
1 minute read
lif E Styl E Mewaspadai Cuaca yang Menyengat
Hingga hari ini, cuaca masih terus terasa panas. Panas yang begitu menyengat memberikan dampak negatif seperti heat exhaustion, heat stroke serta dehidrasi.
Meski bukan termasuk negara di Asia yang mengalami gelombang panas, namun suhu maksimum udara permukaan di Indonesia tergolong panas. Surabaya termasuk wilayah yang panasnya dirasakan begitu menyengat.
Advertisement
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui akun Instagramnya menyebut lima penyebab utama naiknya suhu di Indonesia akhir-akhir ini. Di antaranya dinamika atmosfer yang tidak biasa, tren pemanasan global dan perubahan iklim, dan peralihan cuaca yang sudah memasuki musim kemarau.
Sementara World Meteorological Organization (WMO) menyebut gelombang panas (heatwave) adalah fenomena kondisi udara panas yang berkepanjangan selama 5 hari atau lebih secara berturut-turut. Kondisi ini juga diikuti suhu maksimum harian lebih tinggi dari suhu maksimum rata-rata. Jika gelombang panas terus terjadi, bukan tidak mungkin dapat menyebabkan bahaya kesehatan bahkan kematian.
Dr Rizal Fadli dalam laman halodoc menjelaskan, ada beberapa bahaya yang dapat muncul terhadap tubuh akibat gelombang panas. Gelombang panas bisa menyebabkan heat exhaustion, sebuah kondisi ketika suhu tubuh naik antara 37-40 derajat Celsius.
Beberapa gejalanya seperti mual, pusing, sakit kepala, kelelahan, lemas, dan keringat berlebih. Heat exhaustion jika dibiarkan bisa menjadi heatstroke. Selanjutnya, heatstroke bisa menyebabkan kerusakan permanen pada organ tubuh seperti otak, jantung, dan ginjal yang dapat mengancam nyawa. Pada kondisi heatstroke, suhu tubuh naik di atas 40 derajat Celsius, hingga sel dan sistem tubuh gagal berfungsi normal. Gejalanya antara lain pernapasan cepat, sakit kepala, lesu, kebingungan, dan bahkan kehilangan kesadaran.

Karena itu, Anda mesti waspada ketika muncul gejala berikut, keringat berlebih, kulit terasa panas dan kering, rasa berdebar atau jantung terasa berdetak lebih cepat, kulit terlihat pucat, kram pada kaki maupun abdomen. Waspadai juga kalau berasa mual, muntah dan pusing, atau mendapati urin yang sedikit dan berwarna kuning pekat.
Jika muncul gejala tersebut, kata juru bicara Kementerian Kesehatan dr Mohammad Syahril, dinginkan tubuh dengan kain basah atau sponge basah pada pergelangan tangan, leher, dan lipatan tubuh lainnya serta banyak minum air. “Jika masih bergejala, segera kunjungi fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan,” ujar Syahril.
Risiko pada Kulit Paparan udara dan cuaca yang sangat panas juga bisa menimbulkan sejumlah risiko bagi kulit. Di antaranya menyebabkan kerusakan kulit pada level sel akibat paparan UV yang langsung ke kulit, terlebih jika intensitasnya besar, misalnya kerusakan kolagen sehingga berisiko mengalami penuaan kulit. Kulit terasa jadi lebih kering dan kasar karena dehidrasi. Cuaca panas ekstrem