FOODREVIEW INDONESIA
Natural Color: Solution & Opportunity for Food Industry
Resistensi Antimikroba & Keamanan Pangan
Regulasi
Pewarna Pangan di Indonesia
Pewarna Pangan: Eat with Your Eyes
VOL. XVIII No. 8 AGUSTUS 2023
The wides t r a nge of oil soluble color s from natural sources
The widest range soluble colors n a tu ra l
neutr al, our Fr uitMa x ® r ange of clean - la color s helps you achieve the desired color shades for all your fat-based products.
o t erra.co m /conta c t
oterra.com /contact Distributor in Indonesia: Dist r i b u to r i n I n d on e si a: www.indesso.com
Pewarna Pangan: Eat with Your Eyes
Kondisi visual produk pangan memiliki peran yang sangat penting karena dapat memberikan persepsi konsumen tentang mutu dan cita rasa produk tersebut. Dalam hal ini, konsumen menjadikan indra penglihatan sebagai alat pertama dalam mengevaluasi pilihan pembelian dan konsumsi produk pangan. Visual dari produk pangan, terutama warnanya, diyakini memainkan peranan penting dalam memengaruhi persepsi mengenai rasa, tekstur, dan kualitas keseluruhan dari produk tersebut. Karena itu, pepatah lama yang mengatakan bahwa kita makan dengan mata kita (eat with your eyes) sungguh sangat tepat.
Sejak zaman dahulu, konsumen telah menggunakan warna pangan sebagai indikasi mengenai mutunya. Dengan warna, konsumen mendapatkan informasi mengenai tingkat kematangan buah, misalnya, sehingga dapat diduga bagaimana cita rasanya. Warna cerah dan alami pada pangan seringkali dikaitkan dengan segarnya produk, sementara warna yang kusam atau pucat dapat menandakan kurangnya kesegaran. Warna juga sering dihubungkan dengan rasa dan aroma tertentu. Misalnya, warna cokelat sering dikaitkan dengan rasa cokelat atau kopi. Sehingga, warna pada produk pangan bisa membangkitkan ekspektasi mengenai rasanya sebelum konsumen mencicipinya. Ini sangat dipengaruhi oleh pengalaman sebelumnya saat konsumen merasakan produk dengan warna tertentu yang memberikan kesan tertentu.
Karena adanya asosiasi kuat antara warna dan persepsi mutu, maka industri pangan memberikan perhatian besar pada penggunaan pewarna dalam produknya. Tujuan industri pangan menggunakan pewarna pada produknya antara lain untuk mendapatkan tampilan visual yang menarik dan menggugah selera, memberikan identifikasi dan pembeda dari produknya, menjaga konsistensi warna produk dari produksi ke produksi berikutnya, atau memulihkan warna yang terpengaruh oleh proses pengolahan.
Selain itu, industri percaya bahwa warna yang tepat dapat memicu respons emosional dan persepsi rasa yang diinginkan konsumen. Jadi, warna produk pangan dapat memengaruhi persepsi cita rasa konsumen. Jadi, secara umum, warna produk dan penggunaan pewarna pangan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi pemasaran dan penjenamaan merek. Warna yang terkait dengan merek mampu menciptakan identitas yang kuat dan dikenali oleh konsumen.
Jadi peranan pewarna di Industri pangan akan semakin penting, dan penggunaannya menjadi sangat
luas. Pewarna pangan adalah salah satu bahan tambahan pangan, yang penggunaannya perlu diatur untuk memastikan kesehatan dan perlindungan konsumen, serta memfasilitasi praktik adil perdagangan pangan.
Pertama dan utamanya, pewarna yang digunakan harus aman dan tidak membahayakan kesehatan konsumen. Karenanya, pewarna pangan harus melalui proses evaluasi risiko keamanan sebelum diizinkan untuk digunakan dalam pangan. Selain itu, penggunaan pewarna harus sesuai dengan jenisnya, batasan konsentrasi yang diizinkan, dan diinformasikan melalui label. Jadi dalam hal ini, industri pangan perlu menjalankan tanggung jawab dengan serius terhadap aspek kesehatan dan keamanan. Penggunaan pewarna pangan harus mematuhi regulasi yang ditetapkan oleh otoritas regulasi pangan, serta mempertimbangkan dengan cermat dampak pada kesehatan konsumen. Di Indonesia, penggunaan pewarna pangan ini diatur dalam Peraturan BPOM No. 11 Tahun 2019 tentang Bahan
Tambahan Pangan. Secara internasional, regulasi pewarna pangan diatur dalam Standar Umum Codex untuk Bahan Tambahan Pangan (Codex General Standar of Food Additives).
Sesuai dengan tren yang ada, di mana konsumen memberikan perhatian yang lebih besar pada aspekaspek keamanan, kesehatan dan keberlanjutan, maka penggunaan pewarna dari bahan alam menjadi lebih diminati. Dalam hal ini, Indonesia sebagai penghasil aneka bahan tanaman sumber pigmen sungguh mempunyai potensi yang besar untuk menghasilkan bahan pewarna alami untuk pangan. Salah satunya adalah dari rempahrempah, yang selain memberikan warna juga dapat digunakan sebagai flavor, bumbu, dan pengawet. Jadi, rempah-rempah berpotensi menjadi sumber pewarna multi fungsional -misalnya kunyit, pandan, aneka bunga dan sumber pigmen warna lainnya. Dalam hal ini
FoodReview Indonesia, telah membahasnya melalui InDepth Seminar yang berjudul Natural Color: Solution & Opportunity for Food Industry, yang dilaporkan pada edisi kali ini.
Semoga informasi yang kami sajikan dapat memberikan warna serta berkontribusi dalam daya saing produk dan industri pangan Indonesia. Purwiyatno
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 3
Hariyadi https://phariyadi.foodreview.co.id/
6 FORUM
8 FOOD INFO
ASOSIASI
daftar isi
VOL. XVIII No. 8 Agustus 2023
42
INGRIDIEN
44
Kick off Pendampingan
Industri 4.0: Sektor Pangan
48
From nature’s canvas to colorful temptations
From vibrant rainbow cakes to pop-culture inspired biscuits, the bakery aisles and cafes of today are bursting with an array of sweet bakery goods that come in captivating colors, shapes, and flavors.
The Emergence of the New Generation of Stevia
Pemimpin Umum: Suseno Hadi Purnomo | Pemimpin Redaksi: Purwiyatno Hariyadi | Wakil Pemimpin Redaksi: Nuri Andarwulan
Redaktur Pelaksana: Himma Ellisa | Pemimpin Perusahaan: Pratomodjati | Wakil Pemimpin Perusahaan: Hindah Muaris
Pembaca Ahli: Desty Gitapratiwi | Staf Redaksi: Fitria Bunga Yunita | Sales, Advertising & Activities: Tissa Eritha
Digital Marketing: Fetty Fatimah | Business Development: Andang Setiadi | Desain & layout: Yanu Indaryanto
IT dan Website: Gugun Hendi Gunawan | Keuangan: Kartini, Padmawati Zainab
Penerbit: PT Media Pangan Indonesia
Alamat PT Media Pangan Indonesia: Jl Binamarga II No. 23, Baranangsiang, Bogor Timur 16143
Telepon: (0251) 8372333, (0251) 8322732 | +62 811 1190 039 | Fax: (0251) 8375754
Website: www.foodreview.co.id | E-mail: redaksi@foodreview.co.id, marketing@foodreview.co.id
ISSN: 1907-1280
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 4
KEAMANAN DAN MUTU 52
REGULASI 58
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 5
APA & SIAPA
Redaksi menerima tulisan atau berita seputar teknologi dan industri pangan. Artikel sebaiknya disertai dengan foto pendukungnya dikirim via email redaksi atau pos. Redaksi berhak menyunting naskah sejauh tidak mengubah isinya. Tulisan yang dimuat akan mendapat imbalan menarik.
& Keamanan Pangan Resistensi antimikroba (Antimicrobial Resistance , AMR) saat ini sudah menjadi ancaman global yang semakin mengkhawatirkan di banyak sektor terutama pada kesehatan manusia dan hewan karena berimplikasi pada keamanan pangan, ketahanan pangan, serta kesejahteraan rumah tangga petani dan peternak. ADI..................................... Affiliator Annatto............................... Antimikroba........................ Antioksidan......................... Asam amino........................ Asam fenolik....................... Baked goods...................... BHT..................................... BOFT.................................. BTP...................................... Clean label Clear label.......................... CPO.................................... CPPOB................................ Flavor.................................. FoodGPT............................. Garam................................. GMP.................................... Gourmet syrup Healthy hydration............... IMP...................................... JECFA................................. Kaldu bubuk....................... Karamel............................... 60 14 24 51 33 13 25 44 22 16 57 12 37 22 62 8 8 32 13 34 37 13 60 30 20 KMI..................................... MP-ASI................................ Perhotelan.......................... Real-time Savory................................. Stevia.................................. Telang................................. Yeast extract 60 30 17 8 15 47 61 10
Resistensi Antimikroba
Regulasi Pewarna Pangan di Indonesia Penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) pada pangan olahan di abad ke-21 ini memiliki peranan yang sangat penting, terutama terkait dengan rantai pasok global.
Langganan FoodReview Indonesia
Kepada FoodReview Indonesia, Bagaimana cara berlangganan majalah FoodReview Indonesia? Terima kasih.
Deny Malang
Jawab:
Untuk mendapatkan majalah
FoodReview Indonesia setiap
bulannya secara gratis, Anda dapat mengisi data pada pranala berikut: http://bit.ly/FRIDIGITAL
Salinan majalah akan kami kirimkan langsung ke surel Anda.
Terima kasih.
Q&A
Kepada FoodReview Indonesia
Topik untuk Penulisan Artikel
Dear FoodReview Indonesia, Mohon info untuk topik FoodReview Indonesia hingga akhir tahun 2023 ini. Saya berencana untuk mengirim tulisan agar sesuai dengan topik yang diangkat. Terima kasih.
Fandy Bogor
Jawab:
Pada dasarnya redaksi FoodReview Indonesia menerima artikel tentang ilmu dan teknologi pangan, serta aplikasinya dalam industri. Artikel yang masuk akan kami ulas isi dan format sesuai standar pemuatan kami. FoodReview Indonesia edisi September-Desember akan membahas tentang Bakery Technology, Tea & Coffee, Snack & confectionery, dan Food Processing & Machinery. Terima kasih.
Mohon informasinya, bagaimana ketentuan yeast extract sebagai perisa di produk pangan untuk bayi? Terima kasih.
Nia Tangerang
Jawab:
Makanan bayi diatur secara khusus dalam
kategori pangan 13 yakni Pangan Olahan
Untuk Keperluan Gizi Khusus. Jadi penggunaan bahan baku, termasuk BTP-nya sudah diatur secara spesifik di dalamnya, sehingga perlu dipastikan kembali penggunaannya, apalagi mengingat konsumennya adalah bayi yang termasuk rentan.
KIRIMKAN KOMENTAR atau pertanyaan Anda ke Forum FOODREVIEW INDONESIA
Jl Binamarga II No. 23, Baranangsiang, Bogor Timur 16143 atau melalui whatsapp: +62 811-1190-039, email redaksi@foodreview.co.id
Cantumkan nama lengkap, alamat dan nomor telepon Anda. Semua surat yang masuk akan diedit terlebih dulu dengan tanpa mengubah maknanya.
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 6
FORUM
Yeast Extract dalam Produk Pangan Bayi
Majalah cetak edisi 2016-2020 masih bisa diperoleh melalui loka pasar kami seperti Shopee (Media Pangan Indonesia) & Tokopedia (Toko Kulinologi). Silakan ketik ‘Majalah FoodReview’ pada kolom pencarian. Sedangkan untuk ketersediaan edisi-edisi tertentu silakan menghubungi 0811 1190 039.
Teknologi Kecerdasan Buatan untuk Inovasi Produk Pangan
dengan banyaknya data yang dibaca. Dengan menganalisis data dari bahasa lokal, FoodGPT dapat memberikan jawaban yang akurat. Hal ini penting karena konsumsi produk pangan di suatu negara didorong oleh preferensi lokal.
FoodGPT dapat membantu para pelaku industri pangan untuk bertumbuh lebih cepat dengan
Perusahaan teknologi asal
Singapura, Ai Palette telah mengembangkan alat baru
bernama FoodGPT. Kerja FoodGPT yang didukung oleh kecerdasan buatan generatif (generative artificial intelligence, AI) ini memiliki kemampuan memahami dan menganalisis untuk menciptakan inovasi produk berdasar data serta meningkatkan angka
kesuksesan produk yang diluncurkan ke pasar. FoodGPT masih dalam versi beta dan telah diluncurkan pada pertengahan
Juli lalu.
Dikutip dari Food Navigator, FoodGPT telah ‘dilatih’ dengan triliunan data konsumen, yakni dari 24 negara dan 15 bahasa yang berbeda. FoodGPT adalah alat yang terus berkembang seiring
menyediakan platform AI yang mudah digunakan. Ada beberapa fitur yang ditawarkan oleh tool ini, yakni dapat digunakan untuk mencari, membuat dan mengembangkan konsep produk; mencari tren flavor dan ingridien; mengidentifikasi pola, tren preferensi konsumen dan tren pasar; mengidentifikasi peluang pasar dan memahami keinginan konsumen. Alat ini juga dapat digunakan untuk memprediksi peningkatan dan penurunan kepopuleran suatu produk.
FoodGPT menggabungkan data
real-time untuk menjawab semua
pertanyaan pelaku bisnis pangan yang
kompleks, Pengguna dapat dengan
mudah mengajukan pertanyaan dalam
Bahasa Inggris dasar dan alat bisa dengan sangat tepat memahaminya
untuk memberikan jawaban yang insightful. Dengan sekali klik, Anda bisa memvalidasi konsep produk yang
ada di pikiran menjadi visual yang menakjubkan. Fri-12
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 8 FOOD INFO | Lintas Pangan
FOODREVIEW INDONESIA
Taste Experience with Yeast Extract in Convenient Eating
yeast extract) bukanlah hal baru di industri pangan.
Penggunaannya telah meluas dan serbaguna untuk produk pangan yang ada. Ekstrak ragi sering digunakan
sebagai flavor untuk meningkatkan cita rasa tertentu. Ekstrak ragi merupakan isi sel ragi yang telah dipisahkan dari dinding sel ragi. Ekstrak ragi biasanya
berasal dari Saccharomyces fragilis dan Candida utilis yang digunakan sebagai
bahan baku untuk flavor. Merujuk
pada Peraturan BPOM No. Tahun 2021
tentang Perubahan atas Peraturan
BPOM No. 3 Tahun 2020 tentang
Bahan Tambahan Pangan Perisa dan
Peraturan BPOM No. 31 Tahun 2018
tentang Label pangan olahan yang telah
diubah menjadi PeraturanBPOM No.
20 Tahun 2021 di mana ekstrak ragi
dikelompokkan seagai perisa alami dan produk pangan yang mengandung ekstrak ragi harus mencantumkan ‘perisa alami’ atau ‘perisa alami ekstrak ragi’.
Kendati demikian, penggunaan perisa terus diperlukan pengawasan terhadap aspek keamanannya. “BTP perisa harus memenuhi spesifikasi dalam Kodeks
Makanan Indonesia (KMI), atau standar lain apabila belum terdapat dalam
KMI,” ujar Ketua Tim Standardisasi
dan Pengkajian Bahan Baku, Kategori
dan Informasi Produk Pangan Olahan, Direktorat Standardisasi Pangan Olahan, Badan POM, Yeni Restiani, S.Si., Apt., MP. dalam FoodReview Indonesia In-
Depth Seminar: Taste Experience with Yeast Extract in Convenient Eating yang
diselenggarakan oleh FoodReview
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 10
FoodReview Indonesia In-Depth Seminar FOOD INFO | Lintas Pangan
Indonesia beberapa waktu lalu di IPB
International Convention Center, Bogor.
BTP perisa dalam bentuk tunggal
maupun campuran harus memenuhi
persyaratan cemaran mikroba, cemaran
logam berat, dan cemaran kimia sesuai
peraturan terkait bahan tambahan
pangan campuran yang terdapat dalam
Peraturan BPOM No. 29 Tahun 2021
tentang Bahan Tambahan Pangan
Campuran.
Tren penurunan
konsumsi garam
Seiring dengan peningkatan
kesadaran akan pentingnya pola
konsumsi yang lebih sehat, tren
penurunan konsumsi garam pada
produk pangan pun juga kian
berkembang. Konsumsi garam berlebih
telah banyak dikaitkan dengan beberapa
permasalahan kesehatan seperti
tekanan darah tingi, risiko penyakit
jantung, hingga gangguan keseimbangan
elektrolit. Customer Succes Manager
APAC Innova Market Insight, Fellicia
Kristianti menuturkan bahwa salah satu cara konsumen Indonesia mengenali dan memilih produk yang lebih menyehatkan adalah dengan melihat klaim yang ada pada kemasan. “Pemilihan dari klaim pada kemasan ini berada di urutan ke-3 setelah daftar ingridien dan label gizi yang dipilih,” tutur Fellicia.
Untuk penggunaan ekstrak ragi, di Indonesia, terjadi peningkatan dalam aplikasinya pada produk pangan. Beberapa kategori produk pangan di Indonesia yang telah rilis dengan menggunakan ekstrak ragi di antaranya adalah mi instan, bumbu, saus masak, snack berbasis kentang, dan biskuit atau krekers dengan rasa gurih. “Pengurangan garam dan mensubtitusinya dengan alternatif lain tentu akan meningkatkan inovasi-inovasi baru dari produk pangan yang ada,” imbuh Fellicia. Beberapa negara juga telah menerapkan label pengurangan
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 11
FOOD INFO | Lintas Pangan
Yeni Restiani, S.Si., Apt., MP., Direktorat Standardisasi Pangan Olahan, Badan POM
Fellicia Kristianti, Customer Succes Manager APAC Innova Market Insight
garam di kemasan produk pangan
sehingga memudahkan konsumen untuk
mengenali. Ke depan, hal seperti ini
tentu akan membantu produsen dalam
memenuhi ekspektasi konsumen untuk
memilih produk yang lebih menyehatkan
sesuai dengan kecenderungan terhadap
kesehatan yang kini semakin diminati.
Di sisi produsen, Head of APAC, Biospringer by Lesaffre, Phillipe
L’Honneur menuturkan bahwa
perkembangan ekstrak ragi sudah
meningkat sedemikian rupa dan
bahkan dapat disesuaikan dengan
kebutuhan profil produk pangan.
“Untuk produk snack dan seasoning
kami memiliki Springer® Umami yang
dapat memberikan rasa umami secara
intens dan tahan lama dalam bumbu
barbekyu yang dikurangi kandungan
garamnya. Atau Springer® Signature
yang dapat memberikan aroma ayam
asli pada bumbu keripik rasa ayam,”
tuturnya. Tidak hanya untuk produk
savory, aplikasi untuk produk sweet juga
dihadirkan melalui Springer® Reveal yang mendukung pengurangan gula sebesar 20% dalam sebuah bar sereal.
“Ingridien yang kami gunakan sudah kami pastikan dapat diaplikasikan pada banyak model diet yang ada karena kami memastikan aspek halal, kosher, vegan, mutu dan kualitas, clean label, serta pengurangan untuk gula, garam, dan lemak,” kata Culinary Center Manager, Biospringer Asia Pacific, Kevin Lwe.
Aplikasi ekstrak ragi
Ekstrak ragi menjadi ingridien yang semakin sering digunakan pada berbagai produk pangan karena kemampuannya
dalam meningkatkan rasa dan aroma. Aplikasi ekstrak ragi bahkan sangat
luas tidak hanya pada sektor pangan
saja. Esktrak ragi dapat digunakan
pada sektor lain seperti industri pakan, bioteknologi, kosmetik hingga
medis dan nutrasetikal. Guru Besar
Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan,
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 12
Phillipe L’Honneur, Head of APAC, Biospringer by Lesaffre
Phillipe L’Honneur, Head of APAC, Biospringer by Lesaffre
IPB University, Prof. Dr. Lilis Nuraida
menuturkan bahwa di industri pangan, ekstrak ragi banyak sekali digunakan sebagai agen flavor. “Ekstrak ragi dapat memberikan beragam rasa, tergantung pada metode yang digunakan dalam persiapannya,” ungkapnya. Ingridien ini secara luas banyak digunakan dalam bumbu, produk daging, makanan panggang, sup, kaldu, saus, makanan siap saji, makanan ringan, hingga produk pangan berbasis nabati. “Rasarasa yang dihasilkan dipengaruhi oleh interaksi antara asam amino, nukleotida, karbohidrat, dan peptide yang terkandung dalam ekstrak dengan produksi senyawa volatile,” imbuh Lilis.
Ada tiga komponen rasa utama yang
terdapat di dalam ekstrak ragi yakni: 1) asam amino, ekstrak ragi secara alami
mengandung asam glutaman, sekitar
5% rata-rata dalam fraksi asam amino
bebas yang berkontribusi pada rasa
spesifik dan memberikan rasa umami, 2) peptida, banyak peptida yang dihasilkan
dari proteolisis protein. biasanya bersifat hidrofilik dan mengandung
setidaknya satu residu glutamil atau
aspartil seperti Gly-Asp, Ala-Glu, GlyAsp-Gly, atau Val-Asp-Val, biasanya
juga memiliki kontribusi terhadap rasa umami, 3) nukleotida, memberikan kontribusi besar pada rasa produk ragi yang berinteraksi dengan komponen
lainnya. Nukleotida berbasis 5’-adenosin fosfat (AMP), 5’-inosin fosfat (IMP), dan 5’-guanosin fosfat (GMP) 100 kali
lebih aktif dalam rasa dibandingkan dengan bumbu seperti monosodium glutamat. Selain sebagai agen flavor, potensi lain penggunaan ekstrak
ragi juga dapat diaplikasikan untuk
aktivitas biologis seperti antioksidan, imunomodulator, β-glukan ragi memiliki potensi sebagai bahan fungsional dan lain sebagainya. “Komposisi ekstrak
ragi dapat disesuaikan/diatur untuk memaksimalkan kandungan nutrisi, senyawa rasa, bioaktif, atau polisakarida, dengan menerapkan berbagai
proses ekstraksi dan kondisi dalam produksinya,” pungkas Lilis. Fri-35
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 13
Prof. Dr. Lilis Nuraida, Guru Besar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB University
PT Primarasa Abadi Sejahtera Sukses Adakan
Affiliator Awards 2023 & Reseller Appreciation Night 2023
Affiliator dan reseller saat ini menjadi bagian yang penting dari suatu rantai pasok pangan.
Keduanya menjadi perpanjangan
tangan produsen dalam menyalurkan dan menjual produk yang dimiliki. PT
Primarasa Abadi Sejahtera mempunyai
jaringan affiliator dan reseller aktif yang sangat produktif. Untuk mengapresiasi kedua jaringan tersebut, PT Primarasa
Abadi Sejahtera, produsen selai Goldenfil dan dip glaze Collins ini mengadakan
Affiliator Awards 2023 dan Reseller
Appreciation Night 2023 di Jakarta, 12
Agustus 2023.
Direktur PT Primarasa Abadi
Sejahtera, Ferdy Siawidjaja dalam
sambutannya menyampaikan bahwa
acara ini merupakan bentuk apresiasi untuk para affiliator dan reseller dalam penjualan selai Goldenfil dan Collins
Choco Crunchy. “Pencapaian kami saat ini tentu tidak terlepas dari peran para affiliator dan reseller. Untuk itu, kami ingin mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan kepada mereka atas loyalitasnya yang tak terbatas,” ungkapnya. Ada beberapa nominasi yang dihadirkan dalam acara tersebut untuk kategori affiliator yakni affiliator terloyal, terbaik, terkonsisten, live ternonstop, tersetia, ter-collins crunchy, display live terbaik, duo terkompak, dan best of the best.
Dari kategori tersebut, para affiliator yang berhasil adalah akun emak2 strong
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 14
ADVERTORIAL
Para pemenang awards berfoto bersama dengan jajaran pimpinan PT Primarasa Abadi Sejahtera
untuk kategori terloyal, jadingiler. id untuk kategori terbaik, nurika
dhitya untuk kategori terkonsisten, busrainolshop untuk kategori live ternonstop, ismeth alatas untuk kategori VT terbanyak, nyoklat merakyat untuk kategori tersetia, racun tiktok untuk kategori ter-collins crunchy, deby ftr untuk kategori display live terbaik, collinschococrunchy untuk kategori duo terkompak, dan kategori best of the best kembali diraih oleh akun emak2 strong.
Sebagai informasi, Goldenfil dan Collins adalah produk selai dan dip glaze
berkualitas dan berkembang dengan
teknologi inovatif serta layanan terbaik.
Memiliki RnD berpengalaman dalam
menciptakan tren produk baru, produk dari PT Primarasa Abadi Sejahtera ini telah mengantongi sertifikasi BPOM dan tersebar di beberapa sektor industri baik
UMKM, pabrik roti dan kue, toko bahan
kue, minimarket dan supermarket.
Goldenfil tersedia 14 varian rasa
yakni choco crunchy, classic choco
crunchy, hazelnut crunchy, tiramisu
crunchy, greentea crunchy, cheese
crunchy, milk crunchy, savory cheese
crunchy, choco spread, hazelnut spread, cheese spread, savory cheese spread, blueberry jam, strawberry jam. Collins
dip glaze tersedia dalam 8 varian rasa
yakni tiramisu, greentea, taro, cheese, strawberry, milk, cappuccino, choco.
“Untuk Collins kami mencapai target
penjualan dari Mei-Agustus mencapai
1.088.140 pail, dengan sebagian hasil
penjualan yang kami bagikan ke Yayasan
Elsafan. Paling baru kami juga memiliki
Collins Choco Crunchy yang langsung
menjadi produk unggulan dan selalu
sold-out di banyak e-commerce,”
pungkas Public Relation PT Primarasa
Abadi Sejahtera, Benny Riyanto. Fri-35
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 15
ADVERTORIAL
Penyerahan trofi dan hadiah untuk para affiliator dan reseller
• Knowledge Sharing Program (KSP)
merupakan salah satu program kerja
sama antara KemenKopUKM dan
INNOBIZ Association. Salah satu
kegiatannya adalah kurasi produk
UMKM untuk naik kelas melalui
pengembangan ekosistem bisnis. Dari
hasil yang dilakukan, ada beberapa
kategori yang lolos seperti kategori
menengah terdapat lima perusahaan
yakni PT Himalaya Mitra dan PT
Muria Pangan Jaya. Untuk kategori
kecil ada 20 perusahaan di antaranya
adalah CV Veddira Excellent, CV
Rasa Rosha, CV Khaia Global Persada
Kopi Gunung Sulah, CV Dalem Mulya
Mandiri, PT Javaindo Maju Sejahtera, CV Global Net, dan lain sebagainya.
Dari program ini, diharapkan UMKM
dapat mempertahankan kualitas dan mutu standar produksi serta manajemen.
• Ketua Umum GAPMMI, Adhi S.
Lukman mengatakan bahwa
Technology Overseas Expert System 2023”
penggunaan teknologi mesin dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi pada produk pangan
tradisional. Tidak hanya itu, teknologi juga berpotensi membuat produk lebih menarik dan terjamin
higienitasnya. Hal ini disampaikan
pada kegiatan “Problem-Solving Forum: Indonesia Food Technology
Overseas Expert System 2023” di Jakarta. Melalui Bureau of Foreign Trade (BOFT), Indonesia-Taiwan
banyak menjalin kerja sama mulai
dari informasi halal, pameran
perdagangan, pengembangan
teknologi industri, pengelolaan
sumber daya dan lainnya.
• Digital Transformation Indonesia Conference and Expo (DTI-CX)
mengakomodasi pertemuan antara
korporasi, BUMN, dan pemerintah
yang mencari mitra teknologi untuk mempelajari dan melaksanakan
rencana transformasi digital mereka
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 16 FOOD INFO | Lintas Pangan INFO GAPMMI
Salah satu kegiatan KSP adalah kurasi produk UMKM untuk naik kelas melalui pengembangan ekosistem bisnis
Ketua Umum GAPMMI, Adhi S. Lukman pada kegiatan “Problem-Solving Forum: Indonesia Food
di masa depan untuk mengubah
manusia, bisnis, dan data. DTICX menyelenggarakan konferensi
2 hari yang mempertemukan
para pemimpin dari perbankan & keuangan, telekomunikasi, manufaktur, kesehatan, infrastruktur, logistik & transportasi, utilitas, FMCG, dan pendidikan. Mereka akan berbagi tantangan dan peluang mereka dalam perjalanan transformasi digital.
• Sebanyak 750 perusahaan lokal
nasional dan global berpartisipasi
dalam pameran Food & Hotel
Indonesia (FHI) ke-17 tahun 2023.
Pameran ini mempertemukan
ribuan pengusaha, pelaku bisnis, profesional, penyuplai, distributor, hingga konsumen dan penggiat di sektor bidang perhotelan (hospitality), pangan (food & beverages, F&B) di Indonesia. Dalam
sambutan pembukaannya, Dirjen
Agro Kemenperin Putu Juli Ardika, menyampaikan bahwa sektor F&B
berkontribusi sebesar 38,61% pada sektor nonmigas. Industri pangan juga menempati peringkat ketiga kategori investasi paling menarik di Indonesia, setelah industri logam dan kimia.
GAPMMI sebagai asosiasi industri pangan selalu mendukung dan berpartisipasi dalam pameran FHI.
• GAPMMI bersama anggota dan BPOM akan mendukung penyelenggaraan
Raimuna Nasional 2023. Raimuna
Nasional diselenggarakan oleh
Kwartir Pramuka Nasional setiap lima
tahun sekali untuk mempertemukan
Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega seluruh Indonesia. Raimuna
Nasional 2023 akan dilaksanakan
pada 14-21 Agustus 2023 di Bumi
Perkemahan dan Graha Wisata
Pramuka, Cibubur, di mana Ketua
Kwartir Pramuka Indonesia, Bapak
Komjen. Pol. (Purn.) Drs. Budi Waseso
mengundang Presiden Indonesia
untuk membuka acara. Info lebih
lanjut: 0812-8045-1241. Fri-27
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 17 FOOD INFO | Lintas Pangan
GAPMMI sebagai asosiasi industri pangan selalu mendukung dan berpartisipasi dalam pameran FHI
Digital Transformation Indonesia Conference and Expo (DTI-CX)
Natural Color: Solution & Opportunity for Food Industry
Pewarna sebagai identitas, membedakan produk satu dengan yang lain sangat membantu
konsumen dalam mengefisienkan proses pemilihan produk pangan.
Tidak hanya itu, pewarna juga dapat mengindikasikan beberapa karalteristik
tertentu seperti kematangan buah, cita rasa daging, hingga jenis rasa tertentu.
Pemilihan pewarna yang tepat dan sesuai dengan karakteristik produk
sangatlah penting dalam merancang produk pangan yang menarik dan sesuai dengan harapan konsumen.
Saat ini, tidak saja cukup dengan visual yang menarik dan menggugah selera, produk pangan juga diharapkan dapat memberikan kontribusi pada kesehatan dan kebugaran konsumen. Untuk itu, pemilihan penggunaan ingridrien seperti pewarna alami perlu diperhatikan lebih jauh, untuk sekali lagi, dapat memenuhi permintaan pasar yang semakin selektif.
Meski memiliki klaim alami, penggunaan pewarna alami yang termasuk ke
dalam Bahan Tambahan Pangan (BTP) tidak dapat digunakan dengan bebas.
Penggunaan BTP termasuk pewarna
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 18 FOOD INFO | Lintas Pangan
FoodReview Indonesia In-Depth Seminar
alami tetap harus mengikuti regulasi yang berlaku di setiap negara, dalam hal
ini, Indonesia di bawah regulasi yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat
dan Makanan (BPOM).
Ketua Tim Standardisasi dan Pengkajian Bahan Tambahan Pangan, Bahan Penolong, Kemasan, Cemaran, dan Cara Ritel Pangan yang Baik, direktorat Standardisasi Pangan
Olahan, BPOM, Dra Deksa Presiana, Apt., M,Kes. menyampaikan bahwa
BTP adalah bahan yang ditambahkan
ke dalam pangan untuk memengaruhi
sifat atau bentuk pangan. Penggunaan
BTP memiliki beberapa tujuan seperti
1) untuk membentuk pangan seperti
pada gologan BTP pembentul gel asam
alginate, 2) memberikan warna seperti
BTP pewarna karmin yang dapat
memberikan warna merah/merah muda
pada susu, 3) meningkatkan kualitas
pangan seperti penggunaan sekuestran
pada kalsium dinatrium etilen diamin
tertra asetat untuk mentega sehingga
dapat lebih stabul dan kualitasnya
dapat terjaga, 4) memperbaiki tekstur
seperti penggunaan BTP ammonium
klorida pada adonan saat pembuatan roti, 5) meningkatkan cita rasa seperti
penggunaan penguat rasa pada pangan, 6) meningkatkan stabilitas seperti penggunaan lesitin pada minuman berbasis susu, serta 7) mengawetkan
pangan seperti penggunaan asam
benzoate pada kecap.
“BTP digunakan untuk dapat
meningkatkan mendukung teknologi di bidang pangan olahan yang terus
berkembang, sehingga produk pangan yang dihasilkan memiliki kualitas yang
lebih baik, daya tahan yang lebih lama, dan dapat memenuhi kebutuhan serta preferensi konsumen,” tutur Deksa
dalam FoodReview Indonesia In-Depth
Seminar – Natural Color: Solution and Opportunity for Food Industry yang
diselenggarakan oleh FoodReview
Indonesia pada 10 Juli 2023 lalu di IPB
International Convention Center, Bogor.
BTP pewarna alami
Berdasarkan peraturan BPOM No.
11 Tahun 2019 tentang BTP, BTP
pewarna adalah salah satu jenis dari
27 golongan BTP yang ada. Pewarna
adalah bahan tambahan pangan
berupa pewarna alami dan pewarna
sitetis yang ketika ditambahkan atau
dipalikasikan pada pangan mampu
memberi atau memperbaiki warna.
Pewarna alami adalah pewarna yang
dibuat melalui proses ekstraksi, isolasi atau derivatisasi (sintesis parsial)
dari tumbuhan, hewan, mineral atau
sumber alami lain, termasuk pewarna
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 19 FOOD INFO | Lintas Pangan
Dra Deksa Presiana, Apt., M,Kes. Direktorat Standardisasi Pangan Olahan, BPOM
identic alami. Beberapa pewarna
alami di antaranya adalah kurkumin
CI. No. 75300 (Curcumin) INS 100
(i), karamel I (Caramel I – plain) INS
150a. Meski diperbolehkan, tetap perlu
dipertimbangkan dasar pemilihan pewarna pada produk pangan.
“Pemilihan pewarna untuk produk pangan bergantung pada berbagai faktor yang berkaitan dengan keamanan, kestabilan, keahanan terhadap pengaruh
lingkungan, persyaratan hukum, dan preferensi produsen serta konsumen,”
imbuh Deksa. Lebih jauh mengenai
regulasi terkait BTP pewarna juga
dapat dilihat pada PP. 86 Tahun 2019
tentang Keamanan Pangan yang
mengamanahkan kepada BPOM untuk
menetapkan aturan terkait 27 golongan
BTP termasuk pewarna alami dan pewarna sintetis, mengatur jenis-jenis
BTP termasuk jenis BTP pewarna alami
dan sintetis, dan menetapkan jenis
bahan yang dilarang digunakan sebagai
BTP.
Selanjutnya, terdapat dalam
Peraturan BPOM No. 11 Tahun 2019
tentang BTP yang mengatur batas
maksimum penggunaan BTP termasuk
BTP pewarna pada kategori pangan
serta ketentuan izin penggunaan BTP
termasuk BTP pewarna selain yang telah
ditetapkan dalam peraturan. Regulasi
lainnya adalah KEPDIRJEN POM No.
00386/C/SK/II/90 yang mengatur zat
warna tertentu yang dinyatakan sebagai
bahan berbahaya. “Terdapat 15 jenis
BTP pewarna alami yang diizinkan
dalam PP 86 Tahun 2019 tentang
Keamanan Pangan, tentunya jumlah
ini akan terus berkembang sesuai
dengan perkembangan inovasi di bidang pewarna alami,” pungkas Deksa.
Potensi sumber pewarna
alami lokal
Indonesia memiliki potensi besar sebagai sumber pewarna alami yang
beragam. Keragaman flora dan fauna yang unik, menjadikan negara Indonesia
kaya dengan berbagai tumbuhan, buahbuahan, sayuran, dan ingridien alami
lainnya yang dapat digunakan sebagai pewarna dalam produk pangan. “Banyak sudah beberapa ingridien yang menjadi sumber pewarna alami, bahkan tidak
hanya menjadi pewarna tetapi juga
dapat memberi manfaat fungsional
bagi kesehatan,” ujar Guru Besar Ilmu
dan Teknologi Pangan, IPB Univeristy, Prof. Dr. C. Hanny Wijaya. Beberapa
contohnya adalah kunyit, secang, dan lain sebagainya.
“Beberapa jenis pewarna alami yang
sudah banyak dikembangkan dari
sumber lokal seperti warna biru dari
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 20
Prof. Dr. C. Hanny Wijaya, Guru Besar Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB Univeristy
bunga telang, warna merah dari rosella, buah merah, secang, angkak, buah naga dan cabai merah. Lalu ada warna hijau
dari daun suji dan daun pandan, warna kuning dari kunyit, warna ungu dari ubi ungu, bit ungu, dan anggur, warna hitam dari arang, warna cokelat dari
buah cokelat, serta warna oranye dari
wortel, karoten (CPO), bunga kenikir dan tomat,” imbuh Hanny. Meski demikian, kekayaan alam Indonesia masih sangat
besar untuk terus digali. Ada jambolana (Syzygium cuminii L.) dikenal dengan
beberapa nama seperti plum Jawa, plum hitam, jambolana, jamblang, dan lain sebagainya. Memiliki potensi sebagai pigmen antosianin. Selain itu, juga
memiliki aktivitas antioksidan yang
sepadan dengan aktivitas BHT. Selain
dari jenis tumbuhan, ingridien lokal lain yang juga berpotensi sebagai pewarna
berasal dari hasil laut seperti kelompok krustasea, hasil samping ikan, mikroalga, dan lain sebagainya. Beberapa pigmen
yang bisa didapatkan dari hasil laut
seperti karotenoid, klorofil, phycobilin.
“Kembali pada sumber pewarna
alami lokal, jangan lupakan masih
ada angkak, oncom, telur asin, picung, dan lainnya,” pungkas Hanny. Dengan
pemanfaatan potensi sumber daya alam
ini, Indonesia dapat berkontribusi pada pengembangan produk pangan yang
lebih alami, menyehatkan, dan menarik secara berkelanjutan.
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 22
Labelling Tech Beverage Tech Cosmetic Tech Logistic Tech Pharma Tech Bottling Tech Canning Tech Refrigeration & Cold Chain Tech Carton Box Tech Pharma Ingredients Quality Control Tech Medical Devices Packaging Automation Tech ALLPACK INDONESIA EXPO The 22nd International Exhibition on Processing, Packaging, Automation, Handling for Food & Beverage, Pharmaceutical and Cosmetic Held In Conjunction with The BEST Event for Processing & Packaging in ASIA region To Visit : bit.ly/VisitAllPackExpo2023 Contact us for any inquiries : info@kristamedia.com Scan Here for Online Registration 11 - 14 October 2023 Jakarta International Expo, Kemayoran - Indonesia
Tantangan penggunaan
pewarna alami
Salah satu tantangan utama penggunaan pewarna alami adalah stabilitas warna yang dihasilkan. Pewarna alami cenderung lebih rentan terhadap perubahan warna akibat faktor seperti paparan cahaya, panas, kelembapan, dan pH. Selain itu, pewarna alami juga dapat memiliki variasi dalam intensitas warna yang sulit diprediksi secara konsisten. “Menggunakan
pewarna alami bukanlah hal yang mudah, penggunaannya seringkali memberikan tantangan tersendiri.
Untuk itu, perlu eksplorasi yang lebih jauh mengenai pewarna alami secara intensif untuk memastikan profil sensori yang tepat dan stabilitas warna dapat tercapai,” kata Application Technologist, Kalsec Asia Pasific Pte Ltd, Chong Chian
Nee. Stabilitas dari pewarna alami dapat menjadi masalah jika pigmen atau formylasi produk yang digunakan salah.
Untuk itu, Kalsec mengembangkan produk untuk dapat menjaga stabilitas warna dengan teknologi Durabrite®
High Stability. “Kami memiliki beragam produk yang menggunakan teknologi Durabrite. Dalam aplikasinya, permintaan terbanyak biasanya untuk warna kuning, oranye, dan merah – yang mencakup pigmen seperti wortel kuning, beta karoten, annatto, paprika, bit, dan lain-lain. Kami juga menyediakan campuran berbagai pigmen untuk mencapai spektrum warna yang lengkap. Sebagai contoh, kami memiliki berbagai jenis pigmen yang dicampurkan untuk membentuk produk Vegetone. Dalam
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 24
Chong Chian Nee, Application Technologist, Kalsec Asia Pasific Pte Ltd,
satu pigmen tertentu, terdapat berbagai
formulasi Durabrite yang berbeda untuk
mengoptimalkan kinerja sesuai dengan
aplikasi khusus dan target stabilitas yang beragam,” imbuh Chian Nee.
Meski demikian, yang juga tidak kalah
pentingnya adalah melihat bagaimana
dampak penggunaan pewarna alami
dalam kesehatan dan kebugaran
konsumen. Dalam kesempatan yang
sama, Guru Besar Ilmu dan Teknologi
Pangan, IPB University, Prof. Dr. Nuri
Andarwulan menuturkan bahwa
pewarna atau pigmen alami memiliki
beberapa keterbatasan seperti
ketersediaan nilai gizi yang rendah, masalah satabilitas, dan dampak
kesehatan yang ringan. Sebagai contoh
bioavailabilitas antosianin telah
dilaporkan rendah, sekitar 1-12,4%
melalui sebuah studi bioavailabilitas
dengan manusia menggunakan versi
berlabel isotopikal dari antosianin
cyanidin-3-glukosida. “Penyerapan
antosianin dikenal utamanya terjadi
di lambung dan usus halus namun, di
samping itu mereka juga dapat mencapai usus besar dimana mereka mengalami katabolisme dan menghasilkan beberapa metabolit seperti asam fenolik, dan asam propionate,” tambah Nuri.
Untuk itu, perlu diingat bahwa
penggunaan pewarna alami dalam produk pangan tidak selalu berarti produk tersebut secara otomatis lebih menyehatkan. Meskipun beberapa pewarna alami memiliki potensi manfaat kesehatan seperti adanya senyawa antioksidan dalam tumbuhan, dampaknya pada kesehatan manusia perlu dipelajari secara lebih mendalam. Dalam beberapa kasus, pewarna alami juga dapat menimbulkan reaksi alergi pada individu yang rentan. Oleh karena itu, upaya untuk menjaga keseimbangan antara peningkatan nilai estetika dan kualitas sensori produk pangan dengan dampak kesehatan harus diperhatikan dengan cermat dalam penggunaan pewarna alami dalam industri pangan.
Fri-35
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 25
Prof. Dr. Nuri Andarwulan, Guru Besar Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB University
Fi Asia 2023: Exploring the World of Taste in Asia
Discover the Ultimate Tastemaker Experience at the Queen Sirikit National Convention Center
Bangkok, Thailand - The highly anticipated Fi Asia event is back, promising to ignite the taste buds and revolutionize the Asian food and beverage industry landscape. From September 20 to 22, 2023, the Queen Sirikit National Convention Center (QSNCC) in Bangkok will be transformed into a haven for food and beverage experts, industry professionals, and tastemakers from around the globe.Fi Asia is renowned for creating the world of taste in Asia, and this year’s edition is no exception. Packed with exciting features and cutting-edge innovations, the event aims to push the boundaries of industries, redefine industry standards, and inspire culinary excellence.
The three-day extravaganza will be a melting pot of knowledge and expertise, with international conferences and industry seminars at the forefront. Industry leaders and experts in the field will share their insights, discussing the latest trends, market dynamics, and breakthrough technologies driving the food and beverage industry forward. This year the event will be focused on the theme to build up the food and beverage supply chain to achieve food safety, food security, and sustainability. Attendees will have the opportunity to embark on an Innovation Tour, exploring the latest advancements in food technology and witnessing firsthand the future of the industry. The Innovation Zone will be a hub of
creativity, showcasing groundbreaking products and solutions that are shaping the industry’s landscape.
For those seeking a truly immersive sensory experience, the Sensory Box will tantalize the senses, allowing visitors to engage with innovative flavors and textures. Additionally, the Bi Theatre will provide a platform for beverage enthusiasts to learn about sustainable practices, alternative ingredients, and the exciting possibilities that lie ahead in the realm of beverage innovation. With three days dedicated to business matching and learning, Fi Asia presents a unique opportunity for networking and forging valuable partnerships. Over 600+ exhibitors from across the globe will showcase their products, services, and technological advancements, making it an essential event for industry professionals looking to stay ahead of the curve.
Fi Asia is expected to draw a crowd of more than 21,000+ attendees, including industry experts, and professionals. Fi Asia offers a one-of-a-kind experience that should not be missed.
Registration as a visitor is now open, and interested individuals can secure their spot by visiting website https://fia. imasia-passport.com/en/user/register. Don’t miss out on the opportunity to be part of the ultimate tastemaker experience and immerse yourself in the world of taste at Fi Asia 2023 in Bangkok, Thailand.
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 26
FOOD INFO | Lintas Pangan
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 27 PT Media Pangan Indonesia Toko Kulinologi 0811 1190 039 www.foodreview.co.id FOODREVIEW INDONESIA 2016 - 2021 COMPLETE COLLECTION
Peran Industri Pangan dalam Peningkatan
Neraca Perdagangan Indonesia
Industri pangan merupakan motor utama pertumbuhan industri
pengolahan nonmigas di Indonesia.
Pada triwulan pertama 2023 industri
pangan tumbuh 5,35% yang sejalan dengan
Produk Domestik Bruto (PDB) nasional
yakni 5,03%. Industri pangan memberikan nilai positif pada neraca perdagangan
yakni mencapai nilai 11,48 miliar dollar AS.
Industri pangan bahkan menjadi industri
yang paling menarik dengan menempati
posisi ketiga investasi dengan nilai sebesar
19,6 triliun rupiah yang mampu menyerap
5,7 juta tenaga kerja. Merespon hal
tersebut, pameran Food & Hotel Indonesia
2023 kembali hadir untuk memperluas
pasar dan meningkatkan daya saing
pelaku usaha utamanya di bidang pangan.
Pemeran FHI sukses dilaksanakan pada
25-28 Juli 2023 di seluruh hall Jakarta
International Expo (JIEXPO) dengan menarik lebih dari 36 ribu pengunjung.
Tidak hanya itu, pameran juga
diramaikan dengan lebih dari 750 perusahaan yang terdiri dari lebih
450 perusahaan lokal atau nasional dan lebih dari 300 perusahaan luar
negeri dari 31 negara/wilayah yang
bergerak di bidang industri perhotelan
(hospitality) dan pangan (F&B). Pameran yang dibuka secara resmi oleh Menteri
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dr. H.
Sandiaga Salahuddin Uno, BBA., MBA ini
menyebitkan bahwa FHI 2023 adalah
pameran industri F&B dan perhotelan
terbesar di Asia Tenggara yang paling
ditunggu oleh banyak pihak. “Kami
mengapresiasi semangat dari pelaku
industri yang turut meningkatkan roda
perekonomian dan melalui pameran ini,
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 28 FOOD INFO | Lintas Pangan
© Images by www.stockfood.com Conception: INSPIRE FOOD BUSINESS 08-11 NOVEMBER 2023 JIEXPO, KEMAYORAN SIAL, a subsidiary of Comexposium Group email : info@kristamedia.com More than 70,000 Trade Visitors from 50 Countries will visit Sial Interfood More than 1,500 Exhibitors from 30 Countries Join Sial Interfood More than 200,000 Invitations Sent Out More than 200 Advertisement on Magazine & Newspaper Demo & Seminar Programme Onsite See You
mengenalkan produk unggulan Indonesia
ke pelaku industri lain dan investor,” kata
Sandiaga dalam uparaca pembukaan FHI 2023 lalu.
Hal serupa juga disampaikan
oleh Direktur Jenderal Industri Agro
Kementerian Perindustrian, Ir. Putu Juli
Ardika, MA di mana, industri pangan
berkontribusi besar terhadap perdagangan
Indonesia. “Industri pangan ini multilayer effect, kebijakan pemerintah juga
dibuat untuk meningkatkan daya saing, memperluas akses pasar dan pengurangan hambatan ekspor. Sedangkan dukungan
pemerintah terhadap pameran berskala
internasional seperti FHI ini adalah upaya peningkatan ekspor dari sisi peminatan,” tutur Putu. Event Director FHI 2023, Juanita Soerakoesoemah menjelas bahwa
dalam rangka mendukung industri F&B dan perhotelan di Indonesia yang terus
bertumbuh, maka sangat tepat dengan
diadakannya kembali pameran FHI 2023 ini.
“Mulai tahun ini, secara resmi FHI akan menjadi ajang tahunan, yang sebelumnya hadir setiap dua tahun sekali kini akan menjadi setahun sekali. Tentunya, dengan perubahan ini akan memberikan akses
lebih untuk membuka potensi pelaku usaha di pasar global,” ungkap Juanita. Salah satu yang menjadi kunci sukses pameran FHI 2023 adalah banyaknya jalinan bisnis yang terjadi selama pameran berlangsung. Kurang lebih ada 450 business meetings dari berbagai usaha dalam industri perhotelan dan F&B yang ada. “FHI 2023 telah menghadirkan beragam acara pendukung yang digelar bersama mitra asosiasi maupun komunitas profesional di Industri. Dengan demikian, semua yang hadir di FHI 2023 berkesempatan lebih untuk belajar langsung dari para ahli sekaligus menjalin koneksi dengan para profesional,” pungkas Juanita. Fri-35
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 30
SIGN UP TO RECEIVE YOUR FREE MAGAZINE IN YOUR EMAIL EVERY MONTH
If you have a friend or colleague who would be interested in receiving Foodreview Indonesia, please feel free to share the latest issue, and our special digital subscription offer with them today.
YES, SIGN ME UP
Kaldu Bubuk untuk Menambah Cita Rasa MP-ASI
Dalam rangka membantu pemerintah untuk mempercepat penurunan angka stunting, Royco meluncurkan kampanye ‘Wisata Rasa’ di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Tujuan dari kampanye ini adalah untuk mendukung para ibu agar terus belajar, memperkaya diri dengan pengetahuan seputar makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI). Melalui kampanye ini, Direktur Nutrition Unilever Indonesia, Amarylis Esti Wijono berharap
malanutrisi di tengah keluarga Indonesia
terutama dalam periode MP-ASI bisa dicegah. Selain itu, dalam acara tersebut, hadir pula ibu selebritas, Nikita Willy yang mengungkap bahwa sebagai ibu baru penting untuk selalu belajar dan teredukasi dengan informasi terpercaya, terutama saat masa MP-ASI.
Pemberian MP-ASI terlihat mudah, namun faktanya tak sedikit orang tua mengeluh repot saat periode ini.
Menurut dr. Miza Dito Afrizal SpA, Dokter Spesialis Anak yang hadir dalam acara yang sama, keluhan yang
sering dialami para orang tua adalah anak menutup mulutnya dan tidak mau makan. Jika seperti ini, dr. Miza mengungkap ada cara yang bisa orang tua lakukan yakni menambahkan
bumbu-bumbu seperti bawang merah atau putih, garam, gula dan bumbu
lainnya pada masakan dengan takaran sesuai ajuran dan tidak berlebihan.
Supaya rasa MP-ASI bisa lebih lezat, dan anak lebih bersemangat lagi untuk menghabiskan makanan.
Pada acara ini, dibagikan buku resep yang berisi aneka menu MP-ASI sesuai
pedoman ‘Isi Piringku’ untuk membantu ibu membuat menu bergizi seimbang. Selain itu, Royco mengenalkan produk
baru yakni kaldu bubuk spesial dengan
kemasan berwana hijau yang diformulasi tanpa monosodium glutamat, rendah garam dan tanpa pengawet. Kaldu bubuk
ini bisa dipergunakan untuk menambah
cita rasa MP-ASI si kecil dan tersedia
dalam dua rasa yakni jamur dan ayam.
Fri-12
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 32
FOOD INFO | Lintas Pangan
Tantangan Penggunaan
Pewarna Alami untuk Produk Pangan
Kesadaran akan pentingnya pola konsumsi yang lebih menyehatkan
menjadi faktor kepedulian
konsumen saat memilih produk pangan.
Kini, banyak konsumen cenderung
membaca label pangan, mencari produk
dengan ingridien alami, rendah gula, garam, dan lemak serta memiliki
nilai-nilai pada aspek keberlanjutan.
Permintaan terhadap pangan yang
lebih menyehatkan tentu semakin
mendorong industri pangan untuk berinovasi dalam menyediakan produk yang dapat memenuhi ekspektasi
konsumen, salah satunya adalah produk dengan penggunaan pewarna alami. Pada produk pangan, warna memainkan peran yang krusial. Selain membuat
penampilan lebih menarik, warna
juga dapat menjadi indikator identitas suatu jenis produk tertentu. Kendati
demikian, penggunaan pewarna alami
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 34 ADVERTORIAL
dalam produk pangan juga bukan tanpa rintangan. “Bekerja dengan pewarna
alami bukanlah hal yang mudah.
Penggunaannya seringkali memberikan
tantangan seperti ketidakstabilan
warna,” ujar Application Technologist, Kalsec Asia Pacific Pte Ltd., Chong Chian
Nee dalam FoodReview Indonesia InDepth Seminar – Natural Color: Solution and Opportunity for Food Industry yang
diselenggarakan oleh FoodReview
Indonesia pada 10 Agustus 2023 di IPB
International Convention Center, Bogor.
Selain ketidakstabilan, tantangan
dalam penggunaan pewarna alami
lainnya adalah variabilitas warna yang
dapat terjadi karena faktor sumber
yang digunakan. Tidak hanya itu, pH, cahaya, dan oksidasi juga menjadi
faktor-faktor yang perlu diperhatikan
dalam mengaplikasikan pewarna
alami pada produk pangan. “Sifat
sensitif pewarna alami ini juga dapat
memengaruhi proses produksi dan formulasi produk pangan. Oleh karena itu, pengembangan dan implementasi pewarna alami dalam produk pangan memerlukan pendekatan yang cermat
dalam pemilihan, perlindungan, dan stabilisasi pewarna untuk memastikan kualitas dan daya tahan warna yang
diinginkan,” imbuhnya. Terkait dengan ketidakstabilan, Chong Chian Nee
menuturkan bahwa hal tersebut adalah yang paling banyak menjadi titik kesulitan terbesar industri pangan. Menanggapi hal tersebut, Kalsec memiliki teknologi Durabrite® yang dapat menciptakan solusi warna sangat stabil.
Teknologi Durabrite® menggunakan antioksidan dari sumber alami yang dipilih dengan cermat untuk memperpanjang umur molekul yang rentan terhadap oksidasi, yang membantu memperpanjang stabilitas serta mempertahankan daya tarik visual terutama pada aplikasi produk savory.
“Keahlian terkemuka kami dalam kedua aspek pewarna alami dan antioksidan memungkinkan kami untuk secara tepat mengkustomisasi antioksidan yang tepat untuk pigmen dan aplikasi pangan yang sesuai. Antioksidan memperlambat proses oksidasi, memungkinkan
warna tetap bertahan lebih lama dan menghindari rasa yang tidak enak akibat kebusukan. Kalsec memiliki berbagai
macam antioksidan dari sumber alami
seperti rosemary, teh, citrus, fermentasi gula, dan lain sebagainya,” pungkas
Chong Chiang Nee. Fri-35
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 35 ADVERTORIAL
Chong Chian Nee, Application Technologist Kalsec Asia Pacific Pte Ltd.,
Gourmet Syrup dari Bahan Alami untuk
Industri Horeka Indonesia
bahan air, gula tebu nonrafinasi, buah naga, jahe, kayu manis, kayu secang, kapulaga, kitosan, dan pektin. Putik mengungkap produknya kerap
digunakan sebagai campuran untuk
Sejak dahulu, rempah Indonesia
menarik perhatian dunia karena cita rasanya yang kuat dan khas.
Rasa kagum terhadap rempah Indonesia
membuat Anneke Putri Purwidyantari (Putik) berinisiatif untuk mengolah
kekayaan rasa dari rempah, rimpang, dan buah Nusantara tersebut menjadi sirup.
Sirup yang dinamakan MoonShine
ini berbahan baku alami dan banyak
digunakan oleh kalangan profesional di industri hotel, restoran dan kafe. Putik
mengungkap bahwa produk sirup dengan bahan alami dinilai memiliki pangsa pasar yang cukup menjanjikan. Putik mengategorikan produknya sebagai gourmet syrup, natural dan eksotik.
MoonShine terbuat dari 100% bahan
alami khas Nusantara seperti buah, rempah, dan rimpang. Perisa, pewarna dan pengawet yang digunakan juga
natural. Salah satu varian MoonShine
Apple Pie misalnya terbuat dari
campuran bahan berupa air, gula tebu nonrafinasi, apel, jahe, kayu manis, kapulaga, cengkeh, bintang anis, kitosan, dan pektin. Sementara MoonShine varian
Passionate Dragon terbuat dari campuran
membuat minuman seperti mocktail, cocktail, tea-based dan coffee-based yang banyak disajikan di hotel, restoran dan kafe di seluruh Indonesia.
Tantangan yang kerap dihadapi
Putik adalah kualitas bahan baku yang
kadang tidak sama. “Karena 100% kami menggunakan bahan alami, maka semua tergantung pada alam dan musim.
Terkadang tingkat kemanisan, tingkat
warna, kadar air berbeda-beda di setiap musim panen,” tutur Putik. Cara yang
Putik lakukan salah satunya adalah
bermitra dengan para petani lokal untuk menyuplai bahan baku dan melakukan
intervensi standar supaya bahan baku
seragam dan sesuai spesifikasi yang
ditetapkan agar menghasilkan produk berkualitas. Setelah produk sirup
berkembang, Putik kemudian merintis
produk lain berupa teh, teh tisane, dan campuran teh dengan memakai merek Ramupadu.
Berhasil menyandang juara 3 untuk
kategori produk antara dalam gelaran
Indonesia Food Innovation 2020
yang diselenggarakan Kementerian
Perindustrian, Putik berharap semakin
banyak ekplorasi rasa khas Nusantara
untuk tujuan produk pangan gourmet.
Fri-12
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 36 BISNIS RINTISAN
Pewarna nabati untuk
minuman hidrasi yang
menyehatkan
EXBERRY® Coloring Foods
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 37 GROWING COLORS
MENCIPTAKAN
MINUMAN HIDRASI YANG
MENYEHATKAN DENGAN
PEWARNA NABATI
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 38 ADVERTORIAL
Kategori minuman hidrasi yang
menyehatkan (healthy hydration) berkembang pesat. Studi terbaru menunjukkan bahwa 47% konsumen global saat ini mengonsumsi jus atau air fungsional setidaknya sekali seminggu.1 Salah satu cara agar merek dapat menonjolkan produknya di pasar yang kompetitif ini adalah dengan penggunaan warna yang cerdas.
Warna memainkan peran penting dalam daya tarik minuman hidrasi.
Warna dapat mengirimkan pesan bawah sadar seputar energi, ketenangan, atau kesehatan. Penelitian menunjukkan
bahwa warna hijau paling kuat diasosiasikan dengan kesehatan dan kebugaran, diikuti oleh merah, jingga, dan biru. Warna juga menciptakan
ekspektasi rasa dan dapat digunakan untuk menonjolkan rasa yang tidak
biasa dan eksotis yang disukai oleh
74% konsumen dan 50% konsumen mempertimbangkan lebih sehat.2
Selain itu, daya tarik visual dari warna memungkinkan minuman memberikan dampak yang kuat di media sosial.
Label bersih dan jelas (clean and clear labels) juga sama pentingnya. Konsumen
mencari pilihan minuman hidrasi yang lebih sehat, sehingga penting bahwa
ingridien yang digunakan sesuai dengan
keinginan akan unsur alaminya. Delapan
dari sepuluh konsumen Indonesia
menyukai warna yang terbuat dari
konsentrat jus buah, sayuran, atau
tanaman lainnya.3
1 FMCG Gurus ‘Non-Alcoholic Beverages – Global Report 2022’
2 FMCG Gurus ‘Soft Drink, Top Trends 2023’ (March 2023)
3 FMCG Gurus ‘Clean Labels & Naturalness – Indonesia’ (Q2 2021)
EXBERRY® Coloring Foods menawarkan solusi sempurna untuk minuman hidrasi. Tersedia ratusan warna menarik dari seluruh spektrum warna yang ada. Ingridien ini terbuat dari buah, sayuran, dan tanaman yang
diproses dengan metode fisik seperti pemotongan dan perebusan. Hal ini
semakin menguatkan klaim label bersih dan jelas bagi konsumen dalam produk minuman mereka. Semua tanaman yang digunakan adalah non-GMO dan dapat ditelusuri kembali ke sumbernya dalam
rantai pasokan kami yang terintegrasi secara vertikal, yang juga menjamin mutu dan ketersediaan sepanjang tahun.
Konsentrat EXBERRY® tersedia dalam bentuk cair, bubuk, dan organik. Sangat cocok untuk inovasi dan kesuksesan minuman hidrasi Anda.
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 39
AGENDA PANGAN
AGUSTUS
The 3rd Indonesia International Food & Beverages Processing, Packaging, Ingredients and Supply Chain Exhibition 2023
Jakarta, 23-25 Augustus 2023
SEPTEMBER
Bali Interfood Expo
Bali, 7-9 September 2023
Jakarta International Premium Product Fair 2023
Jakarta, 14-17 September 2023
Food Ingredients Asia 2023
Bangkok, 20-22 September 2023
OKTOBER
Celebes International Food & Hotel Expo 2023
Makassar 6-8 Oktober 2023
Allpack Indonesia 11-14 Oktober 2023
JIExpo Kemayoran Jakarta
Virtual Trade Expo Indonesia 18-22 Oktober 2023
www.tradexpoindonesia.com
NOVEMBER
SIAL Interfood
Jakarta, 8-11 November 2023
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 40
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 41 To advertise & be a webinar sponsor, contact us and book your 2023 schedule : Ms. Tissa Eritha - tissa@foodreview.co.id Mr. Andang Setiadi - andang@foodreview.co.id Sign Up to receive Digital Magazine and Seminar Information to Your Inbox https://bit.ly/FRIDIGITAL • Regular Seminar or Webinar • Custom Seminar or Webinar • In-house Training FOODREVIEW SEMINARS, WEBINARS, WORKSHOPS & TRAINING
Gabungan Produsen
Makanan Minuman Indonesia
Kick off Pendampingan Industri 4.0: Sektor Pangan
menopang pertumbuhan ekonomi
Indonesia. Hal ini dibuktikan dari kontribusi sektor pangan pada triwulan
I tahun 2023 sebesar 38,61% terhadap
Produk Domestik Bruto (PDB) industri pengolahan nonmigas dan 6,47% terhadap PDB nasional.
Berdasarkan Indeks Kepercayaan
Industri (IKI) yang dirilis oleh
Kemenperin, industri pangan termasuk sektor yang konsisten berada di tingkat ekspansi. Hal ini mencerminkan bahwa tingkat kepercayaan diri yang tinggi
Kementerian Perindustrian secara
konsisten melakukan upaya
dalam rangka implementasi
Roadmap Making Indonesia 4.0 yang
sejak tahun 2018 telah diluncurkan oleh
Presiden Joko Widodo. Ada 7 (tujuh)
sektor industri prioritas yakni pangan, otomotif, kimia, tekstil dan produk
tekstil, elektronika, dan alat kesehatan.
Sebagai sektor prioritas, ada beberapa
pengembangan upaya yang dilakukan
oleh industri pangan untuk menerapkan
transformasi digital peta jalan Making
Indonesia 4.0.
Dirjen Industri Agro Kementerian
Perindustrian RI (Kemenperin), Putu
Juli Ardika mengemukakan, selama
ini industri pangan berperan penting
dari para pelaku industri pangan dalam menjalankan usahanya di Indonesia.
“Peta jalan Making Indonesia 4.0 tidak hanya fokus pada aplikasi
teknologi, tetapi juga berorientasi pada pengembangan sumber daya manusia (SDM) serta riset dan pengembangan sektor industri,” tutur
Putu. Lebih lanjut, Putu menjelaskan
bahwa digitalisasi membawa efek
positif bagi sektor industri dalam upaya meningkatkan nilai ekspornya. Sebab, saat ini adanya penerapan regulasi yang
ditentukan di kawasan ekonomi seperti
Uni Eropa melalui EU Regulation on Deforestation, menuntut para pelaku industri di Indonesia seperti sektor
pangan agar dapat menunjukkan
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 42 ASOSIASI
Para pembicara dalam acara Kick Off Pendampingan Industri 4.0: Sektor Pangan
bukti sertifikasi dan verifikasi bahwa
produknya tidak berdampak pada deforestasi. Upaya digitalisasi ini telah dijalankan oleh pelaku industri
pengolahan susu di dalam negeri, mulai dari peternakan, tempat pengumpulan susu, hingga pada proses pengolahan.
Oleh karena itu, guna semakin
mendongkrak kinerja industri
pangan nasional, diperlukan kegiatan
pendampingan industri 4.0. Upayanya
bisa dimulai dari penyiapan SDM industri yang kompeten untuk
melakukan percepatan transformasi digital.
Putu optimistis, kegiatan
pendampingan ini mampu
mengakselerasi industri pangan untuk
menerapkan transformasi digital 4.0 secara tepat, akurat, aman dan terukur. “Kami mengapresiasi peran serta
kementerian/lembaga, tenaga ahli, dan perusahaan dalam mendukung
kegiatan pendampingan industri 4.0 ini,” imbuhnya. Merujuk data Sistem
Informasi Industri Nasional (SIINas)
Kemenperin, hingga saat ini sebanyak 114 perusahaan
pangan telah mengisi penilaian mandiri INDI 4.0 yang
merupakan indeks acuan untuk mengukur tingkat kesiapan industri untuk bertransformasi
menuju industri 4.0.
Ketua Umum Gabungan
Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia
(GAPMMI) Adhi S. Lukman
menyampaikan, kegiatan
pendampingan industri 4.0 ini menunjukkan keseriusan dalam upaya mendukung peningkatan daya saing, khususnya sektor pangan. “Kami apresiasi kegiatan ini bukan sekadar seremonial, ini keseriusan kita karena banyak tantangan ke depan, yang butuh penerapan teknologi digital,” tuturnya.
Menurut Adhi, pendampingan ini menjadi dasar dalam pengembangan SDM kompeten untuk dapat menerapkan industri 4.0. “Semoga dengan
penerapan digitalisasi ini semakin banyak perusahaan yang merasakan manfaatnya, termasuk sektor industri kecil dan menengah,” ungkapnya. Fri-27
Sekretariat GAPMMI
ITS Office Tower Lt. 8 Unit 16, Nifarro Park Jl. Raya Pasar Minggu KM. 18, Jakarta Selatan 12510
Telp/Fax. (021) 29517511; Mobile. 08119322626/27
Hp. 08156720614
Email: gapmmi@cbn.net.id
Website: www.gapmmi.id
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 43
Putu Juli Ardika, Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian RI
Adhi S. Lukman, Ketua Umum GAPMMI
From nature’s canvas to colorful temptations
Carel Soo Regional Marketing Manager (APAC) Oterra
From vibrant rainbow cakes to pop-culture inspired biscuits, the bakery aisles and cafes of today are bursting with an array of sweet bakery goods that come in captivating colors, shapes, and flavors. There is fierce competition among bakery manufacturers to unveil the next aweinspiring biscuits or cakes that will instantly grab consumers’ attention. In this digital era, achieving viral status
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 44 INGRIDIEN
is of utmost importance to brands, and the power of colors cannot be underestimated when it comes to delivering strong visual appeal. A colorful biscuit or cake has the potential to go viral purely because of its stunning hues, illustrating how colors can indeed wield significant influence on purchase decisions among consumers today.
Limited time offers drive demand for vivid hues
Limited time offers or LTOs are a strategic approach embraced by numerous brands across all food and beverage segments, including the evercreative bakery sector. This marketing tactic not only aims to capture consumers’ attention but also drive sales
their customers’ adoration for their core offerings but also generate a sense of exclusivity and heightened value. Global launch trends over the past decade in the packaged food industry reveal that 11% of all launches incorporated colors into their formulations. And, when it comes to limited time offers, an impressive 21% of launches feature vibrant hues. Very often, these launches feature unusual or sometimes ‘crazy’ flavors creating a need for food manufacturers to find the right color shades to match these offerings, further stimulating consumers’ desire to make a dash for these products.
Rising inflation is also turning consumers to spend less on eating out and opt for packaged food and drinks that they can enjoy in the comfort of their own home. According to a recent survey by FMCG Gurus, Indonesian consumers are turning to premium food and drink to compensate for reducing spending in the foodservice channel. Of these consumers, many have sought out premium treats in the retail channel as a form of compensation. In fact, they are most likely to say they have sought out more premium cakes and pastries, highlighting how comfort eating in a period of uncertainty will be common practice.
By introducing these time-limited products, brands not only reinforce
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 45
Natural colors for baked goods
The bakery segment in Indonesia is experiencing a significant shift towards natural ingredients, as the use of artificial colors in new product launches gradually declines. Recent data* indicates that the adoption of natural colors in bakery launches in has witnessed a strong CAGR of 14% from 2018 to 2022, further underscoring the prevailing trend towards incorporating natural ingredients.
A recent survey conducted by FMCG Gurus shows that nearly four out of five consumers in Indonesia express a strong inclination towards food and drink products that are composed of natural ingredients. This finding exemplifies the extent to which individuals are actively seeking to avoid artificial ingredients and prioritizing naturalness in their consumption choices. Interestingly, the report demonstrates that the appeal of natural claims extends beyond health-conscious product categories. Even in product segments inherently associated with indulgence, such as cakes and pastries, consumers perceive natural ingredients
as a vital factor in determining product quality and a better-for-you positioning.
“Whether you’re seeking a sweet pink, a vibrant blue, or a fresh green, there is a color within our diverse Oterra portfolio to perfectly complement your bakery creations. Our Fruitmax® range of oil-soluble colors, specifically designed for the bakery industry, offers exceptional versatility, adding visual appeal to various applications such as luscious cream fillings, delectable frostings, irresistible biscuit sandwiches and cakes. They also support cleanlabelling and do not have an E-number or INS number which is usually used to denote an additive ingredient, therefore
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 46
soluble colors are not only fast and easy to disperse in your application, they are also easy to blend into additional shades of green and purple.” adds Wong.
Government intervention
In response to growing concerns, food regulatory bodies worldwide have taken significant measures to limit the use of artificial food dyes in various food and beverage categories. Research from the Southampton University Study published in 2007, led to the EU passing legislation in 2010 making it mandatory for food and drinks to carry a warning label if they contained any of the identified six synthetic dyes including ponceau 4R and allura red. Within the Gulf Cooperation Council countries, all food containing artificial colors will have to carry the onpack warning statement “this material may be having a negative effect on activity and concentration in children”.
In June of this year, Indonesia BPOM also introduced a new regulation that imposes strict guidelines on the use of raw materials in processed foods. According to this regulation, only raw materials derived from plants and animals listed in the approved list can be utilized. This development brings great assurance to consumers, as they can trust that only ingredients from this list are permitted for use in the production of processed foods, including those used for coloring purposes. Consequently, food and beverage manufacturers now face a heightened responsibility to ensure that their product formulations
exclusively incorporate ingredients sourced from these approved raw materials. This regulation underscores the significance of adhering to these guidelines, reinforcing the importance of maintaining transparency, safety and quality in the food industry.
“At Oterra, our entire business is founded on the principle that ‘nature got it right’. Since our first food color launch in 1876, we’ve utilized the power of nature’s true colors and championed that natural is best.” says Carel Soo, Regional Marketing Manager, Oterra. So, whether you are looking to replace the artificial colors in your product formulation or create colorful, Instagram-worthy pastries, biscuits, cakes or breads for your next product launch, we can help.” continued Soo.
Sources:
Innova Market Insights
FMCG Gurus: Clean Label Trends in Indonesia July 2023
FMCG Gurus: Cost of Living and Price Sensitivity in Indonesia May 2023
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 47
The Emergence of the New Generation of Stevia
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 48 INGRIDIEN
By Thomas Oktavianus Product Manager PT Indesso Niagatama
The COVID-19 Pandemic has undoubtedly had a profound impact on human behavior and priorities. As people worldwide have become more conscious of their health and well-being, there has been a significant shift in the way individuals approach their lifestyles and dietary choices.
The main reason for reducing sugar consumption is the growing concern about the adverse effects of excessive sugar intake on health. Consuming too much sugar has been linked to numerous health issues, including obesity, diabetes, heart disease and dental problems.
Based on the data from International Diabetes Federation (IDF), the diabetics in Indonesia reached around 41,800
people in 2022, this figure confirmed Indonesia ranked 1st in the ASEAN and ranked 34 out of 204 countries for the most diabetics’ people.
One of the ways to address the issue of diabetes is by implementing a sugar tax by the Indonesian Government. The Sugar Tax is rumored to be imposed in 2024 with the initial target being carbonated drink dan ready-to-drink beverages with the possible exemption on beverage with natural sweetener like stevia.
As people strive for healthier lifestyles, they are actively seeking ways to reduce their sugar intake without compromising on taste. In recent years, stevia has emerged as a natural and zero-calorie sweetener, gaining significant popularity in the food industry. Derived from the leaves of the Stevia rebaudiana plant, stevia offers a sweet taste without the detrimental effects of sugar, making it an attractive choice for health-conscious individuals. Stevia is known to be up to 200 – 300 times sweeter than regular sugar, which means that only a small amount is needed to achieve the desired level of sweetness. This attribute allows individuals to enjoy sweet flavors without the guilt or fear of excess calorie intake.
New Generation of Stevia
People have been familiar with the so-called the first generation of stevia, the Steviol Glycosides 95 and Stevia Reb A. As the demand for better profile of stevia, PureCircle have been
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 49
doing extensive research and finally come through the breakthrough of 3rd generation of stevia, The Reb M. Reb M is one of the molecules found in stevia leaves like Reb A and other steviol glycosides. It occurs in a minimal concentration of only 1 % but in terms of taste, it closely resembles sugar and does not have a lingering after taste. Due to its mere 1 % concentration, it took several years to develop the technology
• Fermented sugarcane Reb M is made through a patented fermenting process, starting with sugarcane and converting it into a zero-calorie sweetener. The result is an ingredient with dependable supply and scale and no bitter aftertaste. Brands of all sizes and price points can access our best tasting solutions.
to produce a substantial amount of Reb M, and PureCircle has been a pioneer in this endeavor.
PureCircle’s Reb M stevia sweeteners are revolutionary in performance and enable zero added sugar formulations with zero compromise. PureCircle is the only stevia producer to offer Reb M from three major production technologies: extract, bioconversion and fermentation.
• The StarleafTM Agronomy program allows PureCircle to extract more Reb M directly from our proprietary stevia varietals than conventional stevia plants.
• PureCircle’s leaf-led bioconversion method mimics the plants’ natural process, delivering superior cost efficiency with minimal processing. Converting Reb A leaf extract into Reb M, resulting in a non-GMO verified ingredient.
Key Takeaway: Stevia’s rise to prominence as a natural, zero-calorie sweetener highlights the growing demand for healthier alternatives to sugar. With its numerous health benefits and versatility, stevia offers an attractive solution for individuals striving to reduce their sugar intake while still enjoying the sweet flavors they love. The emergence of stevia Reb M undoubtedly presents an opportunity for a massive sugar reduction in sugar that has never been achieved before, while still preserving the same taste. As the food industry continues to embrace stevia, Indesso, as the distributor of PureCircle in Indonesia can help the product development process with the tools, technical expertise, sensory experience and consumer insight.
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 50
Resistensi Antimikroba & Keamanan Pangan
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 52 KEAMANAN DAN MUTU
Resistensi antimikroba
(Antimicrobial Resistance, AMR) saat ini sudah menjadi ancaman global yang semakin mengkhawatirkan di banyak sektor terutama pada
kesehatan manusia dan hewan karena berimplikasi pada keamanan pangan, ketahanan pangan, serta kesejahteraan
rumah tangga petani dan peternak.
Resistensi antimikroba adalah
kemampuan mikroba untuk bertahan
hidup terhadap efek antimikroba
atau antibiotik sehingga tidak efektif
dalam penggunaan klinis. “Antimikroba
awalnya menjadi teman manusia
untuk melawan berbagai jenis mikroba pathogen yang mengganggu kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan. Namun seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penggunaan antimikroba baik di bidang medis, pertanian, maupun peternakan yang
tidak terkontrol justru menjadi lawan
bagi manusia terutama jika dikaitkan
dengan keamanan pangan,” ujar Direktur
Standardisasi Pangan Olahan, Direktorat
Standardisasi Pangan Olahan, BPOM, Anisyah dalam Webinar “Menilik Bahaya
Resistensi Antimikroba: Dari Peternakan
Hingga Dapur” yang diselenggarakan oleh SIG Laboratory beberapa waktu lalu.
Berdasarkan data FAO pada tahun
2021 diperkirakan 700 ribu orang
meninggal setiap tahunnya akibat
infeksi resistensi antimikroba. “Apabila
tidak segera dilakukan aksi nyata, akan terjadi peningkatan kumulatif
kasus AMR sehingga menyebabkan
kerugian lebih dari 3,4 triliun PDB
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 53
tahunan dunia dalam sepuluh tahun ke depan,” imbuh Anisyah. Kasus AMR
pada manusia bukan hanya disebabkan karena penggunaan antibiotik pada pengobatan yang berlebihan dan tidak sesuai. Namun juga bisa bersumber dari produk pangan asal hewan ternak. Beberapa faktor terjadinya AMR
pada hewan ternak antara lain: 1) penggunaan antimikroba berlebihan sebagai antibiotik pada ternak, 2) penyalahgunaan antimikroba sebagai stimulan pertumbuhan fisik ternak, 3) pengendalian penyakit menular pada ternak yang tidak memadai, 4) sanitasi lingkungan yang buruk di lingkungan peternakan, 5) keterbatasan kemampuan deteksi dini AMR, dan 6) keterbatasan surveilans AMR dan Antimocrobial Use (AMU). Oleh karena itu perlu adanya penanganan AMR
secara serius dengan pendekatan lintas sektoral melalui “one health” yang mempertimbangkan hewan ternak, manusia, dan lingkungan secara bersamaan.
Aksi pengendalian resistensi antimikroba sudah dimulai oleh WHO di mana pada Mei 2015 melalui sebuah World Health Assembly mengadopsi aksi nyata global pada resistensi antimikroba.
Rencana aksi ini menggarisbawahi
perlunya pendekatan “one health” yang efektif antarsektor internasional termasuk kesehatan manusia dan hewan, pertanian, keuangan, lingkungan, dan konsumen. Aksi global pengendalian
AMR juga disambut oleh Codex
Alimentarius Comission (CAC) yang merupakan sebuah badan dibawah
FAO yang bertugas untuk menetapkan standar keamanan pangan dunia.
CAC membentuk First Task Force on Antimicrobial Resistance pada tahun 2006 untuk mengembangkan pedoman ilmiah dengan tujuan mengkaji dan mengendalikan resiko kesehatan akibat resistensi antimikroba. Kemudian second task force on antimicrobial dibentuk untuk mengembangkan pedoman ilmiah terkait pengendalian resistensi antimikroba sepanjang rantai pangan.
Penanganan AMR di Indonesia
Di Indonesia, pengaturan penanganan
AMR juga dilalukan dengan pendekatan “one health” yang melibatkan
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 54
Kementerian Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Pertanian, Kementrian
Kelautan dan Perikanan, Kementrian
Kesehatan, Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional, serta Badan
Pengawas Obat dan Makanan. Berbagai
pemangku kepentingan kemananan
pangan ini telah menerbitkan berbagai
regulasi terkait pengendalian AMR di bidang pangan. Salah satu dari regulasi
tersebut yaitu Peraturan Menko PMK
No 7 Tahun 2021 tentang Rencana
Aksi Nasional 2024 – 2027 terkait
Pengendalian Resistensi Antimikroba.
Pengendalian AMR pada bahan baku
Pangan Segar Asal Hewan (PSAH),
Pangan Segar Asal Ikan (PSAI), dan
Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT)
sudah dilakukan oleh kementerian atau
lembaga yang berwenang di bidang
pangan segar. Namun diduga masih ada
residu antibiotik yang tahan terhadap
proses pengolahan. Sebagai antisipasi
BPOM saat ini sedang menyusun
menerbitkan pedoman untuk mitigasi
resiko. Rancangan Pedoman Mitigasi
Risiko memiliki tujuan umum untuk
meminimalkan keberadaan residu
antibiotik dan mikroba resisten terhadap
antibiotik pada pangan olahan. Adapun
lingkup dari pedoman ini meliputi
mitigasi risiko untuk mengurangi residu
antibiotik pada pangan olahan serta
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 55
mitigasi risiko penyakit bawaan pangan akibat terpaparnya mikroba resisten antibiotik.
Salah satu sub judul dalam
rancangan pedoman mitigasi ini adalah
penggunaan bahan tambahan pangan
seperti nisin dan natamisin yang sering
digunakan pada kategori pangan keju
dan analog keju. Nisin dan miasin masih
dalam proses pengakjian oleh JECFA
terkait dugaan potensi pemicu resistensi antimikroba. Penggunaan bahan
tambahan pangan tersebut perlu cermat
supaya tidak melebihi batas maksimum
yang telah ditetapkan Peraturan BPOM
nomor 11 tahun 2019 tentang Bahan
Tambahan Pangan.
Resistensi Antimikroba Indonesia
Kejadian resistensi Antimikroba
(AMR) di seluruh dunia tidak bisa
dianggap sepele. Pada tahun 2019
jumlah kematian akibat AMR di seluruh
dunia mencapai 4,95 juta jiwa. Adapun
1,27 juta jiwa kematian disebabkan
langsung oleh AMR. Kematian akibat
AMR lebih tinggi dibandingkan kematian yang disebabkan oleh HIV/AIDS serta malaria. Begitu juga di Indonesia yang cukup mengkhawatirkan. Jumlah
kematian akibat E. coli di Indonesia
kurang dari 25 per 100 ribu populasi.
Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat, Narkotika,
Psikotropika dan Prekursor Kedeputian
Bidang Pengawasan Obat dan NAPZA
Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia, Ferry Tri Aryati
menyampaikan bahwa Indonesia
memiliki tingkat resistensi E. coli
penghasil ESBL tertinggi sebesar 71%
dibandingkan negara Asia Pasifik lainnya yaitu 47%.
Pengujian isolat bakteri E. coli dari
sampel feses sekum ayam broiler di Jabodetabek dan Bandung tahun 2019
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 56
menunjukan 79% resisten trimetopirm, 84% resisten siprofloxacin, dan 92% resisten ampicilin. Sama halnya dengan
pengujian ikan air tawar yang juga
menunjukan resistensi antimikroba.
Pengujian ikan air tawar tahun 2016 –2019 terhadap isolat bakteri Aeromonas
hydrophilia menunjukan peningkatan
resistensi oksitetrasiklin dari 5% ke
50% serta tetrasiklin dari 15% menjadi
38,7%.
“Kami ingin menekankan bahwa
kerja sama lintas sektor merupakan
kunci keberhasilan dalam upaya
pengendalian resistensi anti mikroba.
Badan POM sesuai dengan tugas
pokokndan fungsinya berkomitmen
untuk mendukung pelaksanaan
pengendalian resistensi antimikroba
dengan pendekatan one health,” katanya.
Ke depan, pengendalian resistensi
antimikroba ini dapat dilakukan dengan
koordinasi keterbukaan informasi antar
lembaga kementerian dan lembaga
serta perluasan cakupan kolaborasi
pengawasan bersama kementerian dan lembaga lainnya. Tidak lupa, pengoptimalan advokasi dalam
meningkatkan keterlibatan organisasi pelaku usaha dan profesi dalam Rencana Aksi Nasional Pengendalian Resistensi Antimikroba.
Dalam kesempatan yang sama, CEO Resistomap, Windi Muziasari
menyampaikan bahwa ada dua cara
bakteri resisten dengan antibiotik yaitu menghentikan antibiotik
mencapai targetnya walaupun dengan
konsentrasi cukup serta memodifikasi target dari antibiotik. Ekologi dari pertanian hingga meja makan untuk menunjukan resistensi antimikroba membutuhkan kerja bersama. Program penelitian multidisiplin diperlukan
untuk menginvestigasi epidemiologi dan ekologi AMR pada produk pangan dari hewan dan lingkungan pertanian. Riset ini juga diperlukan untuk menyediakan bukti ilmiah dan data dengan kualitas tinggi yang akan memberikan informasi pada pengambil keputusan, komunitas ilmiah, dan pemangku kepentingan lain tentang konsekuensi AMR pada rantai pangan hubungannya dengan kesehatan dan kesejahteraan hewan, keamanan pangan, serta aspek ekonomi. Data dari penelitian diperlukan untuk pengujian risiko dan sebagai penunjang untuk memprediksi mengambil keputusan kebijakan. Fri-31
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 57
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 58 REGULASI
Regulasi Pewarna Pangan
di Indonesia
Penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) pada pangan olahan di abad ke-21 ini memiliki peranan yang sangat penting, terutama terkait dengan rantai pasok global.
Salah satu golongan BTP yang banyak digunakan dalam industri pangan olahan adalah pewarna pangan. Hal ini dikarenakan warna merupakan salah satu faktor yang
mendukung persepsi penerimaan dan ekspektasi konsumen dalam mengonsumsi produk pangan. Banyak produk pangan seperti konfeksioneri, produk bakeri, desserts, makanan ringan, dan minuman ringan yang menggunakan pewarna agar lebih menarik bagi konsumen.
Penggunaan pewarna oleh produsen pangan bertujuan untuk membuat penampilan pangan menjadi lebih menarik, serta menyeragamkan dan mempertajam warna pangan.
Penggunaan pewarna tidak bertujuan untuk menyembunyikan penggunaan bahan yang tidak memenuhi
persyaratan, menyembunyikan cara kerja yang bertentangan dengan cara produksi pangan yang baik untuk pangan, dan/atau menyembunyikan kerusakan pangan.
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 59
Oleh Tiara Rahmania Yunisa Direktorat Standardisasi Pangan Olahan – BPOM RI
Pewarna yang diizinkan
untuk digunakan dalam pangan
dikelompokkan menjadi dua golongan
yaitu pewarna alami dan pewarna
sintetis sebagaimana diatur dalam
Peraturan Pemerintah No. 86 Tahun
2019 tentang Keamanan Pangan. Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
sebagai lembaga yang berwenang
mengatur terkait penggunaan BTP, telah
mengatur batas maksimal tiap jenis
pewarna pada masing-masing kategori
pangan sebagaimana tertuang dalam
Peraturan BPOM No. 11 Tahun 2019
tentang Bahan Tambahan Pangan.
Kesadaran konsumen terhadap
kesehatan dan tren gaya hidup
sehat saat ini membuat konsumen
cenderung lebih memilih pangan
yang menggunakan bahan-bahan
alami dan menghindari pangan yang
mengandung bahan kimia atau sintetis, termasuk dalam penggunaan pewarna.
Pewarna alami dipandang lebih aman
karena berasal dari bahan-bahan alam, sedangkan pewarna sintetis sering
dikaitkan dengan efek negatif bagi
kesehatan karena berasal dari sintesis
bahan-bahan kimia.
Pewarna pangan alami
Pewarna alami adalah pewarna yang
dibuat melalui proses ekstraksi, isolasi, atau derivatisasi (sintesis parsial)
dari tumbuhan, hewan, mineral atau
sumber alami lain, termasuk pewarna
identik alami. Beberapa zat pewarna
alami yang terdapat di sekitar misalnya
klorofil yang terdapat pada daun-daun
berwarna hijau atau karotenoid yang
terdapat pada wortel dan sayuran lain yang berwarna oranye-merah. Pewarna alami bersifat tidak stabil terhadap
panas dan cahaya, tidak tahan lama, dan intensitas warnanya tidak terlalu kuat. Beberapa jenis pewarna alami yang sudah diizinkan penggunaannya
berdasarkan Peraturan BPOM No 11
Tahun 2019 antara lain Merah Bit (INS 162), Antosianin (INS 163), Kurkumin
CI. No. 75300 (INS 100(i)), dan Betakaroten CI. No. 75130 (160a(ii)).
Berbeda dengan preferensi konsumen
yang saat ini cenderung lebih menyukai
pewarna alami, penggunaan pewarna
sintetis lebih digemari oleh industri pangan, karena memiliki konsistensi
kenampakan, ketahanan warna, dan
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 60
stabilitas yang lebih baik dibandingkan
pewarna alami. Pewarna sintetis
diperoleh melalui sintesis kimia
buatan yang mengandalkan
bahan-bahan kimia, atau dari bahan yang
mengandung pewarna
alami melalui
ekstraksi secara
kimiawi.
Beberapa
jenis pewarna
alami yang
sudah diizinkan
penggunaannya
berdasarkan
Peraturan BPOM No
11 Tahun 2019 antara
lain Tartrazin CI. No. 19140 (INS 102), Kuning FCF CI. No. 15985 (INS 110), dan Cokelat HT CI. No. 20285 (INS 155).
Pengawasan
pewarna pangan
Untuk mengantisipasi
penyalahgunaan BTP dan
memastikan keamanan BTP, serta sebagai acuan dalam
pengawasan produk pangan
beredar, BPOM menetapkan
batas maksimal penggunaan
untuk masing-masing
BTP, termasuk pewarna
sebagaimana tertuang dalam
Peraturan BPOM No 11
Tahun 2019 tentang Bahan
Tambahan Pangan. Pewarna yang telah
diizinkan sebagai BTP oleh BPOM harus
memenuhi aspek keamanan dan mutu
serta aspek fungsi teknologi, sehingga
pewarna yang telah diizinkan tersebut
sudah dinyatakan aman dan tidak
menimbulkan risiko gangguan kesehatan
apabila digunakan dengan kadar tidak
melebihi batas maksimal yang telah
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 61
diatur dalam regulasi BPOM.
Untuk menetapkan batas maksimal
BTP, BPOM mengacu pada kajian
keamanan dari Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA).
JECFA sebagai gabungan tim ahli di bawah WHO dan FAO telah menetapkan
nilai asupan harian yang dapat diterima
(Acceptable Daily Intake/ADI) untuk
masing-masing BTP berdasarkan kajian
risiko keamanannya. Selanjutnya dengan
mengacu nilai ADI yang telah ditetapkan
JECFA, BPOM melakukan kajian
paparan berdasarkan data pre dan post market serta angka konsumsi pangan
masyarakat Indonesia. Selain itu, untuk menetapkan batas maksimal suatu BTP, BPOM juga mengacu pada Codex General
Standard for Food Additives (Codex GSFA), regulasi negara lain seperti
Amerika Serikat, Uni Eropa, Australia, dan regional ASEAN, serta rekomendasi
dari tim pakar.
Apabila industri pangan akan
menggunakan jenis pewarna yang
belum diizinkan dalam regulasi BPOM, maka harus mengajukan permohonan
izin penggunaan terlebih dahulu ke
BPOM disertai kelengkapan data untuk
mendapatkan persetujuan tertulis dari
Kepala Badan. Terhadap permohonan
izin penggunaan tersebut, BPOM akan
melakukan kajian keamanan, temasuk
kajian paparan dan fungsi teknologi, untuk memastikan pewarna tersebut
aman dan berfungsi secara teknologi pada produk pangan dalam batas
maksimal tertentu yang ditetapkan.
Untuk menjamin keamanan sediaan
BTP yang digunakan pada pangan
olahan, BTP yang diproduksi, diedarkan, dan dimasukkan ke dalam wilayah
Indonesia, wajib memiliki izin edar dari Kepala BPOM. BTP juga harus memenuhi spesifikasi BTP sebagaimana tercantum
dalam Kodeks Makanan Indonesia (KMI)
untuk memastikan bahwa BTP tersebut food grade.
Namun sayanganya, hingga saat
ini masih ditemui penyalahgunaan bahan berbahaya yang dilarang dan tidak diizinkan digunakan sebagai
pewarna pada pangan, seperti
Rhodamin B dan kuning metanil yang
sebenarnya merupakan pewarna
tekstil. Rhodamin B dan kuning metanil dapat menyebabkan iritasi mata,
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 62
kerusakan hati, tumor, hingga kanker
jika terakumulasi di dalam tubuh.
Makanan yang mengandung pewarna
yang dilarang tersebut umumnya
ditandai dengan warna yang mencolok, corak yang tidak merata, dan rasa pahit.
Masyarakat selaku konsumen harus
selalu mewaspadai pangan yang mereka
konsumsi agar terhindar dari bahanbahan yang dilarang yang berbahaya
bagi kesehatan.
Dalam rangka mengakomodir inovasi
dari akademisi, peneliti, dan industri
pangan serta sebagai upaya eradikasi
penyalahgunaan bahan berbahaya, BPOM melakukan standardisasi melalui
kajian keamanan dan mutu untuk
menetapkan produk inovasi dari bahan
alam sebagai BTP baru. Kajian keamanan perlu dilakukan untuk memastikan
bahwa bahan tersebut food grade serta
tidak bersifat karsinogen atau toksik, sehingga aman untuk digunakan sebagai
BTP. Hingga tahun 2023, BPOM telah
menstandardisasi 2 (dua) bahan alam
sebagai pewarna yaitu Pewarna Alami
Ekstrak Daun Pandan dan Pewarna
Alami Ekstrak Bunga Telang.
Label pewarna produk
pangan olahan
BPOM telah mengatur pelabelan
pewarna dalam Peraturan BPOM Nomor
31 Tahun 2018 tentang Label Pangan
Olahan dan Peraturan BPOM Nomor 20
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 63
Tahun 2021 tentang Perubahan atas
Peraturan BPOM Nomor 31 Tahun 2018
tentang Label Pangan Olahan. Dalam
label pangan olahan, pewarna wajib
dicantumkan pada komposisi pangan
dengan mencantumkan nama golongan
BTP dan nama jenis pewarna disertai
nomor indeksnya. Contohnya apabila suatu produk pangan mengandung
pewarna sintetik Tartrazin, maka pada
komposisinya dicantumkan sebagai
Pewarna Sintetik Tartrazin CI. No.
19140. Untuk memastikan pangan yang dikonsumsi aman, bermutu, dan bergizi, konsumen dianjurkan untuk selalu
melakukan Cek KLIK sebelum membeli
pangan, yaitu Cek Kemasan, Label, Izin
Edar, dan Kedaluwarsa.
BPOM secara terus-menerus
melakukan monitoring dan pengawasan pre dan post-market terhadap sarana dan produk yang beredar, termasuk inspeksi
implementasi Cara Produksi Pangan
Olahan yang Baik (CPPOB) di sarana produksi serta pelaksanaan sampling dan pengujian produk di peredaran untuk melindungi kesehatan masyarakat dan menjamin produk pangan beredar di Indonesia aman dikonsumsi. BPOM juga berkomitmen untuk terus mendukung inovasi di bidang pangan olahan, termasuk pengembangan regulasi dan ketentuan terkait pewarna melalui sinergisme dengan akademisi, peneliti, dan industri pangan.
Referensi:
Peraturan BPOM No 11 Tahun 2019 tentang Bahan
Tambahan Pangan
Peraturan BPOM Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label
Pangan Olahan
Peraturan BPOM Nomor 20 Tahun 2021 tentang
Perubahan Atas Peraturan BPOM Nomor 31 Tahun
2018 tentang Label Pangan Olahan
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 64
MINI DIREKTORI
PT REL-ION STERILIZATION SERVICES
Eliminasi Bakteri Patogen, Sterilisasi, Polimerisasi
021-88363728, 021-8836 3729
021-88321246
yayuk@rel-ion.co.id
www.rel-ion.com
PT INDESSO NIAGATAMA & PT INDESSO CULINAROMA INTERNASIONAL
Snack Seasonings, Savory Ingredients, Aroma Chemicals, Essential Oils & Food Ingredients
021 386 3974
021 385 0538
contact@indesso.com
www.indesso.com
PT. Mitra Kualitas Abadi (Catalyst Consulting) Training, Consulting, Assesment/audit, Mystery Shopping Provider
089-9999-7867
info@catalystconsulting.id www.catalystconsulting.id Catalyst Consulting consulting.catalyst
Ottera
Oterra is the largest provider of naturally sourced colors worldwide
65-6631 9294
sgcaso@chr-hansen.com
https://oterra.com
Toll Manufacturing (Beverages)
031-3981571
sku@sakatama.com
www.sakatama.com
GNT Group B.V.
EXBERRY® is the leading brand of Coloring Foods for the food and beverage industry. Coloring Foods are made from fruits, vegetables, and edible plants using a physical manufacturing process processed with water.
+65 6659 4180
info-singapore@gnt-group.com
www.exberry.com
PT
At KH Roberts, we leverage our deep expertise in flavour science and strong understanding of consumers’ needs to craft future flavours that deliver delight to consumers around the world.
021 87900778 / 021 89700723
info.id@kh-roberts.com
www.kh-roberts.com
https://www.linkedin.com/company/kh-roberts/
IBA
The World's Leading Trade Fair for the Baking and Confectionery Industry
+49 89 189 149 0
contact@ghm.de
https://www.iba-tradefair.com/en/
Trade Exhibition Indonesia’s leading comprehensive hospitality, food & beverage international trade exhibition Hospitality, Food & Beverage
+ 62 21 2525 320 +6282113713099
foodhotelindonesia@informa.com
www.foodhotelindonesia.com
@foodhotelindonesia_fhi
Food & Hotel Indonesia
Food & Hotel Indonesia
Food & Hospitality Series_ID
PT. Brenntag
We are your food and nutrition partner for innovative and sustainable solutions
Graha Pratama Building, 17th Floor, Jl. M.T. Haryono Kav. 15 12810 Jakarta Selatan Indonesia brenntag.com
BENEO Asia Pacific Pte. Ltd.
Food Ingredients
BENEO offers functional ingredients from natural sources. It helps improve a product’s nutritional and technological characteristics and actively supports customers in the development of more balanced andhealthy food products.
+65-6778-8300
contact@beneo.com
www.beneo.com
Want to see Your Company in this section? Send us an email :
tissa@foodreview.co.id
andang@foodreview.co.id
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 8 / AGUSTUS 2023 66
KH ROBERTS INDONESIA
PT. Sarana Karya Utama
Bakery Technology
Pesatnya perkembangan teknologi memiliki dampak yang revolusioner terhadap industri bakeri. Mesin-mesin otomatis, inovasi dan eksplorasi ingridien fungsional berperan besar dalam menciptakan efisiensi produksi yang tinggi dan produk-produk dengan mutu dan kualitas yang baik.
Untuk itu, FoodReview Indonesia edisi mendatang akan menyajikan beberapa informasi mengenai teknologi bakeri yang menjadi kunci bagaimana proses pembuatan produk bakeri menjadi semakin visioner dan inovatif. Tidak lupa, aspek kesehatan dengan produk-produk yang lebih menyehatkan juga akan menjadi salah satu topik yang akan diulas. Semoga pembahasan ini juga dapat menjadi inspirasi untuk dapat terus meningkatkan daya saing industri dan produk pangan di Indonesia.
Pemasangan iklan, pengiriman tulisan atau berita seputar teknologi dan industri pangan, silakan hubungi:
FOODREVIEW INDONESIA
telepon (0251) 8372333 | +62 811 1190 039
email: redaksi@foodreview.co.id & marketing@foodreview.co.id
Cantumkan nama lengkap, alamat, email dan nomor telepon Anda.
Edisi Mendatang |Vol. XVIII | Edisi 9, September 2023
or
interested in receiving FoodReview Indonesia, please feel free to share the latest issue, and our special digital subscription offer with them today. SIGN UP TODAY TO RECEIVE YOUR FREE SUBSCRIPTION SIGN UP https://bit.ly/FRIDIGITAL We hope you enjoyed the issue!
If you have a friend
colleague who would be