
1 minute read
Dinkes Klaim Angka Stunting Turun
BOGOR Stunting masih menjadi pekerjaan rumah yang belum dapat tertangani secara maksimal di Indonesia. Penanganan stunting bahkan tengah menjadi program prioritas, dari Pemerintah Pusat dan Presiden Joko Widodo. Begitu pula di Kota Bogor. Upaya penanganan stunting menjadi perhatian khusus Pemerintah Kota Bogor, di tahun terakhir kepemimpinan
Wali Kota Bima Arya. Berbagai strategi pun dilakukan, untuk mengurangi kasus stunting.
Kepala Dinas Kesehatan
(Dinkes) Kota Bogor Sri Nowo Retno mengatakan, strategi yang dipilih salah satunya melalui kolaborasi pentahelix. Anak dan keluarga penderita stunting, dibantu asupan gizinya melalui CSR dari pihak swasta. Retno menjelaskan, penanganan stunting dilakukan melalui dua cara, yakni intervensi spesifik, dan sensitif. Intervensi spesifik, yakni aspek yang berkaitan langsung dengan gizi. Sementara itu, intervensi sensitive, yakni aspek yang tidak berkaitan secara langsung.
Di sektor kesehatan, lanjut dia, yakni memperhatikan gizi anak di 1000 hari pertama kehidupan. Tapi itu hanya 30 persen, menurunkan angka penurunan stunting. Sementara 70 persennya, adalah intevensi yang sensitif di luar kesehatan. “Contohnya pola asuh, ketahanan pangan, sanitasi lingkungan karena jika tidak, bisa membuat anak infeksi dan membuat daya tahan tubuh rendah lalu mengalami diare berulang sehingga stunting,” jelas Retno. Upaya ini pun diklaim Retno, berhasil menurunkan angka stunting di Kota Bogor. Sehingga jauh menurun dari tahun sebelumnya. Di tahun 2022, angka stunting di Kota Bogor mencapai 3,5 persen. Angka tersebut berkurang menjadi 2,8 persen pada bulan penimbangan balita terakhir, Februari 2023 lalu. Kini tersisa 2.001 anak stunting, dan 21 ribu anak resiko stunting, yang akan jadi perhatian Pemkot Bogor.

“Survei stunting saat ini sedang kembali dilakukan melalui Survei Kesehatan Indonesia (SKI).
Survei ini sudah berjalan sejak 10 Agustus 2023 kemarin dan akan berlangsung hingga Bulan September nanti,” terang Retno. Upaya penanganan stunting melalui strategi pentahelix, gencar dilakukan hingga di tingkat Kecamatan. Salah satunya oleh Kecamatan Bogor Barat. Camat Bogor Barat Dudi Fitri Susandi bahkan menetapkan, target tinggi dalam penanganan stunting di wilayahnya. Ia menyebut, Kecamatan Bogor
Barat direncanakan akan bebas stunting di Desember 2023 mendatang.
“Data awal ketika saya masuk ada 680 kasus, sekarang 608. Beberapa kelurahan sisa sedikit misalnya Kelurahan Cilendek Timur 2 orang, Kelurahan Menteng 6 orang, dan Kelurahan Pasir Mulya 6 orang. Sementara 13 kelurahan lain sedang berproses,” bebernya saat ditemui Radar Bogor, Jumat (4/8). Ia menyebut, pihaknya menggunakan strategi kolaborasi pentahelix untuk menagangi kasus stunting di wilayahnya. Salah satunya bersama IPB University dan ahli stunting di Kota Bogor. (fat/c)