








Peringatan kemerdekaan ini
bukan hanya pesta rakyat, tetapi juga momentum untuk menguatkan semangat gotong royong dan kebersamaan dalam membangun Kabupaten Bogor”
Bupati Bogor Rudy Susmanto
UPACARA: Upacara pengibaran bendera memperingati HUT ke-80 RI yang dirangkaikan dengan pemberian remisi secara simbolis kepada warga binaan Lapas Cibinong.
BOGOR–Pemerintah Kabupaten Bogor kembali menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) istimewa untuk menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat. Kegiatan ini berlangsung pada 18-23 Agustus 2025 di sejumlah desa dan kecamatan.
(FOTO: DOK SBBI)
BOGOR–Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) menggelar upacara bendera dalam rangka memperingati HUT yang ke-80 RI. Kegiatan tersebut dilakasanakan di Lapangan SMA Bina Insani, Bogor, Minggu (17/8). Upacara peringatan HUT ke80 itu diikuti seluruh siswa kelas IV-VI SD, siswa kelas VII-IX SMP, dan siswa kelas X-XII SMA, serta dewan guru dan karyawan. Upacara bendera dipimpin langsung Head of Bosowa School, Eko Arianto selaku Inspektur Upacara. Ketua Panitia Peringatan HUT Ke-80 RI Sekolah Bosowa Bina Insani, Dedi Supriyadi mengatakan, sebagai lembaga pendidikan yang berfungsi mewariskan budaya dan semangat nasionalisme dan patriotisme kepada segenap warga sekolahnya, maka Sekolah Bosowa Bina Insani Bogor menyelenggarakan gebyar kegiatan dalam rangka memperingati HUT Ke-80 RI Tahun 2025, dengan tujuan di antaranya, menghargai jasa dan pengorbanan para pahlawan bangsa. Tujuan kedua, meningkatkan semangat juang dalam meraih prestasi, mengembangkan jiwa spor tivitas dalam beraksi, berkreasi dan berkompetisi serta mempererat tali silaturrahim dan kekeluargaan antarwarga
sekolah di lingkungan Bosowa Bina Insani. “Pada kesempatan ini, SBBI memberikan penghargaan kepara para guru dan karyawan terbaik. Penghargaan juga diberikan kepada unit sekolah terbaik,” kata Dedi Supriyadi. Selain itu, pada kesempatan tersebut juga dilaksanakan Pengukuhan Siswa Baru Sekolah Bosowa Bina Insani Tahun 2025 untuk jenjang KB/ TK, SD, SMP dan SMA. Perwakilan kelompok masing-masing disematkan selendang. Lalu, ada pemberian penghargaan kepada peserta terbaik Foundation Programme 2025 untuk jenjang SD, SMP, dan MA. Terakhir, penghargaan lomba kebersihan, kerapihan, dan kelengkapan Sekolah Bosowa Bina Insani tahun 2025. Yang dimenangkan Unit SD Bina Insani dan juara kedua adalah Unit SMA Bina Insani. (*pia)
Sampaikan unek-unek Anda terhadap layanan publik seperti PLN, PDAM, PT Pos, telepon, jalan rusak, pungli, kemacetan, pembuatan KK/KTP/SIM/ paspor/ sertifikat tanah, dll.
SANGAT disayangkan.
Sekolah Rakyat yang merupakan Program Kemensos dan baru beroperasi tepat sebulan ini justru dihadapkan dengan masalah pengunduran diri siswa dan guru. Berdasarkan data dari
1. PLN Bogor (0251) 8345400
2. Bendungan Katulampa (0251) 8334344
3. RS Hermina Bogor (0251) 8382525
4. RS Melania Bogor (0251) 8321196
5. Rs Pmi Bogor (0251) 8324080
6. RS EMC Sentul (021) 29672977, (021) 29673000
7. RS Mulia Pajajaran (0251) 8379898/ 08111181298
8. Damkar Kabupaten Bogor (021) 8753547
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bogor (0251) 8312292
RS Azra (0251) 8318456
RS Hermina Mekarsari (021) 29232525
RS Medika Dramaga (0251) 8308900/081319310610 Bogor Medical Center (BMC) (0251) 8390435
RS Karya Bhakti Pratiwi (0251) 8626868
Rumah Sakit Dr H Marzoeki Mahdi (0251) 8324024
Rumah Sakit Islam Bogor (0251) 8316822
Rumah Sakit Daerah (Rsud) Cibinong 021-875348, 8753360
Rumah Sakit Lanud Atang Sandjaja (0251) 7535976
RS Annisa Citeureup (021)8756780, Fax. (021)8752628
RS Harapan Sehati Cibinong (021)87972380, 081296019016
Rumah Sakit Salak (0251) 8344609/834-5222
RSUD Ciawi (0251) 8240797
Klinik Utama Geriatri Wijayakusuma (0251) 7568397
Rumah Sakit Bina Husada (021) 875-8441
Rumah Sakit ibu dan anak Nuraida (0251) 8368107, (0251) 368866
Yayasan Bina Husada Cibinong (021) 875-8440
Rumah Sakit Bersalin Assalam Cibinong (021) 875-3724
Rumah Sakit Bersalin Tunas Jaya Cibinong (021) 875-2396
Rumah sakit Bina Husada Cibinong (021) 8790-3000
RS Trimitra Cibinong 021-8763055/56
Rumah Bersalin & Klinik Insani Cibinong (021) 875-7567
RS Sentosa Bogor, Kemang (0251)-7541900
RS Ibu dan Anak Juliana, Bogor (0251) 8339593, Fax. (0251)-8339591
RSIA Bunda Suryatni (0251) 7543891,(0251) 754-3892
Klinik Insani Citeureup (021) 879-42723
RSIA Kenari Graha Medika Cileungsi (021) 8230426
Rs Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo
Cisarua-Bogor (0251) 8253630, 8257663
RS Asysyifaa Leuwiliang (0251) 8641142
RS Vania IGD (0251) 8380613, (0251) 8380601/8380605
RSKIA Sawojajar (0251) 8324371
Polsek Jonggol
Polsek Cileungsi
Polsek Cariu
Polsek Nanggung
Polsek Babakan Madang
Polsek Megamendung
Polsek Klapanunggal
Polsek Caringin
Polsek Dramaga
Polsek Tamansari
Polsek Jasinga
Polsek Cigudeg
Polsek Parung Panjang
Polsek Leuwiliang
Polsek Cibungbulang
Polsek Ciampea
Polsek Rumpin
Polsek Ciomas
Polsek Kemang
021-89931174
021-8230861
021-89961058
0251-8682769
021-87962777
0251-8248569
021-82492276
0251-8224417
0251-8624107
0251-8388164
0251-8688110
0251-8681110
021-5978880
0251-8647003
0251-8647398
0251-8621146
021-75791076
0251-8322324
0251-8615700
Polsek Sukaraja 0251-8656678
Polsek Gunung Sindur 021-7561844
0251-8616007
Polsek Parung
Polsek Cibinong 021-8752217
Polsek Citeureup 021-8752229
Polsek Gunung Putri 0251-8671405
PEMERINTAH juga harus berani bentuk undangundang hukuman mati dan asetnya disita negara untuk terpidana koruptor. Ini adalah biang kerok kemiskinan rakyat Indonesia, berani gak bos? Kalo ga berani, bubar aja pemerintahan buat apa ternak tikus berdasi.
@rakeyanalbaqhasy
BUAT warga jangan cuma nuntut kerja dari pemerintah aja ya ! Mari kita jaga lingkungan dengan tidak membuang sampah ke aliran sungai, percuma pemerintahnya udah kerja tapi masyarakatnya kurang kesadaran atas lingkunganya ga bakal beres ini masalah.
@yudha.d.p28
Kementerian Sosial, 1,4 persen siswa Sekolah Rakyat dan 9,7 persen gurunya menyatakan mengundurkan diri. Alasan siswa yang mengundurkan diri ini karena keberatan dengan sistem asrama yang mengharuskan siswa tinggal di Sekolah Rakyat. Sedangkan alasan gurunya, mereka memilih tidak memenuhi panggilan Sekolah Rakyat karena lokasi yang jauh dengan domisilinya. Meskipun program Sekolah Rakyat ini bertujuan untuk memutus rantai kemiskinan sekaligus memperluas akses pendidikan setara di seluruh
Indonesia dan juga untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hanya saja banyak faktor yang harus dipertimbangkan. Program Sekolah Rakyat untuk rakyat miskin ini justru meningkatkan tendensi sekolah berkasta. Yakni sekolah khusus keluarga kaya dan rakyat miskin. Padahal sudah ada sekolah negeri di tiap wilayah. Pemerintah tinggal memberikan akses untuk anak-anak yang tidak beruntung ini agar bisa masuk ke sekolah negeri. Disisi lain, sekolah negeri yang sudah ada tolong diberi perhatian serius oleh pemerintah. Perbaiki fasilitas, sarana dan prasarana yang sudah ada. Sehingga tidak ada istilah sekolah unggulan. Dan yang terpenting adalah membenahi sistem pendidikan saat ini.
Saat kondisi semua sekolah negri layak dan lengkap fasilitas, sarana dan prasarananya. Tidak perlu lagi ada program Sekolah Rakyat yang justru akan membuka peluang korupsi pengadaannya (pembangunan gedung, pengadaan barang, penyediaan makanan, dll). Dalam sistem kapitalis, rakyat miskin sulit untuk mengakses pendidikan. Walaupun misalkan sekolahnya gratis, tapi mereka akan dihadapkan masalah biaya transportasi, uang saku, keperluan sekolah, dll. Maka yang dibutuhkan adalah negara yang menjamin pendidikan bagi seluruh rakyatnya tanpa memperhatikan kemampuan ekonomi mereka.
Yanti Bogor Utara yantisupri831@gmail.com
KOTA BOGOR sedang berada dalam jam-jam genting yang sering luput dibicarakan di ruang publik, bangku-bangku kelas tetap penuh, tetapi kursi para pengajar dan kepala sekolah makin kosong. Ratusan formasi guru dasar tak terisi, puluhan sekolah kehilangan nahkoda. Di atas kertas, solusinya tampak “rasional” yakni sekolah digabung agar beban mengajar terbagi, mahasiswa PPG magang dilibatkan sebagai penguat sementara. Tetapi pendidikan tak pernah sekedar soal aritmetika formasi. Dipihak lain juga soal ekologi sosial meliputi jaringan kepercayaan, budaya sekolah, relasi kuasa, harapan masa depan anak, dan tata kelola sumber daya manusia yang memikirkan bukan hanya hari ini, melainkan juga generasi esok. Bila diamati krisis ini memiliki anatomi yang kompleks. Pertama, ada faktor struktural, yakni gelombang pensiun guru yang berbarengan, rekrutmen yang tersendat, dan distribusi yang timpang antarwilayah. Kedua, faktor tata telola, perencanaan kebutuhan tenaga pendidik yang kurang berbasis data dinamis seperti angka murid, proyeksi demografi, pola mutasi hingga jadwal seleksi yang tidak sinkron dengan kalender akademik. Ketiga, faktor kultural ,sekolahsekolah yang tumbuh sebagai simpul identitas lingkungan, tempat orang tua menitipkan bukan hanya anak, tetapi juga kepercayaan. Penggabungan sekolah berarti menggabungkan habitus yakni cara berpikir, nilai, tradisi, yang belum tentu kompatibel tanpa prapersiapan yang memadai. Dari kaca mata sosiologi pendidikan, penggabungan sekolah adalah intervensi yang berdampak pada modal sosial. Ketika dua komunitas sekolah dipadukan, jaringan dukungan seperti komite orang tua, relawan literasi, donatur lokal tidak otomatis melebur, bisa jadi justru menurun karena rasa memiliki melemah. Pada saat yang sama, jarak tempuh siswa ke sekolah baru bisa bertambah, memicu efek domino seperti keterlambatan, kelelahan, hingga penurunan partisipasi ekstrakurikuler. Bagi keluarga berpenghasilan rendah, biaya transportasi yang meningkat adalah friksi nyata yang berpotensi memperlebar ketidaksetaraan capaian belajar. Disisi lain kepala sekolah, yang jumlahnya juga berkurang, memegang peran unik sebagai “arsitek budaya” dan manajer pembelajaran. Ketika satu
kepala harus memimpin dua satuan pendidikan hasil penggabungan, kompleksitas administrasi melonjak, perhatian pedagogis terfragmentasi. Dalam jangka pendek, kualitas pengambilan keputusan didorong ke mode pemadaman kebakaran seperti bias ke urusan administratif, mengorbankan penguatan guru dan pengembangan kurikulum. Oleh karena itu tanpa desain dukungan yang tepat seperti wakil kepala yang kuat, koordinator level kelas, tata kerja berbasis tim serta kebijakan efisiensi berisiko menukar stabilitas dengan kelelahan kronis. Sementara itu pelibatan mahasiswa PPG sebagai “pengganjal” mengandung potensi sekaligus jebakan. Di satu sisi, ini membuka jalur transisi yang mempercepat pembentukan pengalaman mengajar dan menutup celah waktu hingga rekrutmen permanen tuntas. Di sisi lain, ketergantungan berkepanjangan pada tenaga yang belum mapan bisa menormalkan “standard minimal kelulusan” alih-alih “standard mutu pembelajaran” . Oleh karena itu kuncinya ada pada desain pendampingan antara lain co-teaching yang nyata, super visi instruksional mingguan, serta rubrik capaian yang mengonversi magang menjadi penguatan kapasitas, bukan sekedar “mengisi jam” Sehingga bila ingin beranjak dari logika darurat ke logika transformatif, Kota Bogor perlu memindahkan sumbu perbincangan yakni dari “sekedar cukup guru” menjadi “ekosistem guru yang tangguh” . Di sini, manajemen sumber daya manusia bukan hanya urusan rekrutmen dan mutasi, tetapi orkestrasi talenta. Ada setidaknya lima tuas perubahan yang realistis namun progresif. Pertama, perencanaan tenaga berbasis data real time. Kota perlu membangun dasbor talenta yang memetakan rasio guru-murid per kelas, sebaran sertifikasi, keahlian khusus (literasi awal, numerasi, inklusi), serta proyeksi pensiun 3–5 tahun. Dengan begitu, kebutuhan tak lagi dihitung tahunan secara statis, melainkan diprediksi dan direspons kuartalan. Pemetaan ini juga menjadi dasar redistribusi yang adil, meminimalkan “sekolah favorit kebanjiran guru” dan “sekolah pinggiran kekurangan” melalui insentif berbasis lokasi dan beban. Kedua, jalur karier berundak dan paket nilai pekerjaan (employee value proposition)
yang jelas. Guru dan calon guru merespons kepastia seperti jenjang kompetensi yang transparan, pengakuan atas keahlian khusus, opsi karier horizontal (coach literasi, mentor numerasi, spesialis asesmen) dan vertikal (koordinator fase, wakasek kurikulum). Penambahan insentif nonmoneter yang relevan seperti akses microcredential gratis, beasiswa S2 berbasis kebutuhan daerah, dan waktu terproteksi untuk pengembangan diri. Ketiga, redesain beban kerja dan dukungan kelas. Pada dasarnya kelas besar pascakonsolidasi butuh model pengajaran tim antara lain satu guru utama, satu asisten pengajar (teaching assistant) dari PPG atau lulusan D4 Pendidikan, dan dukungan teknologi yang benar-benar dipakai (perangkat asesmen formatif sederhana, bukan sekedar gawai). Hal ini tujuannya bukan mengganti guru dengan alat, melainkan memberi alat agar guru tetap menjadi subjek pedagogi, bukan operator administrasi. Keempat, kepemimpinan klaster dan jaringan praktik. Daripada satu kepala sekolah “memayungi” dua sekolah tanpa struktur, perlunya dibentuk klaster 4–6 sekolah dengan satu pimpinan klaster yang fokus pada mutu instruksional, didukung manajer operasio nal yang menangani administrasi lintas sekolah. Di bawahnya, komunitas belajar guru lintas sekolah bertemu rutin untuk bedah pembelajaran, micro-teaching, dan coaching sebaya. Hal ini dapat menggeser budaya kerja dari individual ke kolegial. Kelima, manajemen perubahan yang sungguh-sungguh. Penggabungan sekolah akan berhasil bila warga sekolah merasa dihitung suaranya. Sehingga perlu mengadakan dengar pendapat berjenjang, rilis peta dampak yang jujur (rute baru, kapasitas kelas, layanan untuk ABK), dan menyiapkan “penyangga keadilan” seperti subsidi transportasi untuk
PADA akhir Juli 2025, polisi mengamankan lima pelaku begal yang berstatus pelajar. Mereka menyerang supir truk lansia berusia 67 tahun bernama Pak Oman di lampu merah Jalan Gedong Panjang, Penjaringan, Jakarta Utara. Kanit Reskrim Polsek Metro Penjaringan AKP Sampson Sosa Hutapea mengungkap bahwa awalnya pelaku berkumpul untuk tawuran. Namun, karena melihat jalanan sepi dan hanya ada satu truk melintas, akhirnya beralih melakukan pembegalan. Para pelaku berbagi peran, di antara mereka ada yang membawa celurit, memecahkan kaca mobil, hingga memukul korban. Akibat aksi tersebut, korban mengalami luka di kepala dan dagu serta dirampas ponsel dan uangnya. Tak hanya kasus pembegalan lansia di Jakarta, tindak kriminal yang dilakukan pelajar terjadi di mana-mana. Kasus lainnya, di Bandung terjadi pembunuhan antarpelajar SMK dengan motif cemburu. Di Sumatera, pelajar SD menusuk pelajar MTs menggunakan gunting hingga tewas. Kasus lain terjadi di Sulawesi, akibat tak sengaja
senggol bahu, pelajar SMK dihujani pukulan di depan sekolah. Serta kasus pelajar lainnya yang terus berdatangan. Banyaknya tindak kriminal yang dilakukan pelajar menunjukkan bahwa sistem pendidikan saat ini gagal. Meskipun sudah berkali-kali ganti kurikulum, namun kasus kekerasan yang dilakukan pelajar terus berdatangan bahkan semakin banyak. Output pendidikan sekarang tidak lagi berfokus membentuk generasi yang berkarakter unggul. Didukung dengan informasi dari berbagai media yang tidak terkontrol dan para pelajar yang lemah dalam mengendaliakan dirinya. Lahirlah berbagai tindakan kriminal oleh pelajar. Berbagai persoalan generasi membutuhkan solusi komprehensif. Kurikulum yang diterapkan harus mampu membentuk kepribadian baik, bukan sekedar penanaman nilai akademis. Agar generasi yang lahir ialah generasi emas pemimpin masa depan. Nuraeni nur33088@gmail.com
keluarga rentan, pilihan jam masuk bertahap, dan layanan konseling transisi bagi murid kelas awal. Tanpa hal itu, resistensi kultural mudah terbaca sebagai “penolakan irasional” padahal sering berakar pada kekhawatiran yang valid. Selain itu agar tidak mengambang, maka perlu dirumuskan peta jalan satu tahun yang konkret. Misalnya tiga bulan pertama adanya audit talenta dan pemetaan risiko per sekolah antara lain dengan menetapkan indikator kinerja utama seperti rasio efektif guru-murid, kehadiran siswa, hasil asesmen formatif literasinumerasi, beban administrasi guru. Selanjutnya enam bulan, mulai konsolidasi bertahap berbasis kesiapan (bukan angka semata), menjalankan model co-teaching, dan menempatkan supervisor instruksional keliling. Pada dua belas bulan perlu dilakukan evaluasi komprehensif dampak hal ini bukan hanya efisiensi biaya, melainkan capaian belajar, kesejahteraan guru, dan persepsi orang tua, selanjutnya perlunya memutuskan apakah konsolidasi dilanjut, disesuaikan, atau di balik sebagian.
Sementara itu di hulu kebijakan, keberanian paling progresif justru terletak pada penga-
kuan bahwa “kekurangan guru” bukan kesalahan individu melainkan gejala sistem. Artinya, solusi juga harus sistemik antara lain melalui melintaskan batas OPD untuk merancang insentif wilayah, menyelaraskan kalender rekrutmen dengan ritme tahun ajaran, medorong kemitraan dengan LPTK untuk membangun “akademi praktik” yang menempatkan mahasiswa PPG dalam siklus mengajar yang terstruktur dan dinilai kinerjanya, memanfaatkan data untuk menyasar dukungan ke sekolah yang paling rapuh, bukan yang paling vokal. Pada akhirnya, ukuran keberhasilan bukan berapa sekolah yang berhasil digabung, tetapi seberapa kuat kelekatan siswa pada proses belajar, seberapa terlindungi guru dari kelelahan sistemik, dan seberapa bertumbuh rasa percaya orang tua pada sekolah sebagai rumah kedua. Krisis ini bisa menjadi tangga, bila Kota Bogor memilih merancang ulang ekosistem guru secara menyeluruh mulai dari cara merekrut, menempatkan, membina, hingga memimpin. Dari sana, kebijakan tak lagi berhenti pada “menambal yang bocor” , melainkan bekerja seperti arsitektur yakni menimbang beban, memetakan aliran, dan membangun struktur yang sanggup memikul masa depan.(*)
Depok dalam tiga tahun terakhir memiliki Nilai Indeks Masyarakat Digital yang masuk kategori tinggi,”
Manto Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Depok
DEPOK–Pemerintah Kota (Pemkot) Depok menggelar upacara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia di Depok Open Space (DOS) Balai Kota Depok,Minggu (17/8) kemarin.
PERINGATAN KEMERDEKAAN: Petugas upacara dari Paskibraka Kota Depok membentangkan Bendera Merah Putih dalam peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia di Depok Open Space (DOS) Balai Kota Depok, Minggu (17/8) kemarin.
Keseruan Ponpes Al-Itqan Depok Rayakan HUT Ke -80 RI
Pondok Pesantren (Ponpes )Al Itqan Depok Rayakan HUT Ke -80 Republik Indonesia (RI). kegiatan dilakukan. Namun ada satu perlombaan tak biasa yang paling ditunggu para santri yakni sepak bola api.
Laporan: FAJAR
DEPOK–Spanduk liar melintang di jalanan kota Depok. Tak jarang keberadaan spanduk itu kerap memicu kecelakaan. Pantauan Radar Bogor, spanduk
melintang di tengah jalan terlihat di sepanjang Jalan Parung-Ciputat. Berukuran cukup besar kondisinya sudah usang dan nyaris putus.
Ia mengatakan, berdasarkan Survei Indeks Masyarakat Digital Indonesia yang dilakukan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM), Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) Republik Indonesia (RI) yang dirilis sejak 2022 hingga 2024. “Depok dalam tiga tahun terakhir memiliki Nilai Indeks Masyarakat Digital yang masuk kategori tinggi,” katanya kepada
Radar Bogor. Manto memaparkan, penilaian indeks masyarakat digital mencakup empat pilar, yaitu, infrastruktur dan ekosistem digital, keterampilan dan literasi digital, pemberdayaan, serta pekerjaan.
“Adapun nilai tertinggi Kota Depok berada pada pilar infrastruktur sebesar 63,45, disusul keterampilan dan literasi digital 62,06,” paparnya. Namun demikian, untuk pilar pemberdayaan dan pekerjaan,
Kota Depok masih rendah. Kata dia, masing-masing 29,18 dan 37,34. Hal ini menjadi tugas pemerintah Kota Depok untuk mendorong keterampilan digital masyarakat dapat dimanfaatkan dalam peningkatan ekonomi dan sesuai kebutuhan dunia kerja.
“Kita sudah punya modal keterampilan, tinggal bagaimana memanfaatkannya untuk kemajuan bersama,” pungkasnya.(faj)
Jaraknya pun berdekatan antara spanduk satu dengan yang lainnya sekitar 10 meter. Rizki Nugraha, warga Bojongsari, Kota Depok mengatakan, keberadaan spanduk yang melintang di tengah jalan Raya Ciputat-Parung itu kerap memakan korban. Kata dia beberapa kali kejadian spanduk putus akibat kondisi tali dan spanduk yang sudah usang. “Pernah ada kecelakaan gara
gara itu (spanduk melintang),” katanya kepada Radar Bogor Minggu (17/8) kemarin. Ia mengatakan, beberapa bulan kebelakang pohon tumbang akibat spanduk melintang yang terangkut kendaran besar. “Dua bulan lalu itu, gara gara spanduk nyangkut terus barang pohon patah ketarik truk tronton,” tuturnya. Senada dikeluhkan oleh Ilham, warga Bojongsari lainya. Menurutnya, menjamurnya spanduk melintang di tak
pernah benar benar ditertibkan. Kondisi ini juga membahayakan pengguna jalan. Apalagi kata dia, jalan tersebut merupakan jalan utama dan banyak dilalui kendaraan besar. Ia berharap agar pemerintah Kota Depok turun tangan menertibkan spanduk yang melintang di tengah jalan. “Kan ada aturannya, gak boleh dipasang melintang tengah jalan. Walau ada ijin juga itu tidak diperbolehkan. Pemkot Depok harus tegas,” tukasnya.(faj)
Api berkobar di pondok pesantren Al- Itqan Sabtu malam. Api membumbung tinggi di lapangan pondok pesantren yang berada di Jalan Revolusi, RT03/03 Kp. sidamukti Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Cilodong Kota Depok. Suara riuh para santri terdengar di sana. Namun, api tersebut bukanlah kebakaran melainkan api yang sengaja dibuat untuk membakar kelapa kering yang akan dijadikan bola api. Bola api itu menjadi alat untuk melaksanakan perlombaan sepak bola api di pondok pesantren itu. Pertandingan sepak bola api itu menjadi tradisi menyambut
HUT RI. Termasuk HUT Ke- 80 RI. Menjadi perlombaan yang paling dinanti para santri. “Ini yang paling dinanti pasa santri,” kata Pengurus Ponpes Al-Itqan Depok, Ahmad Fuad Yusairy kepada Radar Bogor. Permainan sepak bola api ini, sudah dilakukan oleh para santri sejak tahun 2024. Bola yang digunakan berasal dari buah kelapa. Untuk proses pembuatan bola api, buah kelapandirendam ke dalam solar. Setelah dirasa sudah meresap, kemudian bola api ter se but dibakar. Lalu dimainkan para santri di lapangan terbuka. “Kami buat 30 bola api untuk pertandingan kali ini,” tuturnya.
Para santri pun terlihat sudah terbiasa bermain bola api tersebut. Tanpa menggunakan alas kaki, mereka saling mengoper bola api tersebut satu sama lain. Untuk melakukan permainan bola api tersebut, kata dia tidak ada doa khusus. Terpenting yakin dan ikhlas. Sebelum melakukan sepak bola api, para santri juga melakukan tasyakuran. Hal itu dilakukan untuk mengingat jasa para pahlawan dan mendoakan para pahlawan. “Juga mengingatkan kita semua untuk meneruskan perjuangan kemerdekaan para santri untuk terus belajar dan memerangi kebodohan,” paparnya. (faj)
Wali Kota Depok, Supian Suri mengajak seluruh masyarakat untuk tidak hanya merayakan kemerdekaan dalam simbol dan seremoni. Tetapi juga memaknainya melalui langkah-langkah nyata yang berdampak langsung pada kehidupan sehari-hari.
“Ada lima langkah positif yang bisa kita lakukan. Seperti, pertama menjaga kebersihan lingkungan, karena kota yang bersih mencerminkan warganya yang beradab dan bertanggung jawab,” ujarnya. Kemudian yang kedua, lanjutnya, ia mengajak masyarakat menanam pohon untuk kota hijau, sebagai investasi ekologis demi udara segar dan lingkungan sehat bagi generasi masa depan.
“Langkah ketiga adalah penyediaan pendidikan anak dengan sekolah swasta gratis, untuk memastikan setiap anak Depok, tanpa terkecuali, mendapatkan hak yang sama untuk belajar dan berkembang,” tambahnya.
Supian juga menekankan, untuk langkah positif keempat yang bisa dilakukan adalah terkait ruang kreatif bagi anak istimewa.
Dengan menyediakan fasilitas inklusif agar mereka dapat menyalurkan bakat, mengasah keterampilan, dan meraih kepercayaan diri.
“Terakhir atau kelima yaitu keberadaan Koperasi Merah Putih untuk memperkuat kemandirian ekonomi warga berbasis semangat gotong royong dan kebersamaan,” katanya.
“Inilah wujud pengamalan kemerdekaan yang sesungguhnya. Mengubah semangat menjadi aksi, mengubah ide menjadi karya, dan mengubah kebersamaan menjadi kemajuan,” pungkasnya.
Turut hadir seluruh Kepala
Perangkat Daerah Kota Depok, Ketua DPRD Kota Depok Ade Supriyatna, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok terdahulu, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Kepala Instansi Vertikal, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Veteran, TNI/ Polri, Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pelajar. (faj)
SENTUL Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia dirayakan
dengan meriah oleh Lorin Hotel Sentul. Sejumlah rangkaian acara digelar pada Minggu (17/8/2025).
Perayaan HUT RI dimulai dengan Upacara. Kegiatan ini yang dipimpin langsung oleh Owner dan Komisaris
Utama Lorin & Syariah Hotel Sentul, H Tinton Soeprapto sebagai Inspektur Upacara dan diikuti dengan khidmat oleh pegawai Lorin Hotel Sentul. Tak berhenti di situ upacara juga dihadiri oleh empat Veteran asal Depok. Setelah itu, rangkaian acara dilanjutkan dengan penye lenggaraan berbagai lomba. Namun berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, kali ini lomba diikuti bukan saja oleh pegawai hotel, namun juga para tamu. Manager Lorin dan Syariah Hotel Sentul, Adinda Jasin menjelaskan hal itu dilakukan untuk memeriahkan HUT ke-80 RI. Bahkan, Jasin mengatakan partisipasi perlombaan kali ini banyak sekali diikuti oleh para tamu yang menginap di Lorin Hotel Sentul. ”Mungkin karena besok libur cuti
bersama jadi mereka banyak yang menginap di sini dan mengikuti lomba juga. Jadi khusus tamu-tamu anak dari tamu kita disini yang ikut lomba,” jelas dia.
Pada perlombaan ini Lorin Hotel Sentul memberikan hadiah beragam, seperti mainan anak, makanan ringan, keyboard dan lainnya. di momen HUT ke-80 RI ini Lorin
Hotel Sentul juga memberikan promo Agustus. Para tamu Hotel bisa mendapatkan voucher makan sebesar Rp80 ribu.
Sementara itu, saat upacara kemerdekaan, Owner sekaligus Komisaris Utama Lorin dan Syariah Hotel Sentul, H Tinton Soeprapto menyampaikan pesan kepada karyawan agar terus menjalin komunikasi dengan baik. ”Jadi arahan saya komunikasi rutinitas memperingati 17 Agustus harus. Semangat ini kita kumandangkan kita rayakan tetapi dengan arahan,” kata dia.
Tinton mengajak para karyawan agar terus menjaga dengan baik Lorin Hotel Sentul dan menikmati seperti layaknya tempat tinggal. (rp2/c)
CISARUA – Taman Safari Indonesia (TSI) Bogor punya cara spesial dalam menyemarakan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia. Mereka menggelar Parade Satwa bertajuk The Forest Carnival. Dalam program ini TSI mengajak pengunjung menikmati pertunjukan parade satwa sambil berpetualang menjelajahi alam dan satwa liar di TSI Bogor. Event ini berlangsung selama dua hari pada Sabtu-Minggu (16-17/8). Marketing Communication Manager Taman Safari Indonesia Bogor, Danang Wibowo menerangkan, parade satwa ini merupakan yang ketiga kalinya diselenggarakan dalam menyambut HUT Kemerdekaan Indonesia. ”Dengan melibatkan lebih banyak satwa dan personel, kemudian juga ada parade budaya yang bisa disaksikan langsung oleh pengunjung,” ucapnya, Sabtu (16/8). Suara sirine menandakan dimulainya parade satwa di TSI Bogor. Di awal pertunjukan, pengunjung langsung dimanjakan dengan penampilan para pekerja TSI Bogor yang mengenakan kostum khas satwa. Lalu disusul dengan rombongan satwa di antaranya Gajah, Onta, Orang Utan, hingga ular. Tampak para pengunjung mengabadikan momen meriah tersebut. Di momen hari kemerdekaan ini, kata Danang, TSI Bogor juga menghadirkan promo menarik untuk wisatawan. Khusus yang memiliki nama ’Agus’ pihaknya memberikan harga spesial yakni Rp180 ribu untuk masuk ke TSI Bogor. ”Promo itu juga berlaku bagi semua pengunjung yang lahir di bulan Agustus ini,” jelasnya. Kemudian General Manager TSI Bogor, Sere Nababan menuturkan, parade satwa ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa kecintaan serta kebangsaan terhadap Indonesia. Terutama bagi generasi muda.
”Kami ingin menampilkan yang terbaik bagi semua pengunjung, bahwa Taman Safari berkomitmen yang terbaik dalam perayaan ulang tahun RI yang ke- 80 ini,” ujarnya.
Ia tidak menampik, kondisi ekonomi global saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi TSI Bogor. Namun begitu, pihaknya optimis
KLAPANUNGGAL– Tidak adanya Penerangan Jalan Umum (PJU) membuat Jalan Raya Narogong gelap gulita. Kondisi ini pun dinilai membahayakan pengendara yang melintas di malam hari. Sekretaris Camat Klapanunggal, Iwan Setiawan, mengamini kondisi ini. Ia menyebut persoalan ini pun sudah menjadi perhatian pihaknya. Mereka sudah berulang kali mengusulkan penambahan PJU di Jalan Raya Narogong melalui musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang). Namun, hingga kini usulan tersebut belum terealisasi.
“Jalur yang panjangnya sekitar 3,8 kilometer itu PJU-nya memang tidak merata. Jalan itu kewenangan provinsi. Sudah kami usulkani beberapa kali musrenbang tapi belum ada realisasi,” ujarnya kepada Radar Bogor, Jum’at (15/8/2025).
Meski begitu, Iwan memastikan pihak kecamatan akan kembali mengajukan usulan pemasangan PJU di jalur tersebut. Selain penambahan titik baru, perbaikan PJU yang sudah rusak juga menjadi prioritas. Sebagai alternatif sementara,
pihaknya mempertimbangkan penggunaan
Penerangan Jalan Tenaga Surya (PJUTS) agar tidak bergantung pada jaringan listrik.
Menurutnya, saat ini ada beberapa PJU di jalur tersebut yang berasal dari pemasangan pemerintah
Iwan menambahkan, pihaknya akan terus mendorong agar usulan tersebut direalisasikan, termasuk berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan dan UPT PJU wilayah. “Kami usulkan lagi dan coba berkoordinasi dengan Dishub,” pungkasnya.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bogor, Hedi Heryadi, mengungkapkan bahwa pihaknya sudah turun mengecek kondisi jalan tersebut.
Ia menyebut, kewenangan pembangunan maupun perawatan PJU tidak berada di tangan Pemerintah Kabupaten Bogor. Hal itu menjadi tanggung jawab Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat. Meski begitu ia berjanji akan menyampaikan kondisi ini pada Dishub Provinsi Jawa Barat. “Agar menjadi prioritas pembangunan PJU di ruas jalan dimaksud,” ucap Hedi. (cr1/c)
PKL
HENDI NOVIAN/RADAR BOGOR
ILUSTRASI:
CISARUA– Pakar komunikasi politik, Effendi Gazali menyoroti kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam melakukan penertiban di kawasan Puncak, Bogor. Terutama gebrakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dan juga Kementerian Lingkungan Hidup dalam membongkar sejumlah tempat wisata di kawasan tersebut.
”Untuk sebagai gebrakan, sebagai peringatan, atau mendapat perhatian luas demi menimbulkan efek jera, mungkin masih oke,” ujar Effendi Gazali kepada Radar Bogor, Jumat (15/8).
Namun dalam konteks administrasi negara yang baik, ia menekankan, perlu mengedepankan aturan hukum yang berlaku. Menurut Effendi, untuk membongkar bangunan seyogyanya perlu ada perintah pengadilan atau keputusan setara.
”Tentu ada pengecualian, kalau bangunan itu melanggar jalur air misalnya, dan segera bisa mengakibatkan longsor,” tambahnya.
Lebih lanjut Effendi mengutarakan, terdapat beberapa pendekatan yang bisa
dilakukan pemerintah. Pertama, pendekatan menarik perhatian dengan ekspresif di media sosial, untuk mendapat dukungan publik. Namun menurutnya hal ini juga mesti dilengkapi dengan upaya tata-tertib administrasi negara. Meski dengan tujuan baik, namun ia meminta pemerintah segera melakukan evaluasi dengan tokohtokoh berbagai bidang dan pemangku kepentingan yang relevan agar kembali ke jalur tertib administrasi negara. Kedua, sambung Effendi, cara memerintah yang konsepsional dan banyak mendengar rakyat. Berdasar dari banyak mendengar publik, disusunlah konsep yang matang. Pendekatan itu kata dia, merupakan khas Rudy Susmanto dan Ade Rubandi atau Jaro Ade, yang merupakan Bupati dan Wakil Bupati Bogor. ”Walau mungkin kurang ekspresif dan kurang banyak ledakan di media sosial, tapi mereka bahagia karena mendengar rakyat. Dan yang pasti sebagai rakyat pun, kita bahagia didengarkan pemimpin,” katanya.(cok/c)
untuk tetap memberikan yang terbaik bagi para pengunjung. ”Kami berdoa yang terbaik
ini, dan juga ekonomi diharapkan jauh lebih baik lagi. Apapun itu, kami tetap mengapresiasi pelanggan-pelanggan Taman
CIBINONG– Ketersediaan beras premium di Kabupaten Bogor mengalami kelangkaan. Kondisi ini menyusul adanya kasus beras oplosan di pasaran. Hal ini diungkap Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor, Teuku Mulya. Ia menyebutkan bahwa kondisi tersebut dipicu oleh faktor hukum dan sikap pengusaha beras.
“Beras premium itu kan beras yang dijual di level toko-toko yang elit. Memang kemarin itu ada semacam penyelidikan yang dilakukan
SUKARAJA–Warga terdampak bencana di Desa Cilebut Barat, Kecamatan Sukaraja akhirnya mendapat perhatian. Mereka disambangi Dinas Sosial Kabupaten Bogor. Dalam kesempatan itu jajaran Dinsos meninjau kondisi rumah warga yang mengalami kerusakan parah dan membutuhkan perhatian. Menanggapi hal itu, Kepala Dinsos Kabupaten Bogor, Farid Ma’ruf menjamin Pemkab Bogor akan memberikan penanganan darurat. ”Tapi khusus yang ini kondisinya sudah sangat memprihatinkan, kami lakukan penanganan darurat dulu,” kata Farid Jumat (15/08/2025).
aparat penegak hukum terkait beras yang dioplos antara beras premium, medium, dan sebagainya,” ujar Teuku kepada Radar Bogor, Sabtu (16/8).
Menurutnya, penyelidikan itu berdampak langsung pada resistensi dari para pengusaha.
Banyak pengusaha memilih menahan distribusi beras premium untuk sementara waktu.
“Oleh karena itu, pengusaha pasti akan menahan dulu, jadi tidak melakukan kegiatan menjual beras, khususnya beras premium, karena hampir semua beras tercampur,” tandasnya. (cr1/c)
“Oleh karena itu, dugaan saya terjadi resistensi dari pengusaha untuk menggulirkan lagi, menjual lagi beras premium. Karena pasti pengusaha akan tahan dulu kegiatan berusahanya. Apalagi, kemarin sudah ada yang menjadi tersangka dan akan masuk pengadilan,” jelasnya. Teuku menambahkan, kondisi ini menyebabkan pasokan beras premium di pasaran semakin berkurang.
BANTUAN: Kepala
Sosial Kabupaten Bogor Farid Ma’ruf didampingi Karang Taruna Desa Cilebut Barat saat memberikan bantuan kepada warga terdampak bencana alam.
Bahkan, terdapat korban yang mengaku terpaksa meminjam uang sebesar Rp2 juta untuk memperbaiki rumahnya. Oleh karena itu, Farid menyebut, pihak Dinas Sosial akan membantu menyelesaikan hutang pemilik rumah tersebut. Tak hanya soal bencana alam, Menurutnya, pemilik rumah bernama Fitri Supratih (48) yang tinggal bersama Nurmila meminta agar dibantu untuk membuatkan kartu BPJS untuk putrinya yang saat ini sedang sakit. Merespon itu, kata Farid, pembuatan BPJS itu difasilitasi langsung oleh pihak Dinsos dan akan selesai dalam satu hingga dua hari. ”Kami serahkan ke tim kami yang menangani BPJS. Menurut informasi ada salah satu putrinya yang sakit, kendalanya pada saat mau berobat tidak memiliki fasilitas BPJS. Dalam beberapa hari ke depan kami tangani, insya allah bisa digunakan pada saat aktif,” imbuh dia. Farid, menyebut peninjauan ini dilakukan pihaknya sebagai wujud menjemput bola dan memberikan pertolongan kepada masyarakat ”Kemudian, apabila ada masyarakat yang belum tersentuh maka dengan cara begini sebarannya akan lebih luas lagi untuk menangani korban bencana kemarin,” pungkasnya. (rp2/c)
Dekorasi Unik di Desa Galuga
Dekorasi unik menghiasi Kampung Moyan, Desa Galuga, Kecamatan Cibungbulang. Di momen bulan kemerdekaan ini mereka bukan cuma memasang gapura dan mengecat tembok saja. Warga di kampung ini membentangkan bendera merah putih hingga mencapai sepanjang 200 meter.
Laporan: SEPTI NULAWAM H PEMASANGAN bendera ini diinisiasi Kepala Desa Galuga, Endang Sujana. Ia mengaku mengadopsi ide dekorasi ini dari Lembur Pakuan yang merupakan kediaman Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi atau dikenal juga dengan sebutan KDM. Endang beralasan meniru hal tersebut karena merasa cinta dengan negara Indonesia. Ia menyebut pemasangan dekorasi ini dilakukan secara gotong royong bersama warga . Lewat dekorasi ini dirinya ingin memastikan, siapapun yang masuk ke kampung tersebut akan takjub dan tergugah rasa nasionalismenya. Di samping terkesan semarak dengan penuh
semangat gotong royong warga. “Kegiatan memasang bendera dan menghias kampung merupakan kegiatan rutin kami setiap HUT RI. Tentu ini sudah menjadi tradisi di masyarakat kami,” ujarnya. Nuansa merah putih langsung memang sudah terasa sejak memasuki
PENGIBARAN BENDERA: Warga RT 02/09 Kelurahan Cilendek Timur melakukan pengibaran bendera di Danau Raflesia, Perumahan Taman Yasmin, Sabtu (17/8).
BOGORWarga RT 02/09
Kelurahan Cilendek Timur punya cara istimewa memperingati HUT ke-80 Republik Indonesia. Mereka menggelar upacara bendera di tepi Danau Raflesia, Perumahan Taman Yasmin, Sabtu (17/8). Sejak pagi, warga dari berbagai kalangan sudah berdatangan membawa semangat merah putih. Mereka berbaris rapi di pinggir danau dengan latar suasana alam yang sejuk. Menariknya, prosesi pengibaran bendera dilakukan di tengah danau. Petugas diantarkan mengenakan perahu karet. Sang Saka Merah Putih pun berkibar gagah disaksikan peserta upacara. Keharuan terasa ketika lagulagu perjuangan dilantunkan bersama-sama. Suara warga berpadu dengan riak air dan angin yang menambah khidmat suasana. Apalagi, para pelajar juga dilibatkan untuk mensukseskan acara ini. Ketua RT02/RW 09, Ali Mundakir menjelaskan pengibaran bendera di tepi danau ini baru pertama kali dilaku kan. Ide ini tercetus dari masukan para warganya. Tujuannya tidak lain untuk memumpuk sema ngat persatuan. “Ditambah kita juga memiliki lingkungan danau. Jadi kenapa tidak kita manfaatkan sebagai hal untuk bisa menyatukan semua warga. Karena konsepnya unik jadi warga juga antusias semangat bergotong
royong,” jelas Ali. Disamping itu, Ali menjelaskan ada makna perjuangan yang ingin dia sampaikan. Pesan ini tertuang pada saat petugas mengibarkan bendera merah putih dengan perahu karet. Bagi Ali ini menjadi gambaran begitu besarnya perjuangan para pahlawan terdahulu.
“Kita sekarang kebanyakan menganggap pengibaran bendera satu yang biasa. Tapi ketahuilah unruk bisa mengibarkan bendera merah putih itu perlu pengorbanan jiwa dan raga,” kata Ali pada Radar Bogor. Ali mengaku bangga atas kesuksesan rangkaian acara yang dipimpinnya. Dia berharap semagat persatuan
dan kesatuan tidaka hanya tercermin pada saat hari kemerdekaan saja. Namun ini juga perlu dilakukan sepanjang hari. Sementara itu Ketua RW 09, Kelurahan Cilendek Timur, Prayitno menuturkan apresiasi atas inisiatif warganya. Dia berpesan upacara di tepi danau tidak dijadikan hanya sebagai seremonial belaka. Namun menjadi gerbang awal untuk mencintai lingkungan.
“Ini inisiatif yang sangat bagus sekali. Saya sangat mengapresiasinya. Namun saya perlu sampaikan. Danau ini fasilitas lingkungan. Sebagai manusia yang diberi akal. Sudah sepatutnya kita menjaga kebersihannnya,” pungkasnya (rp1/c)
BOGORLonjakan penumpang diprediksi terjadi di Stasiun Bogor seiring berlakunya tarif kereta Rp80. Untuk mengantisipasi kondisi tersebut, pihak stasiun menambah personel keamanan dan pelayanan di sejumlah titik. Kepala Stasiun Bogor, Mardiono menjelaskan tarif Rp80 itu berlaku selama dua hari, hingga Senin (18/8). Tarif tersebut sengaja disematkan sebagai representatif Hari Ulang Tahun (HUT) ke 80 Republik Indonesia. “Jadi dengan tafir Rp80 akan ada kenaikan penumpang mangkannya kita antisipasi bersama teman-teman disini,” kata Mardiono pada Radar Bogor, Minggu (17/8). Mardiono memprediksi dengan adanya tarif Rp80 jumlah penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) akan menembus diangaka 130 ribu tiap harinya.
PADAT: Warga beramai-ramai memadati Stasiun Bogor memanfaatkan tarif Rp80 sebagai representatif HUT ke-80 Republik Indonesia.
Kondisi ini seperti halnya saat momen long weekend. Oleh karenanya, Mardiono menuturkan pihaknya pun menambah jumlah personel. Langkah ini dilakukan guna memberikan pelayanan yang optimal kepada para penumpang. “Petugas loket itu biasanya kita 11 petugas. Hari ini dan besok kita tambah menjadi 15 petugas. Untuk PAM normalnya di hari-hari biasa 62 petugas hari ini dan besok sampai 75 petugas ditambah dari temen-temen yang standy by 15 orang,” ujarnya. Mardiono mengatakan tarif Rp80 ini berlaku untuk semua jurusan. Baik dari Bogor menuju Jakarta ataupun sebaliknya. Dia berharap dengan fasilitas ini, semua masyarakat dapat turut merasakan kebahagian di hari kemerdekaan. Fasilitas tarif Rp80 ini tentu saja disambut baik oleh para
penumpang KRL. Sedari pagi banyak warha yang sudah memadati area Stasiun Bogor. Langkah ini seperti yang dilakukan oleh Marlina, warga Ciapus. Marlina turut menyambut baik dengan adanya tarif KRL Rp80. Dihari kemerdekaan ini dia sengaja naik kereta untuk berkunjung ke Museum Nasional (Monas). Perempuan berusia 42 tahun itu berangkat dengan rekannya. “Iya alhamdulillah senang banget. Mangkannya saya sengaja dari rumah ke Jakarta mau ke Monas. Semoga Indonesia bisa lebih baik lagi kedepannya. Ga ada korupsi deh yang paling penting,” ujar Marlina. Saking senangnya, Marlina bahkan mengenakan kostum berwarna merah putih. Langkah serupa juga dilakukan oleh kedua rekannya. Bagi Marlina ini sebagi bentuk kecintannya terhadap Indonesia. (rp1/c)
Wali Kota Bogor Dedie Rachim menjelaskan, lahan tersebut berada di wilayah Pasir Jambu. Langkah ini sengaja diambil karena kondisi di Lapas Paledang sendiri dipandang Dedie sudah tidak lagi ideal.
“Seharusnya penghuni normal 390 an. Tetapi diisi ini oleh 700 lebih. Jadi hampir 97 persen. Harapannya ada sarana baru tambahan dari Lapas Paledang ini,” ujar Dedie pada awak media, pada (17/8). Penghibahan lahan ini semakin menguat, karena hampir separuh dari penghuni Lapas Palesang berdomisili Kota Bogor. Sehingga, Dedie menyebut ini menjadi kebutuhan mendesak dan bisa memprilakukan warga binaan lebih manusiawi. Bahkan Dedie siap menambahkan luas lahan jika 1,9 hekatare masih dirasa kurang. Namun orang nomor satu di Kota Bogor itu meminta kepada pihak lapas untuk mengirimkan surat dan koordinasi lebih lanjut.
“Kalau masih kurang mangga menyampaikan surat atau koordinasi dengan Sekda untuk bisa diproleh luasan ideal sesuai dengan persyaratan ketentuan pembangunan lapas,” beber Dedie. Dengan adanya lahan yang baru nanti, Dedie berharap warga binaan dapat memiliki kegiatan yang lebih produktif.
Penetapan itu dilakukan menjelang HUT ke-80 Republik Indonesia. Pemerintah Kota (Pemkot) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor berkolaborasi melestarikan cagar budaya yang berada di kawasan Taman Air Mancur, Kelurahan Sempur, Kecamatan Bogor Tengah tersebut. Wali Kota Bogor, Dedie Rachim bersama Bupati Bogor, Rudy Susmanto, menandatangani prasasti bangunan bersejarah berusia lebih dari seabad bernama Overloop Kelder Obelisk atau pos air
mancur, Sabtu (16/8). Bangunan yang berdiri sejak 1922 itu dulunya dibangun oleh Waterleiding Bedrijf Buitenzorg sebagai gardu pembagi air bersih dari mata air Ciburial, kaki Gunung Salak, ke wilayah Bogor hingga Batavia (Jakarta).
“Alhamdulillah, hari ini kita menandatangani prasasti penting yang menjadi bukti Kota Bogor dan Kabupaten Bogor adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Sejarah membuktikan perkembangan Bogor berangkat dari pemikiran sama, bagaimana memberikan pelayanan
terbaik bagi masyarakat,” kata Dedie. Menurut Dedie, penetapan bangunan bersejarah itu sebagai cagar budaya menjadi momentum memperkuat hubungan Pemkot dan Pemkab Bogor. “Harapannya, semakin guyub serta benar-benar memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat,” tambahnya. Sementara itu, Bupati Bogor, Rudy Susmanto, menyebut penandatanganan ini sebagai momentum luar biasa karena dilaksanakan sehari jelang HUT ke-80 RI. Ini bukti nyata mempertahankan gedung cagar budaya Overloop Kelder Obelisk
agar manfaatnya bisa dirasakan anak cucu di masa depan. “Di titik ini adalah penghubung antara Istana Bogor dan Istana Jakarta, sekaligus sumber kehidupan masyarakat sekitar,” ujarnya. Rudy menegaskan, walau hanya setitik air dari Overloop Kelder Obelisk, sejarah bangsa Indonesia juga berangkat dari sini. Itu menjadi alasan bangunan berusia lebih dari seabad ini masih berdiri kokoh di Taman Air Mancur dan menjadi cagar budaya. “Untuk itu kita tetapkan gedung ini sebagai cagar budaya,” tegasnya. (uma/c)
Gebyar Kemerdekaan yang digelar sejak 9 hingga 17 Agustus 2025 ini menghadirkan beragam kegiatan. Ketua Panitia, Aminullah, menyebut rangkaian acara diawali dengan donor darah, sebelum puncak lomba yang berlangsung pada 16 dan 17 Agustus.
“Memang untuk lomba sepeda hias kami fokuskan untuk anak-anak, tapi kategori kostum juga diikuti oleh peserta dewasa,” ujarnya kepada Radar
Bogor, Sabtu (16/8). Pada hari kedua ini, parade sepeda hias dan kostum unik menjadi magnet utama. Anakanak tampil penuh kreativitas, menghias sepeda mereka dengan berbagai ornamen serta mengenakan kostum berbahan daur ulang, mulai dari galon bekas hingga pakaian ramah lingkungan. Tema peduli lingkungan pun menjadi benang merah perayaan tahun ini. Kegiatan ini kolaborasi warga Bogor View 2 dengan Kopel dan
Radar Bogor. “Tema ini selaras dengan program Bogorku Bersih dan usulan warga untuk berfokus pada daur ulang untuk ramah lingkungan,” tambah Aminullah. Selain sepeda hias dan kostum, berbagai lomba lain juga digelar, seperti mewarnai, sepak bola, makan kerupuk, wawasan kebangsaan, memindahkan bendera, kait besek, dan sebagainya. Kegiatan ini berlangsung sejak pukul 06.30 WIB hingga sore.
Adapun puncak perayaan akan digelar Minggu (17/8/2025) malam. Warga akan dihibur oleh penampilan pengamen jalanan, pembagian hadiah, hingga door prize. “Kami sudah siapkan hadiah menarik untuk semua kategori lomba,” kata Aminullah. Semangat kebersamaan dan kreativitas warga Bogor View 2 diharapkan dapat terus terjaga, sekaligus menjadi inspirasi bagi lingkungan lain dalam merayakan hari kemerdekaan. (uma/c)
KALI ini, acara menampilkan kekayaan budaya nusantara dengan mengusung alat musik tradisional Sunda, angklung, serta balutan budaya Palembang. Kegiatan ini merupakan rangkaian upacara HUT ke-80 RI Indonesia di Lapangan Rektorat, Kampus IPB Dramaga, Bogor. Ketua Agrianita IPB, Retna Widayawati atau akrab disapa Neno, mengatakan angklung dipilih karena lebih universal dan mudah dimainkan, bahkan untuk pemula sekalipun. “Notasi-notasi yang kita
mainkan sangat mudah sekali, hanya tinggal mengikuti abaaba dari instruktur meskipun belum berpengalaman bermain angklung,” ujarnya kepada Radar Bogor Ia menambahkan, angklung juga dipilih karena praktis dan terjangkau. “Kita memilih kepraktisan dan kemudahan alat musik angklung. Dibanding alat musik lain, angklung relatif paling murah,” kata Neno. Setiap tahun, Agrianita IPB selalu mengangkat tema budaya yang berbeda dalam Gebyar Budaya. “Seperti hari ini, kita mengangkat alat musik tradisional Sunda yaitu ang-
klung, tetapi tema gebyar budayanya kita ambil dari Palembang. Tahun depan mungkin akan mengusung budaya daerah dan alat musik yang lain,” ungkapnya. Sementara itu, Rektor IPB University, Prof. Arif Satria, yang turut hadir dalam acara tersebut menegaskan komitmen IPB untuk melestarikan budaya nusantara melalui momentum peringatan HUT RI. “Gebyar murah putih ini ikhtiar kita untuk melestarikan budaya nusantara. Saya sangat bahagia karena seluruh pimpinan dan sebagian besar peserta juga menggunakan
pakaian nusantara dan menampilkan musik-musik nusantara,” katanya. Arif menambahkan, keberagaman yang ditampilkan dalam Gebyar Budaya ini menjadi bukti nyata bahwa IPB konsisten menjaga keragaman budaya Indonesia. Rangkaian upacara semakin meriah dengan keberadaan arakan pengantin dan terbangan, serta perhelatan budaya dari Sumatera Selatan. Selain itu, berbagai lomba tradisio nal turut digelar untuk memeriah kan suasana kebersamaan warga IPB University. (cr1/c)
Salah satu yang dicontohkannya seperti bercocok tanam. Atau melakukan aktifitas yang memiliki banyak manfaat. “Harapannya, ada sarana yang lebih manusiawi. Sehingga warga binaan juga bisa melakukan kegiatan positif seperti bercocok tanam,” kata Dedie. Sementara itu, Kepala Lapas Kelas IIA Paledang Bogor, Muchamad Mulyana, menyambut baik langkah Pemkot Bogor tersebut. Menurutnya, hibah lahan ini sejalan dengan program dari pemerintah pusat. “Alhamdulillah, kami berterima kasih ada dukungan dari Wali Kota Bogor terkait hibah tanah ini. Bahkan hal itu sudah disampaikan langsung kepada Pak Menteri saat Hari Pramuka kemarin dan mendapat respon positif,” ujar Mulyana. Mulyana menjelaskan, relokasi lapas menjadi kebutuhan mendesak. Banyak lapas di Indonesia menghadapi kondisi
serupa, yakni berada di tengah kota dengan lahan terbatas. Ia mengakui pembangunan lapas baru memerlukan biaya yang besar. Perkiraan anggaran mencapai Rp250 hingga Rp300 miliar untuk satu lapas standar. “Tentu anggaran disesuaikan dengan kondisi keuangan negara. Tapi kami yakin ini jadi prioritas mengingat Lapas Paledang saat ini sudah jauh melampaui kapasitas,” pungkasnya. (rp1/c)
Pemberian remisi dilakukan secara simbolis oleh Wali Kota Bogor, Dedie Rachim. Dia menyebut langkah ini memang sudah menjadi program rutin pihaknya tiap-tiap hari kemerdekaan.
“Semua yang dapat remisi pada hari ini 560. Jadi semua tingkatan sudah memenuhi persyaratan,” kata Dedie pada awak media, Minggu (17/8). Mereka yang dapat remisi itu diberikan keringanan kurungan
minimal 6 bulan. Dedie berharap hadiah yang diberikan kepada warga binaan dapat memberikan motivasi untuk memperbaiki pola hidupnya.
“Jadi harapannya tentu kedepan apabila mereka sedang dalam proses sebagai narapidan dapat berkelakuan baik. Sehingga saat kembali ke masyarakat dapat sudah jauh lebih siap,” ujar Dedie. Sementara itu , Kepala Lapas Kelas IIA Paledang Bogor Muchamad Mulyana mengatakan mereka yang dapat remisi itu
memiliki kasus yang cukup beragam. Mulai dari narkotika, penipuan hingga pencurian. Mulyana membeberkan dari 560 yang dapat remisi, ada 13 orang yang langsung dibebaskan. Mereka adalah orangorang yang sudah selesai masa pidananya.
“Iya yang 13 orang itu akan bebas pada hari ini juga karena selesai masa pidananya. Semoga ketika mereka sudah bebas tidak mengulangi kesalahan yang sebelumnya pernah diperbuat,” pungkasnya (rp1/c)
Suasana upacara terlihat khidmat saat detik-detik pengibaran bendera, dengan seluruh peserta memberikan penghormatan penuh kepada sang saka merah putih. Kehadiran warga sebagai penonton turut menyemarakkan momen peringatan kemerdekaan Indonesia ke-80. Wali Kota menekankan pentingnya mengisi kemerdekaan dengan langkah-langkah nyata yang mendekatkan visi dan misi bangsa. Republik Indonesia saat ini berusia 80 tahun, dan tengah giat membangun di era modern.
“Kemerdekaan harus diisi dengan langkah-langkah nyata untuk menjadikan bangsa yang adil, makmur, dan sejahtera,” ujar Dedie. Dedie menambahkan pembangunan bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga pembangunan manusia. Kedua hal ini harus berjalan seiring agar Indonesia mampu menjadi bangsa maju, bersaing secara global, dan dihargai oleh bangsa-bangsa lain. “Seluruh pihak harus ikut terus berkontribusi dalam pembangunan kota dan bangsa sesuai peran masing-masing, agar cita-cita Indonesia maju dapat terwujud,” jelasnya. (uma/c)
Acara yang digelar pada Minggu, 17 Agustus 2025, ini dihadiri berbagai pejabat Forkopimda, tokoh agama, serta masyarakat yang sejak subuh hadir. Mereka berdiri berjejer sambil menyimak doa yang dipimpin para tokoh lintas agama. Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, menyampaikan kemerdekaan harus diisi dengan langkah nyata untuk pembangunan bangsa. Ia menekankan pentingnya pembangunan manusia selain pembangunan fisik, agar Indonesia mampu menjadi bangsa maju, bersaing secara global, dan dihargai oleh bangsa-bangsa lain. Menurut Dedie, programprogram pemerintah pusat dan daerah menjadi langkah konkret dalam menyiapkan generasi emas Indonesia pada 2045. Langkah-langkah itu mencakup penyediaan makan bergizi gratis, pemeriksaan kesehatan masyarakat secara tepat sasaran, hingga pengembangan Kooperasi Merah Putih, sehingga warga dapat berkontribusi langsung bagi pembangunan daerah. Wali Kota berharap doa yang dipanjatkan para tokoh lintas agama memberikan keberkahan dan perlindungan bagi seluruh rakyat Indonesia. Khususnya Kota Bogor yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi. “Doa ini menjadi pengingat bahwa persatuan dan kebersamaan adalah semangat utama dalam membangun kota dan bangsa,” ujarnya. Selain itu, Wali Kota juga mengumumkan perubahan jadwal upacara penaikan bendera HUT ke-80 RI. Biasanya digelar pukul 08.00, hari ini dimajukan menjadi pukul 07.00 sesuai arahan Mensekneg. Warga yang tidak mengikuti upacara tetap dapat menyaksikan detik-detik proklamasi melalui televisi yang disiapkan di Balai Kota. Acara doa bersama di Tugu Kujang berlangsung khidmat, menegaskan kembali semangat kebangsaan, persatuan, dan cinta tanah air di momen peringatan kemerdekaan Indonesia ke-80. (uma/c)
Masalah overkapasitas yang dirasakan oleh warga binaan di Lapas Kelas IIA Paledang Bogor akhirnya mendapat perhatian. Pemkot Bogor akan menghibahkan lahan seluas 1,9 hektare untuk membangun lapas yang baru.
LAPAS
BOGORSatu titik air di Taman Air Mancur pernah menyatukan Kota dan Kabupaten Bogor dalam sejarah panjang pengelolaan air bersih. Kini, bangunan bersejarah berusia seabad itu ditetapkan sebagai cagar budaya, menjadi simbol persatuan dua wilayah.
Lahan yang siap dihibahkan Pemkot Bogor Pemkot Bogor buka kesempatan untuk penambahan luas lahan yang dihibahkan
bersama
Semarak HUT ke-80 RI terasa di Kampus IPB University, Minggu (17/8). Ratusan ibu-ibu dari Agrianita IPB bersama delapan komunitas dari Kota Bogor dan Kabupaten Bogor memeriahkan Gebyar Merah Putih yang rutin digelar setiap tahun pada momen Kemerdekaan.
BOGORRatusan warga binaan di Lembaga Pemasyrakatan (Lapas) Kelas IIA Paledang Bogor dapat remisi. Kado istimewa ini diberikan bertepatan dengan momentum HUT ke-80
BOGORWarga Kota Bogor memadati Tugu Kujang untuk mengikuti doa bersama lintas agama dalam rangka HUT ke-80 Republik Indonesia. Kegiatan ini menjadi bagian dari Festival Merah Putih (FM), yang rutin digelar setiap tahun untuk memperkuat semangat persatuan dan cinta tanah air.