6 minute read

Sempur Bukan Tempat Kampanye

Sambungan dari Hal 12

Menurut dia, hal itu merupakan hasil dari koordinasi dengan pihak kemanan, khususnya pasukan pengamanan Presiden (Paspampres).

“Karena kalau itu digunakan sebagai tempat kampanye, bisa menganggu jalur protocol, atau perjalanan tamu-tamu negara. Itu belajar dari pengalaman 2019 kemarin, kami diberikan peringatan dan arahan dari pihak pusat,” ucap Elyas.

Atas hal itu, dia pun meminta arahan khusus ke Wali Kota Bogor, Bima Arya, agar Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tidak mengizinkan Lapangan Sempur digunakan menjadi tempat kampanye Parpol.

“Dan itu penting sekali, pelaksanaan demokrasi berjalan, tapi jangan menganggu juga protokol negara atau tamu-tamu asing yang datang,” imbuh Elyas. Dia pun menegaskan, bahwa larangan ini bukan sebuah imbauan. Melainkan perintah atau arahan dari Pemerintah Pusat. Sehingga wajib dipatuhi semua Parpol.

“Silahkan memakai lapangan publik di mana pun, tapi khusus Lapangan Sempur harus ada aturan khusus tersendiri, karena itu mengganggu,” ujar dia. Menanggapi itu, Wali Kota Bogor, Bima Arya menuturkan, sebenarnya Lapangan Sempur Bogor pun pada tahun ini akan direvitalisasi. “Dan kemungkinan tidak bisa digunakan untuk beraktivitas hingga akhir tahun nanti,” beber Bima. Akan tetapi, kata dia, terkait permintaan itu, pemkot akan mengundang terlebih dahulu pimpinan Parpol untuk membuat kesepakatan. “Sekarang kami rumuskan dulu kesepakatan seperti apa, ini harus disepakati semua. Seperti lokasinya di mana, tata tertibnya apa saja, dan sebagainya. Jadi dalam waktu dekat kami akan undang semua partai untuk bicara lebih detail lagi,” tutup Bima Arya. (ded/c)

Kerja 18 Jam Sehari, Wajib Bangunkan Anak-Anak Tiap Pagi

DI dunia kesehatan, Dokter Rayendra sudah 14 tahun mengabdi. Khususnya spesialis kulit dan kelamin. Pasiennya menyentuh semua lapisan publik. Mulai dari masyarakat biasa hingga selebriti. Jebolan Universitas Padjajaran Bandung ini memang dikenal “gila kerja” . Dia awalnya buka praktik “kecil-kecilan” di sebuah apotek, dan rumah sakit pada 2009. Usaha ini sukses.

Hingga dia berhasil membangun klinik kecantikan “Rayendra Dermatology & Aesthetic Center” pada 2013.

“Alhamdulillah. Saya itu orangnya suka tantangan dan selalu terus berupaya mengembangkan potensi diri,” ucap Dokter Rayendra.

Di usianya yang memasuki

46 tahun, aktivitas Dokter Rayendra lebih dominan di klinik. Namun dia tetap mengabadikan waktunya untuk mengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah, Jakarta. Lebih dari 10 tahun dia bekerja sebagai staf pengajar di sana.

“Selama ini, jam kerja saya itu 18 jam sehari. Pagi hari nyopir sendiri ke kampus (mengajar). Siang saya praktek (ke klinik), sore praktek sampai tengah malam,” beber suami dari Siti Rahmah Fitria ini.

Di tengah aktivitas padat, pria yang telah menuntaskan Program Doktoral di IPB University ini, tetap mengedepankan waktu untuk keluarga tercinta. Baginya, menciptakan keluarga harmonis tak harus diukur dengan jumlah waktu.

“Kalau lagi nggak ngajar, pagi hari saya yang membangunkan anak-anak. Sampai yakin bahwa mereka sudah siap (ke sekolah). Sudah mandi, sudah beres, mau berangkat, itu masih kerjaan saya. Sampai hari ini! Saya rasa, kualitas yang kita berikan nggak harus sejalan dengan jumlah jam, ya,” kata dia. Tak cuma pagi hari, Dokter

Rayendra juga selalu berada di samping empat buah hatinya pada sore hari. “Walaupun saya 18 jam kerja, jelang Maghrib sampai Isya, saya ada di rumah bersama keluarga. Kita bareng-bareng cerita sekalian tanyain PR-nya,” lanjut Dokter Rayendra. Dia juga mengajarkan kepada anak-anak tentang profesi yang dilakoni. Misalnya pada hari minggu, anak-anak sengaja dibawa ke klinik. “Hari Minggu saya praktek di Cabang Bintaro. Saya ajaklah anak-anak. Mereka juga harus tahu bapaknya itu ngapain sih, ngerjain apa sih. Nanti pulangnya baru kita jalan-jalan. Hehehe,” tutur Dokter Rayendra.(*)

Jaya kehilangan anaknya, Ikhwan Muttaqin. Juga istrinya, Siti Warasih. Tak hanya itu, kakak Jaya, Dini Subardini, dan sang ibu, Asimah, juga menjadi korban meninggal dunia. Jaya kini tinggal seorang diri. Di kontrakan kecil, satu kamar, di RT 2/2 Kebon Kalapa, Kecamatan Bogor Tengah. Pascatragedi, beban Jaya bertambah. Tak ada lagi uang sewa kontrakan. Dia pun sulit mencari nafkah. “Biayanya Rp700 ribu per bulan. Tapi karena kebaikan hati pemilik, saya hanya bayar Rp500 ribu saja,” ucap Jaya. Dengan beban itu, Jaya sangat ingin kembali memiliki rumah.

Namun rasanya mustahil untuk diwujudkan. Bangunan peninggalan orang tua yang sudah ditinggalinya 35 tahun, kini sudah rata dengan tanah. Tak berhenti di situ, papan pengumuman larangan pendirian bangunan juga sudah terpasang. Di atas lahan sisa bangunan rumahnya. Atas berbagai beban itu, Jaya meminta solusi kepada para aparatur pemerintahan Kota Bogor. Namun hasilnya selalu nihil. “Sudah bertanya ke kelurahan, tapi mereka tidak tahu, dan menyarankan saya ke Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperumkim). Setelah saya ke sana, mereka juga tidak tahu menahu,” tutur Jaya.

Dia makin kebingungan. Bagaimana nasib dan status rumah serta tanah yang kini sudah menjadi terasering. Terlebih, dokumen-dokumen dan harta benda yang dimilikinya, tak terselamatkan dari timbunan tanah.

“Saya berharap kami para korban bisa duduk bersama Pemkot Bogor menyampaikan keluhan dan keinginan. Kami berharapnya ada pergantian bukan berbentuk rusun, karena yang itu nantinya bukan menjadi milik sendiri. Sedangkan yang ditinggalkan milik sendiri,” harap dia. Jaya bercerita, setiap malam dirinya menjerit kepada Tuhan akan keadaan berat yang ia rasakan. Apalagi, Ramadan akan tiba. Kerinduan dan kesedihannya semakin te rasa. (fat/c)

Puluhan Motor Knalpot Bising Disita

Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso mengatakan, penindakan knalpot brong merupakan bagian dari kegiatan rutin yang ditingkatkan. “Penindakan terhadap knalpot brong ini, bertujuan untuk menjaga wilayah agar kondusif,” ungkap Bismo dalam keterangannya. Lebih dari itu, penindakan dilakukan untuk mendisiplinkan masyarakat, agar senantiasa mematuhi peraturan lalu lintas, khusus nya untuk menggunakan knalpot standar.

“Karena penggunaan knalpot brong dilarang, dan sangat mengganggu kenyamanan masyarakat. Kami akan terus mengedukasi masyarakat agar selalu tertib berlalu lintas,” papar dia.

Sementara itu, Kasat Lantas Polresta Bogor Kota, Kompol Galih Apria menambahkan, selain mengamankan 30 motor yang menggunakan knalpot brong, polisi juga mengamankan sepuluh motor yang tidak disertai kelengkapan jalan, atau tidak dapat menunjukan surat kendaraan.

DIHENTIKAN: Sejumlah motor dengan knalpot bising dihentikan langsung Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso, Selasa (7/3).

“Semua kami data dan kami berikan edukasi tentang tertib berlalu lintas. Untuk pengendara yang menggunakan knalpot brong tetap kita tindak tegas,” tutupnya. (ded/b)

Disdik Siap-Siap PPDB

BOGOR–Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor tengah mulai mempersiapkan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2023.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, Juanda Dimansyah menyebut, saat ini Disdik tengah mengajak beberapa pihak untuk kerja sama, menyukseskan penyelenggaraan PPDB nanti.

“Kami sudah berkoordinasi dengan Dewan Pendidikan, PGRI, kegiatan kelompok kerja kepala sekolah (K3S), dan yang lainnya,” kata dia, Selasa (7/3).

Koordinasi tersebut, kata Juanda, tentu bertujuan agar PPDB tahun ini, yang akan diselenggarakan dalam waktu dekat, tidak ada kendala yang berat.

“Karena PPDB sebelumnya kami temukan banyak sekali kendala, mulai dari kouta penerimaan yang terbatas, dan yang lainnya,” beber Juanda.

Makanya, lanjut dia, dalam waktu dekat ini, Disdik akan melakukan evaluasi bersama semua stakeholder, untuk meengevaluasi PPDB tahun lalu. Melihat kendala atau akar masalah di tahun lalu. Agar PPDB tahun ini berjalan dengan lancar.

“Kami akan melibatkan Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) juga,” tandas dia. (ran)

Kepala Dinas

Pendidikan Kabupaten Bogor, Juanda Dimansyah

BOGOR-Pemerintah Kota

(Pemkot) Bogor kembali melanjutkan proyek Sekolah Satu Atap (Satap) SD, dan SMP di Kelurahan Kencana. Diketahui, proyek Satap SD dan SMP yang masuk pada anggaran 2023 itu, ditargetkan beroperasi mulai tahun depan.

Kepala Dinas Pendidikan

Kota Bogor, Sujatmiko menuturkan, upaya terakhir pada proyek Satap, adalah finising touch, atau sentuhan terakhir, agar dapat dimanfaatkan pada

BOGOR–Sekolah Islam Al Mustarih sukses menggelar lomba pramuka pertamanya, Scout Competition Almoest (SOCA) 2023, Sabtu (4/3).

Kegiatan ini diikuti oleh tiga tingkat, mulai dari pra-siaga (TK), siaga, dan penggalang SD, dengan sepuluh cabang mata lomba, dan diikuti 1000 peserta se-Bogor Raya.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor, Sujatmiko menyampaikan, lomba ini sejalan dengan kurikulum merdeka saat ini.

“Kegiatan ini merupakan ajang untuk mempersiapkan generasi masa depan bangsa, sebagai ujung tombak pembangunan, melatih dan mempersiapkan mereka menjadi pemimpin, di masa yang akan dating," beber Sujatmiko.

Sementara itu, Pengurus Yayasan Al Mustarih, Dian Pintaningdyah menyampaikan apresiasi yang setinggitingginya, kepada seluruh pembimbing, khususnya pembinaan kepramukaan ini.

“Kami sangat peduli dengan pengembangan pramuka di sekolah, sebab pramuka banyak memberikan pembelajaran kepada para murid. Dengan pramuka, mereka bisa melatih kepemimpinan, kekompakan hingga kerjasama dengan teman lainnya,” ujar dia. (*/ran) tahun depan.

"Tahun ini ada pembanguna green buillding, dan kebutuhankebutuhan lain, termasuk tambahan yang belum selesai," kata Sujatmiko. Sedangkan, untuk operasional bangunan, sudah dapat difungsikan pada tahun ajaran baru 2024-2025. Sebelumnya, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bogor Dani Rahadian menuturkan, bahwa alokasi untuk USB di Kelurahan Kencana, sempat terkenda refocusing.

Dari pengajuan awal sekitar Rp13,7 miliar, menjadi Rp9,6 miliar. "USB satu atap jadi Rp9,6 miliar. Awalnya Rp13,7 miliar. Satap itu salah satu yang jadi prioritas pembangunan tahun ini. Yakni melanjutkan proyek yang memasuki tahap ketiga ini," ucapnya. Dani menuturkan, kelanjutan pembangunan tahap ketiga ini disiapkan anggaran Rp9,6 miliar untuk finishing ruang kelas dan lainnya. "Termasuk tahun ini direncana- kan untuk kelistrikan dan struktur. Untuk fisik finishing ruang kelas itu Rp9,6 miliar. Lalu untuk ATK (Alat Tulis Kantor, red) dan lainnya di Satap SD dan SMP itu ya sekitar Rp400 juta. Jadi total (tahun ini) dialokasikan Rp10 miliar lah," jelas Dani.

Ia menambahkan, proyek dimulai pada 2020 yang meliputi pengerjaan fisik tahap satu atau pondasi dengan biaya Rp5 miliar.

Lalu, tahap kedua untuk pembangunan struktur empat lantai, disediakan anggaran Rp10 miliar. Secara umum, kata Dani, Disdik juga tidak luput dari refocusing anggaran terkait Covid-19. Yakni pada sektor anggaran pembangunan sarana prasarana (sarpras) pendidikan. "Awalnya total keseluruhan itu Rp35 miliar. Tapi kena refocusing lagi sekitar Rp7 miliar. Tapi untuk Satap tetap diadakan karena jadi program prioritas pimpinan," tukasnya. (ded/c)

Industri Makin Percaya

JAKARTA– Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, mengatakan, industri semakin percaya berkolaborasi dengan pendidikan vokasi. Tingkat kepuasan industri terhadap pendidikan vokasi juga terbilang tinggi.

"Capaian kita ini tidak terlepas dari semakin percaya mitra industri untuk kerja sama kepada satuan pendidikan vokasi," ujar Nadiem dalam acara Unite for Education 2023: Konferensi The Future of Vocational Education and Inclusivity di Jakarta, Selasa, (7/3/2023) melansir medcom.id.

Nadiem mengungkapkan, Kemendikbudristek menyurvei 708 mitra industri pendidikan vokasi. Hasil survei menunjukkan, tingkat kepuasan industri pada pendidikan vokasi mencapai 3,46 dari skala 4.

"Lumayan masih bisa ditingkatkan, tapi itu sudah peningkatan yang jauh dari sebelumnya. Peningkatan kepercayaan itu adalah modal penting untuk

This article is from: