
1 minute read
Hari 3 - Kotak Tisu
Bacaan Alkitab: Mazmur 31:10-19
Kepada-Mu aku percaya, ya TUHAN, aku berkata: “Engkaulah Allahku!” Masa hidupku ada dalam tangan-Mu. —Mazmur 31:15-16
Saat duduk di ruang tunggu kamar operasi, saya merenung sejenak. Saya pernah berada di sini belum lama ini, ketika kami dikagetkan oleh kabar saudara laki-laki saya satu-satunya, yang masih muda, telah tiada.
Maka hari ini, sembari menunggu kabar dari istri saya yang sedang menjalani sebuah operasi besar, saya menulis sepucuk surat baginya. Di sanalah, di tengah suasana yang menegangkan, saya menantikan kehadiran Allah yang meneduhkan.
Tiba-tiba, saya dipanggil untuk menemui dokter bedah. Saya melangkah ke sebuah ruang tunggu yang terpisah. Di atas meja terlihat jelas ada dua kotak tisu. Tisu itu disediakan bagi mereka yang mendengar kata-kata yang membawa kepedihan, seperti yang saya dengar ketika saudara saya meninggal— “telah tiada” dan “kami sudah berusaha semampu kami” .
Di tengah kedukaan atau ketidakpastian seperti itu, wajarlah kita berpaling kepada mazmur-mazmur yang mengungkapkan perasaan yang jujur. Mazmur 31 berisi curahan hati Daud yang telah menanggung beban begitu berat sehingga ia menulis, “Hidupku habis dalam duka” (ay.11). Duka itu bertambah ketika ia ditinggalkan oleh kenalan dan tetangganya (ay.12).
Namun, Daud mendasarkan imannya pada Allah. “Kepada-Mu aku percaya, ya TUHAN, aku berkata: ‘Engkaulah Allahku!’ Masa hidupku ada dalam tangan-Mu” (ay.15-16). Ratapannya diakhiri dengan seruan pengharapan. “Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, hai semua orang yang berharap kepada TUHAN!” (ay.25).
Saat itu di ruang tunggu, dokter bedah memberi saya kabar gembira: Istri saya akan bisa sembuh total. Kami sangat lega dan bersyukur! Akan tetapi, seandainya pun ia tidak sembuh, masa hidup kami tetap berada di tangan Allah yang sanggup menopang kami. —Tim Gustafson