4 minute read

Atasi Genangan, Camat dan Lurah Harus Peka

nyebut, bahwa harga Minyakita yang dijual di pasar yang dikelola PD Pasar Surya juga terpantau stabil. Seperti yang dijual di Pasar Wonokromo Surabaya dengan harga jual Minyakita maksimal Rp14 ribu per liter. “Di Pasar Wonokromo kami cek masih di angka Rp14.000, maksimal. Di beberapa pasar juga dilaporkan per hari ini harga (maksimal) Rp14.000 Minyakita,” urainya.

Sebagai diketahui, bahwa operasi pasar beras murah kali ini digelar Pemkot Surabaya di 20 titik lokasi. Dengan rincian di cabang timur, yakni Pasar Gubeng Masjid (1 ton), Pasar Kendangsari (1 ton), Pasar Keputran Selatan (3 ton), Pasar Pacar Keling (1 ton), Pasar Pucang Anom (2 ton) dan Pasar Tambahrejo (3 ton). Kemudian di wilayah cabang selatan, yakni Pasar Genteng Baru (3 ton), Pasar Kembang (3 ton), Pasar Wonokromo (13 ton), Pasar Bendul Merisi (3 ton), Pasar Dukuh Kupang (1,5 ton), Pasar Kupang Gunung (1 ton), Pasar Pakis (1 ton) dan Pasar Wonokitri (2 ton). Sedangkan cabang utara, operasi pasar digelar di Pasar Pabean (2 ton), Pasar Pegirian (2 ton), Pasar Balongsari (2,5 ton), dan Pasar Dupak Bandarejo (2 ton).

Advertisement

Selain itu, operasi pasar beras murah ini juga digelar Pemkot Surabaya di dua pasar tradisional milik swasta. Yakni, di Pasar Soponyono dan Pasar Pahing Surabaya dengan masing-masing tersedia 1 ton. pur

SURABAYA (GN) – Gebrakan yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dengan menambah kapasitan rumah pompa, mampu mengatasi problem genangan air disaat hujan terjadi di Surabaya. Tambahan rumah pompa baru di Kalidami, kawasan Jalan Dharmawangsa, Kertajaya, dan sekitarnya, mempercepat surutnya genangan air di wilayah tersebut.

Meski demikian, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan, teratasinya masalah banjir atau genangan bukan karena ada rumah pompa. Akan tetapi, ada peran serta antara jajaran camat, lurah, serta warga Surabaya.

Menurutnya, sebuah masalah di sebuah kota tidak akan bisa diselesaikan, jika tidak dimulai dari mengubah sistem kerja jajarannya di lingkungan Pemkot.

“Kalau saya bekerja sendirian, ya nggak bisa. Kalau saya kerja bareng Wakil Wali Kota (Armuji), Kepala Dinas, Camat dan Lurah, maka tidak ada lagi banjir, tidak ada stunting dan warga miskin,” kata Eri, Rabuy (15/2/2023).

Wali kota yang akrab disapa Cak Eri ini menambahkan, sistem kerja di pemkot harus diubah agar masyarakat terlayani dengan baik. Seperti saat terjadi curah hujan tinggi yang berpotensi menyebabkan banjir atau genangan, maka jajaran camat dan lurah harus peka, turun langsung memantau wilayahnya. Apabila di suatu titik ditemukan banjir atau genangan, Cak Eri meminta camat dan lurah melihat pokok permasalahanya. Seperti pada tahun 2021 lalu, ia menerapkan sistem potong kompas atau membuat sodetan agar air di suatu wilayah bisa cepat surut. Cara itu pun terbukti efektif, setelah 55 titik sodetan di Kota Surabaya dibuat bersamaan dengan pembangunan 6 rumah pompa baru. Salah satunya rumah pompa yang ada di Kalidami, Kecamatan Gubeng. pur

Pemerintahan Kota Surabaya

Puncak Peringatan HPN 2023

Walikota Eri Raih Anugerah Kebudayaan PWI Lewat Program Dandan Omah

Momentum Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) Tahun 2023, terasa istimewa bagi Walikota Surabaya Eri Cahyadi. Sebab, di momen ini, ia menerima penghargaan Trofi Abyakta Anugerah Kebudayaan PWI (AK-PWI)

Pusat 2023. Penghargaan tersebut diterimanya dalam puncak peringatan HPN 2023 di Kota Medan Sumatera Utara, Kamis (9/2/2023).

Puncak Peringatan HPN 2023 tersebut, dihadiri langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama sejumlah Menteri Kabinet

Indonesia Maju. Hadir pula, Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat Atal Sembiring Depari, Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu, serta para tamu undangan dan perwakilan organisasi wartawan dari seluruh Tanah Air.

Dari 500 kabupaten/kota di Indonesia, Walikota Eri Cahyadi masuk dalam 10 besar yang berhasil meraih Anugerah Kebudayaan PWI 2023. Baginya, penghargaan yang diberikan melalui program

Dandan Omah Rumah Tidak

Layak Huni (Rutilahu), merupakan wujud keberhasilan seluruh masyarakat Kota Surabaya.

“Penghargaan dari PWI Pusat ini merupakan kebanggan bagi saya pribadi dan seluruh rakyat Surabaya. Sehingga penghargaan ini kita berikan dan berikan rasa hormat kepada seluruh warga Surabaya,” kata Walikota Eri usai menerima penghargaan. Dandan Omah Rutilahu yang diusung Walikota Eri dalam AK-PWI 2022, merupakan satu di antara program padat karya Pemkot Surabaya. Program ini secara tidak langsung telah menggugah rasa gotong-royong dan guyub-rukun masyarakat Kota Surabaya. Lebih jauh lagi, Walikota Eri menyebutkan jika manfaat dari Dandan Omah tidak hanya dirasakan warga penerima program tersebut. Manfaat program ini juga dirasakan warga di wilayah sekitar. Di mana yang mengerjakan Dandan Omah adalah warga sekitar hingga pembelian alat dan bahan bangunan juga dilakukan di wilayah setempat. “Jadi di situ- lah penilaian terkait guyub rukun dan gotong royongnya. Dengan Rutilahu, maka bisa mengurangi kemiskinan, mengurangi pengangguran. Itu yang mendapatkan penghargaan,” ujarnya.

Karena itu, walikota yang akrab disapa Cak Eri ini mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Kota Pahlawan. Tak lupa, ucapan terima kasih juga disampaikannya kepada para pengurus PWI Jawa Timur yang telah mendukung dalam program pembangunan tersebut. “Matur nuwun (terima kasih) PWI Jawa Timur. Semoga sinergitas yang kuat ini akan membawa Surabaya jauh lebih hebat dari pada hari ini. Karena sinergi kuat Surabaya hebat,” tuturnya.

Mantan Kepala Badan Peren- canaan Kota (Bappeko) Surabaya ini lantas mengungkapkan alasan mengusung program Dandan Omah dalam AK-PWI 2023. Menurut dia, Dandan Omah Rutilahu adalah satu di antara program padat karya Pemkot Surabaya yang membangun dengan mengedepankan kearifan lokal gotong-royong. “Ketika Dandan Omah Rutilahu ini digerakkan, maka mengurangi kemiskinan, mengurangi pengangguran dan menggerakkan ekonomi,” jelas dia. Bagi dia, gotong-royong dan guyub rukun warga inilah yang menjadikan kekuatan Surabaya menjadi kota luar biasa. Pun demikian kekuatan gotong-royong ini yang juga membuat tingkat kemiskinan dan pengangguran di Kota Surabaya berkurang. “Kalau kemiskinan ini sudah berkurang, pengangguran berkurang, ekonomi bergerak, maka secara otomatis bayi stunting juga bisa hilang, bayi gizi buruk bisa hilang,” kata dia.

Terlebih lagi, Walikota Eri mengakui, modernisasi zaman tak membuat gotong-royong masyarakat Surabaya luntur. Ia meyakini, dengan gotong royong dan sinergi kuat, menjadikan Surabaya kota yang luar biasa.

Peran media massa

Keberhasilan program Dandan Omah Rutilahu tak lepas dari peran serta dan dukungan Pers atau media massa. Walikota Eri mengakui, selama ini media massa kontribusinya cukup signifikan. Terutama, dalam menggelorakan gotong-royong para warga. Menurutnya, media massa juga ikut menggugah orang untuk memberikan kelebihannya. Sehingga Surabaya hari ini laju perekonomiannya 7,5 persen. Bahkan, pertumbuhan ekonomi Surabaya telah menembus 7,17 persen selama 2022. Angka tersebut menjadi yang tertinggi dibanding 9 tahun terakhir. Sedangkan untuk tingkat pengangguran terbuka (TPT) juga turun dari 9,68 persen (2021) menjadi 7,62 persen (2022).

“Ini karena apa? Ini karena peran pers yang ada di Kota Surabaya. Yang menggugah rasa seluruh warga Surabaya untuk mau bahu membahu bergerak bersama menyelesaikan semua masalah di Kota Surabaya,” imbuhnya.

Sebagaimana diketahui, Anugerah Kebudayaan PWI (AKPWI) pada 2023 ini mengusung tema “Inovasi Pangan, Sandang, Papan, Berbasis Informasi dan Kebudayaan”. Dalam anugerah 2023 ini, Walikota Eri Cahyadi mengusung program Dandan Omah Dadi Apik, Rek. Sebelum meraih penghargaan, Walikota Eri Cahyadi harus melewati sejumlah tahap penilaian. Mulai dari penjurian administratif hingga presentasi di depan para tim juri. adv

This article is from: