
3 minute read
Rumah Warga Harus Direlokasi
PONOROGO (GN) – Bencana tanah gerak dan retak di Ponorogo, masih menyisakan persoalan. Sedikitnya 139 jiwa dari 42 kepala keluarga (KK) Desa Tumpuk, Kecamatan Sawoo mengungsi di kantor balai desa yang lama.
Warga yang semula memiliki rumah mengalami retak-retak dan ambles. Karenanya, warga Desa
Advertisement
Tumpuk Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo yang rumahnya terdampak tanah gerak harus direlokasi. “Saya belum melihat titik retakan atau longsor. Tetapi saya sudah melihat foto dan videonya. Memang tidak layak untuk ditempati hunian. Terlalu berbahaya,” kata Bupati Sugiri Sancoko yang tadi malam mengunjungi warga Desa Tumpuk yang mengungsi di Gedung Taman Kanak-kanak (TK) setempat, Selasa (28/2/2023).
Oleh karena itu, solusi bagi warga yang terdampak tanah gerak di Desa Tumpuk yakni dilakukan relokasi. Warga harus meninggalkan rumahnya. Sebab, sangat berbahaya jika masih akan kembali ditinggali. “Maka solusinya ya relokasi. Nantinya ada 42 KK atau
139 jiwa yang bakal direlokasi,” katanya.
Kang Giri sapaan karib Sugiri
Sancoko menargetkan kepala desa
Tumpuk mencari tanah untuk lokasi relokasi. Sebab, tanah bengkok (tanah kas desa) yang ada di desa tersebut juga tidak layak.
Posisi tanah bengkok juga seperti plesengan. “Tanah milik perhutani juga tidak memungkinkan, karena prosesnya yang panjang,” katanya.
Alternatif pertama, kata Bupati untuk dicarikan tanah relokasi itu. Pengadaannya gimana, Sugiri menyebutkan bakal dirumuskan bersama. Apakah cari CSR, patungan, atau dianggarkan. Namun, untuk penganggaran juga butuh waktu. “Pak lurah minta dicarikan lokasi yang pas. Nanti dibuat satu RT gitu,” terangnya. Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Ponorogo, Supriyadi mengatakan, ratusan warga yang mengungsi ini sudah berlangsung dua hari.
“Mengungsi ini sudah dua harian. Awal mengungsi itu dini hari pukul 02.00 WIB. Dan ini belum bisa dipastikan sampai kapan bisa kembali ke rumah merekak,” ujar Supriyadi. Dia menjelaskan, kebutuhan pengobatan sudah tercukupi Dinas Kesehatan. Kini, kondisi para pengungsi banyak yang sakit. Kemudian, kebutuhan per orang seperti selimut, kasur, mandi, kebutuhan anak-anak, susu, pakaian anak balita serta buku cerita agar anak-anak tidak jenuh juga telah disediakan. “Saat ini kebutuhan yang mendesak adalah baju. Menurut kami (Dinsos P3A Ponorogo) yang kurang adalah baju,” kata Supriyadi. Pasalnya, jelas dia, kebanyakan saat warga mengungsi hanya membawa pakaian yang ada di badan. Apalagi saat ini warga sudah dilarang tidak boleh kembali ke rumah mereka. “Sekarang kami mau open donasi. Kami berharap donasinya bukan bahan pangan. Yang paling penting adalah baju. Kalau bisa baju baru dan layak dipakai. Pakaian dalam juga sangat perlu,” ungkap Supriyadi. Menurutnya, baju yang paling dibutuhkan adalah pakaian dewasa, anak SD. Yang telah dibagi adalah pakaian balita dan sarung. Itupun belum mencukupi bagi pengungsi. “Stok di kantor (Dinsos P3A Ponorogo) habis. Proses pengadaan. Dalam waktu dekat, donasi sangat membantu,” bebernya.
Gelar Paripurna PAW, Ketua DPRD Kabupaten Blitar Segera Adaptasi dan Jalankan Tupoksi
KABUPATEN BLITAR
(GN) - Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Blitar menggelar Rapat
Paripurna dengan agenda Pengambilan Sumpah Janji Pengganti Antar Waktu (PAW) anggota DPRD sisa masa jabatan 2019-2024, Jumat (24/2/2023). Rapat Paripurna dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Kabupaten Blitar Suwito.
Rapat paripurna ini merupakan tindak lanjut dari surat
Gubernur Jawa Timur nomor 171.409/70/011.2/2023 tanggal 18 Januari 2023 perihal penyampaian keputusan Gubernur Jatim. Melalui Badan
Musyawarah (Banmus), Rapat
Paripurna PAW ini akhirnya dijadwalkan untuk digelar.
Ditemui usai rapat paripurna, Suwito mengatakan Rapat
Paripurna PAW ini untuk menggantikan Sutoyo dari Partai
Keadilan Sejahtera (PKS) yang meninggal dunia beberapa waktu lalu. Adapun penggantinya merupakan calon anggota dewan tahun 2019 yang memperoleh suara di bawah almarhum di dapil yang sama, yaitu Sugeng Riyadi.
"Ini adalah rapat paripurna PAW dari pengganti almarhum

Sutoyo, digantikan Sugeng Riyadi. Baru saja diambil sumpah janji. Sehingga mulai saat ini sudah sah menjadi anggota dewan," katanya. Politisi PDIP ini juga berpesan kepada anggota dewan yang baru saja mengambil sumpah janji untuk segera adaptasi dan menyesuaikan diri. Selain itu juga mengingatkan agar menjalankan tugas pokoknya sebagai wakil rakyat.
"Pak Sugeng ini kan baru, jadi harus diberikan kesempatan untuk adaptasi dan menyesuaikan diri. Tapi dia mengemban amanah sebagaimana sumpah janji yang sudah diucapkan. Makanya harus menjalankan tupoksinya," ujarnya.
Untuk diketahui almarhum Sutoyo merupakan anggota
Di tempat terpisah, BPBD Ponorogo mengungkapkan penyebab tanah gerak di Desa Tumpuk, Kecamatan Sawoo, yang kondisinya kian makin parah. Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo Surono menyebut faktor pertama ialah curah hujan yang tinggi belakangan.
Selain itu, lanjut dia, bertambahnya retakan tanah itu juga disebabkan adanya sumber air dari atas gunung yang terus menggerus tanah di bagian bawah. “Memang ada sumber air di atas sana, mengalir di bawah tanah sehingga menggerus dan menyebabkan retakan bertambah,” katanya.
Maka dari itu, pihaknya menetapkan kawasan dalam radius satu kilometer dari lokasi tanah gerak di Desa Tumpuk sebagai kawasan zona merah. “Kami tetapkan zona merah karena kondisi rekahan tanah terus bertambah,” ujarnya. trb,kcm,bej