Tabloid
INFOPlus
Tabloid INFOPlus No. 17 | 23 Desember 2019-6 Januari 2020
Tajam dan Faktual
No. 17 | 23 Desember 2019-6 Januari 2020 | Harga Rp 5.000,- | ISSN 2657-2354
Masih Ada Koruptor RSUD Kraton Bebas SEMARANG - Perkara dugaan korupsi dana insentif manajerial RSUD Kraton tahun 2014-2016 yang menyeret mantan Direktur dan Wadir Adminitrasi Umum dan Keuangan (AUK), M Teguh Imanto serta Agus Bambang Suryadana telah dijatuhkan putusan. Sejumlah pihak disebut terlibat karena berperan atas terjadinya tindak pidana. Beberapa pihak lain juga dinilai layak diproses hukum karena memperoleh keuntungan atas tindak pidana itu. Hakim secara tegas memerintahkan, para pihak itu diproses hukum. (Berita terkait di Hal. 24)
KEJAKSAAN
“BANCAKAN”
UANG SUAP SOERYA S EMARANG - Dugaan suap dan atau gratifikasi penanganan perkara dilakukan oknum pegawai Bidang Pidana Khusus (Pidsus) Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Tengah pada awal 2019. Kusnin, selaku Asisten Tindak Pidana Khusus (Aspidsus) Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Tengah, Muhammad Rustam Effendy SH MH, selaku Kasi Penuntutan, dan Benny Chtisnawan selaku Pengawal Tahanan/ Narapidana. Mereka ditahan dan kini diadili di Pengadilan Tipikor Semarang atas dugaan menerima uang suap dari Soerya Soedarma, pemilik PT Surya Semarang Sukses Jayatama (SSJ), perusahaan importir alat pertukangan. Suap diberikan melalui Alfin Suherman, pengacaranya. Total uang yang diberikan SGD
294.000 dollar Singapura dan sekitar USD 44.000 dollar Amerika. Uang itu disebut mengalir kemana-mana dan dijadikan “bancakan” mulai level staf, pejabat struktural, Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kota Semarang, sampai Kepala Kejati Jateng. Tak hanya masuk kantong pribadi, uang ditaksir sekitar Rp 3,5 miliar itu dibagi-bagi. Kepala Kejati Jateng Sadiman disebut menerima SGD100,000 dollar Singapura. Kajari Kota Semarang Dwi Samudji SGD 73,000 dollar Singapura, jaksa Dyah Purnamaningsih SGD 8,000 dollar Singapura, jaksa Musriyono SGD 8,000 dollar Singapura. Untuk M Rustam Effendi SGD10,000 dollar Singapura, Kusnin SGD 30,000 dollar Singapura. Sisanya SGD 15,000 diberikan ke Benny Chrisnawan SGD2,000 dollar Singapura, diberi-
kan kepada Adi Hardiyanto Wicaksono SGD2,000 dollar Singapura. Tersisa sebesar SGD 11,000 dollar Singapura kemudian ditukarkan ke bentuk mata uang rupiah. Uang telah digunakan untuk antara lain membeli aplikasi bidang Tindak Pidana Khusus sebesar Rp 36 juta, membayar ahli perkara korupsi majalah dinding Kabupaten Kendal sebesar Rp 25 juta. Membayar pagelaran wayang di Colo Madu Kabupaten Karanganyar sebesar Rp 80 juta. Informasinya, acara itu digelar dalam rangka HUT Partai Nasdem Jawa Tengah. Pengeluaran lain, kegiatan lainnya di kantor Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah yang kekurangan uangnya diambil dari jatah Kusnin sendiri. (Berita terkait di Hal. 12)
Walikota Semarang Digugat Rp 17 Miliar n Proyek PJU Tahun 2007 SEMARANG - Walikota Semarang, Hendrar Prihadi digugat dan dituntut membayar ganti rugi, totalnya Rp 17 miliar oleh rekanan proyek peningkatan kualitas daya listrik lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) Kota Semarang Hendrar Prihadi tahun 2007 silam. Jumlah itu kerugian materiil yang muncul atas biaya IDC, Biaya Maintenance dan Biaya Project Management sejak Juni 2011 hingga September 2018 sebesar Rp 10.731.284.000 yang tak dibayar. (Berita terkait di Hal. 20)
Kontraktor Pemberi Uang Tamzil Ketar Ketir SEMARANG - Tak hanya menerima suap, Muhammad Tamzil diketahui juga menerima gratifikasi uang terkait jabatannya sebagai Bupati Kudus. Tamzil “meminta” karena terbebani hutangnya saat maju Pilkada 2018 ke sejumlah pengusaha. Gratifikasi diduga diterima Tamzil baik langsung atau tidak lewat sejumlah anak buahnya di lingkungan Pemkab Kudus. Di antaranya Sekretaris Daerah (Sekda) dan sejumlah Kepala Dinas (Kadis) serta ajudannya. (Berita terkait di Hal. 9)
JELANG PILKADA, HENDI BERI RP 95 MILIAR UNTUK PAK RT ANGGOTA SATPOL PP KONGKALIKONG DENGAN PEDAGANG MIRAS HAKIM ADHOC PHI SEMARANG TERANCAM DICOPOT KISAH-KU : KEPERAWANANKU KUBERIKAN KE SUAMI ORANG CAMAT KARANGTENGAH TERJERAT VIDEO MESUM POLITIK : EKS KORUPTOR TANPA PENGHALANG