1 minute read

Belasan Warga Dirawat, 6 Korban Meninggal

PACITAN (GN) - Jumlah warga Kabupaten Pacitan yang terjangkit leptospirosis terus bertambah. Data terakhir, sudah ada 256 warga Pacitan terjangkit leptospirosis. Hingga saat ini tercatat masih ada belasan warga yang dirawat dan enam orang meninggal dunia. “Memang semakin bertambah, ada 256 yang menunjukkan gejala leptospirosis,” ujar Kepala Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Pacitan, Bambang Mahendrawan, Rabu (15/3/2023).

Dari 256 penderita yang menunjukkan gejala leptospirosis dilakukan tes Rapid Detection Test (RDT). Hasilnya yang positif RDT, telah dipastikan terpapar leptospirosis adalah 185 warga Pacitan. “Itu merupakan data penderita yg tercatat di fasilitas kesehatan (puskesmas maupun RSUD dr Darsono),” kata Bambang.

Advertisement

Dia menjelaskan, ada 10 kasus baru leptospirosis. Sebarannya di Puskesmas Arjosari 1 kasus baru, Pakisbaru

1 kasus baru, Tulakan 1 kasus baru dan Bubakan 7 kasus baru. “Rawat jalan ada 5 kasus, rawat inap masih 12 orang. Dan 233 sudah sembuh serta

6 orang meninggal dunia,” ungkap Bambang.

Dia mengaku, jika kasus baru leptospirosis masih ada terus menjalar. Hanya saja tingkat kesembuhan juga masih tinggi. “Berbagai upaya pencegahan dan penanganan dilakukan. Seperti sosialisasi ke masyarakat, gerakan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat),” urai Bambang.

Dia juga menjelaskan, jika sudah

Harlah

melakukan langkah penanganan. Di antaranya ada melakukan identifikasi penyebaran leptospirosis juga melakukan pengendalian tikus dengan jebakan. “Juga kami melakukan reaksi cepat penanganan pasien yang bergejala. Kasus harian memang bertambah, tetapi angka kesembuhan juga tinggi,” terang Bambang.

Untuk menangani kasus tersebut, Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pacitan, dr Daru Mustiko Aji mengaku telah melakukan sejumlah upaya. Di antaranya meningkatkan pemahaman masyarakat agar menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat.

“Kami sudah melakukan koordinasi lintas sektor dan camat, untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terkait PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat),” kata Daru.

Daru menjelaskan, akan melakukan deteksi dini kasus leptospirosis. Juga menambah logistik alat tes leptospirosis. “RDT atau alat tes leptospirosis. Baik di puskesmas yang ada di kecamatan maupun di RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) dr Darsono Pacitan,” ujar Daru.

Dia menambahkan, pihaknya juga meningkatkan kesiapan dan kewaspadaan tenaga kesehatan (nakes) untuk pasien dengan gejala leptospirosis di semua fasiltas kesehatan di Pacitan. “Semuanya fasyankes ya, baik itu negeri maupun swasta. Rumah sakit negeri, rumah sakit swasta, maupun klinik swasta dan puskesmas,” terang

This article is from: