Narasi Santai : Dampak Krisis Iklim dan Pangan Disampaikan pada Climate Talk XRJOGJA
Halo, semuanya, Perkenalkan saya Repa Kustipia dari Social Enterprise Gastro Tourism Academy dengan kegiatan Eco-Gastronomy Start From Food System atau dimulai dari Sistem pangan. Saya dikabari kak Wahyu Aji ya dari Xr Jogja terimakasih kesempatannya. Apa kabar ? kabar ekologi kita ya. Menyangkut pangan, petani, krisis iklim Sebelum membahas pangan ada yang ingin saya sampaikan tentang definisi sederhana terkait iklim dan pangan. Apa itu krisis iklim ? secara sederhana dan terlihat, karena kalau dijelaskan dengan istilah-istilah kebarat-baratan kok rasanya sulit dicerna ya. Oke, sekarang iklim itu menurut petani (petani orang sunda ya karena saya orang sunda) menjelaskan cuaca itu tuh hawa sebutannya. kalau diterjemahkan secara rinci iklim itu hawa/cuaca Nah, ini ada karakteristiknya yang terasa, terlihat dan menjadi dampak seperti : 1. hujan Hujan juga macem-macem kan banyak variasinya ya ini ada hujan panas, hujan angin, hujan petir, gerimis, hujan badai, terus ada hujan es kan fenomena di dataran tinggi. 2. suhu suhu juga sekarang udah pada angka 27 derajat celcius, kadang 28 bahkan 29 derajat celcius. Panas banget, gersang, kering, bikin haus, banyak yang terkena dehidrasi secara ga langsung kalau ga cukup cairan. kalau kita melihat proyeksi suhu aja misalkan di ponsel masing-masing, itu lihat juga chance of rain/ramalan hujannya berapa persen rata-rata sudah 78% ya. potensinya kan kalau lebih dari itu bisa mengakibatkan hujan berturut-turut dan kalau ga tertangani akan menjadi banjir kalau dan musibah lanjutan lainnya. Kenapa disebut krisis iklim, sebenarnya apa yang terjadi pada planet bumi satu-satunya ini ? Beberapa penelitian mengarah pada Pemanasan global yang mengarah pada dampak : air laut semakin naik, suhu bumi meningkat, dan adanya perubahan alih fungsi lahan.