1 minute read

Budaya Patriarki dalam

Masyarakat Indonesia

Penulis : Nabilla (2021) Designer : Aliyah Mutiara (2022), Astari Arfiana (2020) judul “Pengantar Gender dan ya Rokhmansyah (2013), berasal dari kata patriarkat. ang menempatkan peran lakiuasa tunggal, sentral, dan ementara itu, perempuan p lemah, inferior, dan harus ehendak laki-laki. Sistem mendominasi kebudayaan babkan adanya kesenjangan n gender yang memengaruhi ai aspek kegiatan manusia

Advertisement

Perempuan seringkali tidak sama dengan laki-laki dalam berbagai hal, seperti hak atas pendidikan, pekerjaan, dan hak untuk membuat keputusan dalam hidup mereka sendiri. Hal ini menyebabkan perempuan diletakkan pada posisi subordinat atau inferior.

Praktik budaya patriarki masih berlangsung hingga saat ini, di tengah berbagai gerakan feminis dan aktivis perempuan yang gencar menyuarakan serta menegakkan hak perempuan. Budaya patriarki juga hadir di Indonesia, seperti halnya di negara-negara lain di dunia. Meskipun Indonesia merupakan negara yang majemuk dengan beragam etnis, budaya, dan agama, namun budaya patriarki masih sangat kuat di dalam masyarakatnya.

Hal ini tercermin dalam beberapa aspek kehidupan di Indonesia, seperti di dalam keluarga, di bidang pendidikan, pekerjaan dan persepsi masyarakat terhadap kekerasan seksual pada perempuan (Ghizali, dkk, 2002).

Di dalam keluarga, laki-laki dianggap sebagai kepala keluarga yang harus bertanggung jawab atas kehidupan keluarga dan perempuan dianggap sebagai pendamping yang harus tunduk pada kehendak laki-laki (Abdullah,

Penting bagi setiap individu untuk meningkatkan kesadaran diri tentang budaya patriarki dan bagaimana hal ini memengaruhi diri sendiri dan orang lain di sekitarnya. Hal ini dapat dilakukan dengan membaca dan mempelajari topik-topik terkait kesetaraan gender, serta mendiskusikan isu-isu ini dengan teman atau keluarga. Selain itu, setiap individu dapat memberikan kontribusi dalam mendorong kesetaraan gender dalam lingkungan sekitarnya, seperti di keluarga, sekolah, dan tempat kerja. Hal ini dapat dilakukan dengan mendukung kesetaraan gender dan mempromosikan akses yang sama bagi perempuan dan laki-laki dalam berbagai bidang kehidupan.

Setiap individu dapat mengambil tindakan nyata untuk memerangi budaya patriarki dan mendukung kesetaraan gender, seperti mendukung kampanye yang berkaitan dengan isu-isu perempuan dan laki-laki, serta memperjuangkan hak-hak perempuan dalam lingkungan sekitar. Selain itu, setiap individu dapat menjadi contoh yang baik dalam memerangi budaya patriarki dengan menghargai kesetaraan gender, tidak mendiskriminasi, dan menjunjung tinggi hak asasi manusia bagi semua orang, terlebih lagi bagi perempuan. Dengan kontribusi dari setiap individu, maka kita dapat memerangi budaya patriarki dan menuju ke kesetaraan gender, serta menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, adil, dan berkelanjutan.

Daftar Pustaka

Abdullah, A. F. (2005). Ketika Suami Istri Hidup Bermasalah Bagaimana Mengatasinya. Gema Insani. Anwar, 2017 Implikasi Budaya Patriarki Dalam Kesetaraan Gender Di Lembaga Pendidikan Madrasah (Studi Kasus pada Madrasah di Kota Parepare) Jurnal Al-Maiyyah

Ghizali, dkk. (2002). Tubuh, Seksualitas, dan Kedaulatan Perempuan: Bunga Rampai Pemikiran Ulama Muda. Rahma Yogyakarta. Irianto, S (2006) Perempuan & Hukum Yayasan Obor Indonesia

Jauhariyah, W (2017) Jurnal Perempuan Online Dikutip pada April 2023 dari: http://www jurnalperempuan org/blog2/-akarkekerasanseksual-terhadap-perempuan

Palulungan, dkk (2020) Perempuan, Masyarakat Patriarki dan Kesetaraan Gender Yayasan Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia (BaKTI)

Rokhmansyah, A (2013) Pengantar Gender dan Feminisme Penerbit Garudhawaca

This article is from: