleh degradasi penurunan kualitas air, penyediaan air, pola pengelolaan air, maupun kualitas lingkungan yang semakin menurun. “Faktor menurunya kualitas air dan lingkungan saat ini menjadi beban ganda terhadap resiko kesehatan masyarakat, karena dapat meningkatnya penyakit akibatkan pencemaran air oleh virus, bakteri pathogen atau E-coli serta zat kimia dan parasit lainnya,� jelas Azhari. Meskipun Pemerintah dari tahun-tahun sebelumnya telah berusaha melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana air bersih, tetapi akses masyarakat belum mengalami perbaikan yang signifikan dan tingkat pelayanan bahkan menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun. Salah satu hal yang menjadi latar belakang kondisi tersebut adalah fasilitas utama dan penunjang operasional PDAM tidak dalam keadaan prima yang merupakan akumulasi pemeliharaan yang kurang baik selama bertahun-tahun. Data Kementriaan PU tahun 2012 menunjukkan bahwa tingkat pelayanan air bersih di wilayah yang berpenduduk 5.015.234 jiwa ini masih jauh dari harapan. Masyarakat yang dapat menikmati pelayanan air bersih melalui sistem perpipaan baru mencapai 39,8% atau sekita 1.996.063 jiwa. Jika fakta tersebut ditelusuri lebih jauh, tingkat pelayanan tersebut tentunya masih sangat minim dibandingkan cakupan pelayanan yang ditargetkan pemerintah yaitu 68,87%, sedangkan cakupan layanan di Aceh sebesar 39,8% atau menduduki urutan 8 dari 10 provinsi di Sumatera. Permasalahan tersebut membuat PDAM dalam keadaan merugi, bahkan tidak mampu membiayai operasional perusahaan plat merah tersebut. Berbagai persoalan yang terjadi mulai dari masalah, kapasitas produksi yang idle,

sistem jaringan dengan tingkat kebocoran yang tinggi, hingga persoalan pelayanan yang dirasakan masyarakat. Hal tersebut tidak akan mampu diantisipasi tanpa sistem kerja yang handal dan profesional. Padahal, kapasitas produksi telah mengalami peningkatan pasca tsunami, namun debit serta kontinuitas suplai air juga masih sangat terbatas. Fenomena ini mengindikasikan kondisi jaringan pipa distribusi belum terkendalikan dengan baik, sehingga perlu pembenahan dan perbaikan secara intens. Sudah selayaknya Aceh membutuhkan investasi besar di sektor air

bersih, terutama untuk pembenahan infrastruktur yang sudah kurang produktif. “Untuk merubah kinerja PDAM memang tidak mudah, kerja keras dalam hal mengoptimalkan kembali PDAM baik dari segi kuantitas, kualitas maupun dari segi kontiunitas suplai air kepada masyarakat pasca tsunami juga perlu mendapat apresiasi. Mengingat kendala yang dihadapi Direksi PDAM bermacam masalah, mulai dari rehabilitasi Water Intake, Instalasi Pengolahan Air (WTP), perbaikan pipa transmisi dan distribusi, pemasangan jaringan pipa baru,

Kepala BP SPAM Regional Aceh Drs. Azhari Ali, MM. Ak saat meninjau salah satu lokasi PDAM.


SUARA UTAMA

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 04 - TAHUN 1 - JUNI 2013

proses pengalihan pipa lama ke pipa baru, hingga menganti pipa berdiameter kecil ke pipa yang lebih besar dikarenakan tidak sebanding dengan jumlah pelanggan yang terus bertambah,� jelas Azhari Ali, yang dianugrahi Tanda Kehormatan Satyalancana Kebaktian Sosial dari Presiden SBY. Disamping itu, menurut Azhari, paradigma bahwa air merupakan kekayaan alam yang terbuka kepada manusia dan dapat dipergunakan sebebas-bebasnya hanya akan memberikan implikasi negatif bagi kehidupan manusia. Karena harus dimaklumi bahwa dengan paradigma tersebut, air hanya dipandang sesuatu yang tersedia dan bersifat mutlak. Padahal, realiata faktual menunjukkan tingkat ketersediaan air bersih dan sehat makin hari makin berkurang. Persoalan ini semakin mengkhawatirkan ketika ketersediaan air bersih dan sehat tidak sebanding dengan tingkat kebutuhan manusia itu sendiri. Tidak saja faktor melemahnya sumber daya air, tetapi juga mahalnya biaya produksi, biaya perawatan instalasi air dan mekanisme pendistribusianya, sehingga peran masyarakat membayar tarif rekening air dengan full cost recover y (biaya pemulihan) juga sangat menetukan kinerja PDAM itu sendiri. Bila kondisi ini yang terjadi, jangan berharap banyak kepada PDAM untuk memberikan pelayanan prima, apalagi selama ini tarif PDAM Kab/Kota pada umumnya masih dibawah harga pokok produksi, sehingga bila tidak dilakukan penyesuaian tarif atau tidak mendapatkan dukungan/perhatian

dari Pemerintah Kab/Kota maka mutu pelayanan pengembangan PDAM sulit untuk ditingkatkan. Atas dasar itulah, maka kehadiran PDAM memiliki kedudukan dan peran strategis. Pada satu sisi PDAM berfungsi sosial sebagai pelayan publik dan disisi yang lain kedudukannya sebagai badan usaha yang berorientasi bisnis. Kedua peran ini harus dilakukan secara sinerjik. Bagaimanapun tetap harus diakui bahwa PDAM berperan penting menyahuti problimatika terhadap penyediaan air minum masyarakat, karena tanpa fasilitas PDAM masyarakat mendapatkan air dari penjaja air akan membayar 30 kali lipat lebih mahal. Perusahaan Daerah air Minum (PDAM) adalah sebuah badan usaha, betapapun perusahaan dimiliki oleh oleh Pemerintah Kabupaten/Kota, sudah semestinya pengelolaan PDAM dilaksanakan sebagaimana layaknya sebuah perusahaan yang berdasarkan pada prinsip-prinsip manajemen pada umumnya. Hal ini berarti bahwa PDAM harus dikelola secara profesional. Profesionalisme dalam mengelola PDAM ini sangat tergantung pada sumber daya manusianya sendiri. Kemampuan dari masing-masing pengelola sangat bervariasi dimana ada beberapa PDAM yang telah menunjukkan prestasi baik, tetapi pada umumnya masih banyak yang perlu mendapatkan penanganan yang lebih efektif. Hal tersebut diatas disebabkan karena tingkat kemampuan terutama disisi manaje-

Kepala BP SPAM Regional Aceh Drs. Azhari Ali, MM. Ak saat meninjau salah satu lokasi PDAM.

9

rial dan teknis masih perlu ditingkatkan. Dilain pihak karena tuntutan serta sistem yang dibangun memerlukan tehnologi dan spesifikasi khusus sehingga terdapat kesenjangan antara tuntutan perusahaan terhadap tehnologi dengan kemampuan (skill) pengelola/sumber daya manusia yang ada. Sebagai akibat kesenjangan itu, maka sudah tentu akan sangat mempengaruhi pencapaian optimalisasi pemanfaatan sistem yang ada sehingga berdampak pada kuliatas pelayanan seperti air yang diterima masyarakat belum memenuhi standar kualitas air minumdan tingkat kehilangan air tinggi serta cakupan pelayanan masih relatif rendah. Kemudian kemampuan daerah dalam perluasan pelayanan terbatas oleh kemampuan pembiayaan dan Inefisiensi dalam pengelolaan. Operasi dan pemeliharaan juga belum memenuhi standar. Selain itu juga berdampak pada Kualitas manajemen seperti pengelolaan PDAM yang belum mandiri dan tidak professional, kapasitas SDM (kemampuan manajerial maupun penguasaan teknik) masih terbatas sert pejabat kunci PDAM belum the right man an the right place, dan ditambah lagi dengan ratio jumlah pegawai dan pelanggan kurang efisien. Dengan hadirnya SPAM regional Aceh, besar harapan agar menjadi motor penggerak dalam upaya memaksimalkan penyediaan air bersih di Aceh. Semoga saja! n TEKS DAN FOTO: ZAINUDDIN/IST


10

SUARA UTAMA

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 04 - TAHUN 1 - JUNI 2013

Program Kerja

BP SPAM Regional Aceh 2013 gkatkan efektifitas pengolahan serta perbaikan kebocoran pipa transmisi distribusi sehingga suplai air ke masyarakat kembali lancar. 4. Memberikan Pelatihan tentang Study Kelayakan dan Penyusunan Pra Detailed Engineering Design (DED) SPAM Kabupaten/Kota. Agar karyawan PDAM mampu membuat suatu desain untuk pengembangan sistem penyediaan air minum yang akan direncanakan, dengan mempertimbangkan kelayakannya dan disusun dalam Detail Engineering Design (DED) yang meliputi ; Gambar desain dan gambar peta yang diperoleh dari hasil survey pemetaan topografi dan survey lainnya, Rencana Anggaran Biaya yang diperlukan untuk setiap kegiatan serta Spesifikasi teknis untuk pekerjaan.

Kepala BP SPAM Regional Aceh Drs. Azhari Ali, MM. Ak saat Pertemuan dengan Konjen Singapore di Medan.

Untuk meningkatkan kinerja pelayanan PDAM Kab/Kota, BP SPAM Regional Aceh telah menyusun program kerja tahun 2013 melalui pembentukan 3 (tiga) zona al: 1. Melakukan Sosialisasi konsep regionalisasi dengan Advisor Kemeterian PU, agar kabupaten/ kota yang tidak mempunyai sumber air baku dapat memanfaatkan bersama air baku yang sumber dari Kab/kota yang berdampingan, dengan segala konsekwensi yang akan diatur dalam kesepakatan oleh kedua belah pihak. 2. Mengkaji ulang kinerja instalasi Pengolahan dan Jaringan pipa melalui evaluasi teknis, adalah guna memotivasi peningkatan kinerja aspek teknis dalam upaya mengoptimalkan kinerja instalasi dan meningkatkan efektifitas pengolahan serta mengetahui kapasitas optimal yang dapat diolah oleh instalasi tersebut. Disamping juga untuk merevitalisasi system perpipaan transmisi dan distribusi, guna menetapkan langkah upaya yang diperlukan dalam menekan tingkat kebocoran yang selama ini menjadi keluhan konsumen terhadap pendistribusian air yang kuantitasnya tidak memadai dan tidak kontinyu., hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data akurat permasalahan dan kebutuhan PDAM Kab/Kota seluruh Aceh serta mengkoordinasikan permasalahan yang dihadapi PDAM dengan Bupati/Walikota selaku stakeholder, Badan Pengawas dan Pimpinan DPRK melalui Bimtek Evaluasi Teknis Rencana Kebutuhan Instalasi Pendukung dan Jaringan Pipa yang dituangkan dalam Action Plan. 3. Perlu dirumuskan suatu sistem penanganan dan perbaikan baik instalasi maupun jaringan pipa PDAM guna diambil langkah kongkrit berupa

upaya penataan serta perbaikan sistem instalasi dan jaringan pipa dan membantu Tim Teknis PDAM untuk melaksanakan rehabilitasi yang dibimbing oleh BP SPAM dengan mengacu pada Action Plan yang telah disepakti baik menyangkut dengan instalasi maupun Jaringan pipa transmisi distribusi dalam rangka meningkatkan kinerja aspek teknis dalam upaya mengoptimalkan kinerja instalasi dan menin-

5. Menyiapkan Sistem Database untuk memudahkan pemuktakhiran data (updating) serta berguna untuk tolak ukur maupun parameter, yang dapat disampaikan kepada Pemerintah Aceh, Pemerintah Kab/Kota serta lintas sektoral yang terkait dengan pengembangan SPAM di Aceh. 6. Melaksanakan program Capasity Building (Peningkatan kapasitas) SDM PDAM yang bertujuan untuk melakukan upgrading kemampuan teknis, administrasi dan manajerial dengan mempertimbangkan indicator serta parameter pelayanan masyarakat yang berkelanjutan. 7. Program pengkajian dan implementasi Good Corporate Governance (GCG) untuk memastikan berjalannya prinsip-prinsip tata kelola perusahaan, meliputi 5(lima) aspek transparency/ keterbukaan informasi dalam proses pengambilan keputusan, Accountability/ Kejelasan fungsi, struktur, system dan pertanggungjawaban sehingga pengelolaan terlaksana secara efektif, Responsibility/Pertanggungjawaban keseuaian mengelola dan kepatuhan terhadap prinsip

Kepala BP SPAM Regional Aceh Drs. Azhari Ali, MM. Ak pada Bimtek Evaluasi Teknis di Pidie.


SUARA UTAMA

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 04 - TAHUN 1 - JUNI 2013

11

Kepala BP SPAM Regional Aceh Drs. Azhari Ali, MM. Ak sedang memaparkan Peran BP SPAM Regional Aceh dalam Kerjasama Kemitraan Bidang Infratsruktur, Teknologi & Manajemen PDAM Kabupaten dan Kota.

korporasi, Indepedency/Kemandirian melalui pengelolaan secara professional dan Fairness/ Kewajaran memberikan kesetaraan didalam memenuhi hak-hak stakeholder. 8. Implementasi Sistem Integrasi Pengelolaan Air Minum berbasis komputer, implementasi bantuan teknis berupa penyediaan PDAM WebGIS yaitu sistem berupa produk aplikasi saling integrasi yaitu Geographical Information System (pemetaan online), PDAM Billing System, Water Meter Reading Online, Layanan Pembayaran rekening online (Counter Billing Online Mobile) dan Layanan pembacaan meter air secara online (WMRO) PDAM. bertujuan memudahkan operator dalam mengelola data rekening dan data pelanggan. 9. Menyiapkan Sistem Informasi Terpadu berbasiskan Website, Website (situs web) BP SPAM Regional Aceh dimaksudkan untuk penyebarluasan informasi kepada publik menyediakan informasi untuk menarik investor/pihak dona-

tur untuk pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum di PDAM Kab/Kota, langkah ini dilakukan dalam rangka memenuhi tuntutan informasi kepada publik sebagaimana di atur dalam UU No. 14/Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. 10. Mengadakan kerjasama kemitraan dengan lembaga donor, investor dan Lintas sektoral serta Pembiayaan Perbankan dan Lembaga Keuangan di bidang penyediaan infrastruktur, tehnologi dan manjemen. BP SPAM Regional Aceh dalam melaksanakan program kerja akan mengadakan kerjasama dengan intitusi terkait, untuk perbaikan kinerja terlebih dahulu kita perlu melakukan evaluasi kinerja dengan maksud bukan mencari kesalahan namun mengidentifikasi permasalahan untuk bisa segera dicarikan solusi, sehingga permasalahan tersebut tidak berlarut-larut, akan berdampak timbul masalah baru yang lebih besar

BIODATA PRIBADI Nama : Drs. Azhari Ali, MM. Ak. Email : azhariali.bpspam@acehprov.go.id T. Tgl. Lahir : Medan, 13 Agustus 1963 Pendidikan : Sarjana Ekonomi, Akuntan Magister Manajemen Unsyiah Nama Istri : Ir. Yuslita, MM. (47) Kepala Bagian Tata Ruang Biro Pembangunan Kantor Gubernur Aceh. Nama Anak : Ariza Farizca (20) Mahasiswa Kedokteran Unsyiah PENGALAMAN DI BIDANG AIR MINUM 1. Direktur Utama PDAM Tirta Mon Pase Wil. Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Utara 2 (dua) periode 2000 – 2003 dan 2004 – 2007 2. Ketua Komda Persatuan Perusahaan Air Minum (PERPAMSI) Aceh 2002 – 2003 3. Koordinator Tim Rehabilitasi PDAM Aceh, DPP Perpamsi Periode 2005 – 2007 4. Koordinator Tim Percepatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Aceh Utara Periode 2009 – 2010 5. Koordinator PDAM Regional Aceh Periode 2007 – 2011 6. Sekretaris Tim Task Force Kemitraan PDAM Provinsi Aceh Periode 2008 – 2011 7. Sekretaris Tim Koordinasi Pengembangan SPAM Regional Aceh tahun 2012 -2013.

lagi bila terjadi pembiaran. Untuk memperbaiki kinerja PDAM Kab/kota butuh dukungan dan support dari semua pihak, tidak terkecuali dari masyarakat konsumen, karena maju mundurnya PDAM tidak terlepas dari kewajiban kita selaku pelanggan, disamping tarif/rekening air Full Cost Recovery (FCR) yang menjadikan factor yang sangat menentukan lancar tidaknya proses produksi dan pendistribusian air ke masyarakat, jangankan untuk pengembangan cakupan layanan distribusi, sebagian besar PDAM untuk operasional saja tidak mencukupi, oleh karenanya BP SPAM akan mengevaluasi kelayakan tarif agar masyarakat mendapatkan kuantitas air yang cukup, kualitasnya memenuhi standar kesehatan serta kontiunitas suplainya juga terjamin. n TEKS DAN FOTO: ZAINUDDIN/IST


12

SUARA UMUM ACEH

LENSA UMUM EDISI NO. 04 - TAHUN 1 - JUNI 2013

Wakil Gubernur Aceh Tgk. Muzakir Manaf bersama Kadis Pertanian & Tanaman Pangan Aceh Ir. H. Razali Adami, MP dan sejumlah SKPA saat kunjungan kerja ke simeulue dalam rangka Jalan Lingkar Simeulue (JLS) beberapa waktu lalu.


LENSA UMUM

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 04 - TAHUN 1 - JUNI 2013

Kunjungan kerja Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP-Luh) Drs. Hasanuddin Darjo, MM ke Singkil dan Pulau Banyak. Kunjungan tersebut dalam rangka melihat langsung kinerja penyuluh di daerah terpencil dan menghadiri lomba masak di Kabupaten aceh singkil.

13


14

SUARA INOVASI

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 04 - TAHUN 1 - JUNI 2013

Dekan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala

Dr. Ir. Agussabti sedang memberikan materi terkait penyuluhan pertanian berbasis syariah beberapa waktu lalu.

Penyuluhan Berbasis Syariah

Solusi Masa Depan Pertanian Aceh Pertanian Aceh kini semakin menggeliat dan mencoba mengejar ketertinggalan dengan alternatif pola penyuluhan melalui gebrakan-gebrakan baru yang inovatif, efektif, tepat sasaran dan menguntungkan. PERTANIAN Aceh kini semakin menggeliat, mencoba mengejar ketertinggalan dengan gebrakan-gebrakan baru. Salah satunya adalah aplikasi penyuluhan pertanian berbasis syariah yang diprakarsai Dr. Ir. Agussabti. Dekan pada Fakultas Pertanian Unsyiah itu mencoba menggabungkan ilmu sosial, islam dan pertanian dalam satu kesatuan yang sistematis, yaitu penyuluhan pertanian berbasis syariah. Kondisi eksisting penyuluhan pertanian di Aceh saat ini terlalu terpaku kepada kelompok fokus sasaran dan tanaman pangan, rendahnya SDM penyuluh dan kurang melakukan percontohan serta lemahnya interaksi pembelajaran antara penyuluh dan petani. Sehingga untuk mengubah paradigma tersebut muncullah ide dasar sistem penyuluhan berbasis syariah. Penggabungan antara sistem penyuluhan pertanian dengan pemberlakuan syariah islam dan adat-istiadat Aceh untuk menciptakan sebuah inovasi sistem penyuluhan. “Untuk itu diperlukan alternatif pola penyuluhan yang inovatif, efektif, tepat sasaran dan menguntungkan pihak petani dan penyuluh itu sendiri,� kata Turmizi, pakar Pertanian Aceh. Penyuluhan pertanian adalah pemberdayaan petani dan keluarganya beserta masyarakat pelaku agribisnis melalui kegiatan pendidikan non formal di bidang pertanian agar mereka mampu menolong dirinya sendiri baik di bidang ekonomi, sosial mau-

pun politik, sehingga peningkatan pendapatan dan kesejahteraan mereka dapat dicapai. Penyuluhan pertanian adalah sistem Pemberdayaan petani dan keluarganya melalui kegiatan kembelajaran yang kertujuan agar kara ketani dan keluarganya kampu secara kandiri kengorganisasikan kirinya dan kasyarakatnya untuk kisa kidup kebih sejahtera. Petani harus diajak belajar bagaimana memelihara dan memanfaatkan sumber daya yang ada di lingkungannya untuk kesejahteraannya secara berkelanjutan. Setiap penyuluh memiliki metode menyuluh dijadikan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan dan dilaksanakan secara konsisten. Metode penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai cara atau teknik penyampaian materi penyuluhan oleh para penyuluh kepada para petani beserta keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung, agar mereka tahu, mau dan mampu menerapkan inovasi (teknologi baru). Sedangkan teknik penyuluhan pertanian dapat didefinisikan sebagai keputusankeputusan yang dibuat oleh sumber atau penyuluh

“Untuk itu diperlukan alternatif pola penyuluhan yang inovatif, efektif, tepat sasaran dan menguntungkan pihak petani dan penyuluh itu sendiri.� IR THURMIZI M.SI PAKAR PERTANIAN ACEH

dalam memilih serta menata simbol dan isi pesan menentukan pilihan cara dan frekuensi penyampaian pesan serta menentukan bentuk penyajian pesan. Di Aceh penyuluhan pertanian adalah suatu hal yang penting karena sektor pertanian yang

menampung tenaga kerja terbesar di Aceh hanya memiliki nilai produktivitas tenaga kerja sebesar 10.460.367,49 lebih rendah dari nilai produktivitas sektor lain. Namun, sebelum melakukan penyuluhan, para penyuluh harus benar-benar mengerti karakteristik masyarakat Aceh. Masyarakat Aceh memiliki budaya yang berbeda dengan masyarakat Indonesia pada umumnya. Perbedaan itu terlihat dalam tingkah polah, dalam berbicara, adat sopan santun dalam bertamu dan budaya ketika menjamu tamu. Berbedanya budaya yang satu


SUARA INOVASI

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 04 - TAHUN 1 - JUNI 2013

dengan yang lain menunjukkan bahwa bangsa Indonesia telah menyimpan kekayaan budaya yang luar biasa yang perlu dilestarikan. Untuk mereaktualisikan budaya yang tersimpan dalam kehidupan masyarakat Aceh, seseorang harus menyempatkan diri tinggal dan beradaptasi dengan mereka. Orang Aceh dalam peta ini didapati beberapa kelompok masyarakat yang memiliki khazanah budaya dan adat-istiadat yang beragam. Secara realitas ditemukan bahwa adat-istiadat yang dimiliki masyarakat ini ada kesamaan dan kemiripan, namun dijumpai pula perbedaan dalam teknis pelaksanaan atau bahkan dalam hal yang amat subtansial. Kekayaan khazanah adat ini tidak terlepas dari asal-usul terbentuknya masyarakat pada periode awal yang mendiami daerah ini. Lahirnya tradisi dalam masyarakat terbangun dari latar belakang kehidupan kelompok masyarakat, agama, kepercayaan dan aturan-aturan penting yang disusun bersama demi kesejahteraan masyarakat. Masyarakat Aceh sampai saat ini ada yang tinggal di daerah terisolir atau di gampong-gampong, ada yang tinggal di dekat pesisir dan ada juga yang tinggal di lereng-lereng bukit. Biasanya, tipe masyarakat yang tinggal dekat pesisir karakternya lebih keras dan lebih besar vokal ketika berbicara, daripada yang tinggal di lereng-lereng bukit. Pendengaran orang yang tinggal di lereng-lereng bukit itu lebih halus, tajam dan bersahaja daripada yang tinggal di tepi pantai. Walapun kedua katagori masyarakat itu masih dalam kelompok masyarakat gampong. Masyarakat Aceh dalam kesehariannya sering duduk di surau-surau dekat mesjid, berbagi cerita sambil menunggu waktu shalat magrib tiba. Kemudian, senang berlama-lama duduk di warung kopi sambil bercerita panjang lebar tanpa judul pembicaraan yang tidak jelas. Sedikit sekali orang Aceh yang mau bekerja keras, namun mereka taat dalam beribadah dan menuntut ilmu pengetahuan, terutama ilmu agama islam. Sehingga penyuluhan pertanian berbasis syariah sangat tepat diterapkan di Aceh. “Penyuluhan berbasis syariah sangat efektif bila dibandingkan penyuluhan model konfensional. Dalam sistem penyuluhan berbasis syariah seorang penyuluh mendapatkan upah kerjanya dari bagi hasil pertanian dari petani yang didampinginya, kemudian penyuluh

15

Dekan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Dr. Ir. Agussabti peserta penyuluhan pertanian berbasis syariah.

ikut bertanggung jawab terhadap seluruh proses pertanian hinga pemasaran.” jelas Dekan pertanian. “Selain memberi penyuluhan di bidang pertanian juga diikuti dengan syiar agama,” lanjutnya. Sasaran penyuluhan pertanian berbasis syariah ini adalah petani tradisional yang memiliki ciri tidak mudah percaya pada orang luar dan memiliki aspirasi terbatas. Petani golongan ini biasanya mmbenci kekuasan pemerintah, cukup dalam kebiasaan yang dilakukan sehari-hari dan kurang inovatif. Selain itu sasaran penyuluhan pertanian berbasis syariah ini juga ditujukan untuk petani rasional yang memiliki harapan untuk lebih baik dan memiliki rasa ingin tahu. Mereka memiliki kebiasaan menghitung dan mencoba serta memperhatikan gejala alam. Para penyuluh yang menerapkan penyuluhan berbasis syariah ini memiliki peran yang sangat penting bagi petani. Mereka harus mampu mengembangkan kebutuhan untuk perubahan dengan cara pencairan diri dengan masyarakat. Dalam hal ini para penyuluh mendiagnosa masalah, mem-

batasi masalah serta menganalisis sumberdaya. Mereka juga harus mampu menggerakkan masyarakat untuk berubah. Keadaan tersebut dapat diraih dengan cara menjalin hubungan dengan sasaran serta menunjukkan pentingnya perubahan. Dalam hal ini tentu saja penyuluh harus memiliki kualifikasi yang baik seperti kemampuan berkomunikasi. Memiliki sikap bangga sebagai penyuluh dan menyukai sasaran. Keadaan itu juga harus diiringi dengan pengetahuan yang baik mengenai isi, fungsi, manfaat, nilai-nilai inovasi sebagai konsep penyuluhan. Penyuluh juga harus mengetahui latar belakang sasaran yaitu sosial budaya, SDA dan SDM mereka. Penyuluh harus mempersiapkan pribadi yang kompetentif, dinamis, jujur dan berwatak sosial. Selain itu beberapa hal yang harus dipersiapkan adalah perlengkapan menyuluh serta kajian lapangan dan pembelajaran. “Sangat diperlukan dukungan pemerintah Aceh untuk merealisasi program tersebut.” Kata turmizi. n TEKS DAN FOTO: ZAINUDDIN/DBS


16

SUARA INOVASI

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 04 - TAHUN 1 - JUNI 2013

Hari Krida Pertanian

Mengembalikan Kejayaan Penyuluh Pertanian SETIAP tanggal 21 juni merupakan saat permulaan musim ke-1 yang merupakan awal dari 12 siklus. Dari sejarah dan budaya bagi masyarakat pertanian termasuk peternakan pada bulan-bulan tersebut selalu membuat perhitungan neraca atas usahanya , penyampaian syukur atas hasil yang diperolehnya serta evaluasi kelemahan dan kekuranganp-kekurangannya selanjutnya dicari langkah-langkah penangulangaannnya. Pada tanggal 21 juni ditinjaau dari segi astronominya , matahari yang memberikan tenaga kehidupan bagi tumbuhan, hewan daan maanusia berada pada garis balik utara ( 23,50 lintang utara), dimana pada saat itu terjadi pergantian iklim yang seirama dengan perubahan-perubahan usaha kegiatan pertanian. Dan upaya melestarikan budaya dan nilainilai luhur yang diwariskan oleh paara leluhur kita, maka ssetiap tanggal 21 juni diperingati oleh segenap masyarakat pertanian;petani,peternak,pe kebun,pegawai,pengusaha yang bergerak disektor pertanian sebagai Hari Krida pertanian ( HKP). Sejak tahun 1972, tanggal 21 juni dijadikan sebagai Hari Krida pertanian . penyelenggaaraan HKP diperingaati selama satu bulan penuh mulai dari kegiaatan bakti social,olahraga,bakti krida,perlombaan olahraga, kesenian sebagai ungkapan rasa syukur dan kegembiraan. Pnyelenggaraan hari Krida pertanian antara lain adalah meelestarikan nilai -nilai luhur dan kearifan budaya local dalam melaaksanakan kegiatan pertanian sebagai akar budaya agragris yang perlu terus diwariskan kepada generasi selanjutnya. Tujuan penyelenggaraan HKP menurut kaban Badan Katahanan pangan Drs.hasanud-

Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) Aceh Drs. Hasanuddin Darjo, MM membelah kakao.

din Darjo, MM adalah menggelorakan semangat untuk menumbuh-kembangkan budaya agrgris,maritime padaa segenap masyarakat bangsa, agar kegiatan pertanian menjadi salahsatu kebanggaan bagi semua penduduk dalam upaya membangun ekonomi nasional yang maju dan sejahtera.memperkenalkan dan mem-

promosikan berbagai peran dan prestasi, serta berbagai komoditi pertnian dalam arti luas yang dihasilkan petani. Melakukan berbagai kegiatan bhakti krida dan bakti social sebagai upaya ungkapan rasa syukur dan keberpihakan terhadap pertanian.,meningkatkan citra pertanian, petani dan pelaku pembangunan pertanian. Hari Krida pertanian (HKP) untuk provinsi Aceh diselengarakan pada tanggal 30 juni 2013 di Balai Diklat pertanian –Saree .Kegiatan HKP mngambil thema “melalui Hari Krida Pertanian Kita kembalikan kejayaan penyuluh pertanian�. Kegiatan-kegiatan HKP 2013 di berupa kegiatan Bazar,promo produk pertanian,Duek pakat petani kakao Aceh,Duek pakat Kontk tani Nelaayan Andalan ( KTNA) Aceh,MUsyawarah duek pakat perhimpunan penyuluh petanian Indonesia ( PERHIPTANI) Aceh,dialog dengan para pengambil kebijakan pertanian.Akan hadir dalam HKP 2013 gubernur Aceh,Wakil menteri pertaanian,Ketua Perhiptani Isran Noor,Kepala badan penyulub pertanian Momon Rusmono,para kadis/badan,BKPPLUH se-aceh,pegawai pertanian,penyuluh pertaanian,pengusaha pertanian,petani,nelayan andalan,masyarakat tani,siswa SMK,anggota saka tarunabumi aceh, demikian di sampaikan Muhammad T.Is.SP-Ketua HUMAS HKP 2013. n TEKS DAN FOTO: ZAINUDDIN/TARMIZI AGE (PEMBINA LEMBAGA ACDK)


SUARA INOVASI

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 04 - TAHUN 1 - JUNI 2013

17

Direktur PDAM Tirta Mountala Kabupaten Aceh Besar T. Novizal Aiyub saat pembagian hadiah pada HUT ke 20 Perusahaan Daerah Air Minum tersebut.

Di Usia Ke 20 Tahun, Tirta Mountala Siap Mandiri daerah perdesaan. Peningkatan tersebut dilihat dari dua hal yang saling tergantung satu sama lain yaitu sisi kualitas dan kuantitas. Di sisi lain, jumlah air relatif tidak berubah dari waktu ke waktu. Pertambahan penduduk yang cepat banyak membawa dampak negatif terhadap sumberdaya air, baik kuantitas maupun kualitasnya. Sementara itu, ada sebagian penduduk kurang mendapatkan pelayanan air, tetapi di sisi lain terdapat aktivitas dan kegiatan penduduk yang menggunakan air secara berlebihan

“Berbagai kemajuan yang dicapai Tirta Mountala, selain karena kerja keras seluruh jajaran, juga tak lepas dari bantuan lembaga donor pasca gempa dan tsunami tahun 2004.� T. NOVIZAL AIYUB DIREKTUR PDAM TIRTA MOUNTALA

KEBUTUHAN air semakin lama semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia, baik di daerah perkotaan maupun

dan cenderung memerlukan pemborosan air. Sumber air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup temasuk air tanah Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup. Fungsi

air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang utama adalah sebagai air minum. Kebutuhan sehari-hari terhadap air berbeda-beda untuk tiap tempat dan tingkatan kehidupan. Semakin tinggi taraf kehidupan, semakin meningkat jumlah kebutuhan akan air bersih. Pemenuhan kebutuhan akan air tersebut salah satunya diambil dari air tanah yang berupa sumur gali maupun sumur bor. Pemakaian yang meningkat juga berpengaruh terhadap kualitas air tersebut, karena tingkat ketersediaan air tidak seimbang dengan tingkat pemakaian air. Ketersediaan air bersih sering menjadi masalah tersendiri dalam kehidupan masyarakat. Tidak semua sumur yang dimiliki penduduk, khususnya Aceh besar memiliki air yang jernih. Sebagian bahkan sangat keruh kekuningan dan rasanya yang tidak tawar. Kehadiran sebuah Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM ) di tengah-tengah masyarakat menjadi pemecah masalah air bersih selama ini. 19 tahun yang lalu, tepatnya tanggal 29 mei 1993 kecemasan masyarakat terhadap air bersih teratasi. Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM ) Tirta Mountala Kabupaten Aceh Besar didirikan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 1993 Tanggal 29 Mei 1993 dan diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Aceh Besar Nomor 3 Tahun 1993 Tanggal 10 Desember 1993 dengan


18

SUARA INOVASI

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 04 - TAHUN 1 - JUNI 2013

Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mountala Kabupaten Aceh Besar T. Novizal Aiyub saat berfoto bersama unsur Muspida Aceh Besar.

nama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mountala. Perusahaan berkedudukan dan berkantor Pusat di Ibu Kota Kabupaten Aceh Besar. PDAM saat ini memiliki Kapasitas produksi total 225 L/dt yang berasal dari 6 sumber/unit produksi Yaitu di Kota jantho, Seulimeum, luthu, siron, Mata Ie dan Gle Taron. PDAM Tirta Mountala terdiri dari 3 (tiga) Cabang. Satu Cabang berada di Kota Jantho ( Ibu Kota Kabupaten Aceh Besar), yang melayani Kota Jantho, Batalyon Kaveleri dan Seulimeum, kemudian Cabang Darul Imarah melayani wilayah Lhoknga, Puskoppol, Villa Gardenia, Ajun, Dusun Indah, Garot, Darul Imarah, Punei, Darul Kamal dan Batalyon 112 sedangkan Cabang Siron Melayani Lambaro, Montasik, SukaMakmur, Barona Jaya, Tungkop, Baitussalam dan Kuta Baro. Seiring waktu berjalan, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mountala Kabupaten Aceh Besar terus berbenah. Dalam sambutannya di hari ulang tahun Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM ) Tirta Mountala Kabupaten Aceh Besar, Direktur T. Novizal Aiyub melaporkan berbagai kemajuan PDAM di usianya yang ke-20. Sebagai gambaran ia membandingkan kondisi 2003 (sebelum tsunami atau saat pertama ia ditunjuk melaksanakan tugas selaku direktur) dan kondisi 2011. Dari sisi pelanggan dari 4.691 menjadi hampir 18.608 SR, kebocoran dari 47% menjadi 30%, cakupan pelayanan dari 9% menjadi 36%, tarif rata-rata dari Rp 516 menjadi Rp 2.558, pendapatan dari yang hanya Rp 893 juta melonjak menjadi Rp 14 miliar per tahun, jumlah pegawai 47 orang (rasio 100 SR/pegawai) menjadi 75 (rasio 248 SR/ pegawai), gaji pegawai rata-rata dari Rp 600 ribu menjadi Rp 4,9 juta, dan setoran PAD dari Rp 7,5 juta sekarang sudah mencapai Rp 420 juta. Diakui Aiyub, berbagai capaian tersebut selain

karena kerja keras seluruh jajarannya, juga tak lepas dari banyaknya bantuan dari lembaga donor pascagempa dan tsunami tahun 2004. Sebagai gambaran, di tahun 2003 modal hibah PDAM hanya Rp 330 juta, saat ini modal hibah membengkak menjadi Rp 59,7 miliar. Padahal, penyertaan modal Pemda dari tahun 2003 hingga sekarang tidak beranjak sebesar Rp 4,047 miliar. Meski begitu, Aiyub cukup mengerti kondisi

keuangan Pemkab dan tidak terlalu menuntut macam-macam, bahkan ia berinisiatif memberikan PAD yang jumlahnya cukup besar setiap tahunnya dengan harapan masyarakat yang selama ini belum terlayani oleh PDAM dapat menikmati keuntungan yang didapat PDAM dalam bentuk pembangunan yang dilakukan pihak pemerintah daerah. n TEKS DAN FOTO: ZAINUDDIN

Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mountala Kabupaten Aceh Besar T. Novizal Aiyub bersama unsur Muspida Aceh Besar.


SUARA GAMPONG EDISI NO. 04 - TAHUN 1 - JUNI 2013

SUARA UMUM ACEH

19

Kepala BKP-Luh Aceh Turun ke Sawah di Gadang Rawa

Beberapa orang petani di Gampong Gadang Rawa, Kecamatan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya dilihat sedang asik mencabut bibit padi yang sudah tumbuh untuk di tanam, mobil doble Cabin yang di tumpangi Drs. Hasanuddin Darjo, MM dilihat parkir di sebelah kiri jalan, penulis yang berada dalam mobil di belakangnya terus memantau situasi, petani di sawah menoleh ke jalan, dapat di pastikan mereka sedang menebak-nebak siapa yang turun dari mobil itu. HASANUDDIN Darjo berjalan mendekati permatang sawah, celananya dilipat keatas bagi memudahkan langkahnya turun kesawah, sang petani wanita yang sedang bekerja rajin mencabut bibit padi menyambut kehadirannya dengan senyuman, Hasanuddin tidak sendirian dia turut di dampingi Kepala BKP Luh Abdya Adiannur. Bersama petani Hasanuddin Darjo ikut mencabut bibit padi untuk kemudian di tanam di sawah yang sudah siap di proses untuk di Tanami padi. Dalam pernyataanya, Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Aceh (BKP Luh) minggu (2/6) mengatakan bahwa pangan merupakan suatu hal penting dalam kehidupan,

dan pangan itu hanya bisa di dapati jika adanya petani, untuk itu sector pertanian merupakan hal yang paling penting mendapat perhatian semua pihak, jika petani gagal maka bisa di pastikan panganpun akan bermasaalah. Bagi melengkapkan kegiatan turun kesawah, Hasanuddin Darjo berkesempatan gambar dengan sang penghasil pangan, ibu-ibu petani yang rajin dilihat bersemangat apa lagi setelah di ketahui bahwa yang sedang bergambar bersama mereka adalah seorang pejabat Aceh yang memimpin Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, Hasanuddin Darjo didampingi Camat setempat ikut memerhatikan sepetak sawah yang hanya di Tanam padi perbatang, menurut sang pemilik sawah tersebut hasilnya lebih memuaskan berbanding di tanam melebihi sebatang. Kepala BKP Luh Aceh juga menyempatkan diri mengunjungi beberapa kantor BPP kecamatan, setiap kunjungannya di lihat di sambut antusias. KUNJUNGI PENYULUH NAGAN RAYA Sabtu siang (1/6) bertempat di kantor Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Nagan Raya para penyuluuh berkumpul menunggu kehadiran Kepala BKP Luh Aceh Drs. Hasanuddin Darjo. MM. Kehadiran Hasanuddin Darjo ternyata telah lama di tunggu – tunggu oleh para penyuluh baik itu penyuluh yang sudah PNS atau yang THL.

Menarik dalam kesempatan tersebut kepala BKP Luh Aceh menunjukkan barang – barang keperluan penyuluhan dalam tasnya, antara lain gergaji pemotong dahan kakao, gunting pemangkas kakao dan beberapa alat lainnya, sekaligus beliau mengimbau bagi yang sudah siap jadi penyuluh agar tidak malu mengaku dirinya penyuluh, kita harus bangkit dari keterpurukan, penyuluh harus menjadi pelipur lara bari masyarakat, semuai itu hanya bisa kita dapati dengan kerja keras dan semangat. Sebuah unggkapan yang sangat berarti lahir di Nagan Raya yang kemudian ingin di jadikan Icon motivasi penyuluh “Bekas telapak kaki penyuluh pupuk bagi tanaman”, mendapat sambutan yang hebat dari tamu yang hadir memenuhi aula BKP Luh Nagan Raya. Hasanuddin Darjo 60,95%i total anggaran BKP Luh Aceh di peruntukkan untuk menunjang penyuluhan, selebihnya untuk kegiatan yang lain, di informasikan juga oleh Hasanuddin Darjo bahwa dalam waktu dekat BKP Luh Aceh akan iku Ekspo Kuliner Nusantara di Djokjakarta, dalam acara itu nantinya akan di pamerkan antaranya Tabaha (makanan alternatif yang di buat dari sagu). Acara yang di pandu oleh Wulan, di hadiri kepala BKP Luh Nagan Raya Muhammad Amin SP, kepala dinas pertanian Ali Basyah dan para kabit, serta seluruh para penyuluh. n TEKS DAN FOTO: ZAINUDDIN/TARMIZI AGE (PEMBINA LEMBAGA ACDK)


20

IKLAN

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 04 - TAHUN 1 - JUNI 2013

SELAMAT DAN SUKSES ATAS PERINGATAN

HARI KRIDA PERTANIAN (HKP) PROVINSI ACEH DISELENGARAKAN PADA TANGGAL 30 JUNI 2013

“Melalui Hari Krida Pertanian, Kita Kembalikan Kejayaan Penyuluh Pertanian Aceh” TTD

Dr. Rusman Heriawan Wamen Pertanian

dr. H. Zaini Abdullah Gubernur Aceh

drh. Raihanah, M.Si Kepala DKP Aceh

Ir. Said Sahifan Kadisbun Aceh

T. Setia Budi Sekretaris Daerah

Ir. H. Razali Adami, MP Kadistan Aceh

Drs. H. Darjo MM Ka. BKPP-LUH Aceh

Muzakir Manaf Wakil Gubernur

Ir T. Iskandar, MSi Kepala BPTP Aceh

Dr. Ir. M. Yunus, M.Sc Kadis Peternakan


IKLAN

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 04 - TAHUN 1 - JUNI 2013

MAJELIS ADAT ACEH (MAA) PROVINSI ACEH

21

DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN TELEMATIKA ACEH

Mengucapkan

SELAMAT DAN SUKSES ATAS PELANTIKAN

Bapak Drs. Paradis, M.Si

Sebagai Kepala Sekretariat Majelis Adat Aceh Oleh Bapak Gubernur Aceh dr.

H. Zaini Abdullah

Pada Tanggal 7 Juni 2013 di Gedung Serbaguna Kantor Gubernur Aceh

Semoga selalu mendapat petunjuk dari Allah SWT dalam melaksanakan tugas dan amanah yang diberikan dengan sebaik-baiknya.

Mengucapkan

SELAMAT DAN SUKSES ATAS PELANTIKAN

Bapak Drs. Said Rasul

Sebagai Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Telematika Aceh Oleh Bapak Gubernur Aceh dr.

H. Zaini Abdullah

Pada Tanggal 7 Juni 2013 di Gedung Serbaguna Kantor Gubernur Aceh

Semoga selalu mendapat petunjuk dari Allah SWT dalam melaksanakan tugas dan amanah yang diberikan dengan sebaik-baiknya. TTD

TERIMAKASIH KEPADA H Badruzzaman Ismail M.Hum Ketua

DINAS PEMUDA DAN OLAH RAGA ACEH Mengucapkan

SELAMAT DAN SUKSES ATAS PELANTIKAN

Bapak Bukhari A.Ks, MM

Sebagai Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga Aceh Oleh Bapak Gubernur Aceh dr.

H. Zaini Abdullah

Pada Tanggal 7 Juni 2013 di Gedung Serbaguna Kantor Gubernur Aceh

Semoga selalu mendapat petunjuk dari Allah SWT dalam melaksanakan tugas dan amanah yang diberikan dengan sebaik-baiknya.

TTD

Asnawi, S.Pd, M.Si Sekretaris

Bapak Prof. Dr. Husaini, MT Atas Segala Pengabdian dan Dharma Baktinya Selama ini

KELUARGA BESAR BADAN PEMBINAAN PENDDIDIKAN DAYAH PROVINSI ACEH Mengucapkan

SELAMAT DAN SUKSES ATAS PELANTIKAN

Bapak Drs. Bustami Usman Sebagai Kepala Badan Pembinaan Penddidikan Dayah Provinsi Aceh

Oleh Bapak Gubernur Aceh dr.

H. Zaini Abdullah

Pada Tanggal 7 Juni 2013 di Gedung Serbaguna Kantor Gubernur Aceh

Semoga selalu mendapat petunjuk dari Allah SWT dalam melaksanakan tugas dan amanah yang diberikan dengan sebaik-baiknya.


22

IKLAN

SUARA UMUM ACEH

EDISI NO. 04 - TAHUN 1 - JUNI 2013

KELUARGA BESAR

TABLOID SUARA UMUM ACEH

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR ZAINAL ABIDIN BANDA ACEH

Mengucapkan

Mengucapkan

SELAMAT DAN SUKSES

SELAMAT DAN SUKSES

ATAS SYUKURAN DAN SUNAT RASUL

ATAS PELANTIKAN

Abdul Rauf Fansuri

Putra Bupati Aceh Besar/Sekjen Partai Aceh

Mukhlis Basyah

Bapak dr. Taqwallah, M.Kes Sebagai Kepala Dinas Kesehatan Aceh Oleh Bapak Gubernur Aceh

Pada Tanggal 27 Juni 2013 di Lam Ara Cut, Samahani, Aceh Besar.

Semoga menjadi anak yang saleh, berguna bagi kedua orang tua, agama, bangsa dan negara.

dr. H. Zaini Abdullah

Pada Tanggal 7 Juni 2013 di Gedung Serbaguna Kantor Gubernur Aceh

Semoga selalu mendapat petunjuk dari Allah SWT dalam melaksanakan tugas dan amanah yang diberikan dengan sebaik-baiknya. TTD

TTD

dr. Syahrul, Sp.S (K) Direktur RSUDZA

Pimpinan

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN ACEH

DINAS TENAGA KERJA DAN MOBILITAS PENDUDUK ACEH Mengucapkan

SELAMAT DAN SUKSES

Mengucapkan

SELAMAT DAN SUKSES

Bapak Ir. Zulkifli, MM

Sebagai Kepala Dinas Tenaga Kerja Dan Mobilitas Penduduk Aceh

ATAS PELANTIKAN

Ir. Fauzi

Oleh Bapak Gubernur Aceh

dr. H. Zaini Abdullah

Pada Tanggal 7 Juni 2013 di Gedung Serbaguna Kantor Gubernur Aceh

Sebagai Sekretaris pada Sekretariat Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh Oleh Bapak Gubernur Aceh dr.

ATAS PELANTIKAN

H. Zaini Abdullah

Pada Tanggal 7 Juni 2013 di Gedung Serbaguna Kantor Gubernur Aceh

Semoga selalu mendapat petunjuk dari Allah SWT dalam melaksanakan tugas dan amanah yang diberikan dengan sebaik-baiknya. TTD

Ir. Helvizar Ibrahim, M.Si Sekretaris

Semoga selalu mendapat petunjuk dari Allah SWT dalam melaksanakan tugas dan amanah yang diberikan dengan sebaik-baiknya.

KELUARGA BESAR DINAS PENDAPATAN ACEH

TTD

Ir. H. Razali Adami, MP Kepala Dinas

Mengucapkan

SELAMAT DAN SUKSES ATAS PELANTIKAN

RALAT IKLAN Terjadi kesalah penulisan nama Wakil Walikota dan Sekda Kota Banda Aceh pada iklan HUT Kota Banda Aceh yang ke 808 pada Edisi No. 03, Tahun 1, Mei 2013. Seharusnya adalah Illiza Sa’aduddin Djamal dan Drs. T. Saifuddin TA, MSi. Dengan demikian kesalahan telah diperbaiki. Bagian Iklan

Bapak Drs. Muhammad Sebagai Kepala Dinas Pendapatan Aceh

Oleh Bapak Gubernur Aceh

dr. H. Zaini Abdullah

Pada Tanggal 7 Juni 2013 di Gedung Serbaguna Kantor Gubernur Aceh

Semoga selalu mendapat petunjuk dari Allah SWT dalam melaksanakan tugas dan amanah yang diberikan dengan sebaik-baiknya.


PROFIL UMUM EDISI NO. 04 - TAHUN 1 - JUNI 2013

Disiplin Dalam Bertugas, Ramah Sesama Anggota LETKOL Inf. Budi Setyo Raharjo adalah lulusan Akademi Militer tahun 1995. Ia merupakan sosok yang bersahaja dan ramah, terbukti di saat menerima kedatangan Suara Umum Aceh ke ruangannya. Pria kelahiran Boyolali 23 Juni 1974 tersebut sekarang menjabat Dandim Aceh Besar 0101/AB setelah mengakhiri masa tugasnya di Timor-Timur tahun 1998. Menurutnya Aceh sudah bangkit dan aman terlihat dari perkembangan pembangunan yang tertata rapi, setelah didera oleh konflik dan tsunami Aceh bisa lebih maju ke depan. Budi Setyo Raharjo, yang hobi renang dang Gowes ini mengatakan dulu Aceh pernah jaya di masa Iskandar Muda, yang bisa menhubungkan perdangangan ke luar negeri-negeri di Asia dan Eropa. Semoga Aceh bisa bangkit seperti masa Iskandar Muda. Jauhi kecurigaan untuk membangun Aceh yang lebih bermartabat. Demi nusa dan bangsa hilangkan perpecahan. n TEKS DAN FOTO: ZAINUDDIN

SUARA UMUM ACEH

23


24

SUARA UMUM ACEH

Infotainment EDISI NO. 03 - TAHUN 1 - MEI 2013

NALURI keberpihakan pada rakyat kelas bawah tersuguh indah lewat alunan nada gitar dan suaranya. Hati siapa tak terenyuh pada lirik lagu sang legendaris yang tak pernah bosan memperhatikan kaum lemah melalui alunan khas suaranya yang menyayat. Iwans fals bukan hanya banyak mengetahui fakta sosial yang terjadi di Indonesia, tetapi jauh pandangnya pada Aceh, pada kejayaan Aceh masa Sultan Iskandar Muda. Dan harapannya yang besar untuk kemajuan Aceh. Di tengah gagap gempitanya usaha pemerintah untuk memajukan perkebunan dan pertanian Aceh. Di tempat yang berbeda, pada acara yang berbeda pula Iwan Falsh memberi motivasi dengan ucapannya yang begitu bersahaja. “Kejayaan dahulu harus di kembalikan saat ini, karena Aceh penuh dengan potensi alam. Sultan Iskandar Muda adalah Raja Aceh yang di kenal oleh dunia yang mampu memimpin Aceh dengan membangn tatanan kehidupan yang makmur bagi rakyat Aceh, begitu makmurnya orang pada masa itu, kejayaan Aceh pada masa itu begitu tersohor ke negeri-negeri di Asia maupun Eropa yang dengan perdangangannya mampu memakmurkan rakyat pada saat itu”, begitulah peryataan Iwan Fals pada accara temu ramah di Hermes Palace yang di hadiri oleh beberapa anak band di Banda Aceh dan distributor Top Caffe. Ia juga menambahkan, Aceh memiliki hasil pertanian yang berlimpah dari tanahnya yang begitu subur, sehingga indatu orang Aceh telah membawa Aceh ke masa kejayaan. “Apakah masa itu akan terulang kembali,” kata Iwan Fals, seorang musisi lagendaris Indonesia memberi motivasi untuk rakyat Aceh. Kata-katanya menyentuh hati sampai ke titik yang paling dalam. Semoga kejayaan itu akan terulang. n TEKS: DESI RINASARI, FOTO: ZAINUDDIN

Iwan fals Banggakan

Sultan Iskandar Muda


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.