Repa Kustipia - Sundanese Slow Food (Speaker for Bappenas, Independent Food System Summit Dialogue)

REPA KUSTIPIA Gastronomist, Gastro Tourism Academy Mini Dokumentasi Gastronomi, Ethnofood, Forest Food, Sundanese Slow Food kunjungi instagram : Instagram : @gastrotourism_academy repakust@gmail.com Whatsapp ; +62 8987623516 Disampaikan dalam : Zoom : Pembahasan Hasil Independent Dialogues Sistem Pangan, Bappenas-Direktorat Pangan dan Pertanian, 31 Agustus 2021

Siapa yang Berpartisipasi?

3. Skala Partisipan Usaha Kecil dan Menengah Petani Buruh Tani NGO Lokal, Yayasan Kemanusiaan Indigenous Sundanese Community

1. Data Partisipatori : Diikuti 15 Partisipan berusia 18-65 tahun, terdiri dari 6 Laki-Laki, 9 Perempuan.

2. Sektor Partisipan Dialog : Pertanian, Peternakan, Agro-Forestry, lingkungan dan Ekologi, Pendidikan (Honorer Biologi), Pengolah Makanan, Pemilik Home Industry (Kuliner Lokal, Jajanan Pasar).

Bagaimana Hasil Dialognya ?

1. Orang sunda mendefinisikan "Slow Food" 2. Orang Sunda memposisikan "Local Food" Bagi Orang Sunda Tasikmalaya/Priangan Timur : Slow Food adalah Makanan Lokal yang tidak diproses secara industrialisasi, namun berdasarkan tradisi/kebudayaannya dan dinikmati perlahan (tidak terburu-buru).

Local Food adalah Makanan/Pangan/Komoditas Pangan yang tersebar di wilayahnya (kebun, hutan, pasar lokal orang sunda).

Siapa itu orang Sunda ?

Orang Sunda/Etnis Sunda : Orang/Kumpulan yang lahir, tinggal, berkegiatan, berkebudayaan di Daerah Jawa Barat.

Orang Sunda Banyak Kategorinya/Pembawaannya. Seperti Sunda Priangan Timur (Tasikmalaya, Garut, Banjar, Ciamis) Punya Komoditas Pangan Pilihan khas kelompoknya itu sendiri.

Orang Sunda terkenal dengan ketidakcepatan dengan sinergi ekologi, karena step by step, maka dari itu banyak sebutan seperti : Orang sunda makan slow food, orang sunda melakukan slow living. Begitulah ritme kehidupannya.

SLOW FOOD ORANG SUNDA SEPERTI APA ?

Ada bubui hui/Ubi, Ada Piritan, dari ikan yang dikukus di tungku, diolah secara tradisional. biasanya sunda pesisir seperti ini pilihan konsumsinya

ETNIS, MAKANAN, GENDER, RITUAL Orang Sunda dikategorikan : 1. Pescatarian (sumber hewani dari ikan mendominasi).

2. Veggie Pescatarian (sudah plant based dari dulu, karena adanya lalaban/lalap dari dedaunan yang ada di pekarangan rumah). Dan ini potensi besar komoditas pangan.

ORANG SUNDA PUNYA TRADISI MINUM TEH/NYANEUT Potensi komoditas slow food dari teh

Resep orang sunda yang terkumpul oleh Gastro Tourism Academy baru ada 937 resep.

Hal ini masih tahapan visualisasi karena harus diolah dan dipotret sehingga bisa menjadi panduan sajian khas sunda.

Seperti yang diketahui prinsip gizi kuliner dalam tata laksana suatu resep harus ada : STANDAR RESEP karena bertujuan untuk pemenuhan energi/kalori.

Mengapa sundanese slow food penting dibahas ?

Karena : 1. Menampilkan kembali permintaan pasar, sehingga bisa meneruskan pesan permintaan pasar pada petani dan slow food akan semakin beragam di pasar.

2. Menekan jejak karbon rantai pasok pangan.

3. Sugesti berkebun dari rumah/grow your own food 4. Indonesia harus menjadi percontohan komoditas slow food terbanyak dari etnis-etnis yang ada.

Refleksi Budaya Sundanese Slow Food 1. Silakan kunjungi dokumentasi Ritual Pangan (Short Video) Ngikis adat sunda : bit.ly/GastroNgikis 2. Ritual dan Tradisi 7 Bulanan Orang Sunda Menggunakan Slow Food : Contoh : Rujak Kanistren

Cek Kembali di Meja Makan atau Pasar keberadaan slow food ala sunda : Lalaban : Gewor, Kemang, Genjer, Eceng, Rebung, Kahitutan/Daun Kentut, Rebung, Kemangi, Pari Belut, Gandaria, Beluntas, Katuk.

Makanan Olahan Slow Food : Awug, Ketan Bakar, Burayot, Ali Agrem, Rujak Kanistren, Pencok Leunca, Ulukutek Leunca, Sambel dadak.

Buah-Buahan musiman : Bencoy, Cecenet/Ciplukan, Harimonting, Apakah masih eksis hari ini ?

Hatur nuhun...