
1 minute read
Warga Kota Mojokerto Diajak Bercocok Tanam di Lahan Sempit
MOJOKERTO (GN) – Wali
Kota Mojokerto Ika Puspitasari mengajak masyarakat mengoptimalkan lahan sempit untuk bercocok tanam.
Advertisement
Ajakan itu dilontarkan Wali
Kota di Aula Kantor Kelurahan Jagalan ketika menyerahkan bantuan benih tanaman, toga serta program pelatihan bercocok tanaman dilahan sempit, kemarin. Program Wali Kota itu mendukung program Dinas Ketahanan
Pangan dan pertanian (DKPP)
Kota Mojokerto untuk membangkitkan upaya masyarakat dalam bercocok tanam dilahan yang sempit. Dalam program itu, ratusan masyarakat dilatih agar terampil dalam budi daya serta paham dalam bercocok tanam holtikultura di lahan yang sempit.
Para peserta bimbingan teknis
(bimtek) budi daya tanaman hortikultura dan toga merupakan warga yang mengajukan fasilitas pada musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang).
Masing-masing dari Kelurahan Miji, Meri, Kedundung, Wates, Kranggan, Kauman, Mentikan, dan MagersariNing Ita, sapaan akrab wali kota mengatakan, meski mayoritas warga kota tidak memiliki lahan menanam yang luas, melalui bimtek ini diharapkan agar bisa mengoptimalkan area yang terbatas dengan metode tanam yang tepat. Seperti memanfaatkan pot, polibag, atau hidroponik. ’’Kalau pun belum bisa dijual untuk meningkatkan tambahan penghasilan keluarga, paling tidak bisa dimanfaatkan untuk keluarga sendiri. Daripada beli, lebih baik menanam sendiri.
Tidak harus punya pekarangan luas,’’ ujarnya. Menurut ning Ita budi daya tanaman bisa membawa manfaat bagi kesehatan. Termasuk tanaman toga yang bisa digunakan sebagai bahan dasar minuman rempah-rempah guna meningkatkan daya tahan tubuh.
Jenis tanaman hortikultura juga bisa membantu meringankan biaya kebutuhan pangan sehari-hari.
Utamanya saat kenaikan sejumlah harga bahan pokok akibat inflasi. ’’Salah satu pemicu penyumbang inflasi adalah komoditas cabai.
Karena itu, sejak tahun 2022, saya minta bagikan benih cabai. Karena dengan panjenengan menanam cabai saja, itu sudah membantu negara untuk mengurangi inflasi,’’ tutur Ning Ita. Selain benih cabai rawit dan cabai merah, warga juga mendapat bibit tomat, sawi, dan kangkung. Beragam jenis sayuran ini dimaksudkan untuk mendukung diversifikasi pangan. Termasuk membantu menurunkan angka stunting di Kota Mojokerto. ’’Saat ini stunting Kota Mojokerto sudah di angka 3,12. Cita-citanya, dua tahun ke depan bisa zero stunting. Yang mana, ini juga salah satu upaya kita untuk meny- iapkan generasi mendatang yang berkualitas,’’katanya. Kegiatan bimtek budi daya tanaman hortikultura dan toga mendapat respon positif dari masyarakat. Salah satu peserta, Alisah mengatakan antusias mengikuti rangkaian pelatihan yang difasilitasi Pemkot Mojokerto. ’’Ini bisa menambah aktivitas bermanfaat bagi yang belum memiliki kesibukan,’’kata warga Kelurahan Kranggan ini. Selain bibit tanaman toga dan hortikultura, para peserta juga menerima bantuan alat bercocok tanam. Antara lain sekop, polibag, cangkul, gembor, tanah media tanam, pupuk kandang, pupuk NPK, dan sekam bakar. Dalam bimtek tersebut, para peserta juga diberikan bekal bercocok tanam dari penyuluh pertanian.bas