
2 minute read
Jelang Ramadan 1444 H MinyaKita Makin Langka, Harga Sembako Kompak Naik
SURABAYA (GN) – Sejumlah kebutuhan bahan pokok di Jakarta, Surabaya dan hampir semua kota di Indonesia mengalami kenaikan jelang datangnya Bulan Suci Ramadan 1444
H. Kenaikan ini terjadi pada harga telur ayam, daging ayam, cabai. Selain itu kelangkaan juga terjadi pada minyak goreng subsidi, MinyaKita.
Advertisement
Seperti di sejumlah pasar tradisional di Surabaya, telur ayam boiler yang awalnya seharga Rp 27.000 per 1 kilogram, kini naik menjadi Rp 28.000 – 30.000. Begitu juga dengan cabai besar yang naik Rp 4.000-5.000 dari
Rp 33.000 per kg menjadi Rp 35.000 – 36.000. Harga daging ayam broiler yang biasanya berada di kisaran Rp 28.000 kini menjadi Rp 30.000-32.000 per kg. Bahkan di sejumlah pasar tradisional Jakarta, harga daging ayam broiler suudah menembus Rp 35.000 -36.000 per kg. Mayoritas sama, harga naik perlahan dalam hitungan hari dengan kenaikan berkisar Rp3.0005.000 per kg. Dan akan naik tajam mendekat Lebaran.
Saat ini kenaikan paling tinggi ada di harga cabai rawit, yakni dari Rp 65.000 menjadi Rp 75.000 – 80.000 per kg di sejumlah pasar tradisional di Surabaya.
Kustiyah (45), salah satu pedagang sembako di Pasar Wonokromo mengaku menaikkan harga cabai rawit lantaran harga kulakan yang juga ikutan naik, serta ditambah dengan stok cabai merah yang rusak akibat hujan. "Kulakannya sudah naik banyak, ya mau gak mau harus saya naikkan," katanya, Rabu (15/3/2023). Pedagang pasar tradisional juga mengeluhkan minimnya pasokan MinyaKita . Padahal, permintaan minyak goreng subsidi tersebut semakin meningkat jelang Ramadan. Berdasarkan pantauan di lapangan, Rabu (15/3/2023), stok MinyaKita di rak penyimpanan di sejumlah lapak pedagang terlihat kosong. Adapun yang tersedia hanyalah minyak goreng kemasan jenis premium yang harganya tentu lebih mahal.
Menurut Hendri, salah seorang pedagang di Pasar Wonokromo, stok MinyaKita terakhir tersedia dua minggu yang lalu. "Kosong (MinyaKita). Terakhir ada tuh dua minggu lalu. Sekarang belum ada lagi barangnya. Padahal kalau dekat Ramadan gini yang minat banyak," ujarnya.
Menurut dia, pembelian MinyaKita ke distributor pun dibatasi. Tiap pedagang hanya bisa mendapat jatah 7 dus dalam seminggu. Padahal, sebelumnya dia bisa mendapat jatah 10 dus. Untuk harga 1 dus isi 12 pieces dihargai Rp
156.000 atau harga satuannya Rp
13.000 per liter. Lantaran minimnya stok tersebut, harga MinyaKita yang dia jual kini dibanderol Rp 15.00016.000 per liter, tergantung sasaran pembelinya. "Kalau untuk dijual lagi Rp 15.000, kalau buat konsumsi pribadi Rp 16.000," terang dia. Sementara itu, untuk jenis minyak goreng kemasan premium, Hendri menyebut harganya juga merangkak naik di kisaran Rp2.000-3.000, tergantung mereknya. Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menegaskan bahwa MinyaKita sudah dipersiapkan oleh produsen minyak goreng sebanyak 450.000 ton per bulan dan akan fokus disebarkan di pasar tradisional. Artinya, tidak disebar lagi di ritel ataupun marketplace (e-commerce). Hal ini guna mengantisipasi kelangkaan stok seperti yang terjadi saat ini. "Sekarang saya sudah bilang, langkah pertama tambah dulu, kemarin 300.000 ton per bulan sekarang tambah jadi 50% jadi 450.000 ton. Kedua, MinyaKita sudah nggak boleh lagi dijual di online kita suruh jualnya di pasar," ujar Mendag. pur, tri